• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Setting dan Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3.1 Setting dan Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Kelas IV SDN Dadirejo 02 Semester II Tahun Ajaran 2016/2017"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

25

penelitian, karakteristik subjek penelitian, variabel penelitian, rencana tindakan,

teknik dan instrumen pengumpulan data, uji validitas dan analisis taraf kesukaran

item soal, indikator keberhasilan dan analisis data secara lebih rinci akan

dijelaskan seperti berikut.

3.1 Setting dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dadirejo 02 Kecamatan

Margorejo Kabupaten Pati. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun

pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang yang

dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki permasalahan yang berkaitan

dengan proses belajar mengajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan

memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus

menerus selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu PTK

menggunakan perlakuan yang berupa siklus.

PTK ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus

terdapat 3 kali pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran.

Jadwal kegiatan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan

dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Dadirejo 02 Semester II Tahun ajaran

2016/2017 yaitu siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 3

Oktober 2016. Siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Oktober

2016. Siklus I pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Oktober 2016.

Setelah penelitian siklus I dilaksanakan, hasil belajar yang didapat siswa belum

memenuhi kriteria keberhasilan penelitian dan ada beberapa langkah dalam

pembelajaran dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang

(2)

pelaksanaan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2016,

untuk siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober 2016 dan

siklus II pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Oktober 2016.

3.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Dadirejo 02

Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

yang berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 15 perempuan.

Sebagian besar siswa bertempat tinggal di daerah sekitar sekolah. Siswa kelas IV

SD Negeri Dadirejo 02 ini memiliki latar belakangyang berbeda-beda. Sebagian

besar orang tua siswa berprofesi sebagai wiraswasta. Karena kesibukan orang

tuanya, sehingga siswa tersebut kurang mendapatkan perhatian dalam hal belajar.

Siswa banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk bermain, tidak ada yang

mengingatkannya untuk belajar ketika dirumah. Kondisi tersebut menyebabkan

hasil belajar siswa menurun terutama mata pelajaran IPA. Jadi, karakteristik yang

berbeda membuat tingkat kesadaran dan tingkat belajar yang berbeda pula.

3.3 Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu penerapan pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT)sebagai variabel bebas, dan hasil belajar IPA sebagai variabel terikat. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan operasional

untuk masing-masing variabel, maka berikut ini dirumuskan definisi operasional

untuk variabel tersebut.

1. Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah pembelajaran kooperatif yang menekankan kerjasama dan berpikir bersama dalam kelompok

dengan menggunakan nomor sebagai identitas siswa dan dilakukan dengan

tahapan belajar meliputi persiapan, pembentukan kelompok, tiap kelompok

harus memiliki buku paket atau buku panduan, diskusi masalah, memanggil

nomor anggota atau pemberian jawaban, memberi kesimpulan.

2. Hasil belajar merupakan variabel dependen atau variabel terikat dalam

(3)

Gambar 2. PTK Model Suharsimi Arikunto (2014: 34)

SIKLUS 1

menyeluruh pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian

ini mengarah pada aspek kognitif saja, oleh karena itu hasil belajar yang

digunakan adalah hasil belajar yang diperoleh dari skor evalusi pada pertemuan

ke 3 setiap siklusnya.

3.4 Rencana Tindakan

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Suharsimi

Arikunto dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2014: 33), yaitu(1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya

adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum masuk pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap model penelitian tindakan

kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai hasil belajar

dapat mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam satu

siklus peneliti harus melalui beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan,

(4)

mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan maka peneliti dapat melakukan

siklus berikutnya artinya sesudahlangkah keempat kemudian kembali kesatu dan

seterusnya. Oleh karena itu, peneliti harus merancang langkah-langkah dalam

penelitiannya. Dalam tahap perencanaan peneliti harus mempersiapkan apa saja

yang akan diperlukan dan apa saja yang akan dilakukan. Setelah perencanaan,

akan dilakukan pengamatan tentang jalannya tindakan dalam penelitian.

Kemudian setelah pengamatan dilakukan refleksi. Refleksi bertujuan untuk

mengetahui kelemahan dan kelebihan dari siklus I, kemudian pada siklus

berikutnya akan dilakukan perbaikan.

Berdasarkan penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) akan dilakukan langkah-langkah dalam tiap siklusnya yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Pelaksanaan Siklus I a. Persiapan

1) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP.

2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.

3) Menyusun strategi menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Togethers (NHT).

4) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.

5) Kesimpulan dan evaluasi.

6) Pemantapan dan tindak lanjut

b. Pelaksanaan

1) Menggunakan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.

2) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 4-5 orang

3) Setiap siswa mempunyai nomor urut yang diberikan oleh guru

4) Guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada setiap kelompok

5) Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah

dipersiapkan oleh guru.

6) Siswa yang nomor urutnya dipanggil akan menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

7) Guru dan murid memberikan kesimpulan terhadap pelajaran yang

(5)

8) Siswa mengerjakan soal evaluasi

c. Pengamatan

Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian

dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaranNumbered

Heads Together (NHT), termasuk hasil yang dicapai siswa.

d. Refleksi

Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan

Pembelajaran model Numbered Heads Together (NHT), maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah

berlangsung, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Dari kegiatan refleksi tersebut dapat diketahui

hal-hal yang perlu diperbaiki guna persiapan pembelajaran pada siklus

yang selanjutnya.

3.4.2 Pelaksanaan Siklus II a. Persiapan

1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan

penetapan alternatif pemecahan masalah.

2) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP.

3) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.

4) Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT).

5) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran.

6) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.

(6)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah

yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah

yang sudah ditentukan, antara lain melalui:

1) Guru melakukan apersepsi.

2) Siswa diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang

ingin dicapai dalam pembelajaran.

3) Siswa membentuk kelompok, satu kelompok 4-5 siswa

4) Siswa mengambil nomor urut yang sudah ditentukan oleh guru

5) Siswa mengamati materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru.

6) Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai dengan

nomor urut masing-masing

7) Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari

8) Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.

c. Pengamatan

1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan dan

mencatat semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan

tindakan berlangsung.

2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan

d. Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan

data/hasil yang terkumpul.

2) Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus 2.

(7)

3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas

Pengumpulan data dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dilakukan dengan non tes. Teknik non tes ini dilakukan melalui lembar observasi, Sutrisno Hadi, 2004:130 mengemukakan bahwa observsi adalah

suatu proses pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-

fenomena yang diteliti. Sama halnya dengan Nasution (dalam Sugiyono, 2013:64) mengatakan bahwa observasi adalah “dasar semua ilmu pengetahuan”. Observasi di dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aplikasi pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar. Teknik observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati kegiatan dan tingkah laku

guru pada saat mengajar dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)di dalam kelas. Saat mengajar di kelas dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), guru kelas IV sebagai observer mangamati dan mengisi lembar observasi dari perlakuan yang diberikan. Teknik observasi ini digunakan

untuk mengetahui perkembangan kegiatan guru dan peserta didik dalam

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi

aktivitas peserta didik dan kegiatan mengajar pada setiap pertemuan.

3.5.1.2Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat

Pengumpulan data hasil belajar dilakukan dengan teknik tes. Teknik tes

untuk hasil belajar ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa melalui

kegiatan pembelajaran karena kemampuannya, sedangkan observasi digunakan

untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Tes adalah

pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan

bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya

dengan tujuan yang telah ditentukan James S Cangelosi (1995: 21). Pendapat

lainnya mengenai tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

(8)

2014:193). Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SD

Negeri Dadirejo 02. Teknik tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

setelah menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan disusun instrumen dalam bentuk

observasi dan tes. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang

ditentukan peneliti.

3.5.2.1 Intrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas

Instrumen pengumpulan data untuk variabel bebas adalah lembar

observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam

menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam belajar mengajar dan respon peserta didik dalam menerima pembelajaran. Kegiatan

belajar mengajar harus dapat mencerminkan tahap pembelajaran Numbered Heads

(9)

Tabel 4

Kisi – Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru

No. Aspek Indikator No. Item

1 Pra

pembelajaran

a. Guru memeriksa kesiapan siswa 1

2 Kegiatan Awal a. Guru membuka pelajaran meliputi berdoa dan presensi.

b. Guru menyampaikan sebuah apersepsi sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

c. Merumuskan hipotesis d. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

2, 3, 4, 5

3 Kegiatan Inti a. Membentuk kelompok secara heterogen yang masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.

b. Menyediakan nomor dan diberikan kepada siswa.

c. Memberikan materi.

d. Membimbing siswa untuk berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompoknya e. Setelah diskusi selesai guru memanggil

nomor yang sudah diambil oleh masing-masing siswa.

f. Pemanggilan nomor dilakukan secara acak.

g. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan dari.

h. Kegiatan tersebut diulang dengan berbagai pertanyaan.

i. Guru memberikan reword kepada siswa.

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14

4 Kegiatan Akhir

a. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari.

b. Melakukan refleksi.

(10)

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator kegiatan guru selama

proses pembelajaran maka kemudian dihitung presentase pelaksanaan kegatan

pembelajaran Numbered Heads Together(NHT) yang sesuai dengan indikator. Penghitungan presentase tersebut dengan cara

x 100%

Kisi-kisi lembar observasi kegiatan belajar siswa disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 5

Kisi – Kisi Lembar ObservasiKegiatan Siswa No.

Aspek Indikator No. Item

1 Prapembelajaran a. Menyiapkan perlengkapan belajar. b. Siswa siap dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

1, 2

2 Kegiatan Awal a. Berdoa dan presensi.

b. Siswa memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan guru.

c. Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

3, 4, 5

3 Kegiatan Inti a. Berkelompok sesuai pembagian kelompok dari guru.

b. Menerima nomor dari guru.

c. Masing-masing kelompok membaca materi yang diberikan oleh guru. d. Berdiskusi dan bertanya jawab dalam

kelompoknya

e. Merespon pendapat teman dengan positif.

f. Antusias bekerjasama dengan teman. g. Siswa yang dipanggil nomornya siap-siap untuk menjawab pertanyaan dari guru.

h. Kegiatan tersebut diulang dengan berbagai pertanyaan.

i. Siswa menerima reword dari guru.

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

(11)

4 Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari.

b. Melakukan refleksi.

15, 16

Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator kegiatan siswa selama

proses pembelajaran maka kemudian dihitung presentase pelaksanaan kegatan

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang sesuai dengan indikator. Penghitungan presentase tersebut dengan cara

x 100%

Lembar observasi kegiatan guru terdiri dari 16 item pernyataan, lembar

observasi kegiatan siswa terdiri dari 16 item pertanyaan.

Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal siklus I dan

siklus II sebagai berikut.

Tabel 6

(12)

Tabel 7

Kisi- kisi Soal Evaluasi siklus II Standar

(13)

Tabel 8

Pedoman Penskoran Penilaian Soal Uraian Siklus I No. kekayaan bumi, yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, cahaya matahari, dan mikroba jasad renik).

2

Berdasarkan manfaatnya, sumber daya alam terbagi menjadi:

a. Sumber daya alam penghasil energy seperti matahari, gelombang laut, gas bumi, dan angin.

b. Sumber daya alam penghasil bahan baku

seperti hutan, laut, dan tanah.

c. Sumber daya alam untuk kenyamanan seperti udara bersih dan pemandangan alam.

1

Jika dilihat menurut jenisnya, kita akan mendapati dua macam sumber daya alam yaitu:

a. Sumber daya alam nonhayati,

meliputi segala sesuatu yang bukan makhluk hidup, seperti udara, batu bara, logam, dan lain-lain.

b. Sumber daya alam hayati,

meliputi berbagai makhluk hidup, seperti berbagai mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.

(14)

b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batu bara, logam (aluminium, bijih besi, dan sebagainya) dan gas bumi.

c. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

seperti berbagai jenis tumbuhan dan hewan

merupakan sumber daya alam yang dapat dibentuk lagi jika rusak atau habis.

1

a. Menjaga kesuburan tanah - Melakukan pemupukan - Membuat terasering

b. Tebang pilih

- Menebang pohon di hutan yang telah cukup umur. Menebang dan menanam kembali

c. Mendirikan daerah-daerah suaka - Suaka margasatwa

a) Ujung Kulon : badak berculasatu. b) Pulau Komodo : komodo

c) Kalimantan : orang utan - Cagar alam

a) Sumatera Utara :Sibolangit b) Bengkulu :raflesia

Contoh tindakan merusak sumber daya alam: a. Penangkapan ikan dengan bahan peledak. b. Penangkapan ikan dengan pukat harimau. c. Penebangan hutan secara liar.

(15)

Tabel 9

Pedoman Penskoran Penilaian Soal Uraian Siklus II No. melestarikan hutan misalnya dengan cara tebang pilih artinya jika kita menebang pohon di hutan harus memilih pohon yang telah cukup umur, setelah menebang pohon sebaiknya dilakukan penanaman bibit baru untuk setiap pohon yang harimau jala sangat lebar bermata kecil-kecil. Pukat harimau ditarik dengan kapal untuk menjaring ikan. Ikan yang besar maupun yang kecil tidak dapat lepas setelah masuk perangkap jarring. Jika hal itu dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan berkurangnya ikan di masa yang akan datang bahkan ikan dapat punah. Ada cara lain yang lebih baik untuk menjaga agar ikan tidak punah yaitu jika kita ingin menangkap ikan sebaiknya dengan menggunakan pancing/jalabiasa. Pancing hanya menangkap ikan-ikan yang besar saja. Penangkapan ikan dengan jarring/jala biasa tidak mengganggu ikan-ikan yang kecil maupun telurikan.

2 2

4

3. Penangkapan ikan dengan bahan peledak sangat merugikan, ledakan dapat mematikan ikan besar maupun ikan yang masih kecil. Secara ekonomis penangkapan ikan dengan bahan peledak mudah, cepat, dan hasilnya banyak. Akan tetapi ikan di masa yang akan datang dapat berkurang bahkan ikan dapat punah.

Cara mengatasinya yaitu dengan menangkap ikan menggunakan pancing atau jarring biasa, cara itu jauh lebih baik dan mengurangi resiko punahnya berbagai jenis ikan.

1

1

3

(16)

4. Dampak negatif dari kegiatan penambangan dapat dikelompokan dalam bentuk :

a. kerusakan permukaan bumi, b. kebisingan,

c. polusi udara, Cara mengatasi:

a. Pertama,membuat kebijakan pelarangan aktivitas penambangan liar dan komitmen menerapkan hukuman bagi yang kedapatan melanggarnya. b. Dengan adanya pengawasan dan penegakan

hukum yang jelas.

c. Melakukan penyuluhan yang rutin terkait dampak penambangan liar terhadap ekosistem yang berujung pada rusaknya alam yang akhirnya merugikan masyarakat.

5. a. Menjaga Kebersihan Lingkungan.

Menjaga kebersihan merupakan hal yang mudah dan sangat berpengaruh besar apabila kita semua dapat menjaga kebersihan bersama-sama.

Prinsipnya adalah jangan buang sampah

sembarangan, kita akan mendapatkan lingkungan yang sangat nyaman dan bersih apabila kita segera membenahi diri masing-masing untuk tidak

membuang sampah sembarangan. Buanglah sampah pada tempat sampah, karena memang di situlah seharusnya kita membuang sampah.

b. Cintai Tumbuhan dan Tanaman.

Dengan kita mencintai tumbuhan dan tanaman yang ada di sekitar kita, kita akan mendapatkan lingkungan yang nyaman dan asri, sehingga hal ini jelas akan lebih nyaman di tempati.

c. Kerja Bakti Bersama.

Hal ini tentu akan memberikan dampak positif baik secara kemasyarakatan, maupun juga secara lingkungan. Ketika anda bersama dengan tetangga membersihkan lingkungan bersama-sama tentu hubungan kekerabatan antar warga juga akan menjadi lebih baik dan rukun. Selain itu,

pekerjaan kerja bakti membersihkan lingkungan pun akan lebih cepat selesai karena dikerjakan

(17)

bersama-sama. Sehingga, anda dan para warga lainnya dapat menikmati hunian dan lingkungan tempat tinggal yang nyaman, asri, dan bersih.

6. Berikut adalah cara mencegah banjir:

a) Membuat saluran air yang baik b) Buanglah sampah pada tempatnya c) Rajin membersihkan saluran air

d) Menanam pohon atau tanaman di area sekitar rumah.

e) Melestarikan hutan.

1 1 1 1

1

5

Soal siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk soal uraian. Skala yang

digunakan dalam pengukuran instrumen ini menggunakan sistem bobot dalam

memberikan nilai terhadap jawaban siswa untuk setiap nomor berdasarkan tingkat

kesukaran tiap nomor. Dalam menilai kebenaran jawaban soal-soal bentuk uraian

dipertimbangkan beberapa aspek, antara lain: (a) kebenaran isi sesuai dengan

kaidah-kaidah materi yang ditanyakan, (b) sistematika atau urutan logis dari

kerangka berpikirnya yang dilihat dari penyajian gagasan jawaban dan (c) bahasa

yang digunakan dalam mengekspresikan buah pikirannya (Nana Sudjana, 2014).

Bobot nilai menggunakan skala 1-10. Untuk soal kategori mudah diberi bobot

empat, kategori soal sedang diberi bobot lima, dan kategori soal sulit diberi skor

enam.

3.6 Uji Instrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas instrumen, validitas instrumen dikatakan valid apabila

mengukur apa yang seharusnnya diukur. Dalam penelitian ini uji validitas untuk

menguji instrumen dari variabel terikat (Y) yang berupa tes uraian.Instrumen ini

terdapat soal pretest dan posttest. Tes kemampuan awal menggunakan soal pretest

dan setelah perlakuan menggunakan soal posttest.

Uji validitas instrumen uraian pada penelitian ini menggunakan validitas

(18)

Judgement). Setelah instrumen dikonstruksi pada aspek- aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para

ahli. Adapun identitas para ahli sebagai berikut :

Tabel 10 Data Validator

Nama Keterangan

Ambawani, S.Pd. SD Guru SDN Dadirejo 02 Gunarso, S.Pd. SD Guru SDN Dadirejo 02

Validasi konstruk meliputi : kejelasan bahasa, kejelasan sisi format

penyajian, kejelasan dari segi gambar/representasi. Validasi isi meliputi:

kesesuaian dengan materi pokok, kesesuaian dengan indikator pencapaian tes

kemampuan berpikir kreatif. Kepada masing – masing para ahli diberi perangkat

tes serta lembar penilaiannya terhadap kesesuaian setiap indikator dengan cara

memberi tanda ) pada kolom setuju (valid) dan kolom tidak setuju (tidak

valid).Pada kolom saran perbaikan para ahli dapat memberikan komentar terhadap

item tes tersebut bila diperlukan. Hasil rekap validasi sebagai berikut:

Tabel 11

Rekap Validasi Pakar soal evaluasi siklus I dan evaluasi siklus II Pemberi

saran

Keterangan

Konstruk Isi

Validator 1 1. Perbaiki bahasa agar siswa mudah memahami

2. Perbaikan tata tulis sesuai EYD

Setuju

Validator 2 1. Perbaiki redaksional bahasa

2. Perbaiki format penyajian

Setuju

Soal tersebut akan digunakan dalam penelitian jika soal sudah direvisi

sesuai saran validator. Perbaikan bahasa hanya nomer 1 soal siklus I. Tabel revisi

(19)

Tabel 12 Revisi Soal

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

a. 1. Berdasarkan pengalaman dan yang

sudah dipelajari, jelaskan dengan

bahasa kalian tentang pengertian

sumber daya alam beserta 3

contohnya!

1. Berdasarkan pengalaman dan

apa yang sudah dipelajari, jelaskan

dengan bahasa kalian sendiri

tentang pengertian dari sumber

daya alam. Berikan 3 contohnya!

a.

3.6.2 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar atau salah

pada tingkat kemampuan tertentu yang bisa dinyatakan dalam indeks. Analisis ini

dilakukan setelah soal di uji validitas. Analisis tingkat kesukaran soal ini

dilakukan untuk pemilihan instrument soal yang baik. Dalam pemilihan soal yang

baik harus dikategorikan mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran dalam

(20)

Tabel 13

Tingkat Kesukaran soal pretest dan posttest

Nomor soal Kriteria

Validator

Pretest Posttest

1 2

1.

Sukar

Sedang √

Mudah

2.

Sukar √

Sedang

Mudah

3.

Sukar

Sedang

Mudah

4.

Sukar

Sedang

Mudah

5.

Sukar

Sedang √

Mudah

6.

Sukar

Sedang

Mudah √

Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang

memadai artinya 33,3% soal kategori mudah, 33,3% soal kategori sedang dan

33.3% kategori sukar. Dalam penelitian ini terdapat 6 soal uraian pada soal pretest

(21)

nomor dikategorikan sedang, dan 2 nomor dikategorikan sukar. Pada soal posttest

terdapat 2 nomer dikategorikan mudah, 2 nomor dikategorikan sedang, dan 2

nomor dikategorikan sukar.

3.7 Indikator Hasil

Indikator hasil dalampenelitian ini dilihat dari aspek hasil

belajar.Penelitian ini berhasil jika minimal 80% dari 25 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 65.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik

analisis untuk data hasil tindakan. Baik data hasil observasi maupun data hasil

tindakan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan deksripsi kuantitatif.

Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi kegiatan

guru dan data hasil observasi kegiatan siswa. Observasi kegiatan guru dilakukan

selama pelaksanaan tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II.

Observasi kegiatan guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik

dalam menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Lembar observasi kegiatan guru terdiri dari 16 pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra

pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer

mengamati kegiatan guru selama 2 siklus pada pertemuan pertama, kedua, dan

pertemuan ketiga. Observer mengisi lembar observasi kegiatan guru dengan

memberikan tanda centang pada kolomya apabila kegiatan guru dilaksanakan

dengan baik dan kolom tidak apabila tidak terlaksana.

Setelah dilakukan analisis data terhadap data hasil observasi kemudian

dilakukan analisis data terhadap data hasil tindakan. Data hasil tindakan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah data mengenai hasil belajar siswa.

Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh padasiklus I dan siklus II.

(22)

cara memberikan soal evaluasi yang berbentuk uraian dengan jumlah 6 soal untuk

siklus I, dan 6 soal uraian untuk siklus II yang sudah di uji tingkat validitas dan

kesukarannya. Penilaian kognitif dilaksanakan pada saat evaluasi akhir dengan

menggunakan 6 soal uraian dengan jumlah total skor 30. Untuk soal yang

diberikan saat siklus I dan siklus II teknik penilaiannya adalah dengan menjumlah

skor dibagi 3, kemudian dikalikan 10.

Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes evaluasi dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dikonfirmasikan dalam tabel 12 kriteria

ketuntasan sebagai berikut:

Tabel 14

Kriteria ketuntasan hasil belajar SD Negeri Dadirejo 02

KKM Kualifikasi ≥65 Tuntas

<65 Belum Tuntas

Setelah didapatkan data mengenai hasil belajar siswa, kemudian penulis

membuat tabel distribusi frekuensi prasiklus, siklus I, dan siklus II untuk

mempermudah dalam membaca data mengenai hasil belajar siswa. Kemudian data

mengenai hasil belajar siswa dibuat dalam bentuk diagram batang. Setelah itu

peneliti membuat tabel ketuntasan belajar siswa untuk menentukan jumlah siswa

yang tuntas dan tidak tuntas. Untuk lebih memperjelas mengenai persentase

ketuntasan belajar siswa, peneliti membuat diagram lingkaran hasil belajar

prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Setelah melakukan pengolahan data terhadap hasil belajar siswa,

khususnya pada mata pelajaran IPA maka penulis melakukan analisis hasil belajar

siswa dengan teknik deskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan hasil

belajar siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Kemudian, peneliti membuat tabel

perbandingan hasil belajar siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peneliti

(23)

IPA prasiklus, siklus I, dan siklus II. Untuk mengetahui perbandingan antara

jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas pada prasiklus, siklus I, dan siklus II,

peneliti membuat diagram batang mengenai perbandingan persentase ketuntasan

belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II. Lalu peneliti membuat diagram batang

mengenai peningkatan rata-rata kelas agar lebih jelas mengenai peningkatan hasil

belajar siswa.Dari segi hasil belajar, salah satu syarat pembelajaran dikatakan

berhasil ialah minimal 80% dari 25 siswa mencapai ketuntasan belajar

Gambar

Gambar  2.  PTK Model Suharsimi Arikunto
Kisi Tabel 5 – Kisi Lembar ObservasiKegiatan Siswa
Tabel 6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
Tabel 7  Kisi- kisi Soal Evaluasi siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

Tanggapan terkecil yang diberikan responden pada semua item pernyataan dari variabel kepercayaan, citra toko, risiko yang dipersepsikan, pengalaman belanja online ,

Metode mohr yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan

macam cara lainya. Pada prakteknya dua metode pertama adalah yang terpenting, metode.. gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen

Apakah kepercayaan, citra toko, risiko yang dipersepsikan, dan pengalaman belanja online secara simultan berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen Zalora

Simpan larutan ditempat yang gelap selama 20 menit Endapan lalu disaring dan dicuci dengan 10 mL HNO3 0,05 N kemudian di cek dengan mengunakan HCl untuk mengetahui

RATA-RATA PERSEDIAAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE TAHUN

Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah P r menurut konsep tekananr besarnya P dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fuida ( F ) dan luas