• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical book report Psikologi Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Critical book report Psikologi Pendidikan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Psikologi Pendidikan

CRITICAL BOOK REPORT

Judul

: “Psikologi Pendidikan (dengan

pendekatan baru)”

Penulis

: Dr.Muhibbin Syah,M.Ed

Oleh :

Endang Winarti

5143144006

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PROGRAM STUDI TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIMED

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkam kepada Tuhan YME yang telah memberikan toufik rahmat serta ridho-Nya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tema psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Makalah ini ditujukan untuk memahami lebih detail tentang psikologi pendidikan.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Nurhairani,S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu teori Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini dijelaskan tentang psikologi pendiikan dengan pendekatan baru. Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas pribadi psiklogi pendidikan. Kami hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan kesalahan, maka kami mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita semua. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari teman teman yang membacanya.

Medan, 06 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. LATAR BELAKANG...1

B. IDENTITAS BUKU UTAMA...1

C. ISI BUKU UTAMA...1

D. IDENTITAS BUKU PEMBANDING...2

E. ISI BUKU PEMBANDING...2

BAB II ISI BUKU (RANGKUMAN)...3

BAB III PEMBAHASAN...33

A. PERBANDINGAN BUKU UTAMA DAN BUKU PEMBANDING 1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN...33

BAB IV PENUTUP...35

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengkritik sebuah buku adalah salah satu tuntutan kegiatan belajar bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Mengkritik buku merupakan suatu kegiatan yang bukan hanya membandingkan antara satu buku dengan buku lainnya, akan tetapi mahasiswa juga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kajian keilmuannya dari buku yang di kritiknya. Berangkat dari hal tersebut, dalam Critical Book Report ini berisi mengenai hasil rangkuman, kritik, kelemahan dan kelebihan buku berjudul Psikologi Pendidikan.

B. Identitas Buku I (Utama) :

 Judul buku : Psikologi Pendidikan  Penulis : Dr. Muhibbin Syah, M.Ed  Editor : Anang Solihin Wardan  Desain Cover : Guyun Slamet

 Penerbit : PT. REMAJA ROSDAKARYA  Tempat terbit : Bandung

 Tahun terbit : 2010 (Edisi Revisi)  Kode buku : RR.PK.0107-15-2010  ISBN : 979-692-972-6

 Tebal buku : 261 halaman

C. Daftar Isi Buku I (Utama) :

 PENDAHULUAN

 BAB 1 PSIKOLOGI, PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

 BAB 2 PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR

 BAB 3 BELAJAR

 BAB 4 CIRI PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN, DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

 BAB 5 PRESTASI, LUPA, KEJENUHAN, TRANSFER, DAN KESULITAN BELAJAR

 BAB 6 MENGAJAR

 BAB 7 GURU DAN PROSES MENGAJAR-BELAJAR D. Identitas Buku II (Pembanding) :

 Judul buku : Psikologi Pendidikan  Penulis : Tim Dosen Unimed  Desain Cover : Faisal Dongoran  Penerbit : PPs UNIMED  Tempat terbit : Medan

(5)

 ISBN : 978-602-8207-18-8

 Tebal buku : 180 halaman

E. Daftar Isi Buku II (Pembanding)

 PENDAHULUAN

 BAB 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 BAB 2 BELAJAR

 BAB 3 KARAKTERISTIK BELAJAR

 BAB 4 PENDEKATAN DAN TEKNIK BELAJAR

 BAB 5 MODEL PEMBELAJARAN

 BAB 6 MOTIVASI BELAJAR

(6)

BAB II

ISI BUKU

BAB 1 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

A. DEFINISI PSIKOLOGI, PENDIDIKAN, DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. DEFINISI PSIKOLOGI

Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris pscychology. Kata psychologye merupakam dua akar kata yang bersumber dari bahasa greek (Yunani), yaitu: 1)psyche yang berarati jiwa; 2)logos yang berarti ilmu, jadi secara harfiyah psikologi memang berarti ilmu jiwa.

Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam mahluk hidup mulai dari yang primitif sampai yang paling moderen. Namun ternyata tidak cocok, lantarn menurut para ilmuwan dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika filosofis. Bermacam-macam difinisi psikologi yang satu sama lain berbeda-beda, seperti:

a. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life) b. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran ( the science of mind)

c. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior) dan lain-lain difinsi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefinisikan.

Psikologi dalam hal ini berhubungan dengan penyeledikan mengenai bagaimana dan mengapa organisme-organisme ini melakukan apa yang mereka lakukan. Secara ringkas dapat kita dapat kita tari sebuah simpulan bahwa psikologi adlah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingklaku terbuaka dan tertutup pada manusia, baik secara induvidu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam ini meliputi semua orang, barang, keadaan, dan kejadian yang ada di sekitar manusia.

(7)

2. DEFINISI PENDIDIKAN

Pendidikan berasal dari kata "didik", lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi "mendidik", artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memeliharan dan memberi latihan di perlukan adanya ajaran, tuntutan, dan pimpinan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran (lihat kamus besar bahasa indonesia, 1991: 232). Selanjutnya, pengertian "pendidikan" menurut kamus besar bahasa indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya penagajaran dan pelatihan.

Dalam penegrtia yang agak luas, pendidikan dapat di artikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah yang sesuai dengan kebutuhan.

3. DEFINISI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan adalah sebuah sistem subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan teori dan masalah pendidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut.

a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas. b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum. c. Ujian dan efaluasi bakat dan kemampuan.

d. Sosialisai dan proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan rendah kognitif.

e. Penyelenggaraan pendidikan keguruan.

B. ARTI PENTING PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar bagi setiap pendidik yang kompeten dan profesional adalah melaksanakan profesinya sesuai dengan keadaan peserta didik (lihat kompetensi di profesionalisme pada halaman 229). Dalam hal ini, mengurangi peran dedaktif dan metodi psikologi sebagai ilmu yang berupaya memahami keadaan dan prilaku manusia termasuk para siswa yang satu sama lainya berbeda itu, amat penting bagi semua guru di semua jenjang pendidikan.

Para pendidik khususnya guru sekolah, sangant di harapkan memiliki-kalau tidak menguasai-pengetahuan psikologi pendidikan yang memadai agar dapat

(8)

mendidik para siswa melaluai proses mengajar-belajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Ada beberapa hal yang penting yang perlu penyusunan kemukakan mengenai kajian psiklogi pendidikan, antrara lain:

a. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil-hasil temuan riset psikologis;

b. Hasil-hasil riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa hingga menjadi konsep-konsep, teori-teori, dan metode-metode serta strategi-strategi yang utuh;

c. Konsep, teori, metode atau strategi kemudidan disistematiskan sedemikaian rupa sehingga menjadi “repertoite of resoursces”, yakni rangkain sumber yang berisi pendekatan yang dapat di pilih dan digunakan untuk pratik-praktik kependidikan khsusnya dalam proses mengajar-belajar.

C. SEJARAH, CAKUPAN, DAN METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN1. 1. SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Sejarah singkat yang mengungkapkan secara cermat dan luas tentang psikologi pendidikan, hingga kini sesungguhnya masih perlu dicari. Hal ini terbukti krana kebanyakan karya tulis yang mengungkapkan “riwayat hidup” psikologi masih snagat langka. Karya tulis yang membahas riwayat psikologi yang ada sekarang pasa umumnya tentanng berbagai psikologi yang di campur menjadi satu, sehingga menyulitkan identifikasi tehadap jenis psikologi tertentu yang ingin kita ketahui secara spesifik.

2. CAKUPAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tinggkah laku manusia yang teribat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi). Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam.

(9)

a. Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputu teori-toeri, prinsip-psrinsip, dan ciri-ciri khas prilaku belajar siswa, dan sebagainya.

b. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni terhadap perbuatan dan pristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.

c. Pokok bahasan mengenai “situasi beljar”, yakni suasan dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang brhubungan dengan kegiatan belajar siswa. Khusus mengenai proses mengajar-belajar, para ahli psikologi pendidikan seperti Barlow (1985) dan Good dan Brophy (1990) mengelompokkan pembahasan ke dalam tujuh bagian.

Manejemen ruang (kelas) yang sekurang-kurangnya meliputi penegendalian kelas dan penciptaan iklim kelas.

a. Metodologi kelas (metodologi pengajaran). b. Motifasi siswa peserta kelas.

c. Penangan siswa yang berkemampuan luar biasa. d. Penaganan siswa yangberperilaku menyimpang. e. Pengukuran kinerja akademik siswa.

f. Pendayagunaan umpan balik dan penindak kelanjutan.

3. METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Kebanyakan psikologi menganggap kegiatan belajar-mengajar manusia adalah topik paling penting dalam psikologi. Demikian arti pentingnya belajar sehingga taksatupun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari belajar. Namun, perbedaan persepsi, (pemahaman atas dasar tanggapan) mengenai arti seluk-beluk belajar selau muncul dari waktu kewaktu dan dari generasi ke generasi. Pada umumnya, para ahli psikologi pendidikan melakukan riset psikologi di bidang pendidikan dengan memanfaatkan beberapa metode penelitian tertentu seprerti:

1. Metode Eksperimen

Pada asanya, metode eksperimen merupakan serangkainan percobaan yang dilakukan esperimenter(penelitian yang berksperimen) di dalam sebuah laboratorium atau ruang lain tertentu lainya. Teknis pelaksanaanya di sesuai dengan data yang

(10)

akan di angkat, misalnya data pendengaran siswa, penglihatan siswa, dan gerak mata siswa ketika sedang membaca.

2. Metode Kuesioner

Metode kuesioner (quesioner) lazim juga disebut metode surat menyurat (mail survey).Kuesioner disebut “mail survey” karena pelaksanaan penyebaranya sering dikirim ke dan dari responden melalui jasa pos.Penggunaan metode kuisioner dalm riset-riset sosial termasuk bidang psikologi pendidikan relatif lebinh menonjol apabila di bandingkan dengan penggunaan metode-metode lainya. Gejala dominasi (penguasaan/kemenonjolan) penggunaan metode ini muncul karena lebih banyak sampel yang bisa di jangkau di samping unit cost (biaya

satuan) responden lebih murah. 3. Metode studi khusus

Studi khusus (case study) ialah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memeroleh gambaran yang rinci mengenai aspak-aspek psikologi seorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini, selain di pakai para penelitian psikologi pendidikan, juga sering dipakai oleh peneliti ilmu-ilmu sosial lain karena lebih memungkinkan peneliti melakukan investigasi (penyelodikan dengan mencatat fakta) dan penafsiran yang lebih luas dan mendalam.

4. Metode penyelidikan klinis

Pada mulanya penyelidikan klinis atau sebut saja metode klinis (clinical

method)hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater. Dalam metode

ini terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pamulihan (psychological teratmen) terhadap kalainan jiwa tersebut.

5. Metode Observasi Naturalistik

Metode observasi naturalistik (naturalistik observation) adalah sejenis obserfasi yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini, berada diluar objek yang diteliti atau tidak menampakkan diri sebagai oarng yang sedang melakukan penelitian.

(11)

D. HAKIKAT DAN HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PANGAJARAN

1. RAGAM ARTI PRNDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiyah artinya adalah memelihara dan memberi latihan. Sedangka “pendidikan”, kegiatan mengubah prilaku dan sikap seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pengajaran dan penelitian.

Adapun mengenai istilah “pengajaran” menurut kamus besar bahasa indonesia (1991) berasal dari kata “ajar”, artinya petunjuk yang di berikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengajaran disebut fannun al-talkim yang dalam bahasa inggris di terjemahkan dengan kata pedagogy dan pedagogics yang artinya ilmu mengajar.

2. HAKIKAT HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Pendidikan, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Penertian ini, secara implisit menafikan atau mengingkari kehadiran orang dewasa sebagai satu-satunya yang berhak yang menjadi penyelenggaran pendidikan atau menjadi guru atau pendidik sebagaimana yang dikehendaki sebagai ahli yang terkesan masih berpikir tradisoanal itu. Para pendidik yang tugas utamanya mengajar, baik guru maupun dosen sebagaimana yang telah disaratkan oleh Undang-Undang, tidak memerlukan syarat usia.

(12)

BAB 2 PROSES PERKEMBANGAN DAN HUBUNGANNYA

DENGAN PROSES BELAJAR

A. DEFINISI DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERKEMBANGAN 1. DEFINISI PERKEMBANGAN

Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwan perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang memiliki oleh organisme tersebut, baik yang konkrit maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti pristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologi saja, tetapi juga aspek biologis. Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju. Pertubuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan a stage of development (Mcleod, 1989).

2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

a. Aliran Nativisme

Nativisme adalah sebuah doktri filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologi. Aliaran Nativisme hingga kini masih cukup berpengaruh di kalangan beberapa orang ahli, tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi.

b. Aliran Empirisme

Kebalikan dari Aliran Nativisme adalah Empirisme (Empiricism) dengan tokoh utama John Lock (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “the School of British Empiricism” (aliarn Empiris Inggris).

c. Aliran Konvergensi

Aliran Konfergensi merupakan gabungan antara aliaran empirisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.

(13)

B. PROSES, TUGAS, DAN HUKUM PERKEMBANGAN 1. PROSES PERKEMBANGAN

Secara umum, proses dapat diartikan sebagai rentetan perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Adapun maksud kata proses perkembangan siswa ialah tahapan-tahapan perubahan yang di alami seorang siswa, baik yang bersifat jasmani maupun bersifat rohani.

2. TUGAS DAN FASE PERKEMBANGAN

Adalah hal yang pasti bahwa setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar hal ini tidak berarti merupakan kegiatan belajar yang ilmiah. Hal-hal lain yang menimbulkan tugas-tugas perkembangan tersebut adalah:

a. Karena danya kematangan fisik terutama pada fase perkembangan tertentu; b. Karena adanya doronagan cita-cita psikologis manusia yang sedang

berkembang itu sendiri;

c. Karena adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar. 3.HUKUM PERKEMBANGAN

Perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dab akibat terjadinya pristiwa perkembangan dalam diri manusia.

a. Hukum Konvergensi

b. Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri c. Hukum Masa Peka

d. Hukum Keperluan Belajar

e. Hukum Kesatuan Anggota Badan f. Hukum Tempo Perkembangan g. Hukum Irama Perkembangan h. Hukum Rekapitulasi.

C. PERKEMBANGAN PSIKI-FISIK SISWA

1. Perkembangan Motor (Fisik) Siswa

Proses perkembangan fisik anak berlangsung kurang lebih selama dua dekade (dua dasawarsa) sejak ia lahir. Semburan perkembangan (spurt) terjadi pada anak menginjak usia remaja antara 12 atau 13 tahun hingga 21 atau 22 tahun. Ada empat macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor skills anak yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkanya. Pertama, pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf. Kedua, pertumbuhan otot.

(14)

Ketiga, perkembangan dan perubahan fungi kelenjar-kelenjar endokrin. Keempat, perubahan struktur jasmani.

2. Perkembangan Kognitif Siswa

Menurut para ahli psikologi kognitif, pendaya guna kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai mendaya gunakan kapasitas Motor dan Sensorinya.

3. Perkembangan Sosial dan Moral Siswa

Pendidikan, ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) adalah upaya penumbuh kembangkan sumberdaya manusia melalui proses hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi) yang berlangsun dalam mayarakat yang terorganisasi, dalam hal ini masyarakat pendidikan dan keluarga.

D. ARTI PENTING PERKEMBANGAN KOGNITIF BAGI PROSES BELAJAR SISWA

Program pengajaran di sekolah yang baik adalah yang mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan mereka. Pengetahuan mengenai proses perkembangan dengan segala aspeknya itu sangat banyak manfaatnya, antara lain:

a. Guru dapat memberikan lanyanan bantuan dan bimbinaganyang tepat kepada para siswa, relevan dengan tingkat perkembanganya;

b. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memulai ektivitas

proses belajar mengajar bidang tertentu,dll.

Upaya pengembangan fungsi ranah kognitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap ranah kognitif sendiri, melainkan juga terhadap ranah efektif dan psikomotor seperti yang akan penyusun lebih lanjut.

a. Mengembangkan Kecakapan Kognitif

b. Mengembangkan Kecakapan Afektif c. Mengembangkan Kecakapan Psikomotor

(15)

BAB 3 BELAJAR

A. DIFINISI DAN CONTOH BELAJAR

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.

1. DIFINISI BELAJAR

Sebagaian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/informasi pelajaran. Disamping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai pelatihan berkala seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis.

2. CONTOH BELAJAR

Dalam mempermudah pemahaman Anda mengenai cara sebenarnya belajar itu berlangsung, berikut ini akan penyusunan kemukakan satu contoh sederhana sebagai gambaran. Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia memncoba mainan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakkanya pada suatu permukaan atau dataran. Prilaku “memutar” dan “meletakkan” tersebut merupakan respons atau reaksi atas rangsangan yang timbul/ada pad mainan itu (misalnya, kunci dan roda mobil-mobilan tersebut.

B. ARTI BELAJAR

Balajar adalah key term (istialah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi pendidikan. Karena demikaian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.

(16)

C. BELAJAR, MEMORI, DAN PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI DAN AGAMA

1. PRESEPEKTIF PSIKOLOGI

Pada umumnya para ahli psikologi pendidikan khususnya mereka yang tergolong cognitivist(ahli sains kognitivist) sepakat bahwa hubungan antara belajar, memori, dan pangetahuan itu sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan. Memori yang biasa kita artiakan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat pada otak manusia.

2. PERSEPEKTIF AGAMA

Islam, menurut Dr. Yusuf Al-Qardhawi (1984), adalah akidah yang berdasarkan ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan penyerahan diri secara membabi buta. Hal ini tersirat dalam firman Allah, “ Maka kethuailah, bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah” (surah Muhammad : 19). Islam memandang umat islam sebagai mahluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tidak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan memberikan potensi ayng bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahua dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri.

Potensi-potensi tersebut terdapat dalam organ-oragn fisio-psikis manusia yang berfungsi sebagai alat-alat penting untuk melekukan kegiatan belajar. Adapun ragam alat fisio-psikis itu, seperti yang terungkap dalam beberapa firman Tuhan,. Adalah sebagai berikut:

a. Indara penglihat (mata), yakni alat fisik yang berguna menerima informasi fisual;

b. Indra pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima

informasi ferbal;

c. Akal, yakni potensi kejiwaan manusia yang berupa sistem psikis yang

kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif).

(17)

D. TEORI-TEORI POKOK BELJAR

1. Koneksionisme

Teori Koneksinisme (connectionism) adalah teori yang ditemukan dan di kembangkan oleh Edward L. Thorndike (1874-1949) berdasarka eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an. Thondike ini menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar. Berdasarkan eksperimen di atas, Thondike menyimpulkan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons.

2. Pembiasaan Klasik

Teori pembiasaan klasik ( clasical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil eksperimen oleh Ivan Pavlov (1849-1936), seorang ilmuan besar rusia yang teleh berhasil menggondol hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada dasarnya classical conditionong adalah sebuah prosedeur penciptaan reflek baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut (Terrace, 1973).

3. Pembiasaan Prilaku Respons

Teori pembiasaan prilaku respons (operant conditioning) ini merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan masih sangat berpengaruh di karangan para ahli psikologi belajar masa kini.

4. Teori Pendekatan Kognitif

Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang telah meberi komtribusi yang sanagt berarti dalam perkembangan psikologi pendidikan. Sains kognitif merupakan himpunan disiplin yang terdiri atas; psikologi kognitif, ilmu-ilmu komputer, liguistik, intelegensi buatan, matematika, epistimologi, dan neuropsycsologi (psikologi syaraf)

.E. PROSES DAN FASE BELAJAR

1. Difinisi Proses Belajar

Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang denganya beberapa yang ditimbulkan hingganya tercapainya hasil-hasil

(18)

tertentu (Reber, 1988). Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan prilaku kognitif, efektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.

2. Fase-Fase Dalam Proses Belajar

Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlo, 1985), dalam proses belajar, siswa emenpuh tiga episode atau tiga fase, yakni: a) Fase informasi (tahap penerimaan materi).b) Fase transpformasi (tahap

pengubahan materi).c) Fase evaluasi (tahap penilaian materi).Dalam fase informasi (informatin), seorang siswa yang sedang belajar memeroleh sejumlah

keterangan mengenai materi ayang sedang dipelajari. Dalam fase transformasi

(transformation), informasi yang telah itu di analisis, diubah, atau di transformasikan

menjadi bentuk yang abstrak atau konseptul supaya kelak pada giliranya dapat di masnfaatkan bagihal-hal yang lebih luas. Dalam fase evaluasi (evaluation),seorang siswa yang akan menilai sendiri sampai sejauh mana pengetahuanya (informasi yang telah di transforasikan tadi) dapat di mabfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi.

BAB 4 CIRI, PERWUJUDAN, JENIS, PENDEKATAN, DAN

FAKTOR YANG MEMENGARUHI BELAJAR

A. CIRI KHAS PRILAKU BELAJAR

1. Perubahan internasional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang pernah di alami sekurang-kurangnya ia nerasakan perubahan dalam dirinaya,seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya.

2. Perubahan Positif dan Aktif

Positif artinya baik, bermanfaat, sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya suatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya.

(19)

3. Perubahan Efektif dn Fungsional

Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat funsional dalam arti ia relatif menetap dan setiap saat apabila di butuhkan perubahan tersebut dapat di produksi dan di manfaatkan.

B. PERWUJUDAN PRILAKU BELAJAR

Dalam hal ini memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar, para ahli sependapat atau sekurang-kurangnya terdapat titik temu di antara mereka mengenai hal-hal yang prinsipal. Aka tetapi, mengenai apa yang dipelajari siswa dan pbagaimana perwujutanya, aganknya masih ,menjadi teka-teki yang sering menimbulkan pendapat yang cukup tajam dianatar para ahli itu.

a. Kebiasaan

Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecendrungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.

b. Keterampilan

Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazim tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulisa, mengetik, olah raga dan sebagainya.

c. Pengamatan

Pengamatan adalah proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mata dan telinga. Bakat pengalaman seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya kesalahan pula.

(20)

d. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat

Berfikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan yang lain. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dan respon.

e. Berpikir Rasional dan Kritis

Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan prilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prisip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).

f. Sikap

Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.

g. Inhibisi

Secara singkat, inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang berlangsung (Reber, 1988).

h. Apresiasi

Pada dasarnya aprisiasi berarti sebuah pertimbangan (judgemen) mengenai arti penting atau nilai sesuatu (Chaplin, 1982).

i. Tingkah Laku Afektif

Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyambut keaneka ragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira, kecewa, benci, was-was, dan lain sebagainya.

C. JENIS-JENIS BELAJAR 1. Belajar Abstrak

2. Belajar Keterampilan 3. Belajar Sosial

(21)

4. Belajar Pemecahan Masalah 5. Belajar Rasional

6. Belajar Kebiasaan 7. Belajar Apresiasi 8. Belajar Pengetahuan

D. EFESIENSI, PENDEKATAN, DAN METODE BELAJAR

Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi atau kiat melaksanakan pendekatan atau metode belajar termasuk gfaktor-faktor yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sering terjadi seorang siswa yang memilikik kemampuan ranah cipta (kognitif) yang lebih tinggi daripada teman-temanya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan hasil teman-temanya. Bahkan, bukan hal yang mustahil jika suatu saat siswa cerdas tersebut mengalami kemerosotan prestasi sampai ketitik ayng lebih rendah daripada prestasi temanya yan berkapasitas rata-rata.

I. Efesiensi Belajar

Pada umunya orang melakukan usaha atau berkerja dengan memeroleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan kata lain efesien.

a. Efesiensi Usaha Belajar b. Efesiensi Hasil Belajar II. Ragam Pendekatan Belajar

Banyak pendekatan yang dapat anda ajarkan kepada siswa untuk mempelajari bidang studi atau materi palajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling moderen.

a. Pendekatan Hukum Jost

b. Pendekatan Ballard dan Clanchy c. Pendekatan Biggs

(22)

III. Metode Belajar SQ3R

Untuk melengkapi uraian mengenai pendekatan dan strategi belajar tersebut dimuka, berikut uni penyusun sajikan sebuah cara mempelajari teks (wacana), khususnya yang terdapat dalam buku, artikel ilmiah, dan laporan penelitian. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:

a. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks.

b. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relefan dengan teks. c. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas

petanyaan-pertanyaan yang telah tersusun

d. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah di temuka.

e. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban dan pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BELAJAR

Secara global, faktor-faktor yang memengaruhi siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kedaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa;

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learnig), yakini janis upaya belajar siswa yang meliputu strategi dan metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

BAB 5 PRESTASAI, LUPA, KEJENUHAN, DAN KESULITAN BELAJAR A. EVALUASI DALAM BELAJAR

Pada bagian ini diurikan beberapa bagiam pokok yang behubungan dengan prestasi atau kinerja akademik (academic performance) dan penetapan batas minimal prestasi belajar siswa.

(23)

1. Difinisi Evaluasi

Evaluasi atrinya penelitian terhadap tingakat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam senbuah progaram. Padanan kata evaluasi adalah assesement yang menurut Tradif (1989) berarti proses penilaian unutk menggambarkan prestasi yang di capai seorang siswa sesuan dengan kriteria yang telah di tetapkan.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Assessment menurut Petty (2004), mengukur keluasan dan kedalaman belajar, sedangkan evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasiul belajar yang pada darsarnya merupakan proses penyusunan diskripsi siwa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

a. Tujuan Evaluasi

Pertama, untuk mengethui tingkat kemajuan yang telah di capai oleh siswa

dalam sustu kurun waktu proses belajar tertentu. Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Ketiga, untuk mengethui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Keempat, untuk mengetahui segala upaya siswa dalam mendaya gunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang milikinya) untuk keprluan belajar. Kelima, unutk mengethui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar (PMB).

b. Fungsi Evaluasi

Disamping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

 Fungsi administratif untuk penyusunan daftar mengisi datar nilai dan pengisian rapor;

 Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan;

 Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (penagjaran perbaikan);

 Sumber data BK untuk memasok data siswa tertentuk yang memerlukan bimbingan dan konseling (BK).

(24)

 Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi perkembangan kurikulum, metode dan alat-alat PMB.

c. Ragam Evalusi

Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya banyak, mulaiyang paling sederhana sampai yang paling kompleks.

Pre-test dan post-test

Kegiatan pretest dilakukan guru secar rutin pada setiap akn memulai penyajian materi baru. Tujuanya untuk mengidentifikasi syaraf penegtahuan siswa mengenai bahan yang akan di sajikan. Evalusi seperti ini berlangsung secara singkat dab sering tidak memerlukan instrume tertulis.

Evaluasi prasyarat

Evaluasi jenis ini sangat, mirip dengan pretest. Tujuanya adalah untuk mengedentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang telah mendasari materi baru yang akan di ajarkan.

Evaluasi diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrumen sejenis ini di titikberatkan pada bahasan tertentu yang di pandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.

Evaluasi formatif

Evaluasi jenis ini kurang lebih sama ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajaian satu pelajaran atau modul. Tujuanya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis (mengetahuai penyakit/kesulitan) kesulitan belajar siswa.

(25)

Evalusi sumatif

Ragam penilain sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.

UAN/UN

Ujian Akhir Nasional dan Ujian Nasional(UN) pada prinsipnya sama dengan efalusi sumatif dalam arti sebagai penentuan kenaikan status siswa. Namun, UAN mulai dilakukan pada tahun 2002 untuk dirncang untuk siswa yuang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan yaiutu jenjang SD/MI (madrasah ibtidaiyah), dan seterusnya.

d. Syarat dan Ragam Alat Evalusi

Syarat alat evaluasi

Ragan alat evaluasi

e. Indikator prestasi belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, penggunaan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah murid, sangat sulit.hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba).

f. Batas minimal prestasi belajar

Setelah mengetahui indikator prestasi belajar diatas, guru perlu pula mengetahui bagai mana menetapakan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangakn untuk sekala 0-100 adalah 55 atau 6.

(26)

g. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor a. Evaluasi Prestasi Kognitif

Mengukur kebehasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah karena pelaksanaanya ialah karena pelaksanaanya yang face to face (berhadapan langsung).

b. Evalusi prestasi efektif

Dalam merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi efektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi seyoginya mendapat perhatian khusus.

c. Evaluasi prestasi Psikomotor

Cara yang di pandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang dinamis ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi.

B. LUPA DAN KEJHENUHAN BELAJAR 1. LUPA DALAM BELAJAR

Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa-apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang senbelumnya telah kita pelajari.

a. Fakto-faktor penyebab lupa

Pertama, lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang telah ada dalam sistem memori siswa. Kedua, lupa dapat terjadi pada seseorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja atau tidak. Ketiga, lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan status lingkungan atar waktu belajar dengan waktu mengingat kembali (Anderson, 1990), dan lain sebagainya.

(27)

b. Kiat mengurangi lupa dalam belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi luapa adalah, dengan cara mengingatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiyak yang perlu dicoba oleh siswa dalam mengingat daya ingatnya, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson(1990), adalah sebagai berikut:

1. Overlarning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi peljaran tertentu.

2. Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar.

3. Mnemonic device (muslihat memori) yang sring juga hanya disebut mne-monic itu berarti kiat khusus yang di jadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi kedalam sistem akal manusia.

4. Pengelompokan (clustering) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau mirip.

5. Latihan terbagi (distributed practice) adalah latihan terkumpul yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong siswa melakukan cremming. 6. Pengaruh letak bersambung (the serial position effect), siswa dianjurkan

menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan sebagainya ) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat.

2. KEJENUHAN BELAJAR

Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosen. Dalam belajar, disamping sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami pristiwa negatif lainya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateu atau plateua.

Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar

Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ialah kehilangan motifasi dan kehilangan konsilidasi salah satu tingkat salah satu tinggkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya (Chapilan,

(28)

1972).selain itu kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaninya karena bosan (boring), dan keletihan (fatigue).

C. TRANSFER DALAM BELAJAR

Transfer dalam belajar yang lazim disebut transfer belajar (transfer of learning) itu mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari situasi kesituasi lainya (Reber, 1988). Kata “pemindahan keterampilan” tidak berkonotasi hilangny keterampilan melakukan sesuatu pada masa lalu karena diganti dengan keterampilan baru pada masa sekarang.

1. Ragam Transfer Belajar a. Transfer positif b. Transfer negatif c. Transfer vertikal d. Transfer lateral

2. Terjdinya transfer positif dalam belajar

Transfer positif, seperti yamg telah diuraikan diatas, akan mudah terjadi pada seoarng siswa dalam situasi belajarnya di buat sama atau mirip dengan situasi sehari-hari yang akan ditempati siswa tersebut kelak dalam mengapresiasiakan penegetahuan dan keterampilan yang telah ia pelajari disekolah.

D. KESULITAN BELAJAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANYA 1. FAKTOR-FAKTOR KESULITAN DALAM BELAJARA

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan dalam belajar terdiri dari dua macam yaitu:

a. Faktor interen siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang umum dari dalam diri siswa sendiri.

b. Faktor eksteren siswa, yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa.

2. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan maslah kesulitan belajar siswa, guru sangat di anjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat), terhadap fenomene yang menunjukkan

(29)

kemungkinan adnya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Banyak l;angakah diagnostik yang dapat ditempuh guru, angtara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Senf (1982) sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa ketika mengetahui pelajaran.

b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar.

c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang menimbulkan kesulitan belajar.

d. Memberikan tes diagnostik bidan kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesuliatn belajar.

Setelah langakah-langkah diatas selesai, barulah guru melaksanakan langakah berikutnya , yakni melaksanakan program perbaikan:

a. Analisis diagnosis

b. Menentukan kecakapan bidang bermasalah c. Menyusun program perbaikan

d. Melaksanakan progaram perbaikan

BAB 6 MENGAJAR

A. ARTI PENTING MENGAJAR

Mengajar merupan istilah kunci yang tak hampir luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Sebagian orang menganggap mengajar hanya sebagian pendidikan. Mengajar hanya dianggap sebagai slah satu alat atau cara dalam menyelenggarakan pendidikan, bukan pendidikan itu sendiri . Konotasinya jelas, karena mengajar hanyalah salah satu cara mendidik maka pendidikan pun dapat berlangsung tanpa pengajaran.

(30)

B. DEFINISI DAN CONTOH MENGAJAR

Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik membantu dan membimbing siswa untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan kriteri yang ytelah di tetapkan, baik baik kriteria institusional maupun konstitusional. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab itu, guru berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang mengarah pada penegertian membantu dan membimbing siswa dalam melapangkan jalan menuju perubahan positif seluruh ranah kejiwaan.

1. Definsi mengajar

Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian, tujuanya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa sejumlah pengetahuan dan kebudyaan.

2. Contoh mengajar

Selaku pengelola kegiatan siswa, guru sangat diharapkan menjadi pembimbing dan pembantu para siswa, bukann hanya mereka berada dalam kelas saja melainkan ketika mereka berada dalam luar kelas, khususnya ketika mereka masih berda dalam lingkungan seperti di laboraturium, perpustakaan dan lain sebagainya.

C. PANDANGAN-PANDANGAN POKOK MENGENAI ILMU

1. Menagajar sebagai ilmu

Sebagian ahli memandang mengajar sebagai ilmu (science). Oleh karenanya, guru merupakan sesosok pribadi manusia yang memang sengaja di bangun untuk menjadi tenaga profesional yang memiliki profesi (berpengetahuan dan berkemampuan tinggi) dalam dunia pendidkan yang berkompeten untuk melakukan tugas mengajar.

(31)

2. Mengajar sebagai seni

Sebagian ahli lainya memandang bahwa mengajar adalah sebagi seni (art), bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu (termasuk orang yang berilmu pendidikan) bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar. Memang sulit disangkal bahwa untuk menjadi guru yang profesional orang harus belajar dan berlatih di lingkungan instansi pendidikan keguruan selam bertahun-tahun.

D. MODEL DAN METODE POKOK MENGAJAR

1. Model pokok mengajar

a. Model information processing (tahap pengelolaan informasi)

Sebuah istilah kunci dalam psikologi kognitif yang akhir-akhir ini semakin mendominasi sebagian besar upaya riset dan pembahasan psikologi pendidikan. Information processing sebagai rumpun model-model mengajar perlu dipelajari dan diterapkan sebaik-baiknya dalam proses belajar mengajar agar ranah cipta siswa dapat berkembang dan berfungsi secara optimal.

b. Model personal

Rumpun model personal pada umumnya beroreintasi pada pengembangan pribadi pribadi siswa dengan lebih banya memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosionalnya. Bantuan rumpun model personal lebih ditekankan pada pembentukan dan pengorganisasian realitas kehidupan lingkungan dan kehidupan yang khas/unik.

c. Model sosial (hubungan bermasyarakat)

Model sosial adalah rumpun model mengajar yang menitik beratkan pada proses interaksi antara individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. Oleh karenya, rumpun model lazim juga disebut sebagai interactive model (model yang besifat hubungan antar individu).

d. Model behavioral (penegembangan prilaku)

Rumpun model mengajar pengembangan peilaku (behavioral) direkayasa atas dasar kerangka teori perilaku yang dihubungkan dengan proses belajar dan megajar. Aktivitas mengajar, menurut teori ini, harus ditunjukkan pada timbulnya prilaku baru atau berubahnya prilaku siswa kearah yang sejalan dengan harapan. Rumpun model

(32)

mengajar behavioral banyak dilandasi oleh asumsi empiris bahwa segenap prilaku siswa adalah fenomena yang dapat diobservasi, diukur, dan dijabarkan dalam bentuk prilaku-prilaku khusus.

2. Metode Pokok Pengajaran

a. Difinisi metode mengajar

Metode secar harfiah berarti “cara”. Dalam pemakain yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasanya digunakan untuk meyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.

b. Ciri khusus metode belajar

Pada prinsipnya, tidaka satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Mengapa? Karena, setiap metode mengajar memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang khas.

c. Ragam metode belajar

Ragam dan jumlah metode mengajar mulai yang dari tradisional sampai yang paling moderen sesungguhnya banyak hampir tak dapat dihitung dengan jari-jari tangan. Ada empat macam metode mengajar yang dipandang resprenssetatif dan doinan dalam arti digunakan secara luas sejak dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan formal.

Metode ceramah

Metode diskusi

Metode demontrasi

(33)

E. STRATEGI DAN TAHAPAN MENGAJAR 1. Strategi mengajar

Secara harfiah, kata “strategi” dpat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan startegem yakni siasat atau rencana (Mcleod, 1989). Banyak padana kata “strategi” dalam bahas inggris, dan yang dianggap relevan dengan pembahasan ini ialah kata approch (pendekatan) dan kata procedur (tahap kegiatan). Dalam melaksanakan strategi SPELT, guru perli mengikuti tiga macam langkah panjang dan terpisah dalam arti mengambil waktu yang berada tetapi berurutan, yakni:

a. Dirct strategy instruction (pengajaran dengan strategi langsung); b. Teaching for transfer (mengajar untuk mentransfer strategi);

c. Generating elaborative strategis (pembagian strategi belajar siswa yang luas dan terperinci).

2. Tahapan-tahapan mengajar

Tahapan-tahapan dalam proses mengajar memiliki hubungan yang erat dengan penggunaan strategi mengajar. Maksudnya ialah bahwa setiap penggunaan strategi mengajar harus selalu merupakan rangkaian yang utuh dalam tahap-tahapan mengajar. Setiap proses mengajar harus melalui tiga tahapan, yakni:

a. Tahap prainstruksional, yakni persiapan sebelum mengajar dimulai. b. Tahap instruksiaonal, yakni saat-saat mengajar (penyajian materi);

c. Tahap evaluasi dan tindak lanjut, yaitu penilaian hasil belajar siswa setelah mengikuti pengajaran dan penindak lanjutan.

3. Pendekatan pembelajaran

Pembelajaran (instruction) ialah proses atau upaya yang dilakukan oleh seseorang (misal guru) agar orang lain (dalam hal ini murid) melakukan belajar. Pembelajaran tidak identik dengan nelajar sebagaimana yang dipahami sebagian orang selam ini. Banyak kiat yang dapat diterapkan untuk mendekati pembelajaran secar inovatif antara lain dengan penataan kelas yang memungkinkan munculnya interaksi antara guru denga siswa dan siswa denag sesamanya ( komunikasi multi arah), sehingga memudahkan proses bimbingan kegiatan dan pengalaman belajar secara langsung dan terbuka untuk semua siswa.

(34)

BAB 7 GURU DAN PROSES MENGAJAR DAN BELAJAR

A.

GURU

1.

Arti guru dahulu dan sekarang

Sekurang-kurangnya selama dua dasawarsa terakhir ini hampir setiap saat, media masa khususnya media catak harian dan mingguaan memuat berita tentang guru. Namun, berita-berita ini banyak yang cenderung melecehkan posisi para guru, sedangkan para guru sendiri nyaris tak mampu membela diri.

2. Arti guru masa mendatang

Dalam kamus besar bahasa indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaanya (mata pencaharianya) mengajar. Kata mengajar dapat pula ditafsirkan bermacam-macam, misalnya:

a. Memerlukan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat psikomotor kognitif);

b. Melatih keterampilan jasmani kepad orang lain (bersifat psikomotor);dan c. Menamakan nilai dan keyakinan kepada orang lain (bersifat efektif).

B. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU

Dalam arti sederhana, kepribadian bersifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatanya yangb membedakan dirinya dari yang lain. Mcleon (1989) mengartikan kepribadian (personality) sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini, kata lain yang sangat dekat artinya dengan kepreibadian adalah karakter dan identits.

1. Fleksibilitas kognitif guru

2. Keterbukaan psikologis pribadi guru

C. KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU

Pengertian dasar kompetensi (competency) adalah kemampuan atau kecakapan. Padan kata yang berasal dari bahasa inggris itu cukup banyak dan yang lebih relevan dengan pembahasan inio ialah kata proficiency dan obiliti yang memeiliki arti kurang lebih sama yaitu kemampuan.

a. Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta); b. Kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa);

(35)

c. Kompetensi psikomotor (kecakapan ranah karsa). d. Kompetensi psikomotor guru

D. HIUBUNGAN GURU DENGAN PROSES MENGAJAR-BELAJAR

1. Konsep dasar proses mengajar-belajar

a. Difinisi dan komunikasi dalam proses belajar-mengajar b. Sasaran dalam proses belajar –mengajar

c. Strategi perencanaan proses belajar-mengajar d. Strategi plaksanaan proses mengajar-belajar

e. Faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar mengajar

2. Fungsi guru dalam proses mengajar belajar

a. Guru sebagi designer of intruction(merancang kegiatan mengajar-belejar); b. Guru sebagai menager instruction(sebagai pengelola pengajaran);

c. Guru sebagi evaluator of student learning(penilai hasil belajar siswa).

3. Posisi dan ragam guru dalam proses mengajar-belajar a. Posisi guru dalam proses mengajar-belajar

Sehubungan dengan hal itu, rabgkai tujuan dan hasil yang harus dicapai guru, terutama belajar, membangkitkan kegiatan belajar siswa. Dengan kegiatan siswa diharapkan berjhasil mengubah tingkah lakunaya sendiri kearah yang lebih maju dan positif.

b. Ragam guru dan proses mengajar-belajar

Pertama, guru otoriter (authoritarian). Guru yang otoriter selalu mengarahkan

dengan keras segala aktifitas para siswa tanpa dapat ditawar-tawar. Kedua, guru laizze-faire padananya adalah idividualisme (faham yang menghendaki kebebasn pribadi). Ketiga, guru demokratis (democratic) yang pada intinya mengandung makna memperhatikan persamaan hak dan kewajiban semua orang. Keempat, guru otoritatif berarti berwibawa karena adnya kewenangan baik berdasarkan kemampuan kekuasaan yang diberikan.

(36)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbandingan Buku Psikologi Pendidikan (Muhibbin Syah) dengan Buku Psikologi Pendidikan (UNIMED)

I. Kelebihan dan Kekurangan

KELEBIHAN KEKURANGAN

Dalam buku utama materi dan pembahasannya hampir sama dengan buku pembanding, namun dalam buku utama pembahasannya lebih lengkap dan lebih terinci dibanding dengan buku pembanding

Dari segi percetakan buku utama kurang menarik karena kertas yang digunakan seperti kertas koran dan lebih tipis serta lebih mudah sobek dibandingkan dengan buku pendamping yang menggunakan kertas HVS yang lebih tebal

Pada buku utama terdapat halaman yang berisi identitas buku dan hak cipta, selanjutnya terdapat kata pengantar dan daftar isi yang dijabarkan lebih terinci dengan dituliskannya judul-judul besar yang ada dalam pembahasan sedangkan pada buku pembanding hanya memberi judul besar pada daftar isi dan tidak terinci seperti buku utama

Dalam segi penulisan dalam buku utama terlihat lebih sempit dan kurang rapi dibanding dengan buku pembanding

Pada kedua buku ini terdapat halaman pendahuluan dan itu akan memudahkan pembaca untuk mengetahui secara singkat materi yang akan dibahas dalam buku. Seterlah pembahasan penulis masuk dalam materi tentang pengetahuan psikologi

Percetakan cover pada buku utama terlihat kurang menarik dibanding dengan buku pendamping yang terlihat lebih menarik pembaca

Dalam buku utama terdapat indeks/glosarium yang akan memudahkan pembaca dalam mencari kata yang dirasa sulit. Sedangkan pada buku pembanding tidak terdapat glosariumnya

Ada beberapa materi yang dibahas dalam buku utama, namun tidak dibahas dalam buku pembanding Dalam buku utama banyak

(37)

menggunakan referensi buku lain (daftar pustaka) dalam pembuatan buku tersebut, sementara pada buku pembanding tidak terdapat daftar pustaka

Pada buku pendamping yang diterbitkan oleh PPs UNIMED memiliki desain cover yang menarik untuk para pembaca, karena disana terdapat gambar mata, kepala manusia (otak) dan gambar puzzle dimana dari ketiga gambar ini pembaca bisa tau bahwa buku ini membahas tentang psikologi yang berkaitan dengan manusia

(38)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya kedua buku ini memiliki pembahasan yang hampir sama, namun bedanya pada buku utama pembahasan yang dijabarkan lebih rinci dan lebih lengkap dibandingkan dengan buku pembanding. Dan apada penulisan buku utama banyak mengutip pendapat dari para ahli, sehingga teori yang dijabarkan jelas akurat dan hal itu akan menambah pengetahuan para pembaca dan mengenal para ahli.

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini mempelajari konsep dasar gejala manusia dalam bidang pendidikan dan penerapannya, yang meliputi konsep dasar psikologi pendidikan, bentuk-bentuk

Saiful Akhyar Lubis, M.A maka dapat disimpulkan psikologi pendidikan Islam adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang manusia berikut dengan

Metode penelitian ini adalah melalui pendekatan yang berdasarkan pada Library Reseach tentang psikologi kepribadian yang membahas tentang tingkah laku manusia

kita telah lihat yang psikologi ialah satu disiplin yang mengkaji tingkah laku serta proses-.. proses jiwa

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku

Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun

Apabila dilihat diatas diantara cabang-cabang psikologi maka psikologi pendidikan termasuk kedalam psikologi khusus ini berarti psikologi pendidikan adalah ilmu yang

PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI S inggih Dirgagunarsa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia P lato dan Aristoteles Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang