• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1.1 Pembelajaran IPA

Berdasarkan Permendiknas no. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

(2)

oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta beserta isi secara langsung atau pengalaman yang ada di lingkungan sekitar melalui pengamatan, percobaan dan memerlukan pembuktian.

Berdasarkan Permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, ruang lingkup bahan kajian pembelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Mata pelajaran IPA di tingkat SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi)

(3)

pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Dalam menggunakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA di SD sebagai berikut.

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas 4 Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda

7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara

penggunaannya

8.3 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut

8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat music

9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit

9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan

bumi dari ke hari 10. Memahami perubahan

lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan

10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut)

10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) 10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan

lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) 11. Memahami hubungan

antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan

11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan

11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap peLestarian lingkungan

Sumber: Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

(4)

Pembelajaran (RPP). RPP diatur dalam standar proses, permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1) Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang di tunjukkan untuk membangkitkan motifasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (BSNP No 41, 2007).

2) Kegiatan Inti

Sesuai BSNP No 41 Tahun 2007 bahwa kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasai aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini di lakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

3) Kegiatan Akhir

Penutup merupakan kegiatan yang di lakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut (BSNP No. 41, 2007)

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

a. Membuka pelajaran dengan salam b. Melakuakn absensi siswa

(5)

2) Kegiatan inti 1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentang topik/ tema materi IPA yang sedang di pelajari.

b. Menyampaikan materi pembelajaran mata pelajaran IPA

c. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Menjelaskan pengertian model pembelajaran Team Games Tournament 3. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Membenarkan pemahaman siswa yang masih salah tentang materi yang telah di pelajari.

b. Memberi penguatan tenyang materi yang telah di ajarkan.

c. Bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah di pelajari.

d. Bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah di pelajari. 4. Kegiatan akhir

Dalam kegiatan akhir, guru :

a. Melakukan evaluasi akhir pertemuan b. Melakukan refleksi

2.1.2 Model Teams Games Tournament (TGT)

Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe cooperative

Learning yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

(6)

bertanggung jawab memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Menurut Kurniasari (2006), model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri dari 3-5 siswa yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras maupun etnis.

TGT juga membagi siswa dalam tim belajar yang beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tungkat kinerja, jenis kelamin, dan suku Slavin (1994) dalam Zaenudin (2011). Dalam TGT, siswa memainkan permainan dengan anggota – anggota kelompok lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

Komponen TGT :

Menurut Ismail (2002 ) ada lima komponen utama dalam TGT yaitu : a. Penyajian kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau ceranah, diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (team)

Kelompok biasanya terdiri dari 2 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen diluhat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan rasa tau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal.

c. Game

(7)

kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan – pertanyaan bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor inilah yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d. Tournament

Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa berikutnya pada meja II dan begitu seterusnya.

Langkah – langkah Pembelajaran Model TGT :

a. Secara runtut implementasi TGT terdiri dari 4 komponen utama, anatara lain: (1) presentasi guru; (2) kelompok belajar; (3) turnamen; dan (4) pengenalan kelompok (Trianto 2010).

1. Guru menyiapkan : - Kartu soal

- Lembar kerja siswa - Alat dan bahan

2. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari 5 orang)

3. Guru mengarahkan aturan permainan

(8)

b. Aturan (skenario) permainan

Dalam satu permainan terdiri dari : kelompok pembaca kelompok penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Kelompok pembaca, bertugas : (1) ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan pada lembar permainan; (2) baca pertanyaan keras – keras; dan (3) beri jawaban.

Kelompok penantang kesatu bertugas : menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok penantang kedua; (1) menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda, dan (2) cek lembar jawan. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran.

Gambar 2.1

Skenario TGT

A-1 A-2 A-3 A-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

MT 1 MT 1 MT 1 MT 1

B-1 B-2 B-3 B-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah TEAM A

(9)

Keterangan :

MT1, MT2, MT3, MT4 : Meja tournament

A-1, B-1, C-1 : Siswa berkemampuan akademik tinggi A-2, B-2, C-2 : Siswa berkemampuan akademik sedang A-3, B-3, C-3 : Siswa berkemampuan akademik sedang A-4, B-4, C-4 : Siswa berkemampuan akademik rendah

c. Sistem penghitungan Point Tournament

Skor siswa dibandingkan dengan rerata skor yang lalu mereka sendiri, dan poin didasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui prestasi yang laluinya sendiri. Poin tiap anggota tim ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi sertifikat atau reward yang lain.

2.1.3 Hasil Belajar IPA

Menurut Purwanto (2011:44) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan menurut Darmansyah (2006:13) hasil belajar adalah hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Ini berarti ada proses belajar yang merupakan kemampuan siswa yang harus diukur melalui angka.

(10)

yang positif dalam diri siswa. Sedangkan siswa dikatakan berhasil dalam proses belajarnya apabila hasil belajar yang diperolehnya mencapai hasil yang maksimal. Nana Sudjana (2010:37) menekankan keberhasilan mengajar dapat dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa, dengan proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula.

Penilaian memiliki fungsi :

1. Menggambarkan sejauhmana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.

2. Mengevaluasi hasil belajar perserta didik dalam rangka membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya baik untuk perencanaan program belajar, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

3. Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan siswa dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik/guru menentukan apakah siswa perlu mengikuti remidial atau pengayaan.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna memperbaiki proses belajar selanjutnya. Penilaian formatif (formatif test) adalah suatu tes hasil belajar dimana evaluasi tersebut mempunyai suatu tujuan untuk dapat mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik itu telah terbentuk (sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan) setelah mengikuti suatu proses pembelajaran dalam jangka waktu yang tertentu. Penilaian sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada akhir semester dari akhir tahun.

(11)

motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor yang berada di luar diri siswa yaitu faktor lingkungan belajar yang paling dominan dalam mempengaruhi hasil belajar adalah bagaimana kualitas pengajarannya, yaitu bagaimana tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran untuk dalam mencapai tujuan pengajaran.

Besarnya hasil belajar dapat diketahui melalui pengukuran. Pengukuran terhadap hasil belajar dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumen. Menurut Wardani Naniek Sulistya, dkk. (2012:49) teknik pengukuran dibedakan menjadi 2 yaitu teknik tes dan non tes.

1. Teknik tes

Menurut Suryanto Adi, dkk (2009) secara sederhana tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat (trait) atau atribut pendidikan yang setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Berikut ini adalah teknik tes yang dikemukakan oleh Endang Poerwanti (2008:4) :

1. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan a. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal maupun jawabannya.

b. Tes Lisan

Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya dalam bentuk lisan. Karenanya, tes lisan relatif tidak memiliki rambu-rambu penyelenggaraan tes yang baku, karena itu, hasil dari tes lisan biasanya tidak menjadi informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen asesmen yang lain. c. Tes Unjuk Kerja

Pada tes ini peserta didik diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indikator pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.

2. Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya a. Tes Esei (Essay-type Test)

Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan gagasan-gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

b. Tes Jawaban Pendek

(12)

jawaban-jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian kata-kata pendek, kata-kata lepas maupun angka-angka.

c. Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi diperlukan untuk menjawab tes yang telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test).

3. Tes berdasarkan waktu penyelenggaraan

a. Tes masuk, diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program pengajaran dimulai.

b. Tes formatif, dilakukan pada saat program pengajaran sedang berlangsung.

c. Tes sumatif, diselenggarakan untuk mengetahui hasil pengajaran secara keseluruhan (total).

d. Pre-tes dan post –test, hasil pra test digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik pada awal programpengajaran dan menentukan sejauh mana kemajuan seorang peserta didik. Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari perbandingan pra-tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di akhir program pengajaran (post-test).

2. Non Tes

Teknik non tes sangat penting dalam mengakses siswa pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan tekik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes Endang Poerwanti (2008:3-19 – 3-31) yaitu:

a. Observasi

Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar peserta didik, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik tanpa menggunakan instrumen.

b. Wawancara

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian peserta didik.

c. Angket

Angket adalah suatu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh informasi yang berupa data deskriptif. Teknik ini biasanya berupa angket sikap (Attitude Questionnaires).

d. Work Sample Analysis (Analisa Sampel Kerja)

Work Sample Analysis digunakan untuk mengkaji respon yang benar dan tidak benar yang dibuat siswa dalam pekerjaannya dan hasilnya berupa informasi mengenai kesalahan atau jawaban benar yang sering dibuat siswa berdasarkan jumlah, tipe, pola, dan lain sebagainya.

e. Task Analysis (Analisis Tugas)

Task Analysis digunakan untuk menentukan komponen utama dari suatu tugas dan menyusun skills dengan urutan yang sesuai dan hasilnya berupa daftar komponen tugas dan daftar skills yang diperlukan.

(13)

Checklists dan Rating Scales dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam bentuk semi terstruktur, yang sulit dilakukan dengan teknik lain dan data yang dihasilkan bisa kuantitatif ataupun kualitatif, tergantung format yang dipergunakan.

g. Portofolio

Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan belajar dan prestasi siswa.

h. Komposisi dan Presentasi

Peserta didik menulis dan menyajikan karyanya. i. Proyek Individu dan Kelompok

Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat digunakan untuk individu maupun kelompok.

Hasil belajar adalah besarnya skor yang diukur melalui tes dan non tes. Tes dilakukan setelah pembelajaran dan non tes dilakukan pada saat pembelajaran.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

(14)

belum memahami konsep pembelajaran TGT, kurangnya ekmamouan guru dalam emngolah kelas, siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran TGT, siswa belum mengerti peraturan turnamen. Namun melalui pengukuran tes hasil belajar siklus I menunjukan peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan sebelum tindakan dilakukan. Hasl ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar pada saat pratindakan hanya memperoleh presentase ketuntasan 42,42% meningkat menjadi 78,78%. Untuk melanjutkan penerapan model TGT siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan oleh peneliti dan guru bidang studi. Perbaikan tersebut diantaranya memberikan pemahaman guru dalam model pembelajaran kelas, meningkatkan perhatian pada siswa dan membantu guru dalam menjelaskan peraturan permainan. Dalam siklus ke II siswa sudah memahami penerapan model pembelajaran TGT dan menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa siklus I memperoleh presentase ketuntasan 78,78% pada siklus II meningkatg menjadi 100%.

Sendi Kharima (2014), dalam penelitiannya “Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan “Peningkatan aktivitas belajar murid bidang studi matematika melalui model TGT (Teams Games Tournaments) di kelas VI SD Perumnas 04 Makassar.” Disimpulkan bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkat prestasi belajar siswa, rata-rata prestasi belajar siswa mengalami kenaikan pada pembelajaran kooperatif tipe TGT siklus II, rata-rata yang diperoleh dari 9 aspek keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 61,17% dan meningkat menjadi 77,11% pada siklus II.

(15)

menjadi 74,81 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,75 dengan kriteria ketuntasan minimal 75. Adapun ketuntasan belajar pada pra siklus sebesar 36,40%, pada siklus I meningkat menjadi 68,18%, dan siklus II meningkat menjadi 93,18%.

2.3 Kerangka Berfikir

(16)

Gambar 2.2

Skema Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model TGT Kompetensi Dasar:

10.2 Menjelaskan Pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

Tes formatif Hasil belajar IPA Model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Siswa membentuk kelompok @ 4-5 siswa

berdiskusipengertian erosi, abrasi, longsor

dan banjir

Siswa berebut menjawab soal di

meja turnamen

Siswa menjawab soal secara bergantian di meja

turnamen Siswa

mendapatkan penghargaan

(17)

2.4Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis proses dan hasil tindakan sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gambar 2.1 Skenario TGT
Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Pembuatan Film Animasi 2 Dimensi “ Legenda Jaka Linglung ”

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana

Tulisan ini dikedepankan sebagai usaha untuk memberikan pemahaman dan pemaknaan yang tepat, mengenai Islam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sebagai sebuah

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Kegunaannya Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas III

Moreover, incorporation of nickel particle on MCF silica materials resulted in a decrease in textural parameters like total surface area, total pore volume, cell size

Kacang hazelnut juga sangat baik mencegah kanker atau memiliki sifat anti-karsinogenik karena memiliki alpha-tocopherol, yaitu varian Vitamin E yang dikenal memiliki kekuatan

Sebagian besar kolam renang ternyata tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kelompok eksperimen terdiri dari 26 ibu hamil dengan intervensi pemberian Short Message Service dengan Gili- SMS® yang diberikan 3 kali yang berisi pengingat untuk