1. Mengetahui spesifikasi suatu alat/mesin dalam kaitannya untuk usaha pemeliharaan (maintenance) dan perbaikan (repair).
2. Memilih alat/mesin yang sesuai dengan kebutuhan.
B. Alat dan Mesin
1. Traktor mini roda empat (wheel tractor). 2. Traktor roda dua (hand tractor).
3. Bajak singkal (rotary plow/rotary tiller). 4. Leveler (perata).
5. Ridger (penggulut).
C. Landasan Teori
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Putra, 2013). Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Penggunaan alat mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian (Sukirno, 1999). Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi 2, yaitu alsin budidaya tanaman dan alsin pengolahan hasil pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan untuk produksi tanaman dan ternak. Sedangkan alsin pengolahan hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman atau hasil ternak.
Pada alsin budidaya tanaman terdapat kelompok alsin pengolahan tanah, antara lain :
a. Traktor
Traktor dapat dibedakan menjadi : 1. Traktor Roda 4
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang berfungsi untuk menarik, menggerakan mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya gerak. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya.
2. Traktor Roda 2 (Traktor Tangan)
Traktor roda 2 merupakan alat pengolah tanah utama saat ini. Traktor roda 2 ini digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama sehingga siap untuk ditanami. Traktor roda dua dilihat dari penghubungan dengan perlengkapannya terdiri dari dua tipe, yaitu tipe hitch dan tipe rotary. Pada tipe rotary apabila unit rotarynya dilepas maka dapat dipasangi hitch untuk menarik peralatan. Peralatan yang dapat dipasang pada hitch adalah bajak singkal, bajak parabola, garu, gelebek, dan ridger (Sukirno, 1999).
b. Bajak
c. Perata (Leveler)
Perata atau leveler merupakan alat pertanian yang mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Perata umumnya digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Selain itu juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh. Cara penggunaannya dengan trailing (Arisandi, 2013).
d. Penggulut (Ridger)
Penggulud atau ridger merupakan alat pertanian berfungsi dalam pembuatan irigasi bagi tanaman dimana terdapat bagian-bagian, antara lain titik pengandeng untuk penghubung traktor, pengatur lebar gulud, mengatur lebar kerja, sayap untuk mengembalikan tanah, mata bajak untuk memotong tanah, pisau untuk pemecah tanah (Arisandi, 2013).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Spesifikasi Teknis Traktor
Jenis Traktor Traktor Roda 4 Traktor Roda 2 Merek/Simbol Dagang
Nama Dagang/Model Quick/B6100 Quick/G3000 Zeva
Negara Pembuat Jepang Indonesia
Dimensi total tanpa implemen
Panjang 2 meter 2,7 meter
Lebar 1,2 meter 1,2 meter
Tinggi 1,4 meter 1,45 meter
Berat tanpa implemen 480 kg 222 kg
Jumlah kecepatan maju 6 2
Jumlah kecepatan ke belakang
2
-Kecepatan cakar 0 0
Ukuran ban depan 5-12 80 cm
Ukuran ban belakang 7-14
-Jarak antara roda depan 70 cm 60 cm
Jarak antara roda belakang
80 cm
-Letak PTO Di antara sumber tenaga
Spesifikasi Traktor Roda 4Mesin/Motor PenggerakTraktor Roda 2 Nama dagang/Model Kubota/D650 Kubota/RD 85DI-25
Jenis/Tipe Motor Diesel Diesel
Jumlah/Volume Silinder
3/675 cc 510 cc
Daya kontinyu/RPM 14 HP/2800 RPM 7,5 HP / 2200 RPM Daya maksimum/RPM 14 HP/3000 RPM 7,5 HP / 2200 RPM Volume Oli
Mesin/SAE 3,9 L 5,5 L
Versneling/SAE 11,5 L 11,5 L
Gardan/SAE 0,5 L 5,5 L / 90-140
Tabel 1.2. Spesifikasi Teknis Bajak Singkal (Moldboard Plow)
Tipe Pembalik tanah
Gambar bajak singkal Bagian-bagian :
a. Tangkal jointer, untuk membersihkan tanah yang menempel pada kolter
Tabel 1.3. Spesifikasi Teknis Bajak Putar (Rotary Plow)
Tipe R1000
Lebar Kerja 105 cm
Kedalaman Kerja 20 cm
Berat 115 kg
Jumlah Pisau 26
Cara Penggandengan Mounted
Negara Pembuat Indonesia
Gambar bajak singkal Bagian-bagian :
a. Mata pisau, untuk memotong tanah
b. Penutup pisau, untuk melindungi supaya tanah tidak terlempar ke atas
c. Roda penyeimbang, untuk penyeimbang
d. Pengukur kedalaman
Tabel 1.4. Spesifikasi Teknis Ridger/Penggulud
Model/Tipe Penggulud
Cara Pemasangan Trailing
Bagian-bagiannya
1. Mata bajak, untuk memotong tanah
2. Badan/sayap,untuk membalikkan tanah
3. Titik penggandeng, untuk penghubung traktor
Tabel 1.5. Spesifikasi Teknis Leveler/Perata
Model/Tipe Perata
Cara Pemasangan Trailing
1. Penggandeng, untuk penghubung traktor
2. Mata pisau, untuk meratakan tanah
E. Pembahasan
Traktor mini roda 4 adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel beroda empat. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Traktor tersebut memiliki panjang 2 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 1,4 meter. Memiliki power take off berjumlah 2, yang terletak di antara sumber tenaga dan implemen. Serta versneling berbentuk seperti huruf I dengan 6 versneling. Mesin penggeraknya berupa diesel.
Traktor roda 2 digunakan untuk mengolah tanah pada tahap pertama sehingga siap untuk ditanami. Traktor tersebut memiliki panjang 2,7 meter, lebar 1,2 meter dan tinggi 1,45 meter. Tidak memiliki power take off. Serta versneling berbentuk seperti huruf F dengan 2 versneling. Mesin penggeraknya berupa diesel.
Lalu, bajak yang paling sering digunakan di Indonesia adalah bajak singkal (Molboard Plow). Bagian-bagian bajak singkal terdiri atas, tangkal jointer, tangkal kolter, gandar, jointer dan kolter. Cara penggandengannya adalah mounted (memiliki lebih dari 1 titik penggandengan). Untuk bajak putar, bagian-bagiannya terdiri dari mata pisau, penutup pisau, roda penyeimbang dan pengukur kedalaman. Cara penggandengannya adalah mounted.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan dapat diketahui spesifikasi alat dan mesin pertanian. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan melihat bentuk fisik alat atau mesin. Traktor mini roda 4 memiliki dimensi total tanpa implemen sebesar 3,36 m3, jumlah versneling 6 dengan bentuk huruf I, jumlah power take off 2, terletak di antara sumber tenaga dan implemen. Traktor roda 2 memiliki dimensi total tanpa implemen sebesar 4,698 m3, jumlah versneling 2 dengan bentuk huruf F dan tidak mempunyai power take off. Jenis mesin penggerak traktor roda mini roda 4 dan traktor roda 2 adalah diesel.
Dapat diketahui juga bagian-bagian pada bajak singkal, bajak putar, ridger dan leveler. Untuk cara penggandengan implemen pada bajak singkal dan bajak putar adalah tipe mounted, sedangkan pada ridger dan leveler tipe cara penggandengan adalah trailing. Agar dapat diketahui bagaimana memelihara dan memperbaiki alat dan mesin tersebut. Serta dapat memilih alat dan mesin yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam pengolahan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, Y. 2013. Identifikasi dan Pemeliharaan Tentang Mesin dan Peralatan Usaha Tani. http://polusisasi.blogspot.co.id. Diakses pada 21 Mei 2016 pukul 13.19 WIB.
Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian. http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
Sukirno. 1999. Hand Tractor. http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
A. Tujuan
1. Mengetahui komponen, cara kerja dan kegunaan dari traktor. 2. Mengetahui cara menyiapkan traktor untuk bekerja.
3. Mengetahui dasar-dasar melayani/menguasai traktor.
4. Belajar mengemudikan traktor dan cara menggandengkan traktor dengan alat/mesin pertanian
B. Alat dan Mesin
1. Traktor mini roda empat. 2. Traktor roda dua.
3. Patok besi. 4. Roll meter.
C. Landasan Teori
Traktor roda empat adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel beroda empat (ban karet atau ditambah roda sangkar yang terbuat dari baja) mempunyai tiga titik gandeng yang berfungsi untuk menarik, menggerakan mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya gerak. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang disebut three hitch point atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan, sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga, disebut top link (tuas penyambung bagian atas) (Putra, 2013).
Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerek dari implement pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah
tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerek implement yang lain, seperti pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain–lain (Anonim, 2011). Selain kopling utama, ada dua kopling kemudi. Kopling kemudi terletak di bawah gigi persneling, di pangkal poros kedua roda. Kopling kemudian dioperasikan melalui tunas kemudi kiri dan kanan. Apabila kopling kemudi kanan ditekan, maka putaran gigi persneling tidak tersambung dengan poros roda kanan. Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor tangan dapat bergerak maju mundur dengan kecepatan tertentu karena putaran poros motor penggerek disalurkan di samping roda. Ada tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi, roda apung (roda sangkar/cage whell).
Roda ban berfungsi untuk transportasi dan mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan–jalan. Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik bebab berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Ukuran roda disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar kecilnya roda akan berpengaruh terhadap lajunya traktor. Poros roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar oleh implement. Pemanasan roda yang cukup lebar juga menjaga keseimbangan traktor (Jatmiko, 2012).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1. Spesifikasi dan Komponen Papan Instrumen Traktor Mini Roda 4
Nama Dagang Kubota B6100
Model Traktor Mini Roda 4
Jenis/Tipe Mesin Diesel
1. Decamp knob 2. Front lamp switch 3. Hour meter 4. Glow lamp 5. Horn button 6. Key switch
7. Engine oil pilot lamp
Tabel 2.2. Bagian-Bagian/Komponen Traktor Mini Roda 4
a. Tuas hidrolik b. Penutup ban c. Tuas 2 WD/4WD d. Gas
e. Rem
f. Power Take Off (PTO) g. Lampu
h. Roda depan
i. Stir
j. Tangki bahan bakar k. Knalpot
l. Kopling m. Tuas
n. Tempat duduk/seat o. Pengatur kedalaman p. Roda pemotong tanah q. Roda belakang
r. As roda/propeler
Tabel 2.3. Komponen/Bagian-bagian Traktor Tangan
Nama Dagang Kubota K120
Model Traktor Traktor Tangan
Jenis/Tipe Mesin Diesel
a. Tuas akselerasi b. Handel utama c. Tuas belok kanan d. Handel pengikat roda e. Pengikat batang ridger
Cara Penyadapan Daya Oleh Traktor Tangan
E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui traktor mini roda 4 yang digunakan bernama dagang Kubota B6100, dengan jenis mesin diesel. Untuk bagian-bagian papan instrumen antara lain, decamp knob, front lamp switch, hour meter, glow lamp, horn button, key switch dan engine oil pilot lamp. Lalu, untuk bagian-bagian traktor mini roda 4 secara keseluruhan, yaitu tuas hidrolik, penutup ban, tuas 2 WD/4WD, gas, rem, Power Take Off (PTO), lampu, roda depan, stir, tangki bahan bakar, knalpot, kopling, tuas, tempat duduk/seat, pengatur kedalaman, roda pemotong tanah, roda belakang dan As roda/propeler. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya.
handel utama, tuas belok kanan, handel pengikat roda, pengikat batang ridger, penahan lampu, pelindung samping, roda penyangga, kotak rantai pembantu, gantungan cakar, tuas penyangga depan, tongkat pemindah kecepatan, tuas kopling utama, tongkat pemindah kecepatan cakar, handel pembantu, fabel, pelindung fabel, Power Take Off, hand break, tuas belok kanan, tuas belok kiri, pengatur roda, pelindung dari tanah, roda gigi, draw bear, ban, penyangga mesin, penyangga mesin depan, pelindung depan dan pole mesin.
Cara pengambilan daya pada traktor pada roda 4 menggunakan versneling memindahkan tenaga dari mesin sesuai kebutuhan, hidrolik berfungsi menaikkan dan menurunkan bajak rotary, dan PTO berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin ke bajak rotary. Pada traktor roda 2 menggunakan pulley untuk menarik atau memutar mesin-mesin lain, PTO untuk menggerakkan alat-alat pertanian dan penggandeng untuk menggandeng alat-alat pertanian.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan hasil pengamatan dapat diketahui komponen, cara kerja, dan kegunaan dari traktor. Kemudian dapat diketahui juga cara menyiapkan masing-masing jenis traktor saat akan digunakan untuk bekerja. Kemudian, dengan mengetahui beberapa hal diatas dapat dipelajari dasar-dasar menguasai traktor, cara mengemudikan traktor. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat duduk sambil mengemudikannya.
Dan cara menggandengkan traktor dengan alat/mesin pertanian. Sebelum dioperasikan perlu dilakukan pemeriksaan bahan bakar, minyak pelumas, sistem pendinginan, battery, tekanan angin ban, rem traktor dan bagian lain pada traktor seperti mur/baut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tujuan
1. Mengetahui macam dan jenis alat pengolah tanah.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat pengolah tanah dan kegunaannya. 3. Mengetahui kemampuan kerja dari suatu alat/mesin pertanian.
B. Alat dan Mesin 1. Traktor. 2. Bajak. 3. Roll meter. 4. Stop watch. 5. Patok besi. 6. Hand counter. 7. Gelas ukur.
C. Landasan Teori
Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara tradisional maupun modern. Pengolahan secara tradisional meliputi pengolahan dengan menggunakan tenaga manusia dengan memakai cangkul dan pengolahan dengan tenaga hewan berupa bajak tradisional. Sedangkan pengolahan secara modern dapat dilakukan dengan menggunakan traktor roda dua ataupun roda empat.
Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15-20 cm. Pengolahan tanah kedua bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjadi lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan. Salah satu keuntungan dari pengolahan dengan menggunakan traktor adalah dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam mengolah tanah secara keseluruhan (Shafwandi, 2010).
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya. Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut. Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya (Waris, 2013).
Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total sebagaimana didefinisikan pada Bagian 2. Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin. Efisiensi kinerja ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin, misalnya presentase perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen (Waris, 2013).
Kapasitas lapang efektifs suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, prosentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapang, pemotong rumput dan pemanen padu, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah dan ketrampilan operator. Pada beberapa keadaan, hasil suatu tanaman bisa jadi terlalu banyak sehingga pemanen tidak dapat digunakan memanen selebar lebar kerjanya, bahkan pada kecepatan maju minimum yang masih mungkin (Waris, 2013).
belok di ujung. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian, di samping hal-hal lain seperti diuraikan di depan (Waris, 2013).
Waktu lapang total dianggap sama dengan jumlah waktu kerja efektif ditambah waktu hilang. Waktu yang dipakai untuk perjalanan dari dan ke lapang biasanya tercakup dalam menggambarkan biaya overall dari suatu pengerjaan, namun tak diperhitungkan ketika menentukan kapasitas lapang efektif atau efisiensi lapang.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Spesifikasi Alsin dan Kondisi Daerah Penelitian A Spesifikasi alsin
Traktor Implemen
Jenis Mini roda
empat
Roda 2 Bajak singkal
Nama
dagang/model
Kubota Kubota Quick
Tipe Diesel Diesel Pembalik
tanah
Negara pembuat Jepang Jepang Indonesia
Lebar kerja teoritis - -
-B Kondisi daerah penelitian
Lokasi Kebun percobaan wedomartani Topografi Datar
Jenis tanah Regosol Kondisi tanah Kering Vegetasi yang ada Rumput Ukuran petak
- Panjang - Lebar
10 m 5 m
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran/Perhitungan Kerja Pembajakan No Keterangan
TTS TTR TMR4
1 Luas lahan (ha) 0,005 0,005 0,005
2 Diameter roda
3 Total waktu operasi
6 Kedalaman kerja aktual rata-rata
roda rata-rata 10 42 13
9 Waktu hilang
10 Kecepatan kerja (m/dt) :
- Teoritis
- Aktual 0,23 0,17 0,218
11 Persentase waktu hilang (%) :
12 Efesiensi kerja
pembajakan (%) 86,33 11,04 22
13 Kapasitas kerja efektif (ha/jam)
0,057 0,00602 0,04
14 Daya untuk
pembajakan (HP)
9,81 36,81 8,095
15 Kebutuhan bahan bakar lt/ha
0,12 0,04 0,25
terbajak (ha)
17 Pola pembajakan Tepi Tepi Tepi
1. Hasil perhitungan hand tractor dengan bajak singkal a. Kecepatan Kerja (m/detik)
b. Presentase waktu hilang
c. Efisiensi kerja pembajakan (%)
= (1 – L1) x (1 – L2) x (1 – L3 – L4) x 100% = (1 – 011) x (1 – 0) x (1 – 0,027 – 0) x 100% = 0,89 x 1 x 0,97 x 100%
= 86,33%
d. Kapasitas Kerja Efektif (Ha/jam) =
= 0,057 ha/jam
e. Daya pembajakan
E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, digunakan 3 alsin yaitu traktor mini roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Kondisi di daerah penelitian berlokasi di kebun percobaan wedomartani dengan topografi datar yang mempunyai jenis tanah regosol dengan kondisi tanah kering, vegetasi yang ada adalah rumput. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan menggunakan hand tractor merk Quick G-3000 dengan bahan bakar menggunakan solar dengan pola pembajakan menggunakan pola tepi.
Diameter roda rata-rata 0,8 m, total waktu operasi 0,087 jam dengan jumlah putaran roda sebanyak 10 putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm, lebar kerja aktual rata-rata 40 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata 16 cm. Penggunaan Hand Tractor ini memperoleh waktu hilang karena belok sebanyak 2,7 % dan waktu hilang lebar kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan kerja teoritis 0,23, kapasitas kerja efektif didapatkan 0,057 ha/jam, daya untuk pembajakan 9,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar 0,12 liter/ha. Jadi efisiensi kerja di dapatkan 86,33 %. Penilaian hasil pembajakan mulai dari pembalikan tanah, kehancuran tanah dan keseragaman hasil pembajakan semuanya baik.
Pada pembajakan menggunakan traktor mini roda 4 pola pembajakannya menggunakan pola tepi. Total waktu operasi 0,215 jam, lebar kerja teoritis 105 cm, lebar kerja aktual rata-rata 101,5 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata 2,25 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 0,034 %, waktu hilang karena slip 0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja pembajakan 22 %, kapasitas kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan bakar 0,25 liter/ha.
F. Kesimpulan
Alat dan mesin yang digunakan untuk pengolahan tanah ada traktor mini roda 4, bajak singkal dan bajak rotary. Pengolahan tanah dilakukan pada lahan dengan ukuran panjang 10 m dan lebar 5 m. Pembajakan dilakukan menggunakan hand tractor merk Quick G-3000. Diameter roda rata-rata 0,8 m, total waktu operasi 0,087 jam dengan jumlah putaran roda sebanyak 10 putaran. Lebar kerja teoritis 45 cm, lebar kerja aktual rata-rata 40 cm dan kedalaman kerja aktual rata-rata 16 cm. Penggunaan Hand Tractor ini memperoleh waktu hilang karena belok sebanyak 2,7 % dan waktu hilang lebar kerja sebanyak 11,11%. Kecepatan kerja teoritis 0,23, kapasitas kerja efektif didapatkan 0,057 ha/jam, daya untuk pembajakan 9,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar 0,12 liter/ha. Jadi efisiensi kerja di dapatkan 86,33 %. Penilaian hasil pembajakan mulai dari pembalikan tanah, kehancuran tanah dan keseragaman hasil pembajakan semuanya baik.
Pada bajak rotary total waktu operasi 0,083 jam, lebar kerja teoritis 70 cm, lebar kerja aktual rata-rata 50,8 cm, kedalaman kerja aktual rata-rata 36 cm. Waktu hilang untuk lebar kerja 11 %, waktu hilang karena slip 0,87 dan untuk berbelok 4,5. Efisiensi kerja pembajakan 11,04 %, kapasitas kerja efektif 0,00602 ha/jam, daya untuk pembajakan 36,81 Hp dan kebutuhan bahan bakar 0,04 liter/ha. Pembajakan menggunakan bajak rotary pola pembajakanya adalah pola tepi.
0,53 % dan untuk belok 0,503 %. Efisiensi kerja pembajakan 22 %, kapasitas kerja efektif 0,04 ha/jam, daya untuk pembajakan 8,095 dan kebutuhan bahan bakar 0,25 liter/ha.
Daftar Pustaka
Shafwandi, 2010. Teknik Pertanian. http://shafwandi.Wordpress.com/teknik-pertanian.html (Diunduh pada tanggal 30 Mei 2016 pukul 18.13 WIB)
Waris, 2013. Laporan Mekanisasi Pertanian.
A. Tujuan
Menentukan spesifikasi kerja dari sprayer yang meliputi : 1. Lebar kerja efektif.
2. Besarnya debit.
B. Alat dan Mesin 1. Sprayer.
2. Papan penampung beralur. 3. Stop watch.
4. Gelas ukur. 5. Patok besi. 6. Hand counter. 7. Gelas ukur.
C. Landasan Teori
Setelah penanaman, tanaman membutuhkan pemeliharaan. Salah satu bentuk pemeliharaan adalah mengendalikan hama dan penyakit. Alat yang digunakan adalah penyemprot (sprayer). Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Tarmana, 1976).
Sprayer memiliki banyak jenis, jika kita lihat dari sumber tenaganya maka dapat dibedakan menjadi (Putra, 2013) :
1. Alat penyemprot tenaga tangan a. Atomizer (Hand Sprayer)
b. Alat penyemprot jenis udara bertekanan (Compressed Air Sprayer) c. Alat penyemprot jenis gendong (Knapsack Sprayer)
2. Alat penyemprot bertenaga motor (Power Sprayer) a. Alat penyemprot hidrolik (Hidrolic Sprayer)
b. Alat penyemprot blower (Blower Sprayer), biasanya digunakan pada areal perkebunan yang luas, dengan mesin ini hembusan udara bertekanan tinggi menyemprotkan bahan kimia dari mesin ke pohon, dimana cairan kimia dirubah menjadi partikel halus oleh aliran udara yang kuat.
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil (droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi. Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut :
a. Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama. b. Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit. c. Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma. d. Menyemprotkan pupuk cairan.
e. Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan dan Perhitungan
No. Ulangan I
21 152 172 3,4 109,13
22 140 160 2,3 100,77
Grafik 1. Rata – rata Hasil Pengamatan Sprayer
Perhitungan
= 27 – 23 x 3,5 = 14
V
= 29 – 19 x 3,5 = 35
=
= 2,5
CV =
=
= 13,79
E. Pembahasan
memiliki tipe semi automotic hand sprayer. Dengan kapasitas tampung air 14 liter dan tipe nozzle adalah bulat tunggal. Pada praktikum kali ini dilakukan tiga kali ulangan.Dari hasil ketiga ulangan tersebut didapatkan rata–rata sebesar 120. Dari hasil perhitungan di dapatakan lebar kerja efektif sebesar 13,79 sedangkan data dari kelompok lain didapatkan lebar kerja efektif sebesar 15,09 hal ini diduga pada saat pelaksaanaan praktikum terdapat faktor yang menyebabkan lebar kerja efektif lebih rendah yaitu disebabkan oleh keadaan angin yang tinggi yang menyebabkan air tidak jatuh pada papan alir.
Untuk penggunaan pestisida yang berlebihan akan menyebabkan resistensi terhadap hama atau penyakit yang menyerang dan jika secara terus menerus akan menyebabkan peledakan hama disamping itu juga akan berbahaya karena zat aktif pada pestisida akan menempel pada tanaman yang diberikan tersebut.
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa lebar kerja efektif dipengaruhi oleh jenis nozzle yang digunakan, debit air yang keluar dapat diatur dengan doplet pada nozzle. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil lebar kerja efektif sebesar 13,79.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, A. M. 2013. Laporan Praktikum Mekanisasi Pertanian. http://slideshare.net. Diunduh pada 7 Mei 2016 pukul 11.53 WIB.
1. Mengetahui klasifikasi dan spesifikasi teknis threser.
2. Mengetahui komponen, cara kerja dan cara mengoperasikan alat perontok padi (threser).
3. Mengetahui kemampuan kerja dari perontok padi.
B. Alat dan Mesin
1. Perontok padi (threser). 2. Padi.
3. Roll meter. 4. Stop watch. 5. Timbangan. 6. Karung. 7. Tachometer. 8. Moisture tester. 9. Gelas ukur.
C. Landasan Teori
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Prinsip kerja threser adalah dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Adapun besarnya daya threser yang dibutuhkan dalam perontokan padi di pengaruhi oleh ukuran. Variabel-variabel lain yang mempengaruhi seperti berat gabah, tingkat kemasakan, kadar air dan varietas padi. Besarnya daya threser yang diperlukan dalam proses perontokan padi dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan stuktur jaringan pada bulir-bulir yang akan dirontokkan (Wahyudi, 2012).
Untuk mesin perontok, berdasarkan alat penggeraknya dapat dibedakan menjadi :
(1) Manual dengan pedal (pedal threser)
Thresher jenis pedal mempunyai konstruksi sederhana, dapat dibuat sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing ketengah lapangan/ sawah. Pada umumnya hanya dipakai untuk merontok padi. Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sederhana dan digerakkan menggunakan tenaga manusia.
(2) Penggerak mesin (power threser)
Merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak mesin. Kelebihan mesin perontok ini dibandingkan dengan alat perontok lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi, mobilitas tinggi (menggunakan roda transportasi), pengumpanan (input) jerami fleksibel dengan menutup dan membuka pintu input. Selain itu dapat digunakan 2 metode memasukkan tanaman padi, yaitu :
a. Metode potong pendek (Throw In), pengumpanan langsung ke mesin perontok.
b. Metode potong panjang (Hold On), pengumpanan dipegang dengan tangan (Purba, 2012).
Power thresher ini dapat dipakai untuk merontok biji-bijian (padi, jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji–bijian yang dihasilkan relatif bersih (Anonim, 2011).
D. Hasil Pengamatan
Tabel 6.1. Spesifikasi dan Bagian-bagian Thresher
b. Tipe/nomor seri
8. Sistem pemasukan bahan Throw in 9. Bagian-bagian Thresher
Tabel 6.2. Keadaan Bahan
Jenis tanaman Padi
Kapasitas perontokan (Kp) =
=
= 210,98 kg/jam
= (1 - ) x 100%
= (
=
= 98,48%
Rendemen (Tr) =
=
= 55,76%
Presentase kehilangan hasil =
=
= 2,64%
Presentase gabah rusak =
=
= 2,38%
Kemurniaan gabah =
= 85,71%
Presentase gabah tidak terontok =
=
= 1,51%
E. Pembahasan
Power thresher adalah mesin perontok padi dengan sumber tenaga mesin. Padi yang dirontokkan adalah varietas IR64. Sistem pemasukan bahan yang digunakan adalah throw in, yaitu semua bagian bahan dimasukkan ke dalam mesin. Bagian-bagian threser, yaitu hopper, motor mesin, blower, outlet utama (tempat keluar gabah utuh), outlet sekunder (tempat keluar gabah hampa), outlet tersier (tempat keluar jerami), gigi perontok, drum dan filter.
Untiuk mengoperasikan power thresher yaitu dengan menyiapkannya terlebih dahulu bahan bakar pada tangki, dan menempatkan tempat penampung di masing-masing tempat jatuhnya bahan dari masing-masing output. Setelah itu, mesin dihidupkan dengan cara memutar tuas ke mode on. kemudian sambil menyiapkan padi yang akan dirontokkan pada tempat input padi atau tempat lubang penggilingan padi. Selanjutnya tarikan gas ditambah sesuai dengan kecepatan perontokan yang diinginkan. Setelah padi masuk dan rontok akibat putaran gigi paku, maka masing-masing bahan akan keluar menurut outputnya, yaitu gabah utuh, gabah hampa, dan jerami. Dan apabila mesin akan dimatikan, tarikan gas dikurangi terlebih dahulu. Selanjutnya mesin dapat dimatikan dengan memutar tuas on ke arah off.
kehilangan hasil adalah 2,64%, presentase gabah rusak adalah 2,38%, kemurnian gabah adalah 85,71% dan presentase gabah tidak terontok 1,51%.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan diketahui bahwa threser yang digunakan adalah jenis power thresher. Komponen dari power thresher, yaitu hopper, motor mesin, blower, outlet utama (tempat keluar gabah utuh), outlet sekunder (tempat keluar gabah hampa), outlet tersier (tempat keluar jerami), gigi perontok, drum dan filter. Dari data dapat diketahui juga kapasitas perontokkan threser adalah 201, 98 kg/jam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. The Effect of Threshing Ttechnology (Threshers/DOS and slam) in Improving The Production of Rice Crops in B Srikaton Village.
http://oase-harapan.blogspot.co.id/2011/06/effect-of-threshing-technology.html (Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.55 WIB).
Purba, D. 2012. Laporan Praktikum Mekanisasi.
http://mawanpurbasidadolog.blogspot.co.id/2012/06/laporan-praktikum-mekanisasi.html (Diakses pada 26 Mei 2016 pukul 05.45 WIB).
1. Mengetahui spesifikasi teknis dari pompa air.
2. Mengetahui bagian-bagian dari alat dan fungsinya serta cara pengoperasiannya.
3. Menentukan prestasi kerja pompa air.
B. Alat dan Mesin 1. Pompa air. 2. Roll meter. 3. Stop watch. 4. Tachometer. 5. Penampung air.
C. Landasan Teori
Pompa adalah suatu alat yang dapat menaikkan atau memindahkan fluida cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pompa irigasi merupakan pompa air yang digunakan untuk keperluan mengairi suatu luasan lahan pertanian yang membutuhkan pengairan pada suatu pertanaman (Sularso, 2004). Klasifikasi pompa secara umum dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).
1) Pompa pemindah positif (positive displacement pump)
Pompa jenis ini merupakan pompa dengan ruangan kerja yang secara periodik berubah dari besar ke kecil atau sebaliknya, selama pompa bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan ialah energi potensial, sehingga cairan berpindah volume per volume. Contoh yang termasuk dalam kelompok pompa pemindah positif antara lain,
pompa torak, pompa plunger, pompa vane, pompa lobe, pompa screw dan pompa roda gigi.
2) Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)
Pompa jenis ini adalah pompa dengan volume ruang yang tidak berubah pada saat pompa bekerja. Energi yang diberikan pada cairan adalah enersi kecepatan, sehingga cairan berpindah karena adanya perubahan energi kecepatan yang kemudian dirubah menjadi energi dinamis di dalam rumah pompa itu sendiri. Contoh yang termasuk dalam kelompok pompa kerja dinamis antara lain, pompa jet, pompa hydran, pompa elektromagnetik dan pompa sentrifugal (centrifugal pumps).
Secara khusus yang dibahas adalah pompa sentrifugal. Salah satu jenis pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Gaya sentrifugal yang timbul karena adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang relatif murah.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah gerakan impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa, keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-katup, kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 7.1. Spesifikasi Teknis dan Bagian-bagian Pompa Air
Jenis Pompa Sentrifugal
Negara Pembuat Jepang
Diameter 50 mm 2 inch
Pipa tekan 60 mm 2 inch
Debit 370/60
Tinggi 1,4 meter
Spesifikasi Mesin/Motor Penggerak
Pompa Sentrifugal
Jenis/Tipe Motor Motor bensin/GX 110
RPM 3,5 HP poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage). g. Eye of Impeller, bagian sisi masuk
pada arah isap impeller.
masuk sebelumnya.
i. Chasing Wear Ring, untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan.
Tabel 7.2. Hasil Penghitungan Waktu Pemompaan Air Pada Masing-masing Ketinggian
2 44,89 45,57 46,57 45,67
3 44,91 45,85 45,74 45,5
5 45,04 45,91 44,84 45,26
Tabel 7.3. Hasil Penghitungan Debit, BHP, WHP dan EP Pompa fluida cair dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih tinggi untuk suatu tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pompa sentrifugal adalah salah satu jenis pompa kerja dinamis yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Motor penggerak pompa sentrifugal adalah motor bensin dengan tipe GX 110, dengan RPM 3,5 HP.
dan discharge nozzle. Ketinggian total pemompaan adalah 2,6 meter, 3,6 meter dan 5,6 meter. Pada ketinggian 2,6 meter, debit air mengalir 5,80 liter/detik, dengan BHP 0,201, WHP 0,198 dan efisiensi pemompaan 98,5%. Pada ketinggian 3,6 meter, debit air mengalir 5,77 liter/detik, dengan BHP 0,276, WHP 0,273 dan efisiensi pemompaan 98,9%. Pada ketinggian 5,6 meter, debit air mengalir 5,75 liter/detik, dengan BHP 0,429, WHP 0,423 dan efisiensi pemompaan 98,6%
F. Kesimpulan
Motor penggerak pompa sentrifugal adalah motor bensin dengan tipe GX 110, dengan RPM 3,5 HP. Bagian-bagian pompa sentifugal adalah stuffing box, packing, shaft (poros), shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller, impeller, chasing wear ring dan discharge nozzle. Ketinggian total pemompaan adalah 2,6 meter, 3,6 meter dan 5,6 meter. Pada ketinggian 2,6 meter, debit air mengalir 5,80 liter/detik, dengan BHP 0,201, WHP 0,198 dan efisiensi pemompaan 98,5%. Pada ketinggian 3,6 meter, debit air mengalir 5,77 liter/detik, dengan BHP 0,276, WHP 0,273 dan efisiensi pemompaan 98,9%. Pada ketinggian 5,6 meter, debit air mengalir 5,75 liter/detik, dengan BHP 0,429, WHP 0,423 dan efisiensi pemompaan 98,6%.
Daftar Pustaka