• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIK II

Viskositas Cairan

Sabtu, 19 April 2014

Disusun oleh :

Mudzilatun Nupus

1112016200049

Kelompok 4 :

Amaliyyah Mahmudah

Anisa Etika Arum

Rizky Dayu Utami

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ABSTRAK

Aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang

lain disebut sebagai viskositas cairan. Viskositas cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe.

laminar atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah

pipa dengan garis tengah kecil dan turbulen yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui

pipa dengan diameter yang lebih besar. Koefisien viskositas secara umum dapat ditentukan dengan

metode Oswald dan falling ball. Dari kedua metode ini, berdasarkan percobaan yang telah

dilakukan hasil metode Oswald lebih akurat dibanding falling ball. Seperti koefisien viskositas

dari etanol yang diperoleh sebesar 0,003 poise.

PENDAHULUAN

Tinjauan Pustaka

Perbedaan sifat zat cair salah satunya adalah adanya perbedaan terhadap tingkat kekentalan

dari zat cair tersebut. Kekentalan atau disebut juga viskositas merupakan besar kecilnya gesekan

di dalam fluida. (Maria Yeni Hermawati, 2013)

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara

molekul-molkeul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat

dkatakan memiliki viskositas yang rendah , dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengair

dikatakan memiliki viskositas yang tinggi ( Burhanudin Milama, 2014 : 8)

Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah aliran laminar

atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan

garis tengah keci. Aliran lain adalah aliran turbulen yang menggambarkan laju aliran yang besar

melalui pipa dengan diameter yang lebih besar ( Dogra, 2009: 209)

Viskometer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida.

Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh, tabung ( pipa kapiler )

(3)

Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida

yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder ( USU, 2011 )

Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :

Viscometer Oswald, merupakan viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu

yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat anatara dua tanda ketika mengalir karena

gravitasi melalui viknometer Oswald (Burhanudin Milama, 2014 : 9)

Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :

η = 𝝅(p) R4 t 8 V 𝑙

Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran cairan dengan laju

aliran koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah 𝜂 1

𝜂 2 = 𝑑1 𝑡1

𝑑2 𝑡2

Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :

η = 2 𝑟𝑏2 (𝑑𝑏−𝑑)𝑔 9 𝑣

Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan

𝜂 1 𝜂 2 =

(𝑑𝑏−𝑑1)𝑡1 (𝑑𝑏−𝑑2)𝑡2

(Dogra,2009)

Berikut table viskositas cairan dari berbagai cairan dalam satuan poise

cairan Suhu (C)

(4)

MATERI DAN METODE

Bahan-bahan yang digunakan adalah :

 Etanol 70 %

1. Bersihkan viscometer dengan menggunakan pelarut yang sesuai sampai semua pelarutnya habis/hilang

2. Mengisi viscometer dengan sampel yang akan dianalisis melalui tabung G sehingga reservoir terbawah, sampel cukup hingga level atas garis J dan K

3. Menempatkan jari pada tabung B dan memasukkan penghisap pada tabung A sampai larutan mencapai tengah bulp C.

4. Memindahkan penghisap dari tube A. Memindahkan jari dari tabung B dan dengan cepat memindahkannya pada tabung A sampai sampel jatuh dari kapiler bagian bawah akhir ke bulb I. kemudian memindahkan jari dan mengukur waktu refflux.

(5)

6. Menghitung viscometer kinematik sampel dengan mengalikan waktu refflux dengan viscometer konstan.melakukan percobaan secara duplo

7. Mengulangi percobaan untuk sampel yang berbeda.

Cara falling ball

1. Tentukan massa jenis bola dan massa jenis zat cair

2. Masukkan bola ke dalam tabung reaksi besar yang telah diisi dengan akuades dan diberi batas awal dan akhir

3. Potar tabung 1800 jalankan tabung saat bola mulai bergerak dari titik awal dan hentikan ketika bola sampai dititik akhir. Tulis waktu yang diperlukan

4. Ulangi percobaan secara duplo

5. Lakukan percobaan serupa dengan zat cair yang lain. (Burhanudin,2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN

sampel Jari-jari bola (cm) Tinggi tabung (cm) Waktu (detik)

Akuades 0,5 16,5 38,5

Etanol 70% 0,5 16,5 60

Oli bekas 0,5 16,5 100

Minyak tanah 0,5 16,5 84,5

(6)

Pengukuran Massa jenis

Sampel Piknometer

kosong (gram)

Piknometer + sampel (gram)

Volume sampel Massa jenis

(7)

η = 𝟑,𝟏𝟒 𝒙 1 x (1,5)4 18 x 30 x 19 = 0,003

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara

molekul-molkeul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat

dkatakan memiliki viskositas yang rendah , dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengair

dikatakan memiliki viskositas yang tinggi ( Burhanudin Milama, 2014 : 8)

Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai nilai koefisien dari beberapa bahan cairan

(8)

nantinya kita akan mengetahui mana cairan yang memiliki nilai koefisien viskositas tinggi dan

mana cairan yang memiliki koefisien viskositas rendah.

Dalam praktikum ini praktikan menggunakan dua metode, yaitu Oswald dan falling ball

(bola jatuh). Berdasarkan data hasil perhitungan didapat nilai koefisien viskositas dengan metode

Oswald dari oli bekas memiliki niali tertinggi yaitu 0,1 sedangkan empat sampel lain memiliki

niali koefisien viskositas yang tidak jauh berbeda yaitu sekitar 0,003. Akan tetapi nilai koefisien

viskositas dengan metode falling ball memiliki perbedaan yang sangat berbeda. Kelima sampel

rata-rata memiliki nilai koefisien viskositas di atas 20.

Berdasarkan data pada teori diketahui nilai koefisiennya berada sekitar 0,006. Nilai ini

tidak jauh berbeda dengan data menggunakan metode Oswald. Perhitungan pada metode falling

ball jauh berbeda bisa disebabkan karena volume yang digunakan dari setiap sampel tidak pasti

(9)

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, apat disimpulkan bahwa :

 viskositas fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molkeul cairan satu dengan yang lain.

 Untuk menentukan koefisien viskositas dapat dilakukan dengan metode Oswald dan metode falling ball

 Oli memiliki koefisien viskositas paling tinggi dibandingkan empat bahan lain yang diujikan

DAFTAR PUSTAKA

Dogra,S.K.2009. Kima Fisik dan Soal-soal. Jakarta:UI Press

Milama,Burhanudin.2014.Panduan Praktikum Kimia Fisika II.Jakarta: UIN-FITK Press

Rohman,ijang.Common Text Book Kimia Fisika I.Bandung: UPI Press

Hermawati, Maria Yeni. 2013. Uji Viskositas Fluida Menggunakan Transduser Ultrasonik sebagai Fungsi Temperatur dan Akuisisinya Pada Komputer menggunakan Universal Serial Bus(USB). Diakses dari jurnal.fmipa.unila.ac.id/index.php/jtaf/article/.../378

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari percobaan ini memang belum sempurna karena data uji komposisi alkohol pada destilat menghasilkan data yang tidak sesuai dengan literatur.. Hal ini

Kesimpulan dari penjelasan tersebut adalah penurunan titik beku suatu larutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi massa (pada tekanan tetap) dan pada larutan encer dengan

Pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut

Berbeda dengan asam asetat, ketika asam phosfat yang berupa cairan dipanaskan, memang pada mulanya larutan tersebut mendidih, tapi setelah larutan tersebut panas,

Setelah itu melakukan percobaan system tiga komponen dimana kloroform ditambahkan dengan akuades sebanyak 5 ml kemudian di titrsai dengan asam asetat glacial.. Asam

Ada beberapa cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur konsentrasi salah satu reaksi salah satu produk pada

halnya dalam melarutkan aquades.untuk cairan cairan yang saling melarutkan,konsentrasinya akan saling berlawanan karena larutantersebut akan membentuk daerah

Salah satu contoh viskometer Ostwald Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui