• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah etika profesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah etika profesi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MENJADI PROFESI ELEKTROMEDIS

Di Susun Oleh :

Muhammad Rifai Maulidi

13182036

Akademi Teknik Elektro Medik Andakara Jakarta

Tingkt III

(2)
(3)

KATAPENGANTAR………...2 DAFTAR ISI………..…...1 BAB I PENDAHULUAN ………3 1.1 Latar belakang………3 1.2 Rumusan masalah………...………..3 1.3 Tujuan ………..3 BAB II PEMBAHASAN :………..………4 2.1 Pengertian Profesi………...4 2.2 Ciri-ciri Profesi ………5 2.3 Profesi Elektromedis………5

2.4 Standar Profesi Elektromedis……….5

2.5 Tanggungjawab Elektromedis………....6

2.6 Standar Kompetensi Elektromedis………7

2.7 Kode Etik Teknik Elektromedis………...7

2.8 Dasar Hukum Profesi Elektromedis………..8

2.9 Standar Kompetensi Elektromedis Keahlian ……….13

BAB III Penutup KSIMPULAN……….15

3.1 Kesimpulan………...15

Daftar Pustaka ………16

(4)

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Selawat beserta salam tak lupa pula penyusun ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Makalah ini saya susun guna melaksanakn tugas mata kuliah Etika

Profesi penyusun mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen bapak

Agus Komarudin

P e n yu s u n m en ya d a r i d al a m pe n yu s u n a n m a ka l a h in i m as i h b a n ya k terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu penyusun mengharapkan saran da n k r i t i k ya n g da p a t m em ba n gu n u n t u k p e r ba i k an pa d a m a s a ya n g a ka n datang.

Selanjutnya penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang t e la h m em b an t u da l am r a ng k a pe n yu s u n a n m a ka l a h in i , se m o g a j a sa b ai k mereka mendapat balasan dari Allah SWT.

Jakarta,19 Januari 2016

Muhammad Rifai Maulidi

BAB I Pendahuluan

(5)

1.1 LATAR BELAKANG

Pelayanan teknik elektromedik/biomedika yang merupakan bagian integral pelayanan kesehatan, telah mengalami perkembangan yang pesat baik dari sisi keilmuan maupun teknologi rekayasa pada bidang kedokteran/kesehatan seiring dan sejalan dengan era globalisasi.

Teknisi Elektromedis/biomedika sebagai profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Klien secara penuh mempercayakan masalahnya untuk mendapatkan pelayanan teknik elektromedik/biomedika yang bermutu dan bertanggung jawab. Teknik

elektromedik/biomedika sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan ruang lingkup

kegiatannya.

Guna meningkatkan kinerja profesi teknik elektromedik/biomedika salah satunya diperlukan standar profesi sebagai pedoman dasar setiap teknisi elektromedis dalam mengaktualisasikan diri dan sebagai hasil keluaran (outcome) yang diharapkan profesinya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Penyusun makalah menjelaskan tentang : 1. Pengertian Profesi

2. Profesi Elektromedis

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Mengetahui apa itu profesi

2. Memberikan pengetahuan tentang profesi Elektromedik

BAB II PEMBAHASAN

(6)

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk

memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen". Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan desainer.

Berikut beberapa istilah profesi yang dikemukakan oleh para ahli : - SCHEIN, E.H (1962)

Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat

2.2 CIRI-CIRI PROFESI

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu : 1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun. 2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap

pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi. 3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap

pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

2.3 Profesi Elektromedis

Pelayanan teknik elektromedik/biomedika yang merupakan bagian integral pelayanan kesehatan, telah mengalami perkembangan yang pesat baik dari sisi

(7)

keilmuan maupun teknologi rekayasa pada bidang kedokteran/kesehatan seiring dan sejalan dengan era globalisasi.

Teknisi Elektromedis/biomedika sebagai profesi kesehatan dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional, efektif dan efisien. Klien secara penuh mempercayakan masalahnya untuk mendapatkan pelayanan teknik elektromedik/biomedika yang bermutu dan bertanggung jawab. Teknik

elektromedik/biomedika sebagai profesi mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan ruang lingkup

kegiatannya.

Guna meningkatkan kinerja profesi teknik elektromedik/biomedika salah satunya diperlukan standar profesi sebagai pedoman dasar setiap teknisi

elektromedis dalam mengaktualisasikan diri dan sebagai hasil keluaran (outcome) yang diharapkan profesinya.

2.4 Standar Profesi Elektromedis

Profesi keteknisian elektromedis adalah suatu pekerjaan teknisi elektromedis yang dilaksanakan berdasarkan ilmu, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.

Menurut Barber, pengertian profesi mengandung esensi sebagai berikut : 1. Memiliki ilmu pengetahuan yang sistematik

2. Orientasi primer lebih cenderung untuk kepentingan umum/masyarakat dari pada kepentingan pribadi.

3. Memiliki mekanisme kontrol terhadap tingkah laku anggotanya melalui kode etik yang dibuat oleh organisasi profesi dan diterima sebagai kewajiban untuk dipatuhi. Ketiga esensi tersebut ada pada profesi keteknisian elektromedis.

2.5 Tanggung jawab Elektromedis

Tanggung jawab Teknisi Elektromedis secara umum adalah menjamin

terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar. Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi semua sarana pelayanan kesehatan mulai dari Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanannya menggunakan fasilitas peralatan dari yang teknologi sederhana sampai teknologi tinggi, dengan peranan dan fungsi teknisi elektromedis secara

(8)

umum yang dapat diuraikan mulai dari pengelola, pelaksana, penelitian serta penyuluh dan pelatih terhadap alat kedokteran/kesehatan pada fasilitas kesehatan sebagai berikut:

1. Melaksanakan operasi alat kedokteran/kesehatan (Teknisi Aplikasi). 2. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran/kesehatan.

3. Melaksanakan repair & trouble shooting alat kedokteran/kesehatan. 4. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alat kedokteran/kesehatan. 5. Melaksanakan inspeksi keamanan alat kedokteran/kesehatan. 6. Melaksanakan uji laik pakai alat kedokteran/kesehatan.

7. Melaksanakan kalibrasi alat kedokteran/kesehatan.

8. Melaksanakan registrasi dan penapisan alat kedokteran/kesehatan yang diimpor dari luar negeri.

9. Melaksanakan uji produksi dalam negeri alat kedokteran/kesehatan. 10. Melaksanakan fabrikasi alat kedokteran/kesehatan.

11. Melaksanakan penyuluhan/pengajaran/penelitian alat kedokteran/ kesehatan. 12. Melaksanakan sales engineering alat kedokteran/kesehatan.

13. Melaksanakan perakitan instalasi alat kedokteran/kesehatan.

14. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alat kedokteran/ kesehatan

2.6 Standar Kompetensi Elektromedis

Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang keterampilan dan

pengetahuan serta sikap yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan akan mampu : mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan,

mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan,mengetahui Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula,menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

(9)

Dalam penyusunan standar kompetensi Teknik Elektromedik dibagi dalam empat peran yaitu, sebagai pengelola, pelaksana, peneliti dan pelatih/penyuluh, masing – masing sesuai dengan kompetensinya.

2.7 Kode Etik Teknik Elektromedis

Teknisi elektromedis adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat, bukanlah profesi yang semata-mata pekerjaan untuk mencari nafkah, akan tetapi merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hal ini kepercayaan dari masyarakat yang memerlukan pelayanan profesi, percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada kesetiaannya dan percaya kepada kemampuan profesionalnya. Oleh sebab itu anggota profesi teknisi elektromedis memandang perlu menyusun

rumusan-rumusan sebagai petunjuk dengan harapan dapat menjadi ikatan moral bagi anggota-anggotanya. , dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai teknisi elektromedis, Tanggung jawab organisasi profesi: Menghargai hubungan

multidisiplioner dengan profesi lain. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap Pasien/Klien, Kewajiban Teknisi

Elektromedis Terhadap Teman Sejawat, Tidak bersikap diskriminatif dalam

memberikan pelayanan teknik elektromedik kepada siapapun yang membutuhkan:, Menjaga rahasia klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan, Menghargai hak dan martabat individu. Menghargai hak dan martabat individu sebagai landasan dalam pelayanan profesional. Hubungan yang terjadi antar teknisi elektromedis dengan klien didasari sikap saling percaya dan menghargai hak masing-masing, selain itu hak teknisi elektromedis, hak profesi Organisasi Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia(IKATEMI), Kewajiban Teknisi Elektromedis Terhadap Diri Sendiri

2.7 Dasar Hukum Profesi Elektromedis

a. UU NO. 36/2009, TENTANG KESEHATAN Pasal 1

1. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

(10)

10.Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan manusia.

Pasal 22

(1) Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum.

Pasal 23

(3)Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari Pemerintah.

(4) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 24

(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.

(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh organisasi profesi.

Pasal 34

(3) Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin untuk

melakukan pekerjaan profesi

Pasal 104

(2) ”Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh pengamanan sediaan Farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan

(11)

Pasal 7

Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Pasal 12

(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.

Pasal 16 (Peralatan)

(1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai. (2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan

dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang

(5) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.

c. UU NO. 36/2014, TENTANG TENAGA KESEHATAN Pasal 1

1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 12.Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimai berupa

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan

(12)

profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi bidang kesehatan.

13.Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang diikuti oleh Tenaga Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.

Pasal 9

(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.

Pasal 11

(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam: k. tenaga teknik biomedika;

(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknoiogi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.

Pasal 17

(2) Pengadaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui pendidikan tinggi bidang kesehatan.

(3) Pendidikan tinggi bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diarahkan untuk menghasilkan Tenaga Kesehatan yang bermutu sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Pelayanan profesi.

Pasal 20

(3) Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) disusun secara bersama oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan,

kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, asosiasi institusi pendidikan, dan Organisasi Profesi.

Pasal 2 1

(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.

(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi,

(13)

(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar

kompetensi kerja.

(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun oleh Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan ditetapkan oleh Menteri.

(5) Mahasiswa pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi.

Pasal 44

(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR. (2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diberikan oleh konsil

masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.

Pasal 46

(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIP. (3) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah

daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya.

2.8 Ruang Lingkup Elektromedis

1. Melaksanakan operasi alat kedokteran 2. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran 3. Melaksanakan repair and trouble shooting alkes 4. Melaksanakan inspeksi unjuk kerja alkes

5. Melaksanakan inspeksi keamanan alkes 6. Melaksanakan uji laik pakai

7. Melaksanakan kalibrasi

8. Melaksanakan registrasi dan penapisan alkes 9. Melaksanakan uji produksi dalam negeri

10.Melaksanakan penyuluhan/ pengajaran/penelitian alkes 11. Melaksanakan fabrikasi alkes

12.Melaksanakan sales engineering alkes 13.Melaksanakan perakitan instalasi alkes

(14)

2.9 Standar Kompetensi Elektromedis Keahlian

1. Mampu melakukan penempatan dan penyimpanan alat Elektromedik dengan memilih metode sesuai jenis dan fungsi alat, persyaratan teknis, lingkungan, aktivitas ruangan pelayanan, klasifikasi dan pengkodeannya, perencanaan penyimpanan alat dalam kondisi yang terpelihara dan aman. 2. Mampu melakukan pemasangan/instalasi alat Elektromedik, dengan

bekerja sama dengan profesi lainnya dalam perencanaan pra instalasi, uji fungsi, uji coba, pengukuran/kalibrasi serta menerapkan konsep

keselamatan kerja, dan menetapkan kelengkapan perangkat serta menilai tingkat keberhasilan

3. Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada sarana pelayanan kesehatan dengan metode identifikasi fungsi, spesifikasi alat, prinsip dan sistem kerja, dan bagian-bagiannya, dalam kondisi sesuai dengan standard operation procedure(SOP).

4. Mampu melakukan pemeliharaan alat Elektromedik dengan metode membuat jadwal, melaksanakan, mencatatdan menyampaikan hasil pemeliharaan terencana/berkala (preventif, kuratif dan korektif). 5. Mampu melakukan perbaikan alat Elektromedik dengan metode

identifikasi fungsi, operational, serta menganalisis perbaikan sesuai norma yang berlaku, uji fungsi dan pengukuran, serta membuat laporan hasil perbaikan.

6. Mampu melakukan pemindahan dan pemasangan ulang alat Elektromedik dengan metode identifikasi alat Elektromedik dan tindak lanjutnya, dalam kondisi teruji dan terukur serta terstandar sesuai dengan prosedur.

7. Mampu melakukan pencatatan alat Elektromedik dengan metode

pencatatan data riwayat dan menyusun kode/klasifikasi alat Elektromedik dalam bentuk laporan yang dapat dipertanggungjawabkan

8. Mampu melakukan perencanaan pemeliharaan alat Elektromedik dengan metode menganalisis fungsi alat Elektromedik, sehingga tersusunannya dokumen pemeliharaan preventif dan korektif dan membuat laporan hasil pemeliharaan sesuai prosedur.

9. Mampu melakukan analisis teknis alat Elektromedik dengan metode mengumpulkan, mengidentifikasi, merumuskan, membandingkan data teknis dan menganalisis sistem/rangkaian alat Elektromedik dalam kondisi terukur, serta menetapkan alat laik pakai

10.Mampu melakukan sales engineering alat Elektromedik dengan metode penguasaan spesifikasi alat dan memecahkan masalah sesuai kondisi

(15)

serta melakukan pendekatan dan mempengaruhi pelanggan dan terwujud interpersonal dalam mengorganisasi dan mengelola waktu

11. Mampu melakukan kajian alat Elektromedik dengan metode

mengumpulkan , merumuskan, mengidentifikasi data alat Elektromedik, menilai tingkat ekonomis, menilai tingkat kaberhasilan fungsi

keandalan menghitung beban kerja alat secara optimal dalam rangka perencanaan pengadaan alat Elektromedik

12.Mampu melakukan pengadaan alat Elektromedik dengan metode membandingkan spesifikasi, seleksi, administrasi, dan mampu

merencanakan pengadaan menentukan pengadaan alat Elektromedik, dalam kondisi teruji dan terkalibrasi sesuai unjuk kerja.

13.Mampu melaksanakan uji produksi alat Elektromedik dengan metode Pengamatan, membandingkan performa produk alat Elektromedik

terhadap standar yang berlaku dan koreksi penyimpangan produk dalam kondisi teruji dan terstandar.

14.Mampu melakukan pengukuran/kalibrasi alat Elektromedik dengan metode menganalisis prosedur perbaikan pengukuran/kalibrasi alat Elektromedik sesuai norma-norma keselamatan kerja dalam kondisi teruji dan

terkalibrasi serta mampu menunjukan hasil perbaikan alat.

BAB III Penutup Kesimpulan

(16)

Standar profesi merupakan pedoman baku yang harus dipatuhi dan dipakai dalam melaksanakan tugas profesi yang benar dan baik. Standar profesi merupakan kemampuan akademik profesional minimal seorang teknisi elektromedis yang mencakup tiga hal : knowledge, skill, and professional attitude, spesialis konsultan.

Daftar Pustaka

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

(17)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi

6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipi.

7. Keputusan Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi, Radiografer, Perekam Medis dan Teknisi Elektromedis

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.

9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 41/KEP/M.PAN/3/ 2003 tentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya. 10. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 717/Menkes/SKB/V/2003 dan Nomor 19 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka Kreditnya.

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1122/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedis.

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 371/Menkes/Sk/Iii/2007 Tentang standar Profesi Teknisi Elektromedis

15. the Journal of Clinical Engineering has defined the distinction between a biomedical engineer and clinical engineer by suggesting that the biomedical

engineer “applies a wide spectrum of engineering level knowledge and principles to the understanding, modification or control of human or animal biological systems,” (Pacela, 1991).

Referensi

Dokumen terkait

kesehatan para professional harus tahu benar tentang standar profesi dari bidang- bidang kesehatan yang mereka geluti antara lain seperti Dokter, Perawat, Bidan, tak terkecuali

Etika profesi sagatlah dibutuhkan dalam berbegai bidang khususnya bidang teknologi inormasi.kode etik sagat dibutuhkan dalam bidang teknologi informasi karena kode etik

Dengan penjabaran pengertian etika, profesi, dan akuntansi secara terpisah dapat kita ambil sebuah kesimpulan dari etika profesi akuntansi yang menyeluruh yaitu suatu ilmu

Memiliki moral Memiliki moral sebagai anggota profesi dan sebagai anggota profesi dan melakukan kegiatan sesuai standar etika.. melakukan kegiatan sesuai

b. Subsistem SDM kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi, terdistribusi secara adil, serta

Standar profesi merupakan pedoman bagi tenaga kesehatan/perawat dalam menjalankan upaya pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di

PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan seseorang profesional merupakan profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan