• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Cake Tanpa Gluten Dan Telur Dari Tepung Komposit Beras Ketan, Ubi Kayu, Pati Kentang, Dan Kedelai Dengan Penambahan Hidrokoloid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pembuatan Cake Tanpa Gluten Dan Telur Dari Tepung Komposit Beras Ketan, Ubi Kayu, Pati Kentang, Dan Kedelai Dengan Penambahan Hidrokoloid"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Cake merupakan makanan yang cukup digemari di dunia khususnya

Indonesia. Rasanya yang lezat dan manis, proses pembuatan yang mudah, dan

dengan harga yang terjangkau menjadikan pangan olahan jenis cake ini digemari

masyarakat. Cake juga sering diasumsikan sebagai makanan yang tergolong

mewah tergantung dengan jenis cake sehingga dengan peningkatan taraf hidup

konsumen berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi cake.

Bolu atau cake adalah kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung

terigu), gula, dan telur. Bolu dan cake umumnya dimatangkan dengan cara

dipanggang di dalam oven, walaupun ada juga bolu yang dikukus, misalnya bolu

kukus atau brownies kukus. Variasi lain cake dapat dihias dengan lapisan (icing)

dari krim mentega (buttercream), fondant, atau marzipan disebut kue tart (kue

tarcis) (Braker, 2003).

Telur dan terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan cake sifat

fungsional telur sebagai daya pengembang, pemgemulsi, koagulasi, dan daya ikat

air serta pembentuk tekstur, merupakan sifat fungsional yang cocok digunakan

dalam pembuatan cake. Kandungan gluten pada terigu memiliki fungsi untuk

membuat adonan menjadi elastis dan mudah dibentuk. Namun ada sebagian orang

yang tidak dapat mengkonsumsi telur dan terigu karena berbagai alasan, seperti

alergi dan kolesterol. Oleh karena itu perlu pengaplikasian pada bahan yang sudah

dimodifikasi sebagai bahan pengganti telur (egg replacer) dan pengganti terigu.

Terigu adalah salah satu komoditi yang dihasilkan dari gandum yang mana

tidak dapat diproduksi di Indonesia, namun kebutuhannya sangat banyak

diperlukan sehingga saat ini merupakan suatu masalah yang mengganggu devisa

negara karena sampai saat ini terigu masih diimpor oleh pemerintah. Berdasarkan

(2)

mencapai 17,3 juta ton dengan nilai 5.7 juta US$, sedangkan impor terigu

mencapai 7,8 juta ton dengan nilai 2,9 juta US$. Ketergantungan terhadap terigu

menyebabkan tingginya harga impor terigu sehingga mengganggu devisa negara.

Penggunaan terigu pada produk cake dan roti belum dapat sepenuhnya

tergantikan, karena terigu memiliki gluten yang berperan dalam pengembangan

volume cake dan roti. Namun gluten pada terigu disarankan tidak dikonsumsi oleh

penderita autis dan penyakit seliak (celiac disease) karena dapat menyebabkan

alergi apabila dikonsumsi. Menurut Nehra et al., (2013), protein rye (secalin),

barley (hordein) dan gandum (glutein atau gliadin) menyebabkan tidak responnya

sistem imun pada penderita seliak dimana protein gandum merupakan protein

yang paling intoleran. Penderita seliak akan mengalami peradangan pada usus

kecil yang menyebabkan kerusakan vili, mengakibatkan mal-absorpsi dan

menyebabkan berbagai gejala seperti diare, penurunan berat badan dan

pertumbuhan terhambat sehingga untuk pengobatan penyakit seliak dibutuhkan

kepatuhan yang ketat terhadap diet bebas gluten.

Usaha yang dilakukan untuk menekan kebutuhan impor adalah dengan

pemanfaatan sumber daya alam lokal dan diversifikasi pangan agar dapat

menunjang ketahanan pangan. Beras ketan, ubi kayu, kentang, kedelai merupakan

bahan baku lokal sebagai pengganti terigu. Bahan tersebut diolah menjadi tepung

dan pati kemudian dijadikan tepung komposit. Tepung komposit ini diharapkan

mampu menggantikan penggunaan terigu pada produk pangan dan dapat

meningkatkan nilai gizi dari produk itu sendiri serta dapat dikonsumsi oleh semua

kalangan khususnya penderita autisme dan penyakit seliak.

Tepung komposit merupakan tepung yang terdiri dari berbagai jenis bahan

(3)

terigu maupun tidak menggunakan terigu. Salah satu bahan yang digunakan dalam

tepung komposit ini adalah ubi kayu yang banyak ditanam di daerah Sumatera

Utara. Ubi kayu dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur, daya tahan

terhadap penyakit umumnya relatif tinggi, masa panennya tidak diburu waktu, dan

kemampuan dalam menghasilkan kalori yang efisien. Penggunaan bahan ubi kayu

yang dijadikan tepung diharapkan dapat memberikan kandungan karbohidrat yang

tinggi pada tepung komposit. Menurut Rismayani (2007), kandungan kalori pada

ubi kayu lebih tinggi daripada padi, gandum, jagung, dan sorghum.

Penggunaan kedelai bertujuan untuk melengkapi kandungan protein pada

ubi kayu agar tepung komposit yang dihasilkan memiliki gizi yang lengkap.

Kedelai memilki kandungan asam amino yang lebih lengkap dari

kacang-kacangan lainnya(Koswara, 1992). Penggunaan serealia atau kacang-kacang-kacangan

sendiri tidak cukup memenuhi kebutuhan asam amino tubuh sehingga serealia di

kombinasikan dengan kacang-kacangan bertujuan memenuhi asam amino

pembatas pada kedelai yaitu metionin dan sistein untuh memenuhi kebutuhan

asam amino essensil dalam tubuh. Serealia yang digunakan dalam pembuatan

tepung komposit ini adalah tepung beras ketan. Kombinasi serealia dan

leguminosa dapat memenuhi asam amino pembatas pada masing-masing bahan.

Tepung beras ketan merupakan sumber karbohidrat dengan amilopektin yang

tinggi berasal dari serealia sama seperti terigu sehingga tepung beras sering

digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue. Pati kentang yang diperoleh dari

kentang varietas desiree bernilai gizi lebih tinggi dibandingkan dari kentang

kuning (Hutapea, 2011). Penggunaan pati kentang diharapkan mampu

(4)

Penggunaan xanthan gum bertujuan untuk menggantikan karakteristik

gluten pada terigu yang dapat menghasilkan sifat mengembang. Penambahan

xanthan gum berguna sebagai bahan yang dapat mengikat dan meningkatkan

volume adonan agar dihasilkan adonan yang elastis dan roti dengan tekstur lembut

(Edema, et al., 2005).

Sejauh ini belum ada satu bahan pangan pun yang dapat menggantikan

peran telur dalam pengolahan pangan seperti dalam pembuatan roti. Beberapa

bahan pangan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti telur, seperti saus apel,

pisang, biji rami, dan minyak sayur (Claws, 2012). Namun begitu, bahan

pengganti telur tersebut masih jauh dari seperti apa yang diharapkan. Untuk dapat

menggantikan fungsi telur dalam pembuatan roti dan cake, diperlukan bahan yang

memiliki karakteristik yang sama atau mendekati karakteristik fisikokimia dan

fungsional seperti telur.

Ubi kayu merupakan bahan pangan yang banyak dan mudah ditanam di

Indonesia, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas. Ubi kayu dapat

dimanfaatkan sebagai tepung karena merupakan sumber karbohidrat yang baik.

Ubi kayu mempunyai jumlah kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras,

gandum, jagung, dan sorghum (Rismayani, 2007). Kelemahan ubi kayu yaitu

kandungan proteinnya yang sedikit dan tidak mempunyai gluten. Kedelai adalah

jenis kacang-kacangan yang kaya akan protein (35-38%). Kedelai mempunyai

asam amino esensial yang lengkap dengan kandungan asam amino lisin yang

cukup tinggi. Penambahan kedelai bertujuan untuk melengkapi kekurangan

protein pada tepung komposit. Beras ketan mempunyai kandungan amilopektin

(5)

mengikat air sehingga dapat memperbaiki tekstur cake. Beras juga dapat

melengkapi kekurangan asam amino pembatas pada kedelai yaitu metionin dan

sistein sehingga kebutuhan asam amino pada tepung komposit dapat terpenuhi.

Penggunaan pati kentang bertujuan untuk memperbaiki sifat pati tepung-tepung

lainnya. Pati kentang mempunyai granula dengan ukuran yang besar dan derajat

fosforilasi yang lebih tinggi daripada jenis pati komersial lainnya (Jobling, 2004;

Singh, et al., 2003). Pengolahan bahan-bahan ini menjadi tepung atau pati

kemudian diformulasikan dengan komposisi tertentu serta penambahan bahan

tambahan berupa hidrokoloid dapat menghasilkan produk cake yang tidak

mengandung gluten dengan bentuk dan cita rasa yang tidak kalah dengan cake

yang dibuat dari terigu.

Perumusan Masalah

Terigu merupakan tepung yang paling banyak digunakan pada produk

olahan seperti cake dan bakery. Penggunaan terigu yang tinggi tidak diikuti oleh

produksi yang tinggi sehingga mewajibkan pemerintah untuk mengimpor terigu.

Hal ini mengakibatkan tingginya harga terigu sehingga tidak dapat dijangkau oleh

masyarakat kalangan menengah ke bawah. Permintaan akan impor terigu dari

negara lain akan mengakibatkan kerugian bagi Indonesia apabila tidak dibatasi.

Disamping itu terigu tidak selamanya dapat dikonsumi oleh semua kalangan

masyarakat. Terigu memiliki gluten yang tidak dapat dikonsumsi oleh penderita

alergi gluten atau penderita autisme serta penderita penyakit seliak. Oleh karena

itu dibutuhkan pengembangan studi serta pengaplikasian bahan berbasis lokal.

Pada penelitian ini dilakukan pembuatan cake menggunakan tepung komposit

(6)

kedelai sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatan

penggunaan produk lokal, mengurangi jumlah pemakaian terigu, dan

menggantikan peran terigu pada pengolahan pangan. Masing-masing komponen

tepung komposit memiliki peranan tersendiri sehingga dapat menggantikan

tepung terigu dalam pembuatan cake.

Penggunaan telur sebagai bahan dasar pembuatan cake karena telur

mempunyai sifat fungsional sebagai daya pengembang, daya pengemulsi, daya

koagulasi, dan daya ikat air, serta pembentuk tekstur. Namun, ada beberapa orang

yang tidak dapat mengkonsumsi telur karena tidak suka atau alasan kesehatan.

Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian tentang beberapa bahan yang

digunakan sebagai pengganti telur (egg replacer) pada pembuatan cake.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik, kimia dan

sensori cake bebas telur dan gluten dari tepung komposit berbahan dasar tepung

beras, tepung ubi kayu, pati kentang, tepung kedelai, dan xanthan gum.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknologi pertanian di Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, serta sebagai sumber informasi

dalam pembuatan cake dengan menggunakan tepung komposit bebas gluten dan

telur berbahan baku lokal yaitu beras ketan, kentang, ubi kayu, dan kedelai

sebagai bahan baku pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional melalui

Referensi

Dokumen terkait

Therefore, this study aimed to analyze and explain how trust influences social capital to encourage collective action in agroforestry development in forest area managed

11 Kombinasi rasa Brownies Zebra tidak menyatu 12 Brownies Zebra tidak memiliki tekstur yang lembut 13 Ukuran brownies tidak sesuai yang diharapkan 14 Tidak terdapat label

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah di lakukan dengan menggunakan uji statistic Kendall Tau diketahui bahwa nilai signifikasi 0,039 ( p>0,05) maka Ha

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “S” s elama kehamilan trimester III dengan keluhan nyeri punggung, pada persalinan normal secara spontan tidak

Simpulan dari penelitian ini, perilaku pencarian informasi mahasiswa S1-Ilmu Perpustakaan yang sedang menyusun skripsi adalah langsung menuju ke rak buku untuk mendapatkan

Kelangsungan hidqr mertpakan pe$edase organisme yang hidup pada akhir pemelihaman ]ang ditebar pada saat pemeliharaan dalam suatu wadah (Yulianti 2003). Hasi penelitian

Setelah dilakukan pengujian secara keseluruhan terhadap variabel prediktor nilai rapor, nilai UN, jalur masuk, pilihan jurusan, tempat tinggal, metode belajar,

Pada Gambar 20 , dapat dilihat bahwa penyebaran reservoar batupasir dengan menggunakan metode seismik inversi impedansi akustik dan seismik multiatribut saling