• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : VERA ANGRAINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : VERA ANGRAINI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012-2014

Oleh :

VERA ANGRAINI 120100290

(2)

GAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012-2014

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

VERA ANGRAINI 120100290

FAKULTAS KEDOKTERAN UNUIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

(3)
(4)

ABSTRAK

GAMBARAN KASUS ABSES LEHER DALAM DI RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012-2014

Abses leher dalam adalah terkumpulnya nanah di dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam akibat penjalaran berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga dan leher tergantung ruang mana yang terlibat. Infeksi leher dalam ini masih merupakan kasus kedaruratan THT-KL meski angka kejadiannya telah menurun sejak diperkenalkannya antibiotik. Hal ini dikarenakan abses leher dalam dapat menyebabkan komplikasi yang fatal dan berujung pada kematian.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran abses leher dalam di departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012-2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif terhadap 51 penderita abses leher dalam dari tahun 2012 sampai 2014. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling

Hasil dan kesimpulan penelitian dari 51 penderita yaitu abses terbanyak adalah abses submandibula 47,1% dan abses yang paling sedikit adalah abses retrofaring 5,9 %. Abses leher dalam lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan 1,42 : 1 dengan kelompok umur terbanyak >40 tahun 49 % dan kelompok umur yang paling sedikit 0-20 tahun 7,8%. Keluhan pembengkakan di leher 33,3 % merupakan keluhan utama terbanyak yang dikeluhkan, sedangkan keluhan tambahan terbanyak adalah sulit menelan dan nyeri leher masing-masing 17,6%. Infeksi gigi 56,9% adalah riwayat penyakit terbanyak menjadi etiologi abses leher dalam, diikuti faringitis dan tonsilitis 25,5%, penyakit sistemik 9,8% dan Infeksi telinga 7,8%.

(5)

ABSTRACT

THE DESCRIBING OF DEEP NECK INFECTION CASES AT H.ADAM MALIK GENERAL HOSPITAL MEDAN IN 2012-2014

A deep neck infection is a abscess in potential space between the fascia of deep neck due to many infections, such as teeth, mouth, throat, paranasal sinuses, ear and neck depend on which space being infected. Deep neck infection is still emergency case at ENS-HNS although Infective involvement of these spaces has substantially declined by antibiotics consumption. It was because a deep neck infection can cause resulting a fatal complication and dead for the end.The purpose of this study was to identify the describing of deep neck infection at ENS-HNS departement H.Adam Malik general hospital ini 2012-2014. The method was a descriptive study of 51 deep neck infection patients in 2012-2014. Sample was taken by total sampling method.

Result and conclusion of this study from 51 patients was submandibula abscess 47,1% as the most happened and retrofaring 5,9% as the most rare. A deep neck infection more happened on men than women 1,42:1 with aged group >40 years 49%, 21-40 years 43,1%, and 0-20 years 7,8%. Swelling of neck 33,3% was the most main complaint, and the other complaint was diffucutt throat and pain neck each 17,6%. Tooth infection 56,9% is the most disease history that become etiology of deep neck infection, followed by faringitis and tonsilitis 25,5%, sistemic disease 9,8% and ear infection 7,8%.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmat, dan kesehatan yang telah Ia berikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelian ini yang berjudul “Gambaran Kasus Abses Leher

Dalam Departemen THT-KL di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012-2014”.

Penulisan proposal penelitian ini terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Abdul Rachman Saragih Sp.THT-KL(K), selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga penulisan proposal KTI ini dapat diselesaikan.

3. Orang tua peneliti, H.Ismail Saleh SE,MM dan Hj.Salimah S.Pd yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun material dan keluarga besar yang telah banyak memberikan motivasi kepada peneliti. 4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti.

5. Rekan-rekan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal KTI ini dapat diterima sehingga dapat dilanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya.

Medan, Desember 2015

(7)

DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan ... i Abstrak... ... ii Abstract... ... iii Kata Pengantar ... iv Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran... xi

Daftar Singkatan... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian ... 3 1.3.1. Tujuan Umum ... 3 1.3.2. Tujuan Khusus ... 3 1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Anatomi Leher ... 5

2.1.1.Ruang Potensial Leher Dalam ... 5

2.2. Definisi ... 7

2.3 Epideomologi ... 8

2.4 Patogenesis ... 9

2.5 Jenis-Jenis Abses Leher Dalam ... 11

(8)

2.6 Pola kuman ... 16

2.7 Penatalaksanaan ... 21

2.8 Komplikasi ... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 24 3.1. Kerangka Konsep ... 24

3.2. Definisi Operasional ... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 28

4.1. Jenis Penelitian ... 28

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 28

4.3. Populasi dan Sampel ... 28

4.3.1. Populasi ... 28

4.3.2. Sampel ... 28

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 29

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 29

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 31

5.1 Deskriptif Lokasi Penelitian ... 31

5.2 Hasil Penelitian ... 31

5.2.1 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Jenis Abses Leher Dalam ... 31

5.2.2 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Umur ... 32

5.2.3 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

5.2.4 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Keluhan Utama ... 33

5.2.5 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Keluhan Tambahan ... 36

(9)

5.2.6 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam

Berdasarkan Riwayat Penyakit ... 39

5.3 Pembahasan ... 40

5.3.1 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Jenis Abses Leher Dalam ... 40

5.3.2 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 41

5.3.3 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan 42 5.3.4 Distribusi Frekuensi Abses Leher dalam Berdasarkan Riwayat Penyakit ... 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1 Kesimpulan ... 46

6.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Penyebab abses leher dalam ... 10 Tabel 2.2. Kuman penyebab abses leher dalam ... 18 Tabel 2.3. Pola kelompok kuman abses leher dalam ... 20 Tabel 2.4. Hasil kultur abses leher dalam Bagian THT-KL dr.

M.Djamil Padang periode April 2010-Oktober 2010

(kuman aerob) ... 21 Tabel 5.2.1 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam

Berdasarkan Jenis Abses Leher Dalam ... 31 Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi Abses Leher

Dalam Berdasarkan Umur ... .. 32 Tabel 5.2.3 Distribusi Frekuensi Abses Leher

Dalam Berdasarkan Jenis Kelamin ... ... 32 Tabel 5.2.4 Distribusi Frekuensi Abses Leher

Dalam Secara umum Berdasarkan Keluhan Utama ... 33 Tabel 5.2.5 Distribusi Frekuensi Abses retrofaring

Berdasarkan Keluhan Utama ... 33 Tabel 5.2.6 Distribusi Frekuensi Abses parafaring

Berdasarkan Keluhan Utama ... 34 Tabel 5.2.7 Distribusi Frekuensi Abses Submandibula Berdasarkan

Keluhan Utama ... 34 Tabel 5.2.8 Distribusi Frekuensi Abses Peritonsilar Berdasarkan

Keluhan Utama ... 35 Tabel 5.2.9 Distribusi Frekuensi Angina Ludwig Berdasarkan Keluhan

Utama ... 36 Tabel 5.2.10 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Secara

umum Berdasarkan Keluhan Tambahan ... 36 Tabel 5.2.11 Distribusi Frekuensi Abses Retrofaring

(11)

Tabel 5.2.12 Distribusi Frekuensi Abses Parafaring

Berdasarkan Keluhan Tambahan ... 37 Tabel 5.2.13 Distribusi Frekuensi Abses Submandibula Berdasarkan

Keluhan Tambahan ... 38 Tabel 5.2.14 Distribusi Frekuensi Abses Peritonsilar Berdasarkan

Keluhan Tambahan ... 38 Tabel 5.2.15 Distribusi Frekuensi Angina ludwig Berdasarkan Keluhan

Tambahan ... 39 Tabel 5.2.16 Distribusi Frekuensi Abses Leher Dalam Berdasarkan

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Potongan aksial setinggi orofaring... 5

Gambar 2.2. Potongan obliq leher ... 6

Gambar 2.3. Potongan sagital leher... 7

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Ethical Clearance LAMPIRAN 3 Data Induk Pasien

(14)

DAFTAR SINGKATAN

AP : Anterior posterior

Gambar

Tabel 5.2.12  Distribusi Frekuensi Abses Parafaring

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan 63 sampel dapat di ambil kesimpulan tentang karakteristik penderita TB paru anak di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

Hasil penelitian : Proporsi tertinggi penderita Tonsilitis Kronis terdapat pada kelompok umur 36-47 tahun sebanyak 26,3% penderita, jenis kelamin perempuan sebanyak 52,7%, suku

Pendahuluan: Infeksi leher dalam merupakan infeksi leher pada ruang (potensial) diantara fasia leher, terdiri dari abses peritonsil, parafaring, retrofaring dan submandubula..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah usia terbanyak penderita kanker serviks adalah yang berumur 46-55 tahun (42,4%), pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah usia terbanyak penderita kanker serviks adalah yang berumur 46-55 tahun (42,4%), pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah usia terbanyak penderita kanker serviks adalah yang berumur 46-55 tahun (42,4%), pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat depresi terbanyak pada penderita HIV/AIDS di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2013 adalah depresi sedang dan

Pada penelitian Aida (2011) di RSUP Haji Adam Malik Medan juga menyebutkan hasil yang serupa, bahwa penderita kanker serviks terbanyak berdasarkan stadium adalah pada stadium III