ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VSD
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VSD
KONSEP TEORI
KONSEP TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VSD
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VSD
11.. PengkajianPengkajian
a.
a. Pengumpulan dataPengumpulan data
1)
1) Identitas anak dan orang tuaIdentitas anak dan orang tua
2)
2) Kedudukan anak dalam keluargaKedudukan anak dalam keluarga
3)
3) Alasan dirawatAlasan dirawat
a)
a) Keluhan utamaKeluhan utama
b)
b) Riwayat penyakitRiwayat penyakit
4)
4) Status imunisasiStatus imunisasi
5)
5) Riwayat penyakit yang pernah dideritaRiwayat penyakit yang pernah diderita
6)
6) Riwayat penyakit keluargaRiwayat penyakit keluarga
7)
7) Data bio-psiko-sosial-spiritual pemeriksaan fisikData bio-psiko-sosial-spiritual pemeriksaan fisik
a)
a) Penurunan curah jantungPenurunan curah jantung
(1)
(1) Data subyektifData subyektif
(a)
(a) Keluhan sesak nafasKeluhan sesak nafas
(b)
(b) KelemahanKelemahan
(2)
(2) Data obyektifData obyektif
(a)
(a) Tekanan darah rendahTekanan darah rendah
(b) (b) TakikardiTakikardi (c) (c) SianosisSianosis (d) (d) DispneaDispnea (e)
(e) Denyut jantung irregulerDenyut jantung irreguler
(f)
(f) Bising peristaltikBising peristaltik
b)
b) Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
(1)
(1) Data subyektifData subyektif
(a)
(a) Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usiaPertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai dengan usia
(b)
(b) Keterlambatan aktivitasKeterlambatan aktivitas
(2)
(2) Data obyektifData obyektif
(a)
(a) BB di bawah normalBB di bawah normal
(b)
(b) TB di bawah normalTB di bawah normal
(c)
(c) LK di bawah normalLK di bawah normal
(d)
(d) LD di bawah normalLD di bawah normal
c)
c) Resiko infeksiResiko infeksi
(1)
(1) Data subyektifData subyektif
(a)
(a) Daya tahan tubuh menurunDaya tahan tubuh menurun
(b)
(2)
(2) Data obyektifData obyektif
(a)
(a) KelemahanKelemahan
d)
d) NutrisiNutrisi
(1)
(1) Data subyektifData subyektif
(a)
(a) Penurunan nafsu makanPenurunan nafsu makan
(b)
(b) Penurunan BBPenurunan BB
(c)
(c) KelemahanKelemahan
(2)
(2) Data obyektifData obyektif
(a)
(a) Penurunan berat badanPenurunan berat badan
(b)
(b) KelemahanKelemahan
(c)
(c) DispneaDispnea
e)
e) Perubahan perfusi jaringan periferPerubahan perfusi jaringan perifer
(1)
(1) Data subyektifData subyektif
(a)
(a) KelemahanKelemahan
(2)
(2) Data obyektifData obyektif
(a)
(a) Bibir sianosisBibir sianosis
(b)
(b) Kapiler refill > 3 detikKapiler refill > 3 detik
(c)
(c) Ekstremitas sianosisEkstremitas sianosis
f)
f) Intoleransi aktivitasIntoleransi aktivitas
(1)
(1) Data subyektifData subyektif
(a)
(a) KelemahanKelemahan
(2)
(2) Data obyektifData obyektif
(a)
(a) KelemahanKelemahan
(b)
(b) Tekanan darah rendahTekanan darah rendah
(c)
(c) Kekuatan ototKekuatan otot
g)
g) PengetahuanPengetahuan
(1)
(1) Data subyektifData subyektif
(a)
(a) KetidaktahuannKetidaktahuann
(2)
(2) Data obyektifData obyektif
(a)
(a) Tampak bertanyaTampak bertanya
(b)
(b) CemasCemas
b.
b. Rumusan MasalahRumusan Masalah
Dari hasil pengumpulan data dilakukan analisa data kemudian dirumuskan masalah-masalah
Dari hasil pengumpulan data dilakukan analisa data kemudian dirumuskan masalah-masalah
terbeut dianalisa kembali akhirnya menghasilkan diagnosa. Diagnosa yang sering muncul pada
terbeut dianalisa kembali akhirnya menghasilkan diagnosa. Diagnosa yang sering muncul pada
pasien VSD adalah sebagai berikut
pasien VSD adalah sebagai berikut
1)
1) Penurunan curah jantungPenurunan curah jantung
Dapat dihubungkan dengan :
Dapat dihubungkan dengan :
-- Adanya defek struktur jantungAdanya defek struktur jantung
Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Tekanan darah rendah - Takikardi - Sianosis - Dispnea - Disritmia - Kelemahan
2) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan Dapat dihubungkan dengan :
- Ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada tingkat jaringan Kemungkinan dibuktikan oleh :
- TB di bawah batas normal
- Perubahan pertumbuhan fisik misalnya BB kurang dan TB kurang
- Ketidakmampuan untuk melakukan perilaku yang sesuai dengan kelompok usia, misal : bahasa, motorik, personal sosial
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Dapat dihubungkan dengan :
- Kesulitan makan akibat dispnea Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Penurunan berat badan di bawah normal - Masukan makanan yang tidak adekuat 4) Resiko infeksi
Dapat dihubungkan dengan : - Penurunan status kesehatan 5) Perubahan perfusi jaringan perifer
Dapat dihubungkan dengan :
- Berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan tubuh Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Perubahan warna kulit
- Pengisian kapiler refill lebih dari 3 detik 6) Intoleransi aktivitas
Dapat dihubungkan dengan :
- Kelemahan akibat curah jantung menurun Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Kelemahan - Dispnea - Takikardia
7) Kurang pengetahuan pada orang tua Dapat dihubungkan dengan :
- Informasi yang kurang
Kemungkinan dibuktikan oleh :
2. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung b/d adanya defek struktur jantung
2) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b/d ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada tingkat jaringan
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesulitan makan akibat dispnea 4) Resiko infeksi b/d penurunan status kesehatan
5) Perubahan perfusi jaringan perifer b/d berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan 6) Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat curah jantung menurun
7) Kurang pengetahuan orang tua b/d informasi yang kurang
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Sebelum dilakukan rencana keperawatan, terlebih dahulu dilakukan prioritas masalah keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah :
1) Penurunan curah jantung 2) Resiko infeksi
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 4) Perubahan perfusi jaringan perifer
5) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan 6) Intoleransi aktivitas
7) Kurang pengetahuan orang tua b. Rencana keperawatan
1) Dx. 1 Penurunan curah jantung : Perbaikan curah jantung
hasil : - Tekanan darah, nadi dalam batas normal - Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan perifer
Intervensi :
a) Monitor nadi dan tekanan darah
R/ Nadi yang meningkat dan tekanan darah yang menurun dapat menunjukkan adanya penurunan curah jantung
b) Kaji adanya perubahan perfusi jaringan perifer
R/ Untuk mengetahui apakah pasien mengalami sianosis c) Cegah peningkatan suhu
R/ Suhu yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan O2juga meningkat d) Delegatif dalam pemberian terapi Linoxin
R/ Terapi Linoxin dapat membantu memperbaiki curah hujan 2) Dx. 2 Resiko infeksi
: Infeksi tidak terjadi
Intervensi :
a) Berikan istirahat yang cukup
R/ Dengan istirahat yang cukup dapat meningkatkan kondisi fisik sehingga diharapkan daya tahan tubuh lebih baik
b) Kaji tanda-tanda infeksi (adanya peningkatan suhu tubuh, leukosit meningkat) R/ Dengan mengetahui tanda-tanda infeksi secara dini, infeksi dapat segera ditangani
c) Berikan nutrisi yang seimbang
R/ Nutrisi yang seimbang dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien d) Hindari kontak langsung dengan pasien yang mengalami infeksi R/ Dapat meningkatkan resiko anak terkena infeksi nasokomal
3) Dx. 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Kebutuhan nutrisi adekuat
hasil : - Pasien menunjukkan perbaikan nutrisi masukan oral adekuat - Tidak terjadi penurunan BB
Intervensi :
a) Kaji apakah pasien mendapat masukan oral
R/ Masukan oral yang adekuat dapat menunjukkan adanya perbaikan nutrisi b) Berikan makanan lembek / cair
R/ Makanan lembek / cair memudahkan pasien untuk mencerna makanan
c) Anjurkan orang tua agar memberikan makanan pada anak dalam posisi tegak/semi fowler R/ Posisi tegak menghindarkan terjadinya sesak nafas
d) Berikan HE pada orang tua pasien tentang pentingnya nutrisi untuk anak
R/ Dengan orang tua mengetahui tentang pentingnya nutrisi diharapkan lebih memperhatikan masukan oral pada anak.
4) Dx. 4 Perubahan perfusi jaringan perifer : Perfusi jaringan kembali normal
hasil : - Pasien tidak mengalami sianosis - Kulit pasien tidak pucat
- Kapiler refill kembali < 3 detik Intervensi :
a) Kaji adanya sianosis
R/ Mengetahui adanya sianosis atau tidak pada pasien sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat b) Batasi aktivitas pasien
R/ Aktivitas pasien dapat meningkatkan kebutuhan oksigen c) Berikan terapi O2pada pasien
R/ Apabila kebutuhan O2 terpenuhi maka sianosis dapat diatasi d) Kaji kapiler refill pada pasien
5) Dx. 5 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
: Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan usia
hasil : - Anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia dengan tanda sebagai berikut :
BB : 10 kg 400 gr –1 kg 800 gr TB : 47-73 cm
LK : 46-52 cm
- Anak dapat melakukan aktivitas sesuai usia Intervensi :
a) Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
R/ Untuk mengetahui perbaikan secara signifikan dalam pertumbuahn dan perkembangan anak b) Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang
R/ Nutrisi yang seimbang baik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal c) Dorong orang tua untuk memberikan aktivitas yang positif sesuai dengan usia anak
R/ Aktivitas yang positif misal bercerita, mengenal gambar dll dapat meningkatkan perkembangan anak 6) Dx. 6 Intoleransi aktivitas
: Aktivitas pasien dapat kembali dengan normal hasil : - Pasien tidak lemah
- Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan usia - Kekuatan otot
Intervensi :
a) Kaji adanya kelemahan pada pasien
R/ Dengan mengetahui keadaan pasien dapat dinilai seberapa besar kemampuan beraktivitas pasien b) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
R/ Untuk meminimalkan aktivitas pasien c) Kaji kekuatan otot pasien
R/ Untuk mengetrahui sejauh mana kemampuan otot pasien guna untuk aktivitasnya
d) Beri motivasi keluarga agar pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan secara bertahap R/ Agar pasien dapat melakukan aktivitas secara bertahap
e) Anjurkan keluarga agar pasien beristirahat yang cukup R/ Mencegah agar pasien jangan sampai kelelahan
7) Dx. 7 Kurang pengetahuan orang tua : Orang tua mengerti tentang proses penyakit
hasil : - Orang tua dapat menjelaskan tentang penyakit VSD
- Orang tua dapat menjelaskan tentang prognosis dan tindakan pada pasien VSD Intervensi :
R/ Untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan orang tua tentang VSD
b) Jelaskan pada orang tua tentang penyakit VSD, prognosis, dan tindakan yang akan dilakukan pada penderita VSD
R/ Agar orang tua mengerti tentang proses penyakit yang terjadi pada anak c) Evaluasi kembali pemahaman orang tua
R/ Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman orang tua pasien tentang VSD
4. Implementasi
Implementasi keperawatan disusun sesuai dengan rencana keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan dibuat berdasarkan dari rencana tujuan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HP DENGAN
VSD
DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 10-11 APRIL 2012
I. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 April 2012 pukul 08.00 WITA, di Ruang Belibis RSUD Wangayadengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medik keperawatan.
A. Pengumpulan Data
1. Identitas a. Anak
Nama = HP
Tanggal Lahir = 28 Maret 2011 (1 tahun) Jenis Kelamin = Laki-laki
b. Orang tua Ayah Ibu
Nama JP AP
Umur 34 tahun 32 tahun Pendidikan SMP SMP Pekerjaan Sopir IRT Agama Hindu Hindu
Alamat Jl. Saridana VII Jl. Saridana VII Br. Umasari, Ubung Br. Umasari, Ubung
2. Keadaan anak dalam kandungan
KEDUDUKAN PASIEN HP DALAM KELUARGA
No Nama
Jenis
Kelamin Umur Keadaan sekarang Keterangan
L P Sehat Sakit Mati
1 GP 5 th Anak kandung 2 HP 1 th Anak kandung 3. Alasan dirawat a. Keluhan utama
1) Saat MRS (tanggal 10 April 2012, pukul 06.30 WITA)
Orang tua mengatakan anaknya mengalami sesak napas pada pagi harinya pukul 04.00 WITA sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit.
2) Saat pengkajian (tanggal 10 April 2012, pukul 07.30 WITA)
Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak dan tidak mau makan bubur. b. Riwayat penyakit
Orang tua pasien mengatakan anaknya dari dulu memang sering mengalami sesak napas dan pernah diperiksakan ke Puskesmas kemudian diberikan beberapa obat tetapi orang tua pasien lupa nama obatnya. Apabila sesaknya kambuh, obat itu diberikan lagi dan sesaknya hilang. Tapi sewaktu kambuh pukul 04.00 WITA, setelah diberikan obat tersebut sesak nafas anaknya tidak mau hilang. Akhirnya orang tua memutuskan untuk membawa anaknya ke RS Wangaya. Setelah dilakukan pemeriksaan di Poli Anak, kemudian pasien dibawa ke Ruang Belibis untuk mendapatkan perawatan. Di Ruang Belibis pasien mendapatkan terapi IVFD RL sebanyak 20 tetes/menit dan mendapatkan O2. Selama di RS pasien mendapatkan beberapa pemeriksaan untuk mendapatkan diagnosa pasti di antaranya foto thorak dan ekokardiografi didapatkan diagnosa bahwa pasien mengalami penyakit jantung kongenital yaitu ventrikel defek.
Terapi tanggal 10 April 2012 - Pasien diinstruksikan tirah baring - Lanoxin 1 ml
- O2
4. Status Imunisasi
Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai umurnya di puskesmas, namun ibu sudah lupa pada umur berapa masing-masing imunisasi diberikan, imunisasi yang telah diberikan adalah BCG 1 kali, hepatitis B 2 kali, polio 3 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali. 5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan sebelumnya anaknya sering sakit terutama sesak nafas dan hanya sekali dibawa ke puskesmas. Setelah itu tidak pernah lagi diperiksakan ke puskesmas sampai akahirnya dibawa ke RS Wangaya.
6. Riwayat penyakit keluarga
Orang tua mengatakan bahwa anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung bawaan ataupun penyakit lainnya.
7. Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual a. Biologis
1) Bernafas
Ibu mengatakan sebelumnya sering mengalami sesak nafas. Pada saat pengkajian ibu mengatakan anaknya kesulitan dalam bernafas.
2) Makan dan Minum
Makan : Ibu mengatakan bahwa sebelum sakit anaknya biasa makan 3x sehari tapi porsinya sedikit, hanya beberapa sendok makan, dengan menu nasi lembek dan sedikit lauk.Saat pengkajian ibu mengatakan anaknya tidak mau makan sama sekali.
Minum : Sebelum sakit, ibu pasien mengatakan anaknya biasa minum ASI + air putih 4-5 gelas sehari (+ 800-1000 cc). Saat pengkajian anaknya hanya minum air putih 3-4 gelas per hari dengan menggunakan sendok (+ 600 –800 cc).
3) Eliminasi sar (BAB) :
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit dan saat sakit biasa BAB 1 kali sehari dengan konsistensi feces lembek, warna kuning dan bau khas feces. Dan pada saat pengkajian ibu mengatakan anaknya sudah BAB 1 kali dengan konsistensi feces lembek, warna kuning dan bau khas feces. Buang Air Kecil (BAK) :
Ibu mengatakan sebelum sakit biasa BAK 6-7 kali sehari dengan warna kuning dan bau khas urine. Saat pengkajian ibu mengatakan anaknya dari pagi sudah kencing 2 kali dengan volume+ 100 cc tiap kali kencing dengan warna pekat seperti teh.
4) Gerak dan aktivitas
Ibu mengatakan sebelum sakit anaknya kurang banyak gerak dan dalam beraktivitas tidak selincah teman-temannya karena mudah sekali lelah. Dan pada saat pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya sangat lemah dan hanya bisa berbaring di tempat tidur.
5) Istirahat tidur
Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit anaknya biasa tidur pukul 20.00 WITA dan bangun pagi pukul 06.00 WITA. Pada saat sakit pasien lebih banyak tidur.
6) Pengaturan suhu tubuh
Ibu mengatakan bawah sebelumnya sakit dan pada saat sakit anak tidak mengalami gangguan dalam pengaturan suhu tubuh.
Ibu mengatakan sebelum sakit biasanya anaknya mandi 2 kali sehari, cuci rambut 1 kali seminggu, dan sikat gigi 1 kali sehari. Saat pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya sudah dilap dan sudah mengganti baju.
b. Data psikologi
1) Rasa aman (orang tua)
Ibu mengatakan sangat mengkhawatirkan keadaan anaknya karena baru pertama kali ini masuk rumah sakit. Orang tua mengatakan belum paham tentang penyakit anaknya, baik penyebab ataupun pengobatannya dan orang tua bertanya-tanya tentang keadaan anaknya.
2) Rasa nyaman
Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak pernah menangis seperti orang kesakitan. c. Data sosial
1) Sosial anak
Ibu mengatakan bahwa pasien adalah anak kedua dari 2 bersaudara, sebelum sakit ibu mengatakan anaknya biasa bemain dengan tetangganya. Tapi saat sakit ibu mengatakan pasien hanya berinteraksi dengan para pengunjung.
2) Bermain
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya biasa bermain dengan saudara maupun tetangganya. Tapi saat sakit pasien hanya bisa bercanda ringan di tempat tidur.
3) Prestasi
Ibu mengatakan saat ini belum ada prestasi dari anaknya. d. Data spiritual
Ibu pasien mengatakan seluruh keluarganya beragama Hindu dan keluarga biasa bersembahyang setiap hari.
8. Pengetahuan orang tua tentang kesehatan a. Pengetahuan tentang kesehatan anak
Orang tua mengatakan belum paham tentang penyakit anaknya, baik penyebab ataupun cara pengobatan orang tua pasien bertanya-tanya tentang keadaan anaknya.
b. Pengetahuan tentang perawatan anak
Ibu mengatakan jika anak sakit kadang-kadang dibawa ke dokter, terkadang juga hanya diberikan obat seadanya di rumah. Ibu mengatakan belum paham tentang perawatan penyakit anaknya.
c. Pengetahuan tentang nutrisi anak
Ibu mengatakan sampai saat ini masih memberikan ASI pada anak. Ibu kurang tahu makanan apa yang seharusnya diberikan pada anak usia 1 tahun.
Ibu mengatakan bahwa kurang mengerti tentang masalah pertumbuhan dan perkembangan anak. Tapi ibu tahu bahwa pertumbuhan anaknya tidak sesuai dengan anak-anak yang seumur dengan anaknya.
9. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum bersihan : cukup bersih
adaan kulit : turgor kulit elastis, terdapat sianosis, tidak ada lesi, ikterik (-) sadaran : compos mentis
b. Pemeriksaan antopometrik lum sakit : 8 kg (10 kg 400 gr –15 kg 800 gr) engkajian : 7 kg dan : 40 cm (47-73 cm) epala : 42 cm (46-52 cm) ada : 40 cm (43-49 cm) c. Gejala kardinal u : 36,5oC i : 150 x/menit pirasi : 40 x/menit anan darah : 80/60 mmHg d. Keadaan fisik
ala : Nyeri tekan (-), benjolan (-), lesi (-), kebersihan cukup
a : Bentuk simetris, reflek pupil +/+ (isokor), pergerakan mata baik, konjungtiva pucat, sklera ikterik (-) ung : Sekret (-), nafas cuping hidung (+), kebersihan cukup, nyeri (-)
nga : Bentuk simetris, serumen ada, lesi (-), kebersihan cukup, pendengaran
ut : Mukosa bibir lembab, lidah bersih, lesi (-), perdarahan gusi (-), sianosis (+), pembengkakan tonsil (-) er : Pergerakan baik, bendungan vena jugularis (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), lesi (-)
rak : Bentuk simetris, retraksi otot dada (+), ronchi +/+, bunyi jantung S1 dan S2 ireguler, adanya bising pensistolik, di bagian kiri bawah skrotum
omen : Distensi abdomen (-), pembesaran limpa (-), pembesaran hepar (-), turgor kulit elastis, lesi (-), nyeri tekan (-), asites (-)
tremitas :
: Pergerakan terkoordinir, edema (-), sianosis (+), lesi (-), ikterik (-) ah : Pergerakan terkoordinir, edema (-), sianosis (+), lesi (-), ikterik (-) uatan otot : 444 444
444 444
etalia : Kelainan dan lesi (-), kebersihan cukup s : Kelainan dan lesi (-), kebersihan cukup
torak : Tampak adanya defek antara ventrikel kanan dan kiri
B. Analisa Data
No. Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan
1 2 3 4
1 Ibu mengatakan anaknya mengalami sesak napas.
TD rendah : 70/50 mmHg Nadi : 150 x/menit (takikardi) RR = 44 x/menit
Pasien tampak dispnea
Auskultasi jantung menunjukkan denyut dan irama jantung teratur.
Penurunan curah jantung
2 Ibu mengatakan dalam beraktivitas, anaknya tidak seperti teman sepermainannya BB : 7 kg TB : 40 cm LK : 42 cm LD : 40 cm perubahan pertumbuh-an dan perkem-bangan
3 Ibu mengatakan anaknya sering sakit
Pasien tampak lemah Resiko infeksi 4 Ibu mengatakan anaknya
tidak mau makan
Penurunan berat badan dari 8 kg –7 kg
Pasien tampak lemah
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5 Ibu mengatakan anaknya lemah
Bibir sianosis
Pengisian kapiler lebih dari 3 detik
Ekstremitas sianosis
Perubahan perfusi jaringan perifer
6 Ibu mengatakan anaknya sangat lemah
Pasien hanya berbaring di tempat tidur
Pasien tampak lemah TD : 70/50 mmHg Kekuatan otot
444
444
444
444
Intoleransi aktivitas7 Orang tua pasien mengtakan belum paham tentang penyakit anaknya
Orang tua tampak bertanya-tanya tentang keadaan anaknya
Kurang
pengetahu-an orang tua
C. Perumusan Masalah
1. P : Penurunan curah jantung E : Adanya defek struktur jantung
S : Ibu mengatakan anaknya mengalami sesak nafas. Pasien mengalami tekanan darah rendah yaitu : 70/50 mmHg, nadi : 150 x/menit (takikardi), RR= 44x/menit, pasien tampak dispnea. Auskultasi jantung menunjukkan denyut dan irama jantung teratur.
Proses terjadi :
Dikarenakan adanya defek struktur jantung yang abnormal pada ventrikel kiri dan kanan sehingga aliran darah yang mengandung O2yang seharusnya dipompa dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh bercampur dengan darah yang kaya CO2 pada ventrikel kanan sehingga pasokan darah yang kaya O2 yang seharusnya beredar ke seluruh tubuh berkurang dan menyebabkan curah jantung menurun. Akibat jika tidak ditanggulangi :
Apabila jika tidak ditanggulangi akan mengakibatkan gagal jantung 2. P : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
E : Ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada tingkat jaringan
S : Ibu mengatakan dalam beraktivitas, anaknya tidak seperti teman sebayanya. BB 7 kg, TB 40 cm, LK 42 cm, LD 40 cm
Proses terjadi :
Karena ketidakefektifan oksigen dan nutrien pada tingkat jaringan sehingga sel juga kekurangan O 2-sehingga pertumbuhan dan perkembangan terhambat
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Akan terjadi kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan 3. P : Resiko infeksi
Faktor Resiko : Penurunan status kesehatan Proses terjadi :
Penurunan status kesehatan disebabkan karena imunitas menurun sehingga anak akan beresiko mengalami infeksi.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Infeksi akan terjadi
4. P : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh E : Kesulitan makan akibat dispnea
S : Ibu mengatakan anaknya tidak mau makan, terjadi penurunan berat badan dari 8 kg menjadi 7 kg Proses terjadi :
Dispnea membuat pasien menjadi tidak nyaman, gelisah dan kesulitan makan, karena apabila mengkonsumsi makanan pasien akan semakin sudah dalam bernafas
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Status gizi pasien akan buruk yang akan memperlambat proses penyembuhan 5. P : Perubahan perfusi jaringan perifer
E : Berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan tubuh
S : Ibu mengatakan anaknya lemah, bibir sianosis, pengisian kapiler lebih dari 3 detik, ekstremitas sianosis
Karena curah hujan menurun pasokan darah ke seluruh tubuh berkurang sehingga memunculkan gejala yaitu perubahan perfusi jaringan
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Jaringan perifer akan kekurangan O2yang bisa menyebabkan kematian jaringan 6. P : Intoleransi aktivitas
E : Kelemahan akibat curah jantung menurun
S : Ibu mengatakan anaknya sangat lemah. Pasien hanya berbaring di tempat tidur. Pasien tampak lemah, TD 70/50 mmHg, kekuatan otot : 444 444
444 444 Proses terjadi :
Curah jantung menurun mengakibatkan pasokan darah ke seluruh tubuh juga berkurang sehingga akan berakibat terjadinya kelemahan fisik
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Anak tidak dapat melaksanakan aktivitas. 7. P : Kurang pengetahuan orang tua
E : Informasi yang kurang
S : Orang tua pasien mengatakan belum paham tentang penyakit anaknya. Orang tua tampak bertanya-tanya tentang keadaan anaknya
Proses terjadi :
Informasi yang kurang tentang proses penyakit menyebabkan kurangnya pengetahuan orang tua Akibat jika tidak ditanggulangi :
Apabila orang tua pasien tidak mengetahui tentang proses penyakit, orang tua akan mengalami kecemasan, dan tidak kooperatif.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya defek struktur jantung ditandai dengan ibu mengatakan anaknya mengalami sesak nafas. Pasien mengalami tekanan darah rendah yaitu 70/50 mmHg, nadi 150 x/menit (takikardi), pasien mengalami sianosis dan dispnea.
2. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigen dan nutrien pada tingkat jaringan ditandai dengan ibu mengatakan dalam beraktivitas, anaknya tidak seperti teman sebayanya. BB 7 kg, TB 40 kg, LK 42 cm, LD 40 cm.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan status kesehatan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan makan akibat dispnea ditandai dengan ibu mengatakan anaknya tidak mau makan, terjadi penurunan ebrat badan dari 8 kg menjadi 7 kg dan pasien tampak lemah
5. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan berkurangnya aliran darah ke seluruh jaringan tubuh ditandai dengan ibu mengatakan anaknya tampak lemah, bibir sianosis, pengisian
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat curah jantung menurun ditandai dengan ibu mengatakan anaknya sangat lemah, pasien hanya berbaring di tempat tidur. Pasien tampak lemah TD 70/50 mmHg. Kekuatan otot
7. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan informasi yang kurang ditandai dengan orang tua pasien mengatakan belum paham tentang penyakit anaknya, orang tua tampak bertanya-tanya tentang keadaan anaknya.
III. Perencanaan
1. Prioritas Masalah
Prioritas masalah berdasarkan dengan berat ringannya masalah a. Penurunan curah jantung
b. Risiko infeksi
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN HP DENGAN VSD DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 10-12 APRIL 2012 No Hari/Tgl/ Jam Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana
Tindakan Rasional Paraf
1
Selasa
10/4/2012
Pukul
09.00
WITA
1
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
2x24
jam
diharapkan
perbaikan
curah jantung
tercapai
dengan kriteria
hasil :
TTV
dalam
batas normal :
N = 80-130
x/menit
87-105/65-75
mmHg
Mandiri :
Observasi TTV
Observasi
perubahan
sensori
pada
anak.
Berikan
istirahat dengan
Terutama
nadi
dan tekanan darah
untuk mengetahui
adanya perbaikan
curah
jantung
karena nadi yang
menigkat
dan
tekanan
darah
yang
menurun
dapat menunjukan
adanya penurunan
curah jantung
Perubahan curah
jantung
dapat
mengakibatkan
No Hari/Tgl/ Jam Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana
Tindakan Rasional Paraf
S = 36º-37ºC
RR = 23-35x/
menit
Ibu
pasien
mengatakan
anaknya tidak
sesak
Pasien
tidak
mengalami
dispnea
Auskultasi
jantung
menunjukkan
denyut
dan
irama jantung
teratur.
lingkungan
yang tenang
Ajarkan kepada
orang
tua
pasien,
untuk
mengkondisika
n ruangan agar
tetap tenang.
Kolaborasi :
Dengan dokter
dalam
pemberian
oksigenasi via
kandula
nasal/masker
Dengan
tim
medis
untuk
pemeriksaan
EKG
Dengan
tim
medis
untuk
tindakan
pembedahan
tidak
efektifnya
perfusi serebral
Stress
emosi
menghasilkan
respon
fase
kontriksi,
yang
terkait
langsung
dengan
peningkatan
tekanan
darah,
frekuensi
dan
kerja jantung.
Agar orang tua
pasien memahami
suasana
yang
tenang
dapat
mengurangi stress
emosi pada anak.
Meningkatkan
sediaan
oksigen
untuk pemenuhan
miokardium untuk
melawan
efek
hipoksia/iskemia.
EKG merupakan
indikator
utama
terhadap
perubahan
konduksi elektikal
jantung. Adanya
perubahan dapat
dipantau dengan
serial EKG
VSD
dengan
regurgitasi aorta
yang
berat
memerlukankorek
No Hari/Tgl/ Jam Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana
Tindakan Rasional Paraf
VSD
dan
rekontruksi katup
aorta pada usia
muda
2
Selasa
10/4/2012
Pukul
09.00
WITA
2
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama 2x24
jam
diharapkan
infeksi
tidak
terjadi dengan
kriteria hasil
Suhu
tubuh
meningkat
S = 36º-37ºC)
Leukosit
meningkat
(SDP > 10.000
cell/mm
3)
Orang
tua
pasien
mengatakan
anaknya tidak
panas
Mandiri :
Kaji
tanda-tanda
infeksi
dan TTV
Berikan
istirahat
yang
cukup
±
12
Jam/hari
Hindari kontak
langsung
dengan pasien
yang
mengalami
infeksi
Ajarkan orang
tua pasien agar
menjaga
hygiene meraka
seperti mencuci
tangan sebelum
meyentuh
anaknya
dan
membatasi
pengunjung
yang
akan
kontak dengan
anak.
Kolaborasi :
Dengan
Laboratorium :
Dengan
mengetahui
tanda-tanda
infeksi
secara dini infeksi
dapat
segera
ditangani
Istirahat
yang
cukup
akan
meningkatkan
kondisi
fisik
sehingga
daya
tahan
tubuh
meningkat.
Jika
terjadi
kontak langsung
dengan
pasien
lain
dapat
meningkatkan
resiko
anak
terkena
infeksi
nosokomial
Menjaga hyegine
orang tua dapat
meminimalkan
resiko terjadinya
infeksi
pada
pasien
serta
menurunkan
pemajanan
terhadap patogen
infeksi lain.
No Hari/Tgl/ Jam Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana
Tindakan Rasional Paraf
Pemeriksaan
SDP
Peningkatan SDP
menunjukkan
adanya infeksi.
4. Implementasi
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HP DENGAN VSD DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 10-12 APRIL 2012 No Hari/Tg
l/Jam
No.
Diagnosa Implementasi Evaluasi Respon P ar af 1. (SP) Selasa 10 April 20 12 10.00 W ITA 10.20 W ITA 10.45 WITA 11.30 W ITA 1,2 1 1,2 1 1,2
Mengobservasi TTV dan tanda-tanda infeksi
Mengobservasi perubahan sensori pada anak. Mengajarkan kepada orang tua pasien, untuk mengkondisikan ruangan agar tetap tenang dan ajarkan orang tua pasien agar menjaga hygiene meraka seperti mencuci tangan sebelum meyentuh anaknya dan membatasi pengunjung yang akan kontak dengan anak.
Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigenasi via kanula nasal/masker
Mengobservasi TTV dan tanda-tanda infeksi
Memberikan istirahat yang cukup ± 12 Jam
S = 36,5oC N = 150 x/menit R = 40 x/menit TD = 80/60 mmHg Auskultasi jantung menunjukkan denyut dan irama jantung tidak
teratur
Orang tua pasien mengatakan
anaknya tidak panas
Anak tampak gelisah dan rewel
Orang tua mengatakan sudah paham tentang pentingnya hygiene serta pembatasan pengunjung untuk mencegah resiko infeksi. Orang tua
M
M
M
M
2 (SP) 12.45 WITA 13.00 WITA Rabu 11 April 2012 07.00 WITA 07.30 WITA 08.00 WITA 12.30 WITA 13.00 WITA 2 1,2 1 1 1,2 2 Mengobservasi TTV
Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemeriksaan EKG
Melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan pembedahan
Mengobservasi TTV
Melakukan Kolaborasi dengan Laboratorium : Pemeriksaan SDP pasien kooperatif dengan mampu mengkondisikan ruangan pasien tetap tenang. Setelah diberikan oksigenasi pasien tidak tampak dispnea
Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak sesak. S = 36,6oC N = 136 x/menit R = 30 x/menit TD = 80/60 mmHg
Orang tua pasien kooperatif, membantu menidurkan anaknya. S = 36,7oC N = 130 x/menit R = 30 x/menit TD = 89/66 mmHg Hasil EKG normal Pasien sudah dilakukan tindakan pembedahan M M M M M M
5. Evaluasi
EVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN HP DENGAN VSD DI RUANG BELIBIS RSUD WANGAYA
TANGGAL 10-11 APRIL 2012
Hari/Tgl/Jam
Dx
Evaluasi
Paraf
Rabu
11 /4/2012
Pk 14.00
WITA
1
2
Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak
sesak.
O = - TTV : S = 36,4
oC
N = 128 x/menit
R = 30 x/menit
TD = 88/67 mmHg
Auskultasi jantung menunjukkan denyut
dan irama jantung teratur
Setelah diberikan oksigenasi pasien tidak
tampak dispnea
Tujuan 1,2,3 dan 4 tercapai. Masalah
penurunan
curah
jantung
teratasi
sepenuhnya.
ertahankan kondisi pasien
S = 36,4oC N = 128 x/menit R = 30 x/menit TD = 88/67 mmHg Auskultasi jantung menunjukkan denyut dan irama jantung teratur
Orang tua pasien mengatakan
anaknya tidak panas
Hasil leukosit > 11.000 cell/mm3