BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini pemerintahan mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap kinerja
birokrasi di instasi-instansi pemerintah. Pembaharuan birokrasi aparatur negara dilakukan
melalui reformasi administrasi sebagai alat pemerintah untuk mendukung pelaksana tugas
pokok dan kegiatan. Reformasi birokrasi yang dilakukan bertujuan untuk mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat. Azwar (2007) mengatakan pokok-pokok reformasi birokrasi
pemerintahan yang akan dilakukan yaitu harus mulai penataan kelembagaan dan sumber daya
manusia aparatur. Langkah selanjutanya adalah membuat mekanisme tidak berbelit-belit,
menegakkan akuntabilitas aparatur, meningkatkan dan menciptakan pengawasan yang
komprehesif, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik yang berkualitas dan prima.
Aparatur pemerintah sebagai alat pemerintah dituntut agar bekerja lebih profesional, moral,
dan beretika dalam mendukung reformasi birokrasi dan menunjang kelancaran tugas
pemerintahan dan pembangunan. Selain itu, pembinaan aparat pemerintah suatu negara
diarahkan untuk menciptakan proses penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, dan
tanggapan terhadap aspirasi masyarakat serta meningkatkan keterpaduan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan seluruh lembaga pemerintahan.
IAIN Sumatera Utara Medan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berstatus
negeri berada di bawah naungan atau binaan Kementerian Agama Republik Indonesia,
memiliki personil tenaga edukatif dan tenaga administratif. Struktur, susunan maupun aturan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan pengawasan, dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, serta pengabdian masyarakat,
terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi.
Secara garis besar dalam pelayanan perguruan tinggi ada dua unsur penting yang
menjadi perhatian khusus dan ujung tombak penyedia jasa pendidikan tinggi yakni: memberi
layanan jasa prima kepada tenagaeducatif (dosen) dan layanan prima adminsitratif kepada
(mahasiswa) secara optimal. Semua pelayanan ini tidak lain dilakukan oleh pegawai IAIN
baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun pegawai honor (tetap) dan pegawai
lepas yang dianggap berkompeten pada bidangnya. Sehingga kinerja dari pegawai sangat
diharapkan optimal sesuai dengan Standard Operational Prosedur Kinerja (SOP) yang
tercantum dalam statuta perturan yang mengikat, peraturan rektorat dan analisis beban kerja
yang tersurat.
Pelaksana organisasi lingkungan IAIN Sumatera Utara diselenggarakan oleh bagian unit
pelayanan teknis dan administratif yang meliputi administrasi akademik, administrasi
keuangan, administrasi umum, administrasi kemahasiswaan, administrasi perencanaan dan
sistem informasi. Pimpinan satuan diangkat dan bertanggung jawab langsung kepada
pimpinan institut, berbentuk biro, yang dipimpin oleh kepala biro, sedangkan tingkat fakultas,
unsur pelaksana administaratif adalah bagian tata usaha.
Sebagai pegawai administrasi bertugas melayani kebutuhan mahasiswa dan kebutuhan
tenaga educatif secara teknis. Hal ini, layanan yang baik akan meningkatkan kepuasan dan
mempengaruhi tingkat competitive advantage perguruan tinggi untuk dapat memenangkan
studi (KRS), kartu hasil studi (KHS) dan proses-proses lain yang berhubungan dengan
administrasi perguruan tinggi.
Untuk mendukung target pencapaian pekerjaan, pihak biro administarsi pegawaian juga
membenahi SOP, yaitu operasional standar dalam suatu organisasi yang digunakan untuk
memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas oleh pegawai
bagian organisasi sejalan secara kuantitas (yang harus diselesaikan/capai) dan ketepatan
waktu (sesuai dengan waktu direncanakan), konsisten dan sistematis. Indikator yang
ditentukan adalah dengan melihat makin berkurang tingkat kesalahan seperti dalam
penerbitan KRS, sehingga tidak berulang-ulang mahasiswa menjumpai ketua jurusan,
sebelumnya memerlukan waktu sekitar 1 minggu, menjadi 1 – 2 hari karena personil sudah
mempunyai kemampuan dan keterampilan sistem komputerisasi dengan baik.
Pada akhir Tahun Ajaran 2012/2013, kinerja pegawai administrasi yang menangani
masalah kepentingan mahasiswa tersebut belum memperlihatkan hasil optimal, indikator yang
paling menonjol adalah tertundanya penerimaan Kartu rencana Studi (KRS) dan penerbitan
Kartu Hasil Studi (KHS) per semester. Adanya mahasiswa yang tidak terdaftar dalam daftar
mahasiswa yang mengambil mata kuliah tertentu, walaupun pendataan sudah ada dari awal,
dikarenakan keterlambatan pembayaran uang kuliah. Berikut disajikan data kinerja pegawai
IAIN Sumatera Utara tahun 2010 –2013 yang didasarkan pada Analisis Beban Kerja (ABK)
sebagaimana Tabel 1.1.
Tabel.1.1. Kinerja Pegawai IAIN Sumatera Utara Berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) Tahun 2010-2012
6 Penerimaan/pencatatan
Sumber :Biro administrasi bidang kemahasiswaan IAIN SU, keadaan Oktober 2013 (data diolah)
Dari Tabel 1.1 di atas, terlihat kinerja pegawai administrasi IAIN Sumatera Utara
berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) belum berjalan baik. Tabel 1.1. di atas jelas
menggambarkan kondisi pelayanan administrasi mahasiswa yang kurang baik, seperti: (1)
dalam hal pengolahan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) mahasiswa yang seharusnya
membutuhkan waktu maksimal pengurusan 10 hari kerja (HK) menjadi 20 HK, di tahun
2010/2011, 24 HK di tahun 2011/2012, dan 20 HK di tahun 2012/2013; (2) Penyelesaian KRS
yang seharusnya membutuhkan 5 HK menjadi 10 HK di tahun 2010/2011, 10 HK di tahun
2011/2012, dan 9 HK di tahun 2012/2013; (3) Penyelesaian ijazah yang seharusnya
membutuhkan 10 HK menjadi 33 HK di tahun 2010/2011, 30 HK di tahun 2011/2012, dan 24
HK di tahun 2012/2013; (4) Batas akhir penyerahan ujian fakultas yang seharusnya
membutuhkan 4 HK menjadi 7 HK di tahun 2010/2011, 10 HK di tahun 2011/2012, dan 7 HK
di tahun 2012/2013; dan (5) Pembekalan KKN yang seharusnya membutuhkan 4 minggu
(Mg) menjadi 7 Mg di tahun 2010/2011, 7 Mg di tahun 2011/2012, dan 8 Mg di tahun
2012/2013.
Berdasarkan Tabel 1.1 juga terlihat bahwa data beberapa kegiatan pelayanan terjadi
keterlambatan dari waktu yang telah ditetapkan, seperti: pengelolaan nomor induk mahasiswa
(NIM) selama tiga tahun terakhir masih jauh dari waktu yang ditetapkan. Demikian juga
beberapa aktivitas pelayanan lainnya. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa adanya
Jika dibandingkan antara beban kerja yang dibebankan kepada pegawai dengan jumlah
alokasi waktu yang diberikan serta jumlah pegawai yang mengerjakan pekerjaan, maka jelas
ketimpang tindihan kebijakan unit kerja, dwifungsi jabatan akan terjadi sehingga efektifitas
dan efisiensi kinerja pegawai tidak akan tercapai dan untuk menyelesaikan pekerjaan akan
membutuhkan waktu relatif lama. Dari data ini, terlihat bahwa kinerja pegawai IAIN
Sumatera Utara belum maksimal dalam memberikan pelayanan administrasi kepada
mahasiswa. Sementara SOP kerja pegawai termaktup dalam statuta kerja yakni optimasliasi
masuk kerja para pegawai hanya 5 hari efektif dalam seminggu dan 1 hari kerja
menggunakan waktu kerja efektif 5 jam 36 menit, dan kerja efektif setiap 1 orang
menghabiskan waktu 336 menit dalam sehari.
Peningkatan kinerja pegawai dapat dilakukan dengan meningkatkan motivasi yang ada
pada pegawai tersebut. Motivasi seorang pegawai akan terwujud pada perilaku yang
diarahkan pada pencapaian tujuannya dalam bekerja. Keinginan pegawai untuk bekerja
dengan baik di IAIN memberikan pencapaian hasil kerja yang maksimal. Hasil penelitian
Samson (2006) dan Siwantara (2009) menyatakan bahwa motivasi kerja mempengaruhi
kinerja seseorang. Winardi (2002) mengemukakan motivasi kerja adalah suatu kekuatan
potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah
kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter
yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Dalam organisasi, pelaksanaan kinerja pegawai tidak terlepas dari peran serta
pimpinan. Kepala bagian sebagai pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing
setiap pegawai untuk bekerja dengan baik. Hasil penelitian Carudin (2011), Irawati dan
Bambang (2010) memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala memberikan pengaruh
(2010) menyimpulkan bahwa aplikasi kepemimpinan perlu penyesuaian dengan kondisi
kemampuan dan kemauan bawahan. Artinya, apabila pegawai telah mampu dan mau bekerja
dalam penyelesaian tugas secara efektif maka disarankan kepemimpinan yang diperlukan
adalah mempertahankan orientasi tugas dan memperbesar orientasi hubungan. Dari hasil
penelitian di atas, jelas terlihat bahwa kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan
kepala. Berbagai upaya yang dapat dilakukan seorang pimpinan adalah dengan memberikan
dukungan (motivasi). Dengan mendapat dukungan dari pimpinan, pegawai akan merasa setiap
tugasnya menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini
menggambarkan bahwa kinerja pegawai erat sekali kaitannya dengan tanggung jawab
kepemimpinan.
Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai selalu berinterasi dengan seluruh civitas
akademik. Sudah menjadi pemandangan umum pegawai harus mengikut tradisi yang ada di
satuan unit, baik dalam bergaul maupun bekerja. Hasil penelitian yang dilakukan Brahmasari
(2009) dan Widodo (2011) mengemukakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja
seseorang. Dengan demikian budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja seseorang di
satuan unit-unit. Mc Shanedan Von Glinow (2008) mengatakan budaya organisasi yang kuat
memiliki potensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya bila budaya organisasinya lemah
mengakibatkan kinerja menurun. Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan
bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar,
bagaimana karyawan bersikap. Budaya juga menyangkut bagaimana anggota itu
mempersepsikan organisasi tersebut, bukan menyangkut apakah mereka menyukainya
(Robbins, 2003).
Dari berbagai uraian fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara berikut faktor yang mempengaruhinya yakni
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, terjadi penurunan kinerja
pegawai IAIN Sumatera Utara sejak beberapa tahun terakhir. Sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Sumatera
Utara?
2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Sumatera
Utara?
3. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara?
4. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara?
5. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukenali pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai IAIN
Sumatera Utara.
2. Menemukenali pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Sumatera
Utara.
3. Menemukenali pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai IAIN Sumatera
Utara.
4. Menemukenali pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat mengungkap komponen-komponen
penting yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara. Selanjutnya secara
khusus hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. IAIN Sumatera Utara, sebagai bahan pertimbangan para pengambil keputusan di IAIN
Sumatera Utara khususnya dalam meningkatkan kinerja pegawai.
2. Hasil penelitian ini diharapkan merupakan informasi awal yang dapat peneliti gunakan
sebagai dasar berpijak dalam melakukan kajian ulang dan mengembangkan penelitian
secara lebih rinci dengan variabel-variabel yang lebih kompleks.
1.5. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada IAIN Sumatera Utara.
2. Aspek yang dikaji dibatasi pada faktor kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara berikut
faktor yang mempengaruhinya yakni budaya organisasi, kepemimpinan dan motivasi
kerja.
3. Objek penelitian adalah para pegawai administrasi yang bekerja di lingkungan IAIN