• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Metode Pembelajaran Take and Give 1. Metode Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Metode Pembelajaran Take and Give 1. Metode Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar PKN Melalui Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1Metode Pembelajaran Take and Give 1. Metode Pembelajaran

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra

(2008) berpendapat bahawa metode pembelajaran adalah serangkaian

kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada

siswa. Berbeda lagi menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

yang mengartikan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar

merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,

sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari

belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

dicapai.

Dapat juga disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah

strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong

seorang guru untuk mencari metode yang tepat dalam penyampaian

materinya agar dapat diserap dengan baik oleh siswa. Mengajar secara

efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan metode

mengajar.

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

(2)

pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Jadi dapat dikatakan Teori belajar

merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar,

sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari

belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

metode pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk

menyampaikan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat

dicapai.

2. Metode Pembelajaran Take and Give

Take and give secara bahasa mempunyai arti yaitu mengambil dan

memberi, maksud dari Take and Give dalam metode pembelajaran ini adalah

dimana siswa mengambil dan memberi materi pelajaran pada siswa yang

lainnya. Metode pembelajaran ini juga mengajarkan siswa untuk lebih aktif

dalam memberikan materi, mengajarkan siswa untuk lebih menghargai satu

dengan yang lainnya dan juga siswa lebih mampu untuk memahami materi.

Jadi metode pembelajaran Take and Give adalah metode pembelajaran yang

memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang

diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain) dan mampu menyampaikan

isi materi pelajaran kepada teman sebaya (siswa lain) dengan jelas.

Kekurangan dan kelebihan metode Take and Give

Kelebihan dari metode pembelajaran Take and Give ini yaitu:

a. Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi

karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.

b. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa

akan informasi.

c. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang

lain.

d. Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas.

Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu

(3)

e. Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa

dibebani tanggung jawab atas kartunya masing-masing.

Sedangkan kekurangan dari metode pembelajaran Take and Give ini yaitu:

a. Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka

informasi yang diterima siswa lain pun akan kurang tepat.

b. Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.

c. Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan

akademik yang baik dan siswa yang kurang memiliki kemampuan

akademik.

d. Kecenderungan terjadinya free riders dalam setiap kelompok,

utamanya siswa-siswa yang akrab satu sama lain.

Alasan pemilihan materi yang sesuai untuk metode pembelajaran take

and give adalah materi yang mengandung informasi yang singkat, jelas dan

padat. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran ini lebih menekankan pada

unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta membutuhkan

pemahaman yang cepat. Pembelajaran metode ini pun tidak memerlukan

pemahaman materi dengan teknik pelajaran praktek maupun diskusi.

Sintak metode pembelajaran Take and Give

Sintak metode pembelajaran Take and Give yaitu:

a. Guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran.

b. Guru mendesain kelas sebagaimana mestinya.

c. Guru menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

d. Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-masing

satu kartu untuk dipelajari atau di hafal.

e. Semua siswa berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi

informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu

yang dipegangnya.

f. Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan

(4)

g. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru memberikan pertanyaan

yang tidak sesuai dengan kartu

h. Guru menutup pembelajaran.

2.2 Hasil Belajar Peserta Didik

Menurut Slameto (Haling, 2006:1) mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu proses yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik (dalam Haling 2006:2)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perkembangan diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan

latihan, belajar itu perubahan-perubahan yang psikis. Sedangkan menurut

Dimyati da Mudjiono (2009:7) belajar merupakan tindakan tindakan dan

perilaku peserta didik yang komplek. Jadi pengertian belajar adalah suatu

proses untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh pengetahuan dan

keterampilan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Belajar pada

hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah

melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua

perubahan termasuk kategori belajar dan dapat di artikan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu

dengan lingkungannya.

Nawawi dalam K. Brahim (2007 : 39) yang menyatakan bahwa hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan menurut

Fathurrohman dan Sutikno (2007:180) hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar. Kemampuan yang

dimiliki antara peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda karena

pengalaman belajar yang dialami antara peserta didik yang satu dengan yang

lain juga berbeda-beda. Di sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari

(5)

penguasaan materi juga dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa.

Perubahan tingkah laku yang dialami siswa setelah mengalami aktivitas belajar

akan lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan, menurut Suprijono (2012:7) hasil

belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

aspek potensi kemanusaiaan saja. Perubahan perilaku siswa dapat berupa

perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Perubahan pengetahuan siswa

biasanya akan menjadi lebih baik dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya

misalnya siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti

menjadi mengerti dan lain sebagainya. Perubahan pengetahuan siswa biasanya

dilihat dari nilai siswa setelah mengerjakan soal evaluasi. Perubahan sikap

siswa dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya misalnya dari yang tidak sopan

menjadi sopan. Perubahan keterampilan juga dapat lebih baik dari sebelumnya

misalnya dari yang tidak bisa melakukan sesuatu menjadi bisa melakukan

sesuatu.

Menurut Bloom dalam (Suprijono, 2012:6) hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif adalah

knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis (menguraikan,

menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah

receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),

organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Psikomotor juga

mencakup kererampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan

intelektual.

Melihat pada pemikiran Gagne (Suprijono, 2012:5), hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

(6)

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadapat objek tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas hasil belajar adalah kemampuan

yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar berupa

perubahan perilaku siswa yang mencakup kemampuan kognitif, psikomotor

dan afektif. Perubahan kemampuan kognitif berhubungan dengan pengetahuan,

peribahan psikomotor berhubungan dengan keterampilan dan perubahan afektif

berhubungan dengan sikap. Perubahan perilaku siswa setelah mengalami

proses pembelajaran akan lebih baik dari sebelumnya misalnya perubahan

dalam hal pengetahuan misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang

tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya, perubahan dalam hal

keterampilam misalnya dari yang tidak bisa melakukan sesuatu menjadi bisa

melakukan sesuatu dan sebagainya serta perubahan dalam hal sikap dari yang

tidak patuh menjadi patuh dan sebagainya.

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri adalah suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan

tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang dapat

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk

mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang

di harapkan dapat diketahui melalui evaluasi. Selain itu dengan dilakukannya

(7)

2.3 Keaktifan Belajar Peserta Didik

Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 23) berarti giat

(bekerja, berusaha). Sementara itu keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik

maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak

dapat dipisahkan (Sardiman, 2009: 98). keaktifan siswa dalam belajar

merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam

proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan

suasana kelas menjadi kondusif.

Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh

guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil yang

maksimal. Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa.

Menurut Sardiman (2009: 100–101) keaktifan siswa dalam belajar dapat

diklasifikasikan, yaitu:

1. Visual activities meliputi membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja.

2. Oral activities meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Listening activities meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan

percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan musik, pidato.

4. Writing activities meliputi menulis cerita, menulis laporan, karangan,

angket, menyalin.

5. Drawing activities meliputi menggambar, membuat grafik, diagram, peta.

6. Motor activities meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,

menari dan berkebun.

7. Mental activities meliputi merenung, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat

keputusan.

8. Emotional activities meliputi minat, membedakan, berani, tenang dan

(8)

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Nana Sudjana (2004:

61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:(1) turut serta dalam

melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3)

Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah;(5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan

petunjuk guru;(6)Menilai kemampuan dirinya dan hasil–hasil yang

diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang

sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang

dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih

untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa

sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta

didik dalam proses pembelajaran. Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah 1)

Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka

berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan

instruksional (kemampuan dasar kepada peserta didik); 3) Mengingatkan

kompetensi belajar kepada peserta didik; 4) Memberikan stimulus (masalah,

topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5) Memberikan petunjuk kepada

peserta didik cara mempelajari; 6) Memunculkan aktifitas, partisipasipeserta

didik dalam kegiatan pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik (feedback); 8)

Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga

kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan

setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa

pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman

(9)

abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan

partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta

berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang

akan dicapai. Selain memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara

meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara

meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah

mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki

penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan

siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa.

Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk

berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.

Dengan demikian bisa kita lihat bahwa keaktifan siswa sangat

bervariasi, peran gurulah untuk menjamin setiap siswa untuk memperoleh

pengetahuan dan ketrampilan dalam kondisi yang ada. Guru juga harus selalu

memberi kesempatan bagi siswa untuk bersikap aktif mencari, memperoleh,

dan mengolah hasil belajarnya.

2.4 PKn SD

PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting

untuk diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Ruminiati (2007: 1.15)

menyatakan bahwa pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang

berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada

pendidikan afektif. Tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak sedikit

yang salah menafsirkan bahwa PKN dengan PKn merupakan hal yang sama.

Padahal keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda dalam

pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Soemantri bahwa PKN adalah

pendidikan kewargaan negara, yang merupakan mata pelajaran sosial yang

bertujuan membentuk warga negara yang baik yaitu warga negara yang

tahu, mau, dan mampu berbuat baik, sedangkan PKn adalah pendidikan

(10)

negara yang berisi tentang diri kewarganegaraan, peraturan naturalisasi

atau pemero lehan status sebagai WNI (Ruminiati, 2007: 1 - 25).

Pengertian PKn juga dijelaskan di dalam Permendikbud No. 64 Tahun

2013 tentang standar isi. Di dalam Permendikbud No. 64 Tahun 2013

tentang standar isi tertulis bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang

memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

PKn merupakan pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela

negara yang dilandasi oleh rasa cinta kepada tanah air, kesadaran

berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas kebenaran idiologi pancasila

dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan

negara (Ittihad, 2007: 1.37).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

PKn merupakan mata pelajaran yang berkaitan erat dengan pendidikan

afektif yang berpengetahuan bela negara. PKn juga dikatakan sebagai

pendidikan awal bela negara, Idiologi pancasila dan UUD 1945,

naturalisasi, dan pemerolehan status warga negara.

1. Tujuan PKn

Melalui mata pelajaran PKn, diharapkan kegiatan pembelajaran

dapat mencapai tujuan yang diharapkan sebagaimana tercantum pada

Permendikbud No. 64 tahun 2013 tentang standar isi meliputi:

a. Berpikir secara kritis dan rasional dalam menghadapi isu

kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta

(11)

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan memanfaatkan ilmu dan

teknologi.

2. Ruang Lingkup PKn

Mata pelajaran PKn memiliki klasifikasi materi yang dirangkum

dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata

pelajaran PKn sesuai Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang standar isi,

meliputi:

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,

cinta lingkungan, kebanggan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,

keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif

terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan

keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat,

peraturan daerah (Perda), norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan

internasional.

c. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban

anggota masyarakat, instrunmen nasional dan internasional HAM,

pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri

sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,

persamaan kedudukan warga negara.

e. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

(12)

f. Kekuasan dan Politik, meliputi: pemerintah desa dan kecamatan,

pemerintah daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem

politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani,

sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,

pengamalan nila-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila

sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, damak globalisasi, hubungan internasional

dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi

pembelajaran pada mata pelajaran PKn terangkum dalam ruang lingkup

mata pelajaran PKn yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi: ruang lingkup

persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan peraturan,

ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup kebutuhan dan

konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup

pancasila, serta ruang lingkup globalisasi.

2.5 Penerapan Metode Pembelajaran Take and Give pada Kelas IV SD Mata Pelajaran PKn

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas

berdasarkan prosedur yang sesuai. Sebelum kegiatan pembelajaran

dilaksanakan langkah awal yang dilakukan yaitu dengan membuat RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Setiap guru dalam satuan pendidikan

wajib membuat RPP secara lengkap dan sistematis. Agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik

untuk berperan aktif. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) disusun untuk

(13)

merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan

jadwal yang tersedia (Permendikbud No. 65 Tahun 2013).

Sesuai dengan peraturan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 bahwa

pelaksanaan pembelajaran meliputi 3 tahapan yaitu pendahuluan, inti dan

penutup.

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan

memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

2. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.

Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

Dari pendapat di atas ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran

di kelas yang pertama yaitu kegiatan pendahuluan yang berisi motivasi untuk

memfokuskan perhatian siswa. Sehingga, siswa akan lebih siap dan aktif dalam

mengikuti pembelajaran di kelas. Kedua yaitu kegiatan inti yang dilakukan

secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan

inti dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang.

Ketiga, kegiatan penutup berisi kesimpulan atau rangkuman pembelajaran dan

mengakhiri aktivitas pembelajaran. Apabila pelaksanaan pembelajaran

disesuaikan dengan standar proses tersebut maka diharapkan pembelajaran di

dalam kelas akan lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

(14)

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan Permendikbud

No.65 Tahun 2013.

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang akan dipelajari.

b. Elaborasi

1. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan

lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun

tertulis

2. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif

3. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang

dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun

kelompok

4. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok

c. Konfirmasi

1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

lisan,tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta

didik,

2. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan,

3. Kegiatan Penutup

a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan

(15)

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

Dari pendapat di atas ada tiga tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran

di kelas yang pertama yaitu kegiatan pendahuluan yang berisi motivasi untuk

memfokuskan perhatian siswa. Sehingga, siswa akan lebih siap dan aktif dalam

mengikuti pembelajaran di kelas. Selain memberikan motivasi juga

menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kedua yaitu

kegiatan inti yang dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi yang

berisi tentang penggalian pengetahuan siswa terhadap materi yang akan

dipelajari, elaborasi berisi tentang pemberian tugas yang diberikan guru untuk

dilesaikan dan kemudian dipresentasikan serta konfirmasi berisi umpan balik

positif dan refleksi. Kegiatan inti dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan dan menantang. Ketiga, kegiatan penutup berisi kesimpulan

atau rangkuman pembelajaran dan mengakhiri aktivitas pembelajaran. Apabila

pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan standar proses tersebut maka

diharapkan pembelajaran di dalam kelas akan lebih bermakna yang nantinya

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan metode pembelajaran juga

menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran dalam

kelas harus disesuaikan kondisi dan materi yang akan dipelajari. Apabila dalam

pemilihan metode pembelajaran tepat maka siswa dalam mengikuti

pembelajaran akan lebih aktif dan termotivasi. Salah satu metode pembelajaran

yang dapat membangkitkan motivasi siswa yaitu metode pembelajaran Take

and Give karena metode ini menekankan siswa untuk aktif bekerjasama dalam

kelompok tiap pasangannya, aktif mencari pasangan, dan melatih siswa untuk

berfikir. Siswa tidak akan merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran karena

mereka tidak hanya duduk mendengarkan saja tetapi juga melakukan aktivitas

dalam pembelajaran. Apabila siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam belajar

maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kelas.

(16)

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa di dalam proses

pembelajaran.

b. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa setelah

melakukan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

 Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab.  Guru menyampaikan materi pembelajaran.

b. Elaborasi

 Guru membagikan masing-masing kartu kepada setiap siswa.

 Guru memberikan waktu 5 menit untuk mengahafal dan memahami

materi yang mereka dapat di dalam kartu.

 Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari pasangan mereka untuk bertukar informasi (memberi dan menerima).

Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang

dipegangnya.

 Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan

menerima materi masing-masing.

 Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah

habis.

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang berani maju

kedepan untuk presentasi apa yang telah mereka dapat.

 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah maju.

Pertanyaan yang diberikan tidak sesuai dengan materi yang siswa

dapatkan dalam kartu.

 Guru memberikan reward kepada siswa yang telah berani maju kedepan.

(17)

 Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum dipahami.

 Guru memberikan penguatan kepada siswa atas materi yang mereka

kerjakan.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

b. Guru bersama siswa melakukan refleksi.

c. Guru melakukan evaluasi tentang pembelajaran.

d. Guru menutup pelajaran dengan salam.

2.6 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini didasarkan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh

beberapa penelitian yang menggunakan metode pembelajaran take and give

dalam menyelesaiakn masalah pembelajaran PKn yang hampir sama dengan

penelitian yang dilakukan peneliti. Penelitian-penelitian tersebut antara lain :

Putri Anjani ,Suparno 2013 dengan judul : Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Take And Give untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas 4 Semester II SD Negeri

Salatiga 02 Tahun Pelajaran 2012/2013

Menyimpulkan bahwa : Penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe take and give dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa.

Peningkatan hasil belajar dapat terlihat pada besarnya ketuntasan dari kondisi

awal prasiklus (awal) sebesar 21 atau 48,8% siswa, siklus I sebesar 41 atau

95,3% siswa, dan pada siklus II sebesar 43 atau 100% siswa. Dilihat dari skor

minimal prasiklus sebesar 45, siklus I sebesar 60, dan pada siklus II sebesar 70.

Sedangkan skor maksimal prasiklus sebesar 90, siklus I sebesar 100 dan pada

siklus II sebesar 100. Berdasarkan hasil belajar pada prasiklus, siklus I, dan

siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar klasikal sudah memenuhi target

indikator yang telah ditetapkan yakni ≥ 80% dari keseluruhan jumlah siswa

mengalami ketuntasan belajar. Sedangkan peningkatan keaktifan siswa dapat

(18)

siklus I sebesar 80,8%, dan pada siklus II sebesar 91%. Hal ini menunjukkan

bahwa keaktifan siswa secara klasikal sudah memenuhi target indikator yang

ditetapkan yakni ≥ 80% dari jumlah seluruh siswa. Berdasarkan pada hasil

penelitian, penulis menyarankan agar model pembelajaran kooperatif tipe Take

and Give dapat diterapkan pada pembelajaran IPA guna meningkatkan

keaktifan siswa serta memaksimalkan hasil belajar siswa.

2.7 KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan kajian teori yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode pembelajaran Take and Give pada mata pelajaran PKn

diharapkan siswa akan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar yang

semula rendah akan menjadi tinggi. Kemudian, siswa juga sadar akan

pentingnya tujuan pembelajaran yang akan dicapai, bukan hanya sadar namun

juga harus termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Selanjutnya melalui metode Take and Give ini peserta didik diharapkan

dapat berfikir secara kritis dan bekerjasama dengan pasangannya karena

diberikan tanggung jawab mengenai materi yang menjadi tugasnya. Dalam

pembelajaran Take and Give siswa terlibat aktif dalam memecahkan masalah

(19)

2.1 Skema Kerangka Berpikir

Identifikasi masalah : Hasil dan keaktifan belajar siswa

Perencanaan I : menggunakan metode Take and Give dalam pembelajaran

Perencanaan II : menggunakan metode Take and Give dalam pembelajaran hasil refleksi siklus I Siklus I

Siklus II Refleksi

Observasi

Pelaksanaan

Hasil refleksi Siklus II Refleksi

Observasi

Pelaksanaan

Hasil refleksi Siklus I

Keterangan:

: Kegiatan : Hasil Kegiatan

(20)

2.8 HIPOTESIS TINDAKAN

1. Peningkatan keaktifan siswa diduga dapat diupayakan melalui metode pembelajaran Take and Give pada kelas IV SD Negeri 1 Buntu Kecamatan

Kejajar Kabupaten Wonosobo semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.

2. Peningkatan hasil belajar PKn diduga dapat diupayakan melalui metode pembelajaran Take and Give pada kelas IV SD Negeri 1 Buntu Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya keaktifan dan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Kradenan yaitu dominasi guru masih sangat tinggi pada proses

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika

Belajar sebagai proses di dalamnya terkandung tujuan belajar,peserta didik yang bermotivasi tingkat kesulitan belajar rangsangan dari lingkungan dan sekolahan dari peserta

dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan intensitas belajar. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

Berdasarkan data yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan siswa dan hasil dari tes belajar siswa, peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses pembelajaran

maju kedepan untuk presentasi apa yang telah mereka dapat. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah maju. Pertanyaan yang diberikan tidak sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK dengan penerapan metode pembelajaran MURDER berbantu

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS 5 SDNi. TLOMPAKAN 01 SEMESTER II