WORKSHOP PEMBERIAN POST NATAL EXERCISE
PADA TAHAP PERCEPATAN AMBULASI PASIEN POST SC DI
RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM
TAHUN 2020
Marliana
1, Fitriani
2, Uniati Isna Dewi
31Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 2Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam 3Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Jln. Sudirman No.38 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara – Indonesia
*email korespondensi author: Abstrak
Latihan diberikan kepada ibu setelah melahirkan. Untuk mengatasi nyeri pada ibu postpartum termasuk senam postpartum sectio caesarea dapat menurunkan persepsi nyeri. Melakukan senam pasca persalinan dapat meredakan nyeri dan mempercepat ambulasi pada wanita pasca sesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam pasca persalinan terhadap tahap akselerasi ambulasi dini pada pasien post sectio di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Jenis penelitian adalah pre-eksperimental dengan desain one group pretest posttest. Populasi yang diberikan perlakuan adalah seluruh ibu sectio yang berjumlah 28 ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Variabel bebas latihan pasca persalinan dan variabel terikat adalah ambulasi dini yang dipercepat. Instrumen penelitian menggunakan observasi. Pengolahan data dan analisis data menggunakan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh senam nifas terhadap akselerasi stadium ambulasi dini pada pasien post sectio caesarea dengan nilai p 0,02. Ibu post sectio diharapkan lebih aktif mengikuti pelatihan ambulasi agar dapat mempercepat proses ambulasi. kegiatan mandiri
Kata Kunci: Latihan Pasca Natal, Percepatan Ambulasi Dini Abstract
Exercises given to mothers after childbirth. To manage pain in postpartum mothers including sectio caesarea postpartum exercises can reduce pain perception. Performing post natal exercises can relieves pain and speed up ambulation in post-cesarean women. This study aims to determine the effect of post-natal exercise on the accelerated stage of early ambulation in post-sectio patients at Grandmed Lubuk Pakam Hospital. This type of research is pre-experimental with one group pretest posttest design. The population of this study were all sectio mothers, totaling 28 mothers. The sampling technique was purposive sampling. The independent variable post natal exercise and the dependent variable are accelerated early ambulation. The research instrument used observation. Processing and analyis of data used paired sample t-test. The results showed that there was an effect of post-natal exercise on the accelerated stage of early ambulation in post-sectio cesarean patients with a p value of 0.02.Post sectio mothers are expected to be more active in following ambulation training in order to accelerate their independent activities
Keywords: Post Natal Exercise, Acceleration of Early Ambulation
1. Pendahuluan
Sectio caesarea sering didefinisikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
lahirnya janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). Sectio caesarea
dilakukan berdasarkan Beberapa indikasi antara lain indikasi dari kondisi calon ibu dan janin. Pada kejadian sectio caesarea, angka kematian dua kali lipat dari angka kelahiran melalui vagina, selain itu angka morbiditas terjadi karena infeksi, kehilangan darah, dan kerusakan organ internal pada persalinan sectio caesarea. Indonesia memiliki angka sectio caesarea standar pada kisaran 15-20%. Angkatersebut digunakan sebagai preferensi akreditisasi Rumah Sakit (Mulyawati et al.,2011).
Pada pasien post sectio caesarea, ligamen dan jaringan kolagen tetap akan lebih halus dan lebih elastis daripada saat sebelum hamil dan akan bertahan 4-5 bulan untuk sepenuhnya kembali. Selain itu, otot perut akan mengulur dan memanjang serta akan mengalami diastasis recti pada saat proses melahirkan. Oleh sebab itu, seluruh otot perut akan mengalami kelemahan. Selain itu, akibat adanya operasi tersebut menyebabkan instabilitas otot. Ketika otot dalam dan dinding abdomen menjadi lemah dan disfungsi, maka otot luar yang digunakan untuk bergerak (gluteus maximus) menjadi overused akibat menstabilisasi pelvis dan punggung bawah. Dan juga ketika pelvis floor terinhibisi maka transversus abdominal akan memanjang dan kurva lordosis pun meningkat. Sehingga menimbulkan pemendekan otot psoas dan menginhibisi otot gluteus. Selain itu, banyak wanita mengeluh kaki yang terasa berat, terdapat edema dan kaki yang bengkak beberapa saat setelah postpartum (Vaishnavi et al., 2015).
Proses persalinan sectio caesarea mempunyai lebih banyak resiko yang mempengaruhi kualitas hidup pada ibu. Salah satu masalah pasca sectio caesarea adalah adanya rasa nyeri obstetrik yang dapat menurunkan status fungsional pada ibu, Penilaian pemulihan kesehatan pada ibu pasca melahirkan adalah dengan menilai tingkat status fungsionalnya. Namun, masih sedikit penelitian yang berfokus terhadap peningkatan kualitas hidup
pada ibu pasca melahirkan. Untuk meningkatkan status fungsional pada ibu melahirkan dapat diberikan program postnatal exercise.
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan diartikan sebagai penyatuan spermatozoa dengan ovum yang dilanjutkan dengan implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Postnatal exercise adalah latihan yang diberikan pada ibu setelah proses melahirkan. Untuk memanajemen rasa sakit pada ibu pasca melahirkan termasuk sectio caesarea latihan setelah melahirkan dapat mengurangi persepsi rasa nyeri, kecemasan, dan depresi (Qurat, 2018).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan memberikan postnatal exercise pada pasien untuk mengembalikan status fungsional seperti rasa nyeri, kekuatan otot perut dan pelvic floor dan mempercepat pemulihan pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari serta efek dari senam hamil terhadap wanita post sectio caesarea. sampel penelitian diambil berdasarkan kriteria inklusi selama satu bulan yang berlokasi di RS PKU Muhammadiyah Karang anyar. Kemudian sampel dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mengikuti senam hamil dan yang tidak mengikuti senam hamil.
Setiap ibu yang pernah mengalami persalinan akan mendapatkan luka perineum dan merasakan nyeri. Nyeri dengan luka perineum menimbulkan dampakseperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak sehingga banyak ibu dengan luka perineum jarang mau bergerak dan dapat mengakibatkan masalah sub involusi uterus, pengeluaran lochea yang tidak lancar,dan pendarahan pasca partum (Rahmawati, 2013).
Salah satu perawatan ibu nifas adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini adalah arahan untuk membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya dan latihan berjalan selekas mungkin (Moctar, 2005 dalam Buhari, dkk, 2015).
Peran fisioterapi sebagai s pelayanan kesehatan turut berperan dan dalam meningkatan derajat
kesehatan dengan mengembangkan, memelihara, dan memulihkan maksimalisasi gerak dan fungsi (DEPKES, 2008).
2. Metode
Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui workshop menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Dalam memberikan materi menggunakan metode ceramah dan demonstrasi langsung tentang massage dan manual traksi serta nyeri pada penderita pemberian post natal exercise pada tahap percepatan ambulasi pada pasien post sc dirumah sakit grandmed lubuk pakam tahun 2020. Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah sebagai berikut:
1. Langkah 1
Pengabdi mengurus proses perijinan di RS setempat dengan menyiapkan surat tugas dari Ketua LPPM
2. Langkah 2
Pengabdi mensosialisasikan kegiatan pengabdian kepada fisioterapis
3. Langkah 3
Pengabdi melakukan skrining pengetahuan dan kemampuan mengurangi nyeri ambulasi pasien post sc
4. Langkah 4
Pengabdi dan peserta melakukan simulasi tentang pemberian massage dan manual traksi untuk mengurangi nyeri.
5. Langkah 5
Pengabdi melakukan evaluasi dan bertanya kepada peserta
6. Langkah 6
Pengabdi menyampaikan rencana dan tindak lanjut kepada kepala ruangan.
3. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan fisioterapis dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome dengan massage dan manual traksi.
Secara garis besar hasil kegiatan yang telah tercapai dalam pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1. Materi dapat diterima dan dipahami,
serta mendapat respon dari peserta berupa pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan.
2. Secara umum peserta memahami dan mampu menerapkan massage dan manual traksi dalam mengurangi nyeri pada penderita cervical root syndrome.
Kegiatan pengabdian masyarakat di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam mendapatkan respon baik dari para peserta dengan sangat antusias. Secara umum hasil pengabdian meliputi:
1. Ketercapaian tujuan kegiatan
Fisioterafis mengalami peningkatan kemampuan dalam memahami penggunaan massage dan manual traksi dalam mengurangi nyeri pada penderita cervical root syndrome, semua persiapan dan materi yang direncanakan dapat tersampaikan dan didukung dengan pembuktian atau evidence based yang dilakukan pengabdi secara langsung.
2. Ketercapaian target materi yang direncanakan ini sudah sangat baik, karena materi telah disampaikan seluruhnya.
3. Kemampuan peserta dalam menguasai materi
Kemampuan peserta dilihat dari pemahaman dan kemampuan peserta melakukan redemonstrasi penggunaan massage dan manual traksi dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome yang diberikan oleh narasumber.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat terdapat faktor pendukung dan penghambat kegiatan pengabdian pada masyarakat:
1. Faktor pendukung
a. Adanya dukungan baik dari pihak Rumah sakit serta fisioterapis dalam pelaksanaan kegiatan sosilaisasi penggunaan massage dan manual traksi dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
c. Antusiasme peserta untuk mengikuti semua rangkaian kegiatan.
2. Faktor penghambat
Dalam pelaksanaan kegiatan tidak ditemukan faktor penghambat dalam kegiatan.
4. Kesimpulan
Pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan fisioterapis rumah sakit dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome dengan massage dan manual traksi dapat disimpulkan berhasil sampai
tahap kemampuan untuk
mengaplikasikan. Keberhasilan ini ditunjukkan antara lain:
a. Adanya kesesuaian materi dalam mengatasi masalah di Rumah sakit dimana massage dan manual traksi dapat menjadi salah satu tindakan untuk mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome. b. Adanya respon yang positif dari
peserta yang ditunjukkan dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama kegiatan
c. Seluruhnya (100%) peserta mengalami peningkatan nilai post test dibandingkan dengan nilai pre test.
Kelebihan dari kegiatan ini dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit akan informasi mengenai teknik yang dibutuhkan fisioterapis dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome. Sedangkan kekurangan dari kegiatan ini adalah keterbatasan waktu akibat antusiasme peserta dalam mengikuti workshop Untuk kedepannya diharapkan dapat dilakukan kegiatan dengan waktu yang lebih lama agar dapat menjawab antusiasme peserta.
5. Ucapan Terima Kasih
Pengabdi menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
a. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
b. Direktur Rumah Sakit Granmed Lubuk Pakam
6. Daftar Pustaka
Eubank, JD. 2010. Cervical radiculopathy:Nonoperative
management of neck pain radicular sympotoms. American Family Physician.
Fatmawati. 2010. Penurunan Nyeri dan Disabilitas dengan Integrated Neuromuscular Inhibiton Techiques (INT) dan Massage Effleurage pada Pada Myofascial Trigger Point Syndrome Otot Trapezius Bagian Atas. Jurnal Fisioterapi. Juni 2013. Vol. 1, no. 1 : 60-71.
Frontera.2010 .Neck andArm Pain; Third edition, F. A Davis Company, Philadelphia. Hal 45 -47, 75-76. Guez, M., C. Hildingsson, et al. 2011.
"The prevalence of neck pain: a population-based study from northern Sweden." Acta Orthop Scand73(4): 455-459.
Hudaya, Prasetya. 2009. Patofisiologi nyeri leher; Seminar nyeri leher 2009, Solo.
Kisner, e colby. 2007. Cervical traction technigue, F. A Davis Company, Philadelphia
PERMENKES RI No.80. 2013. Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Fisioterapis.Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Prayoga, C.R. 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Cervical Syndrome E.C Spondylosis C3-6Di Rsud Dr.Moewardi.
Sears. 2010. Clinical practice guideline on the use of manipulation or mobilization in the treatment of adults with mechanical neck disorders. Volume 3, England Journal of Medicine
Turana, Y. 2010. Pendekatan dan Tatalaksana pada Radikulopati Servikal.
WCPT. 1995. dalam brosur ‘Linking
Physical Therapist Worldwide’. Washington
WHO.Cervical Radikulopathy. Rilis Berita [serial online] 2015 (diunduh pada 23 April 2019). Tersedia dari: URL: HYPERLINK