Strategi perusahaan (Dhiana Pratiwi, dkk) ISSN: 1411-6340
87
STRATEGI PERUSAHAAN BERDASARKAN ANALISIS
RETURN
SAHAM
TERHADAP EPS, DER, ROA, PER, INFLASI, DAN BI
RATE
PADA SUB
SEKTOR TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA 2007-2015
1Dhiana Pratiwi, 2Endang Chumaidyah,, 3Rita Zulbetti
1, 2, 3Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
1pratiwidhiana@gmail.com, 2endangchumaidiyah@yahoo.co.id, 3zulbetti@gmail.com
Abstrak
Sub sektor telekomunikasi merupakan industri yang memiliki pengaruh yang besar terhadap beberapa aspek, salah satunya aspek perekonomian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh EPS, PER, DER, ROA, inflasi, dan BI Rate, secara simultan dan parsial terhadap return saham pada sub sektor telekomunikasi. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi sub sektor telekomunikasi dalam meningkatkan performansi return saham setiap perusahaan. Sampel yang di gunakan adalah 5 perusahaan dari sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI selama periode 2007 sampai 2015. Data ini menggunakan data sekunder, dengan time series dan cross section
dengan menggunakan regresi data panel.
EPS, PER, DER, ROA, inflasi, dan BI rate secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Sedangkan varibel yang memiliki pengaruh secara parsial terhadap return saham adalah ROA, dan inflasi. alat untuk merumuskan strategi adalah dengan membuat kuesioner AHP untuk ahli dan matriks SWOT. PT Telkom Indonesia terpilih mewakili perusahaan sub sektor telekomunikasi untuk dilakukan analisa SWOT. PT Telkom Indonesia adalah perusahaan yang menunjukkan nilai pertumbuhan ROA serta rata-rata return
saham paling baik karena ROA memiliki pengaruh terhadap return saham. Strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah strategi progresif, diharapkan perusahaan ini menjadi contoh bagi perusahaan sub sektor telekomunikasi dalam meningkatkan strategi perusahaan.
Kata kunci: Mikro Ekonomi, Makro Ekonomi, Analytical Hierarchy Process, SWOT
Abstract—Telecommunication sub sector is an industry that has a great influence on several aspects, which one is the aspect of economy. The purpose of this study to know the influence of EPS, PER, DER, ROA,inflation, and BI Rate, simultaneously and partially to share returns on telecommunication sub sector. In addition, this research also aims to formulate a telecommunication sub sector strategy in improving the performance of stock return of each company. The sample used is 5 companies from the telecommunication sub sector listed on the BEI during the period 2007 to 2015. The data types used are secondary data, time series and cross section by using panel data regression.
EPS, PER, DER, ROA, inflation, and BI rate simultaneously have a significant effect on stock returns. While variables that have a partial influence on stock return is ROA, and inflation. A tool for formulating a strategy is to create an AHP questionnaire for experts and SWOT matrices.
PT Telkom Indonesia was chosen to represent the telecommunication sub sector for SWOT analysis. PT Telkom Indonesia is a company that shows the value of ROA growth as well as average stock return is best because ROA has an effect on stock return.strategy for this company is progressif,this company is expected to be an example for company of sub sector telecommunication to increase their strategy.
Keywords: Micro Economy, Macro Economy, Analytical Hierarchy Process, SWOT
I. PENDAHULUAN
Industri telekomunikasi merupakan salah satu industri yang memiliki pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi Indonesia karena komunikasi adalah kegiatan utama dalam aktivitas bisnis dan memberikan konstribusi kepada perekonomian
Strategi perusahaan (Dhiana Pratiwi, dkk) ISSN: 1411-6340
88
memungkinkan membantu Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Industri telekomunikasi merupakan bagian dari sektor transportasi dan komunikasi.
Gambar 1 PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah),
2010-2014
Sumber : Data diolah dari www.bps.go.id
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa PDB sektor pengangkutan dan komunikasi 2010-2014 meningkat setiap tahunnya namun kontribusi PDB sektor pengangkutan dan komunikasi lebih sedikit jika dibandingkan dengan sektor lain. Upaya dalam meningkatkan PDB sektor pengangkutan dan komunikasi dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah penjualan maka keuntungan perusahaan juga meningkat. Meningkatnya keuntungan pada perusahaan juga meningkatkan return saham perusahaan tersebut.
Gambar 2 Rata-rata Return Saham Sub Sektor Telekomunikasi 2011-2015
Sumber : Data diolah dari
www.duniainvestasi.com
Dasar Teori Pada Gambar 2 menunjukkan return
saham yang fluktuatif menurun pada sub sektor telekomunikasi. Sehingga perlu diketahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi return saham. Kinerja perusahaan yang baik juga akan mempengaruhi terhadap meningkatnya return saham. Berdasarkan permasalahan tersebut, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Strategi Perusahaan Berdasarkan Analisis Return Saham
Terhadap Eps, Der, Roa, Per, Inflasi, Dan Bi Rate Pada Sub Sektor Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia 2007-2015”.
II. STUDI LITERATUR
A. Return Saham
Return saham adalah pengembalian yang didapatkan dari hasil penanaman modal investor kepada suatu perusahaan. pengitungan rumusnya didapatkan dengan menghitung harga sahamnya.
Return Saham = (1)
B. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio merupakan gambaran apakah perusahaan tersebut memiliki batas keamanan terhadap utang yang mereka miliki. perumusannya adalah
DER (2)
Keterangan :
Total Shareholders Equity = Total modal sendiri
Shareholders Equity di dapat dari total asset dikurangi total utang
C. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA), rasio yang menggambarkan keuntungan pada perusahaan, semakin besar ROA maka semakin baik perusahaan untuk di jadikan tempat berinvestasi (4). Rumus untuk ROA adaalah :
ROA = (3)
D. Earning Per Share (EPS)
Merupakan keuntungan yang akan didapat oleh investor darri setiap lembar saham yang mereka tanamkan (4). Berikut ini rumus Earning Per Share
(EPS) :
EPS = (4)
E. Price Earning Ratio (PER)
Strategi perusahaan (Dhiana Pratiwi, dkk) ISSN: 1411-6340
89
PER = (5)
F. Inflasi
adalah kenaikan umum dalam harga, atau inflasi juga dapat terjadi penurunan pembelian kekuatan uang. Semakin tinggi kenaikan harga lebih lanjut menurunkan nilai uang. Inflasi adalah kecenderungan harga naik ingeneral (2).
G. BI Rate
BI Rate (Tingkat bunga) adalah harga yang harus dibayar jika ada adalah pertukaran antara jumlah saat ini dan jumlah kemudian (2).
H. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan suatu metode dalam menganalisa strategi pada perusahaan di tinjau dari empat aspek yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman(5).
I. Regresi Data Panel
Data panel merupakan metode ekonometrika yang digunakan untuk mengetahui apakah model memiliki hubungan terhadap waktu, individu, waktu dan individu, atau tidak keduanya (1).
Y= β0 + β1Xit1+ β2Xit2 + β3Xit3 +….+ βnXitn+uit (6)
III. METODOLOGI PENELITIAN
Faktor termasuk independen variabel dikodekan sebagai variabel X1 (EPS), X2 (DER), X3 (ROA),
X4 (PER), X5 (Inflasi), dan X6 (BI Rate).
Faktor-faktor ini akan mempengaruhi variabel dependen yang dikodekan sebagai variabel Y. Kemudian, kinerja return saham akan di analisis. Lalu di pilih satu perusahaan untuk di analisis lebih dalam mengenai faktor internal dan eksternal menggunakan analisis SWOT untuk mendapatkan rekomendasi strategi agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja saham.
Faktor Internal
Faktor Eksternal Earning Per Share (X1)
Debt to Equity Ratio (X2) Return On Asset (X3) Price Earning Ratio (X4)
Faktor Internal
Earning Per Share (X1) Debt to Equity Ratio (X2)
Return On Asset (X3) Price Earning Ratio (X4)
Faktor Internal
Analisis terhadap Return Saham
Memilih Perusahaan
Inflasi (X5) BI Rate (X6) Inflasi (X5) BI Rate (X6)
Analisis SWOT
Rekomendasi Strategi
Strategi Perusahaan
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kuisioner AHP Uji Regresi Data Panel
Kuisioner AHP
Gambar 3 Model Konseptual
IV. HASIL DAN ANALISIS
A. Deskripsi Data
Berikut ini merupakan hasil pengolahan data statistika deskripstif yang akan digunakan dalam penelitian
Gambar 4 Statistika Deskriftif
Dari tabel di atas dapat dilihat statistik deskriptif yang sudah diolah.
B. Estimasi Regresi Data Panel 1. Penentuan Metode Estimasi
Pada Tabel 1 akan di jelaskan penentuan metode berdasarkan uji penentuan metode estimasi data panel.
Tabel 1 Penentuan Metode Estimasi Hasil Kesimpulan Uji Chow (Prob > F) >
0.05
Model
koefisien tetap lebih baik daripada model efek tetap Uji
Breusch-Pagan
(Prob > chibar) > 0.05
Model
Strategi perusahaan (Dhiana Pratiwi, dkk) ISSN: 1411-6340
90
efek acak
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa model yang baik menurut uji penentuan metode estimasi data panel adalah model koefisien tetap (common effect model).
2. Pengujian Asumsi Klasik
Tabel 2 menjelaskan ringkasan dari uji asumsi klasik.
Tabel 2 Uji Asumsi Klasik N
o
Uji Asumsi
Klasik Hasil Kesimpulan
1 Uji
Hasil dari uji asumsi klasik pada Tabel 2, menjelaskan bahwa tidak terdapat masalah pada koleksi data sehingga penelitian mengenai regresi data panel dapat dilakukan
3. Ikhtisar Pemilihan Model Akhir
Berdasarkan penentuan metode estimasi pada data panel, model yang baik adalah common effect model namun karena tidak memberikan representatif yang lebih baik dari fixed effect model, maka dilakukan perbandingan terhadap koefisien determinasinya.
Tabel 3 Perbandingan Koefisien Determinasi Model Common Effects Dengan Model Fixed
Effects
Model Common Effects Fixed Effects
R-squared 0,3189 0,3794
Adjusted R-squared 0,2114 0,2814
Prob(F-statistic) 0,0179 0,0089
Berdasarkan Tabel 3, koefisien determinasi yang lebih baik adalah fixed effect model. Keputusan ini juga di dukung oleh jurnal dengan topik perbandingan model pada data panel (3). Sehingga kesimpulannya adalah fixed effect model yang digunakan untuk penelitian ini.
4. Uji Regresi Data Panel A. Uji F
Gambar 4 di bawah ini merupakan hasil dari uji F
corr(u_i, Xb) = -0.4513 Prob > F = 0.0089 . xtreg RETURN_SAHAM EPS DER ROA PER INFLASI BI_RATE, fe
Gambar 5 Uji F
Berdasarkan Gambar 4, hasil dari uji F adalah nilai (Prob > F) = 0,0089. Karena nilai (Prob > F) < 0.05, maka EPS, DER, ROA, PER, Inflasi, dan BI Rate secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap return saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Uji T
Strategi perusahaan (Dhiana Pratiwi, dkk) ISSN: 1411-6340
91
Pada Tabel 4 variabel independen secara parsial memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap
return saham perusahaan sub sektor telekomunikasi adalah ROA, dan inflasi karena nilai P>|t| kurang dari 0,05.
C. Analisis Regresi Data Panel
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan hanya variabel ROA, dan Inflasi yang secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap
return saham sehingga perumusannya adalah :
Y = -2.15X10-16
+ 0.47069Xit3 - 0.60024Xit5 +
uit
Persamaan regresi di atas dapat menjelaskan bahwa:
1. Dalam persamaan regresi di atas, konstanta adalah -2.15 x 10-16. Hal ini menunjukkan
bahwa jika variabel ROA, dan Inflasi adalah nol, maka return saham diprediksi di -2.15 x 10-16.
2. Inflasi memiliki koefisien negatif yaitu sebesar -0.60024. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu persen inflasi
diperkirakan menurunkan 0.60024 Return
Saham dengan mengasumsikan nilai konstan dalam variabel lain.
3. ROA memiliki koefisien positif yaitu sebesar 0.47069. hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu persen ROA diperkirakan meningkatkan 0.47069 Return
Saham dengan mengasumsikan nilai konstan dalam variabel lain.
D. Analisis SWOT
Perusahaan yang terpilih untuk dilakukan analisis SWOT adalah PT Telkom Indonesia karena perusahaan memiliki nilai rata-rata return saham dan ROA yang lebih baik daripada perusahaan lain dalam sub sektor telekomunikasi.
1. Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Tabel 5 Dibawah ini merupakan hasil pembobotan faktor internal yang telah dilakukan oleh ahli.
Tabel 5 IFAS
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Bobot Keterangan
Strength
1 Kinerja laporan keuangan 0,159 3 0,477 Pendapatan perusahaan serta rasio keuangan mengalami peningkatan
2 Kekuatan produk dan layanan 0,234 4 0,936 Banyaknya serta layanan yang disediakan oleh Perusahaan differentiaty produk dan
3 SDM yang
berkualitas 0,144 3 0,433
Memiliki banyak karyawan dengan pendidikan yang tinggi
4
Penerapan GCG (Good Corporate Governance) yang
baik
0,097 3 0,291 Berdasarkan pada mendapatkan nilai "Sangat Baik" self-assesment GCG
5
Pelaksaanaan program CSR yang baik
0,028 3 0,084 Biaya program CSR yang terstruktur
6
Penerapan teknologi informasi
0,072 4 0,288
Penggunaan teknologi informasi di bidang telekomunikasi sangat
berpengaruh
Weakness
1
Peningkatan jumlah beban setiap tahun (2011
s/d 2015)
0,022 2 0,044 Jumlah beban mempengaruhi Laba/rugi suatu perusahaan
2
Return On Asset PT Telkom Indonesia (2012
Strategi perusahaan (Dhiana Pratiwi, dkk) ISSN: 1411-6340
92
s/d 2015) ada kecenderungan
menurun
3
Utang PT Telkom Indonesia 2015
meningkat
0,021 2 0,042 komposisi hutang berlebihan maka akan menurunkan nilai perusahaan
Total Skor 1,91
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat hasil total skor IFAS adalah 1,93. Total skor IFAS didapatkan dengan cara total strengthes di kurangi dengan total weakness.
2. External Factor Analysis Summary (EFAS)
Tabel 6 Dibawah ini merupakan hasil pembobotan faktor eksternal yang telah dilakukan oleh ahli
Tabel 6 EFAS
No. Eksternal Faktor Bobot Rating Skor
Bobot Keterangan
Opportunities
1 Tingkat inflasi terkendali 0,102 1 0,102
Tingkat inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap return saham sub sektor telekomunikasi, sehingga jika tingkat inflasi terkendali akan berdampak baik juga bagi return
saham PT Telkom Indonesia
2 Tren Pelanggan 0,425 4 1,698
Keinginan Pelanggan yang selalu berubah dijadikan peluang sebagai jalan untuk selalu menciptakan kreativitas bagi PT Telkom Indonesia
3 Perkembangan
IT yang pesat 0,218 4 0,873
Zaman modern ini teknologi
memegang peraanan penting, terutama di bidang telekomunikasi
Threats
1
Kondisi ekonomi global tidak stabil
0,058 1 0,058
kecenderungan pertumbuhan ekonomi secara makro di Indonesia yang berubah
2 Teknologi baru pesaing 0,089 3 0,266 Teknologi pesaing lebih canggih daripada PT Telkom Indonesia
3 Cyber crime 0,109 4 0,436
Banyaknya tindak kriminal yang mulai terjadi di masa sekarang, menjadi ancaman bagi PT Telkom Indonesia yang menjadi perusahaan
telekomunikasi
Strategi perusahaan (Dhiana Pratiwi, dkk) ISSN: 1411-6340
93
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat hasil total skor EFAS adalah 1,913. Total skor EFAS didapatkan dengan cara total opportunities
di kurangi dengan total threats.
3. Rekomendasi Strategi
Berdasarkan hasil total skor IFAS dan EFAS, maka selanjutnya hasil tersebut akan menjadi input bagi matriks SWOT. Sehingga dapat diketahui rekomendasi strateegi yang tepat bagi perusahaan.
Gambar 6 Matriks SWOT
Pada Gambar 5, hasil yang didapatkan adalah Strategi progresif (S-O). Sehingga saran terhadap strategi bagi PT Telkom Indonesia adalah :
1. Melakukan pengembangan serta inovasi produk dan layanan karena tantangan utama yang dihadapi adalah over of top (OOT) yang menjadi subtitusi layanan suara dan SMS, seiring dengan bertambahnya pengguna smartphone. Dengan memanfaatkan perkembangan IT yang pesat, tren pelanggan, mempertahankan kualitas produk dan layanan, serta perlu adanya analisis risiko terhadap bencana.
2. Memiliki kinerja laporan keuangan yang baik, serta memperhatikan faktor apa saja yang mempengaruhi return saham. Dengan begitu kepercayaan investor, dan jumlah investor akan meningkat
3. Menyeimbangkan budaya saat ini dengan sumber daya manusia yang dimiliki, seperti halnya menjaga harmonisasi antar karyawan, kepastian jenjang karir.
4. Mengupdate analisis Enterprise Risk Management serta komitmen untuk terus menerapkan praktik terbaik GCG
5. Perlunya analisis risiko terhadap teknologi informasi untuk dapat menjaga kualitas perusahaan. untuk mengantisipasi kebocoran data akibat penerapan teknologi yang semakin canggih, maka perusahaan perlu melakukan kegiatan pelatihan terhadap setiap karyawan terutama didaerah yag rawan terhadap kegiatan kriminal cyber serta meningkatkan kerjasama dengan kepolisian
6. Meningkatkan kualitas dari kegiatan CSR agar nilai Net Pomoter Score (NPS) meningkatkan.
V. KESIMPULAN
EPS, DER, ROA, PER, Inflasi, dan BI Rate
secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap return saham pada perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, namun secara masing-masing hanya ROA dan inflasi yang memiliki pengaruh yang signifikansi terhadap return saham perusahaan sub sektor telekomunikasi.
PT Telkom Indonesia merupakan perusahaan terpilih yang di analisis SWOT, hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memiliki kriteria yang baik daripada perusahaan lain sub sektor telekomunikasi sehingga diharapkan menjadi contoh bagi perusahaan sub sektor telekomunikasi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Arefianto, D. (2012). Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan EVIEWS.
Jakarta: Erlangga.
[2] Boediono. (1990). Ekonomi Moneter.
Yogyakarta: BPFE.
[3] Buddelmeyer, H., Jensen, P. H., Oguzoglu, U., & Webster, E. (2008). Fixed Effects Bias in Panel Data Estimators. IZA, 3487.
[4] Fahmi, I. (2014). Pengantar Manajemen Keuangan. Penang, Malaysia: ALFABETA. [5] Rangkuti, F. (2014). Analisis SWOT : Teknik