“ MAKALAH DIMENSI PROSES KOGNITIF “
Disusun Oleh :
Yesi Efriliana ( 150210103011 ) Rovita Dwi Mardiyanti ( 150210103014 ) Oktavia Violetta ( 150210103027 ) Nuris Fattahillah ( 150210103030 ) Anna Rishofa A’yuni( 150210103037 )
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Di negara-negara yang sudah maju, pendidikan dipandang sebagai sarana utama untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Untuk beberapa masalah tertentu, kesejahteraan bangsa dibebankan ke pundak sekolah dan universitas. Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran pada para guru bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan tersebut harus diberitahukan kepada para siswa. Jadi tujuan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dirahasiakan. Apabila dalam pengajaran tidak disebutkan tujuannya, siswa tidak akan tahu mana pelajaran yang penting dan mana yang tidak.
Sudah banyak diketahui bahwa mula-mula taksonomi Bloom terdiri dari dua bagian yaitu kognitif domain dan afektif domain. Akhirnya Simpson melengkapi dua domain yang ada dengan psikomotor domain (1966). Secara garis besar, Bloom dan kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 (tiga) tingkatan :
a. Kategori tingkah laku yang masih verbal. b. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan.
c. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas (task) dalam pertanyaan- pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.
Mengingat banyaknya tipe-tipe pengetahuan, khususnya dalam pengembangan psikologi kognitif, maka secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe pengetahuan umum, yaitu :
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari dimensi proses kognitif ? 2. Apa saja kategori dimensi proses kognitif ? 3. Apakah pengertian dari dimensi pengetahuan ? 4. Apa saja kategori dimensi pengetahuan ? 5. Apa saja contoh dari dimensi proses kognitif ? 6. Apa saja contoh dari dimensi pengetahuan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari dimensi proses kognitif.
2. Untuk mengetahui kategori – kategori dari dimensi proses kognitif. 3. Untuk mengetahui pengertian dari dimensi pengetahuan.
4. Untuk mengetahui kategori – kategori dimensi pengetahuan. 5. Untuk mengetahui contoh dari dimensi proses kognitif. 6. Untuk mengetahui contoh dari dimensi pengetahuan. 1.4 Manfaat
Adapun manfaat/tujuan yang dapatdiambil dari isi makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar Biologi
2. Sebagai sumber bacaan dan pengetahuan.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Dimensi Proses Kognitif
Dua tujuan pendidikan terpenting adalah untuk mengembangkan daya ingat dan mendorong terjadinya proses transfer. Terjadinya proses transfer merupakan tanda keberhasilan proses belajar. Daya ingat atau Retention merupakan kemampuan seorang siswa untuk megingat materi -materi pelajaran beberapa saat sesudah pengajaran dengan sama akuratnya seperti pada saat siswa tersebut mengikuti pelajaran tersebut. Kemampuan transfer merupakan kemampuan seorang siswa untuk menggunakan apa yang telah dia pelajari untuk memecahkan persoalan -persoalan baru, untuk menjawab soal-soal baru, atau untuk memfasilitasi proses belajar hal-hal baru (Mayner dan Wittroc,1995). Singkatnya, kemampuan daya ingat berarti bahwa seorang siswa harus mampu mengingat apa saja yang telah dia pelajari, sementara kemampuan transfer mengharuskan seorang siswa untuk dapat mengingat dan juga memahami serta menggunakan apa saja yang telah dia pelajari (Bransford, Brown, and Cocking, 1999; Detterman dan Sternberg,1993; MckEough, Lupart, danMArini, 1995; Mayer, 1995; Phye, 1997). Menurut Anderson & Krathwohl (2001: 64), tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam kategori proses, yaitu: remembering; understanding, apply, analyze, evaluate, create. Kategori proses mengingat atau remembering merupakan proses yang sangat berhubungan dengan proses daya ingat. Kelima kategori proses lainnya lebih berkaitan dengan proses transfer, yaitu kategori proses memahami ( understanding), menerapkan (apply), menganalisa (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan menciptakan (create).
2.2 Kategori – Kategori Dimensi Proses Kognitif
merupakan kemampuan seorang siswa untuk menggunakan apa yang telah dia pelajari untuk memecahkan persoalan -persoalan baru, untuk menjawab soal-soal baru, atau untuk memfasilitasi proses belajar hal-hal baru (Mayner dan Wittroc, 1996). Singkatnya, kemampuan daya ingat berarti bahwa seorang siswa harus mampu mengingat apa saja yang telah dia pelajari, sementara kemampuan transfer mengharuskan seorang siswa untuk dapat mengingat dan juga memahami serta menggunakan apa saja yang telah dia pelajari (Bransford, Brown, and Cocking, 1999; Detterman dan Sternberg, 1993; MckEough, Lupart, danMArini, 1995; Mayer, 1995; Phye, 1997). Menurut Anderson & Krathwohl (2001: 64), tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam kategori proses, yaitu: remembering; understanding, apply, analyze, evaluate, create. Kategori proses mengingat atau remembering merupakan proses yang sangat berhubungan dengan proses daya ingat. Kelima kategori proses lainnya leb ih berkaitan dengan proses transfer, yaitu kategori proses memahami ( understanding), menerapkan (apply), menganalisa (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan menciptakan (create). 1. Mengingat (Remembering)
Jika tujuan dari suatu soal adalah untuk mengemba ngkan proses daya ingat mengenai material yang dipelajari dalam bentuk yang sama pada saat materi tersebut diajarkan, maka kategori proses kognitif yang relevan adalah mengingat atau remembering. Kategori Mengingat merupakan kategori dimana terjadi aktifitas menarik kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang seorang siswa. Dua proses kognitif yang berkaitan dengan kategori ini adalah menyadari atau recoqnizing dan mengingat kembali atau recalling. Jenis pengetahuan yang relevan dengan kategori ini adalah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif, serta kombinasi -kombinasi yang mungkin dari jenis –jenis pengetahuan tersebut.
Proses menyadari mencakup aktifitas menarik kembali informasi yang relevan dari memori jangka panjang untuk membandingkan informasi tersebut dengan infromasi lain yang sedang disajikan. Dalam proses ini, para siswa mencari -cari dalam memori jangka panjang mereka untuk mendapatkan potongan in formasi tertentu yang mirip atau sepenuhnya sama dengan informasi lain yang sedang disajikan kepada mereka. Saat para siswa dihadapkan pada informasi baru, mereka harus menentukan apakah informasi baru tersebut sesuai dengan pengetahuan lain yang telah mer eka pelajari sebelumnya, dan harus mencari persamaan diantara kedua hal tersebut. Nama alternatif untuk proses menyadari ini adalah mengidentifikasi atau Identifying.
b. Mengingat Kembali (Recalling)
Proses ini mencakup aktifitas penarikan kembali informasi yang relevan dari memori jangka panjang pada saat didesak. Desakan yang diberikan biasanya dalam bentuk sebuah soal. Dalam proses ini seorang siswa akan mencari -cari dalam memori jangka panjangnya potongan-potongan informasi dan membawa potongan –potongan informasi tersebut kedalam memori pengalaman kerjanya untuk diproses. Nama alternative dari proses ini adalah penarikan kembali atau retrieving.
2. Memahami (Understand)
untuk memahami suatu hal jika pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari itu diintegrasikan dengan skema –skema dan kerangka kerja yang telah mereka kenali sebelumnya. Karena hal -hal konseptual merupakan dasar dari skema-skema dan kerangka kerja semacam itu, maka pengetahuan konseptual (conceptual knowledge) merupakan dasar dari proses memahami. Proses - proses kognitif yang termasuk dalam kategori Memahami meliputi proses menginterpretasikan (interpreting), mencontohkan (exemplifying), Mengklasifikasikan (classifying), merangkum (summarizing), menduga (inferring), membandingkan (comparing), menjelaskan (explaining).
a. Menginterpretasikan (Interpreting)
Proses ini terjadi pada seorang siswa mampu mengubah sebuah informasi dari satu bentuk penyajian ke bentuk lainnya. Proses ini bisa berupa mengubah suatu kata –kata menjadi kata-kata lain (contohnya, memfrasakan kembali atau paraphrasing), gambar menjadi kata, kata-kata menjadi gambar, angka-angka menjadi kata-kata-kata-kata, kata-kata-kata-kata menjadi angka-angka, not-not musik menjadi nada, dan semacam itu. Nama alternative untuk proses ini adalah mengklasrifikasi ( clarifying), memfrasakan kembali (paraphrasing), menyajikan (representing), dan menerjemahkan (translating).
b. Mencontohkan (Exemplifying)
c. Mengklasifikasi (Classifying)
Proses klasifikasi terjadi pada saat seo rang siswa menyadari bahwa suatu hal (bisa berupa suatu keadaan atau suatu contoh) termasuk kedalam suatu kategori tertentu (suatukonsep atau prinsip tertentu). Usaha Mengklasifikasi juga merupakan usaha untukmendeteksi sifat-sifat atau pola dari suatu hal (contoh atau keadaan) yang relevan atausesuai dengan sifat-sifat atau pola dari suatu konsep atau prinsip. Proses mengklasifikasimerupakan proses yang melengkapi proses mencontohkan. Proses mencontohkan berangkat dari sebuah konsep atau prinsip umum yang harus dicarikan contoh atau keadaan khususnya oleh para siswa. Sebaliknya, proses mengklasifikasi berangkat dari suatu contoh atau keadaan khusus yang harus dicarikan prinsip atau konsep umumnya oleh para siswa. Nama alternatif untuk proses mengklasifi kasi ini adalah mengkategorisasi (categorizing), dan menggolongkan (subsuming).
d. Merangkum (Summarizing)
Proses ini terjadi pada saat seorang siswa mengajukan sebuah pernyataan yang mewakili suatu informasi yang telah disajikan sebelumnya, atau pada saat seorang siswa meringkas suatu tema umum. Proses meringkas ini meliputi usaha menyusun suatu penyajian dari suatu informasi dan kemudian membuat rangkuman dari informasi tersebut, seperti menentukan tema atau pokok pikiran dari suatu informasi.
e. Menduga (Inferring)
lagi, dengan cara menunjukkan hubungan antara contoh kasus yang dia miliki dangan prinsip atau konsep umum yang dia ajukan. Nama alternatif untuk proses menduga adalah menyimpulkan (concluding), meramalkan kemungkinan ( extrapolating), menyisipkan (interpolating), dan memprediksi (predicting).
f. Membandingkan (Comparing)
Proses membandingkan merupakan proses mendeteksi adanya persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, kejadian, pemikiran, permasalahan, situasi dan lain-lain. Yang termasuk dalam proses membandingkan adalah usaha untuk menemukan persamaan antara elemen dan pola dari suatu objek, kejadian, pemikiran dengan elemen dan pola dari objek, kejadian, dan pemikiran lainnya. saat proses ini digunakan bersamaan dengan proses menduga, dan bersamaan dengan proses mengimplementasikan, maka proses membandingkan dapat mengembangkan proses rasionalisasi dengan menggunakan analogi. Nama alternatif untuk proses ini adalah mengkontraskan/ membedakan ( contrasting), memetakan (mapping), dan memasangkan (matching).
g. Menjelaskan (Explaining)
bagian lainnya dari sistem tersebut. Nama alternatif dari proses menjelaskan ini adalah menyusun model ( constructing models).
3. Menerapkan (Apply)
Kategori proses kognitif ini meliputi penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu untuk mengerjakan suatu latihan atau menyelesaikan suatu masalah. Oleh karena itu, kategori menerapkan ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan prosedural atau procedural knowledge. Soal latihan atau exercises merupakan jenis tugas dimana para siswa sudah mengetahui prosedur atau cara kerja yang seharusnya digunakan. Jadi para siswa hanya akan mengembangkan suatu pendekatan yang bersifat rutin dalam tugas tersebut. Suatu permasalahan atau persoalan merupakan jenis tugas dimana para siswa memang belum pernah mngetahui prosedur apakah yang harus digunakan, jadi para siswa harus menemukan prosedur yang tepat untuk memecahkan persoalan tersebut. Kategori menerapkan ini terdiri dari dua proses kognitif, yaitu: (1) proses melaksanakan (executing), yaitu apabila tugas yang diberikan berupa sebuah latihan, dan (2) proses mengimplementasikan, yaitu apabila tugas yang diberikan dalam bentuk suatu persoalan.
a. Melaksanakan (Executing)
serangakaian langkah dalam pola tertentu. Kedua, pada saat langkah -langkah tersebut diterapkan dengan tepat, hasil akhirnya merupakan sebuah jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Nama laternatif untuk proses ini adalah membawakan (carrying out)
b. Mengimplementasikan ( Implementing)
4. Menganalisa (Analyze)
Yang termasuk dalam kategori menganalisa adalah usaha mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian –bagian tersebut dan hubungan antara bagian -bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan. Kategori proses kognitif ini mencakup proses -proses membedakan (differentiating), proses mengorganisasi (organizing), dan proses menghubungkan (attribute). Tujuan-tujuan pendidikan atau pengajaran yang termasuk kedalam kategori menganalisa adalah tujuan-tujuan pengajaran seperti; agar siswa belajar untuk menentukan suatu informasi yang relevan atau penting dari suatu pesan (proses membedakan atau differentiating), agar para siswa dapat menentukan cara pengorganisasian suatu pesan (proses mengorganisasi atau organizing), dan agar para siswa dapat menentukan tujuan yang mendasari pesan tersebut (proses menghubungkan atau attributing) meskipun kategori menganalisa dipandang sebagai suatu kategori yang berdiri sendiri, kita harus mengetahui bahwa kategori ini merupakan pengembangan dari kategori memahami (understanding) atau merupakan suatu kategori yang mendahului kategori mengevaluasi (evaluating) atau menciptakan (creating).
a. Membedakan (Differentiating)
berfokus pada pengorganisasian suatu struktur dan penentuan hubungan antara bagian -bagian dari struktur tersebut dengan struktur tersebut secara keseluruhan . Lebih khususnya lagi, proses membedakan ini sangat berbeda dari proses membandingkan atau comparing karena proses membedakan ini menggunakan konteks yang lebih luas sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu informasi relevan atau tidak dan penting atau tidak. Nama alternatif dari proses membedakan (differentiating) adalah memisahkan (discriminating), membedakan (distinguishing), mefokuskan (focusing), dan memilih (selecting).
b. Mengorganisasi (Organizingi)
Yang dimaksud dengan proses mengorganisasi ada lah mengidentifikasi elemen-elemen dari suatu bentuk komunikasi atau situasi dan mengenali cara hubungan antar elemen tersebut sehingga elemen tersebut dapat disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang koheren. Dalam proses ini, seorang siswa membangun se buah hubungan yang sitematis dan koheren dari potongan -potongan informasi yag diberikan. Proses mengorganisasi ini biasanya terjadi bersamaan dengan proses membedakan (differentiating). Para siswa pertama-tama mengidentifikasi elemen-elemen yang penting atau relevan terlebih dahulu dan kemudian menentukan bentuk struktur atau kesatuan keseluruhan dari elemen-lemen tersebut. Proses mengorganisasi ini juga bisa terjadi bersamaan dengan proses menghubungkan atau ( attributing) yang hanya berfokus pada penentuan sudut pandang atau maksud arti seorang penulis tertentu. Nama alternative untuk proses mengorganisasi ini adalah menemukan koherensi ( finding coherence), mengintegrasi (integrate), menggarisbawahi (outlining), menguraikan (parsing), dan menyusun (structuring).
c. Menghubungkan (Attributing)
komunikasi. Yang termasuk kedalam proses ini adalah proses mengurai atau dekonstr uksi. Didalamnya, para siswa menentukan maksud dari penulis materi yang diberikankan kepada para siswa tersebut. Berbeda dari proses mengartikan ( interpreting) yang mengharuskan para siswa untuk juga memahami materi yang diberikan kepada mereka, proses men ghubungkan ini juga mencakup perluasan diluar kategori memahami guna menduga maksud atau sudut pandang yang terkandung dalam suatu materi yang disajikan. Nama alternatif untuk proses ini adalah mengurai (deconstruct). 5. Mengevaluasi (Evaluate)
Kategori mengevaluasi diartikan sebagai tindakan membuat suatu penilaian (judgement) yang didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan dalam mengevaluasi adalah kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut dapat ditentukan sendiri oleh para siswa atau para guru. Standar yang bisa digunakan bisa berupa standar kuantitatif maupun standar kualitatif. Standar –standar tersebut kemudian diterapkan pada kriteria -kriteria yang dipilih tadi. Kategori mengevaluasi mencakup sejumlah proses kognitif, yaitu memeriksa ( checking), dan mengkritik (critiquing). Proses memeriksa atau checking merupakan proses membuat penilaian terhadap suatu konsistensi internal dari suatu hal, sementara proses mengkritik atau critiquing merupakan proses membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria - kriteria eksternal.
a. Memeriksa (Checking)
-bagian yang justru saling berkontradiksi satu sama lain. Jika proses memeriksa ini digabungkan dengan proses merencanakan atau planning (yaitu proses kognitif yang termasuk ke dalam kateori menciptakan atau create), dan dengan proses mengimplementasikan atau implementing (yaitu proses kognitif yang termasuk dalamkategori menerapkan atau apply), maka proses memeriksa ini juga akan mencakup proses -proses menentukan keberhasilan kerja suatu rencana. Nama alternatif untuk proses memeriksa ini adalah mengkoordinasi/ Mengatur ( coordinating), mendeteksi (detecting), memonitor (monitoring), dan menguji (testing).
b. Mengkritik (Critiquing)
Yang termasuk kedalam proses mengkritik adalah proses menilai su atu operasi atau produk berdsarkan kriteria-kriteria dan standar-standar eksternal. Dalam proses ini, seorang siswa harus mencatat sifat -sifat positif dan negatif dari suatu produk dan membuat penilaian berdasarkan sifat -sifat tersebut. Proses mengkritik merupakan dasar dari pola pikir kritis contoh dari proses mengkritik ini adalah proses menilai kebaikan dari solusi yang diterapkan untuk memecahkan persoalan hujan asam dalam hal kefektifan guna dan dana. Nama alternatif untuk proses ini adalah menghakimi (judging).
6. Menciptakan (Create)
Meskipun kategori menciptakan ini mengharuskan adanya suatu pola pikir kreatif dari pihak siswa, pola pikir kreat if tersebut tidak sepenuhnya terbebas dari tuntutan -tuntutan atau batasan-batasan yang telah ditentukan dalam suatu pengajaran pelajaran atau batasan -batasan yang terjadi dalam situasi tertentu.
a. Memunculkan (Generating)
b. Merencanakan (Planning)
Proses merencanakan merupakan proses merancang sebuah solusi yang sesuai dengan kriteria dari permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan kata lain, proses ini merupakan proses mengembangkan sebuah rencana untuk menyelesaikan sebuah masalah. Proses merencanakan ini berh enti sampai tahap pelaksanaan langkah –langkah untuk menciptakan solusi nyata yang dapat diterapkan pada suatu masalah. Dalam proses merencanakan ini, para siswa bisa membuat suatu sub -sub tujuan, atau memecah sebuah tugas menjadi sub-sub tugas pada saat siswa tersebut menyelesaikan masalahnya. Para guru biasanya tidak membuat tujuan -tujuan pengajaran yang berkaitan dengan proses merencanakan ini. Mereka lebih banyak membuat tujuan -tujuan pengajaran yang berkaitan dengan proses menghasilkan atau producing, yang merupakan tahap terakhir dari proses kreatif seseorang. Apabila hal tersebut terjadi, proses merencanakan hanya dapat diasumsikan termasuk dalam proses menghasilkan atau merupakan bagian implicit dari proses menghasilkan tersebut. Dalam kasus semacam i tu, proses merencanakan dilakukan oleh para siswa secara samar -samar pada saat siswa tersebut menghasilkan suatu produk (proses Menghasilkan). Nama alternatif untuk proses merencakan ini adalah merancang (designing).
c. Menghasilkan (Producing)
ini. Nama alternatif untuk proses menghasilkan ini adalah menyusun ( constructing).
2.3 Pengertian Dimensi Pengetahuan
Konsepsi-konsepsi pembelajaran terkini fokus pada proses -proses aktif, kognitif, dan kostruktif yang terlibat dalam pembelajaran yang bermanfaat. Para pelajar dianggap menjadi agen-agen aktif dalam pembelajaran mereka sendiri; mereka memilih informasi mana yang akan mereka datangi dan menyusun makna mereka sendiri da ri informasi yang dipilih tersebut. Para pelajar bukanlah penerima pasif, mereka juga bukanlah hanya penyimpan informasi yang disediakan untuk mereka oleh orang tua, para guru, buku - buku pelajaran, atau media. Hal ini berpindah dari pandangan -pandangan pembelajaran pasif menuju penekanan-penekanan sudut pandang yang lebih kognitif dan paling konstruktif (proses-proses kognitif) mengenai apa yang mereka ketahui pada saat mereka terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang bermanfaat.
Jadi, peneliti sangat sadar bahwa para murid dan guru menyusun makna –makna mereka sendiri dari aktivitas -aktivitas pembelajaran dan kejadian -kejadian di kelas dan bahwa susunan-susunan kandungan pokok bahasan mereka sendiri dapat berbeda dari konsepsi normatif atau aslinya. Meskipun demikian, mengadopsi sudut pandang kognitif dan kostruktif ini tidak menyiratkan bahwa tidak ada pembelajaran yang bernilai pengetahuan atau bahwa seluruh pengetahuan memiliki nilai/manfaat yang sama. Menurut Anderson & Krathwohl (2001 : 46), dimensi pengetahuan terdiri dari: empat jenis: (1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual , (3) pengetahuan prosedual, (4) pengetahuan metakognitif . Perbedaan antara pengetahuan faktual dan pengetahuan konseptual perlu dijelaskan disini. Perlu pembedaan antara pengetahuan elemen-elemen kandungan yang tidak berkembang/tertutup dan terpisah (contohnya istilah-istilah dan fakta-fakta) dengan pengetahuan bagian -bagian pengetahuan yang lebih tersusun dan lebih luas (contohnya konsep -konsep, prinsip-prinsip, model-model, atau teori-teori).
2.4 Kategori – Kategori Dimensi Pengetahuan
Mengingat banyaknya tipe-tipe pengetahuan, khususnya dalam pengembangan psikologi kognitif, maka secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe pengetahuan umum, yaitu :
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan dalam suatu bidang disiplin ilmu atau mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan faktual meliputi aspek-aspek pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan dengan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan sebagainya.
Pengetahuan Terminologi
mereka, mereka menganggap penting untuk menggunakan nama - nama dan symbol - simbol khusus yang telah dipikirkan. Dalam banyak kasus, tidak mungkin bagi para ahli untuk memperbincangkan masalah dalam disiplin ilmu mereka tanpa mempergunakan istilah - istilah penting. Cukup harafiah, mereka tidak mampu bahkan untuk memikirkan mengenai banyak fenomena dalam disiplin ilmu kecuali mereka menggunakan nama - nama dan symbol - simbol ini.
Pengetahuan yang Detail dan Elemen - elemen yang Spesifik
Pengetahuan yang detail dan elemen - elemen yang spesifik mengacu pada pengetahuan peristiwa - peristiwa, tempat - tempat, orang - orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya. Hal ini dapat melibatkan informasi yang sangat tepat dan spesifik, seperti tanggal yang tepat dari suatu peristiwa atau besarnya fenomena dengan tepat. Hal ini dapat juga meliputi informasi perkiraan, seperi periode waktu dimana suatu peristiwa terjadi atau besarnya tata cara umum suatu fenomena. Fakta - fakta spesifik adalah fakta - fakta yang dapat diisolasi terpisah, elemen - elemen terpisah berlawanan dengan elemen - elemen yang hanya dapat diketahui dalam konteks yang lebih luas. Setiap pokok bahasan berisi beberapa peristiwa, tempat - tempat, orang - orang, tanggal, dan detail - detail lainnya yang para ahli tahu dan percaya dapat menggambarkan pengetahuan yang penting mengenai bidang tersebut. Fakta - fakta spesifik semacam itu merupakan informasi mendasar yang para ahli gunakan dalam menggambarkan bidang mereka dan dalam memikirkan mengenai masalah - masalah atau topic - topik tertentu dalam bidang tersebut. Fakta - fakta ini dapat dibedakan dari terminologi, dalam terminologi itu secara umum menunjukkan konvensi - konvensi atau persetujuan - persetujuan dalam suatu bidang, sementara fakta – fakta menyajikan temuan - temuan yang sampai dengan alat selain persetujuan – persetujuan konsensual yang dibuat untuk tujuan - tujuan komunikasi.
b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam suatu disiplin ilmu yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau bukan contoh, juga mengelompokkan (mengkategorikan) berbagai objek. Pengetahuan konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus yang saling berkaitan dan terstruktur dengan baik (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan klasifikasi dan kategori, pengetahuan dasar dan umum, pengetahuan teori, model, dan struktur
1) Pengetahuan Klasifikasi dan Kategori
Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda. Seiring berkembangnya pokok bahasan, individu - individu yang bekerja padanya mengetahui bahwa hal ini bermanfaat untuk mengembangkan klasifikasi dan kategori yang dapat mereka gunakan untuk menyusun dan mengatur fenomena tersebut. Jenis pengetahuan ini lebih umum dan sering lebih abstrak daripada pengetahuan terminologi dan fakta – fakta tertentu. Setiap pokok bahasan memiliki suatu set kategori yang digunakan untuk menemukan elemen - elemen baru sama halnya untuk berhadapan dengannya tepat ketika mereka ditemukan. Klasifikasi dan kategori berbeda dari terminologi dan fakta – fakta dalam hal mereka membentuk penghubung - penghubung hubungan antara elemen – elemen tertentu.
2) Pengetahuan Prinsip dan Generalisasi
para ahli untuk mulai mengatur keseluruhan dalam cara yang koheren dan hemat. Prinsip -prinsip dan generalisasi - generalisasi cenderung merupakan gagasan - gagasan mendasar yang dapat menjadi sulit untuk dipahami para murid karena para murid mungkin tidak diperkenalkan secara keseluruhan dengan fenomena yang mereka diminta untuk ringkas dan atur. Jika para murid memang harus mengetahui prinsip - prinsip dan generalisasi - generalisasi, bagaimanapun, mereka memiliki alat untuk menghubungkan dan mengatur sejumlah besar pokok bahasan. Sebagai hasilnya, mereka harus memiliki pengertian yang mendalam mengenai pokok bahasan sama halnya ingatan yang lebih baik mengenai hal ini.
3) Pengetahuan Teori, Model, dan Struktur
epistemologi yang berbeda dan mencerminkan sudut pandang – sudut pandang berbeda dalam perilaku manusia.
c. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu. Seperti pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik-teknik, dan metoda-metoda yang secara keseluruhan dikenal sebagai prosedur. Ataupun dapat digambarkan sebagai rangkaian langkah-langkah.
Pengetahuan Keterampilan Umum-Khusus dan Algoritma
Pengetahuan algoritma digunakan dengan latihan matematika. Prosedur perkalian dalam aritmetika, ketika diterapkan, hasil umumnya adalah jawaban yang sulit karena adanya kesalahan dalam penghitungan. Walaupun hal ini dikerjakan dalam pengetahuan prosedural, hasil dari pengetahuan prosedural ini seringkali menjadi pengetahuan faktual atau konseptual.
Algoritma untuk penjumlahan seluruh bilangan yang sering kita gunakan untuk menambahkan 2 dan 2 adalah pengetahuan prosedural, jawabannya 4 semudah pengetahuan faktual. Sekali lagi, penekanan disini adalah berdasarkan pada pemahaman siswa dalam memahami dan menyelesaikannya sendiri.
Contohnya :
1. Pengetahuan keterampilan dalam melukis menggunakan cat air.
2. Pengetahuan ketrampilan yang digunakan dalam mengartikan kata yang didasarkan pada analisa struktur
3. Pengetahuan keterampilan macam-macam algoritma untuk menyelesaikan persamaan kuadrat
Pengetahuan Metode dan Teknik Khusus
Pengetahuan metoda dan teknik khusus meliputi pengetahuan yang sangat luas dari hasil konsensus, persetujuan, atau norma-norma disiplin daripada pengetahuan yang secara langsung lebih menjadi sebuah hasil observasi, eksperimen, atau penemuan.
Contohnya :
2. Pengetahuan teknik-teknik yang digunakan oleh ilmuwan dalam mencari penyelesaian masalah.
3. Pengetahuan metoda-metoda untuk mengevaluasi konsep kesehatan. 4. Pengetahuan macam-macam metoda literatur.
Pengetahuan Kriteria Untuk Menentukan Penggunaan Prosedur yang Tepat 1. Pengetahuan kriteria untuk menentukan beberapa tipe essay untuk ditulis (ekspositori,
persuasif).
2. Pengetahuan kriteria untuk menentukan metoda yang digunakan dalam menyelesaikan persamaan aljabar.
3. Pengetahuan kriteria untuk menentukan prosedur statistik untuk menggunakan data yang terkumpul dalam eksperimen.
4. Pengetahuan kriteri untuk menentukan teknik-teknik dalam menerapkan dan membuat pengaruh dalam melukis menggunakan cat air.
d. Pengetahuan Metakognitif
Metakognitif ialah kesedaran tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Strategi Metakognitif merujuk kepada cara untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berfikir dan pembelajaran yang berlaku. Apabila kesedaran ini wujud, seseorang dapat mengawal fikirannya dengan merancang, memantau dan menilai apa yang dipelajari. Jadi Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai pengertian umum maupun pengetahuan mengenai salah satu pengertian itu sendiri.
Pengetahuan metakognitif melibatkan pengetahuan tentang kognisi secara umum, serta kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi sendiri. Menurut Bransford,Brown, & Cocking , 1999, dengan dimilikinya pengetahuan metakognitif siswa akan bertindak atas kesadaran sendiri, sehingga akan cenderung belajar lebih baik.
Pengetahuan strategi adalah pengetahuan strategi umum untuk mempelajari, memikirkan dan menyelesaikan masalah.
Contohnya:
1. Pengetahuan informasi ulangan untuk menyimpan informasi.
2. Pengetahuan perluasan strategi seperti menguraikan dengan kata-kata sendiri dan kesimpulan.
3. Pengetahuan macam-macam strategi organisasi dan perencanaan.
Pengetahuan Mengenai Tugas-tugas Kognitif, termasuk Pengetahuan Kontekstual dan Kondisional
Pengetahuan ini meliputi pengetahuan yang membedakan tugas-tugas kognitif yang tingkat kesulitannya sedikit ataupun banyak, bisa saja membuat sistem kognitif ataupun strategi kognitif.
Contohnya :
1. Pengetahuan mengingat kembali tugas-tugas (contoh, jawaban singkat) yang dibuat secara umum dalam sistem memori individu yang dibandingkan dengan pengenalan tugas-tugas (contoh, pilihan berganda).
2. Pengetahuan buku sumber yang sulit untuk dipahami dibandingkan dengan buku biasa atau buku teks umum.
3. Pengetahuan tugas memori sederhana (contoh, mengingat nomor telepon). Tiga Jenis Pengetahuan Metakognitif
Menurut Flavell (1979) pengetahuan metakognitif ada tiga jenis yaitu: pengetahuan metakognitif strategi, pengetahuan metakognitif tugas dan pengetahuan metakognitif diri.
Pengetahuan metakognitif strategi
memecahkan persamaan kuadrat dalam matematika , menerapkan hukum Ohm dalam fisika dll. ).
Pengetahuan metakognitif strategi oleh Weinstein & Mayer (1986) dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: latihan, elaborasi dan organisasi. Pengetahuan metakognitif strategi latihan merupakan pengetahuan strategi mengulang kata-kata atau istilah yang akan diingat berulang-ulang untuk diri sendiri.. Pengetahuan metakognitif strategi elaborasi meliputi berbagai mnemonik untuk tugas-tugas memori, seperti: meringkas, parafrase, dan memilih ide utama dari teks. Strategi elaborasi ini lebih baik daripada strategi latihan. Strategi organisasi meliputi berbagai bentuk menguraikan, pemetaan konsep, dan mencatat, yang membuat siswa terkoneksi antara dan di antara elemen konten. Strategi organisasi juga menghasilkan pemahaman dan pembelajaran yang lebih baik dari strategi latihan.
Pengetahuan metakognitif strategi juga berguna dalam perencanaan, pemantauan, dan pengaturan pembelajaran dan berpikir. Strategi ini termasuk cara individu merencanakan kognisi (seperti, mengatur sub tujuan), memantau kognisi (seperti, bertanya pada diri sendiri ketika membaca sepotong teks, memeriksa jawaban untuk masalah matematika, fisika dan kimia ), dan mengatur kognisi (misalnya, membaca kembali sesuatu yang belum dimengerti; dan " memperbaiki" kesalahan perhitungan dalam masalah matematika, fisika dan kimia). Ada beberapa strategi umum untuk pemecahan masalah dan berpikir. Strategi ini mewakili individu dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah, khususnya masalah yang tidak jelas yaitu tidak memiliki definisi algoritmik solusi. Dalam hal berpikir, ada strategi untuk berpikir deduktif dan induktif, seperti mengevaluasi keabsahan pernyataan logis yang berbeda, menghindari argumen, membuat kesimpulan yang tepat dari berbagai sumber data, dan penarikan sampel yang sesuai untuk membuat kesimpulan .
Pengetahuan metakognitif tugas
individu harus lebih aktif mencari memori dan mengambil informasi yang relevan, sedang pengenalan tugas, penekanannya pada diskriminatif antara alternatif dan memilih jawaban yang sesuai. Untuk dapat belajar lebih baik, siswa perlu mengembangkan pengetahuan tentang berbagai strategi belajar, berpikir dan memecahkan masalah. Siswa harus mengembangkan pengetahuan stratgi tentang "kapan" dan " mengapa" secara tepat ( Paris , Lipson , & Wixson , 1983). Karena tidak semua strategi sesuai untuk semua situasi, siswa harus mengembangkan beberapa pengetahuan kondisi dan tugas yang dapat digunakan paling tepat .
Pengetahuan metakognitif diri
Pengetahuan metakognitif diri merupakan pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri seseorang (Flavell,1979). Contoh, seorang siswa/mahasiswa yang tahu bahwa dirinya tidak lebih baik pada tes pilihan ganda daripada tes esai, ini berarti ia memiliki pengetahuan metakognitif diri tentang kemampuan testnya. Pengetahuan ini berguna bagi siswa saat ia mempelajari kedua jenis tes .
Pengetahuan metakognitif diri itu penting, terutama untuk akurasi belajar. Jika para siswa tidak menyadari bahwa mereka tidak tahu beberapa aspek pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, tidak mungkin mereka akan membuat setiap usaha untuk memperoleh atau membangun pengetahuan baru.
2.5 Contoh Dimensi Proses Kognitif
Table 2.1 Penjabaran Kategori dalam Kognitif Bloom revisi Kategori &
Proses Kognitif
Istilah Lain Definisi Contoh
1. Mengingat (Remembering) - Memanggil kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang (Long memory)
1.1 Mengenal
(Recognizing) Mengidentifikasi(Identifying) Menempatkanpengetahuan
di long
memory
sesuai dengan materi yang disajikan
Mengenal symbol untuk jenis kelamin jantan
1.2
/ mengingat
2. Memahami (Understanding) - Membangun makna dari pesan pembelajaran, lisan, tulisan, dan komunikasi grafik
2.1
i tema umum Setelah menyimak materi system pencernaan siswa dimina untuk membuat rangkuman 2.5 Inferensi
(Inferring) Menyimpulkan (concluding),
ekstrapolasi
(comparing) Mengkontraskan (contrasting),
dsb.
Kategori & Proses
Kognitif Istilah Lain Definisi Contoh
2.7 Ekplanasi
(Explaning) Membangun model(constructing
model) 3. Menerapkan (Applying) – Menggunakan prosedur pada situasi yang
diberikan (tertentu)
(carrying out) Menerapkan prosedur
untuk tugas
(using) Menerapkan prosedur
untuk tugas
4. Menganalisis (Analizing) – Menguraikan materi ke dalam
(tructuring)
(deconstructing) Menetapkan pandangan,
bias,
nilai/maksud
Menentukan maksud dari paparannya
5. Mengevaluasi (Evaluating) – Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
(judging) Mendeteksi ketidakkonsis
prosedur dengan
masalah yang diberikan
6. Mencipta (Creating) – Menggabungkan unsur-unsur secara bersama untuk membentuk suatu hubungan fungsional; mengorganisasi kembali bagian-bagian ke dalam pola atau yang baru
6.1
(hypothesizing) Mengusulkan hipotesis
berdasarkan
(designing) Memikirkan suatu
prosedur
(contructing) Menentukan suatu produk Membuat fermentasi alcohol
dengan kadar tertentu
2.6 Contoh Dimensi Pengetahuan A. Pengetahuan Faktual
Sebagai contoh dari pengetahuan faktual adalah sebagai berikut:
1) pengetahuan tentang langit, bumi, dan matahari;
2) pengetahuan tentang fakta-fakta mengenai kebudayaan dan pranata sosial; 3) pengetahuan tentang karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dan jurnal; 4) pengetahuan tentang simbol-simbol dalam peta;
5) pengetahuan tentang matahari yang mengeluarkan sinar panas;
6) pengetahuan tentang fakta-fakta yang penting dalam bidang kesehatan; 7) pengetahuan tentang desa dan kota;
9) pengetahuan tentang berbagai tindakan kriminal di masyarakat;
10) ”;”, dan “lambang-lambang dalam matematika seperti, lambang “5”, “+”, “ 11) pengetahuan tentang berbagai bentuk lukisan yang dipamerkan.
B. Pengetahuan Konseptual
Contoh pengembangan konsep yang relevan misalnya sebagai berikut: 1) pengetahuan tentang teori evolusi dan rotasi bumi;
2) pengetahuan tentang macam-macam hubungan interaksi dan sistem sosial; 3) pengetahuan tentang struktur kalimat yang benar dan bagian-bagiannya; 4) pengetahuan tentang fungsi peta dalam geografi;
5) pengetahuan tentang hukum-hukum fisika dasar; 6) pengetahuan tentang makanan sehat;
7) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pemerintahan desa;
8) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pertandingan dan perlombaan dalam olahraga; 9) pengetahuan tentang dasar-dasar pengembangan karakter mulia;
10) pengetahuan tentang penjumlahan dan pengurangan; 11) pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar melukis. C. Pengetahuan Prosedural
D. Pengetahuan Metakognitif 1) Pengetahuan strategis
Pengetahuan strategis adalah penegtahuan tentang strtegi-strategi belajar dan berpikir serta pemecahan masalah.
Contohnya:
a. Pegetahuan tentang mengulang-ulang informasi merupakan salah satu cara unuk menanamkan informasi
b. Pengetahuan bahwa beraneka strategi mnemonic mempermudah mengahafal (misalnya untuk menghafal warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu menggunakan akronim “mejikuhibiniu”)
c. Pengetahuan tentang berbagai strategi elaborasi sperti memparafrase dan merangkum
d. Pengetahuan tentang berbagai strategi pengorganisasian seperti menuliskan garis-garis besar dan menggambar diagram
e. Pengetahuan untuk mererncanakan strategi seperti merumuskan tujuan membaca, pengetahuan tentang strategi-strategi pemahaman dan pemonitoran seperti mengetes diri sendiri dan mengajukan pertanayaan kepada diri sendiri.
2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif
Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif adalah pengetahuan tentang kapan menggunakan strategi belajar, berpikir, dan pemecahan masalah pada kondisi dan konteks yang tepat.
Contohnya:
a. Pengetahuan baha tugas mengingat kembali (misalnya soal jawaban singkat) berbeda dengan tugas mengenali (misalnya soal pilihan ganda)
b. Pengetahuan bahwa buku sumber lebih sulit dipahami daripada buku teks atau buku populer c. Pengetahuan bahwa buku strategi elaborasi seperti memparafrase dan mernagkum dapat membuahkan pemahaman yang mendalam
d. Pengetahuan tentang norma-norma sosial, lokal dan umum, konvensional dan kultural untuk bagaimana, kapan, dan mengapa menerapkan strategi tertentu.
3) Pengetahuan diri
Contohnya:
a. Pengetahuan bahwa dirinya mempuyai pengetahuan yang mendalam pada satu bidang, tetapi tidak mendalam pada sebagian bidang yang lain.
b. Pengetahuan bahwa dirinya cenderung mengandalkan strategi kognitif tertentu dalam situasi tertentu
c. Pengetahuan yang akurat tentang kemampuan sendiri untuk menyelesaikan tugas tertentu
d. Pengetahuan tentang minat pribadi pada tugas tertentu
e. Pengetahuan tentang keputusan pribadi tentang manfaat suatu tugas
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
merupakan kemampuan seorang siswa untuk megingat materi -materi pelajaran beberapa saat sesudah pengajaran dengan sama akuratnya seperti pada saat siswa tersebut mengikuti pelajaran tersebut. Kemampuan transfer merupakan kemampuan seorang siswa untuk menggunakan apa yang telah dia pelajari untuk memecahkan persoalan -persoalan baru, untuk menjawab soal-soal baru, atau untuk memfasilitasi proses belajar hal-hal baru.
Tujuan pendidikan dideskripsikan menjadi enam kategori proses, yaitu: remembering; understanding, apply, analyze, evaluate, create. Kategori proses mengingat atau remembering merupakan proses yang sangat berhubungan dengan proses daya ingat. Kelima kategori proses lainnya leb ih berkaitan dengan proses transfer, yaitu kategori proses memahami ( understanding), menerapkan (apply), menganalisa (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan menciptakan (create).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Sugono, Dendy. Sukesi Adiwimarta, Sri. Lapoliwa, Hans. dkk. Edisi III 2005 “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Jakarta : Balai Pustaka.
Amirin, Tatang M. 2011. Pokok – pokok Teori Sistem. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Anderson, W. L & Krathwohl, R. D. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Bransford, J. D, Brown, A. I., & Cocking, R. R. 1999. How people learn: Brain, mind, experience and school. Washington, DC: National Academy Press.
Flavell, J.H.1979. Metacognition and cognitive monitoring: A new area of cognitive development a linquiry. American Psychologist,34.906-911.
Mayer, R. E. 1995. Teaching and testing of problem solving. Dalam. L. W. Anderson (Ed.), International encyclopedia of teaching and teacher education , 2nd ed. (4728-4731). Oxford, UK: Pergamon.
Paris, S., Lipson, M., dan Wixson, K. 1983. Becoming a Strategic Reading. Contemporary Educational Psycilogy, 8: 293 – 316.
Suwarto.2010. Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif dalam Pendidikan. Widyatama Volume 19 (1)76 – 91
Weinstein, C. E., & Mayer, R. E. (1986). The Teaching of Learning Strategies. Handbook of Research on Teaching, vol. 3, pp. 315–327.