25
penelitian, karakteristik subjek penelitian, variabel penelitian, rencana tindakan,
teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan analisis taraf kesukaran
item soal, indikator keberhasilan dan analisis data secara lebih rinci akan
dijelaskan seperti berikut.
3.1 Setting dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dadirejo 02 Kecamatan
Margorejo Kabupaten Pati. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun
pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang yang
dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki permasalahan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan
memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus
menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu PTK
menggunakan perlakuan yang berupa siklus.
PTK ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus
terdapat 3 kali pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran.
Jadwal kegiatan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan
dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Dadirejo 02 Semester II Tahun ajaran
2016/2017 yaitu siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 3
Oktober 2016. Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Oktober
2016. Siklus I pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Oktober 2016.
Setelah penelitian siklus I dilaksanakan, hasil belajar yang didapat siswa belum
memenuhi kriteria keberhasilan penelitian dan ada beberapa langkah dalam
pembelajaran dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang
pelaksanaan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2016,
untuk siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober 2016 dan
siklus II pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2016.
3.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Dadirejo 02
Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017
yang berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 15 perempuan.
Sebagian besar siswa bertempat tinggal di daerah sekitar sekolah. Siswa kelas IV
SD Negeri Dadirejo 02 ini memiliki latar belakangyang berbeda-beda. Sebagian
besar orang tua siswa berprofesi sebagai wiraswasta. Karena kesibukan orang
tuanya, sehingga siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian dalam hal belajar.
Siswa banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk bermain, tidak ada yang
mengingatkannya untuk belajar ketika dirumah. Kondisi tersebut menyebabkan
hasil belajar siswa menurun terutama mata pelajaran IPA. Jadi, karakteristik yang
berbeda membuat tingkat kesadaran dan tingkat belajar yang berbeda pula.
3.3 Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu penerapan pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)sebagai variabel bebas, dan hasil belajar IPA sebagai variabel terikat. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan operasional
untuk masing-masing variabel, maka berikut ini dirumuskan definisi operasional
untuk variabel tersebut.
1. Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah pembelajaran kooperatif yang menekankan kerjasama dan berpikir bersama dalam kelompok
dengan menggunakan nomor sebagai identitas siswa dan dilakukan dengan
tahapan belajar meliputi persiapan, pembentukan kelompok, tiap kelompok
harus memiliki buku paket atau buku panduan, diskusi masalah, memanggil
nomor anggota atau pemberian jawaban, memberi kesimpulan.
2. Hasil belajar merupakan variabel dependen atau variabel terikat dalam
Gambar 2. PTK Model Suharsimi Arikunto (2014: 34)
SIKLUS 1
menyeluruh pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian
ini mengarah pada aspek kognitif saja, oleh karena itu hasil belajar yang
digunakan adalah hasil belajar yang diperoleh dari skor evalusi pada pertemuan
ke 3 setiap siklusnya.
3.4 Rencana Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Suharsimi
Arikunto dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2014: 33), yaitu(1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya
adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum masuk pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap model penelitian tindakan
kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai hasil belajar
dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam satu
siklus peneliti harus melalui beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan,
mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan maka peneliti dapat melakukan
siklus berikutnya artinya sesudahlangkah keempat kemudian kembali kesatu dan
seterusnya. Oleh karena itu, peneliti harus merancang langkah-langkah dalam
penelitiannya. Dalam tahap perencanaan peneliti harus mempersiapkan apa saja
yang akan diperlukan dan apa saja yang akan dilakukan. Setelah perencanaan,
akan dilakukan pengamatan tentang jalannya tindakan dalam penelitian.
Kemudian setelah pengamatan dilakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari siklus I, kemudian pada siklus
berikutnya akan dilakukan perbaikan.
Berdasarkan penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) akan dilakukan langkah-langkah dalam tiap siklusnya yaitu sebagai berikut:
3.4.1 Pelaksanaan Siklus I a. Persiapan
1) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP.
2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
3) Menyusun strategi menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Togethers (NHT).
4) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.
5) Kesimpulan dan evaluasi.
6) Pemantapan dan tindak lanjut
b. Pelaksanaan
1) Menggunakan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
2) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 4-5 orang
3) Setiap siswa mempunyai nomor urut yang diberikan oleh guru
4) Guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada setiap kelompok
5) Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah
dipersiapkan oleh guru.
6) Siswa yang nomor urutnya dipanggil akan menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
7) Guru dan murid memberikan kesimpulan terhadap pelajaran yang
8) Siswa mengerjakan soal evaluasi
c. Pengamatan
Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian
dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaranNumbered
Heads Together (NHT), termasuk hasil yang dicapai siswa.
d. Refleksi
Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
Pembelajaran model Numbered Heads Together (NHT), maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah
berlangsung, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dari kegiatan refleksi tersebut dapat diketahui
hal-hal yang perlu diperbaiki guna persiapan pembelajaran pada siklus
yang selanjutnya.
3.4.2 Pelaksanaan Siklus II a. Persiapan
1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan
penetapan alternatif pemecahan masalah.
2) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP.
3) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.
4) Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT).
5) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.
6) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah
yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah
yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
1) Guru melakukan apersepsi.
2) Siswa diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran.
3) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 4-5 siswa
4) Siswa mengambil nomor urut yang sudah ditentukan oleh guru
5) Siswa mengamati materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru.
6) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai dengan
nomor urut masing-masing
7) Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari
8) Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
c. Pengamatan
1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan dan
mencatat semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung.
2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan
data/hasil yang terkumpul.
2) Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus 2.
3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas
Pengumpulan data dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dilakukan dengan non tes. Teknik non tes ini dilakukan melalui lembar observasi, Sutrisno Hadi, 2004:130 mengemukakan bahwa observsi adalah
suatu proses pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-
fenomena yang diteliti. Sama halnya dengan Nasution (dalam Sugiyono, 2013:64) mengatakan bahwa observasi adalah “dasar semua ilmu pengetahuan”. Observasi di dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aplikasi pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar. Teknik observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati kegiatan dan tingkah laku
guru pada saat mengajar dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)di dalam kelas. Saat mengajar di kelas dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), guru kelas IV sebagai observer mangamati dan mengisi lembar observasi dari perlakuan yang diberikan. Teknik observasi ini digunakan
untuk mengetahui perkembangan kegiatan guru dan peserta didik dalam
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi
aktivitas peserta didik dan kegiatan mengajar pada setiap pertemuan.
3.5.1.2Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat
Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes. Teknik tes
untuk hasil belajar ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa melalui
kegiatan pembelajaran karena kemampuannya, sedangkan observasi digunakan
untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Tes adalah
pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan
bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya
dengan tujuan yang telah ditentukan James S Cangelosi (1995: 21). Pendapat
lainnya mengenai tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
2014:193). Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Dadirejo 02. Teknik tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
setelah menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan disusun instrumen dalam bentuk
observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang
ditentukan peneliti.
3.5.2.1 Intrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Instrumen pengumpulan data untuk variabel bebas adalah lembar
observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam
menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam belajar mengajar dan respon peserta didik dalam menerima pembelajaran. Kegiatan
belajar mengajar harus dapat mencerminkan tahap pembelajaran Numbered Heads
Tabel 4
Kisi – Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru
No. Aspek Indikator No. Item
1 Pra
pembelajaran
a. Guru memeriksa kesiapan siswa 1
2 Kegiatan Awal a. Guru membuka pelajaran meliputi berdoa dan presensi.
b. Guru menyampaikan sebuah apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
c. Merumuskan hipotesis d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
2, 3, 4, 5
3 Kegiatan Inti a. Membentuk kelompok secara heterogen yang masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
b. Menyediakan nomor dan diberikan kepada siswa.
c. Memberikan materi.
d. Membimbing siswa untuk berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompoknya e. Setelah diskusi selesai guru memanggil
nomor yang sudah diambil oleh masing-masing siswa.
f. Pemanggilan nomor dilakukan secara acak.
g. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan dari.
h. Kegiatan tersebut diulang dengan berbagai pertanyaan.
i. Guru memberikan reword kepada siswa.
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
4 Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari.
b. Melakukan refleksi.
Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator kegiatan guru selama
proses pembelajaran maka kemudian dihitung presentase pelaksanaan kegatan
pembelajaran Numbered Heads Together(NHT) yang sesuai dengan indikator. Penghitungan presentase tersebut dengan cara
x 100%
Kisi-kisi lembar observasi kegiatan belajar siswa disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 5
Kisi – Kisi Lembar ObservasiKegiatan Siswa No.
Aspek Indikator No. Item
1 Prapembelajaran a. Menyiapkan perlengkapan belajar. b. Siswa siap dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
1, 2
2 Kegiatan Awal a. Berdoa dan presensi.
b. Siswa memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan guru.
c. Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
3, 4, 5
3 Kegiatan Inti a. Berkelompok sesuai pembagian kelompok dari guru.
b. Menerima nomor dari guru.
c. Masing-masing kelompok membaca materi yang diberikan oleh guru. d. Berdiskusi dan bertanya jawab dalam
kelompoknya
e. Merespon pendapat teman dengan positif.
f. Antusias bekerjasama dengan teman. g. Siswa yang dipanggil nomornya siap-siap untuk menjawab pertanyaan dari guru.
h. Kegiatan tersebut diulang dengan berbagai pertanyaan.
i. Siswa menerima reword dari guru.
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
4 Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari.
b. Melakukan refleksi.
15, 16
Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator kegiatan siswa selama
proses pembelajaran maka kemudian dihitung presentase pelaksanaan kegatan
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang sesuai dengan indikator. Penghitungan presentase tersebut dengan cara
x 100%
Lembar observasi kegiatan guru terdiri dari 16 item pernyataan, lembar
observasi kegiatan siswa terdiri dari 16 item pertanyaan.
Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal siklus I dan
siklus II sebagai berikut.
Tabel 6
Tabel 7
Kisi- kisi Soal Evaluasi siklus II Standar
Tabel 8
Pedoman Penskoran Penilaian Soal Uraian Siklus I No. kekayaan bumi, yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, cahaya matahari, dan mikroba jasad renik).
2
Berdasarkan manfaatnya, sumber daya alam terbagi menjadi:
a. Sumber daya alam penghasil energy seperti matahari, gelombang laut, gas bumi, dan angin.
b. Sumber daya alam penghasil bahan baku
seperti hutan, laut, dan tanah.
c. Sumber daya alam untuk kenyamanan seperti udara bersih dan pemandangan alam.
1
Jika dilihat menurut jenisnya, kita akan mendapati dua macam sumber daya alam yaitu:
a. Sumber daya alam nonhayati,
meliputi segala sesuatu yang bukan makhluk hidup, seperti udara, batu bara, logam, dan lain-lain.
b. Sumber daya alam hayati,
meliputi berbagai makhluk hidup, seperti berbagai mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batu bara, logam (aluminium, bijih besi, dan sebagainya) dan gas bumi.
c. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
seperti berbagai jenis tumbuhan dan hewan
merupakan sumber daya alam yang dapat dibentuk lagi jika rusak atau habis.
1
a. Menjaga kesuburan tanah - Melakukan pemupukan - Membuat terasering
b. Tebang pilih
- Menebang pohon di hutan yang telah cukup umur. Menebang dan menanam kembali
c. Mendirikan daerah-daerah suaka - Suaka margasatwa
a) Ujung Kulon : badak berculasatu. b) Pulau Komodo : komodo
c) Kalimantan : orang utan - Cagar alam
a) Sumatera Utara :Sibolangit b) Bengkulu :raflesia
Contoh tindakan merusak sumber daya alam: a. Penangkapan ikan dengan bahan peledak. b. Penangkapan ikan dengan pukat harimau. c. Penebangan hutan secara liar.
Tabel 9
Pedoman Penskoran Penilaian Soal Uraian Siklus II No. melestarikan hutan misalnya dengan cara tebang pilih artinya jika kita menebang pohon di hutan harus memilih pohon yang telah cukup umur, setelah menebang pohon sebaiknya dilakukan penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang harimau jala sangat lebar bermata kecil-kecil. Pukat harimau ditarik dengan kapal untuk menjaring ikan. Ikan yang besar maupun yang kecil tidak dapat lepas setelah masuk perangkap jarring. Jika hal itu dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan berkurangnya ikan di masa yang akan datang bahkan ikan dapat punah. Ada cara lain yang lebih baik untuk menjaga agar ikan tidak punah yaitu jika kita ingin menangkap ikan sebaiknya dengan menggunakan pancing/jalabiasa. Pancing hanya menangkap ikan-ikan yang besar saja. Penangkapan ikan dengan jarring/jala biasa tidak mengganggu ikan-ikan yang kecil maupun telurikan.
2 2
4
3. Penangkapan ikan dengan bahan peledak sangat merugikan, ledakan dapat mematikan ikan besar maupun ikan yang masih kecil. Secara ekonomis penangkapan ikan dengan bahan peledak mudah, cepat, dan hasilnya banyak. Akan tetapi ikan di masa yang akan datang dapat berkurang bahkan ikan dapat punah.
Cara mengatasinya yaitu dengan menangkap ikan menggunakan pancing atau jarring biasa, cara itu jauh lebih baik dan mengurangi resiko punahnya berbagai jenis ikan.
1
1
3
4. Dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan dalam bentuk :
a. kerusakan permukaan bumi, b. kebisingan,
c. polusi udara, Cara mengatasi:
a. Pertama,membuat kebijakan pelarangan aktivitas penambangan liar dan komitmen menerapkan hukuman bagi yang kedapatan melanggarnya. b. Dengan adanya pengawasan dan penegakan
hukum yang jelas.
c. Melakukan penyuluhan yang rutin terkait dampak penambangan liar terhadap ekosistem yang berujung pada rusaknya alam yang akhirnya merugikan masyarakat.
5. a. Menjaga Kebersihan Lingkungan.
Menjaga kebersihan merupakan hal yang mudah dan sangat berpengaruh besar apabila kita semua dapat menjaga kebersihan bersama-sama.
Prinsipnya adalah jangan buang sampah
sembarangan, kita akan mendapatkan lingkungan yang sangat nyaman dan bersih apabila kita segera membenahi diri masing-masing untuk tidak
membuang sampah sembarangan. Buanglah sampah pada tempat sampah, karena memang di situlah seharusnya kita membuang sampah.
b. Cintai Tumbuhan dan Tanaman.
Dengan kita mencintai tumbuhan dan tanaman yang ada di sekitar kita, kita akan mendapatkan lingkungan yang nyaman dan asri, sehingga hal ini jelas akan lebih nyaman di tempati.
c. Kerja Bakti Bersama.
Hal ini tentu akan memberikan dampak positif baik secara kemasyarakatan, maupun juga secara lingkungan. Ketika anda bersama dengan tetangga membersihkan lingkungan bersama-sama tentu hubungan kekerabatan antar warga juga akan menjadi lebih baik dan rukun. Selain itu,
pekerjaan kerja bakti membersihkan lingkungan pun akan lebih cepat selesai karena dikerjakan
bersama-sama. Sehingga, anda dan para warga lainnya dapat menikmati hunian dan lingkungan tempat tinggal yang nyaman, asri, dan bersih.
6. Berikut adalah cara mencegah banjir:
a) Membuat saluran air yang baik b) Buanglah sampah pada tempatnya c) Rajin membersihkan saluran air
d) Menanam pohon atau tanaman di area sekitar rumah.
e) Melestarikan hutan.
1 1 1 1
1
5
Soal siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk soal uraian. Skala yang
digunakan dalam pengukuran instrumen ini menggunakan sistem bobot dalam
memberikan nilai terhadap jawaban siswa untuk setiap nomor berdasarkan tingkat
kesukaran tiap nomor. Dalam menilai kebenaran jawaban soal-soal bentuk uraian
dipertimbangkan beberapa aspek, antara lain: (a) kebenaran isi sesuai dengan
kaidah-kaidah materi yang ditanyakan, (b) sistematika atau urutan logis dari
kerangka berpikirnya yang dilihat dari penyajian gagasan jawaban dan (c) bahasa
yang digunakan dalam mengekspresikan buah pikirannya (Nana Sudjana, 2014).
Bobot nilai menggunakan skala 1-10. Untuk soal kategori mudah diberi bobot
empat, kategori soal sedang diberi bobot lima, dan kategori soal sulit diberi skor
enam.
3.6 Uji Instrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen, validitas instrumen dikatakan valid apabila
mengukur apa yang seharusnnya diukur. Dalam penelitian ini uji validitas untuk
menguji instrumen dari variabel terikat (Y) yang berupa tes uraian.Instrumen ini
terdapat soal pretest dan posttest. Tes kemampuan awal menggunakan soal pretest
dan setelah perlakuan menggunakan soal posttest.
Uji validitas instrumen uraian pada penelitian ini menggunakan validitas
Judgement). Setelah instrumen dikonstruksi pada aspek- aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para
ahli. Adapun identitas para ahli sebagai berikut :
Tabel 10 Data Validator
Nama Keterangan
Ambawani, S.Pd. SD Guru SDN Dadirejo 02 Gunarso, S.Pd. SD Guru SDN Dadirejo 02
Validasi konstruk meliputi : kejelasan bahasa, kejelasan sisi format
penyajian, kejelasan dari segi gambar/representasi. Validasi isi meliputi:
kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian dengan indikator pencapaian tes
kemampuan berpikir kreatif. Kepada masing – masing para ahli diberi perangkat
tes serta lembar penilaiannya terhadap kesesuaian setiap indikator dengan cara
memberi tanda ) pada kolom setuju (valid) dan kolom tidak setuju (tidak
valid).Pada kolom saran perbaikan para ahli dapat memberikan komentar terhadap
item tes tersebut bila diperlukan. Hasil rekap validasi sebagai berikut:
Tabel 11
Rekap Validasi Pakar soal evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II Pemberi
saran
Keterangan
Konstruk Isi
Validator 1 1. Perbaiki bahasa agar siswa mudah memahami
2. Perbaikan tata tulis sesuai EYD
Setuju
Validator 2 1. Perbaiki redaksional bahasa
2. Perbaiki format penyajian
Setuju
Soal tersebut akan digunakan dalam penelitian jika soal sudah direvisi
sesuai saran validator. Perbaikan bahasa hanya nomer 1 soal siklus I. Tabel revisi
Tabel 12 Revisi Soal
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
a. 1. Berdasarkan pengalaman dan yang
sudah dipelajari, jelaskan dengan
bahasa kalian tentang pengertian
sumber daya alam beserta 3
contohnya!
1. Berdasarkan pengalaman dan
apa yang sudah dipelajari, jelaskan
dengan bahasa kalian sendiri
tentang pengertian dari sumber
daya alam. Berikan 3 contohnya!
a.
3.6.2 Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar atau salah
pada tingkat kemampuan tertentu yang bisa dinyatakan dalam indeks. Analisis ini
dilakukan setelah soal di uji validitas. Analisis tingkat kesukaran soal ini
dilakukan untuk pemilihan instrument soal yang baik. Dalam pemilihan soal yang
baik harus dikategorikan mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dalam
Tabel 13
Tingkat Kesukaran soal pretest dan posttest
Nomor soal Kriteria
Validator
Pretest Posttest
1 2
1.
Sukar
Sedang √
Mudah
2.
Sukar √
Sedang
Mudah
3.
Sukar
Sedang
Mudah
4.
Sukar
Sedang
Mudah
5.
Sukar
Sedang √
Mudah
6.
Sukar
Sedang
Mudah √
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya 33,3% soal kategori mudah, 33,3% soal kategori sedang dan
33.3% kategori sukar. Dalam penelitian ini terdapat 6 soal uraian pada soal pretest
nomor dikategorikan sedang, dan 2 nomor dikategorikan sukar. Pada soal posttest
terdapat 2 nomer dikategorikan mudah, 2 nomor dikategorikan sedang, dan 2
nomor dikategorikan sukar.
3.7 Indikator Hasil
Indikator hasil dalampenelitian ini dilihat dari aspek hasil
belajar.Penelitian ini berhasil jika minimal 80% dari 25 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 65.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik
analisis untuk data hasil tindakan. Baik data hasil observasi maupun data hasil
tindakan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan deksripsi kuantitatif.
Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi kegiatan
guru dan data hasil observasi kegiatan siswa. Observasi kegiatan guru dilakukan
selama pelaksanaan tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II.
Observasi kegiatan guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik
dalam menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Lembar observasi kegiatan guru terdiri dari 16 pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer
mengamati kegiatan guru selama 2 siklus pada pertemuan pertama, kedua, dan
pertemuan ketiga. Observer mengisi lembar observasi kegiatan guru dengan
memberikan tanda centang pada kolomya apabila kegiatan guru dilaksanakan
dengan baik dan kolom tidak apabila tidak terlaksana.
Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian
dilakukan analisis data terhadap data hasil tindakan. Data hasil tindakan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil belajar siswa.
Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh padasiklus I dan siklus II.
cara memberikan soal evaluasi yang berbentuk uraian dengan jumlah 6 soal untuk
siklus I, dan 6 soal uraian untuk siklus II yang sudah di uji tingkat validitas dan
kesukarannya. Penilaian kognitif dilaksanakan pada saat evaluasi akhir dengan
menggunakan 6 soal uraian dengan jumlah total skor 30. Untuk soal yang
diberikan saat siklus I dan siklus II teknik penilaiannya adalah dengan menjumlah
skor dibagi 3, kemudian dikalikan 10.
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam tabel 12 kriteria
ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 14
Kriteria ketuntasan hasil belajar SD Negeri Dadirejo 02
KKM Kualifikasi ≥65 Tuntas
<65 Belum Tuntas
Setelah didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian penulis
membuat tabel distribusi frekuensi prasiklus, siklus I, dan siklus II untuk
mempermudah dalam membaca data mengenai hasil belajar siswa. Kemudian data
mengenai hasil belajar siswa dibuat dalam bentuk diagram batang. Setelah itu
peneliti membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa
yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase
ketuntasan belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran hasil belajar
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa,
khususnya pada mata pelajaran IPA maka penulis melakukan analisis hasil belajar
siswa dengan teknik deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan hasil
belajar siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Kemudian, peneliti membuat tabel
perbandingan hasil belajar siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peneliti
IPA prasiklus, siklus I, dan siklus II. Untuk mengetahui perbandingan antara
jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas pada prasiklus, siklus I, dan siklus II,
peneliti membuat diagram batang mengenai perbandingan persentase ketuntasan
belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II. Lalu peneliti membuat diagram batang
mengenai peningkatan rata-rata kelas agar lebih jelas mengenai peningkatan hasil
belajar siswa.Dari segi hasil belajar, salah satu syarat pembelajaran dikatakan
berhasil ialah minimal 80% dari 25 siswa mencapai ketuntasan belajar