• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN ANALISIS karakteristik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN ANALISIS karakteristik "

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN ANALISIS PERSEPSI

DARI PENGEMBANGAN LAHAN KOTA SUNGAI

SEBAGAI PUSAT RESORT DI SUNGAI AYUNG, GIANYAR, BALI

Firdausi Nurul Awwal - 25413021(*).

(*)Mahasiswa Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

ITB.

Abstrak

Sungai Ayung berdasarkan penggunaan air dimanfaatkan untuk air irigasi dan juga sebagai sumber air baku air minum (PDAM), air MCK, pertanian dan peternakan, serta aktifitas religius disamping juga dikembangkan sebagai objek wisata arung jeram (rafting) (Bappeda, 2002). Pengembangan obyek wisata ini tentunya juga disertai dengan pembangunan fasilitas pendukungnya seperti hotel, vila, restoran dan fasilitas lainnya. Di sepanjang Sungai Ayung sejauh ini ditemukan lebih dari 15 usaha hotel dan restoran disamping juga usaha rafting yang memanfaatkan Sungai Ayung sebagai lokasi usaha, dimana hampir 90% dari hotel maupun restoran tersebut berada di kawasan wisata Ubud (Diparda, 2002).

Kata-kunci : Sungai Ayung, Pariwisata, Pengembangan Lahan

Gambaran Umum

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten/kota di Provinsi Bali, secara geografis terletak pada posisi 115o13’29” BT – 115o22’23” BT dan 8o18’48” LS – 8o38’58” LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Gianyar yaitu:

Utara : Kabupaten Bangli

Kabupaten Gianyar memiliki luas wilayah 368 km2 terdiri atas tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, Gianyar, Tampaksiring, Ubud, Tegallalang dan Payangan, seperti disajikan pada Gambar 1. Jumlah desa dinas pada tahun 2011 sebanyak 64 desa dan kelurahan 6 kelurahan. Luas wilayah kecamatan berkisar 39,70 km2 75,88 km2, terluas Kecamatan Payangan dan terkecil Kecamatan Blahbatuh.

Jumlah penduduk Kabupaten Gianyar tahun 2011 menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gianyar (2011) adalah 488.502 orang, dimana jumlah penduduk menurut kecamatan berkisar 45.791 – 100.169 orang, tertinggi terdapat di Kecamatan Sukawati dan terendah di Kecamatan Payangan. Kepadatan

penduduk Kabupaten Gianyar tahun 2011 adalah rata-rata 1.327 jiwa/km2, tertinggi di Kecamatan Gianyar (1.961 jiwa/km2) dan terendah di Kecamatan Payangan (603 jiwa/km2) (Gambar 2).

Gambar 1.

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Gianyar

(2)

Gambar 2.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Gianyar 2011

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasikan karakteristik Kota Sungai di DAS Ayung, Gianyar, Bali.

2. Menganalisis pengembangan lahan menggunakan analisis persepsi.

Terminologi

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Sungai merupakan sumber air yang sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Kabupaten Gianyar memiliki 31 batang sungai yang sebagian besar merupakan sungai parennial. Sungai terpanjang di Kabupaten Gianyar yaitu Tukad Oos dengan panjang 45,5 km. Sungai terpanjang kedua yaitu Tukad Melangit sepanjang 41,63 km merupakan sungai lintas kabupaten (Gianyar, Klungkung dan Bangli). Dari 31 batang sungai yang ada, hanya terdapat empat sungai yang potensial dalam penyediaan sumber daya air yaitu Tukad Oos, Tukad Pekerisan, Tukad Sangsang dan Tukad Petanu (Dinas PU Provinsi Bali, 2011 dan Dinas PU Kabupaten Gianyar, 2011).

a) Tukad Oos.

Tukad Oos panjangnya 45,5 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 106,59 km2, hulunya di Kabupaten Bangli dan bermuara di perbatasan Desa Ketewel dan

Sukawati. Sungai ini memiliki lebar permukaan 45 m, lebar dasar 15 m dan kedalaman rata-rata 15 m, dengan Pantai Saba (perbatasan Desa Sukawati dan Desa Saba). Lebar permukaan sungai ini rata-rata 15 m, lebar dasar rata-rata 10 m dan kedalaman rata-rata 20 m. Debit air maksimum rata-rata 2,085 m3/dt dan minimum rata-rata 0,667 m3/dt.

c) Tukad Pekerisan.

Tukad Pekerisan panjangnya 34,5 km, bermuara di Pantai Lebih (perbatasan Desa Medahan dan Desa Lebih), sedangkan hulunya di Kabupaten Bangli serta luas DAS 55,44 km2. Sungai ini mempunyai lebar permukaan rata-rata 20 m dan dasar 10 m serta kedalaman rata-rata 15 m. Debit air maksimum rata-rata 1,056 m3/dt dan minimum rata-rata 0,959 m3/dt. d) Tukad Sangsang.

Tukad Sangsang bermuara di Pantai Siyut (perbatasan Desa Lebih dan Desa Tulikup). Terdapat beberapa sungai di Tukad Sangsang diantaranya yaitu Tukad Gelulung dan Tukad Cangkir. Tukad Sangsang panjangnya 36 km dan luas DAS 96,47 km2. Lebar permukaan sungai rata-rata 15 m, dasar 5 m dan kedalaman rata-rata 25 m. Debit air maksimum rata-rata 0,742 m3/dt dan minimum rata-rata 0,616 m3/dt.

Berdasarkan sub Satuan Wilayah Sungai (Sub SWS) di Wilayah Sungai Bali-Penida, sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Gianyar termasuk ke dalam Sub SWS 03.01.01, Sub SWS 03.01.18 dan Sub SWS 03.01.18, sebagai berikut:

a) Sub SWS 03.01.01.

(3)

berada di Kecamatan Ubub dan Payangan.

b) Sub SWS 03.01.19

Sub SWS ini meliputi sungai-sungai di Kabupaten Gianyar, Bangli, Badung dan Denpasar. Wilayah sungai ini didominasi oleh DAS Oos, sungai potensial lainnya yaitu Tukad Petanu, sedangkan sungai-sungai kecil lainnya di Sub SWS ini yang termasuk Kabupaten Gianyar antara lain Tukad Sangku, Tukad. Kutul, dan Tukad Jerem.

c) Sub SWS 03.01.18.

Sub SWS ini meliputi Kabupaten Gianyar, Bangli, Karangasem dan Klungkung. Sungai utama di wilayah sungai ini yang berada di Kabupaten Gianyar yaitu Tukad Melangit, Tukad Sangsang dan Tukad Pakerisan.

Definisi Kota Pariwisata adalah: Permukiman dibangun terutama untuk rekreasi; merupakan upaya menunjang peluang waktu senggang manusia, untuk berolahraga, melakukan permainan yang menarik bagi masyarakat dari berbagai umur, menikmati kegiatan sosial-budaya, dan sebagainya terutama dimanfaatkan oleh golongan berpenghasilan menengah dan tinggi. Umumnya terdapat fasilitas hotel, motel, rumah makan, dan toko cinderamata. (Kamus Tata Ruang).

Tetapi yang dibahas kali ini adalah DAS Ayung. DAS Ayung secara geografis berada di sebelah selatan pegunungan yang membatasi Bali Utara dan Bali Selatan melintasi lima kabupaten dan satu kota (Kabupaten Bangli, Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar). DAS Ayung memiliki hulu sungai yang terletak di Kecamatan Kintamani, Bangli dan Kecamatan Petang, Plaga (Badung) mengalir melalui kabupaten Gianyar dan Badung serta bermuara di Pantai Padanggalak, Sanur. Sungai Ayung sendiri merupakan sungai terpanjang di Bali dengan panjang kurang lebih 68,5 km dengan luas DAS sekitar 301,9 km2 (Bakosurtanal, 2000).

Gambar 3. DAS Ayung, Gianyar, Bali.

Fokus Pengembangan Kota Sungai

Sungai Ayung berdasarkan penggunaan air dimanfaatkan untuk air irigasi dan juga sebagai sumber air baku air minum (PDAM), air MCK, pertanian dan peternakan, serta aktifitas religius disamping juga dikembangkan sebagai objek wisata arung jeram (rafting) (Bappeda, 2002). Pengembangan obyek wisata ini tentunya juga disertai dengan pembangunan fasilitas pendukungnya seperti hotel, vila, restoran dan fasilitas lainnya. Di sepanjang Sungai Ayung sejauh ini ditemukan lebih dari 15 usaha hotel dan restoran disamping juga usaha rafting yang memanfaatkan Sungai Ayung sebagai lokasi usaha, dimana hampir 90% dari hotel maupun restoran tersebut berada di kawasan wisata Ubud (Diparda, 2002).

(4)

Perkembangan kepariwisataan di Kabupaten Gianyar dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Kunjungan wisatawan tahun 2007 sebanyak 670.498 wisatawan atau naik 36,15% dari tahun sebelumnya (2006) sebanyak 492.487 wisatawan. Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2010 mencapai 1.363.910 wisatawan (Diparda Kab. Gianyar, 2011).

Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Kabupaten Gianyar memiliki beragam jenis obyek wisata dan umumnya obyek-obyek wisata di daerah ini banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan domestik. Objek dan daya tarik wisata tersebut terdiri dari 2 objek wisata alam, 5 obyek wisata budaya/purbakala, 2 obyek wisata tirta, 4 obyek wisata buatan dan 5 obyek wisata budaya (Tabel 1).

Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Gianyar tahun 2011 sebanyak 1.425.572 orang, terdiri dari 67,26% wisatawan mancanegara dan 32,74% wisatawan domestik.

Gambar 4.

(5)

Obyek wisata yang paling banyak mendapatkan kunjungan yaitu Tirta Empul sebanyak 366.368 orang, terdiri dari 51,53% wisatawan mancanegara dan 48,47% wisatawan domestik. Obyek wisata Tirta Empul merupakan jenis obyek wisata budaya/purbakala yang didalamnya terdapat mata air suci, lingkungan pura dan berdekatan dengan Istana Presiden.

(6)

Aktor yang Berperan

Aktor yang berperan untuk mengelola resort di Sungai Ayung ada 3 pihak, pertama adalah pemerintah di bagian Dinas Pariwisata dan Badan Lingkungan Hidup. Yang kedua adalah pihak swasta. Ketiga, masyarakat. Mereka harus tahu dampak dan manfaat apa yang bisa mereka peroleh dari hadirnya pariwisata. Masyarakat juga harus memiliki kendali terhadap pengembangaan pariwisata.

Pendanaan untuk pengembangan lahan

Dana yang diperoleh untuk pengelolaan lingkungan didapat dari APBD, berikut ini laporan dari BLH Kabupaten Gianyar pada tahun 2011.

Gambar 6.

Anggaran Pengelolaan Lingkungan 2011 Gambar 5.

(7)

Analisis Persepsi

A. Legibilitas

Sungai ayung menjadi penting karena peranannya sebagai sumber air untuk kawasan agropolitan dan agrowisata di Kecamatan Payangan.

Agrowisata Payangan dikembangkan di dua desa yaitu Desa Kerta dan Desa Buahan Kaja. Kedua desa ini merupakan penghujung utara dari Kecamatan Payangan dengan wisata alamnya. Agrowisata Payangan menawarkan beberapa pilihan wisata antara lain: wisata desa, tracking, buggy/quad, wisata edukatif, kawasan perkebunan bunga, perkebunan kopi, perkebunan jeruk, dan pertanian terintegrasi.

Gambar 7.

Lingkungan di sekitar DAS Ayung.

B. Attractiveness

Di sekitar DAS Ayung ada Desa yang bernama Desa pakraman Pausan. Desa Pakraman Pausan merupakan salah satu banjar di Desa Buahan Kaja yang memiliki kekhasan adat dan budaya yang berbeda dari masyarakat Bali pada umumnya. Dalam pelaksanaan kegiatan

keagamaan terdapat struktur kepemimpinan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Setiap sepuluh tahun sekali diadakan Upacara Nyelung di Pura Pucak Pausan, sebuah ritual persembahan segala macam hasil bumi yang dilaksanakan oleh semua krama subak di Buahan Kaja dan Buahan Kelod.

Gambar 8.

Upacara Nyelung di Pura Pucak Pausan.

Selanjutnya, ada upacara Aci Keburan merupakan ritual unik dan khas yang dilaksanakan di Pura Hyang Api , di Desa Kelusa dengan jarak kurang lebih 100 m sebelah Utara Kantor Desa Kelusa. Pelaksanaan ritual ini melalui adu ayam yang dilakukan secara masal untuk nawur sesangi (membayar kaul) atas permohonan kesembuhan dan keberhasilan dalam beternak. Tradisi ini dilaksanakan setiap enam bulan wuku (setiap 210 hari sekali), selama 42 hari yang dimulai pada Hari Raya Kuningan Umat Hindu.

(8)

C. Symbolism

Simbol yang terdapat di DAS Ayung adalah Sarkofagus. Sarkofagus merupakan tempat penyimpanan jenasah yang umumnya terbuat dari batu dan merupakan peninggalan sejarah dari jaman megalitikum. Salah satu sarkofagus yang ada ditemukan di Desa Bukian.

Gambar 10. Sarkofagus.

D. Quality of Life

Pembangunan pendidikan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, cerdas serta sejahtera lahir dan bathin sehingga mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi. Perhatian terhadap pembangunan pendidikan dianggap sangat penting sebagai investasi sumberdaya manusia, dimana dengan memberi investasi yang proporsional kepada manusia, produktivitas mereka akan meningkat. Dengan peningkatan produktivitas, manusia cenderung akan memperbaiki hidupnya.

Pendekatan utama dalam pembangunan pendidikan dapat dilakukan melalui dua dimensi yaitu usaha pemerataan memperoleh akses pelayanan pendidikan dan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga diharapkan masyarakat mampu berkembang secara bersama-sama dalam mengakses manfaat pembangunan guna meningkatkan kesejahteraannya.

Angka partisipasi kasar (APK) sekolah dasar penduduk Kabupaten Gianyar tahun 2010 adalah 112,75 dimana APK untuk penduduk laki-laki yaitu 110,77 lebih rendah dibandingkan penduduk perempuan yaitu 114,73. Angka partisipasi murni (APM) sekolah dasar sebesar 98,82, untuk penduduk laki-laki sebesar 98,98 dan perempuan 98,66. Angka partisipasi kasar SMP adalah 105,30, untuk penduduk laki-laki sebesar 116,40 lebih besar dibandingkan penduduk perempuan yaitu 94,20. Sedangkan APM SMP sebesar 91,79, untuk laki-laki sebesar 102,16 lebih besar dibandingkan penduduk perempuan yaitu 81,42. Angka partisipasi kasar SMA yaitu 79,98, untuk laki-laki sebesar 87,95 lebih besar dibandingkan perempuan yaitu 72,01. Angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni SD penduduk perempuan lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki sedangkan pada tingkat SMP dan SMA, angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni penduduk perempuan masih di bawah penduduk laki-lak (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali, 2011).

Jumlah penduduk usia sekolah di Kabupaten Tabanan disajikan pada Gambar 11. Jumlah penduduk pra sekolah (5 -6 tahun) di Kabupaten Gianyar tahun 2011 yaitu 15.160 orang, terdiri dari 7.921 orang laki-laki dan perempuan 7.239 orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 1.311 orang (8,65%) telah memasuki sekolah dasar. Jumlah penduduk laki-laki usia 5 -6 tahun yang telah memasuki sekolah dasar seimbang dengan penduduk perempuan yaitu laki-laki 654 orang dan perempuan 657 orang.

Gambar 11.

Jumlah Penduduk Usia Sekolah di Kabupaten Gianyar Tahun 2011.

(9)

Dari jumlah tersebut, sebanyak 37.197 orang (77,01%) telah bersekolah di SD dan sisanya belum/tidak sekolah. Penduduk laki-laki usia 7 – 12 tahun yang telah memasuki SD sebesar 76,96% dan perempuan 77,20%.

Penduduk usia 13 – 15 tahun yang merupakan penduduk usia SMP berjumlah 22.897 orang terdiri dari 11.966 orang laki-laki dan 10.931 orang perempuan. Penduduk usia 13 – 15 tahun yang berada di SMP sebanyak 11.319 orang (49,43%), terdiri dari laki-laki 5.811 orang (48,14%) dan perempuan 5.032 orang (50,86%). Penduduk usia 13 – 15 tahun yang belum/tidak sekolah sebanyak 731 orang (3,21%), terdiri dari laki-laki sebanyak 395 orang (51,50%), terdiri dari laki-laki 5.800 orang (50,80% penduduk laki-laki usia 15 – 18 tahun) dan perempuan 5.540 orang (52,25%). Terdapat 329 orang penduduk usia 15 – 18 tahun yang tidak sekolah terdiri dari laki-laki 197 orang dan perempuan 132 orang.

Tingkat pendidikan penduduk di suatu wilayah menggambarkan tingkat kualitas sumberdaya manusia di wilayah tersebut. Kondisi pendidikan tertinggi penduduk umur berusia 10 tahun keatas di Kabupaten Gianyar tahun 2011 seperti disajikan pada Gambar 12, menunjukkan bahwa penduduk usia 10 tahun keatas yang tidak pernah sekolah sebesar 7,79% dan tidak tamat SD sebesar 11,07%. Penduduk usia 10 keatas dengan pendidikan tertinggi SMA keatas mencapai 42,26%, terdiri dari SMA 32,47%, Diploma 3,56%, S1 sebesar 5,84%, S2 sebesar 0,36% dan S3 sebesar 0,03% (Dinas Kependudukan dan Capil Kabupaten Gianyar, 2011).

Gambar 12

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas menurut Pendidikan Tertinggi Ditamatkan di

Kabupaten Gianyar Tahun 2011

Tingkat pendidikan penduduk laki-laki relatif lebih baik dibandingkan penduduk perempuan. Penduduk laki-laki usia 10 tahun keatas yang tidak pernah sekolah sebesar 5,60% sedangkan perempuan 9,98%. Penduduk laki-laki usia 10 tahun keatas tidak tamat SD sebesar 10,89% sedangkan perempuan 11,25%. Penduduk laki-laki usia 10 tahun keatas berpendidikan tertinggi SMA keatas sebesar 47,52% sedangkan perempuan 37,00%. Penduduk laki-laki usia 10 tahun keatas berpendidikan Diploma sampai S3 sebesar 11,36% sedangkan perempuan 8,22% (Gambar 13 dan Gambar 14).

Gambar 13

(10)

Gambar 14

Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun keatas menurut Pendidikan Tertinggi Ditamatkan di

Kabupaten Gianyar Tahun 2011

Salah satu ukuran dalam rangka memperoleh pendidikan oleh penduduk adalah ketersedian sekolah di wilayah itu dengan rasio jumlah penduduk terhadap jumlah sekolah dan jarak yang relatip dekat dengan tempat tinggalnya, sehingga akan dapat mendorong keinginan masyarakat yang semakin besar untuk mengikuti pendidikan. Jumlah penduduk luas wilayah dan ketersediaan sekolah menurut kecamatan di Kabupaten Gianyar tahun 2011 disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dihitung rasio penduduk terhadap ketersediaan fasilitas pendidikan seperti disajikan pada Tabel 3, serta jarak rata-rata sekolah menurut tingkatannya dan kabupaten/kota seperti disajikan pada Tabel 4.

Tabel 2.

Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Jumlah Sekolah menurut Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2011

*) SD dan MI (negeri dan swasta) **) SMP dan MTs (negeri dan swasta) ***) SMA, MA dan SMK (negeri dan swasta) Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gianyar (2011)

Jumlah SD dan sederajat di Kabupaten Gianyar tahun 2011 adalah 325 unit yang berarti bahwa satu unit SD melayani 1.503 penduduk dimana rasio ini lebih baik dibandingkan rasio rata-rata Provinsi Bali sebesar 1.555 orang penduduk. Idealnya satu unit SD melayani 1.600 orang penduduk. Ini berarti bahwa ketersediaan jumlah SD telah mencukupi atau memadai untuk melayani jumlah penduduk yang ada. Jarak rata-rata satu SD dengan SD lainnya adalah 0,75 km, dengan jarak rata-rata menurut kecamatan berkisar 0,50 – 1,07 km. Jarak rata-rata terdekat antar SD terdapat di Ubud dan jarak rata-rata terjauh di Payangan.

Tabel 3

Rasio Penduduk terhadap Sekolah menurut Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2011

Sumber: diolah dari data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gianyar (2011)

Tabel 4

Jarak Rata-Rata Sekolah menurut Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 2011

Sumber: diolah dari data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gianyar (2011)

(11)

Jumlah SLTP di Kabupaten Gianyar adalah 45 unit yang berarti bahwa satu unit SLTP melayani 10.856 orang penduduk. Rasio antara jumlah penduduk dengan jumlah SLTP menurut kecamatan berkisar 8.311 sampai 24.328, terbesar di Blahbatuh dan terendah di Tegallalang. Standar kebutuhan fasilitas SLTP yaitu satu SLTP melayani setiap 4.800 jiwa penduduk. Hal ini berarti jumlah fasilitas SLTP masih di bawah standar kebutuhan minimum di seluruh kecamatan. Sedangkan jarak rata-rata satu SLTP dengan SLTP lainnya adalah 2,02 km, dimana jarak rata-rata menurut kecamatan berkisar 1,63 – 3,08 km, terdekat di Ubud dan terjauh di Payangan.

Jumlah SLTA di Kabupaten Gianyar tahun 2011 adalah 38 unit dengan rasio penduduk terhadap SLTA sebesar 12.855, rasio menurut kecamatan berkisar 9.919 sampai 24,934 tertinggi di Tegallalang dan terendah di Gianyar. Standar kebutuhan fasilitas SLTA yaitu untuk setiap 4.800 jiwa penduduk dilayani oleh satu unit SLTA. Hal ini berarti ketersediaan jumlah SLTA masih dibawah standar kebutuhan di seluruh kecamatan. Sedangkan jarak rata-rata SLTA di Kabupaten Gianyar sejauh 2,20 km, menurut kecamatan berkisar yaitu 1,59 – 4,36 km, jarak terdekat di Gianyar dan terjauh di Payangan.

Adapun tentang kesehatan masyarakat di DAS Ayung, adalah sebagai berikut. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, sepuluh penyakit utama yang diderita penduduk Kabupaten Gianyar tahun 2011 disajikan pada Tabel 5. Penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita yaitu sebesar 33,86% dari sepuluh penyakit utama. Penyakit lainnya yang menonjol penyakit terkait pulpa dan jaringan periopikal, kecelakaan dan ruda paksa, sistem otot dan jaringan pengikat, penyakit lain saluran pernapasan abgain atas, diare, tukak lambung, kulit infeksi, kulit alergi dan hipertensi. Penyakit yang cukup menonjol adalah akibat kecelakaan dan ruda paksa yang menduduki urutan ketiga dengan jumlah penderita 6.471 penderita atau Tabel 5.

Tabel 5.

Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Provinsi Bali Tahun 2010

Kesimpulan

Setelah melakukan analisis persepsi, pengembangan lahan di Kota Sungai (Gianyar) menjadi tempat resort adalah hal yang mungkin dilakukan mengingat banyaknya atraksi di sekitar DAS Ayung. Manajemen resort tidak bergerak dalam pengelolaan internal semata tetapi secara terbuka manajemen perlu mengaplikasikan kemampuan berkomunikasi dengan pihak eksternal seperti lingkungan masyarakat lokal, pemerintah setempat, dan komunitas penting lainnya sehingga keberadaan resort sangat penting bagi kehidupan masyarakat.

Pengembangan resort bertumpu kepada eksploitasi alam sehingga harus dapat berorientasi kepada lingkungan. Karena itu, hanya resort yang berkualitas yang dapat mempertahankan kelangsungan pembangunan pariwisatanya.

Rekomendasi

(12)

Daftar Pustaka

Soefaat. 1996. Kamus Tata Ruang. Departemen PU – Dirjen Cipta Karya, Jakarta.

I G.B. Sila Dharma, Mawiti Infantri Yekti, Gede Indra Permana. 2007. Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit Banjir. Berkala Ilimiah Teknik Keairan, Bali.

Widiantara dan Artana. 2012. Strategi Pengembangan Sungai Ayung Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata Di Desa Bongkasa Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, STIPAR Triatma Jaya, Bali.

Rudita dan Sitorus. 2012. Potensi Obyek Wisata Dan Keterpaduannya Dalam Pengembangan Kawasan Agropolitan Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Jurnal Lanskap Indonesia.

Narottama. 2011. Konflik Spatial Antara Masyarakat Lokal, Pemerintah, Dan Pengelola Akomodasi Pariwisata Di Sungai Ayung. http://sangikankecil.blogspot.com/. Diakses pada tanggal: 20 Nopember 2014.

http://thetravellingsquid.com. Diakses pada tanggal: 29 Desember 2014.

Buku SLHD Gianyar 2011 - BLH

Data Publikasi Gianyar 2010 – BPS

Gianyar Dalam Angka – BPS

Profil Kabupaten Gianyar – Bappeda

(13)
(14)

Tabel 1.

Rangkuman Analisis Persepsi Pengembangan Lahan Kota Sungai di kairo, Mesir. (Sebagai Preseden)

Fungsi Kota Sungai (misalnya, isinya silakan

disesuaikan)

Legibility Attractiveness Symbolism Quality of life

Pusat resort

kota terbesar di Afrika

Kompleksitas itu terjadi

akibat

berkembangnya

Kairo

menjadi

Kairo

Raya, yang mencakup

kota-kota di sekitarnya.

Otomatis banyak orang

di sekitar Kairo yang

masuk ke ibu kota Mesir

itu.

Terdapat banyak daya tarik di Kota Kairo yang dapat dinikmati oleh pengunjung lokal dan internasional, diantaranya adalah:

1. Piramida

Gambar 8. Piramida (http://www.ask-aladdin.com)

Nama-nama Piramida yang berada di sekitar

Kairo dan dapat dikunjungi

adalah: Giza, Sakkara, Dahshour, Abu Sir, Mydoum, Eleisht, Hawara, Abu Rawash, Ellahoun.

Di Mesir umumnya piramida digunakan sebagai makam raja-raja Mesir Kuno yang dikenal dengan nama firaun. Namun demikian, berabad

Simbol yang terdapat di Kairo yaitu Piramida. Sangat terkenal karena merupakan keajaiban Dunia. Seperti yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya.

Simbol lainnya adalah Kairo sebagai Kota Menara, karena banyak

memiliki menara,

terutama menara Masjid.

(15)

abad lalu piramida sering digunakan sebagai sasaran penjarahan dan perampok makam karena para raja-raja membawa harta kekayaannya dan segala macam artefak guna di alam baka, sekalipun diberi perlindungan dengan semacam kutukan-kutukan untuk mencegahnya. Sehingga pada masa raja-raja mesir kuno berikutnya, makam raja-raja dan para bangsawan ditempatkan pada lembah yang tersembunyi seperti halnya makam Raja Tutankhamun yang ditemukan secara utuh dan lengkap. Piramida pun tidak dibuat sembarangan. Para insinyur Mesir kuno menghitung dulu jarak piramida dengan matahari, karena matahari adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan masyarakat Mesir kuno. Ilmuwan masa kini pun mengakui kehebatan mereka dalam membangun piramida yang termasuk tujuh keajaiban dunia ini. Waktu, harta, dan tenaga yang dikeluarkan demi pembangunan piramida pun luar biasa

banyaknya. Pembangunan piramida

(16)

2. The Great Sphinx

Gambar 9. The Great Sphinx. (http://www.ask-aladdin.com)

Sphinx merupakan patung singa

(17)

3. Benteng Saladin

Gambar 10. Benteng Saladin. (http://www.ask-aladdin.com)

Saladin Citadel atau Benteng Saladin dari Kairo adalah salah satu tempat wisata paling populer di Mesir. Bukit Muqattan pernah terkenal dengan pandangan yang besar di kota dan mengalami puncaknya pada penguasa Ayyubiyah Salah Al-Din yang berhasil melindunginya dari Tentara Salib. Disini terdapat Masjid Muhammad Ali yang bertengger di puncak benteng, sehingga disebut sebagai Benteng Muhammad Ali. Masjid ini dibangun antara 1828 dan 1848 di jaman Tusun Pasha, putra sulung Muhammad yang meninggal pada 1816.

(18)

lainnya; Al-Nashir Muhammad dan Sulaiman Pasha, masjid pertama gaya Benteng Ottoman. Sungguh ini merupakan keajaiban alam buatan masyarakat Mesir

4. The Egyptian Museum of Antiquities

Gambar 11. The Egyptian Museum of Antiquities. (http://www.ask-aladdin.com)

(19)

kerusakan kecil, banjir dari Sungai Nil menyebabkan barang antik selanjutnya direlokasi ke museum lain di Giza. Artefak tetap di Giza sampai 1902 ketika museum dipindah hingga saat ini di Tahrir Square.

5. Khan El-Khalili Bazaar

Gambar 12. Khan El-Khalili Bazaar (http://www.ask-aladdin.com)

(20)

6. Cairo Tower

(21)

7. Gereja St. Barbara, church of St. Sergio, dan Hanging Church

Gambar 14. Gereja St. Barbara, church of St. Sergio, dan Hanging Church (http://www.ask-aladdin.com)

(22)

Museum, Hanging Church (gereja Bunda Maria). Berada di dalam didinding, di dekat pintu air yang dibangun Romawi ini banyak disebut sebagai gereja tertua di Cairo.

Bangunan bersejarah lainnya adalah gereja St. George, gereja St. Sergius (Abu Serga), sinagogaBen Ezra – tempat ibadah pemeluk yahudi dan gereja St. Barbara yang didedikasikan untuk seorang gadis yang berkorban untuk orang tuanya.

8. The Ben Ezra Synagogue

(23)

9. Museum Koptik

Gambar 16. Museum Koptik (http://www.ask-aladdin.com)

(24)

10. Masjid (Refai, Mohamed Ali, Ahmed Ben Tulun, Amro Ibn Elass, Sultan Hassan, El Hakim).

Gambar 17. Masjid-masjid di Kairo (http://www.ask-aladdin.com)

Masjid Ibnu Tulun dibangun pada tahun 876-879 dimasa pemerintahan Ahmad Ibn Tulun, penguasa Mesir pertama dari dinasti Ibnu Tulun yang berkuasa di Mesir selama 135 tahun. Masjid yang sudah berumur ratusan tahun namun cukup terawat baik ini menjadi salah satu peninggalan masa kejayaah Islam di Mesir. Masjid ini juga menjadi masjid tertua kedua di Mesir setelah Masjid Amr Bin Ash.

(25)

sekitar dua kilometer dari wilayah kota tua Al-Fustat. Di Al-Basatin, al-Saliba Street, Kairo, Mesir.

11. The Pharaonic Village

(26)

Tabel 2

Pengembangan Lahan fokus Pariwisata di Kairo, Mesir.

Faktor bahasan Deskripsi ringkas Catatan Kekhasan

Karakteristik pengembangan lahan

Memanfaatkan view di pinggiran sungai sebagai tempat singgah pariwisata.

Terdapat banyak attractiveness di sekitar sungai Nil seperti Piramida dan Sphinx.

Fokus industri tersebut Pengembangan lahan sebagai area Villa dan Resort juga dibuat semacam perjalanan menyusuri sungai menggunakan Nile Cruise.

Masing - masing industri tersebut saling mendukung. Memiliki simbiosis mutualisme sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi industri di suatu kota.

Aktor-aktor kunci Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta. Pemerintah khusus yang mengurus sungai Nil disebut Nile Water Sector.

Persyaratan lokasi Tersedianya fasilitas-fasilitas lengkap untuk menunjang kegiatan tersebut.

“Salah satu resort di pinggiran Sungai Nil” Analisis peluang pengembangan Pengembangan potensi kawasan sungai, selain

menjadi wadah kegiatan kebudayaan atau festifal, dapat menjadi obyek sarana transportasi alternative, sehingga menciptakan daerah wisata, yang juga turut menghidupkan industry resort didalamnya.

Seluruh potensi tersebut dapat berkaitan sehingga saling mendukung satu sama lainya. Menimbulkan dampak yang sangat positif bagi pengembangan lahan.

Dampak tata ruang Jika pengembangan lahan tepian sungai di kelola dengan matang dan metode yang tepat, dampak pengembangan lahan di arashiyama sebagai pusat wisata & resort menjadi sangat positif.

(27)

Tabel 3

Pengembangan Lahan focus Pariwisata di Kairo, Mesir dan peluangnya untuk diimplementasikan di Indonesia.

Faktor bahasan Rekomendasi implementasi di Indonesia Catatan Kesiapan

Karakteristik pengembangan lahan

Memanfaatkan lahan tepian sungai secara maksimal, berintegrasi dan berkelanjutan tanpa meninggalkan esensi budaya di dalamnya.

Belum maksimalnya penggunaan dana yang diberikan oleh Pemerintah daerah

Fokus industri tersebut Arung Jeram di DAS Ayung, Gianyar, Bali sebagai pusat resort.

Telah ada beberapa kegiatan atau perayaan tahunan yang dilakukan di tepian Sungai

Aktor-aktor kunci Harus dilakukan integrasi antar stakeholder. Walaupun pihak masyarakat dan pemerintah telah bergerak untuk mengembangkan wilayah menjadi daerah wisata, namun belum ada system yang menyatukan antara para stakeholders.

Persyaratan lokasi Mempunyai kualitas visual yang baik dan terdapat fasilitas-fasilitas untuk melakukan berbagai kegiatan pariwisata.

Sudah banyak pihak swasta yang memberikan modal untuk membuka lokasi arung jeram dengan memanfaatkan aliran Sungai Ayung di Gianyar, Bali.

Analisis peluang pengembangan Pengembangan lahan dengan konsep mengkolaboraasikan potensi yang ada, sehingga pengembangan-pengembangan lahan tersebut saling mensuport satu sama lainnya.

Kegiatan arung jeram di Sungai Ayung menjadi daya tarik wisata alam tersendiri yang memiliki view pedesaan yang masih asri, cocok untuk wisatawan kota yang ingin menikmati pemandangan desa di sekitar DAS Ayung. Dampak tata ruang Penataan ruang dan wilayah pengembangan ditepi

sungai akan sesuai dengan yang tertera pada peta, rute wisatawan pun telah tersusun dengan rapi sehingga wisatawan dapat mengunjungi berbagai tempat wisata dalam satu tur.

(28)

Tabel 4

Peluang Pengembangan Lahan Berbasis Pariwisata di Kairo, Mesir untuk diimplementasikan di Indonesia

Obyek Peluang Pengembangan di Indonesia

Potensi Permasalahan

Penggunaan

Sungai Ayung berdasarkan penggunaan air dimanfaatkan untuk air irigasi dan juga sebagai sumber air baku air minum (PDAM), air MCK, pertanian dan peternakan, serta aktifitas religius disamping juga dikembangkan sebagai objek wisata arung jeram (rafting).

Sejalan dengan perkembangan industri pariwisata di Bali yang amat pesat, perkembangan jumlah penduduk juga semakin padat. DAS Ayung, yang sebenarnya merupakan public property, terkadang menjadi private property yang sering menimbulkan konflik dalam pemanfaatannya. Diantara adalah konflik kepentingan antara masyarakat lokal, pemerintah serta investor, seperti konflik antara pengusaha pariwisata, konflik pengusaha pariwisata dengan masyarakat lokal, investor dengan pengelola lembaga Subak. Konflik lain seperti pelanggaran-pelangggaran sempadan jurang/sungai oleh pihak pengusaha pariwisata maupun karena pemukiman warga.

Lokasi

DAS Ayung bukan seperti DAS Nil yang dapat dilalui oleh kapal-kapal besar sebagai sarana rekreasi dan transportasi, lokasi DAS Ayung hanya cocok untuk digunakan sebagai sarana rekreasi rafting.

Fasilitas harus dilengkapi

Waktu Waktu operasional dapat dipublikasikan melalui media

informasi terpadu Adanya prioritas dalam hal pembangunan berkelanjutan

PSU System persampahan, drainase, dan jaringan lainnya harus semua terpadu

(29)

Tampilan lingkungan

DAS Ayung memiliki view alam pedesaan yang cukup eksotis untuk dijadikan sarana pariwisata.

Alat/cara kompensasi ekonomi

Ruang-ruang dirancangan dan disediakan untuk berbagai kalangan pebisnis

Produk perencanaan belum berfungsi optimal dan Program yang diarahkan pemerintah belum tata ruang belum cukup menjadi unsur cukup menarik arah inventasi.

Kecukupan rancangan fisik

Sudah cukup memadai untuk dijadikan kawasan resort di Gianyar Bali, tetapi memang belum seindah penataan di Sungai Nil.

Belum adanya posko keamanan, maka, harus dibuat posko-posko keamanan lingkungan di setiap jeram agar jikalau terjadi kecelakaan dapat ditangani langsung.

Pemeliharaan kualitas lingkungan terbangun/ binaan

Lingkungan terbangun di sekitar Sungai Ayung harus diperhatikan seperti villa, hotel, resort, dan restoran agar tidak merusak lingkungan. Seperti di Sungai Nil yang memiliki tim khusus tersendiri untuk mengelola Sungai Nil.

(30)
(31)

Tabel 5

Visi Pengembangan Lahan Kota Sungai Berbasis Pariwisata di Kairo, Mesir untuk diimplementasikan di Indonesia

Landasan Penggunaan lahan Tampilan lingkungan Kecukupan rancangan fisik Kualitas lingkungan

binaan

Aman

Terdapat standar

penggunaan lahan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Saat Alur Sungai di Strukturkan kembali, Wilayah Perkotaan menjadi aman dari masalah banjir.

Setiap bangunan yang didirikan di sekitar DAS Ayung arus memenuhi ijin agar dapat mengurangi resiko bencana longsor atau banjir.

pembangunan pemukiman melibatkan partisipasi pada wilayah pengembangan. Tidak menambahkan elemen-elemen modern yang kontras dengan konsep wisata.

Sungai utama dan Anak-anak Sungainya Saling terhubung dan mempunyai image yang khas dari masing-masing alurrnya, seperti suasana pedesaan yang khas di Gianyar Bali.

Teknologi (material bangunan, pendukung bangunan) yang diterapkan pada lingkungan binaan tidak menganggu interaksi para penghuni/ pemakai

lingkungan binaan

tersebut.

Produktif Sungai sebagai sumber air dan sarana rekreasi

Tidak menghilangkan kealamian lingkungan namun justru menonjolkan hal tersebut sebagai daya tarik wisata

Berbagai fasilitas telah di berikan oleh pemerintah maupun swasta untuk mensuport kawasan wisata

Daerah dikembangkan menjadi kawasan wisata, dengan berbagai fasilitas didalamnya yag saling mendukung satu sama lain serta lahan yang akan berkembang memerlukan

pemeliharaan dan

pengendalian

Berkelanjutan Konsistensi memperluas RTH (sempadan sungai)

Menjaga kealamian lingkungan sekitar DAS Ayung

Tidak menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan, tidak menimbulkan banjir dan longsor

(32)

Tabel 6

Pertimbangan Lokasional dan Ruang Pengembangan Industri Strategis Pariwisata di kairo, Mesir untuk diimplementasikan di Indonesia

Pertimbangan Lokasional Pertimbangan Ruang

Analisis kebutuhan lokasi Analisis sediaan lokasi Analisis kebutuhan ruang Analisis sediaan ruang Pengembangan sungai sebagai

kawasan wisata yang memiliki fasilitas-fasilitas penunjang yang saling mendukung satu sama lain.

Pengembangan sungai di pedesaan sebagai kawasan wisata namun belum sempurnanya korelasi dengan fasilitas fasilitas penunjang yang ada.

Penggunaan bangunan-bangunan bersejarah di Kairo Mesir sebagai tujuan wisata, tidak ada di DAS Ayung, Gianyar Bali.

Belum tertatanya keteraturan ruang-ruang fisik secara maksimal pada kawasan pengembangan lahan wisata di DAS Ayung.

Tabel 7

Kebijakan yang Terkait

Gambar

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Gianyar
Gambar 2. dan Desa Saba).  Lebar permukaan sungai ini rata-rata 15 m, lebar dasar  Jumlah dan Kepadatan Penduduk  rata-rata 10 m dan kedalaman rata-rata
Gambar 3. DAS Ayung, Gianyar, Bali.
Gambar 4.  Suasana Rafting di Sungai Ayung.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia adalah salah satu negara dengan wilayah yang cukup besar dan.. jumlah penduduk yang

Tirtaartha Buanamulia Pelayanan sampai akhir masa konsesi sudah mencapai 97,81% dari jumlah total penduduk di wilayah usaha, dengan jumlah penduduk yang terlayani

Tekanan penduduk terhadap lahan pertanian yang tinggi disebabkan oleh jumlah penduduk bermatapencaharian petani melebihi ketersedian luas lahan sawah, bukan disebabkan

Peta pendidikan adalah jumlah kebutuhan sekolah dalam suatu wilayah yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi sekolah yang tepat berdasarkan kepadatan penduduk dan jumlah

Rasio guru terhadap murid per 10.000 penduduk usia sekolah pada pendidikan dasar ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Selain itu juga mengukur jumlah ideal

Oleh karena itu, dari data pendidikan baik jumlah penduduk yang bersekolah atau sudah tamat sekolah, pekerjaan baik jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan,

Penulisan Tugas Akhir dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah

Boxplot APK SMA/sederajar, jumlah sekolah SMA/sederajat, persentase penduduk miskin, anggaran pendidikan, dan rasio murid guru di Indonesia Dapat dilihat pada Gambar 3, setiap boxplot