MAKALAH ETIKA PROFESI TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Alifia Luzza Nurachma (1941420033) Syayyidah Fatimatuz Zahro (1941420028)
DOSE PENGAMPU:
Drs. Achmad Sjaifullah, M.Pd.
D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI TEKNIK KIMIA
POLTEKNIK NEGERI MALANG 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tanggung Jawab Profesional”. Dalam penyelesaian proposal skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Eko Naryono, M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang.
2. Ibu Profiyanti Hermien Suherti, S.T., MT., sebagai Kepala Jurusan Prodi D-IV Teknologi Kimia Industri.
3. Bapak Drs. Achmad Sjaifullah., M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Etika Profesi.
4. Orang tua penulis yang telah membantu dan memberi dukungan baik moral dan materiil.
5. Rekan–rekan di Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang yang telah membantu penulisan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan. Kritik dan saran yang membangun, penulis terima dengan senang hati dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Malang, 14 Maret 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 2
1.3 Tujuan ... 2
BAB 2. ISI ... 4
2.1 Pekerjaan, Profesi, dan Profesionalitas ... 4
2.1.1 Pengertian Pekerjaan, Profesi, dan Profesionalitas ... 4
2.1.2 Syarat Umum Profesional ... 6
2.1.3 Ciri-Ciri Profesional ... 7
2.1.4 Contoh Profesional Bidang Teknik Kimia ... 9
2.2 Tanggung Jawab ... 13
2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab ... 13
2.2.2 Manfaat Tanggung Jawab ... 14
2.2.3 Tanggung Jawab Profesional ... 15
2.2.4 Perbedaan Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Profesionalitas 16 2.2.5 Penanganan Penyimpangan Pelaksanaan Tanggung Jawab ... 16
2.3 Studi Kasus Penyimpangan Tanggung Jawab Profesional ... 17
2.3.1 Profil Industri ... 17
2.3.2 Permasalahan dan Analisis Masalah ... 18
2.3.3 Wujud Penyimpangan terhadap Tanggung Jawab Profesional ... 19
2.3.4 Dampak Penyimpangan Tanggung Jawab Profesional ... 20
BAB 3. PENUTUP... 22
3.1 Kesimpulan ... 22
3.2 Saran ... 22
DAFTAR PUSTAKA ... 23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 PT. Nirmala Tipar Sesama ... 18 Gambar 2.2 Wilayah PT. Nirmala Tipar Sesama ... 18 Gambar 2.3 Tempat kejadian perkara (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, 2020) ... 19
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pekerjaan, Profesi, dan Profesional ... 6
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia (human resouces) dalam organisasi merupakan aspek yang sangat penting selain aspek sumber daya lain (Faturrahman, 2007).
Hasil kerja yang optimal hanya dapat diwujudkan oleh sumber daya manusia yang berkompeten berakhlaq mulia, serta menjunjung tinggi kualitas kerja yang merupaka wujud dan profesionalisme. Profesionalisme merupakan kata kunci dalam era globalisasi, transparansi, dan persaingan yang semakin ketat (Faturrahman, 2007). Kondisi ini menyebabkan pembentukan sumber daya manusia yang profesional menjadi keniscayaan bagi suatu organisasi.
Hubungan dengan penyelenggaraan diklat, sumber daya manusia aparat pusdiklat dituntut untuk miliki pengetahuan, ketrampilan, serta wawasan yang luas dalam penyelenggaraan diklat yang didasari keikhlasan, komitmen, serta pengabdian untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta diklat (Faturrahman, 2007).
Manusia mempunyai profesi guna memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Dari etika, maka manusia bisa berpegang teguh terhadap apa yang baik, apa yang buruk, mana yang hak, mana yang kewajiban, serta tanggung jawab. Etika dan tanggung jawab profesi mempunyai peran besar guna mencapai orientasi kritis. Sehingga seorang profesi dianjurkanmenunjukkan sikap yang wajar, sekaligus bisa bertanggung jawab pada suasana pluralitas moral yang biasanya terkesan membingungkan. Selain itu, kedua istilah tersebut saling berkaitan satu sama lain, karena berhubungan dengan aturan pada tingkah laku untuk bekerja dalam profesi apapun. Sehingga seorang profesional tidak akan meninggalkan kewajiban, tanggung jawab selama bekerja, serta tetap mendapatkan hak sesuai dengan yang seharusnya.
Dalam bidang teknik kimia, profesi yang umumnya ditemui adalah engineer. Etika engineering adalah aturan dan standar yang mengatur perilaku engineer dalam peran profesional mereka. Etika engineering merupaka nsuatu bentuk filosofi yang menggambarkan bagaimana engineer menyesuaikan diri dengan aktivitas profesionalnya. Beberapa kasus terkenal
yang mendapat perhatian media yang signifikan telah membuat para engineer lebih sadar akan tanggung jawab profesional mereka. Contoh- contoh ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika dalam profesi teknik karena para engineer menyadari dampak luas dari pekerjaan teknik mereka terhadap masyarakat. Pekerjaan para engineer tidak hanya berdampak pada kesehatan dan keselamatan lingkungan, tetapi juga dapat berdampak pada praktik bisnis dan politik
Dengan memahami tanggung jawab profesional berupa beban yang harus ditanggung, dilaksanakan, juga dituntaskan dalam kurun waktu tertentu terhadap berbagai kebijakan dalam lingkungan kerja maka seseorang dapat menjalankan profesinya secara profesional.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya
1. Apakah perbedaan dari pekerjaan, profesi, dan profesional?
2. Apakah syarat profesional?
3. Apakah ciri-ciri profesional?
4. Apa saja contoh profesional dalam bidang teknik kimia 5. Apakah pengertian tanggung jawab secara umum?
6. Apa saja manfaat dari sikap tanggung jawab dalam dunia profesi?
7. Apakah yang dimaksud dengan tanggung jawab profesional?
8. Bagaimana perbedaan dari hak, kewajiban, serta tanggung jawab profesional?
9. Bagaimana penanganan terhadap penyimpangan tanggung jawab profesional?
10. Bagaimana contoh kasus penyimpangan tanggung jawab profesional beserta analisisnya?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dalam makalah ini diantaranya:
1. Mengkaji perbedaan dari pekerjaan, profesi, dan profesional 2. Mengetahui syarat profesional
3. Mengetahui ciri-ciri profesional
4. Mengetahui contoh profesional dalam bidang teknik kimia 5. Mengetahui pengertian tanggung jawab secara umum
6. Mengetahui manfaat dari sikap tanggung jawab dalam dunia profesi
7. Mengetahui yang dimaksud dengan tanggung jawab profesional
8. Mengkaji perbedaan dari hak, kewajiban, serta tanggung jawab profesional 9. Mengetahui penanganan terhadap penyimpangan tanggung jawab profesional 10. Mengkaji contoh kasus penyimpangan tanggung jawab profesional beserta
analisisnya
BAB 2. ISI
2.1 Pekerjaan, Profesi, dan Profesionalitas
2.1.1 Pengertian Pekerjaan, Profesi, dan Profesionalitas
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya.
Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Profesi suatu bentuk pekerjaan menuntut :
• Pendidikan tinggi
• Latihan khusus
• Punya keterampilan
• Punya keahlian
• Tanggung jawab
• Kesetiaan
Sedangkan profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral. Profesional juga bisa diartikan dengan seseorang yang dalam kehidupannya mempraktikkan keahlian khusus dan menjalankannya tidak untuk sekedar hobi atau bersenang-senang semata.
Menurut Suharsimi Arikunto profesional merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah yang di lakukan oleh orang- orang yang mempunyai kemampuan dalam bidang tertentu seperti dokter, hakim dan pendidikan. Menurut Nana Sudjana yang profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencarian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter dan hakim dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional. Profesional adalah hanya pekerjaan yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang khusus dan dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan itu, bukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mampu melaksanakan pekerjaan lain.
Setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill, waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa memuaskan semua bagian/elemen.
Profesionalisme juga bisa merupakan perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya tanggung jawab moral. Profesional diharapkan di dalam semua bidang. Karena perumpamaannya adalah jika di dalam kehidupan ini setiap orang melakukan tugas dengan standar profesional tinggi, maka itu akan dapat memperbaiki kualitas masyarakat itu sendiri. Sehingga, profesional dari setiap orang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang karyawan profesional merupakan karyawan yang dibayar dan menjalankan tugas sesuai dengan arahan yang ada.
Profesional sesungguhnya tidak hanya berhubungan dengan keahlian, namun juga berkorelasi dengan pendapatan. Orang yang profesional cenderung memiliki keahlian tertentu dan juga semangat untuk melakukan kegiatan kerja. Di dalam melakukan pekerjaan yang digeluti, orang yang profesional harus bisa bertindak secara objektif dan bebas dari berbagai sikap buruk, seperti sentimen, malu, benci, ataupun malas dalam mengambil suatu keputusan.
Perbedaan antara pekerjaan, profesi, dan profesional dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbedaan Pekerjaan, Profesi, dan Profesional
Pekerjaan Profesi Profesional
Tidak memerlukan keahlian atau keterampilan khusus
untuk bisa
memulainya.
Bidang pekerjaan yang membutuhkan
keahlian.
Profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral.
2.1.2 Syarat Umum Profesional
Menurut Kusnandar (2007), syarat profesional yaitu:
1. Menuntut adanya ketrampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai.
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamikan kehidupan.
Menurut Robert W. Richey (Sutarsih, 2009) mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat profesi sebagai berikut:
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
2. Seorang pekerja profesional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.
8. Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang anggota yang permanen.
Syarat umum profesional yang harus dimiliki oleh seseorang profesional adalah skill, pengetahuan, dan attitude.
1. Skill.
Seseorang disebut sebagai profesional apabila ia terbukti sebagai orang yang ahli di bidangnya. Tidak memandang bidang apapun. Mulai dari bidang yang paling sederhana hingga yang paling elit. Kemampuan seorang profesional bisa dilihat dari keahliannya yang di atas rata-rata dari orang lain. Selain itu kemauan bekerja keras dan pantang menyerah dalam memecahkan masalah serta selelu berinovasi merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh seorang profesional.
2. Pengetahuan
Seorang profesional harus benar-benar menguasai atau setidaknya memiliki wawasan atas ilmu yang berhubungan dengan bidangnya.
Biasanya seorang yang profesional akan selalu menambah ilmu yang mana tidak mudah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya saat ini.
3. Attitude
Seorang profesional tidak sebatas pintar, namun juga mempunyai etika baik untuk diterapkan di bidang masing-masing. Mampu bekerja baik mandiri maupun bekerja secara kelompok, yang berarti dapat mengimbangi rekan kerja yang lainnya. Melakukan sesuatu yang tidak semata hanya dilakukan karena uang, tetapi lebih mengutamakan manfaat untuk bersama
2.1.3 Ciri-Ciri Profesional
Profesional artinya ahli dalam bidangnya. Jika seorang manajer mengaku sebagai seorang yang profesional maka ia harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya. Harus mampu menunjukkan
kualitas yang tinggi dalam pekerjaanya. Seseorang yang profesional memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan yang lain. Sehingga, seseorang tidak akan disebut profesional apabila tidak masuk ke dalam kriteria atau ciri- ciri yang akan disebutkan berikut.
1. Mempunyai keterampilan yang sangat tinggi di bidang tertentu. Atau seseorang yang memiliki kepandaian di dalam mengoperasikan alat tertentu. keahlian dan keterampilan tersebut dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan bidang masing-masing.
2. Mempunyai ilmu serta pengalaman yang luas. Di samping itu, juga memiliki kecerdasan khusus untuk menganalisis permasalahan dan peka terhadap situasi. Selanjutnya, mereka juga orang yang mampu membaca situasi dengan cepat dan tepat serta cermat terhadap pengambilan keputusan yang terbaik untuk semua pihak.
3. Seseorang yang profesional akan berorientasi kepada masa depan.
Sehingga ia memiliki keahlian dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan yang ada di depannya. Ini akan memunculkan sikap kedewasaan tersendiri kepada seseorang.
4. Memiliki sikap yang cenderung mandiri. Seseorang yang profesional juga yakin terhadap kemampuan pribadi dan terbuka untuk menghargai pendapat dari orang lain. Akan tetapi, orang profesional memiliki kecermatan dalam menentukan mana yang terbaik untuk dirinya dan untuk perkembangan pribadinya.
5. Pemikiran Terbuka yang mana senantiasa mempertimbangkan dan menerima opini dari orang lain tanpa mengedepankan ego diri sendiri demi kebaikan bersama.
6. Memiliki integritas yaitu mengutamakan prinsip dasar dengan mengedepankan nilai kebenaran, keadilan dan kejujuran. Hal ini ditujukan karena untuk meningkatkan kualitas diri sendiri dan juga membangun komunitas yang baik.
7. Komitmen yang tinggi untuk terus menjaga kualitasnya merupakan hal cukup penting yang dimiliki oleh seorang profesional. Komitmen ini dapat dilihat dengan tidak mudahnya seseorang mengubah sikap dan kualitas
baik yang dimiliki hanya karena situasi yang terkadang berubah ubah ntah baik ataupun buruk.
8. Mampu Memotivasi baik diri sendiri maupun orang disekitarnya merupakan satu ciri yang dimiliki seorang profesional. Terkadang ada saatnya situasi sulit yang terjadi membuat seorang kehilangan harapan dan menjadi putus asa. Seorang profesional dapat memotivasi orang lain dan diri sendiri dengan menjadikan situasi yang sulit sebagi tantangan yang akan membangun kualitas diri untuk kedepannya dengan memecahkan masalah menggunakan pikiran yang tanang.
9. Loyalitas dimiliki oleh seorang profesional dengan mengerjakan sesuatu secara sungguh-sungguh dan totalitas. Hal yang dikerjakan tidak dianggap sebagai beban yang merugikan kehidupannya, tetapi menjadikannya sebagai panggilan hidup.
2.1.4 Contoh Profesional Bidang Teknik Kimia 1. Chemical Engineer
Sebagai chemical engineering akan berkecimpung dalam desain dan pengembangan berbagai produk. Pekerjaanmu akan fokus pada mengubah keadaan kimia, biokimia, dan fisik suatu zat untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang lain, seperti membuat plastik dari minyak. Ruang lingkup profesi chemical engineering meliputi
• Merancang konfigurasi pabrik dan peralatan sehingga sesuai dengan rangkaian produk dan proses teknologi yang terlibat,
• Mengatur proses peningkatan dan penurunan skala, termasuk membuat perubahan yang sesuai, pada desain dan konfigurasi peralatan
• Menilai opsi untuk ekspansi atau konfigurasi ulang pabrik dengan mengembangkan dan menguji model simulasi
• Mengoptimalkan produksi dengan menganalisis proses dan menyusun studi debottleneck
• Menerapkan teknologi baru
• Meneliti produk baru dari percobaan hingga komersialisasi dan meningkatkan kualitas produk
• Memastikan bahwa potensi masalah keselamatan yang terkait dengan operator proyek, lingkungan, proses dan produk dipertimbangkan di semua tahap
2. Biotechnologist
Sebagai ahli bioteknologi, maka bergerak dibidang penguasaan sifat kimia, genetik, dan fisik sel, jaringan, dan organisme untuk mengembangkan teknologi, proses, dan produk baru yang akan mengatasi beberapa masalah terbesar yang dihadapi masyarakat. Peran tersebut melibatkan manipulasi organisme hidup atau komponennya untuk merancang atau meningkatkan vaksin, obat-obatan, efisiensi energi atau produktivitas dan keamanan pangan. Ruang lingkup seorang biotechnologist adalah:
• Membuat, dan memantau eksperimen menggunakan organisme hidup atau proses biomolekuler di lingkungan laboratorium untuk memecahkan masalah, dan mengembangkan produk baru
• Menggunakan pengetahuan ilmiah untuk mengikuti metodologi yang berbeda untuk mencapai hasil maksimal
• Melakukan analisis data pada eksperimen dan menafsirkan temuan untuk mendukung penyelidikan ilmiah
• Merekam dan menyebarluaskan hasil secara akurat dalam laporan dan melalui presentasi
• Menyiapkan, memelihara, dan mengoperasikan peralatan laboratorium dan komputer standar sambil bekerja secara mandiri dan kolaboratif dengan ilmuwan lain
• Bekerja untuk kesehatan, keselamatan dan memenuhi standar kualitas
• Tetap up to date dengan kemajuan baru dalam bioteknologi untuk mengembangkan teknik, produk atau praktik baru.
3. Analytical chemist
Ahli kimia analitik akan menggunakan berbagai metode untuk menyelidiki komposisi kimia zat. Tujuannya profesi ini yakni mengidentifikasi dan memahami substansi dan bagaimana substansi
tersebut berperilaku dalam kondisi yang berbeda. Ruang lingkup seorang analytical chemist diantaranya:
• Menganalisis sampel dari berbagai sumber untuk memberikan informasi tentang senyawa
• Menggunakan teknik dan instrumentasi analitik, seperti gas dan kromatografi cair kinerja tinggi (hplc), kromatografi ion, elektrokromatografi dan spektroskopi
• Menafsirkan data dan memenuhi pedoman ketat tentang dokumentasi saat merekam data
• Mengembangkan teknik untuk analisis produk obat dan bahan kimia
• Bekerja secara kolaboratif dalam tim lintas fungsi di berbagai bidang terkait
• Mengikuti perkembangan terbarudi lini kesehatan dan keselamatan
• Memvalidasi metode dan peralatan serta melakukan penelitian berkala dengan tim
4. Petroleum Engineer
Insinyur perminyakan terlibat dalam tahapan evaluasi, pengembangan, dan produksi lapangan minyak serta gas. Insinyur perminyakan juga dapat bertanggung jawab untuk menggunakan alat dan teknik pengeboran baru juga mendapatkan hasil maksimal dari sumur yang berkinerja buruk atau lebih tua. Sepanjang seluruh proses ekstraksi, insinyur perminyakan ditugaskan untuk mengurangi efek pengeboran terhadap lingkungan.
Ruang lingkup profesi ini meliputi:
• Bekerja sama dengan ahli geologi, insinyur produksi dan reservoir, serta manajer komersial untuk menginterpretasikan hasil penebangan sumur
• Menyusun rencana pengembangan rinci kinerja reservoir menggunakan model matematika
• Merancang sistem yang membantu sumur mengalir, misalnya menggunakan pompa submersible
• Mengevaluasi dan merekomendasikan peningkatan laju aliran dengan menggunakan, misalnya, rekahan hidrolik (untuk memaksa fluida masuk ke dalam sumur dan mematahkan batuan)
• Menggunakan teknologi penginderaan jauh sumur dan reservoir
• Menginterpretasi data pengawasan untuk mengelola nilai reservoir dan memutuskan intervensi rekayasa yang tepat
• Mengawasi personel operasi di lokasi dan mengelola staf di semua tingkatan, termasuk pelatihan dan pengawasan anggota kru, untuk memastikan bahwa setiap orang bekerja sebagai tim untuk memenuhi tenggat waktu demi kepuasan klien
• Berkomunikasi dengan semua lini untuk memastikan kemajuan yang benar dengan proyek terkait
5.
Manufacturing EngineerInsinyur manufaktur memiliki keahlian dan keterampilan teknis tingkat tinggi, yang akan digunakan untuk merencanakan, merancang, menyiapkan, memodifikasi, mengoptimalkan, dan memantau proses manufaktur. Ruang lingkup profesi ini adalah:
• Bekerja dengan insinyur lain, seperti insinyur kimia, mekanik dan listrik, untuk memastikan semua persyaratan produk dan sistem diperhitungkan mulai dari konsepsi produk awal hingga hasil akhir
• Merencanakan dan mengatur pemeliharaan peralatan
• Mengidentifikasi kesalahan, menyelidiki masalah produksi dan memperbaiki peralatan dengan cepat dan efisien
• Mengawasi insinyur junior dan sub-kontraktor dan memastikan komunikasi yang efektif antara kedua pihak
• Mengatur jadwal start-up dan shut-down pabrik untuk memastikan kerugian minimum waktu produksi
• Menyimpan catatan statistik dan keuangan dan bekerja dengan profesional keuangan untuk mengelola anggaran
• Bekerja sama dengan staf penelitian dan pengembangan untuk memastikan perusahaan berada di garis depan penelitian.
2.2 Tanggung Jawab
2.2.1 Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga tanggungjawab dapat dipahami sebagai kewajiban menanggung, memikul jawab, dan menanggung segala sesuatunya. Bertanggungjawab berarti dapat menjawab bila ditanya tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertaggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab melainkan juga harus menjawab.
Menurut Abu dan Munawar (2007) tanggung jawab merupakan perbedaan antara benar dan yang salah, yang boleh dan yang di larang, yang dianjurkan dan yang di cegah, yang baik dan yang buruk, dan sadar bahwa harus menjauhi segala yang bersifat negatif dan mencoba membina diri untuk selalu menggunakan hal-hal yang positif. Seseorang yang paham akan tanggung jawabnya mulai dapat melakukan apa yang dimengertikannya serta tidak lagi tergoda untuk berbuat sama dengan orang lain, sekalipun orang lain itu berjumlah banyak, bersikeras untuk dianut, dan ditantang dengan ancaman ataupun hukuman.
Menurut George Bernand Shaw, tanggung jawab yaitu setiap orang yang sanggup mempraktekkan semua pengetahuan dan tenaganya dalam sebuah tindakan yang efektif, dan berguna jika seseorang wajib menanggung segala akibat yang dilakukannya. Baik dapat memberikan keuntungan bagi dirinya maupun malah merugikan dirinya.
Menurut Friedrich August von Hayek, dirinya mengemukakan gagasannya bahwa istilah tanggung jawab umumnya dipakai untuk menutupi tanggung jawab itu sendiri. Sedangkan tanggung jawab dan kebebasan ialah kedua hal yang tidak bisa untuk dipisahkannya. Seseorang yang dapat bertanggung jawab atas tindakannya dan bisa mempertanggungjawabkan segala perbuatannya tersebut hanyalah seorang yang dapat mengambil sebuah keputusan dan sanggup untuk bertindak secara bebas atau tanpa adanya suatu tekanan dari berbagai pihak.
Dalam pengertian kamus Bahasa Inggris, tanggung jawab itu diterjemahkan dengan kata: “Responsibility: having the character of a free moral agent; capable of determining one’s own acts; capable of deterred by consideration of sanction or consequences”. Definisi ini memberikan pengertian yang dititiberatkan pada:
1. Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap sesuatu perbuatan,
2.
Harus ada kesanggupan untuk memikul resiko dari sesuatu perbuatan.Analisis pengertian yang lebih luas, maka didapati bahwa dalam kata;
“Having the character” itu dituntut sebagai suatu keharusan, akan adanya pertanggungan moral/ karakter. Karakter di sini merupakan suatu nilai-nilai dari perbuatan. Konsekuensi selanjutnya berarti bahwa terhadap sesuatu perbuatan hanya terdapat dua alternative penilaian yaitu: tahu bertanggung jawab atau tidak tahu bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
2.2.2 Manfaat Tanggung Jawab
1. Seseorang akan dapat di percaya, dihormati, di hargai dan disenangi orang lain. Sebab dengan mempunyai sikap tanggung jawab kamu akan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dibebankannya dan tidak melalaikannya. Sehingga tidak akan melakukan sebuah kesalahan pada tugas yang telah dibebankan dan seseorang dapat menghargai hasil dari tanggung jawab yang diselesaikan.
2. Muncul sikap berani mengakuai kesalahan yang di lakukan dan mau mengubahnya dengan tindakan lebih baik
3. Mempunyai ketelitian tinggi. Sebab dengan melaksanakan tanggung jawab yang baik, maka segala sesuatunya dilakukan dengan hati-hati.
Orang yang memiliki sikap tanggung jawab akan cenderung memikirkan risiko dan manfaat atas apa yang mereka lakukan. Sehingga mereka akan lebih hati-hati dan memperhitungkan segala sesuatunya.
2.2.3 Tanggung Jawab Profesional
Tanggung jawab profesional merupakan tanggung jawab dari pemberi jasa atau pengemban profesi tertentu atas jasa yang diberikan. Terdapat 3 pokok dasar dalam menjalankan pekerjaan sebagai tanggung jawab profesional yaitu informasi pribadi dan rahasia, konflik kepentingan, serta etika lingkungan.
1. Tanggung Jawab dalam Informasi Pribadi dan Rahasia
Seorang profesional harus menjaga informasi tentang rahasia/ kepentingan klien. Contoh: rahasia info medis pasien, info klien hukum, desain produk perusahaan. Kondisi ini perlu dilakukan karena informasi tersebut akan mempengaruhi kemampuan perusahaan bersaing di pasar. Contoh tipe informasi yg harus dirahasiakan:
• Hasil pengujian produk
• Info produk yang akan diluncurkan ke pasar
• Rancangan/ formulasi produk
Tingkat kerahasiaan sebuah informasi juga tergantung karakter bisnis/kegiatan satu perusahaan atau lembaga. Contoh: Industri Pertahanan milik pemerintah lebih ketat daripada Industri Consumer Good.
2. Tanggung Jawab dalam Konflik Kepentingan
Tanggung jawab ini terjadi ketika upaya pemenuhan sebuah keinginan membuat seseorang profesional tidak memenuhi salah satu kewajibannya. Contoh: Insinyur yang bertanggungjawab dalam pembangunan jaringan perusahaan memiliki saham pada salah satu perusahaan supplier. Beberapa jenis konflik kepentingan diantaranya:
• Aktual: Mengkompromikan penilaian engineering yang objektif dengan kepentingan untuk memihak kepada salah satu perusahaan supplier
• Potensial: Seorang insinyur menjalin persahabatan dengan salah satu pemasok perusahaan
• Situasional: Seorang insinyur dibayar sesuai prosentase biaya desain, makin mahal makin besar penghasilan
3. Tanggung Jawab dalam Etika Lingkungan
Dalam dunia industri insinyur bertanggung jawab terhadap kinerja hasil kerjanya agar tidak berdampak pada kerusakan lingkungan sekitar, dan jika ada dampak kerusakan maka harus dicari cara untuk memperbaikinya agar tidak menimbulkan masalah yang akan berdampak pada perusahaan tersebut.
2.2.4 Perbedaan Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Profesionalitas Hak merupakan sesuatu yang harus didapatkan oleh seseorang setelah melaksanakan kewajiban. Contoh Chemist engineer berhak mendapatkan asuransi kesehatan selama menjadi pegawai dalam suatu industri. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan serta tidak dapat dilanggar, contoh Chemist engineer harus memantau seluruh area industri yang di dalamnya terdapat proses cycle chemistry. Sedangkan tanggung jawab merupakan sikap seseorang dalam melaksanakan kewajiban, menggunakan hak dan berani menanggung akibat maupun konsekuensi dari apa yang dilaksanakan.
2.2.5 Penanganan Jika terdapat Penyimpangan Pelaksanaan Tanggung Jawab Di dalam suatu perusahaan juga terdapat istilah Whistleblowing, yaitu tindakan seorang pekerja yang memutuskan untuk melapor kepada media, kekuasaan internal atau eksternal tentang hal-hal ilegal dan tidak etis yang terjadi di lingkungan kerja, sedangkan whistleblower adalah seorang pegawai (employee) atau karyawan dalam suatu organisasi yang melaporkan, menyaksikan, mengetahui adanya kejahatan ataupun adanya praktik yang menyimpang dan mengancam kepentingan publik di dalam organisasinya dan yang memutuskan untuk mengungkap penyimpangan tersebut kepada publik atau instansi yang berwenang. Ada tiga kriteria atas whistleblowing yang adil.
Pertama, organisasi yang dapat menyebabkan bahaya kepada para pekerjanya atau kepada kepentingan publik yang luas. Kedua, kesalahan harus dilaporkan pertama kali kepada pihak internal yang memiliki kekuasaan lebih tinggi.
Ketiga, apabila penyimpangan telah dilaporkan kepada pihak internal yang berwenang namun tidak mendapat hasil, dan bahkan penyimpangan terus berjalan, maka pelaporan penyimpangan kepada pihak eksternal dapat disebut sebagai tindakan kewarganegaraan yang baik. Ada empat cara untuk
menyelesaikan masalah tindakan pengungkapan kesalahan di dalam perusahaan.
• Pertama, harus ada budaya etika yang kuat di dalam perusahaan. Budaya ini harus meliputi komitmen yang jelas terhadap perilaku etis, yang dimulai pada tingkat manajemen tertinggi,training etika bagi seluruh karyawan pun dijadikan kewajiban. Semua manajer harus menetapkan irama untuk prilaku etika para karyawannya.
• Kedua, harus ada garis komunikasi yang jelas di dalam perusahaan.
Keterbukaan ini memberikan jalur yang jelas bagi karyawan yang merasa harus ada sesuatu yang harus diperbaiki untuk mengungkapkan kekhawatirannya.
• Ketiga, semua karyawan harus mempunyai akses yang berarti terhadap manajer tingkat atas, kepada siapa mereka harus mengungkapkan kekhawatirannya. Sebaliknya karyawan yang berani mengungkapkan kekhawatirannya harus dihargai karena komitmen mereka untuk mendorong perilaku etis perusahaan.
• Keempat, harus ada kemauan dari pihak untuk mengakui kesalahan, mengumumkannya jika perlu. Perilaku ini akan menjadi contoh bagi perilaku etis karyawan lainnya.
2.3 Studi Kasus Penyimpangan Tanggung Jawab Profesional 2.3.1 Profil Industri
PT Nirmala Tipar Sesama (NTS) merupakan industri Pengelola Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) dalam hal Pengumpulan dan Pengangkutan Limbah. PT NTS berada di Jalan Kalimalang Raya No. 61 Pasirkonci, Pasirsari, Cikarang Sel, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. PT. NTS dapat dilihat pada gambar 2.1 dan detail wilayah PT. NTS pada maps disajikan pada gambar 2.2
Gambar 2.1 PT. Nirmala Tipar Sesama
Gambar 2.2 Wilayah PT. Nirmala Tipar Sesama 2.3.2 Permasalahan dan Analisis Masalah
NS (48) seorang Direktur Utama PT. Nirmala Tipar Sesama (NTS) ditetapkan sebagai tersangka atas tindak pidana pencemaran lingkungan hidup oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 21 Januari 2020 dan menahannya di Rumah Tahanan Cipinang. Perusahaan jasa pengolahan limbah B3 yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat diduga melakukan pencemaran lingkungan dengan mengumpulkan, menimbun, memanfaatkan, menyimpan, dan membuang limbah tanpa izin.
Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) menurut Pasal 1 angka 64 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut menyebabkan kontaminasi logam berat yang mencemari tanah. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) telah melakukan pengawasan rutin terhadap PT.
NTS sejak 18 Oktober 2019. Dari hasil Pengumpulan Bahan dan Keterangan didapati pelanggaran peraturan pengelolaan limbah B3 oleh tersangka.
NS diduga membuang dumping limbah B3 jenis sludge minyak, minyak kotor, dan bottom ash ke media lingkungan hidup tanpa memiliki izin sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan. Hasil analisa laboratorium pada sampel tanah di TKP menunjukkan bahwa sampel tanah telah tercemar dan terkontaminasi logam berat seperti hexavalent chromium, merkuri, arsen, barium, tembaga, tambang, nikel, dan juga seng. PT. NTS juga melakukan pengelolaan limbah B3 berupa minyak pelumas bekas tanpa izin.
“Kejahatan pencemaran limbah B3 yang dilakukan oleh NS ini merupakan kejahatan yang sangat serius. Limbah B3 tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tapi juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat. NS harus dihukum seberat-beratnya agar ada efek jera. Kasus ini harus menjadi perhatian bagi perusahaan jasa pengolah limbah lainnya,” ujar Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Rasio Ridho Sani. Tempat kejadian perkara kasus pencemaran limbah PT. NTS disajikan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Tempat kejadian perkara (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020)
2.3.3 Wujud Penyimpangan terhadap Tanggung Jawab Profesional
Dari kasus PT. Nirmala Tipar Sesama (PT. NTS) diatas dapat diketahui bahwa wujud penyimpangan dari tanggung Jawab:
1. Tanggung jawab dalam etika lingkungan.
Seorang profesional bertanggung jawab kinerja hasil kerjanya agar tidak berdampak pada kerusakan lingkungan sekitar, akan tetapi direktur PT.
NTS melakukan penyimpangan tanggung jawab tersebut dengan membiarkan perusahaannya pembuangan limbah ke lingkungan tanpa izin.
Perusahaan tersebut membuang (dumping) limbah B3 sludge minyak, minyak kotor, bottom ash, hingga minyak pelumas bekas. Hasil analisis laboratorium terhadap sampel tanah di area PT. NTS telah tercemar dan terkontaminasi oleh logam berat. Di antaranya, arsen, barium, chrom hexavalen, tembaga, timbal, merkuri, seng, dan nikel. Jenis logam ini dapat meracuni air tanah dan mengganggu kesuburan tanah.
2. Tanggung jawab dalam informasi pribadi dan rahasia.
Seorang professional harus mampu menjaga informasi tentang rahasia perusahaan demi terlindunginya hal-hal baik seperti proses produksi, inovasi produksi, ataupun budaya industri. Akan tetapi karyawan PT. NTS menjaga informasi tentang rahasia yang salah tentang adanya kegiatan pemanfaatan dan pembuangan limbah B3 ke lingkungan tanpa adanya perizinan dari KLHK.
3. Tanggung jawab dalam konflik kepentingan
Penyimpangan tanggung jawab oleh direktur PT. NTS melakukan pembuangan limbah atau (dumping) ke lingkungan tanpa izin. PT. NTS hanya mengutamakan keuntungan karena tidak mengelolah limbah B3 dengan baik sebelum di buang kelingkungan yang dapat menyebab pencemaran lingkungan sekitar dan mengganggu kesehatan masyarakat.
Tidak adanya perizinan dan pemantauan dari KLHK, maka PT. NTS dapat menekan biaya pengolahan limbah dengan pengolahan limbah dibawah batas ambang batas SNI.
2.3.4 Dampak Penyimpangan Tanggung Jawab Profesional
Dampak dari penyimpangan tanggung jawab profesional oleh direktur PT. Nirmala Tipar Sesama (PT. NTS) mengakibatkan dikenakannya tindak pidana sebagai berikut:
1. Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. “Setiap orang yang
dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”.
2. Pasal 102 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. “Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)”.
3. Pasal 104 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. “Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 (Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah)”.
Sehingga dari pasal-pasal yang dikenakan direktur PT. NTS divonis 10 tahun penjara dan denda 150 juta apabila denda tidak dibayar maka hukuman menjadi kurungan satu tahun.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan seseorang profesional merupakan profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai moral mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi seperti: Skill, Pengetahuan, dan attitud atau etika dimana manusia bisa berpegang teguh terhadap apa yang baik, apa yang buruk, mana yang hak, mana yang kewajiban, serta tanggung jawab. Etika dan tanggung jawab profesional mempunyai peran besar guna mencapai orientasi kritis. Sehingga seorang profesi dianjurkan menunjukkan sikap yang wajar, sekaligus bisa bertanggung jawab pada suasana pluralitas moral yang biasanya terkesan membingungkan. Selain itu, kedua istilah tersebut saling berkaitan satu sama lain, karena berhubungan dengan aturan pada tingkah laku untuk bekerja dalam profesi apapun. Sehingga seorang profesional tidak akan meninggalkan kewajiban dan tanggung jawab selama bekerja. Seseorang profesinal yang melakukan penyimpangan pada saat berkerja harus berani bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya sehingga menyebabkan dampak buruk bagi sekelilingnya.
3.2 Saran
Pemahaman mengenai tanggung jawab profesional dalam etika profesi merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami oleh seseorang. Adanya pemahaman mengenai tanggung jawab profesional dimana seseorang wajib bertanggung jawab atas tugas dan pekerjaan yang telah dilaksanakan, serta hasil dari pekerjaan tersebut. Sebagai seorang pekerja, harus siap memikul tanggung jawab terhadap dampak dari setiap keputusan yang dibuat dalam pekerjaan dan dampaknya pada kehidupan masyarakat luas.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mengetahui tanggung jawab profesional dalam etika profesi di dunia kerja sehingga pembaca dapat menerapkannya. Adanya kritik dan saran diperlukan guna mendukung dalam memperbaiki makalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Munawar. 2007. Psikologi perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Dewi Purningsih. 2020. KLHK Tahan Dirut Perusahaan Pengolah Limbah B3 di Bekasi. www.greeners.co.
Fathurrahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: Refika Aditama.
Friedrich august von hayek. 2001. Tanggung jawab individu. Jakarta: Pradya Paramitha.
George Bernard Shaw. 1999. Persaingan Masyrakat. Jakarta: Rajawali press.
Kusnandar. 2007. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pemerintah Republik Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. (n.d.). Pasal 1 angka 64.
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sutarsih, C. 2009. Etika Profesi. Jakarta: Dirjend PAIS, DEPAG RI.