• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN - Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan Baja Dengan Menggunakan Pengaku Eksentris (Ebf)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN - Evaluasi Kinerja Struktur Bangunan Baja Dengan Menggunakan Pengaku Eksentris (Ebf)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Dewasa ini, Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki perkembangan yang

pesat. Hal ini ditandai dengan peningkatan ekonomi Indonesia yang cukup stabil setiap

tahunnya, sehingga menarik minat para investor luar maupun lokal untuk berinvestasi

diIndonesia. Sebagai contoh investasi adalah semakin banyaknya pembangunan

gedung-gedung bertingkat untuk dijadikan hotel, apartemen, mal dan perkantoran. Akan tetapi,

Indonesia merupakan Negara yang rawan terhadap gempa. Fenomena gempa bumi sering

terjadi di Indonesia. Gempa bumi merupakan pergeseran tiba – tiba dari lapisan tanah di

bawah permukaaan bumi. Ketika pergeseran terjadi timbul getaran yang disebut

gelombang seismik. Gelombang ini menjalar menjauhi fokus gempa ke segala arah di

dalam bumi. Sehingga ketika gelombang itu mencapai permukaan bumi, getarannya bisa

merusak bangunan, runtuhnya gedung, rumah dan bangunan lainnya, dapat menimbulkan

bencana korban jiwa dan kerugian harta benda. Mengingat kerusakan yang timbul akibat

gempa dapat menyebabkan penderitaan, kehilangan nyawa, dan harta benda. Dalam skala

yang lebih luas bahkan dapat menyebabkan kesulitan yang sangat serius bagi suatu

Negara, misalnya terjadi kelumpuhan ekonomi.

Oleh sebab itu, desain bangunan tahan terhadap gempa merupakan salah satu tantangan

terbesar yang harus dihadapi oleh seorang insinyur bangunan. Salah satu hal yang

dilakukan oleh seorang ahli struktur untuk mendapatkan bangunan tahan gempa adalah

dengan perencanaan struktur tahan gempa. Struktur bangunan tahan gempa hendaknya

memiliki kekuatan dan kekakuan serta daktilitas yang cukup untuk dapat

mengakomodasikan gempa yang terjadi. Sampai saat ini, terdapat beberapa jenis struktur

bangunan yang sudah umum digunakan yaitu struktur baja dan struktur beton bertulang.

Struktur beton bertulang memiliki metode pelaksanaan yang lebih sederhana, namun

jenis struktur ini memiliki beberapa kekurangan seperti berat sendiri komponen struktur

yang sangat besar serta juga terdapat masalah keramahan lingkungan karena beton

merupakan bahan yang kurang dapat diperbaharui jika dibandingkan dengan material

(2)

Sedangkan baja memiliki keunggulan dibandingkan dengan beton yaitu memiliki

elastisitas dan kekuatan yang jauh lebih tinggi. Walaupun baja memiliki berat jenis

struktur yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan beton, namun dengan kekuatan

yang jauh lebih besar, sekitar sepuluh kali lipat, sistem struktur yang menggunakan

material baja dapat menghasilkan struktur dengan berat sendiri yang lebih ringan

daripada beton karena minimnya volume baja yang diperlukan untuk dapat memikul

beban-beban yang timbul pada sistem struktur. Namun, biaya dan metode pelaksanaan

yang relatif lebih besar dari jika dibandingkan dengan struktur beton bertulang menjadi

salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menggunakan struktur baja. Oleh

sebab itu, tugas akhir ini akan difokuskan kepada struktur baja dalam kaitannya sebagai

struktur penahan beban gempa.

Seiring dengan semakin berkembangnya dunia konstruksi bangunan, beberapa metode

telah digunakan dalam mendisain struktur bangunan.Beberapa diantaranya seperti metode

tegangan izin (working stress design), metode gaya (strength desing), metode disain

berdasarkan kapasitas komponen struktur (capacity design), metode disain plastis (plastic

design), dan yang metode disain yang berdasarkan kepada perpindahan struktur

(displacement design) serta metode disain berdasarkan kinerja bangunan (performance

based design). Pada saat ini, metode yang sedang berkembang dan mulai banyak

mendapat perhatian dari perencana adalah metode disain berdasarkan kinerja bangunan.

Tujuan dari metode disain berdasarkan kinerja bangunan ini adalah untuk memprediksi

dan mensimulasi kinerja struktur dengan memberikan beban gempa, sehingga perencana

akan mendapatkan gambaran dan menentukan tingkat kerusakan struktur yang

diharapkan pada saat terjadi bencana berupa gempa. Metode disain berdasarkan kepada

kinerja bangunan masih dalam tahap perkembangan, namun beberapa rekomendasi

prosedur untuk melakukan disain dengan menggunakan metode ini telah diterbitkan sejak

beberapa tahun yang lalu seperti ATC 40, FEMA 356 dan FEMA 440. FEMA 440

merupakan revisi dari FEMA 356 dengan melakukan beberapa perubahan koefisien dan

ATC digunakan didalam analisa struktur nonlinear statik. Namun, prosedur disain masih

mengacu kepada ATC 40 dan FEMA 356. Dalam tugas akhir ini, kedua prosedur analisis

yang terdapat dalam ATC 40 dan FEMA 356 akan digunakan untuk menilai kinerja

(3)

1.2 Latar Belakang

Pada umumnya, konstruksi bangunan diIndonesia menggunakan struktur beton bertulang

atau sering disebut dengan struktur komposit, yaitu gabungan dari campuran beton dan

tulangan baja. Pada struktur komposit ini, beton yang memiliki kekuatan tekan yang

tinggi berfungsi untuk memikul gaya tekan yang terjadi pada komponen struktur. Namun

pada bagian yang mengalami gaya tarik, ditambahkan tulangan baja yang tahan terhadap

gaya tarik sehingga dapat bekerja bersama untuk menahan gaya luar yang timbul.

Bangunan-bangunan yang dibangun dengan struktur komposit cenderung memiliki

kekuatan yang lebih besar dan berperilaku lebih baik dalam menahan gaya lateral seperti

gaya lateral akibat dari gempa ataupun beban angin.

Disisi lain, penggunaan struktur baja sebagai bahan konstruksi tahan gempa untuk

gedung bertingkat masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan struktur komposit,

padahal struktur baja mempunyai kualitas yang lebih bagus dalam hal ketahanan terhadap

gempa. Dewasa ini terdapat beberapa jenis sistem struktur baja tahan gempa. Secara

umum terdapat 2 jenis sistem struktur tahan gempa, yaitu sistem struktur rangka penahan

momen atau Moment Resisting Frame (MRF) dan sistem struktur rangka berpengaku atau

braced frames. Masing – masing sistem struktur baja tersebut memiliki karakteristik

masing – masing yang berbeda.

Sistem struktur MRF memberikan ruang yang luas pada suatu bangunan. Oleh karena itu,

sistem ini sering diminati oleh banyak arsitek dan juga banyak digunakan untuk struktur

gedung institusi atau perkantoran yang memerlukan ruang yang luas. Dengan rentang

balok yang cukup lebar (tanpa pengaku), sistem rangka pemikul momen dapat

memberikan deformasi yang cukup besar sehingga sistem ini memiliki daktalitas yang

cukup besar dibandingkan dengan sistem portal baja tahan gempa lainnya. Walaupun

demikian, dengan deformasi yang cukup besar, sistem MRF memiliki kekakuan yang

rendah jika dibandingkan dengan sistem portal baja tahan gempa lainnya Sistem struktur

rangka penahan momen memiliki kemampuan menyerap energi yang besar tetapi

memiliki kekakuan yang rendah. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan system

(4)

yang jauh lebih besar untuk menjaga deformasi strukturnya. Meskipun sistem struktur

MRF memiliki kestabilan inelastis dan respon yang stabil pada respon siklik lateral, akan

tetapi sistem ini terlalu lentur dan umumnya disain struktur MRF didisain dengan

membatasi pergeseran struktur untuk mengurangi kerusakan struktur. Berikut adalah

contoh gambar sistem MRF :

Gambar 1.4 : Moment Resisting Frames (MRF)

Berbeda dengan sistem struktur MRF, sistem struktur braced frames memiliki elemen

bresing atau pengaku untuk meningkatkan kekakuan strukturnya. Sistem struktur braced

frames didesain untuk meminimalisir masalah kekakuan yang terdapat pada jenis sistem

portal MRF. Sistem struktur braced frames terbagi jadi , yaitu jenis sistem struktur

rangka berpengaku konsentris atau Concentrically Braced Frames (CBF) dan sistem

struktur rangka berpengaku eksentris atau Eccentrically Braced Frames (EBF). Sistem

struktur CBF merupakan sistem struktur untuk menahan beban lateral dengan kekakuan

stuktur yang tinggi. Kekakuan yang tinggi pada sistem struktur ini dihasilkan dari bresing

diagonal yang berfungsi untuk menahan beban lateral pada struktur. Pengaku pada sistem

CBF berfungsi untuk memperbesar kekakuan struktur. Karena dengan adanya pengaku

pada struktur, deformasi struktur akan menjadi lebih kecil namun kekakuan strukturnya

meningkat. Secara umum, sistem struktur CBF memiliki kekakuan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan struktur MRF karena adanya pengaku pada struktur. Namun

(5)

pada struktur lebih terbatas sehingga daktalitas struktur CBF lebih rendah jika

dibandingkan dengan sistem struktur MRF. Disisi lain, bila bresing atau pengaku pada

struktur CBF mengalami tekuk karena beban lateral berlebih, maka kekakuan struktur

dan kapasitas penyerapan energinya akan hilang. Berikut adalah beberapa contoh gambar

sistem CBF :

Gambar 1.5 : Concentrically Braced Frames (CBF)

Sistem struktur EBF merupakan struktur portal baja penahan gaya lateral yang

merupakan kombinasi dari keunggulan sistem struktur MRF dan CBF berupa daktalitas

dan kekakuan lateral yang serta meminimalisir kekurangan yang terdapat pada sistem

struktur MRF dan CBF dengan mengurangi perilaku inelastis dan mampu menjaga

pengaku atau bresing tetap elastis tanpa mengalami tekuk serta memiliki kekakuan lateral

(6)

yang berpengaruh pada karakteristik EBF yang berupa elemen balok pendek yang

disebut link. Link merupakan elemen struktur yang direncanakan untuk berperilaku

inelastik serta mampu untuk berdeformasi plastis yang besar pada saat terjadi beban

lateral (gempa). Bagian link ini berfungsi menyerap energi pada saat terjadi beban lateral

(gempa). Mekanisme leleh pada elemen link terdiri dari 2 mekanisme leleh yaitu

kelelehan geser dan kelelehan lentur, tergantung dari panjang link (e) yang digunakan.

Pada sistem struktur EBF, elemen struktur di luar link direncanakan untuk berperilaku

elastis sedangkan pada bagian link direncanakan untuk dapat berdeformasi inelastis pada

saat terjadinya beban lateral (gempa). Berikut adalah contoh gambar sistem EBF :

Gambar 1.6 : Eccentrically Braced Frames (EBF)

Tugas akhir ini akan mengevaluasi kinerja dari struktur baja berpengaku eksentris (EBF)

dan struktur baja tanpa pengaku terhadap gempa.

1.3 Studi Literatur

Penelitian-penelitian mengenai EBF telah dilakukan sejak pertengahan tahun 1970,

percobaan pertama adalah uji pseudo-statis dengan ukuran sepertiga dari sistem struktur

EBF berlantai 3 (Roeder dan Popov, 1977;Manheim, 1982), kemudian percobaan yang

sama dilakukan disistem struktur EBF berlantai 5 dengan ukuran sepertiga dengan

(7)

lantai pernah dilakukan oleh Kasai dan Popov (1986) dan oleh Ricles dan Popov (1987).

Percobaan dengan menggunakan elemen link berbentang pendek dengan mekanisme

leleh geser menunjukkan bahwa EBF memiliki daktilitas dan kestabilan struktur yang

lebih besar untuk menahan beban gempa. Akan tetapi, penggunaan elemen link

berbentang pendek akan menggangu penempatan arsitektural bangunan, maka

penggunaan elemen link berbentang panjang dengan mekanisme leleh lentur

dikembangkan dan diuji oleh Engelhardt dan Popov (1989, 1992), penelitian tersebut

melibatkan elemen link, balok dan pengaku. Uji pseudo-dinamis dilakukan dengan

ukuran sebenarnya pada system struktur EBF berlantai 6 sebagai bagian dari program

kerjasama US-Japan (Roeder, Foutch dan Goel, 1987; Foutch, 1989). Belakangan ini,

percobaan elemen link berbentang pendek dan panjang yang berbahan baja A992 diuji di

Universitas Texas, Austin (Arce, 2002; Galvez, 2004). Percobaan jembatan suspensi San

Francisco-Oakland Bay menggunakan elemen link geser berukuran besar dilakukan

diUniversitas California, San Diego (McDaniel, Uang, dan Seible, 2003). Semua

penelitian dan percobaan yang telah dilakukan menunjukkan keunggulan kinerja dari

sistem struktur EBF dan sistem ini menjadi pilihan para perencana sebagai sistem rangka

baja yang tahan gempa.

1.4 Perumusan Masalah

Dalam tugas akhir ini, Penulis akan melakukan evaluasi kinerja bangunan yang

menggunakan sistem struktur portal baja dengan pengaku eksentris yang merupakan

sistem struktur baja yang tahan terhadap gempa dibandingkan dengan kinerja bangunan

yang menggunakan sistem struktur beton komposit penampang baja yang diselimuti

beton yang sekarang banyak digunakan diIndonesia. Kinerja bangunan ini akan

dinyatakan dalam bentuk perpindahan rencana (target displacement) yang akan dihitung

berdasarkan pedoman FEMA 356 dan dalam bentuk titik kinerja (performance point)

yang akan dihitung berdasarkan pedoman ATC 40.

Metode analisis yang akan digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode analisis

(8)

Perpindahan rencana akan dihitung dengan menggunakan metode koefisien (coefficient

method) yang direkomendasikan di dalam FEMA 356 sedangkan titik kinerja akan

ditentukan dengan menggunakan metode spektrum kapasitas (capacity spectrum) yang

direkomendasikan di dalam ATC 40. Analisis beban dorong (pushover analysis) terhadap

bangunan gedung yang akan di analisis perlu dilakukan untuk memperoleh kurva

kapasitas (capacity curve) yang akan diperlukan di dalam analisis dengan metode

spektrum kapasitas. Parameter dan koefisien yang diperlukan pada analisis dengan kedua

metode ini akan diadopsi dari FEMA 440 yang merupakan parameter yang telah

direkomendasikan kembali sebagai revisi untuk peningkatan tingkat keandalan analsis

dengan menggunakan metode statik nonlinier.

1.5 Pembatasan Masalah

Ruang lingkup pembahasan tugas akhir ini adalah :

1. Terdapat beberapa model struktur dengan variasi spesifikasi pada penelitian ini yaitu

Gedung 1 ( struktur baja tanpa menggunakan bracing ), Gedung 2 ( struktur baja

dengan bracing konsentris tipe diagonal ), Gedung 3 ( struktur baja dengan bracing

konsentris tipe V ), Gedung 4 ( struktur baja dengan bracing eksentris tipe diagonal

dengan panjang e = 0.5m ), Gedung 5 ( struktur baja dengan bracing eksentris tipe

diagonal dengan panjang e = 1m ), Gedung 6 ( struktur baja dengan bracing eksentris

tipe V dengan panjang e = 0.5m ), Gedung 7 ( struktur baja dengan bracing eksentris

tipe V dengan panjang e = 1m ) .

2. Mempelajari pengaruh pembebanan dan pengaruh gaya gempa berdasarkan SNI

03-1726-2002 pada portal struktur bangunan baja dengan bracing eksentris (EBF).

3. Mutu baja yang digunakan adalah mutu baja dengan tegangan leleh fy = 350 Mpa

(ASTM A615 Gr.60).

4. Material baja yang digunakan adalah profil baja WF.

5. Pemodelan gedung tiga dimensi dengan ukuran tiap bentang untuk arah x dan y

sepanjang 8 m bertingkat 12 dengan elevasi tiap lantai 3.5 m.

6. Untuk analisa beban gempa:

(9)

2. Bangunan berdiri di atas tanah keras (kelas situs SC).

3. Fungsi gedung adalah bangunan perkantoran.

4. Beban gempa rencana berdasarkan pada peraturan RSNI2 03-1726-201x,

berdasarkan peta respon spektra dengan probabilitas terlampaui 2% dalam 50

tahun.

7. Analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis statik nonlinier berupa analisis

beban dorong statik yang akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SAP2000 untuk mendapatkan kurva kapasitas.

8. Kinerja bangunan akan ditentukan berdasarkan pedoman yang tercantum di dalam

FEMA 356 dan ATC 40.

9. Tugas akhir ini akan mencari perbandingan displacement dan gaya-gaya yang

dialami struktur sedangkan untuk perilaku seismiknya dengan analisis beban dorong.

(10)

1.6 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan karya ilmiah

ini adalah untuk :

1. Mengamati perilaku sistem struktur baja dengan berbagai tipe bracing eksentris dan

konsentris, serta tanpa bracing.

2.Melakukan perbandingan kinerja struktur antara sistem struktur baja dengan bracing

eksentris, konsentris dan tanpa bracing.

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi dunia perkonstruksian khususnya pada bangunan baja

yang menggunakan bracing eksentris.

2. Sebagai bahan pertimbangan jenis bracing yang akan digunakan dalam mendisain

konstruksi bangunan baja.

1.8 Metodologi Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini, metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah

dengan mengumpulkan teori-teori dan rumus-rumus yang dibutuhkan untuk melakukan

analisa melalui beberapa sumber antara lain: text book (buku-buku yang berkaitan

dengan tugas akhir ini), jurnal-jurnal, standar-standar yang berkaitan dengan tugas akhir

ini dan sebagainya. Kemudian, analisa dilakukan berdasarkan dengan teori-teori dan

rumus-rumus yang telah dikumpulkan. Dalam melakukan analisa tersebut, penulis akan

menggunakan bantuan perangkat lunak (software) SAP 2000 untuk digunakan dalam

perhitungan analisis Pushover.

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara garis besar isi

setiap bab yang akan dibahas pada tugas akhir ini. Sistematika penulisan tugas akhir ini

(11)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menyajikan penjelasan mengenai latar belakang, studi literatur, perumusan

masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori yang akan menjadi acuan dalam pembahasan masalah

BAB III : ANALISIS PUSHOVER

Bab ini menyajikan dasar-dasar dan teori mengenai analisis pushover

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan pemodelan gedung 12 lantai 3D dan analisis untuk menentukan

kinerja bangunan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan penjelasan mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

Gambar

Gambar 1.4 : Moment Resisting Frames (MRF)
Gambar 1.5 : Concentrically Braced Frames (CBF)
Gambar 1.6 : Eccentrically Braced Frames (EBF)
Gambar 1.7 : Pemodelan gedung 3D

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan, kompetensi tehnis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, pengalaman kerja, kecermatan profesi, obyektifitas, independensi dan

kenampakan pada citra satelit berwarna hijau dengan tingkat kecerahan gelap sampai sangat gelap untuk tanaman tua, dan terang untuk tanaman muda, tekstur kasar untuk tanaman tua

Instalasi VPN client dapat dilakukan pada lebih dari satu komputer, dengan syarat komputer yang menjadi VPN client tersebut mempunyai koneksi internet (untuk mengakses VPN

Meanwhile, a workshop and focus group discussion organized by Interfidei involving the acknowledgment of religious pluralism in the national diversity as the

Therefore the COSM O-SkyM ed Himage imagery appear able to guarantee a displacements monitoring with an accuracy of few centimetres using only the amplitude data, provided

Dengan menggali relasi tersebut dengan menempatkan Rusia dan Dunia Islam sebagai agen-agen yang bertindak dalam struktur mikro sosial konstruktivis, maka penting

• Sementara menurut U.S Departement of Health, Education and Wolfare memberikan definisi Child abuse sebagai kekerasan fisik atau mental, kekerasan seksual dan penelantaran terhadap

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap perubahan berat badan pada bayi usia 6 -12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas