• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iradiasi Makanan Sinar Gamma Kelapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Iradiasi Makanan Sinar Gamma Kelapa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN JUDUL TUGAS KULIAH

TEKNOLOGI BAHAN MAKANAN

IRADIASI BAHAN MAKANAN

Disusun oleh :

Nama : Angga Oktyashari

NPM : 021150053

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NEGERI “VETERAN”

YOGYAKARTA

(2)

Iradiasi Bahan Makanan | ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah

Iradiasi Bahan Makanan dengan lancar dan tepat waktu yang merupakan salah

satu syarat mata kuliah Teknologi Bahan Makanan semester genap Program Studi

D3 Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.

Penulis sebagai penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih atas

bantuan Ibu Faizah Hadi, Hj., Ir, M.T. sebagai dosen pengampu yang sebelumnya

memberikan materi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Penulis

yakin masih banyak kekurangan dalam membuat makalah ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak

demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan pengalaman bagi penulis.

Yogyakarta, 27 Mei 2017

(3)

Iradiasi Bahan Makanan | iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Aplikasi Iradiasi dalam Teknik Pengawetan Pangan ... 3

B. Prinsip Iradiasi Pangan... 4

C. Mutu Makanan Hasil Iradiasi ... 5

D. Legalitas Iradiasi ... 6

E. Pengawetan dengan Bahan Kimia ... 6

F. Kelebihan dan Kelemahan Iradiasi ... 7

G. Contoh Makanan Instant dengan iradiasi ... 8

BAB IV PENUTUP ... 10

(4)

Iradiasi Bahan Makanan | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusisa. Oleh sebab itu, diperlukan

cara untuk mengawetkan makanan agar makanan dapat digunakan dalam waktu

yang lama, akan tetapi masih memenuhi kriteria gizi dan mutu makanan yang baik

untuk dikonsumsi. Pada zaman dahulu banyak kita temui pengawetan secara

tradisional dengan menggunakan asinan ataupun yang lainnya. Dalam

perkembangan era modern ini maka telah dikembangkan teknologi terbaru dalam

pengawetan makanan yaitu dengan cara iradiasi makanan dan penambahan bahan

kimia terhadap makanan.

Iradiasi makanan banyak digunakan oleh negara maju. Iradiasi merupakan

penggunaan energi buatan untuk mempengaruhi atau mengubah sebagian

keseimbangan materi dengan tujuan tertentu. Dalam proses produksi perlu

digunakan metode tertentu untuk meminimalkan kemungkinan timbulnya resiko

yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, seperti rekayasa

genetika dan iradiasi. Banyak bahan kimia yang dapat membunuh mikroba atau

mencegah pertumbuhannya, tetapi sebagian besar bahan-bahan tersebut tidak

diijinkan digunakan dalam bahan pangan dengan alasan mengganggu kesehatan

manusia. Beberapa bahan kimia yang diijinkan dalam jumlah sedikit adalah

natrium benzoat, asam sorbat, natrium atau kalium propionat, etil format, sulfur

oksida, dll.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana aplikasi iradiasi dalam teknik pengawetan makanan?

2. Bagaimana prinsip iridiasi makanan dan mutu makanan hasil iradiasi dilihat

dari aspek keamanannya?

3. Bagaimana dengan legalitas dari iradiasi makanan?

(5)

Iradiasi Bahan Makanan | 2 C.Tujuan

1. Mengetahui aplikasi iradiasi dalam teknik pengawetan makanan.

2. Mengetahui prinsip iradiasi makanan dan mutu makanan hasil iradiasi dilihat

dari aspek keamanannya.

3. Mengetahui legalitas dari iradiasi makanan.

(6)

Iradiasi Bahan Makanan | 3

BAB II

PEMBAHASAN

A.Aplikasi Iradiasi dalam Teknik Pengawetan Pangan 1. Teknik Iradiasi

Iradiasi adalah proses aplikasi radiasi energi pada suatu sasaran, seperti

pangan. Menurut Maha (1985), iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan

untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Sedangkan menurut

Winarno et al. (1980), iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk

penyinaran bahan dengan menggunakan sumber iradiasi buatan.

Kelebihan iradiasi adalah sebagai berikut:

a. Mutu bahan pangan yang meliputi warna, struktur, rasa, aroma dan vitamin,

tidak berbahaya bagi keseharan konsumen.

b. Bahan tetap dalam keadaan konsumen.

c. Kenaikan suhu bahan yang disterilkan tidak melebihi 40ºC

d. Dapat ditempatkan dalam wadah atau kalen. (Utami, 2009)

Jenis iradiasi pangan yang dapat digunakan untuk pengawetan bahan

pangan adalah radiasi elektromagnetik yaitu radiasi yang menghasilkan foton

berenergi tinggi sehingga sanggup menyebabkan terjadinya ionisasi dan

eksitasi pada materi yang dilaluinya. Jenis iradiasi ini dinamakan radiasi

pengion, contoh radiasi pengion adalah radiasi partikel α, β, dan gelombang elektromagnetik γ. Contoh radiasi pengion yang disebut terakhir ini paling

banyak digunakan (Sofyan, 1984; Winarno et al., 1980).

2. Sumber Iradiasi

Dua jenis radiasi pengion yang umu digunakan untuk pengawetan

makanan adalah sinar gamma yang dipancarkan oleh radio nuklida 60 Co

(kobalt-60) dan 137 Cs (caesium-37) dan berkas elektron yang terdiri dari

partikel-partikel bermuatan listrik. Kedua jenis radiasi pengion ini memiliki

pengaruh yang sama terhadap makanan. Perbedaan yang sama terhadap

(7)

Iradiasi Bahan Makanan | 4 mengeluarkan energi sebesar 1 Mev untuk dapat menembus air dengan

kedalaman 20-30 cm, sedangkan berkas elektron mengeluarkan energi sebesar

10 Mev untuk dapat menembus air sedalam 3,5 cm. Persyaratan penting yang

harus dipenuhi dalam proses pengolahan pangan dengan iradiasi adalah energi

yang digunakan tidak boleh menyebabkan terbentuknya senyawa radioaktif

pada bahan pangan. (Sofyan,1984).

3. Dosis Radiasi

Dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke dalam bahan

pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan. Jika jumlah radiasi

yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang diinginkan tidak

akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin akan rusak

sehingga tidak dapat diterima konsumen. Besarnya dosis radiasi yang dipakai

dalam pengawetan makanan tergantung pada jenis bahan makanan dan tujuan

iradiasi. (Hamana, 1991).

Pengukuran dosis dilakukan dengan menggunakan suatu sistem

dosimetri. Dosimetri merupakan metode pengukuran dosis serap (absorbsi)

radiasi terhadap produk dengan teknik pengukuran yang didasarkan pada

pengukuran ionisasi yang disebabkan oleh radiasi menggunakan dosimetri.

(Andang, 2010).

B.Prinsip Iradiasi Pangan

Pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi

tinggi disebut radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi pada materi

yang dilaluinya (Maha, 1981). Bila sumber iradiasi (sinar x, sinar gamma, dan

berkas elektron) mengenai bahan pangan, maka akan menimbukan eksitasi,

ionisasi dan perubahan komponen yang ada pada bahan pangan tersebut. Apabila

perubahan terjadi pada sel hidup, maka akan menghambat sintesis DNA yang

menyebabkan proses terganggu dan terjadi efek biologis. Efek inilah yang

digunakan sebagai dasar untuk menghambat pertumbuhan mikoorganisme pada

(8)

Iradiasi Bahan Makanan | 5 C.Mutu Makanan Hasil Iradiasi

Hal yang dipertanyakan dalam mutu makanan hasil iradiasi meliputi aspek

tentang gizi, mikrobiologi, dan toksikologi.

1. Aspek Gizi

Masalah gizi pada makanan yang diiradiasi ialah kekhawatiran akan

adanya perubahan kimia yang mengakibatkan penurunan nilau gizi makanan,

yang menyangkut perubahan komposisi protein, vitamin, dan lain-lain

(Glubrecht, 1987). Berbagai penilitian telah membuktikan bahwa makanan

yang diiradiasi sampai dosis 1 kGy tidak menimbulkan perubahan yang nyata,

sedangkan pada dosis 1-10kGy bila udara pada saat iradiasi dan penyimpanan

tidak dihilangkan akan mengakibatkan penurunan beberapa jenis vitamin.

Dilakukan berbagai penelitian untuk mengetahui kondisi iradiasi yang tepat,

sehingga pada praktiknya tidak akan terjadi perubahan nilai gizi dalam bahan

pangan, terutama makronutrisinya seperti karbohidrat, lemak, dan protein

(Purwanto dan Maha, 1993).

2. Aspek Mikrobiologi

Masalah mikrobiologi yang mungkin timbul adalah sifat resistensi atau

efek mutagenik dan peningkatan patogenitas mikroba (WHO, 1991 dalam

Simatupang, 1983). Daya tahan berbagai jenis mikroorganisme terhadap radiasi

secara berurutan adalah sebagai berikut : spora bakteri > khamir > kapang >

bakteri gram positif > bakteri gram negatif. Ternyata bakateri gram negatif

merupakan yang paling peka terhadap radiasi. Oleh karena itu, untuk menekan

proses pembusukan makanan dapat digunakan iradiasi dosis rendah (Jay,

1996).

3. Aspek Toksikologi

Kekhawatiran ini disebabkan adanya senyawa radioaktif pada makanan

yang diiradiasi. Iradiasi pada suatu bahan pangan yang mengandung air

menyebabkan ionisasi dari bagian molekul-molekul air dengan pembentukan

(9)

Iradiasi Bahan Makanan | 6 pengaruh tidak langsung dari iradiasi jaringan-jaringan lembab yang

disebabkan oleh air yang diaktivasikan. Hidrogen dan radika hidroksil secara

kimiawi dikenal sangat reaktif dan dapat bertindak sebagai zat pereduksi

ataupun pengoksidasi. Tidak ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa

makanan iradiasi berbahaya bagi kesehatan konsumen, sehingga berdasarkan

hal tersebut, pada bulan November 1980, para pakar dari FAO, WHO, dan

IAEA yang tergabung dalam Joint Expert Committe on Food Irradiation

(JECFI) mengeluarkan rekomendasi yang menyatakan bahwa semua jenis

bahan pangan yang diiradiasi sampai batas 10 kGy adalah aman dikonsumsi.

D.Legalitas Iradiasi

Peraturan tentang iradiasi pangan yang digunakan antara lain adalah

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 826 Tahun 1987 dan No. 157 Tahn 1995.

Peraturan tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan

Undang-Undang Pangan No. 7 Tahun 1996.

Menurut Hermana (1991), pangan yang diiradiasi tidak dapat dikenali

dengan penglihatan, penciuman, pencecapan ataup perabaan. Pelabelan pangan di

Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 1999 dan khusus

mengenai iradiasi pangn diatur dalam pasal 34.

E.Pengawetan dengan Bahan Kimia

Selain menggunakan iradiasi makanan, pengawetan makanan juga dapat

dilakukan dengan bahan kimia, antara lain :

1. Karbondioksida

Karbondioksida dapat digunakan sebagai bahan preservatif untuk daging

dan produk daging karena mempunyai pengaruh bakteriostatik dan fungistatik.

Karbondioksida menghambat pertumbuhan beberapa bakteri anaerobik, ragi,

dan jamur. Bakteri fakultatid bisa juga dihambat oleh CO2 sedangkan bakteri

asam laktat dan bakteri anaerobik tidak terpengaruh oleh CO2. Konsentrasi

(10)

Iradiasi Bahan Makanan | 7 2. Ozon

Telah ditemukan sebuah alat teknologi ozon yang memanfaatkan

teknologi ozon pada proses sterilisasi dengan memanfaatkan air yang

mengandung ozon. Menurut hasil penelitian, teknologi ozon dapat

dimanfaatkan sebagai alternatif pengawet makanan yang aman. Teknologi ini

bisa menggantikan formalin yang kerap digunakan pedagang. Teknologi ozon

yang dikembangkan menggunakan metode pengolahan sterilisasi dengan

menggunakan air berozon. Ozon merupakan spesis aktif dari oksigen yang

memiliki oksidasi potensial 2,07 V, lebih tinggi dibandingkan chlorine yang

hanya memiliki oksidasi potensial 1,36 V. Dengan oksidasi potensial yang

tinggi, ozon dapat dimanfaatkan untuk membunuh bakteri, menghilangkan

warna, bau, dan menguraikan senyawa organik. “Kelebihannya dibandingkan

formalin, ozon langsung dapat menjadi oksigen. Tidak ada zat yang tertinggal

di makanan.”

3. Asam

Mikroba sensitif terhadap asam karena dapat menyebabkan denaturasi

protein bakteri. Asam yang dihasilkan oleh salah satu mikroba selama

fermentasi biasanya akan menghambat perkembangbiakan mikroba lainnya.

Oleh karena itu, fermentasi dapat digunakan untuk mengawetkan bahan pangan

dengan cara melawan bakteri proteolitik atau bakteri pembusuk lainnya. Asam

yang biasanya digunakan adalah benzoat, propionat, nitrit, sorbet, dan sulfit.

F.Kelebihan dan Kelemahan Iradiasi Kelebihan utama dari iradiasi adalah:

1. Tidak ada atau sedikit sekali proses pemanasan pada makanan sehingga hampir

tidak ada perubahan dalam sensor karakteristik makanan,

2. Dapat dilakukan pada makanan kemasan dan makanan beku,

3. Dapat dilakukan pada makanan segar melalui satu kali operasi dan tanpa

menggunakan tambahan bahan kimia,

(11)

Iradiasi Bahan Makanan | 8 5. Perubahan pada aspek nutrisi dapat dibandingkan dengan metoda pengawetan

makanan lainnya, dan

6. Proses otomatis terkontrol dan memiliki biaya operasi rendah.

Adapun kelemahannya, yaitu:

1. Proses dapat digunakan untuk mengeliminasi bakteri dalam jumlah besar

sehingga dapat membuat makanan yang tidak layak makan menjadi layak jual,

2. Jika mikroorganisme pembusuk dimusnahkan tetapi bakteria patogen tidak,

konsumen tidak bisa melihat indikasinya dari bentuk makanan,

3. Makanan akan berbahaya bagi kesehatan jika bakteri penghasil racun

dimusnahkan setelah bakteri tersebut mengkontaminasi makanan,

4. Kemungkinan perkembangan resistensi mikroorganisme terhadap radiasi.

5. Hilangnya nilai nutrisi makanan,

6. Sampai sekarang, prosedur analitik dalam mendeteksi apakah makanan telah

diiradiasi belum mencukupi, dan resistensi publik disebabkan oleh

kekhawatiran akan pengaruh radioaktif atau alasan lain yang berhubungan

dengan kekhawatiran terhadap industri nuklir.

G.Contoh Makanan Instant dengan iradiasi

Tabel 1. Jenis komoditas bahan pangan segar dan olahan yang telah dan sedang

diteliti di PATIR-BATAN

No Komoditas Tujuan Iradiasi

Batas

Dosis

Maksimal

(Kgy)

Keterangan

I. Makanan siap saji steril

(12)

Iradiasi Bahan Makanan | 9

II. Makanan olahan / makanan ringan

a. Dodol Dekomtaminasi dan

memperpanjang masa simpan 3-5 Skala semi pilot

b. Bakpia -idem- 3-5 Skala laboratorium

III. Buah dan sayuran

a. Mangga Memperpanjang masa simpan

dan menunda pematangan

0,75

Skala semi pilot,

kombinasi perlakuan

dengan pencelupan air

55ºC, 5 menit

b. Pepaya -idem-

0,75

Skala semi pilot,

kombinasi perlakuan

dengan pencelupan air

55ºC, 5 menit

e. Brokolli Memperpanjang masa simpan

dan karantina 0,4

Skala laboratorium

f. Asparagus Memperpanjang masa simpan

dan menunda pertunasan 1

(13)

Iradiasi Bahan Makanan | 10

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Teknologi iradiasi merupakan pengawetan makanan secara modern yang

aman untuk diterapkan dan telah mendapatkan legalitas dari pemerintah RI.

Penambahan bahan kimi juga dapat dilakukan untuk pengawetan makanan. Bahan

(14)

Iradiasi Bahan Makanan | 11

DAFTAR PUSTAKA

Andang. 2010. Iradiasi untuk Pengawetan Makanan. www.poultryindonesia.com.

Diakses pada 27 Mei 2017.

Istika, Dewi. 2011. Teknik Iradiasi dan Penambahan Bahan Kimia untuk

Pengawetan Makanan Secara Modern. http://dewiistika.blogspot.co.id/2011

/05/teknik-iradiasi-dan-penambahan-bahan.html. Diakses pada 26 Mei

2017.

Utami, Devi Nandya. 2009. Iradiasi: Cara Efektif bagi Pengawetan Makanan.

http://majarimagazine.com/2009/01/iradiasi-cara-efektif-bagi-pengawetan-makanan/. Diakses pada 27 Mei 2017.

Tiarapuri, Refika Dita. 2012. Pengawetan dengan Teknik Iradiasi. http://sehat

ceriaavail.blogspot.co.id/2012/01/pengawetan-dengan-teknik-iradiasi.html.

Gambar

Tabel 1. Jenis komoditas bahan pangan segar dan olahan yang telah dan sedang

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan level zeolit seba- gai sumber nitrogen slow release diha- rapkan dapat mensinkronkan ketersedi- aan amonia dan sumber energi yang be- rasal dari glukosa murni

Balang ke arah selatan. Pada kenyataannya kenampakan struktural area Pamaluan menunjukkan struktur curvilinear yang terbuka ke arah timur. Bagian selatan lipatan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN KANKER PAYUDARA PASKA MASTEKTOMI I.. Kuesioner

Agen mutagenik seperti iradiasi dan beberapa bahan kimia seperti EMS dapat digunakan untuk mutasi induksi dan menghasilkan variasi genetik dimana mutan-mutan yang

Model primer dikembangkan pada awal tahun 1970-an, menggunakan beberapa konsep dan perawatan total pasien. Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan di

Edema paru adalah suatu keadaan dimana terkumpuln#a cairan ekstraaskuler #ang patologis pada "aringan parenkim paru$ Edema paru di se%a%kan karna akumulasi

Pada taraf penyelesaian ini usaha debitur yang dimodali dengan kredit itu masih berjalan meskipun angsuran kreditnya tersendat-sendat atau meskipun kemampuannya

Indeks keseragaman pada saat ini memang masih tergolong tinggi, namun nilai indeks dominansi cenderung mendekati kondisi yang tinggi pula (mendekati 1) yang