• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Wanita Usia Subur Terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Wanita Usia Subur Terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan T"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal/terus-menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis (Depkes RI, 2009). Penyebaran (metastasis) sel kanker dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening (Kemenkes RI, 2010).

Kanker serviks adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel serviks (Mansjoer dkk, 2000). Kanker serviks merupakan kanker yang banyak ditemukan pada wanita dan menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Trend penyakit juga telah terjadi pergeseran yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (misalnya penyakit jantung, kanker termasuk kanker serviks) ( See and Treat SUMUT, 2010).

(2)

di Indonesia masih dikumpulkan dan saat ini telah dikembangkan registrasi kanker berbasis populasi.

Gambar 1.1 Insiden dan Angka Kematian Kanker pada Wanita (Globocan,2008) Kematian pada kasus kedua kanker (kanker payudara dan kanker serviks) pada negara berkembang dua kali lebih besar dibandingkan negara maju, hal ini terjadi selain karena kurangnya program penapisan, juga diperparah dengan rendahnya kemampuan dan aksesibilitas untuk pengobatan (Kemenkes RI, 2010).

(3)

Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2010, di Indonesia kanker menjadi penyebab kematian nomor 3 dengan kejadian 7,7% dari seluruh penyebab kematian karena penyakit tidak menular, setelah stroke dan penyakit jantung. Sementara itu, kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia, dengan proporsi sebesar 28,7% untuk kanker payudara, dan kanker leher rahim 12,8%, leukemia 10,4%, lymphoma 8,3% dan kanker paru 7,8% (Depkes RI, 2013).

Kanker serviks merupakan ancaman penyakit yang menakutkan bagi wanita. Penyakit ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan faktor risiko lain seperti perilaku seksual, kontrasepsi, nutrisi dan rokok (Aziz, 2009). Penderita infeksi HPV umumnya tidak mengalami keluhan/ gejala. Lesi pra-kanker dapat terjadi dalam waktu 2-3 tahun setelah infeksi. Bila lesi ini tidak diketahui atau tidak diobati, dalam waktu 3-17 tahun dapat berkembang menjadi kanker serviks (Depkes RI, 2009).

Test skrining (penapisan) perlu dijalani wanita karena kanker leher rahim adalah jenis kanker kedua yang paling sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia, juga termasuk di Indonesia. Selain itu kanker serviks merupakan salah satu kanker yang dapat diketahui sejak dini/pada keadaan lesi prakanker (Depkes RI, 2009).

(4)

lanjut, program yang seharusnya dilaksanakan lebih baik adalah pencegahan dan deteksi dini atau skrining (See and Treat, 2007). Untuk kanker serviks, deteksi dilakukan cara Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) di Puskesmas. Melalui kerjasama dengan berbagai profesi dan organisasi, kini 17 provinsi telah melaksanakan deteksi dini kanker dan pada tahun 2014 ditargetkan seluruh provinsi di Indonesia telah melaksanakan deteksi dini (Sutriyanto, 2012).

IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam asetat. Dengan metode IVA yang lebih mudah, sederhana, lebih mampu laksana, maka skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas (Nuranna, 2001). Pemeriksaan IVA dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dimana saja karena dalam pelaksanaannya alat yang digunakan sangat sederhana. Waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan IVA relatif singkat. Prosedurnya juga tidak rumit, tidak memerlukan persiapan dan tidak menyakitkan. Biaya yang diperlukan dalam menjalani pemeriksaan juga relatif murah (Depkes RI, 2008). Deteksi dini dipandang penting apabila kelainan terdeteksi lebih awal (pada tahap lesi pra-kanker), dan ditangani dengan baik, perburukan penyakit dapat dicegah. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan sederhana, murah sehingga bisa dilakukan di Puskesmas (Saputra, 2011).

(5)

mempunyai sensitivitas tinggi dibandingkan pap smear (55%) untuk deteksi dini lesi prakanker serviks.

Di Indonesia program skrining belum menjadi prioritas dalam program pemerintah. Pihak swasta seperti YKI melakukan masih terbatas dan belum terprogram dengan baik. Kelompok pemberi pelayanan yang dapat dioptimalkan perannya adalah dokter umum, bidan/paramedis serta penyuluh kesehatan. Diperlukan program berkesinambungan pendidikan/penyuluhan kepada masyarakat serta mengimplementasikan program dari Depkes RI maupun LSM yang berkaitan dengan penanggulangan kanker (See and Treat, 2007).

Penapisan dianjurkan untuk semua perempuan yang telah melakukan hubungan seksual secara aktif, terutama yang telah berusia 30-50 tahun (Depkes, 2009). Berbagai panduan merekomendasikan setiap wanita diatas umur 30 tahun menjalani pemeriksaan sitologi sekaligus deteksi infeksi HPV. Alasan lain adalah karena diatas 30 tahun imunitas seseorang mulai menurun (Saputra, 2011). Hampir di semua negara, insidens kanker payudara dan kanker serviks sangat sedikit pada umur kurang dari 25 tahun, insidens akan meningkat sekitar usia 35 tahun keatas dan menurun pada usia menopause. Berdasarkan hal ini, program penapisan di Indonesia difokuskan pada perempuan usia 30-50 tahun, sedangkan pada usia lebih dari 50 tahun walaupun relatif sedikit insidensnya, sebaiknya dilakukan penapisan minimal 1 kali (Kemenkes RI, 2010).

(6)

yang melakukan skrining secara teratur. Semua wanita yang pernah melakukan hubungan seksual perlu melakukan skrining kanker serviks untuk mendeteksi abnormalitas serviks, sehingga pengobatan kanker serviks pada stadium dini lebih baik dan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas (Depkes RI, 2008).

Masalah banyaknya kasus kanker serviks diperburuk lagi dengan (>70%) kasus yang sudah parah dan penyakitnya berada pada stadium lanjut ketika datang ke Rumah Sakit (Nuranna, 2001). Hal ini tidak akan terjadi kalau ibu tersebut melakukan skrining pemeriksaan kanker serviks. Rendahnya keikutsertaan wanita dalam skrining kanker serviks karena kurangnya kesadaran wanita akan kesehatan reproduksi dan sebagian wanita masih belum menganggap skrining dengan pemeriksaan IVA ini sebagai kebutuhan penting untuk kesehatan.

Keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang dalam pelaksanaannya tergantung pada orang yang bersangkutan. Bagi beberapa orang yang mendapat stimulus yang sama namun respon tiap-tiap orang berbeda (Notoatmodjo, 2007a).

(7)

dibanding ibu yang tidak memeriksa IVA. Serta berpeluang 2 kali mempunyai sikap yang baik dibandingkan ibu yang tidak melakukan IVA.

Masalah lain orang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung yang cepat. Memotivasi orang sehat jauh lebih sulit daripada memotivasi orang sakit. Karena pada saat sehat, menghindari penyakit adalah bukan tujuannya (Notoatmodjo, 2005). Sumber motivasi bisa dari dalam diri individu sendiri ataupun dari luar individu tersebut. Dalam mengubah perilaku, motivasi yang berasal dari dalam individu lebih kuat mengembangkan minat seseorang terhadap sesuatu (Uno, 2012).

Sikap dan keyakinan masyarakat dapat menjadi hambatan keikutsertaan wanita melakukan skrining. Masyarakat sering menganggap bahwa kanker serviks merupakan penyakit yang tidak dapat diobati dan penyakit mematikan sehingga tidak perlu untuk diobati. Selain itu wanita sering malu untuk mendiskusikannya bila ada gejala kanker (WHO, 2006).

(8)

Puskesmas Sidangkal Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu dari delapan puskesmas yang melaksanakan pelayanan skrining kanker serviks dengan metode IVA (Program See and Treat) yang dilaksanakan mulai tahun 2009 sampai sekarang. Puskesmas telah memberikan penyuluhan tentang pemeriksaan IVA dan telah membuat pengumuman jadwal pemeriksaan IVA setiap hari Kamis tetapi bila ada yang memeriksa pada hari lain pasien tersebut tetap dilayani, namun ibu-ibu yang datang masih jauh dari yang diharapkan.

Selain itu Puskesmas setiap tahun bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan melakukan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks dan pemeriksaan IVA agar penderita kanker serviks bisa ditemukan dan segera diobati atau dirujuk, dan penderita yang stadium dini bisa cepat ditangani agar jangan sampai menjadi lebih parah. Tetapi wanita yang memeriksakan diri ke Puskesmas malah mengalami penurunan dari sebelumnya.

Berdasarkan daftar kunjungan layanan IVA tahun 2009 wanita yang diperiksa berjumlah 185 orang (10,20%) dari 1814 orang Wanita Usia Subur (WUS) dimana 2 orang hasil IVA (+) dan dirujuk ke RSUD Kota Padangsidimpuan, tahun 2010 yang diperiksa 100 orang (5,13%) dari 1949 orang WUS terdapat 1 orang yang dirujuk ke RSUD Kota Padangsidimpuan, tahun 2011 sampai 2012 menurun dari hanya 42 orang (1,79%) menjadi 9 orang (0,35%) dengan hasil IVA (-) dari 2349 orang dan 2540 orang Wanita Usia Subur.

(9)

juga datang sudah dengan stadium lanjut atau sudah menyebar (metastase) sehingga susah untuk diobati. Data prevalensi dari kasus di RSUD Kota Padangsidimpuan ini tidak dapat ditemukan karena belum terdata dengan baik.

Survei pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sidangkal kepada 10 orang wanita yaitu 5 orang yang memeriksa IVA dan 5 orang yang tidak memeriksa IVA, pada wanita yang memeriksa IVA alasan mereka memeriksakan diri karena ajakan/ dukungan dari teman atau karena akan berobat keluhan lain ke Puskesmas. Pada wanita yang tidak memeriksakan IVA ke puskesmas mengatakan bahwa mereka tidak termotivasi untuk memeriksakan diri karena merasa tidak ada masalah dengan kesehatan mereka serta persepsi bahwa kanker serviks adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan sehingga malu dan takut kalau diperiksa ternyata hasilnya tidak normal.

Untuk meningkatkan cakupan wanita melakukan skrining kanker serviks metode IVA maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh persepsi dan motivasi yang menunjang wanita usia subur untuk ikut melaksanakan pemeriksaan IVA sehingga angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks dapat diturunkan.

1.2Permasalahan

(10)

keikutsertaan skrining kanker serviks metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Sidangkal Kota Padangsidimpuan.

1.3Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh persepsi dan motivasi WUS terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Sidangkal Kota Padangsidimpuan.

1.4Hipotesis

1. Ada pengaruh persepsi WUS terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan tahun 2013.

2. Ada pengaruh motivasi WUS terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan tahun 2013.

3. Ada pengaruh persepsi dan motivasi WUS terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan tahun 2013.

1.5Manfaaat Penelitian

(11)

suatu kebijakan dalam meningkatkan program deteksi dini dan penanggulangan kanker serviks di wilayah Kota Padangsidimpuan.

2. Bagi Puskesmas, sebagai bahan masukan dalam memberikan promosi kesehatan mengenai perilaku hidup sehat sebagai upaya pecegahan kanker serviks untuk peningkatan cakupan pelaksanaan skrining kanker serviks metode IVA yang selama ini belum mencapai standar.

3. Penelitian ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah keilmuan dan pengembangan pengetahuan tentang skrining kanker serviks metode IVA.

Gambar

Gambar 1.1 Insiden dan Angka Kematian Kanker pada Wanita (Globocan,2008)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks pembagian pendapatan pada kerjasama di desa Pepe Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan menggunakan sistem yang adil artinya apabila ada keuntungan

Siahaan (2008: 7), yaitu : Pajak adalah pungutan masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan Undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang

21 Kedua ayat tersebut menjelaskan tentang kebolehan melakukan ijârah atau sewa menyewa, dalam hal ini adalah tenaga manusia, yaitu pemberian upah terhadap orang yang

Bagi peneliti selanjutya melakukan penelitian yaitu membandingkan antara metode audiovisual dengan metode ceramah, meneliti tingkat pengetahuannya atau sikap, melakukan

Lamban Dalom Kebandaran Marga Balak Lampung Pesisir is located in Kelurahan Negeri Olok Gading, Teluk Betung Barat district, Bandar Lampung city.. Kelurahan Negeri Olok Gading

PEPILAtMI RKCCJA P^UIAlAAn EXPAIISl P.U... DAPTAR

Dengan menggunakan budaya kerja 5S tersebut dapat memperbaiki lingkungan kerja yang kurang nyaman agar menjadi lebih baik dan kualitas

Pada siklus I penelitian belum berhasil karena angka keberhasilan belum mencapai 75% yakni baru 73%.Kemudian dilanjutkan pada siklus II kemampuan motorik halus