• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Abses Leher Dalam Di SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Karakteristik Abses Leher Dalam Di SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2012."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK INFEKSI LEHER DALAM

DI SMF THT-KL RSUP. H.ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2006-2012

Tesis

Oleh :

dr. Julia Maria Sari

PROGRAM PENDIDIKAN MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK

BEDAH KEPALA LEHER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Bismillahirahmanirrahim, saya sampaikan

rasa syukur kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya

saya dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Magister dalam

bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala

Leher di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Saya

menyadari penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun

bahasannya. Walaupun demikian, mudah-mudahan tulisan ini dapat

menambah perbendaharaan penelitian dengan judul KARAKTERISTIK

ABSES LEHER DALAM DI SMF THT-KL RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2006-2012.

Dengan telah selesainya tulisan ini, pada kesempatan ini dengan

tulus hati saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

Prof. Dr. dr. Abd.Rachman S., Sp.THT-KL(K) atas kesediaannya sebagai

ketua pembimbing penelitian ini, dr. Ida Sjailandrawati Harahap,

SpTHT-KL, dr. Harry A.Asroel,M.Ked, SpTHT-KL sebagai anggota pembimbing,

dan Prof. Dr. Albiner Siagian, Msi sebagai pembimbing ahli. Di tengah

kesibukan mereka, dengan penuh perhatian dan kesabaran, telah banyak

memberi bantuan, bimbingan, saran dan pengarahan yang sangat

bermanfaat kepada saya dalam menyelesaikan tulisan ini.

Dengan telah berakhirnya masa pendidikan magister saya, pada

kesempatan yang berbahagia ini perkenankanlah saya menyampaikan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Yang terhormat Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. dr.

Syahril Pasaribu, Sp.A(K), DTM&H dan mantan Rektor Universitas

Sumatera Utara, Prof. dr. Chairuddin Panusunan Lubis, Sp.A(K), DTM&H,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

Program Magister Kedokteran Klinik di Departemen THT-KL Fakultas

(4)

Yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD(KGEH), atas kesempatan

yang diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Magister

Kedokteran Klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Yang terhormat Bapak Direktur RSUP. H. Adam Malik Medan, yang

telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di rumah sakit yang

beliau pimpin dan telah memberi kesempatan pada saya untuk menjalani

masa pendidikan di RSUP. H. Adam Malik Medan.

Yang terhormat Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok dan Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran USU Prof. Dr.

dr. Abdul Rachman Saragih, Sp.THT-KL(K) dan Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran USU Dr. dr. Tengku Siti Hajar

Haryuna, Sp.THT-KL, Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan THT-KL

Fakultas Kedokteran USU periode sebelumnya Prof. dr. Askaroellah

Aboet, Sp.THT-KL(K) yang telah memberikan izin, kesempatan dan ilmu

kepada saya dalam mengikuti Program Magister Kedokteran Klinik sampai

selesai.

Yang terhormat Guru-guru saya di jajaran Departemen THT-KL

Fakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam Malik Medan, Prof. dr. Ramsi

Lutan, Sp.THT-KL(K), dr. Yuritna Haryono, Sp.THT-KL(K), Prof. dr.

Askaroellah Aboet, Sp.THT-KL(K), Prof. Dr. dr. Abdul Rachman Saragih,

Sp.THT-KL(K), dr. Muzakkir Zamzam, Sp.THT-KL(K), dr. Mangain

Hasibuan, Sp.THT-KL, dr. T.Sofia Hanum, Sp.THT-KL(K), Prof. Dr. dr.

Delfitri Munir, Sp.THT-KL(K), dr. Linda I. Adenin, Sp.THT-KL, dr. Ida

Sjailandrawati Hrp, Sp.THT-KL, dr.Adlin Adnan, Sp.THT-KL, dr. Rizalina

A. Asnir, Sp.THT-KL(K), dr. Siti Nursiah, Sp.THT-KL, dr. Andrina Y.M.

Rambe, Sp.THT-KL, dr. Harry Agustaf Asroel, M.Ked, Sp.THT-KL, dr.

Farhat, M.Ked(ORL-HNS), Sp.THT-KL(K), Dr. dr. Tengku Siti Hajar

Haryuna, Sp.THT-KL, dr. Aliandri, Sp.THT-KL, dr. Ashri Yudhistira,

M.Ked(ORL-HNS), Sp.THT-KL, dr. Devira Zahara, M.Ked(ORL-HNS),

Sp.THT-KL, dr. H.R. Yusa Herwanto, M.Ked(ORL-HNS), Sp.THT-KL, dr.

(5)

Sp.THT-KL. Terima kasih atas segala ilmu, keterampilan dan

bimbingannya selama ini.

Yang tercinta teman-teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan THT-KL

Fakultas Kedokteran USU, atas bantuan, nasehat, saran maupun

kerjasamanya selama masa pendidikan.

Yang tersayang Ayahanda dr. H. N. Rizal R.S., Sp.PD dan Ibunda

Hj. Irmayati, ananda sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak

terhingga serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas kasih sayang

yang telah diberikan dan dilimpahkan kepada ananda sejak dalam

kandungan, dilahirkan, dibesarkan dan diberi pendidikan yang baik serta

diberikan suri tauladan yang baik hingga menjadi landasan yang kokoh

dalam menghadapi kehidupan ini. Yang tersayang ayah mertua Drs. H.

Zainal Arifin Miraza dan ibu mertua Hj. Syahyarani, yang selama ini telah

memberikan dorongan dan restu untuk selalu menuntut ilmu

setinggi-tingginya. Dengan memanjatkan doa kehadirat Allah SWT, Ya Allah

ampunilah dosa kedua orang tua hamba serta sayangilah mereka

sebagaiman mereka menyayangi hamba sewaktu kecil, dan sayangi

jualah kedua mertua hamba sebagaimana mereka menyanyangi hamba,

amin amin amin ya robbalalamin.

Kepada suamiku tercinta dan tersayang dr. Syaiful Arief Miraza,

tiada kata yang lebih indah yang dapat diucapkan selain ucapan terima

kasih yang setulus-tulusnya atas pengorbanan tiada tara, cinta dan kasih

sayang, kesabaran, ketabahan, pengertian dan dorongan semangat yang

tiada henti-hentinya dan doa sehingga dengan penyertaan Tuhan akhirnya

kita sampai pada saat yang berbahagia ini.

Kepada seluruh keluarga, kerabat dan handai taulan yang tidak

dapat disebutkan satu persatu penulis mengucapkan terima kasih atas

limpahan kasih sayang dan tak henti-hentinya memberikan dorongan serta

doa kepada penulis.

Akhirnya izinkanlah saya mohon maaf yang setulus-tulusnya atas

segala kesalahan dan kekurangan saya selama mengikuti pendidikan ini,

(6)

selama mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat

ganda dari Tuhan, yang Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Amin.

Medan, 22 November 2013

Penulis

(7)

KARAKTERISTIK INFEKSI LEHER DALAM DI SMF THT-KL RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2006-2012

ABSTRAK

Pendahuluan: Infeksi leher dalam merupakan infeksi leher pada ruang (potensial) diantara fasia leher, terdiri dari abses peritonsil, parafaring, retrofaring dan submandubula. Pada saat ini kasus infeksi leher dalam sudah jarang dijumpai sejak diperkenalkannya antibiotik. Namun infeksi leher dalam masih merupakan kasus kedaruratan THT-KL dikarenakan dapat mengakibatkan komplikasi yang berakibat fatal.

Tujuan: Mengetahui karakteristik infeksi leher dalam di SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2012

Metode: Penelitian deskriptif terhadap 40 penderita Infeksi leher dalam dari tahun 2006-2012.

Hasil Penelitian: Dari 40 penderita, 55% dijumpai abses submandibula, 32,5% abses peritonsil, 10,0% abses parafaring, dan 2,5% abses retrofaring. Pada abses submandibula dijumpai usia >50-60 tahun 40,9%, laki-laki 63,6%, keluhan terbanyak pembengkakan di leher 68,2%, dan disebabkan infeksi gigi 86,4%. Pada abses peritonsil, usia >20-30 tahun 30,8%, laki-laki 30,7%, keluhan sakit menelan 46,2%, dan terbanyak disebabkan oleh tonsilitis 53,8%. Pada abses parafaring, usia >20-30 tahun 50%, laki- laki 75%, keluhan sakit menelan 50%, dan penyebabnya tidak jelas 50%. Pada abses retrofaring, usia >20-30 tahun 100%, laki- laki 100%, keluhan sakit menelan 100%, dan disebabkan TBC 100%. Dari hasil kultur 22,5% tidak dijumpai pertumbuhan kuman, 85% tanpa penyakit penyerta, 85% tanpa komplikasi, 60% terapi dengan medikamentosa dan operatif dan 90% sembuh.

(8)

THE CHARACTERISTIC OF DEEP NECK INFECTIONS AT H. ADAM MALIK GENERAL HOSPITAL MEDAN IN 2006-2012

ABSTRACT

Introduction: A deep neck infection is a neck infection at the space (a potential) between the fascia of the neck, consists of peritonsil, parapharynx, retropharynx and submandibular abscesses. Currently, the case of deep neck infection is rarely found since the discovering of antibiotics. Deep neck infection is still a case of emergency in ENT-HNS cause resulting a fatal complications.

Purpose: To identify the characteristic of deep neck infection at H. Adam Malik General Hospital Medan in 2006-2012.

Method: A descriptive study of 40 patients in 2006-2012.

Result: From 40 patients, 55% were the submandibular abscess, 32,5% peritonsil abscess, 10,0% parapharynx abscess, and 2,5% retropharynx abscess. In the submandibular abscess, 40,9% were found at age> 50-60 years, 63,6% men, 68,2% with a main complaint of swelling in the neck, and 86,4% due to the tooth infection. In the peritonsil abscess, 30,8% were found at age> 20-30 years, 30,7% men, 46,2% with a main complaint of sore throat, and 53,8% due to tonsillitis. In the parapharynx abscess, 50% were found aged>20-30 years, 75% men, 50% with a main complaint of sore throat, and 50% the cause were not clear. In the retropharynx abscess, 100% were found at age> 20-30 years, 100% men, 100% with a main complaint of sore throat, and 100% due to tuberculosis. Of culture results 22,5% were found no growth of bacteria, 85% with no comorbidities, 85% without complications, 60% with medicament and operative therapy, and 90% healed.

(9)

KATA PENGANTAR

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Tujuan Penelitian 3

1.4. Manfaat Penelitian 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

2.2.

Definisi infeksi leher dalam

Etiologi dan Patogenesis

5

5

2.3. Gejala klinis dan Diagnosis 6

2.4. Pemeriksaan Penunjang 6

2.5. Prinsip Penatalaksanaan 8

2.6. Komplikasi infeksi leher dalam 9

2.7. Ruang Lingkup 9

Angina Ludovici / Ludwig’s angina

(10)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 32

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 32

3.3. Populasi dan Sampel 32

3.4. Variabel Penelitian 32

3.5. Definisi Operasional 33

3.6. Teknik Pengumpulan Data 37

3.7. Pengolahan dan Analisa Data 37

3.8. Kerangka Kerja 37

3.9. Jadwal Penelitian 38

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Statistik Deskriptif 39

4.1.1.

4.1.2.

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan ruang yang

terlibat

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan umur dan jenis

kelamin

39

40

4.1.3. Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan keluhan 42

4.1.4. Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan etiologi 44

4.1.5. Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan pola kuman 45

4.1.6.

4.1.7.

4.1.8.

4.1.9.

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan penyakit

penyerta

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan komplikasi

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan terapi

Distribusi frekuensi infeksi leher

46

46

47

(11)

dalam berdasarkan hasil terapi

BAB 5.

5.1.

5.2.

PEMBAHASAN

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan ruang yang

terlibat

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan umur dan jenis

kelamin

48

49

5.3. Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan keluhan 50

5.4. Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan etiologi. 51

5.5. Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan pola kuman 52

5.6.

Distribusi frekuensi infeksi leher dalam

berdasarkan penyakit penyerta

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan komplikasi

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan terapi

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan hasil terapi

KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.

Tabel 2.

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan ruang yang

terlibat

Distribusi frekuensi abses peritonsil

berdasarkan umur dan jenis kelamin

39

40

Tabel 3. Distribusi frekuensi abses retrofaring

berdasarkan umur dan jenis kelamin 40

Tabel 4. Distribusi frekuensi abses parafaring

berdasarkan umur dan jenis kelamin 41

Tabel 5. Distribusi frekuensi abses submandibula

berdasarkan umur dan jenis kelamin 41

Tabel 6.

Distribusi frekuensi abses peritonsil

berdasarkan keluhan

Distribusi frekuensi abses retrofaring

berdasarkan keluhan

Distribusi frekuensi abses parafaring

berdasarkan keluhan

Distribusi frekuensi abses

submandibula berdasarkan keluhan

Distribusi frekuensi abses peritonsil

berdasarkan etiologi

Distribusi frekuensi abses retrofaring

berdasarkan etiologi

Distribusi frekuensi abses parafaring

berdasarkan etiologi

Distribusi frekuensi abses

submandibula berdasarkan etiologi

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan pola kuman

(13)

Tabel 15

Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan penyakit penyerta

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan komplikasi

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan terapi

Distribusi frekuensi infeksi leher

dalam berdasarkan hasil terapi

46

47

47

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Algoritma penatalaksanaan abses

leher dalam

8

Gambar 2. Daerah parafaring dari potongan

axial

19

Gambar 3. Potongan vertikal submandibula 22

Gambar 4. Ruang- ruang potensial di daerah

leher

Referensi

Dokumen terkait

Keganasan hidung dan sinus paranasal (sinonasal) merupakan tumor yang jarang ditemukan, hanya merupakan 1% dari seluruh tumor ganas pada tubuh dan 3 % dari keganasan di kepala

2006 sampai Desember 2010 sebanyak 589 penderita dan paling banyak ditemukan pada laki-laki (72,84%), kelompok umur terbanyak adalah < 50 tahun (51,44%) dengan umur termuda

Cisplatin merupakan suatu antineoplastik yang sangat potensial dan digunakan secara luas terhadap kemoterapi tumor ganas kepala dan leher, namun sering menimbulkan efek samping,

A retrospective analysis of deep neck infections at Royal

Arsyad, Efiaty,2009, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher.. Cetakan ke 3:

Derajat gangguan pendengaran pada penderita presbikusis terbanyak adalah derajat ringan Fatmawati dan Dewi, 2016 Penelitian yang sama juga dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar

Tabel 4.2.5 Distribusi Frekuensi Terapi pada Tumor Ganas THT-KL Tabel 4.3.1 Frekuensi Kelompok Umur berdasarkan Stadium Klinis Tabel 4.3.2 Frekuensi kelompok lokasi tumor

Hasil dan kesimpulan penelitian dari 51 penderita yaitu abses terbanyak adalah abses submandibula 47,1% dan abses yang paling sedikit adalah abses retrofaring