BAB II
PENTINGNYA KETERBUKAAN FAKTA MATERIL DALAM HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA
A.Mekanisme Perdagangan Efek di Pasar Modal
Penjual dan pembeli di pasar modal (bursa efek) harus terdaftar dan menjadi
anggota sebelum melakukan jual-beli, dan sekuritas yang diperjualbelikan juga harus
merupakan sekuritas yang terdaftar. Anggota pasar modal di Indonesia adalah
pemegang saham dari pasar modal tersebut, sebab pasar modal Indonesia didirikan
dengan bentuk Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor
1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, yang saat ini telah diganti dengan
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 8 UUPM menetapkan
bahwa yang dapat menjadi pemegang saham bursa efek adalah perusahaan efek yang
telah memperoleh izin usaha untuk melakukan kegiatan sebagai perantara pedagang
efek, dan izin tersebut dikeluarkan oleh Bapepam-LK.
Perdagangan efek berarti perdagangan surat berharga berbentuk efek yang
merupakan aset keuangan. Perdagangan efek ditandai dengan penyerahan fisik tanda
bukti penyerahan, antara lain saham, obligasi, waran, opsi dan rights. Hal yang sangat
menonjol dan merupakan ciri khas perdagangan efek dibandingkan perdagangan pada
umumnya adalah masalah informasi yang bersifat dominan dan krusial karena
dimilikinya. Informasi di pasar modal merupakan penentuan struktur, tingkat
kompetitif dan efisiensi Bursa Efek.
Instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal adalah efek (surat
berharga), yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas
efek, dan setiap derivatif (efektif derivative) dari efek.40 Efek yang paling sering
diperdagangkan di Pasar Modal adalah saham41 dan obligasi42
Klasifikasi pasar modal mencakup pembedaan antara pasar perdana (primary
market) dan pasar sekunder (secondary market). Pasar perdana memperdagangkan efek
yang baru diedarkan, dan pasar sekunder memperdagangkan efek yang telah selesai
diperdagangkan di pasar perdana dan dicatatkan di Bursa Efek untuk diperjualbelikan
dan Pasar Paralel di luar Bursa Efek
.
.43
.
40
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 5. Dikatakan dalam Penjelasan Pasal 1 angka 5, bahwa derivatif dari efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak pemegang efek untuk memesan saham perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan, sedangkan opsi adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu.
41
Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Modal perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham (Pasal 24 ayat (1) UUPT). Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi pemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Tjiptono Darmadji, Hendy M. Fakhruddin, op.cit.,hal. 5.
42
Obligasi merupakan sertifikat bukti utang yang dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas atau institusi tertentu baik pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mendapatkan dana/modal
(pendanaan) atau yang bisa disebut bond. Perusahaan membayar bunga atas obligaisi tersebut pada
tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Johar Arifin dan Muhammad Fakhruddin, op. cit. , hal. 241.
a. Penawaran Umum di Pasar Perdana
Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten
yang menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.44 Penawaran umum
sering disebut dengan istilah go public, sebab penawaran umum merupakan
penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya
(perdana).45
Perusahaan yang sudah melakukan penawaran umum disebut perusahaan
terbuka atau perusahaan publik. Ini berarti perusahaan tersebut sudah merupakan
milik masyarakat pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan, dan
besarnya pemilikan perusahaan tergantung dari besarnya persentase saham yang
dimiliki oleh penanam modal.
Setelah memutuskan go public, perusahaan mempersiapkan proses
pendaftaran penawaran umum kepada Bapepam-LK.
46
Proses penawaran umum (perdana) di pasar modal melibatkan peran banyak
pihak, sebagai berikut:
47
a. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam);
b. Pelaksana Bursa48
44
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 15.
45
Pandji Anoraga danPidji Pakarti, op.cit., hal. 46.
46Ibid,
hal. 47.
47
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, (Yogyakarta: Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, 1997), hal. 26 – 29. ;
48
pihak-c. Emiten (perusahaan yang go public)49
d. Penjamin emisi efek (underwriter) ;
50
e. Perusahaan Efek
;
51
f. Lembaga Penunjang Pasar Modal, yaitu ;
(1) Wali amanat52
(2) Penanggung (Guarantor) ;
53
(3) Biro Administrasi Efek (BAE) ;
54
(4) Kustodian (tempat penitipan harta) ;
55
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka, vide Pasal 1 angka 4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.
49
Emiten (perusahaan yang go public) adalah pihak yang melakukan penawaran umum, vide Pasal
1 angka 6 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Perusahaan yang dapat menjadi emiten untuk melakukan penawaran umum dan menjual efeknya di pasar modal haruslah berbentuk perseroan terbatas berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (catatan penulis: sekarang harus dibaca berdasarkan “Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), vide Pasal 1 angka 20 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.
50
Penjamin emisi (underwriter), adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk
melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual, vide Pasal 1 angka 17 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Biasanya Penjamin
Emisi (underwriter) bertindak sebagai penjamin dan membantu emiten dalam proses emisi, dan jika efek
yang ditawarkan tidak habis terjual, maka penjamin emisi (underwriter) bertanggung jawab untuk
membeli seluruh sisa efek yang belum terjual tersebut.
51
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi, vide Pasal 1 angka 21 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan diri sendiri atau pihak lain, vide Pasal 1 angka 18 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, vide Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.
52
Wali amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang, vide Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995. Dengan kata lain, Wali Amanat adalah pihak yang bertindak selaku wali bagi kepentingan pemegang obligasi (untuk emisi obligasi).
53
Penanggung (Guarantor) adalah pihak yang menjadi penanggung dalam transaksi di pasar modal.
54
Biro Administrasi Efek (BAE), adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek, Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.
g. Profesi Penunjang Pasar Modal,
(1) Akuntan publik (auditor independen)56
(2) Notaris
Ketentuan dan persyaratan untuk dapat melaksanakan penawaran umum di
Pasar Modal Indonesia ditetapkan oleh Bapepam-LK, yang dimulai dengan
pernyataan pendaftaran (registration statement). Pernyataan pendaftaran
(registration statement) adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada
Bapepam-LK oleh Emiten dalam rangka Penawaran Umum atau Perusahaan Publik.60
Dalam membuat pernyataan pendaftaran, perusahaan wajib memperhatikan
peraturan Bapepam-LK mengenai ketentuan dan persyaratan penawaran umum.
Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep- 43/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996
55
Kustodian (tempat penitipan harta) adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya, vide Pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995.
56
Akuntan publik (auditor independen), adalah pihak yang melakukan audit atas laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
57
Notaris adalah pihak yang bertindak melakukan perubahan anggaran dasar, membuat akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
58
Konsultan hukum adalah pihak yang berfungsi memberi pendapat dari segi hukum berdasarkan
laporan pemeriksaan hukum legal opinion, yaitu ahli hukum yang memberikan legal opinion kepada
pihak lain dan terdaftar di Bapepam serta menjadi anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM).
59
Perusahaan penilai adalah pihak yang bertindak melakukan penilaian atas aktiva yang dimiliki emiten.
60
yang merupakan pelaksanaan Pasal 70 ayat (1) UUPM mengatur ketentuan sebagai
berikut:
“1. Untuk melaksanakan Penawaran Umum wajib dipenuhi hal-hal berikut: a. Emiten harus mengajukan Pernyataan pendaftaran dan dokumen
pendukungnya kepada Bapepam dalam bentuk serta mencakup informasi yang ditetapkan untuk Penawaran Umum sesuai dengan Peraturan Nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran; dan
b. Pernyataan Pendaftaran termasuk dalam angka 1 huruf a harus sudah menjadi efektif.
2. Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi efektif, sesuai persyaratan untuk melaksanakan Penawaran Umum, sebagaimana ditetapkan pada angka 1 peraturan ini, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. atas dasar lewat waktunya, yakni:
1) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam secara lengkap; atau
2) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang diajukan Emiten atau yang diminta Bapepam dipenuhi; atau
b. atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam bahwa tidak ada lagi keterangan lebih lanjut yang diperlukan.”61
Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.2. antara lain menyebutkan bahwa
emiten bertanggung jawab atas kelengkapan dalam pernyataan pendaftaran dan
dokumen pendukungnya. Emiten atau pihak yang mewakilinya berhak untuk
melengkapi atau memperbaiki isi pernyataan pendaftaran yang telah disampaikan
semula jika dipertimbangkan bahwa data yang bersangkutan kurang lengkap, tidak
benar atau menyesatkan.
61
Isi pernyataan pendaftaran perusahaan publik yang diatur oleh Peraturan
Bapepam-LK Nomor IX.A.2. adalah mengenai informasi-informasi pokok dari
perusahaan tersebut, yaitu:
a. Pernyataan bahwa perusahaan publik bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebenaran semua informasi dan keterangan pendapatan yang diungkapkan dalam
pernyataan pendaftaran.
b. Struktur modal saham pada saat pernyataan pendaftaran, yang meliputi:
1. Jumlah dan nilai total saham.
2. Aplikasi dan pembahasan manajemen yang lengkap, antara lain:
2.1.Pembahasan mengenai kecenderungan yang diketahui tentang permintaan,
ikatan-ikatan, kejadian-kejadian atau ketidakpastian yang mungkin
mengakibatkan terjadinya pengikatan atau penawaran yang material
terhadap likuiditas perusahaan;
2.2.Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
dengan penjelasan tentang tujuan dari ikatan-ikatan tersebut, mata uang
yang menjadi dominasi dan langkah-langkah yang direncanakan
perusahaan publik untuk melindungi resiko dan posisi mata uang asing
yang terkait;
2.3.Bahasan mengenai seberapa jauh usaha atau keadaan keuangan pada masa
yang akan datang menghadapi resiko fluktuasi kurs atau suku bunga,
dalam hal ini dinyatakan dalam mata uang asing atau tentang suku bunga
2.4.Bahasan dan analisis tentang perkembangan material yang diperkirakan
terjadi, kejadian-kejadian, kecenderungan-kecenderungan, keadaan
persaingan dan ketidakpastian yang diketahui dapat menyebabkan
informasi keuangan yang telah dilaporkan tidak memberikan indikasi atas
hasil usaha dan keuangan pada masa yang akan datang;
2.5.Uraian tentang kejadian atau transaksi yang tidak normal dan jarang
terjadi atau perubahan penting dalam ekonomi yang dapat mempengaruhi
jumlah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah
diperiksa Akuntan yang tercatat dalam Pernyataan Pendaftaran, dengan
perkiraan pada laporan keuangan terakhir, dan uraian tentang
komponen-komponen penting dan pendapatan atau beban lainnya yang dianggap
perlu untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan;
2.6.Jika laporan keuangan dalam pernyataan pendaftaran mengungkapkan
pengikatan material dari penjualan atau pendapatan bersih, perlu adanya
bahasan tentang sejauhmana kenaikan tersebut dapat dikaitkan dengan
kenaikan harga, volume atau jumlah barang atau jasa yang dijual atau
sebagai produk atau jasa baru.
c. Pendapat dan laporan pemeriksaan dari segi hukum dan konsultan hukum, antara
lain:
c.1. Keabsahan dalam pendirian serta Anggaran Dasar dan
c.2. Semua izin dan persetujuan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
usaha atau kegiatan usaha yang direncanakan perusahaan publik;
c.3. Status kepemilikan aktiva yang material dari perusahaan publik;
c.4. Perkara perdata, pidana, perburuhan, administrasi serta tindakan hukum
lainnya;
c.5. Perikatan-perikatan dengan pihak ketiga;
c.6. Permodalan perusahaan.
d. Laporan keuangan, yang meliputi:
d.1. Laporan Akuntan benar dengan laporan keuangan yang disajikan;
d.2. Menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu 3 tahun terakhir atau
sejak berdirinya perusahaan, bagi perusahaan yang berdiri kurang dari 3
tahun, sebagai berikut:
d.2.a. Neraca;
d.2.b. Laporan laba rugi;
d.2.c. Laporan saldo laba;
d.2.d. Laporan arus kas;
d.2.e. Catatan atas laporan keuangan, dan
d.2.f. Laporan lain serta materi penjualan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan jika dipersyaratkan, seperti laporan komitmen
dan kontijensi untuk perusahaan publik dalam bidang perbankan.62
62
Bapepam-LK akan menelaah dan menanggapi kelengkapan dokumen
Pernyataan Pendaftaran dalam waktu 45 hari. Pernyataan pendaftaran emiten efektif
selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya pernyataan
pendaftaran itu secara lengkap oleh Bapepam-LK, atau pada tanggal yang lebih awal
jika dinyatakan telah efektif oleh Bapepam-LK. Sebelum pernyataan pendaftaran
efektif, yaitu dalam jangka waktu 45 hari tersebut, emiten wajib menyampaikan
perubahan atau tambahan informasi yang bersifat fakta materil di dalam
prospektusnya, baik atas permintaan Bapepam-LK maupun atas inisiatifnya sendiri.
Dalam hal emiten atau perusahaan publik menyampaikan perubahan atau
tambahan informasi sehingga pernyataan pendaftaran telah lengkap dan memenuhi
syarat, maka pernyataan pendaftaran itu dianggap telah disampaikan kembali pada
tanggal diterimanya perubahan atau tambahan informasi itu.63 Jika Bapepam-LK
tidak melakukan sesuatu, maka penyataan pendaftaran tersebut menjadi efektif
dengan sendirinya pada hari ke-45 sejak diterimanya Pernyataan Pendaftaran oleh
Bapepam-LK secara lengkap.64
63
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 74. Pasal 74 UUPM selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
1. Pernyataan pendaftaran menjadi efektif pada hari ke-45 (keempat puluh lima) sejak diterimanya
pernyataan pendaftaran secara lengkap atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK.
2. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Bapepam-LK dapat meminta perubahan
dan atau tambahan informasi dari emiten atau perusahaan publik.
64
Pernyataan pendaftaran kepada Bapepam-LK memuat penerbitan prospektus
sebagai landasan penawaran umum yang akan dilaksanakan di pasar modal.
Prospektus adalah setiap informasi tertulis mengenai perusahaan yang melakukan
pernyataan pendaftaran kepada Bapepam-LK sehubungan dengan rencana
penawaran umum yang akan dilaksanakannya di pasar modal dengan tujuan agar
pihak lain membeli efek perusahaannya.65
Investor dapat mulai membeli saham setelah terlebih dahulu melakukan
pemesanan efek yang ditawarkan emiten dalam penawaran umum. Pemesanan efek
Bentuk dan isi prospektus diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor
IX.C.2., sedangkan informasi yang dimuat dalam prospektus diatur di dalam
Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.B.I. Isi prospektus yang diwajibkan ini memuat
informasi penting emiten yang dibutuhkan oleh publik.
Setelah pemasaran dilakukan serta pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif
oleh Bapepam-LK, maka perusahaan bisa melakukan go public. Masyarakat bisa
mulai membeli saham yang ditawarkan pada harga perdana yang sudah ditetapkan.
Harga perdana ini merupakan kesepakatan antar penjamin emisi dan calon emiten
dengan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu, seperti permintaan masyarakat
pemodal, kebutuhan emiten, pesaing dalam industri yang sama, dan lain-lain. Ini
berarti emiten atau perusahaan publik baru dapat menjual saham kepada publik
setelah emiten memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam seluruh
Hukum Pasar Modal.
65
dapat dilakukan oleh investor apabila pernyataan pendaftaran dinyatakan telah
efektif oleh Bapepam-LK dan rentang harga telah ditentukan.
Pelaksanaan penawaran umum merupakan proses yang kompleks dengan
berbagai aspek yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan seksama,
diantaranya restrukturisasi dan reorganisasi perusahaan, perubahan strategi bisnis
perusahaan, termasuk keputusan penting mengenai pengendalian, perencanaan,
perubahan struktur permodalan perusahaan, dan berbagai hal lainnya.66
Pada umumnya setiap saham memiliki harga sesuai dengan harga nominalnya.
Akan tetapi nilai nominal saham ini tidak harus sama dengan nilai yang ditawarkan
pada masyarakat calon pemodal. Naik turunnya harga saham ini ditentukan oleh
beberapa faktor, yakni:67
1. Kinerja perusahaan publik
Apabila suatu perusahaan publik memiliki kemampuan untuk menghasikan
laba, maka perusahaan tersebut bisa menaikkan harga sahamnya dipasar.
Pengelola perusahaan publik tersebut harus bisa mempertahankan tingkat
keuntungan yang diperoleh untuk dapat mempertahankan harga sahamnya di
pasar. Sebaliknya, apabila kinerja perusahaan publik tersebut mengalami
penurunan, maka harga sahamnya di pasar pun akan mengalami penurunan.
2. Pembagian dividen
66
Asril Sitompul, (II), Due Diligence dan Tanggung Jawab Lembaga-lembaga Penunjang pada
Proses Penawaran Umum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1999), hal. 19.
67
Sehubungan dengan perolehan keuntungan, pembagian deviden setiap tahun
yang semakin meningkat juga akan mengakibatkan kenaikan harga saham di
pasar modal. Apabila pembagian deviden bagi para pemegang saham
jumlahnya menurun, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan publik tersebut
mengalami kerugian, dan hal ini dapat mengakibatkan harga sahamnya di
pasar modal juga menurun.
3. Inflasi
Apabila terjadi inflasi dalam suatu negara, maka harga saham
perusahaan-perusahaan publik di negara itu akan meningkat, selama tidak ada campur
tangan dari pemerintah negara tersebut melalui penerbitan kebijakan harga
yang menyebutkan bahwa perusahaan publik tidak diperbolehkan menaikkan
harga sahamnya untuk mengimbangi inflasi yang terjadi di negara tersebut.
Harga saham di bursa efek juga akan ditentukan oleh faktor kekuatan
permintaan dan penawaran di pasar modal. Pada saat permintaan meningkat,
maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat
banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan
mengalami penurunan.
Saham yang ditawarkan kepada publik pada saat pasar perdana berjumlah
sekitar 10% - 40% dari seluruh saham. Saham-saham ini dicatat di bursa efek
(listed), sedangkan sisanya masih dimiliki oleh pemegang saham pendiri perusahaan
b. Pasar Sekunder
Setelah melaksanakan Penawaran Umum atau Penawaran Perdana, untuk
tahap berikutnya emiten dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek dengan
mengajukan pendaftaran, sebagai kelanjutan dari kontrak pendahuluan yang telah
dilakukan sebelumnya pada saat Penawaran Umum. Setelah pencatatan
saham-saham emiten yang telah dibeli investor di Bursa Efek, maka saham-saham-saham-saham tersebut
dapat mulai ditransaksikan dalam perdagangan di pasar sekunder.68
a. Pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum maupun sebagai
perusahaan publik telah dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK.
Menurut Lampiran I Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Surabaya No.
KEP-01/BES/1992, untuk dapat mencatatkan sahamnya di Bursa, emiten wajib memenuhi
kewajibannya sebagai berikut:
b. Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku terakhir diaudit dengan wajar
tanpa syarat.
c. Saham yang dicatatkan minimal berjumlah 1.000.000 (satu juta) saham.
d. Jumlah pemegang saham, baik perorangan maupun lembaga minimal 200, dan
pemegang saham masing-masing memiliki minimal 1 (satu) satuan perdagangan.
e. Wajib mencatatkan seluruh saham yang telah disetor penuh, sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan tentang persentase pemilikan saham oleh pemodal
asing.
68
Asril Sitompul, (III), “Aspek Hukum Laporan Keuangan Perusahaan Publik Dual Listing”.
f. Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
g. Dalam dua tahun terakhir mendapat laba operasi, tidak terdapat saldo kerugian
pada posisi keuangan yang terakhir.
Hal lain yang perlu diperhatikan setelah melakukan emisi saham adalah
masalah pelaporan. Pelaporan disini menyangkut laporan tahunan maupun laporan
tengah tahun (semester). Disamping itu, kejadian-kejadian yang bersifat materil juga
perlu dipublikasikan atau diinformasikan kepada masyarakat.
Penyelesaian transaksi di Bursa Efek Jakarta dilakukan oleh PT. Kliring
Penjamin Efek Indonesia (KPEI)69 dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI).70
a. Saham;
PT. KPEI dan KSEI adalah Lembaga Penunjang Pasar Modal, disamping
wali amanat dan penasehat investasi. Lembaga-lembaga tersebut memegang peranan
penting dalam penyelenggaraan perdagangan efek.
Instrumen pasar modal yang biasa diperdagangkan di Bursa Efek, meliput i:
b. Obligasi;
69
Lingkup kerja PT. KPEI adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kliring atas semua transaksi bursa, baik pruduk ekuitas maupun produk derivatif;
b. Melakukan penentuan bila ada kegiatan anggota kliring yang timbul dari transaksi bursa;
c. Melakukan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, baik produk ekuitas dan produk derivatif;
d. Memberikan kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban bagi anggota kliring yang timbul dari
transaksi bursa.
70
Lingkup kerja PT. KSEI antara lain meliputi :
a. Penyampaian laporan mengenai jasa Kustodian Sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar
dan efisien;
b. Melaksanakan kuasa untuk hadir dan memberikan suara dalam RUPS;
c. Memberikan informasi kepada emiten mengenai kepemilikan efek dalam penitipan kolektif dan
pelepasan kegiatan rekening efek;
d. Penyimpanan kas dan efek, pemindahan keluar masuk efek kolektif, penerimaan restitusi dividen,
c. Derivatif dari efek, yaitu:
1. Rights / klaim;
2. Saham Dividen;
3. Saham Bonus;
4. Obligasi Convertibel;
5. Waran;
6. Sertifikat/ABD/ADR;
7. Sertifikat dana atau saham, yang diterbitkan suatu Reksa Dana.71
Kegiatan pedagangan saham tersebut diawasi oleh BEI selaku institusi yang
paling bertanggungjawab dalam pelaksanaan perdagangan di lantai bursa. BEI
mendeteksi pelanggaran-pelanggaran transaksi yang merupakan rangkaian kejahatan
perdagangan pasar modal dan kemudian melakukan tindakan lebih lanjut sesuai
kesalahan pelaku dan kewenangan BEI dan memberikan laporan kepada
Bapepam-LK mengenai terjadinya pelanggaran transaksi di bidang Pasar Modal.72
71
E.A.Koetin, Analisis Pasar Modal, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992), hal. 26.
72
M. Irsan Nasaruddin & Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2010), hal. 118.
Hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh anggota bursa, terutama
emiten, dalam beraktifitas di bursa efek, adalah melakukan keterbukaan informasi
mengenai fakta materil. Pelaksanaan keterbukaan informasi mengenai fakta materil
di bursa efek (Secondary Market Level) ini adalah setelah emiten mencatatkan
1. emiten berkewajiban menyampaikan secara terus menerus laporan berkala
(continously disclosure) kepada Bapepam-LK; dan
2. emiten menyampaikan terjadinya peristiwa penting yang bersifat materil yang
laporannya secara tepat waktu disampaikan kepada Bapepam-LK dan bursa efek
(timely disclosure).73
c. Pasar Paralel dan OTC
Perdagangan efek di luar bursa hanya dapat dilakukan setelah efek yang telah
dijual dalam Pasar Perdana dan dicatatkan di Bursa Efek. Perdagangan efek di luar
bursa efek dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu Bursa Paralel dan di luar bursa itu
sendiri yang lazim disebut OTC (Over The Counter).
Pada prinsipnya, Bursa Paralel itu adalah perdagangan efek di luar bursa yang
memiliki aturan hukum dalam mekanisme perdagangannya dan dikelola oleh
Perserikatan Pedagang Uang dan Efek (PPUE) serta diawasi dan dibina oleh
Bapepam-LK, sedangkan Pasar OTC tidak dikelola dan diatur oleh PPUE. Peraturan
mengenai OTC diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar dalam perdagangan
efek diantara para pihak dan tidak dikelola oleh PPUE. Bursa Paralel tidak memiliki
tempat khusus, transaksi dapat terjadi di mana saja, di tempat-tempat yang
tersebar.74
73Ibid.
, hal. 162.
74
Bursa Paralel adalah pasar perdagangan efek yang memiliki landasan hukum
dalam menjalankan aktifitas perdagangan efek, yaitu sebagai berikut:
1. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 862/KMK.01/1987 tanggal 23
Desember 1987 tentang Emisi dan Perdagangan Saham di Bursa Paralel;
2. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 863/KMK.01/1987 tanggal 23
Desember 1987 tentang Emisi dan Perdagangan Obligasi di Bursa Paralel;
3. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 864/KMK.01/1987 tanggal 23
Desember 1987 tentang Perdagangan Sekuritas di Bursa Paralel;
4. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 865/KMK.01/1987 tanggal 23
Desember 1987 tentang Penjamin Emisi di Bursa Paralel;
5. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 011/PM/1987 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Emisi dan Perdagangan Saham di Bursa Paralel;
6. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 012/PM/1987 tentang
Ketentuan Pelaksana Emisi dan Perdagangan Obligasi di Bursa Paralel;
7. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 013/PM/1987 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Perdagangan Sekuritas di Bursa Paralel;
8. Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor KEP : 014/PM/1987 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Penjamin Emisi di Bursa Paralel;
Mekanisme perdagangan di Bursa Paralel dilakukan oleh pembentuk pasar
(market maker). Pembentuk pasar ini biasanya orang perorangan, dapat pula
obligasi ada pembentuk pasarnya. Jadi pembentuk pasar ini yang melakukan jual
beli saham atau obligasi, dan perdagangan dilakukan di lantai informasi.75
Mekanisme perdagangan di luar bursa (OTC) adalah perdagangan efek yang
tercatat di bursa efek. Untuk dapat memperdagangkan efek di luar bursa terlebih
dahulu harus terlaksana perdagangan efek melalui pasar perdana. Setelah mendapat
izin Emisi Efek dan ditawarkan kepada masyarakat, baru dilakukan perdagangan di
luar bursa (OTC).76
75Ibid
.
76
Ibid., hal. 112.
Perdagangan efek di luar bursa yang tak terorganisir (OTC), baik saham atau
obligasi, memang tidak diatur dengan regulasi, tetapi diatur oleh etika perdagangan,
artinya para peserta saling menghargai dan mematuhi ”etika” dalam melaksanakan
transaksi perdagangan di antara mereka. Jadi etikalah yang mengatur perdagangan
efek demi lancarnya perdagangan. Meskipun demikian, OTC harus tetap
memberikan laporan berkala kegiatan usaha mereka secara benar kepada
Bapepam-LK. Walaupun Pembentuk Pasar atau Penjamin Emisi enggan membuat laporan ke
Bapepam-LK karena dikenakan fee, bukan berarti mereka dapat melepaskan diri
B. Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Indonesia 1. Pengertian Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan
UUPM merumuskan pengertian Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.77
a. Definisi yang luas
Sementara itu, U Tun Wai dan Hugh T. Patrick dalam
sebuah makalah IMF menyebutkan tiga definisi Pasar Modal, sebagai berikut:
Pasar Modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berjangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak langsung.
b. Definisi dalam arti menengah
Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisasi dalam lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek, tabungan serta deposito berjangka.
c. Definisi dalam arti sempit
Pasar Modal adalah pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan
underwriter.78
Holly J. Gregory dan Marshal E Simms mengemukakan prinsip keterbukaan
sebagai kerangka pengelolaan perusahaan yang harus dapat memastikan bahwa Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Pasar Modal (capital market)
merupakan suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan dana kapital perusahaan publik
dengan cara membeli dan menjual surat efek yang dikeluarkan perusahaan tersebut,
dengan melibatkan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek serta investor.
77
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 Angka 13.
78
pengungkapan informasi yang akurat dan tepat dilaksanakan berkaitan dengan
materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja,
kepemilikan dan kepemimpinan dari suatu perusahaan.79
“pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya dan efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.”
Tidak jauh berbeda dari
kedua pengertian tersebut di atas. UU No 8 tahun 1995 tentang pasar modal
memberikan definisi prinsip keterbukaan sebagai berikut:
80
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
inti dari prinsip keterbukaan adalah adanya jaminan perusahaan terhadap hak
masyarakat untuk mendapatkan informasi yang bersifat fakta material terkait dengan
kondisi perusahaan, termasuk didalamnya informasi yang jujur tentang keadaan
keuangan perusahaan tersebut. Kriteria fakta material adalah informasi yang
mempengaruhi keputusan pemodal terhadap efek dan/atau berpengaruh terhadap
harga dan efek tersebut. Didalam pengertian prinsip keterbukaan tersebut terdapat
perlindungan terhadap kepentingan masyarakat, melalui ketersediaan informasi
penting (material) yang jujur dan objektif. Prinsip keterbukaan merupakan jiwa
Pasar Modal, sedangkan fakta materil merupakan inti dari prinsip keterbukaan
79
Holly J. Gregory dan Marshal E Simms, dalam Bismar Nasution, (III), Mengkaji Ulang Hukum
sebagai Landasan Pembangunan Ekonomi. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Ekonomi pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2004, hlm 194.
80
tersebut81
1. Keterbukaan pasar saat melakukan penawaran umum (primary market level), yang didahului dengan menyerahkan pengajuan pernyataan pendaftaran perusahaan go public ke Bapepam dengan menyerahkan dokumen-dokumen penting dan salah satu dokumen itu adalah Prospektus.
, artinya, makna dan batasan fakta materil merupakan acuan dalam prinsip
keterbukaan.
Pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal dapat dilakukan melalui 3
(tiga) tahap, yaitu:
2. Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya di bursa (secondary market level), dalam hal ini emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan terus menerus kepada Bapepam dan bursa.
3. Keterbukaan karena terjadi peristiwa penting dan laporan harus disampaikan secara tepat waktu (time disclosure).82
Berdasarkan kategori keterbukaan di atas dapat diketahui bahwa keterbukaan sudah
harus dimulai sejak calon emiten menyusun pernyataan pendaftaran untuk
diserahkan kepada Bapepam-LK dalam rangka penawaran umum, dan senantiasa
harus terus berlangsung selama emiten menjadi anggota Bursa Efek.
Keterbukaan mencakup pengertian mengenai informasi apa yang diperlukan
publik dan kemudian menyediakannya secara jelas, terbuka dan benar, guna
meningkatkan minat investor. Prinsip keterbukaan ini salah satunya tampak dalam
peraturan yang menegaskan bahwa setiap prospektus (dokumen penawaran) dilarang
memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta materil (misrepresentation), atau
tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta materil (omission), yang
81
Bismar Nasution, (I), op.cit., hal. 1.
82
diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan
(misleading).
2. Pentingnya Pengaturan Prinsip Keterbukaan Fakta Materil
Pasar Modal sebagai media investasi publik membutuhkan pengaturan yang
mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat investor dan masyarakat pada
umumnya. Aliran dana yang demikian kompleks di Pasar Modal menuntut
pengaturan yang komprehensif, termasuk tuntutan pelaksanaan prinsip keterbukaan
yang semakin kuat.83
1. menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar
Modal;
Oleh karena itu perlu dijamin terwujudnya 3 (tiga) tujuan
prinsip keterbukaan di Pasar Modal yang saling berkaitan, sebagai berikut:
84
2.
melindungi kepentingan investor dari praktek yang merugikan; 85
3. terwujudnya tata kelola perusahaan publik yang baik
Jaminan kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar
Modal adalah berkaitan dengan perlindungan dan perlakuan yang adil. Perlindungan
kepentingan investor dari praktek yang merugikan berarti melindungi kepentingan
investor yang menanamkan modalnya ke dalam perusahaan-perusahaan go public
(emiten) di pasar modal, baik dari pelanggaran maupun dari kejahatan, di bidang
83
Erman Rajagukguk, log.cit. 84
Lihat, Konsiderans bagian Menimbang huruf b dan huruf c UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta Penjelasan Umumnya.
85
pasar modal. Mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik bermakna bahwa
prinsip keterbukaan merupakan landasan bagi pengurus perusahaan untuk mengurus
perusahaannya dengan baik dan berhasil karena setiap informasi penting yang
bersifat materil mengenai perkembangan dan kondisi perusahaannya harus
disampaikan kepada publik. Perusahaan yang memanfaatkan Pasar Modal
sepatutnya mempunyai tanggung jawab kepada publik melalui prinsip keterbukaan
(disclosure).
Prinsip keterbukaan dalam Pasar Modal memiliki 3 (tiga) tiga fungsi, yaitu:86
1. Prinsip keterbukaan berfungsi memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.
Keputusan investor untuk melakukan investasi terbentuk oleh penilaian dan
pilihan terhadap kelengkapan, kejelasan dan kepastian informasi yang diberikan
oleh emiten, sehingga kepercayaan investor terhadap mekanisme pasar ditentukan
oleh adanya keterbukaan dalam Pasar Modal.
2. Prinsip keterbukaan berfungsi utama menciptakan mekanisme pasar yang efisien,
baik dalam penciptaan harga, pengalokasian modal maupun perlindungan
investor. Berfungsinya keterbukaan menyebabkan pelaku pasar dapat melakukan
market discipline, sebab terbukanya arus informasi berperan menciptakan
informasi yang benar dan akurat. Harga saham sepenuhnya merupakan refleksi
dari seluruh informasi yang tersedia, sehingga manajemen perusahaan harus
menjaga harga pasar dan peluang penjualan saham dengan mengemukakan
informasi yang relevan.
86
3. Prinsip keterbukaan berperan penting untuk mencegah penipuan (fraud),
termasuk mencegah terjadinya penyesatan dan kekeliruan informasi yang
diperoleh investor.
Perlindungan hukum terhadap potensi dana yang dimiliki masyarakat sangat
penting artinya karena perusahaan yang bersangkutan akan memanfaatkan dana
masyarakat yang relatif murah untuk kepentingannya sendiri. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikatakan oleh Asril Sitompul mengenai prinsip keterbukaan bagi
perusahaan publik, sebagai berikut:
“Keterbukaan ini diharuskan karena pada dasarnya para calon investor (pemodal) mempunyai hak untuk mengetahui secara detail mengenai segala sesuatu tentang bisnis perusahaan, dimana mereka akan menempatkan uangnya.”87
Prinsip keterbukaan mengandung perintah kepada emiten dan semua pelaku
pasar modal untuk mengungkap seluruh informasi materil kepada publik berkaitan
dengan materi yang menyangkut perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja,
kepemilikan dan kepemimpinan dari suatu perusahaan,
88
termasuk semua hal
penting yang berkaitan, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal
terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.89
Prinsip keterbukaan mengharuskan emiten dan pelaku pasar modal
memberikan informasi secara benar, akurat, lengkap dan tepat waktu, sebagai suatu
tanggung jawab terhadap Hukum Pasar Modal. Publik sangat membutuhkan fakta
87
Asril Sitompul, (I), op.cit., hal.56.
88
Holly J. Gregory dan Marshal E Simms, dalam Bismar Nasution, (III), log.cit.
89
materil berupa informasi yang benar, akurat dan tepat waktu tersebut.90 Keterbukaan
arus informasi ke pasar mengenai fakta materil berfungsi menyediakan bahan
pertimbangan bagi investor untuk secara rasional mengambil keputusan membeli,
menahan atau menjual saham suatu perusahaan yang dimilikinya.91
Pasal 78 ayat (1) UUPM mengharuskan keterbukaan fakta materil telah
dimulai sejak pernyataan pendaftaran dan prospektus perusahaan diajukan kepada
Bapepam-LK dalam rangka penawaran perdana (Initial Public Offering atau IPO) di
Bursa Efek.92 Setiap calon emiten (perusahaan publik) demi hukum secara
institusional mempunyai tanggung jawab menyampaikan kebenaran informasi
materil di dalam prospektus kepada publik sebelum adanya ijin melakukan
penawaran umum oleh Bapepam-LK.93
Hukum pasar modal menghendaki informasi yang diberikan emiten kepada
publik tersebar secara merata. Kepentingan investor akan terlindungi sepanjang
informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kebenaran, kelengkapan
dan keakuratan fakta material. Hal ini dapat menghindari penipuan (fraud) atau Investor menilai kelayakan berinvestasi
pada suatu perusahaan publik adalah berdasarkan prospektus yang diajukan
perusahaan tersebut.
90
Sri Redjeki Hartono, (II), Kapita Selekta Hukum Perusahaan, (Bandung: CV. Mandar Maju,
2000), hal.48-49.
91Ibid. 92
Penawaran umum akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pemilikan perusahaan. Ini disebabkan porsi pemilikan suatu perusahaan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan modal yang
ditanamkan investor pada perusahaan tersebut. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, log.cit.
Pendapat ini senada dengan Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, log.cit., yang menyatakan besarnya
pemilikan tergantung dari besarnya persentase saham yang dimiliki oleh penanam modal.
93
manipulasi (deceit) serta hal-hal lainnya yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang
(fraudulent acts), seperti melalui misrepresentation atau omission yang pada
akhirnya mengakibatkan pernyataan menyesatkan, yang akan mempengaruhi
pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi. Apabila hukum yang
mewajibkan prinsip keterbukaan, maka kejahatan di Pasar Modal akan dapat diatasi.
C. Hubungan Prinsip Keterbukaan Fakta Materil dengan Good Corporate Governance
Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance),
dan selanjutnya disingkat GCG, menurut Organization for Economic Corporation and
Development (OECD) mencakup empat bidang utama, yaitu:
a. Fairness (kewajaran)
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).
b. Disclosureandtransparancy (keterbukaan dan transparan)
Hak-hak pemegang saham atas penerimaan informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
c. Accountability (akuntabilitas)
Tanggung jawab menajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan
balance of power (keseimbangan kekuasaan) antara menajer, pemegang saham, dewan komisaris, dan auditor, merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan para pemegang saham.
d. Responsibility (pertanggungjawaban)
dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja, perusahaan yang sehat dalam aspek keuangannya.94
Pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) tidak bisa dipisahkan dari prinsip keterbukaan itu sendiri. Prinsip
keterbukaan mewajibkan pengelola perusahaan memastikan pengungkapan informasi
yang akurat dan tepat dilaksanakan berkaitan dengan materi yang menyangkut
perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan kepemimpinan dari
suatu perusahaan.
Salah satu prinsip GCG yang paling sering dibicarakan berkaitan dengan hak-hak
investor di pasar modal adalah prinsip keterbukaan. Perusahaan-perusahaan di
Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk memperhatikan standar-standar GCG
yang telah disepakati sebagai bestpractices di tingkat internasional ini. Prinsip-prinsip
GCG ini dapat menjadi pedoman bagi para pelaku usaha dan pasar modal dalam
menentukan tindakan terbaik untuk peningkatan nilai dan keberlangsungan perusahaan,
dan sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan publik tersebut
di Pasar Modal.
95
94
I. Nyoman Tjager, et.al., log.cit. Bandingkan dengan A. Dohar Siregar, “Implementasi Good
Corporate Governence di Antam”, makalah, disampaikan pada Semiloka Peran Pengawasan Pengelolaan Perusahaan dalam mendukung pelaksanaan GCG di Sumatera Utara, Medan, 30 April 003, hal. 9.
95
Holly J. Gregory dan Marshall E. Simms, dalam Bismar Nasution, (III), log.cit.
Dengan demikian, inti dari prinsip keterbukaan adalah adanya
kewajiban perusahaan untuk menjamin terselenggaranya hak para pemilik dan para
pemegang kepentingan serta masyarakat pada umumnya untuk mendapatkan informasi
yang bersifat materil terkait dengan perusahaan emiten, baik kinerja perusahaan
maupun efeknya, secara jujur dan tepat pada waktunya. Dengan landasan ini,
Bapepam-LK mewajibkan pihak manajemen perusahaan (direksi dan komisaris) untuk
membuka seluruh informasi yang dibutuhkan publik.
Manajemen perusahaan publik dalam melaksanakan tata kelola senantiasa
diwajibkan oleh undang-undang menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu
yang tepat seluruh informasi materil mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari
efek tersebut.96
Pengelolaan perusahaan dengan mematuhi prinsip keterbukaan akan
mengakibatkan tidak terpisahkannya hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola perusahaan), pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka.
Fakta materil yang diungkap tersebut haruslah benar, relevan dan
penting bagi masyarakat guna mengambil keputusan investasi. Fakta materil yang
selalu harus diinformasikan kepada publik akan semakin memotivasi pengelola
perusahaan publik untuk berbuat yang terbaik bagi perusahaannya. Hal ini akan
membantu perusahaan menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan
sektor usaha yang efisien dan berkesinambungan.
97
96
Lihat, Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 25.
97
Lihat, I Nyoman Tjager, et.al., op.cit., hal.25-26.
semua pihak untuk saling menghormati posisi masing-masing dan menjunjung
nilai-nilai kebenaran materil.98
Bagi pelaku usaha dan pelaku Pasar Modal, prinsip-prinsip GCG ini dapat
menjadi pedoman dalam menentukan tindakan terbaik untuk peningkatan nilai dan
keberlangsungan perusahaan. Manajemen akan memfasilitasi pengawasan kinerja
perusahaan yang efektif guna mendorong perusahaan menggunakan sumber daya
secara efisien untuk mencapai tujuan yang dikehendaki perusahaan dan pemegang
saham.99
Pasar modal yang efisien sering diartikan sebagai pasar dimana harga saham
dipengaruhi oleh semua informasi yang mengandung fakta materil yang tersedia secara
langsung. Tiap Pasar Modal di berbagai belahan dunia terkait satu dengan lainnya,
sehingga investor yang sama bisa berpindah-pindah dari satu Pasar Modal ke Pasar Manajemen yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik memberikan
perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga
pemegang saham dan kreditur yakin akan memperoleh kembali investasinya dengan
wajar dan bernilai tinggi. Oleh karena itu, tata kelola perusahaan yang baik akan
membantu menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha
yang efisien dan berkesinambungan.
D. Pasar Modal yang Efisien berdasarkan Keterbukaan Fakta Materil
98
Sri Redjeki Hartono (I), log.cit.
99
Modal lainnya untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, tiap Pasar Modal saling
bersaing untuk menjadi pasar yang efisien berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang mengaturnya.100
Untuk mendapatkan pasar modal yang efisien, dalam arti terbuka, jujur dan fair,
UUPM memang sepatutnya memuat pengaturan prinsip keterbukaan dengan tujuan
agar berfungsi arus informasi ke pasar dan tercipta informasi yang akurat, yang pada
gilirannya tercapai disiplin pasar (market dicipline).101 Terciptanya pasar modal yang
efisien adalah salah satu fungsi dari prinsip keterbukaan, dengan tujuan untuk menjaga
dan memelihara kepercayaan publik terhadap pasar dan sekaligus untuk mencegah
pelanggaran dan kejahatan di Pasar Modal.102
100
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, op. cit., hal. ix.
101
Bismar Nasution, (I), ibid., hal. 3.
102
Ibid., hal. 11.
Dengan demikian, keterbukaan emiten
kepada investor atas informasi yang mengandung fakta materil akan berperan sangat
penting dalam menciptakan mekanisme pasar yang efisien.
Berdasarkan alasan tersebut, Hukum Pasar Modal di Indonesia mewajibkan
emiten untuk secara terus menerus melakukan keterbukaan informasi mengenai fakta
material (mandatory disclosure) yang menyangkut perusahaan emiten atau efek
perusahaannya. Kewajiban mandatory disclosure ini dijamin pelaksanaannya di dalam
Pasal 86 ayat (1) UUPM, sebagai berikut:
“Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib:
b. menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga Efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.103
103
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 86 ayat (1) huruf b.
Ketentuan ini berarti bahwa disamping laporan berkala kepada Bapepam-LK, UUPM
mewajibkan perusahaan publik atau emiten yang pernyataan pendaftarannya telah
efektif untuk menyampaikan laporan kepada Bapepam-LK dan mengumumkan kepada
masyarakat tentang telah terjadinya peristiwa materil selambat-lambatnya 2 (dua) hari
kerja sejak peristiwa materil tersebut terjadi. Inilah jaminan keterbukaan di pasar modal
untuk melindungi kepentingan investor dan menciptakan pasar yang efisien. Ketentuan
ini juga mengisyaratkan bahwa kewajiban pelaksanaan asas keterbukaan tidak saja
ditujukan kepada investor tetapi juga kepada pemerintah sebagai regulator.
Kewajiban keterbukaan terhadap fakta material memang seyogyanya dibebankan
kepada perusahaan publik atau emiten, karena emitenlah yang mengetahui segala
sesuatu mengenai kondisi dan perkembangan yang penting dan relevan di dalam
perusahaannya, baik mengenai peristiwa, kejadian, maupun fakta yang dapat
mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon
pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Bursa
efek dianggap oleh hukum hanya akan mengetahui informasi mengenai emiten jika
Pasar modal yang efisien mempunyai hubungan dengan perdagangan yang
teratur, wajar dan efisien. Pengertian sistem perdagangan yang teratur, wajar dan
efesien dijabarkan sebagai berikut:
1) Perdagangan efek yang teratur adalah pelaksanaan perdagangan yang terorganisir dengan baik yang memungkinkan setiap pihak mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk berinvestasi melalui Bursa efek berdasarkan peraturan bursa yang antara lain mengatur hak dan kewajiban anggota bursa dan tata cara perdagangan di bursa;
2) Perdagangan yang wajar adalah penyelenggaraan perdagangan yang berlangsung secara alamiah dalam pengertian setiap kekuatan penawaran atau permintaan dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang bebas dari adanya keadaan yang tidak mendukung terciptanya keadaan pasar sesuai dengan keinginan para pelakunya, seperti adanya sistem penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu dari emiten, terhindarnya pasar dari usaha-usaha pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan dari ketidaktahuan pihak lainnyadan adanya sistem dan tata cara pelaksanaan perdagangan yang mendukung terciptanya kewajaran dalam melakukan perdagangan di Bursa Efek;
3) Perdagangan yang efisien adalah perdagangan dimana para pihak yang berkepentingan dengan perdagangan efek tersebut dapat melakukan perdagangan yang mudah, cepat. Keteraturan di dalam pengertian ini artinya ada konsistensi dalam penegakan peraturan dan juga tercermin dari perilaku para pihak yang terlibat dalam perdagangan efek di bursa dan para pemodal itu sendiri yang seharusnya mengutamakan profesionalisme dengan mematuhi peraturan yang berlaku di Pasar Modal dan etika dalam melakukan perdagangan di bursa.104
Pasar yang efisien berkaitan dengan sistim keterbukaan wajib, sebab pada
dasarnya sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis (technical
information) bagi analis saham dan profesional pasar, karena mereka merupakan daya
penggerak dalam mempertahankan pasar yang efisien. Esensi keterbukaan wajib dalam
rangka menciptakan pasar efisien tersebut adalah bahwa dalam suatu pasar efisien
104
Cyril Noerhadi, Pencatatan dan Perdagangan Saham di Bursi Efek Jakarta, (Semarang:
seluruh informasi publik yang disampaikan secara cepat dan penuh dicerminkan kepada
harga saham.
Pasar modal yang dikatakan efisienbila informasi dapat diperoleh dengan mudah,
cepat dan murah oleh pelaku pasar, sehingga semua informasi yang relevan dan
terpercaya telah tercermin dalam pergerakan harga saham. Semakin cepat informasi
baru tercermin pada harga saham, semakin efisien pasar modal tersebut.
Konsep pasar modal yang efisien pada dasarnya memberikan penjelasan
mengenai bagaimana harga saham menyesuaikan diri dengan informasi baru. Pasar
modal dikatakan efesien apabila harga saham secara akurat merefleksikan informasi
yang tersedia. Dengan demikian, tidak ada saham yang secara konsisten menghasilkan
penghasilan di atas normal, dan harga saham akan menyesuikan diri dengan informasi
baru.105
105