Abstrak: Krisis energi yang sedang melanda dunia seperti saat ini, sangat berpengaruh pada dunia perindustrian, baik industri barang maupun industri jasa, ditambah lagi mengenai trend semakin melambungnya harga bahan bakar yang merupakan salah satu sumber energi yang paling vital dalam kegiatan industri. Berdasarkan kenyataan bahwa manusia kurang memperhatikan sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan penghematan energi, maka upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan Audit Energi. Audit Energi merupakan langkah awal untuk melaksanakan pencatatan data pemakaian energi, identifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan penghematan energi, serta pembuatan perhitungan dan langkah-langkah yang diperlukan. Penghematan yang dapat dilakukan di berbagai bidang yang meliputi penerangan, pendinginan, dan sebagainya yaitu dengan memasang tingkat penerangan dan pendinginan sesuai dengan standar yang ada serta memperhitungkan efek faktor daya dan ketidakseimbangan beban terhadap rugi-rugi daya. Untuk mempermudah pengolahan data, digunakan Software dengan input data, misalnya Power Factor, THD (Total Harmonic Distortion), efisiensi Motor, efisiensi penerangan dan sebagainya sehingga Software akan memberikan saran dan hasil Audit Energi yang diharapkan.
Kata Kunci: Audit Energi, Penghematan, Software Audit Energi.
I. PENDAHULUAN
Keinginan untuk menekan pemborosan energi listrik telah sejak lama dilakukan yang merupakan dampak dari krisis energi, dan ini sangat berpengaruh pada dunia perindustrian, baik industri barang atau industri jasa dan berdasarkan kenyataan bahwa kita kurang memperhatikan sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan penghematan, maka usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan Audit Energi.
Audit Energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan data pemakaian energi, identifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan penghematan energi, serta pembuatan perhitungan dan langkah-langkah yang diperlukan. Sebagai upaya untuk mempermudah pengolahan data maka akan dikembangkan paket aplikasi Audit Energi untuk gedung dan industri menggunakan Software Delphi sebagai pendukung dalam menentukan proses peghematan energi yang dapat dilakukan.
Permasalahan yang akan diteliti adalah:
‐
Bagaimana menentukan besarnya energi yang digunakan.‐
bagaimana upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi dapat dihindarkan.‐
Bagaimana melihat Peluang Hemat Energi (PHE) yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha mengurangi pemborosan energi.‐
Bagaimana memperbaiki kemudahan kecepatan analisis untuk harapan diatas dengan menggunakan software.II. TEORI PENUNJANG
2.1. Pengertian Audit Energi
Audit Energi bertujuan mengetahui "Potret Penggunaan Energi" dan mencari upaya peningkatan efisiensi penggunaan energi.
Dimana Audit Energi merupakan langkah awal dalam melaksanakan pencatatan data-data pemakaian energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi dan analisis kemungkinan penghematan energi, serta pembuatan perhitungan atas langkah-langkah yang diperlukan.
2.2. Prosedur Pelaksanaan Audit Energi
Prosedur pelaksanaan audit energi tergantung pada tujuan, besarnya dan komplektifitas pembangkit/Industri yang akan di audit. Pada umumnya prosedur audit pelaksanaan energi dapat dibagi dalam:
1. Persiapan
Jika usulan teknis atau proposal telah disetujui oleh pihak klien, maka kegiatan berikutnya adalah:
- Menyusun rencana kerja.
- Mengumpulakan data yang sudah ada seperti laporan pemakaian energi, data operasi dan pemeliharaan peralatan, document plant desain, spesifikasi teknis, perataan dan fasilitas peralatan yang diukur.
- Memeriksa data pengukuran yang sudah ada beserta kebenaran dan ketelitian alat ukur.
2. Pengukuran
Kegiatan dala pengukuran adalah:
- Mengidentifikasi secara detail lokasi pemasangan alat ukur
- Mempersiapkan tempat pemasangan alat ukur, hal ini dilakukan jika tidak terdapat tempat pemasangan - Mengkalibrasi peralatan ukur
- Melakukan pengukuran dan pengambilan data dalam interval dan jangka waktu tertentu.
3. Analisa dan perhitungan data
Data yang telah terkumpul selama persiapan dan pengukuran tersebut akan diolah untuk membuat dan menghitung:
- Neraca energi secara keseluruhan - Neraca energi masing masing peralatan - Neraca uap, neraca energi listrik, neraca air - Konsumsi energi spesifik dan unjuk kerja setiap
peralatan. 4. Pembuatan laporan
Data hasil pengukuran dan perhitungan disusun dalam sebuah draf report, ini merupakan data yang berisikan pengamatan lapangan, pengukuran, perhitungan dan analisa data, seta rekomendasi..
2.3. Manfaat Peningkatan Efisiensi Energi Pada Gedung Dan Industri
Implementasi penentuan Efisiensi Energi dalam bangunan dan sektor industri akan menghasilkan beberapa manfaat pada tiga tingkat yang berbeda berbeda yaitu:
• Manfaat Keuangan: pengurangan biaya operasi atau meningkatkan keuntungan
• Manfaat Operasional: Meningkatkan kenyamanan, keselamatan dan produktivitas penghuni atau meningkatkan pelayanan umum
PENGEMBANGAN PAKET APLIKASI AUDIT ENERGI
PADA GEDUNG DAN INDUSTRI BERBASIS DELPHI
Rahmadoni
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya – 60111
• Manfaat Lingkungan: pengurangan efek rumah kaca dan pengurangan kebutuhan energi nasional dan konservasi sumber daya alam
2.4. Efisiensi Energi Pada Elektrifikasi
Dalam upaya pengurangan energi listrik dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan sistem kelistrikan, penggunaan peralaan listrik yang sesuai, meningkatkan efisiensi dan lain-lain. Efisiensi dapat dilakukan diantranya pada:
- Efisiensi Motor
-
Minimalkan Tahap Umbalance.
-
Mempertahankan Faktor Daya.
-
Memilih Trafo yang efisien.
- Mengunakan penerangan sesuai dengan standar - Mengunakan pendinginan sesuai dengan standar
-
Mempertahankan Harmonik sesuai standar.
III. METODOLOGI DAN STUDI KASUS 3.1 Perencanaan Penelitian
Secara umum terdapat beberapa langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan Tugas Akhir mengenai Pengembangan Paket Aplikasi Audit Energi Pada Gedung Dan Industri Berbasis Delphi, yaitu :
Gambar 1. Flowchart langkah penelitian
3.2. Kondisi Sistem Kelistrikan Auto 2000 Waru
Auto 2000 Waru memiliki 2 supply daya yaitu daya dari PLN dan Genset sebagai cadangan jika terjadi gangguan atau pemadaman oleh PLN. Auto 2000 ini memiliki daya kontrak sebesar 350 kVA. Sistem kelistrikan di Auto 2000 waru terdiri dari satu buah transformator utama, Transformator tersebut step down. Kondisi eksisting dari sistem kelitrikan auto 2000 waru memiliki satu MDP (Main Distribution Panel) dan beberapa SDP (Sub Distribution Panel) dan juga Beberapa DP (Distribution Panel), 3.3. Pengukuran Lapangan
Pengkuran lapangan ini untuk mengetahui kualitas daya dan harmonisa yang terjadi pada sistem kelistrikan yang ada di auto 2000, dimana sistem yang ada pada auto 2000 merupakan sistem dengan beban yang banyak mengandung harmonik, hasil pengukuran yang didapat diantaranya adalah:
1. Hasil Pengukuran Feeder Track
Tabel 1. Hasil Pengukuran Feeder Track
Nama R S T P (kW) 1.39 3.8 0.92 Q (kVAR) 0.7 2.45 0.73 S (kVA) 1.5 4.52 1.17 THD Arus (%) 12.9 12.7 32.9 THD Tegangan (%) 0.9 1.4 0.9 Power Factor (pf) 0.92 0.84 0.78
2. Hasil Pengukuran Trafo Distribusi Tabel 2. Hasil Pengukuran Trafo
Fasa S (kVA) Vp-n (V) I (A) Cos ϕ
R 44.72 225 197.89 0,93 S 32.1 226 146.35 0,95 T 18.5 225 78.89 0,94 IN 105.19 A IG 55.08 A RG 3.2 Ω
IV. PERHITUNGAN DAN ANALISIS
4.1. Faktor Utilitas (ku) dan Faktor Kebersamaan (ks) Kondisi pada saat ini di Auto 2000 waru mengkonsumsi daya sebesar 350 kVA dimana dengan penentuan faktor utilitas dan faktor kebersamaan dapat menentukan konsumsi beban yang mungkin terjadi dalam masing masing panel sehingga dapat menentukan daya yang tepakai pada kondisi saat ini.
Faktor utilitas dan faktor keserempakan dapat ditentukan oleh konsumsi daya dari peralatan untuk utilitas dan kebersamaan hidup atau operasi dari peralalatan untuk faktor keserempakan. Dalam penentuan prediksi daya maksimum yang digunakan maka dapat di tentukan dengan menentukan kedua parameter diatas dan mengalikannya dengan daya total yang bekerja pada beban, yaitu:
- Daya yang total bekerja pada masing beban dikalikan dengan faktor utilitas (ks)
- Kemudian total semua beban yang telah dikalikan dengan faktor utilitas diatas dikalikan dengan faktor keserempakan dalam masing masing panel
- Kemudian permintaan daya dari masing masing panel dikumpulkan dalam panel pusat atau Main Distribution Panel (MDP), kemudian daya ini dikalikan dengan faktor kebersamaan dari semua panel
- Hasil dari perkalian pada MDP merupakan permintaan daya maksimum ke PLN
Gambar berikut merupakan prediksi permintaan daya maksimum dari Auto 2000 waru dengan asumsi ks dan ku kodisi saat ini.
Gambar 2. Gambar prediksi daya maksimum
Dari gambar 2. dapat diketahui bahwa konsumsi daya di Auto 2000 waru lebih kurang 245 kVA sedangkan kontrak daya yang dilakukan dengan PLN adalah sebesar 350 kVA, jadi dari prediksi beban berdasarkan ku dan ks diatas maka ada sekitar 105 kVA yang belum terpakai.
Mulai
Pengumpulan Data Penggunaan Daya pada Gedung Auto 2000
Melakukan Pemetaan Beban Beban Kondisi Saat ini Pada Line R, S dan T
Pembuatan Software Untuk Menghitung Penggunaan Energi
Melakukan pengujian dan analisa data, dan mencari kemungkinan penghematan energi
Penarikan Kesimpulan dan Saran
Jika diperhitungkan penggunaan daya dan daya tersambung maka didapat efisiensi penggunaan daya dari sistem ini adalah:
=
=
Dari perhitungan diatas dapat diketahui pengunaan daya hanya 70% dari daya terpasang.
Untuk kondisi saat ini berdasarkan peraturan menteri energi dan sumber daya mineral nomor 07 tahun 2010 tarif tenaga listrik yang disediakan oleh perusahaan perseroan (persero) PT Perusahaan Listrik negara dalam penentuan biaya beban berbeda dengan Keputusan Presiden republik indonesia nomor : 104 tahun 2003 tanggal 31 Desember 2003 dimana dalam penentuan biaya beban untuk B-3/TM:
• Kepres Tahun 2003:
Rp Biaya Beban = (DayaTerpasang/1000) x Rp.28400 • Permen ESDM No. 07 Tahun 2010
Diterapkan Rekening Minimum (RM)
RM = 40 (Jam Nyala) x Daya tersambung (kVA) x Biaya Pemakaian LWBP
Sehingga berdasarkan penggunaan daya 245 kVA dengan Daya terpasang adalah 350 kVA akan mempengaruhi nilai dari biaya beban perbulan yang akan di bayarkan, atau dengan kata lain jika dipasang sesuai kebutuhan maka biaya beban akan juga berkurang.
Untuk kondisi saat ini daya terpasang adalah 350 kVA. Maka biaya beban yang akan di bayar adalah:
= 40 x 350 x Rp. 800
= Rp. 11,200,000,- (Rekening Minimum)
Sedangkan jika daya tersambung sesuai dengan daya yang dibutukkan maka akan dapat menghemat biaya beban. Dimana jika daya yang dibutuhkan adalah 245 kVA (Maksimum) dan daya terpasang yang gunakan adalah 250 kVA maka biaya beban yang harus dibayar adalah:
= 40 x 250 x Rp. 800 = Rp. 8,000,000,-
Maka dengan pengurangan daya tersambung akan dapat menghemat pemakaian biaya beban sebesar:
= Rp. 11,200,000,- - Rp. 8,000,000,- = Rp. 3,200,000,-
4.2. Peluang Hemat Energi (PHE) Pada Penerangan
Dalam menghitung berapa lampu yang dibutuhkan dalam suatu ruangan maka harus menentukan standar lumen dalam ruangan yang akan dianalisa dimana persamaannya adalah:
LLF CU Q A E n lampu× × × = ……… (4.1)
Maka untuk masing masing ruangan yang ada pada Auto 2000 dapat dianalisa konsumsi kebutuhan lampu sesuai dengan standar lumen SNI 03-6197-2000 dimana untuk perkantoran standar Lux/m2 adalah 300, berikut merupakan analisa pencahayaan terhadap beberapa ruangan yang ada di auto 2000 waru:
Ruangan Counter Sale
Luas ruangan 6x6 m2
Tinggi ruangan 3 m
Tinggi cahaya diatas bidang kerja 2.2 m Lampu TL36Watt (2600 Lumen) 8 buah
Jam Operasi Perhari 10 jam
Cu (koefisien Peralatan) 0.65
LLF (faktor rugi cahaya rata-rata) 0.8
Gambar 3. Ruangan Counter Sale
Lux / m2 yang ada di dalam ruangan ini adalah:
Jika jika hari hari dalam setahun adalah 365 hari, libur hari minggu 48 hari dan hari libur lainnya adalah 7 hari, maka masa hari kerja aktif dalam setahun adalah 310 hari sehingga dapat dihitung penggunaan daya lampu dalam kWh/tahun adalah: jumlah lampu dikali jam pemakaian dikali daya lampu.
Dalam evaluasi dilakukan dengan mengefisienkan penggunaan lampu pada ruangan ini yaitu dengan mematikan lampu pada posisi yang berdekatan dengan pintu utama yang merupakan pintu dan jendela dengan bidang kaca seluas 5x2.5 m, sehingga intensitas cahaya alayang memasuki ruangan ini cukup besar, berikut merupakan gambar posisi lampu yang dimatikan:
Gambar 4. Posisi Lampu yang dihemat pada Ruangan Counter Sale
Sebebelum Penghematan
Energi Listrik: 8 x (310x10) x 36 = 892.8 kWh Maka:
Biaya = Penggunaan energi listrik (kWh) x Biaya / kWh = 892.8 x Rp. 800,-
= Rp. 714,240,- Setelah Penghematan
Dengan asumsi intensitas cahaya alam kondisi baik maka lampu bagian dalam di hidupkan dengan waktu penuh (10 Jam), sedangkan bagian luar dihidupakan hanya selama 3 jam untuk kondisi 1 jam di pagi hari dan 2 jam pada sore hari sehingga:
Bagian dalam:
Energi Listrik: 4 x (310x10) x 36 = 446.4 kWh Maka:
Biaya = Penggunaan energi listrik (kWh) x Biaya / kWh = 446.4 x Rp. 800,-
= Rp. 357,120,- Bagian luar:
Energi Listrik: 4 x (310x3) x 36 = 133.9 kWh Maka:
Biaya = Penggunaan energi listrik (kWh) x Biaya / kWh = 133.9 x Rp. 800,-
Sehingga biaya pemakaian pertahun adalah: = Rp. 357,120,- + Rp. 107,120,-
= Rp. 464,240,-
Sehingga penghematan Biaya pertahun adalah: = Rp. 714,240 - Rp. 464,240
= Rp. 250,000
Atau jika di persentasikan akan dapat menghemat sebesar =35%
4.3. Analisa Pengaruh Faktor daya ( pf ) dan Harmonisa terhadap Peluang Hemat Energi dan Biaya
Dalam kondisi normal, sistem kelistrikan pada Auto 2000 waru membutuhkan daya 205 kW sedangkan daya yang disuplay dengan kapasitas yang disediakan PLN sebesar 350 kVA, Sedangkan faktor daya pada sistem kelistrikan ini adalah 83,6% . Dengan power faktor sebesar 83,6%, sudah cukup bagus namun belum memenuhi standart PLN yaitu power faktor harus diatas 85%. Apabila sistem ini terinterkoneksi dengan jala-jala PLN, maka akan dikenai sanksi. Namun dengan power faktor 83,6%, dapat dioptimalkan menjadi 95%, dengan cara pemasangan kapasitor bank yang nantinya dirancang bersama induktor dan resistor dalam satu kesatuan sebagai filter pasif untuk mengatasi masalah harmonik.
………. (4.4)
Dalam pemasangan kapasitor yang ada di Auto 2000 waru dipasang di bus utama dekat dengan power plant (main compensation), sehingga dapat dialisa bahwa Auto 2000 hanya mempertimbangkan faktor daya untuk mengatasi sanki dari PLN, dari hasil pengukuran yang didapat bahwa faktor daya pada sendiri berpengaruh terhadap daya aktif yang diserap dan daya reaktif yang dikeluarkan, sehingga jika dalam suatu peralatan dengan faktor daya rendah maka daya yang terserap oleh motor tidak sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh motor tersebut, maka untuk memenuhi kebutuhan daya tersebut arus sangat berperan penting, besarnya arus yang mengalir ini juga akan berpengaruh terhadap Kemampuan Hantar Arus (KHA) dari penghantar yang digunakan, sehingga jika faktor daya yang rendah tetap dipertahakan maka life time dari peralatan juga akan berkurang, maka ini juga akan mempengaruhi biaya penyediaan peralatan. Penempatan kapasitor menggunakan central compensation ini memberikan keuntungan biaya pemeliharaan dan pemasangan rendah, dan pemanfaatan kompensasi daya reaktif lebih baik.
Seperti yang terlihat pada tabel pengukuran Feeder Track, PDC, dan Part Center terdapat harmonisa yang terjadi, dimana harmonisa ini diluar dari standar yang dinginkan dimana tabel hasil pengukuran pada beberapa feeder dengan harmonisa yang diluar standar yang telah diigikan.
Tabel 3. Hasil Pengukuran THD Feeder Track
Nama THD(%) Ifund (A) V(Volt)
R 12.9 6.48 219.5 S 12.7 20.2 219 T 32.9 5.58 221.2
Pengaruh harmonisa terhadap rug-rugi daya
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa harmonisa yang terjadi sangat besar seperti ditampilkan pada table berikut:
Tabel 4. Rugi akibat harmonisa
Fasa DPF Pf
harmoik
Daya Fundamental
(kW)
Rugi daya pada harmonisa
(kW)
R 0.93 0.92 1.323 0.142
S 0.85 0.84 3.76 1.21
T 0.82 0.78 1.011 0.58
Maka persentasi rugi-rugi daya akibat harmonisa ini adalah:
=
Dimana jika harmonisa diatas dapat dihilangkan maka penghematan Rupiah yang dapat dilakkan dalam satu tahun adalah:
= 1.93 kW x (10 jam x 310 Hari) x Rp.800,- = Rp. 4,786,400,-
Daya yang terhemat dari perhitungan diatas hanya pada satu feeder, sedangkan jika terjadi harmonisa yang besar dengan feeder lainnya maka akan didapat persentasi penghematan yang lebih besar.
4.4. Peluang Hemat Energi pada Ruangan Bertemperatur Dalam satuan BTU (British Thermal Unit), untuk menentukan berapa kapasitas pending ruangan yang harus dipasang pada ruangan maka dapat dilakukan perhitungan dengan persamaan berikut:
)……….. (4.6) Dimana: P = Panjang Ruangan
L = Lebar Ruangan
BTU/H = Standar Pendinginan
Kondisi di pasaran kapasitas AC yang ada memiliki berbagai macam tipe dan masing masing tipe memiliki tingkat kemampuan BTU yang berbeda-beda, berikut merupakan beberapa tipe AC yang beredar di pasaran dan dengan kemampuan BTU nya:
Tabel 5. Kapasitas AC (BTU/h)
Kapasitas AC (PK) Setara Dengan (Btu/hr) ½ 5000 ¾ 7000 1 9000 1.5 12000 2 18000 2.5 24000 3 27000 5 45000
Dimana standar konversi baku dari nilai yang tertera (daya Input) adalah:
1 PK (paar de kraft) = 745 watt
1 Watt = 3.412 BTU (=British Thermal Unit) 1 PK = 2546.699 BTU/hr
Pada AC 1 PK daya input 2547 BTU/hr, maka daya kompresor mampu menghasilkan 9.000 Btu/hr sebagai besar beban pendinginan yg mampu diserap oleh evaporator.
Jika pendinginan sesuai dengan yang distandarkan yaitu untuk ruangan biasa ( aktifitas kerja biasa) maka memiliki standar 600 BTU/H untuk 1 m2 sehingga pada beberapa ruangan yang ada di Auto 2000 dapat dianalisa penggunaan pendinginnya:
Ruangan Counter sale: Luas ruangan 6 x 6 m
Maka dibutuhkan pendingin sebesar: = 6 x 6 x 600
= 21600 BTU/h
Sedangkan pada Counter sale auto 2000 menggunakan AC dengan kapasitas 2 x 1.5 PK, dimana ini dapat menghasilkan 24000 BTU/h, sebenarnya untuk pendinginan di ruangan counter sale ini dapat digunakan pendingin dengan kapasitas 2.5 PK dengan kemampuan yang sama yaitu 24000 BTU/h dengan daya input yang lebih kecil, yaitu selisih 0.5 PK atau setara dengan 0.5 x 745 = 372.5 Watt.
Sehingga jika dikalkulasikan dalam satu tahun maka akan dapat menghemat energi sebesar:
= 372.5 x 310 x 10 = 1154.7 kWh
Jika di rupiahkan akan menghasilkan nilai sebesar: = 923.8 x Rp. 800
= Rp. 923,760,-
Jika diasumsikan suhu pada ruangan 200 dan di naikkan 2 tingkat menjadi 220 celcius, maka akan dapat melakukan penghematan daya sebesar 3% daya input yang dugunakan untu operasi kompresor dan sebagainya untuk 10 kenaikan suhu yaitu:
= asusmsi daya yang digunakan adalah 2 x 1.5 PK = 3 % x 2235 Watt
= 67.05 Watt
Sehingga jika dikalkulasikan dalam satu tahun maka akan dapat menghemat energi sebesar:
= 67.05 x 310 x 10 = 207.8 kWh
Jika di rupiahkan akan menghasilkan nilai sebesar: = 207.8 x Rp. 800
= Rp. 166,240,-
4.5. Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral pada Penghantar Netral Trafo dan Losses Akibat Arus Netral yang Mengalir ke Tanah.
Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo adalah 50 mm2 dengan R = 0,6842 Ω / km.
Gambar 5. Skema Aliran Arus di Sisi Sekunder Trafo.
Tabel 6. Losses pada Trafo Distribusi
RN ( Ω ) Ketidak seimbangan Beban ( % ) IN ( A ) IG ( A ) PN ( kW ) PN ( % ) PG ( kW ) PG( % ) 0,6842 (50 mm2 ) 29.5 105.19 55.08 7.57 2.5 9.7 3.2
Dengan semakin besar arus netral dan losses di trafo maka effisiensi trafo menjadi turun.
Maka jika di jumlahkan akan didapat rugi-rugi daya pada trafo adalah:
Plosses = PN + PG
= 7.57 + 9.7 = 17.27 kW
Jika di operasikan dlam setahun maka akan di dapat rugi-rugi dayanya adalah:
= 17.27 kW x 310 hari x 10 jam
= 53537 kWh/Thn
Maka jika dirupiahkan akan di dapat rugi ruoiah akibat rugi-rugi daya ini adalah:
= 53537 kWh/Thn x Rp.800 = Rp. 42.829.600,-
4.6. Pengujian Program Paket Aplikasi Audit Energi
Pengujian dilakukan pada program aplikasi mandiri yang dinamakan Energi Audit “System Retrofits for Energi Efficiency”. Perangkat lunak ini dibuat menggunakan perangkat pemrograman Delphi dan dalam penggunaannya bersifat opensource atau bebas.
Berikut merupakan beberapa contoh hasil running program:
Gambar 6. Pengisian data pada Program
Kemudian hasil perhitungan diatas dapat dilihat berupa laporan yang natinya dapat di simpan
Gambar 7. Report data
Gambar 8. Pengisian data pada Program
Gambar 8. Pengisian data pada Program
Sedangkan untuk tampilan program secara keseluruha dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 9. Tampilan program lengkap ketika telah dilakukan eksekusi data dan hasil kalkulasi
Setelah semua perhitungan dilakukan maka dapat melihat hasil dari semua data yang kita olah dan hasil yang didapat dalam bentuk report, dimana report ini dapat disimpan ke dalam file dokumen yang ada, gambar berikut merupakan hasil dari report program:
Gambar 9. Report data
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi dan analisis pada tugas akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsumsi daya pada sistem ini hanya 70% yaitu daya terpasang adalah 350kVA sedangkan daya yang digunakan hanya 245kVA.
2. Terdapat banyak sumber penghematan energi yang dapat dilakukan, diantaranya untuk penerangan pada ruangan counter sale dapat menghemat biaya sebesar 35 %, sedangkan untuk pendingin dapat menghemat biaya sebesar 16 %.
3. Dari hasil pengkuran lapangan bahwa terdapat nilai harmonisa yang tidak memenuhi standar lagi diantaranya yang terjadi pada Feeder Track, Feeder PDC, dimana selain mempengaruhi kinerja dari peralatan dan sistem yang ada juga akan mempengaruhi konsumsi daya pada sistem ini, contonya pada Feeder Track Rugi daya akibat harmonisa adalah sekitar 31.55%.
4. Pada trafo distribusi terjadi ketidakseimbangan beban yang cukup besar yaitu 29.5%, dimana ini berakibat pada terjadinya rugi-rugi pada kawat Netral sebesar 2.5% dan kawat Ground sebesar 3.2%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Turner, Wayne. C dan Doty, Steve. “ Energy Management Handbook”, Sixth Edition, Fairmont Press, Inc, USA, 2007.
[2] Centre For Renewable Energy Source, “Senergy Audit Guide”, European Commission Directorate General for Employment and Social Affairs European Social Fund, Athens, 2000
[3] IEEE Std. 519-1992 - Recommended Practices and Requirements for Harmonic Control in Electrical Power Systems.
[4] Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2010 “Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara”, 30 Juni 2010.
[5] Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-6572-2001, Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung.
[6] Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-6196-2000, Prosedur audit energi pada bagunan gedung.
[7] Irianto, Chairul Gagarin. “Studi optimasi sistem pencahayaan ruang kuliah dengan memanfaatkan cahaya alam”, Universitas Trisakti, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006.
[8] Arrillaga, J, D. A. Bradley, P. S. Bodger. “Power System Harmonics”. John Wiley & Sons. 1985.
RIWAYAT HIDUP
Rahmadoni dilahirkan di Bukit Gading, 12 Mei 1985. Penulis adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara. Penulis memulai karir akademis di SDN 36 Bukit Gading lulus pada tahun 1998, setelah itu Penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 3 Sungai Rumbai lulus pada tahun 2001. Lalu Penulis melanjutkan pendidikan di SMK 1 Bukit Tinggi hingga lulus pada tahun 2004 dan kemudian melanjutkan pendidikan di Politeknik Universitas Padang Jurusan Teknik Elektronika dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008 Penulis melanjutkan pendidikan untuk mengambil gelar Sarjana Teknik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Jurusan Teknik Elektro pada Program Pendidikan Teknik Sistem Tenaga melalui program Lintas Jalur. Penulis pernah aktif sebagai koordinator Asisten laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik (SSTL). Penulis dapat dihubungi dihubungi melalui email i_rahmadoni@yahoo.co.id.