• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Klinis Berbasis Kelas Di SDN Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Klinis Berbasis Kelas Di SDN Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kalirejo 01, SD Negeri Kalirejo 01 berlokasi di Jl. Jati Raya No. 58 Kalirejo Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Dengan nomor statistik 10103220006 NPSN 203744. SD Negeri Kalirejo 01 ini didirikan pada tahun 1987 dengan SK pendirian sekolah No. 4212/002/1/58/87. Luas bangunan SD Negeri Kalirejo 01 ada 1625 m2 dengan status hak guna.

SD Negeri Kalirejo 01 memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kantor kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang mushola, 1 ruamg laborat komputer, 1 gudang dan 5 kamar mandi.

SD Negeri Kalirejo 01 memiliki jumlah siswa yang cukup banyak, dari data yang diperoleh diketahui jumlah siswa untuk tiga tahun terakhir yaitu pada tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 246 siswa, pada tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 250 siswa, dan pada tahun 2014/2015 sebanyak 257 siswa.

Jumlah guru di SD Negeri Kalirejo 01 ada 9 orang, yang terdiri dari 7 orang dengan status PNS, dan 2 orang tenaga hororer. Sedangkan guru dengan pendidikan akhir S1 sebanyak 5 orang, guru dengan pendidikan akhir D3 ada 1

(2)

orang, guru dengan pendidikan akhir D2 sebanyak 3 orang, penjaga perpustakaan dengan pendidikan akhir S1 ada 1 orang dan penjaga sekolah dengan pendidikan akhir SLTA ada 1 orang.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan Supervisi Klinis Berbasis Kelas di SD

Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang

Perencanaan supervisi klinis berbasis kelas merupakan sebuah persiapan dan segala bantuan dari para kepala sekolah, yang tertuju kepada perbaikan pembelajaran guru di sekolah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi klinis berbasis kelas sendiri dapat diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan sistem mengajar guru.

Peryataan dari kepala sekolah mengenai pengertian dari supervisi klinis berbasis kelas memperkuat informasi di atas yakni:

“Supervisi klinis berbasis kelas menurut saya adalah bentuk

bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannya melalui perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan

obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata.”

(3)

mengungkapkan pengertian supervisi klinis berbasis kelas seperti berikut ini:

“Supervisi klinis berbasis kelas adalah sebagai bantuan profesional

yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran agar guru tersebut mampu mengatasi

masalah yang dialaminya.”

Dalam supervisi klinis berbasis kelas ini diperlukan adanya perencanaan yang matang, diawali dengan adanya permohonan dari guru untuk diadakan supervisi klinis, baik secara lisan maupun tertulis. Dari situ kepala sekolah mulai menyusun perencanaan yang antara lain mempelajari masing masing permasalahan dari guru, mengadakan diskusi dengan masing masing guru, membuat kesepakatan pelaksanaannya, mempersiapkan administrasi seperti format untuk pelaksanaan supervisi klinis, dan sarana lainnya yang diperlukan. Seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang berikut ini:

“Dalam perencanaan supervisi klinis berbasis kelas ini perlu

persiapan yang matang guna untuk menghasilkan perbaikan pembelajaran yang optimal. Berdasarkan permasalahan guru, saya berdiskusi dengan guru untuk memperoleh kesepakatan, penentuan

jadwal, format yang akan digunakan dan administrasinya”.

Pernyataan di atas diperkuat oleh guru kelas I,II,IV, dan V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tentang perencanaan supervisi klinis adalah seperti berikut:

“Setelah kami mengajukan permohonan bantuan untuk diadakan

supervisi klinis, kami berdiskusi dengan kepala sekolah, dari situ kami membuat kesepakatan, penetuan jadwal pelaksanaannya, dan

(4)

Permohonan bantuan untuk masing – masing guru berbeda. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah berikut ini:

“Dari dokumentasi permohonan bantuan yang diajukan oleh guru

kelas I, II, IV, dan V, kepada kepala sekolah diperoleh data sebagai berikut: permasalahan yang dihadapi oleh guru kelas I adalah PBM dengan pendekatan saintifik pada aspek kegiatan menanya. Permasalahan yang dihadapi oleh guru kelas II adalah PBM dengan pendekatan saintifik pada aspek menalar. Permasalahan yang dihadapi oleh guru kelas IV adalah PBM dengan pendekatan saintifik pada aspek mencoba. Sedangkan guru kelas V adalah PBM dengan

pendekatan saintifik pada aspek mengkomunikasikan”.

Berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh peneliti di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan supervisi klinis berbasis kelas di SDN Kalirejo 01 adalah: 1)kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah: a. Menganalisis permasalahan yang telah diajukan guru b. Mengadakan diskusi dengan guru yang akan melaksanakan supervisi klinis sesuai dengan masalah yang dihadapi c. Membuat jadwal pelaksanaan supervisi klinis untuk masing- masing guru. d. Menyiapkan format untuk supervisi klinis dan e. Mensosialisasikan jadwal pelaksanaan supervisi klinis. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan guru dalam perencanan supervisi klinis adalah a. Membuat permohonan secara tertulis untuk dilakukan supervisi klinis sesuai dengan masalah yang dihadapinya. b. Menyiapkan perangkat untuk melaksanakan supervisi klinis seperti RPP, Silabus, alat perga dan administrasi lainnya.

(5)

ini sudah dipersiapkan secara matang yang antara lain: 1) Sebelumnya sudah dibuat kesepakatan antara supervisor dan guru yang akan disupervisi tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki, 2) Harus ada diskusi sebelumnya antara supervisor dan guru yang bersifat demokratis, 3) Sasaran supervisi harus terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru, 4) Guru merupakan pengambil prakarsa, 5) Adanya sarana dan prasarana penunjang supervisi klinis berbasis kelas, 6) Kepala Sekolah dalam perencanaan membuat format observasi.

4.2.2 Pelaksanaan Supervisi Klinis Berbasis Kelas di SD

Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang

Pengamatan peneliti berlanjut pada tahap pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas. Pada tahap ini kepala sekolah terjun langsung ke kelas untuk melakukan supervisi pada guru sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Supervisi klinis dilaksanakan untuk empat orang dengan jadwal yang berbeda. Seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah SDN Kalirejo 01 sebagai berikut:

“Pelaksanaan supervisi klinis pada bulan ini ada empat orang guru

dengan jadwal yang berbeda sesuai dengan kesepakatan, untuk guru kelas I saya laksanakan pada pada tanggal 18 November 2014, kelas II pada tanggal 17 November 2014, kelas IV pada tanggal 19

November 2014, dan kelas V pada tanggal 20 November 2014”.

(6)

Pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas tentunya dilaksanakan dengan langkah-langkah yang terstruktur dan terinci dengan pasti dan benar sehingga nantinya hasil yang diperoleh dari pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas ini dapat memuaskan. Begitu halnya dengan pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang berikut ini:

“Langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang antara lain adalah: 1) Proses pertemuan awal atau perencanaan, 2) Pelaksanaan pengamatan atau observasi, dan 3)

menganalisa hasil pengamatan.”

Kegiatan supervisi klinis berbasis kelas ini tentunya membutuhkan waktu pelaksanaan yang tidak bisa ditetapkan oleh kepala sekolah, karena harus berdasarkan kesepakatan. Namun waktu yang tidak menentu tersebut tentunya akan sepadan dengan hasil dari pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas tersebut. Selain waktu dalam pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas ini tentunya ada aspek-aspek yang dinilai oleh kepala sekolah pada saat pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan Kepala Sekolah SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang berikut ini:

“Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan supervisi klinis

(7)

aspek-aspek yang saya nilai antara lain adalah persiapan, proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan penekanan pada aspek tertentu yang berbeda antara guru yang satu dengan

lainnya dan tindak lanjutnya.”( Instrumen terlampir)

Dalam pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas ini keberadaan kepala sekolah tidak menggangu PBM yang sedang berlangsung. Kepala sekolah bersikap ramah, mengamati, dan berusaha untuk tidak mengganggu jalannya PBM. Seperti yang diungkapkan kepala sekolah berikut ini:

“Saya berusaha untuk bersikap sebaik mungkin, artinya seolah

saya siswa dalam PBM tersebut, sehingga guru yang saya amati tidak canggung, saya mengamati semua aktifitas guru dari awal

sampa akhir”.

Pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas ini tentunya memiliki keuntungan baik bagi pelaksana maupun obyek pelaksananya yaitu kepala sekolah, guru maupun supervisor (pengawasnya) dan tidak lupa pula siswanya. Seperti yang dikemukakan oleh guru kelas I SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang berikut ini:

“Keuntungan yang saya dapat dari pelaksanaan supervisi klinis

berbasis kelas ini adalah 1) membantu saya memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik, 2) membantu saya untuk menemukan cara bagaimana membuat siswa aktif bertanya dalam pembelajaran 3) membantu saya dalam strategi pembelajaran dengan menggunakan media alat

peraga dalam pembelajaran di kelas I ini.”

Sedangkan yang diungkap oleh guru kelas II SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang berikut ini :

“Keuntungan yang saya dapat dari pelaksanaan supervisi klinis

(8)

untuk memperbaiki dalam penyusunan silabus dan RPP, 2) membantu saya dalam perbaikan pembelajaran saintifik terutama pada aspek menalar 3) membantu saya untuk mengembangkan diri

secara berkelanjutan.”

Hal senada juga diungkapkan oleh guru kelas, IV dan V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang mengungkapkan keuntungan supervisi klinis berbasis kelas sebagai berikut:

“Keuntungan yang didapat dari pelaksanaan supervisi klinis berbasis

kelas di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang menurut saya selain membantu dalam mengaktifkan suasana kelas dengan interaksi siswa dan guru serta sebaliknya yakni( mencoba dan mengkomunikasikan), Supervaisi ini juga membantu kami dalam menentukan metode pembelajaran apa yang harus kami gunakan sehingga siswa lebih mudah menguasai materi

yang kami sampaikan.”

(9)

keuntungan yang didapat dari supervisi klinis berbasis kelas di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang tentunya supervisi klinis berbasis kelas ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang terkandung dalam pelaksanaannya. Seperti yang diungkapkan guru kelas I SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang berikut ini:

“Kelebihan dari supervisi klinis berbasis kelas ini menurut saya adalah dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu guru yang sedang memiliki masalah dalam pembelajaran, misalnya saya dalam hal mengaktifkan siswa untuk bertanya dalam PBM dikelas, selain itu melalui kegiatan ini jika ada yang ada guru yang mempunyai kasus sama seperi yang saya alami saat mengajar bisa menyaksikan langsung dalam proses pembelajaran, sehingga memang cukup efektif pelaksanaan supervisi klinis ini. Sedangkan kelemahan pelaksanaan ini cukup menyita banyak waktu karena

dalam penanganannya setiap guru memiliki kasus berbeda –beda

dan kepala sekolah memerlukan waktu untuk menganalisis dan

memberikan masukan terhadap hasil analisis tersebut.”

Hal senada juga dinyatakan guru kelas II, IV, dan V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

(10)

mengobservasi secara mendalam, bila perlu memakai video 4. Bagi guru-guru lain yang ingin tahu cara penyelesaian kelemahan-kelemahan guru yang disupervisi diperbolehkan ikut menjadi pendengar dalam pertemuan balikan.

Kelemahan teknis supervisi klinis ini yaitu membutuhkan waktu yang panjang, karena kelemahan diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta tenaga yang besar sebab dilakukan secara mendalam agar intensif

(11)

melakukan hal yang sama baru kemudian kegiatan inti sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat guru. Kelemahan dalam supervisi ini adalah, kepala sekolah memerlukan waktu cukup lama untuk menganalisis masing-masing kasus yang berbeda tiap gurunya.

4.2.3 Tindak Lanjut dari Hasil Supervisi Klinis Berbasis Kelas di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

Tindak lanjut merupakan kegiatan akhir dari proses supervisi sebelum laporan dibuat, dengan melakukan pertemuan antara Kepala Sekolah dan guru. Tindak lanjut tersebut dilakukan untuk kegiatan refleksi guru, paparan hasil pengamatan kepala sekolah, diskusi bersama, kesepakatan, pemberian penguatan, dan memberikan tambahan supervisi untuk melengkapi kekurangan atau hal-hal yang belum dimengerti guru dan mampu untuk segera dibenahi lagi oleh kepala sekolah sehingga guru benar-benar sukses dalam pelaksanaan supervisi klinis berbasis kelas ini.

Kepala Sekolah SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang mengungkapkan tentang tindak lanjut atau umpan balik sebagai berikut:

“Kegiatan tindak lanjut dalam supervisi klinis berbasis kelas di SD

(12)

tidak monoton dan sudah bervariasi, saya juga melakukan pembinaan di setiap hari sabtu guru juga rutin dalam kegiatan KKG,

juga mengikuti Workshop sesuai dengan program.”

Guru kelas I SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang mengungkapkan sebagai berikut:

“Keterampilan yang saya dapat setelah supervisi klinis berbasis kelas

ini ada perubahan, teryata dalam kegiatan menanya sesuai dengan petunjuk kepala sekolah harus dilaksanakan dengan menggunakan pakem, sehingga siswa bisa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Selain itu supervisi klinis berbasis kelas yang dilakukan ini memberi motivasi kepada saya dan menjadikan saya lebih bersemangat dalam mengajar kepada siswa SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang untuk mengantarkan siswa menjadi

anak yang pandai, santun dan dapat berhasil.”

Hal senada juga dinyatakan guru kelas II, IV, dan V SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang berikut ini:

“Keterampilan yang saya dapat dengan adanya supervisi klinis

berbasis kelas di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang ini sekarang saya menjadi lebih bervariasi dan kreatif dalam pembelajaran. Selain itu supervisi ini memotivasi saya untuk menjadi lebih bersemangat dalam memberikan pendidikan kepada siswa-siswi SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang agar menajdi anak yang berhasil meraih

cita-citanya.”

(13)

penguatan dan tindak lanjutnya. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang tindak lanjut terhadap supervisi klinis adalah, kepala sekoah memberikan penghargaan terhadap guru yang mengalami perubahan positif setelah pelaksanaan supervisi, memberikan pengarahan guru yang diadakan setiap satu minggu sekali biasanya dihari Sabtu. Selain itu pengiriman guru dilakukan untuk mengikuti seminar/workshop dan kegiatan KKG. Upaya-upaya ini dijadikan sebagai tindak lanjut terhadap hasil supervisi klinis berbasis kelas

Dari hasil kesimpulan di atas maka peran kepala sekolah sebagai supervisor ditinjau dari kemampuan memanfaatkan hasil supervisi dengan baik. Kegiatan ini ditunjukkan dengan kegiatan memanfaatkan hasil supervisi klinis peningkatan kinerja guru atau karyawan, dan memanfaatkan hasil supervisi pengembangan sekolah. Hasil supervisi yang dilakukan kepala sekolah ditindaklanjuti dengan kegiatan pembinaan, dan penetapan program selanjutnya.

(14)

guru tiap minggu, pengiriman ke pelatihan/ workshop dan kegiatan KKG serta memberikan penghargaan terhadap guru berprestasi sehingga memicu guru lain untuk berprestasi juga. Prestasi disini adalah guru yang memberikan keberhasilan dalam pencapaian hasil belajar di SD Negeri Kaliarejo 01 Kecamatan ungaran Timur Kabupaaten Semarang.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Perencanaan Supervisi Klinis Berbasis Kelas di SD

Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang

(15)

perencanan supervisi klinis adalah a. Membuat permohonan secara tertulis untuk dilakukan supervisi klinis sesuai dengan masalah yang dihadapinya. b. Menyiapkan perangkat untuk melaksanakan supervisi klinis seperti RPP, Silabus, alat perga dan administrasi lainnya.

Dengan demikian esensi dari supervisi klinis ini sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang lebih baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto (2005: 76) yaitu segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

Sedangkan menurut (Mulyasa, 2013: 249), menyatakan bahwa Tujuan supervisi klinis berbasis kelas adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang lebih baik.

(16)

dan (3) evaluasi, c. Persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi klinis kepala sekolah mendapat tanggapan positif dari semua guru; d. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengatasi masalah supervisi klinis meliputi: melaksanakan IHT, memberikan pengarahan dan motivasi pada guru, Melakukan tukar menukar informasi, Memberdayakan guru senior dalam membimbing menyusun RPP.

(17)

apabila disupervisi oleh kepala sekolah. Namun apabila tidak disupervisi oleh kepala sekolah, sebagian kecil guru yang menggunakan RPP; (3) Persepsi guru SMA Negeri 2 Sambas terhadap pelaksanaan supervisi klinis kepala sekolah ditanggapi secara positif, karena dengan adanya supervisi klinis oleh kepala sekolah dapat membantu guru mengetahui dan menyadari kekurangan dan kelebihannya dalam melaksanakan tugas di sekolah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lili Ng Cui Mi. 2012. Menjelaskan bahwa adanya keterbatasan tenaga guru yang dimiliki dan ketidaksesuaian dengan jumlah guru yang diperlukan juga tingkat kemampuan guru dalam mengajar masih sangat rendah. Maka untuk mengatasi dan mengantisipasi rendahnya mutu pendidikan salah satu cara yang dapat dilakukan di SD Se-Gugus VII Kecamatan Sawan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Kemudian cara yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan guru adalah dengan melakukan supervisi klinis pada guru.

(18)

Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara, 2) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi klinis di SD Muhammadiyah Kriyan dan SMP Muhammadiyah Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara, 3) untuk mengetahui bagaimana umpan balik supervisi klinis di SD Muhammadiyah Kriyan dan SMP Muhammadiyah Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Penelitian ini bersifat kualitatif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sharif Ghufron. 2013. diperoleh hasil bahwa: (1) kegiatan perencanaan supervisi klinis kepala sekolah sudah dilaksanakan, yaitu merencanakan mulai dari awal tahun ajaran baru dengan melibatkan semua pihak, (2) pelaksanaan kegiatan supervisi klinis belum dapat berjalan dengan optimal sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, (3) kemudian pada kegiatan evaluasi supervisi klinis sudah berjalan dengan baik. Namun, karena keterbatasan waktu terkadang permasalahan tidak teratasi sampai tuntas sehingga masih muncul permasalahan di kemudian hari.

4.3.2 Pelaksanaan Supervisi Klinis Berbasis Kelas di SD

Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur

Kabupaten Semarang

(19)
(20)

PAKEM. Kelas I dan II dengan media gambar, kelas IV dengan karya kunjung dan kelas V dengan kunjung karya.

(21)

kelas dapat meningkatkan keterampilan dalam PBM dan profesionalisme guru SD No 3 dan 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nengah Windyani. 2011. Bahwa pelaksanaan supervisi klinis dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran dan keprofesionalisme guru. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian tindakan sekolah. Dan supervisi klinis yang dilakukan dengan penelitian tindakan sekolah didapatkan hasil bahwa supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan keterampilan dalam pembelajaran dan profesionalisme guru SD No 3 dan 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nengah Windyani. Persamaannya adalah bahwa pelaksanaan supervisi klinis ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keprofesionalan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Namun perbedaannya bahwa kalau penelitian sekarang merupakan penelitian kualitatif, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nengah Windyani merupakan penelitian tindakan kelas.

4.3.3 Tindak Lanjut dari Hasil Supervisi Klinis Berbasis

Kelas di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran

(22)

Tindak lanjut merupakan kegiatan akhir dari proses supervisi sebelum laporan dibuat, dengan melakukan pertemuan antara Kepala Sekolah dan guru. Proses ini dilakukan untuk menjadikan hasil pelaksanaan supervisi klinis menjadi lebih optimal dan memuaskan. Hasil dari pelaksanaan supervisi klinis ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran.

Setelah selesai supervisi klinis berbasis kelas di SD Negeri Kalirejo 01 Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang ini maka diadakan pertemuan yang membahas antara lain umpan balik, refleksi guru, kepala sekolah memaparkan hasil pengamatan dan evaluasi hasil, mengadakan diskusi bersama untuk mencapai kesepakatan, kepala sekolah memberikan penguatan dan tindak lnjut.

(23)

Mengelola Pembelajaran Pada SMAN 2 Sambas. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa a. kinerja guru dalam mengelola pembelajaran belum maksimal, b.Tahap-tahap supervisi klinis meliputi (1) perencanaan; ( 2) pelaksanaan; dan (3) evaluasi, c. Persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi klinis kepala sekolah mendapat tanggapan positif dari semua guru; d. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam mengatasi masalah supervisi klinis meliputi: melaksanakan IHT, memberikan pengarahan dan motivasi pada guru, Melakukan tukar menukar informasi, Memberdayakan guru senior dalam membimbing menyusun RPP.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

PENGELOLAAN SUPERVISI KLINIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI I PUTATNGANTEN KARANGRAYUNG GROBOGAN.. ARTIKEL

klinis pada sekolah dasar baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan. umpan balik hasil

Umpan balik supervisi klinis merupakan karakteristik kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis di SMP Negeri 1 Pedan Klaten dengan cara pembimbingan

(2) Tindak lanjut hasil supervisi klinis berbabasis kelas di SDN Sumowono 02 dilakukan secara demokratis dengan mendiskusikan dengan guru yang disupervisi, kepala sekolah

Sebenarnya dalam supervisi klinis, pada saat pelaksanaan observasi, kepala sekolah juga dapat merekam video untuk menunjukkan kepada guru pembelajaran yang telah dilakukan

(3) solusi mengatasi hambatan: kepala sekolah memberikan pengertian bahwa supervisi untuk pembinaan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang baik; fleksibelitas

Hasil dari penelitian ini menunjukkan : (1) Supervisi klinis yang dilakukan Kepala Sekolah dapat meningkatan secara signifikan kinerja mengajar guru di SMP

Berdasarkan hasil observasi dokumen mengenai pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1 Kebonagung diketahui bahwa kepala sekolah juga melakukan monitoring mengenai