M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011
63 Pendahuluan
Perkaw inan m erupakan kebut uh-an hidup seluruh m asyarakat sejak jam an dahulu, sekarang, dan m asa yang akan dating sam pai akhir jam an. Karena it u perkawinan m erupakan m asalah yang selalu hanyat di kalangan m asyarakat dan di dalam percat uran hukum .
Kaw in adalah perbuat an hukum yang m em baw a pengaruh sangat besar dan m endalam bagi orang yang m elakukan perkawinan sendiri m au-pun bagi m asyarakat dan negara. Perkaw inan m erupakan suat u hal yang m em punyai akibat yang luas di dalam hubungan hukum ant ara suam i dan ist eri. Dengan perkaw inan it u t im bul suat u ikat an yang berisi hak dan kew ajiban.
Dalam kenyat aan yang t erjadi di dalam m asyarakat , adakalanya hak dan kew ajiban suam i ist eri tidak
dapat t erpenuhi, karena ada hal hal yang di luar kem am puan m anusia sepert i t idak dapat melayani suam i karena terdapat suat u penyakit at au t idak dapat m em berikan ket urunan karena ist eri t ernyat a m andul. Ber-dasarkan hal t ersebut , m aka t erja-dilah poligam i.
Dalam Islam m asalah poligam i diat ur dalam surat Annisa ayat 3, yang m enyat akan bahw a seorang laki laki diperbolehkan m em punyai ist eri lebih dari seorang. Berdasarkan ayat t ersebut , yang pengungkapannya diaw ali dengan kalim at m ast na (dua), um um nya m asyarakat menganggap bahw a poligami sesuat u yang perlu dilaksanakan karena m encont oh Nabi dan seakan akan poligam i m enjadi prinsip perkawinan dalam Islam .
Sedangkan poligam i dalam Undang undang Nom or 1 t ahun 1974 diat ur dalam pasal 4 yang
Prinsip Perkaw inan M enurut Hukum Islam dan Undang-undang
No. 1/ 1974 (Study analisis tentang M onogami dan poligami)
Siti Ropiah
64
M aslahah
, Vol.2, No. 1, M aret 2011 m endapatkan keturunan dari seorang ist eri yang dinikahinya, at au just ru karena dem i t ercapainya t ujuan perkawinan di sat u sisi sepert i m enyalurkan seksual yang dihalalkan yait u m elalui perkaw inan, di sisi lain kebut uhan biologis laki laki yang tidak dapat t erpuaskan hanya dengan sat u perkawinan, dan berupaya m endudukan t ent ang m onogam y dan poligam i. Secara lebih proporsional.Pembahasan
1. Pengertian Perkaw inan M enurut hukum Islam perkaw inan secara bahasa adalah al-w at h’I dan addamm u w at t adakhul yang berm ak-na berset ubuh, berkum pul dan akad. Adapun perkaw inan secara t erm
i-m enghalangi sahnya pernikahan t er-sebut secara syar’I.1.
M enurut Sayut i t halib, perkaw inan adalah suat u perjanjian yang suci, kuat dan kokoh untuk hidup bersam a secara sah ant ara seorang laki laki dengan sorang perem puan yang
2
m em baw a pengaruh sangat keluarga yang kekal, sant un m enyant uni, kasih m engasihi, tent eram dan bahagia.3
Hazairin m enyat akan bahw a int i dari sebuah perkaw inan adalah hubu-ngan seksual. M enurut nya t idak ada perkawinan bila tidak ada hubungan seksual.4 berdasarkan ketuhan Yang M aha Esa.5
2. Tujuan Perkaw inan
Tujuan perkaw inan m enurut hukum Islam sebagai berikut :
a. M enyalurkan seksual yang baik
b. M endapat kan ket urunan c. M em bent uk keluarga
sakinah
M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011
65 m enjaga ikatan perkawinan dengan seorang w anit a saja, karena m em ang m erupakan kebolehan yang dibebani syarat yang sangat berat yait u berlaku adil.
Persyarat an poligami didasarkan pada ayat 3 dan 129 surat Annisa yang int inya adalah :
a. Harus m emiliki dana yang cukup unt uk mem biayai ber-bagai keperluan ist eri ist erinya dan anak anaknya.
a. Ist eri punya penyakit yang sulit disem buhkan
b. Ist eri m andul c. Ist eri sakit ingat an
d. Ist eri lanjut usia hingga t idak dapat memenuhi kewajiban sebagai ist eri
e. Ist eri m em iliki sifat buruk f. Ist eri pergi dari rum ah
66
M aslahah
, Vol.2, No. 1, M aret 2011 h. Kebut uhan biologis suam isepanjang tidak m em baw a m adlarat bagi kehidupannya dan pekerjaannya.10
Sedangkan asas perkaw inan dalam UU No.1/ 1974 adalah :
e. M em persukar perceraian f. Hak dan kew ajiban suami ist eri
seim bang.11
Dalam UU Perkawinan m enganut asas m onogam y sebagaim ana t er-dapat dalam pasal 3 yang menyat akan
“ Seorang pria hanya boleh
mempunyai seorang ist eri dan
seorang w anita hanya boleh mem-punyai seorang suami” . Pada bagian lain dinyat akan bahw a dalam keadaan t ert ent u poligami dibenarkan. Klausul kebolehan pologami dalam UU Perkaw inan hanyalah pengecualian12.
Hal t ersebut t erlihat dari dit ent ukan alasan alasan unt uk poligami pada pasal 4 UU Perkaw ianan sbb:
a. Ist eri t idak dapat m enjalankan kew ajibannya sebagai ist eri b. Ist eri m endapat cacat badan hakim / pengadilan sesuai dengan bunyi pasal 3 ayat 2 UUPerkawinan.
Berdasarkan pasal 4 UU Per-kaw inan di at as, t am pak alasan alasan yang bernuansa fisik kecuali alasan ket iga. Terkesan seorang suami t idak poligami sebagaim ana terdapat dalam pasal 5 ayat 1 sbb :
a. Adanya perset ujuan dari ist eri b. Adanya kepast ian bahw a suami
m ampu m enjam in keperluan hidup ist eri ist eri dan anak anaknya.
c. Adanya jam inan bahw a suami akan berlaku adil t erhadap ist eri ist eri dan anak anaknya.
Kesimpulan
M aslahah, Vol.2, No. 1, M aret 2011
67 1. Prinsip perkaw inan m enurut
hukum Islam adalah M ono-gami dengan poliono-gami sebagai pengecualian, berda-sarkan t ahun 1974, berdasarkan pasal 3 adalah m onogami t erbuka, yang berarti poligam i suat u kebolehan dengan syarat syarat t ert entu sebagaim ana pasal 4 UU No.1/ 1974
Daftar Rujukan
Abdurrahman al-Jaziri, Kitab Ala
M adzahibul arba’ah (t.t p Dar Ihyaal-uras Al-Arabi, 1986), Juz IV
Abdurahman I Doi, Penjelasan Lengkap
Hukum Hukum Allah / Syariah,
Jakart a: Rajaw ali Pers, 2002.
Ahmad M ust afa al-M araghi, Terjemah Tafsir Al-M araghi, Semarang: Toha Put ra, 1974.
Amiur Nuruddin, Hukum Perdat a Islam Di Indonesia, Jakart a: Prenada M edia, 2004.
Ahmad sukarja dan bakri A rahman, Hukum Perkawinan M enurut Hukum Islam, UU Perkaw inan dan BW, Jakart a: Hidakarya Agung, 1981. Hazairin, Hukum Kekeluargaan Nasional
Indonesia, Jakart a: Tint amas 1981.
Idris Romulyo, Hukum Perkaw inan Islam: Suatu analisis dari UU No.1/ 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, Jakart a : Bumi Aksara 1996.
Hazairin, Hukum Kekeluargaan Nasional Indonesia, Jakart a: Tint amas 1981. UU No.1/ 1974…………)
Endnotes
1. Abdurrahman al-Jaziri, Kit ab Ala M adzahibul arba’ah (t .t p : Dar Ihyaal-uras Al-Arabi, 1986 ) Juz IV h. 3
2. Idris Romulyo, Hukum
Perkaw inan Islam: Suatu analisis dari UU No.1/ 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, (Jakart a : Bumi Aksara 1996), h. 2
3. Hazairin, Hukum Kekeluar-gaan
Nasional Indonesia, (Jakart a : Tint ama, 1961), h. 61
4. UU No.1/ 1974…………)
5. Ibid, h.
6. Kamal mukht ar, Asas asas
hukum Islam dalam Perkawinan, (Jakart a : Bulan Bint ang 1974), h. 15
7. Ahmad sukarja dan bakri A
rahman, Hukum Perkaw inan M enurut Hukum Islam, UU Perkawinan dan BW, Jakart a: Hidakarya Agung, 1981), h.8
8. Ahmad M ust afa al-M araghi,
Terjemah Tafsir Al-M araghi, Semarang: Toha Put ra, 1974), h. 326
9. Abdurahman I Doi, Penjelasan
Lengkap Hukum Hukum Allah / Syariah, Jakart a: Rajaw ali Pers, 2002), h. 193
10. Ahmad sukarja, Opcit , h.9
11. Amiur Nuruddin, Hukum
68
M aslahah
, Vol.2, No. 1, M aret 20112