• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra DPM-Desa Prov. Jabar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Renstra DPM-Desa Prov. Jabar"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. RENCANA STRATEGIS DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013 - 2018.

(2) KATA PENGANTAR Laporan ini sebagai tindaklanjut Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 Dengan Kebijakan Nasional, salah satunya perlu menyelaraskan RENCANA STRATEGIS DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI JAWA BARAT Tahun Anggaran 20132018. Laporan Rencana Strategis ini memuat latar belakang, gambaran umum mengenai organisasi DPM-Desa, Isu-isu strategis dan Analsis Lingkungan (Internal maupun Eksternal), Formulasi Strategi dan Implementasi Strategi yang berisi mengenai rangkaian program dan kegiatan tahun 2013-2018. Demikian laporan Rencana Strategis ini kami susun, kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini disampaikan terima kasih.. KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI JAWA BARAT. AGUS HANAFI Pembina Utama Muda NIP. 19591212 198102 1 001. i.

(3) DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................... i. DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii. BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1–1. 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1–1. 1.2 Konseptual ..................................................................................... 1–4. 1.3 Landasan Hukum............................................................................ 1–7. 1.4 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 1–9. 1.3 Pola Pikir dan Sistematika Penulisan ............................................. 1 – 10. BAB 2 Gambaran Umum DPM-Desa .............................................................. 2–1. 2.1 Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi ............................... 2–1. 2.2 Sumber daya DPM-Desa ............................................................... 2–9. 2.3 Kinerja Pelayanan DPM-Desa........................................................ 2 – 11. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan DPM-Desa Provinsi Jawa Barat ............................................................................ 2 – 30. BAB 3 Isu-isu Strategis dan Analisis Lingkungan Berdasarkan Tugas dan Fungsi ................................................................................ 3–1. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan DPM-Desa ........................................................................... 3–1. 3.2 Visi, Misi, dan Program Provinsi Jawa Barat ................................ 3 – 10. 3.3 Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis........ 3 – 12. 3.4 Isu-Isu Strategis ............................................................................ 3 – 17. BAB 4 VISI, MISI, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijkan ............................... 4–1. 4.1 Visi ................................................................................................. 4–1. 4.2 Tujuan, Sasaran Jangka Menengah .............................................. 4–4. 4.3 Strategi dan Kebijakan ................................................................. 4–5. BAB 5 Implementasi Strategi (Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif) ....... 5–1. BAB 6 Indikator Kinerja ................................................................................... 6–1. Lampiran. ii.

(4) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keberhasilan. Pembangunan. daerah. harus. diawali. dengan. pelaksanaan. perencanaan yang baik dan transparan, walaupun perencanaan yang baik dapat dibuat dengan tidak mudah. Hal ini dikarenakan dalam Perencanaan Daerah dibutuhkan kemampuan mengakomodasi kepentingan Nasional juga harus mampu mengidentifikasian dan menyalurkan aspirasi masyarakat yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serat peningkatan daya saing daerah dengan memperlihatkan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu darah dalam suatu system Negara Kesatuan Rrepublik Indonesia. Provinsi Jawa Barat memiliki potensi sumberdaya manusia dan sumber daya alam yang kompetitif, dan masyarakatnya hidup dalam akar tradisi yang kondusif. Wilayah administrasi pemerintahan Jawa Barat memiliki 18 Kabupaten, 9 Kota, dan 626 Kecamatan, terdiri dari 5.313 Desa dan 643 Kelurahan. Jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 44.548.431 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata mencapai 1264 jiwa/km2. Dari total penduduk tersebut 34,31 % diantaranya tinggal di perdesaan. Potensi tersebut menjadi potensi yang harus dikelola secara optimal, dalam arti potensi. tersebut. harus. dikelola. secara. profesional. dan. proporsional. yang. berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta berdasar pada prinsip kesetaraan dan keadilan. Dengan kondisi ini masyarakat Jawa Barat ditempatkan sebagai subjek yang 1-1.

(5) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. bersama-sama dengan pemerintah Provinsi Jawa Barat membangun Jawa Barat untuk menjadi lebih baik. Hal ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan perlu penanganan dengan segera. Dengan adanya perubahan perspektif dalam pembangunan, bahwa masyarakat bahkan individu harus berdaya maka metode pemberdayaan masyarakat yang diterapkan harus berjalan dengan baik. Agar dari sisi masayarakat yang masih perlu diperkuat niai untuk berdaya dan tidak selalu tergantung pada pola bantuan. Kemudian metode pemeberdayaan terus ditingkatkan dalam keberdayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Tentunya hal ini diawali terlebih dahulu dari pola pemberdayaan masyarakat dalam penguatan kebutuhan dasar yang diringi dengan proses pemberdayaan dalam perubahan pola pikir masyarakat. Selama ini banyak anggapan bahwa pelaksanaan pembangunan masih banyak yang tidak didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Hal ini menjadi tantangan bahkan peluang bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membuktikan bahwa apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam melaksanakan pembangunan tidak dikarenakan kepentingan tertentu, baik kepentingan aparat pusat, Daerah maupun perangkat Desa. Sebab pola pembangunan yang bersifat sentralistik sudah ditinggalkan dan sudah menuju kearah pembangunan yang lebih baik, yang terukur, melibatkan masyarakat banyak (transparan) baik dalam perencanaan (aspiratif), pelaksanaan maupun rencana tindak lanjutnya (partisipatif) dengan mempedomani ketentuan dan perundangundangan yang berlaku, sehingga dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).. 1-2.

(6) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Fakta bahwa pelaksanaan pembangunan mengalami peningkatan tercermin dari perolehan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat, dimana berdasarkan perhitungan sementara Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2008 sampai 2011, seperti yang ada pada tabel berikut ini: Tabel 1.1. Trend IPM Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2011 - 2015 IPM 2011 2012 2013 2014 Provinsi Jawa Barat 66,67 67,32 68,25 68,80 Indonesia 67,09 67,70 68,31 68,90 Sumber: Badan Pusat Statistik Nasional dan Prov. Jabar, 2016 Nama. 2015 69,50 69,55. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa angka IPM Jawa Barat tiap tahunnya mengalami peningkatan dari 66,67 sampai menjadi 69,50 pada tahun 2015, bahkan pada tahun 2015 IPM Provinsi Jawa Barat meningkat menjadi 69,50 poin hal ini dikarenakan dengan pencapaian indikator komposit pada indeks pendidikan mencapai 82,75 poin, indeks kesehatan mencapai 72, 67 persen dan indeks daya beli 64,17 persen. Walaupun masih ada ketidakpuasan karena masih ada yang belum tercapainya target-target pelaksanaan program setiap tahunnya. Namun secara makro maupun mikro terlihat IPM Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Sebab dengan wilayah yang memiliki potensi yang sangat besar maka menjadi kekuatan bagi pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan IPM dan memiliki dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakatnya. DPM-Desa yang memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa berdasarkan otonomi daerah, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, telah menjalankan rencana strategis yang telah disusun untuk tahun 2013-2018. Renstra DPM-Desa tersebut merupakan dokumen perencanaan yang memuat program-program pembangunan dalam kurun waktu lima tahun, baik program pembangunan yang ditangani secara langsung oleh DPM-Desa maupun program yang 1-3.

(7) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. dilaksanakan dengan melibatkan peran aktif pemerintahan kabupaten kota, masyarakat maupun di tingkat desa dan kelurahan, serta peran swasta. Seiring dengan perkembangan konstelasi kebijakan, baik di tingkat nasional, provinsi maupun internal DPM-Desa dalam mengantisipasi perubahan lingkungan strategis yang baru, Renstra DPM-Desa yang ditetapkan untuk tahun 2008-2013 terdapat kelebihan dan juga kekurangannya. Kemudian dengan adanya penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi untuk lima tahun. Menjadi bahan-bahan untuk menyusun Renstra selanjutnya. Sedangkan secara internal DPM-Desa, secara keseluruhan setelah lima tahun berjalan, pencapaian target-target sebagaimana dituangkan dalam Renstra DPM-Desa Tahun 2013-2018, masih terdapat target-target yang dilanjutkan maupun disesuaikan atau bahkan diganti dengan target-target yang baru. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka kebutuhan untuk mereview Renstra tahun 2013-2018, dan dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik internal maupun eksternal dari organisasi DPM-Desa seperti disusunnya pula RPJMD Provinsi Jawa Barat untuk lima tahun kedepan, maka DPM-Desa juga harus mengikuti arah pembangunan Provinsi Jawa Barat yang tercurah dalam Rencana Strategis DPM-Desa lima tahun kedepan (Renstra DPM-Desa Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.. 1.2 Konseptual A. Manajemen Strategi Manajemen strategi merupakan sebuah keputusan hasil analisa terhadap beberapa aspek pada organisasi dan harus diimplementasikan di semua lini dan oleh seluruh anggota organisasi tersebut. (Hadari Nawawi (2005 : 151) Di samping itu dari pengertian Manajemen Strategi yang lain, dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya sebagai berikut :. 1-4.

(8) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. . Manajemen Strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana Strategi (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi Perencanaan Operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk Program – program kerja.. . Rencana Strategi berorientasi pada jangkauan masa depan ( 25 – 30 tahun). Sedang Rencana Operasionalnya ditetapkan untuk setiap tahun atau setiap lima tahun.. . VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Utama (Induk) dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka panjang, merupakan pengertian yang ketiga, Manajemen Strategi adalah “arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan organisasi”. Pengertian ini menekankan bahwa arus keputusan dari para pimpinan organisasi dan tindakan berupa pelaksanaan keputusan, harus menghasilkan satu atau lebih strategis, sehingga dapat memilih yang paling efektif atau yang paling handal dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Pengertian yang lain, “manajemen strategi adalah perencanaan berskala besar (disebut Perencanaan Strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (Perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut Tujuan Strategi) dan berbagai sasaran (Tujuan Operasional) organisasi.” Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa Manajemen Strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak ke arah 1-5.

(9) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. yang sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur – unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan Strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah Perencanaan. . RENSTRA dijabarkan menjadi RENOP yang antara lain berisi program – program operasional.. . Penetapan RENSTRA dan RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak (Pimpinan) karena sifatnya sangat mendasar dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi.. . Pengimplementasian Strategi dalam program – program untuk mencapai sasarannya masing – masing dilakukan melalui fungsi – fungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol. Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategi sebagai sistem,. terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan formalitas pengimplementasiannya di lingkungan organisasi non profit. Beberapa faktor tersebut antara lain adalah ukuran besarnya organisasi, gaya manajemen dari pimpinan, kompleksitas lingkungan ideologi, sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya termasuk kependudu pimpinan, kompleksitas lingkungan ideologi, sosial politik, sosial ekonomi, sosial budaya termasuk kependudukan, peraturan pemerintah dsb. B. Perencanaan strategik Perencanaan strategik merupakan proses Sistematis yang berkesinambungan, melalui proses pembuatan keputusan dengan memanfaatkan sebanyak mungkin pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis berbagai kegiatan untuk melaksanakan keputusan tersebut, dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang sistematis pula. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perencana strategik merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan manajemen strategik.Depdagri, LAN RI, BAPPENAS dan BPKP (2001:44) mengemukakan bahwa perencanaan strategis yang disusun oleh suatu instansi pemerintah harus mencakup : 1-6.

(10) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. (1) Pernyataan visi, misi strategis, dan faktor-faktor keberhasilan organisasi, (2) Rumusan tentang tujuan, sasaran dan uraian aktivitas organisasi, (3) Uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Dengan visi, misi dan strategis yang jelas maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi. Perencanaan strategis bersama dengan pengukuran kinerja serta evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang penting. 1.3 Landasan Hukum Dalam penyusunan RPJPD Kota Bandung Tahun 2005 – 2025, landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan penyusunan RPJPD adalah sebagai berikut: 1.. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);. 2.. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;. 3.. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);. 4.. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;. 5.. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-undang No 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 jo. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844 );. 1-7.

(11) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 6.. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);. 7.. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025;. 8.. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;. 9.. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;. 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota; 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 16. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009;. 1-8.

(12) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 1.4 Maksud dan Tujuan 1.4.1 Maksud Berdasarkan pertimbangan tersebut, Renstra DPM-Desa Provinsi Jawa Barat Tahun 20013 - 2018 ini disusun dengan maksud adalah sebagai berikut : 1. Memudahkan seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD, serta masyarakat untuk memahami dan menilai visi, misi, strategi dan arah kebijakan DPMDesa Provinsi Jawa Barat selama lima tahun ke depan dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berdasarkan dari visi dan misi Provinsi Jawa Barat; 2. Sebagai dokumen induk perencanaan bagi DPM-Desa Provinsi Jawa Barat dalam strategi dan prioritas program lima tahunan sesuai dengan mekanisme penyusunan dokumen perencanaan yang berlaku. 1.4.2 Tujuan Tujuan dari Penyusunan Renstra DPM-Desa Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 adalah 1. Memperoleh dokumen dalam melakukan strategi dan program pembangunan oleh DPM-Desa Provnsi Jawa Barat dengan jangka waktu lima tahun yang terintegrasi dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional serta RPJPD/RPJMD Provinsi Jawa Barat; 2. Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai oleh DPM-Desa Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu lim tahun kedepan, sekaligus indikator capaian yang harus dipenuhi; 3. Memberikan pedoman bagi DPM-Desa Provinsi Jawa Barat dalam penjabaran visi, misi dan arah pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat ke dalam visi, misi dan kebijakan serta program yang bersifat operasional untuk periode lima tahunan.. 1-9.

(13) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 1.5 Pola Pikir dan Sistematika Penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa disusun berdasarkan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 yaitu dengan visi “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua” dan merupakan penjabaran dari 8 (delapan) janji Gubernur diantaranya yang terkait dengan tupoksi DPM-Desa yaitu Revitalisasi Posyandu dan Dana Operasional Kader Posyandu, walaupun misi/janji ini beririsan dengan dinas lainnya, namun karena kader Posyandu juga menjadi bagian dalam pembangunan desa, maka misi ini juga menjadi perhatian dari DPM-Desa. Kemudian misi lainnya yang menjadi perhatian DPMDesa adalah alokasi 4 Triliun untuk infrastruktur desa dan perdesaan. Serta rehabilitasi 100.000 rumah rakyat miskin. Sedangkan seluruh misi pembangunan Jawa Barat 20132018 seluruhnya memiliki perhatian khusus di perdesaan. Kemudian janji-janji lainnya DPM-Desa juga memiliki peran besar sebagao pendukung untuk keberhasilan janji-janji tersebut. Rencana Strategis (Renstra) ini disusun secara sistematis dan berkelanjutan dari serangkaian kegiatan berupa rencana program dan kegiatan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang akan dijadikan sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja). Renstra Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa ditetapkan dengan tujuan untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi, berdasarkan visi, misi yang disepakati bersama sehingga seluruh daya dan upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan bersinergis, koordinatif dan melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.. 1 - 10.

(14) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Penyusunan Renstra DPM-Desa akan menyesuaikan peraturan yang berlaku yaitu Permendagri No. 54 Tahun 2010, yaitu terdiri dari dua tahap, yaitu: 1.. Tahap perumusan rancangan Renstra SKPD; dan. 2.. Tahap penyajian rancangan Renstra SKPD. Tahapan penyusunan rancangan Renstra SKPD dapat digambarkan dalam bagan. alir sebagai berikut: Gambar 1.1 KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DPM-Desa PROVINSI JAWA BARAT. Sumber: Permendagri No. 54 Tahun 2010. 1 - 11.

(15) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Kemudian dalam teknis pelaksanaan pekerjaan, penyusuna memiliki tahapantahapan sebagai berikut: 1. Pengamatan Lingkungan: a. Lingkungan Eksternal: Pengamatan dan pengkategorian hasil sebaran kuesioner dan observasi lingkungan mengenai: 1. Faktor-faktor umum lingkungan Sosial 2. Analisis Organisasi Lingkungan Tugas b. Lingkungan Internal: Pengamatan dan pengkategorian hasil sebaran kuesioner dan observasi lingkungan mengenai: 1. Struktur 2. Budaya 3. Sumber daya Dalam proses pengamatan lingkungan ini akan menggunakan teknik penyebaran kuesioner dan juga wawancara mendalam untuk menggali informasi yang sesuai dengan kebutuhan dalam analisis. Bentuk analisis pada tahap ini adalah tersusunnya SWOT. 2. Formulasi Strategi Proses penyusunan Rencana Strategis yag diterjemahkan menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Visi/Misi 2. Objective/Tujuan 3. Strategi 4. Kebijakan 3. Implementasi Strategi Proses penyusunan implementasi strategi dari tahapan formulasi, yang terdiri dari: 1. Program 2. Kegiatan 4. Evaluasi Renstra 1. Penjaringan aspirasi mengenai Resntra yang telah disusun sebelumnya (dalam bentuk ekspose). 2. Kemudian dalam proses selanjutnya diperlukan Evaluasi kinerja hasil pelaksanaan Renstra yang telah disusun (Berjenjang tiap tahun). 1 - 12.

(16) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Sedangkan untuk rencana daftar isi dalam laporan yang akan disusun mengenai Renstra DPM-Desa Provinsi Jawa Barat adalah: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Konseptual 1.3 Landasan Hukum 1.4 Maksud dan Tujuan 1.5 Pola Pikir dan Sistematika Penulisan BAB II Gambaran Umum Pelayanan DPM-Desa 2.1 Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi 2.2 Sumber daya DPM-Desa 2.3 Kinerja pelayanan 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD BAB III Isu-isu Strategis dan Analisis Lingkungan (SWOT) Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5. BAB IV. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Penentuan Isu-isu Strategis. Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran, Strategi Dan Kebijakan 4.1 Visi dan Misi 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.3 Strategi dan Kebijakan. BAB V Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif BAB VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD. 1 - 13.

(17) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. BAB 2 GAMBARAN UMUM DPM-Desa PROV JABAR. 2.1 Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat. Sedangkan Unsur Organisasi Badan adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf I Peraturan Daerah tersebut. Sedangkan DPM-Desa Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Darah Jawa Barat Nomor 06 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat. Adapun tugas pokok, fungsi, rincian tugas unit dan tata kerja DPMDesa Provinsi Jawa Barat ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 45 Tahun 2016. Tugas Pokok Badan adalah Merumuskan bahan kebijakan teknis fasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat, pemerintahan desa dan kelurahan, penguatan kelembagaan, partisipasi masyarakat, pemberdayaan ekonomi masyarakat, sumber daya alam, teknologi tepat guna dan kewenangan tertentu sesuai dengan kebutuhan daerah serta kewenangan lain yang dilimpahkan dari Gubernur. Dengan demikian DPM-Desa Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa 2-1.

(18) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Tugas Pokok ini tertuang dalam Peraturan gubernur Jawa Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokok dimaksud Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa; 2. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dan desa; 3. Penyelenggaraan administrasi Dinas; 4. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan 5. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Dalam fungsi sebelumnya, DPM-Desa juga melakukan pengkoordinasian dan pembinaan UPTB (Unit Pelayanan Teknis Badan). Namun perihal kelembagaan UPTB belum terbentuk karena urusan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa masih proses koordinasi dalam pembagian urusan dalam pemberdayaan masyarakat dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di setiap kabupaten/kota di Jawa Barat. Dengan demikian akan terbuka lebar bagi DPM-Desa Provinsi Jawa Barat untuk membentuk UPTB seperti UPTB Pelatihan bagi Masyarakat. Hal ini salah satu urusan yang belum dapat dilakukan oleh kabupaten/kota. Sedangkan kebijakan utama dari DPM-Desa provinsi Jawa Barat adalah: 1. Meningkatkan. partisipasi. dan. peran. pembangunan 2. Mewujudkan “Desa Membangun”. 2-2. kelembagaan. masyarakat. dalam.

(19) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Arah kebijakan tersebut adalah: 1. Pengembangan kemampuan sumber daya manusia 2. Penguatan kelembagaan masyarakat dan pemerintahan desa 3. Memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi tepat guna 4. Menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat 5. Meningkatkan keterpaduan dalam pemberdayaan yang dilakukan instansi sektoral Dengan demikian dari arah kebijakan tersebut DPM-Desa Provinsi Jawa Barat memiliki sasaran program untuk meningkatnya peran dan kontribusi pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat sebagai basis pembangunan nasional yang diukur dari meningkatnya kapasitas pemerintahan desa, peran serta masyarakat/sumber daya manusia, kelembagaan masyarakat, lembaga perekonomian masyarakat, system pengelolaan potensi desa.. 2-3.

(20) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Jika diilustrasikan alur DPM-Desa yang tercakup sasaran dan kegiatannya adalah: Gambar 2.1 Alur Sasaran DPM-Desa Provinsi Jawa Barat CG 9 PEMBANGUNAN PEDESAAN. Sasaran: Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam pembangunan. D P M D. Kegiatan Tematik Pembangunan Perdesaan dengan menerapkan prinsip desa mandiri. Kegiatan Tematik Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa. Meningkatkan kemandirian masyarakat des melalui penguatan kelembagaan, kapasitas local, kapasitas fiscal, infrastruktur dasar, dan perekonomian perdesaan. Output: Pembangunan perdesaan dengan menerapkan prinsip desa mandiri: 1. Meningkatnya usaha ekonomi perdesaan 2. Meningkatnya sarana dan prasarana perekonomian masyarakat desa 3. Meningkatnya pelayanan dasar perdesaan di daerah perbatasan antar provinsi 4. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan pemanfaatan SDA 5. Meningkatnya kualitas ibu dan anak melalui posyandu 6. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan desa. Output: Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerinahan Desa: 1. Meningkatnya kinerja aparatur pemerintahan desa 2. Tersedia data profil desaan desa 3. Tersedianya Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) 4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana desa 5. Tertatanya adinistrasi pemerintah. Struktur Organisasi DPM-Desa Berdasarkan Perda Provinsi Jawa Barat No 06 Tahun 2016, susunan organisasi DPM-Desa Provinsi Jawa Barat terdiri dari Kepala Dinas, dibantu oleh sekretaris yang membawahi 3 sub bagian, dan 4 kepala Bidang yang masing-masing membawahi 3 kasi. Susunan organisasi DPM-Desa Provinsi Jawa Barat secra rinci sebagai berikut: a. Kepala Dinas (Eselon IIa) b. Sekretaris (Eselon IIIa), membawahi: 1. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan (eselon IVa) 2. Subbagian Keuangan dan Aset (eselon IVa) 3. Subbagian Kepegawaian dan Umum (eselon IVa). 2-4.

(21) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. c. Bidang Bina Desa (eselon IIIa), membawahi: 1. Kasi Bina Administrasi Keuangan dan Aset Desa (Eselon IVa) 2. Kasi Bina Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa (Eselon IVa) 3. Kasi Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan (Eselon IVa) d. Bidang Kelembagaan Dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat (eselon IIIa), membawahi: 1. Kasi Penguatan Kelembagaan Masyarakat (Eselon IVa) 2. Kasi Pemberdayaan Adat Pengembangan Sosial Budaya (Eselon IVa) 3. Kasi Peningkatan Kapasitas Masyarakat (Eselon IVa) e. Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat, membawahi: 1. Kasi Bina Lembaga Usaha Ekonomi Masyarakat (Eselon IVa) 2. Kasi Bina Pemasaran Usaha Ekonomi Masyarakat (Eselon IVa) 3. Kasi Bina Pengembangan Modal Usaha Ekonomi Masyarakat (Eselon IVa) f. Bidang Pengembangan Potensi Desa (Eselon IIIa), membawahi: 1. Kasi Bina Penataan dan Pendayagunaan Ruang Desa (Eselon IVa) 2. Kasi Sarana dan Prasarana Desa (Eselon IVa) 3. Kasi Pengembangan dan Pendayagunaan TTG (Eselon IVa). 2-5.

(22) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Gambar 2.2 Struktur Organisasi DPM-Desa Provinsi Jawa Barat. Uraian tugas Pokok dan Fungsi: 1. Kepala Dinas, mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: a. Tugas Pokok: Kepala dinas mempunyai tugas pokok merumuskan, menetapkan, memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok dinas serta mengkoordinasikan dan membina UPTB b. Fungsi: Dalam menyelengarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Dinas mempunyai fungi: 1) Penyelenggaraan. perumusan,. penetapan,. pengaturan. dan. koordinasi. pelaksanaan kebijkan teknis pemerintahan desa/kelurahan, penguatan. 2-6.

(23) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. kelembagaan dan partisipasi, pemberdayaan ekonomi masyarakat, sumber daya alam dan teknologi tepat guna 2) Penyelenggaraan perumusan dan penetapan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa 3) Penyelenggaraan. fasilitasidan. pengendalian. pelaksanaan. tugas-tugas. pemberdayaan masyrakatdan pemerintahan desa 4) Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan funsi dinas 5) Penyelenggraaan koordinasidan pembinaan UPTB 2. Sekretaris, mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berkut: a. Tugas Pokok Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program Dinas, pengkajian, perencanaan dan program, pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum b. Fungsi 1) Penyelenggaraan koordinasi, perencanaan dan program Dinas 2) Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program Sekretariat 3) Pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian dan umum 3. Bidang Bina Desa a. Tugas Pokok: Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemerintahan desa/kelurahan b. Fungsi: 1) Penyelenggaraan. pengkajian. bahan. kebijakan. teknis. pemerintahan. desa/keluarahan 2) Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pemerintahan desa/kelurahan 3) Penyelenggaraan fasilitasi admnistrasi dan pemerintahan desa/kelurahan 2-7.

(24) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 4. Bidang Kelembagaan Dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat Masyarakat a. Tugas Pokok Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis an fasilitasi penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat b. Fungsi 1) Penyelenggaraan pengkajian bahan kajian teknis penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat 2) Penyelenggaraan. pengkajian. bahan. fasilitasi. penguatan. kelembagaan. masyarakat 3) Penyelenggaraan fasilitasi penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat 5. Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat a. Tugas Pokok: Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemberdayaan ekonomi masyarakat dan desa b. Fungsi: 1) Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pemberdayaan ekonomi masyarakat dan desa 2) Penyelenggaraan. pengkajian. bahan. fasilitasi. pemberdayaan. ekonomi. masyarakat dan desa 3) Penyelenggaraan fasilitasi pemberdayaan ekonomi masyarakat dan desa 4) Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis dan penanggulangan kemiskinan 6. Bidang Pengembangan Potensi Desa a. Tugas Pokok: Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi sumber daya alam, teknologi tepat guna desa terisolir, pesisir dan desa desa tertinggal 2-8.

(25) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. b. Fungsi: 1) Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis sumber daya alam, teknologi tepat guna desa terisolir, desa pesisir, dan desa tertinggal 2) Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi sumber daya alam teknologi tepat guna desa terisolir, desa pesisir, dan desa tertinggal. 2.2 Sumber daya DPM-Desa Sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya mencakup: 1.. Sumber Daya Aparatur Jumlah pegawai DPM-Desa posisi sampai dengan Bulan Januari Tahun 2017 sebanyak 87 orang terdiri dari 19 pejabat struktural dan 67 staf/pelaksana. Dari jumlah 87 pegawai DPM-Desa, 51 orang laki-laki dan 36 perempuan. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, pegawai DPM-Desa terdiri dari pendidikan strata 2 (S2) sebanyak 18 (delapan belas) orang terdiri dari 13 laki-laki dan 5 perempuan, strata 1 (S1) sebanyak 30 (tiga puluh) orang terdiri dari 16 lakilaki dan 14 perempuan. Diploma (D3) sebanyak 6 (enam) orang terdiri dari 1 lakilaki dan 5 perempuan, SMA/sederajat sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang terdiri dari 13 pegawai laki-laki dan 10 pegawai perempuan, SMP 3 (tiga) orang laki-laki dan SD sebanyak 4 (empat) orang laki-laki. Kualifikasi pegawai berdasarkan pangkat dan golongan sampai dengan bulan Januari 2017, tertinggi golongan IV/c 1 (satu) orang, IV/b 3 (tiga) orang, golongan IV/a sebanyak 10 (sepuluh) orang, golongan III/d sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang, golongan III/c sebanyak 5 (lima) orang, golongan III/b sebanyak 21 (dua puluh satu) orang, golongan III/a sebanyak 5 (lima) orang. Selebihnya golongan II/d sampai dengan II/a seluruhnya sebanyak 19 (sembilan belas) orang. Sesuai dengan 2-9.

(26) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. struktur organisasi DPM-Desa, jabatan struktural terdiri dari 1 orang Kepala Dinas, 1 orang Sekretaris, 4 Kepala Bidang, 3 orang Kepala Sub Bagian di Sekretariat, 12 orang Kasi. Jumlah seluruh pejabat struktural sebanyak 19 orang, terdiri dari 14 orang pejabat laki-laki dan 5 orang pejabat perempuan. 2.. Aset / Modal Sarana dan prasarana kantor DPM-Desa sampai dengan tahun 2013 meliputi aset berupa tanah dan bangunan, mobil dinas, motor dinas, computer, printer, scanner, hard disk, AC, alat komunikasi, alat-alat kantor dan rumah tangga, genset, mesin dan bangunan air, dan perpustakaan. Bangunan Kantor DPM-Desa Provinsi Jawa Barat berdiri di atas lahan seluas 2.978 m2 dengan sertifikat HGB atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat c.q Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Jawa Barat. Kondisi bangunan memadai dan representatif dengan sarana dan prasarana kantor cukup lengkap, memiliki aula besar dan aula kecil, ruang kerja pimpinan dan staf, ruang fungsional tertentu terdiri dari penatausahaan keuangan dan ruang SIPKD (Sistem Informatika Penatausahaan. Keuangan. Daerah),. ruang. perpustakaan,. mesjid,. ruang. pemeriksaan kesehatan, gudang arsip, dan Gudang Alat Tulis Kantor (ATK), koperasi pegawai dan Satker PNPM Perdesaan. Untuk menunjang mobilitas kerja DPM-Desa yang cukup tinggi, DPM-Desa memiliki 10 kendaraan dinas, roda 4 dan 8 buah motor. Secara kuantitas penyediaan kendaraan dinas memadai namun secara kualitas terdapat 1 kendaraan jenis jeep yang sudah kurang layak pakai. Sarana kerja yang memadai antara lain dilihat dari ratio pegawai dengan jumlah. komputer. yang. tersedia.. Jumlah. komputer. yang. dipakai. dan. perlengkapannya sampai dengan tahun 2013 sebanyak 30 buah PC dan 10 notebook/laptop. Apabila dibandingkan antara kebutuhan dan jumlah pegawai, 2 - 10.

(27) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. dengan perhitungan kebutuhan minimal 60% pegawai menggunakan komputer kerja, maka dibutuhkan komputer sebanyak 54 Komputer, sementara yang ada baru 40 komputer (pc dan notebook/laptop). Apalagi jika menghitung kebutuhan ideal dimana setiap pegawai DPM-Desa (diluar pengemudi) memerlukan fasilitas kerja, karena itu diperlukan pengadaan komputer dan perlengkapannya setiap tahun secara bertahap untuk pemenuhan kerja maupun untuk mengganti komputer yang sudah tidak layak pakai.. 2.3 Kinerja Pelayanan DPM-Desa Mengenai kinerja pelayanan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Provinsi Jawa Barat secara umum dapat dilihat dari pencapaian indikator kinerja program berdasarkan tugas pokok dan fungsi DPM-Desa dan berdasarkan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018. Pencapaian indikator kinerja program berdasarkan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 mencerminkan bahwa kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Provinsi Jawa Barat belum seluruhnya mencapai target yang ditetapkan, hal itu disebabkan masih terdapat kendala-kendala yang masih harus diselesaikan dalam rencana berikutnya. Kinerja DPM-Desa dapat diukur dari kinerja dan kegiatan program/kegiatan tahun 2015 sampai 2016 yang telah dilaksanakan. Perbandingan data kinerja yang dimaksud dalam hal ini adalah perbandingan data kinerja tahun dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Untuk dapat mengetahui perbandingan data kinerja dimaksud, dapat dilihat dari kegiatan yang telah dilaksanakan dari tahun 2015 sampai 2016. Dalam tahun anggaran 2016 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Provinsi Jawa Barat memperoleh dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat sebesar RP.48.592.221.203,- yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung RP.10.927.840.003,- dan Belanja Langsung Rp.37.664.381.200,-. Realisasi anggaran 2 - 11.

(28) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. keseluruhan sebesar Rp.43.636.151.309,- dan sisa anggaran sebesar Rp. 4.956.069.894,-. Belanja langsung sebesar Rp.37.664.381.200,-. terbagi kedalam 25 kegiatan dengan prosentase pencapaian realisasi keuangan sebesar 87,70%. Sedangkan tahun 2010 Belanja Langsung sebesar Rp.13.430.600.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp.12.115.145.390,00 (90,205%) untuk pembiayaan 16 kegiatan DPM-Desa. Sedangkan pada tahun 2012 dari 64.628.764.122, dana yang terealisasi adalah sebesar Rp. 61.174.570.178,- atau sekitar 93,55% yang terealisasi. Berdasarkan data kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan data kinerja tahun sebelumnya maka didapat perbandingan sebagai berikut: -. Jumlah anggaran tahun 2016 menurun sebesar 46% dari anggaran tahun 2015;. -. Jumlah kegiatan tahun 2016 menurun menjadi 25 kegiatan, lebih kecil dari jumlah kegiatan pada tahun 2015 sebanyak 29 kegiatan. Berdasarkan anggaran dan realisasi anggaran, maka dapat disimpulkan bahwa. DPM-Desa Provinsi Jawa Barat melaksanakan kegiatan sesuai dengan target kegiatan sehingga perbandingan antara pendanaan dan realisasi perkegiatan relatif tercapai dan kalaupun ada sisa anggaran sebagai efesiensi anggaran. Dari jumlah keseluruhan belanja kegiatan, Belanja Langsung APBD Tahun Anggaran 2016 di DPM-Desa Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.37.664.381.200,-. dapat direalisasikan sebesar Rp.33.030.490.451,- (87,70%) untuk pembiayaan 25 kegiatan DPM-Desa Sedangkan untuk realisasi kegiatan (kinerja kegiatan) tahun 2012 masih terdapat beberapa kendala dan juga serapan anggaran yang belum mencapai 100%. Seperti pada penjelasan berikut ini:. 2 - 12.

(29) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. A. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah 1.. Kegiatan Koordinasi Perencanaan Program dan Kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masayarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,00,- realisasi anggaran sebesar Rp. 869.633.513,(96,63%). a. Output Kegiatan adalah a). Terlaksananya Konsultasi dan Koordinasi dengan Pusat dan Daerah.. b). Terlaksanannya Fasilitasi Pra Musrenbang Kewilayahan.. c). Terlaksananya Fasiitasi Musrenbang.. d). Mengikuti Pra Musrenbangnas.. e). Terlaksananya Rakor Perencanaan dan ke PMD-an Tk. Pusat.. f). Terlaksananya Fasilitasi Kegiatan Perencanaan, Pengendalian dan Fasilitasi Bidang PMD. g). Terlaksananya Forum Perdesaan Pemberdayaan Masyarakat.. h). Terlaksananya Monitoring Evaluasi Kegiatan BPMPD. b. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya Koordinasi Pusat, Provinsi, dan Daerah. c. Permasalahan a). Masih adanya kegiatan yang rendah penyerapan anggarannya.. b). Belum optimalnya pelakasanaan kegiatan dikarenakan terlambatnya pengajuan permohonan SPP dan SPM. c). Adanya ketidaksesuaian antara jadwal kegiatan yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan.. d. Solusi a). Perlunya perencanaan program/kegiatan yang lebih matang dan mekanisme administrasi keungan didalam pelaksanaannya harus sesuai serta mengikuti alur kas dan kurva S yang sudah ditetapkan dalam DPA.. b). Mengintensifkan pengendalian pelaksanaan program/kegiatan.. c). Melakukan sinergitas program/kegiatan antar bidang yang lebih optimal.. B. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur 1.. Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan kemampuan Aparatur BPMPD yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.500.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.111.057.800,- (74,07%). a.. Output Kegiatan a) Peningkatan Kompetensi Aparatur BPMPD. 2 - 13.

(30) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. b) Kebugaran Fisik bagi Pegawai BPMPD c) Kesehatan Mental bagi Pegawai BPMPD d) Penanaman Sikap Mental Disiplin dan Jiwa Korsa b.. Outcome Kegiatan adalah Tercapainya peningkatan kompetensi dan kesejahteraan pegawai.. c.. Permasalahan 1. Tidak terealisasinya bantuan biaya pendukung Diklatpim III dan IV. 2. Terdapatnya sisa biaya Bimtek karena biaya perjalanan laur provinsi tidak disetujui di dalam pergeseran anggaran.. d.. Solusi Pendataan lebih awal kepada Pejabat Eselon II dan IV yang belum mengikuti Diklatpim; dan mengurangi anggaran biaya Bimtek pada tahun anggaran berikutnya. C. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Kegiatan Dukungan Administrasi dan Operasional Perkantoran BPMPD yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.169.751.200,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.942.551.468,- (89,53%). a.. Output Kegiatan a) Ketatausahaan b) Penyediaan ATK c) Penggandaan Dokumen d) Operasional Perkantoran e) Koordinasi dan Konsultasi f) Jasa Komunikasi, Listrik, Internet, dan Air. b.. Outcome kegiatan adalah optimalnya pelayanan administrasi perkantoran, komunikasi, listrik dan air. c.. Permasalahan 1. Terdapat sisa biaya listrik, air dan telephone 2. Tidak disetujui pergeseran anggaran. d.. Solusi Telah dilaksanakan penghematan efisiensi pelaksanaan kegiatan.. D. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor BPMPD yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.753.200.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.651.780.050,- (94,22 %). a. Output Kegiatan 2 - 14.

(31) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. a) Detail Enggineering Design (DED) gedung kantor BPMPD b) Meja kerja staf c) Software Office d) Software Antivirus e) Sound System f) Kendaraan Roda Empat b. Outcome kegiatan adalah terselenggaranya kualitas sarana dan prasarana sesuai kerja yang memadai c. Permasalahan Tidak terdapat permasalahan, sisa anggaran adalah sisa negoisasi dengan pihak kedua. d. Solusi E. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 1.. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor BPMD yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.000.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.609.776.559,- (80,49 %). a.. Output Kegiatan a) Pemeliharaan Taman Kantor b) Pemeliharaan Instalasi Listrik dan Jaringan Air c) Pemeliharaan Telepon dan Komputer d) Pemeliharaan Kendaraan Dinas Roda 4 dan Roda 2 e) Pelaburan Gedung dan Bangunan Kantor f) Jasa Keamanan dan Jasa Kebersihan Kantor. b.. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana kantor BPMPD.. c.. Permasalahan Tidak terdapat permasalahan, sisa anggaran adalah sisa belanja perawatan kendaraan bermotor dan pembatalan pembelian lampu jalan.. d.. Solusi Efisiensi perawatan kendaraan dan lebih selektif dalam pembelian barang. F. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1. Kegiatan Penyusunan Dokumen Rencana, Evaluasi, dan Pelaporan Internal BPMPD yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 95.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 42.150.000,- (44,37%). 2 - 15.

(32) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. a.. Output Kegiatan a) Tersusunnya dokumen perencanan BPMPD b) Review Renstra dan Renja. b.. Outcome kegiatan adalah tersedianya data dan informasi perencanaan, evaluasi, dan pelaporan BPMPD. c.. Permasalahan a) Anggaran Makanan dan Minuman rapat sebagian tidak diserap karena sudah terpenuhi dan dilakukan efisiensi. b) Efisiensi didalam penggunaan anggaran penggandaan dan fotocopy.. d.. Solusi Perencanaan anggaran Makan dan minum rapat dan anggaran penggandaan sesuai dengan kebutuhan.. 2. Kegiatan Evaluasi dan Verifikasi Bantuan/Hibah yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.200.931.150,- (80,37%) a.. Output kegiatan a) Tersusunnya dokumen permohonan bantuan/hibah b) Tersusunnya laporan evaluasi bantuan/hibah. b.. Outcome kegiatan adalah tersedianya data dan informasi perencanaan, evaluasi, dan pelaporan BPMPD.. c.. Permasalahan a) Anggaran makanan dan minuman rapat sebagian tidak diserap karena sudah terpenuhi dan dilakukan efisiensi b) Efisiensi didalam penggunaan anggaran penggandaan dan fotocopy. d.. Solusi Perencanaan anggaran makanan dan minuman rapat dan anggaran penggandaan sesuai dengan kebutuhan.. G. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat 1. Kegiatan Peningkatan Pemasaran Produk Perekonomian Perdesaan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 853.475.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 671.903.503,- (78,73 %). a.. Output Kegiatan adalah : a) Konsolidasi peningkatan pemasaran Perekonomianmasyarakat b) Pameran produk pemasaran perdesaan 2 - 16.

(33) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. c) Fasilitasi pemasaran produk perdesaan berbasis teknologi informasi b.. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan wawasan serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat di perdesaan.. c.. Permasalahan Penyerapan anggaran sebesar 79 % dari target 100 %. d.. Solusi a) Sisa penyerapan dikembalikan ke Kas Daerah yang merupakan efisiensi anggaran. b) Hasil nego kegiatan pameran dan perjalanan dinas. 2 Kegiatan Sinkronisasi Penanggulangan Masalah Kemiskinan di Perdesaan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 337.030.948,- (84.26 %). a. Output a) Rakor Penanggulangan Kemiskinan; b) Monev dan data Sinkronisasi Sub Kegiatan Penanggulangan Kemiskianan c) Benchmarking b. Outcome Adalah meningkatnya peran masyarakat dan kelembagaan desa dalam pengentasan kemiskinan. c. Permasalahan Penyerapan anggaran sebesar 84 % dari target 100 % d. Solusi Sisa penyerapan dikembalikan ke kas daerah yang merupakan efisiensi anggaran dari kegiatan benchmarking dan perjalanan dinas. 3 Kegiatan Penguatan Lembaga Perekonomian Perdesaan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.150.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.034.454.276,- (89,95%). a.. Output Kegiatan a) Peningkatan Kapasitas Usaha Ekonomi Desa; b) FGD Kelembagaan perekonomian Masyarakat; c) Piloting BUMDesa Unggulan; d) Fasilitasi cadangan pangan pemerintahan desa.. b.. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan pengelolaan BUMDes dan Pasar Desa. 2 - 17.

(34) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. c.. Permasalahan Penyerapan anggaran sebesar 90 % dari target 100 %. d.. Solusi Sisa penyerapan dikembalikan ke Kas Daerah yang merupakan efisiensi anggaran dari hasil nego dan sisa kegiatan benchmarking.. 4 Kegiatan Peran Kelembagaan Desa dalam Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Kawasan Pedesaan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 616.432.650,- (82,19 %). a.. Output a) FGD Rumah Tidak Layak Huni b) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi.. b.. Outcome kegiatan adalah Tersusunnya model Rutilahu di Jawa Barat. c.. Permasalahan a) Program rehab Rutilahu terhenti disebabkan oleh diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah khususnya pasal 298 ayat 5 dan SE Mendagri Nomor 900/4627/SJ tanggal 18 September 2015 tentang Penajaman Ketentuan pasal 298 ayat 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa bantuan hibah dapat diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hokum Indonesia sehingga hibah kepada masyarakat Tahun Anggaran 2016 tidak ada. b) CPCL Perbaikan Rutilahu Tahun 2014 yang sudah mendapatkan bimbingan teknis (bimtek) belum terealisasi; c) Perjalanan dinas luar Provinsi /Pusat tidak dapat dilaksanakan karena tidak ada bantuan hibah yang perlu dikonsultasikan dan dilaporkan.. d.. Solusi Tahun 2017 Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melanjutkan program perbaikan Rutilahu dengan melakukan percepatan pelaksanaan perbaikan Rutilahu bekerjasama dengan TNI AD /KODAM III Siliwangi dan Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat.. 5. Kegiatan Pembinaan Posyantek dan Wartek serta Gelar Teknologi Tepat Guna Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 959.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 920.059.100,- (95,94 %). 2 - 18.

(35) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. a.. Output Kegiatan a) Terselenggaranya Gelar TTG Tingkat Provinsi Jawa Barat VI. b) Keikutsertaan Provinsi Jawa Barat pada Gelar TTG Tingkat Nasional XVIII di Provinsi Nusa Tenggara Barat. c) Revitalisasi Posyantek; d) Pelaksanaan Rapat Teknis Kegiatan TTG; e) Rapat Evaluasi Gelar TTG Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional.. b.. Outcome kegiatan a) Meningkatnya kemitraan. penemu (inventor), pengguna/pemanfaat TTG. dan Pengusaha. b) Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyediaan dan pemanfaatan teknologi. c.. Permasalahan Bankeu Kabupaten untuk Revitalisasi Posyantek untuk 27 Kab/Kota hanya terserap 10 Kabupaten, disebabkan anggaran ada di triwulan IV (APBDPerubahan), sehingga tidak semua Kabupaten/Kota memasukan anggaran Banprov di APBD.. d.. Solusi. Bantuan keuangan harus dianggarkan pada anggaran murni dan dapat tersosialisasikan ke daerah. 6. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Kelompok Masyarakat Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 344.498.864,- (98,43%). a. Output Kegiatan a) Terlaksananya rakor b) Terlaksananya pembinaan b. Outcome kegiatan adalah terjadinya sinergitas antara Tim AMPL c. Permasalahan a) Kelembagaan: KP-SPAM (Kelompok pengelolaan-sarana pengelolaan air minum) belum optimal dalam melakukan pengelolaan sarana air minum. b) Masyarakat pengguna belum memahami tentang iuaran dan Sambungan Rumah (SR) tidak pakai Water mater dan pembayaran iuran tidak rutin; c) Teknis: pipa rusak, genset dan pompa rusak, sumber air mengecil (bahkan hilang) d) Keuangan: Iuran. yang. terkumpul. masih belum mampu membiayai. operasional dan pengelolaan (O&P) (Iuaran <BOP). 2 - 19.

(36) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. d. Solusi a) BPMPD selaku PPMU maupun anggota pokja AMPL didalam keberlanjutan pasca program melakukan Rakor Pokja AMPL tiap tahun selama masa program b) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengelolaan Sarana Air Minum di Desa, untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sarana air minum di desa, termasuk penanganan kerusakan ringan : pipa, genset dan pompa air c) Melakukan pembinaan secara berjenjang dan berkesinambungan melalui monitoring dan evaluasi, untuk mengetaui permasalahan di lapangan untuk bahan tindak lanjut perbaikannya. d) Keuangan : Secara. berjenjang. melakukan. sosialisasi. tentang. pentingnya iuran oleh pengguna sarana terkait pengelolaan SPAM (O&P) bagi keberlanjutan sarana penyediaan air minum khususnya program PAMSIMAS. 7. Kegiatan Pembinaan Posyantek dan Wartek yang dilakasanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 532.043.900,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 335.842.000,- (63,12%). a. Permasalahan Peningkatan kegiatan pembinaan, pelatihan keterampilan, dan pendampingan pada Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) di tingkat Kecamatan dan Warung Teknologi (Wartek) sebagai wadah fasilitasi penghasil TTG perdesaan agar dihasilkan produk TTG Perdesaan yang bermanfaat dan berkualitas. b. Solusi Peningkatan pembinaan, pelatihan dan pendampingan bagi Posyantek dan Wartek.. 8. Kegiatan Pengelolaan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan (Standar Pelatihan) yang dilakasanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 123.880.000,- (49,55%). a.. Output Kegiatan a) Rapat-rapat Komite Standar pelatihan (KSP) Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan b) Rapat pengembangan Komite standar pelatihan (KSP) Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan. b. Outcome Terbentuknya Komisioner KSP 2 - 20.

(37) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. c.. Permasalahan Keterlambatan dalam proses pembuatan Surat Keputusan sehingga di Tahun 2016 baru bias terbentuk Komisioner KSP.. d. Solusi Koordinasi dengan Biro Hukum dan Ham Setda Provinsi Jawa Barat e. 9. Dokumentasi Kegiatan. Kegiatan Pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) Desa dan Kelurahan yang dilakasanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,realisasi anggaran sebesar Rp. 673.562.750,- (84,20%). a.. Output kegiatan meningkatnya Pembina Kader pemberdayaan masyarakat di Jawa Barat. b.. Outcome Meningkatnya. kapasitas. Pembina. Kader. Pemberdayaan. Masyarakat. Kecamatan dan Kabupaten/Kota. c.. Permasalahan Tidak ada. d.. Solusi Tidak ada. 10 Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat melalui TNI Manunggal membangun Desa (TMMD) dan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) dan Bulan Bhakti Gotong Royong yang dilakasanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 651.301.096,- (72,37%). a.. Output Kegiatan 1. Rakor TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) 2. Fasilitasi kegiatan Manunggal membangun Desa (TMMD) ke 96 3. Fasilitasi kegiatan Manunggal membangun Desa (TMMD) ke 97 4. Fasilitasi Kegiatan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) 5. Rapat evaluasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) 6. Penilaian Lomba BBGRM terbaik Tingkat Provinsi 7. Pelaksanaan Penilaian Lomba BBGM Tingkat Nasional 8. Pencanangan BBGRM Tingkat Provinsi 9. Pencanangan BBGRM Tingkat Nasional 2 - 21.

(38) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. b.. Outcome Kegiatan Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Kegiatan BBGRM, TMMD, dan BSMSS. c.. Permasalahan Kegiatan Tingkat Nasional dibatalkan karena di Kementerian Dalam Negeri terjadi optimalisasi anggaran. d.. Solusi Koordinasi jadwal ke Kementerian Dalam Negeri. 11 Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Adat yang dilakasanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 250.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 221.865.000,- (88,75%). a.. Output 1. terlaksananya kegiatan penyusunan pedoman pengembangan adat di Jawa Barat. 2. Terlaksananya peningkatan kapasitas aparatur Kabupaten/Kota dalam pengakuan hak asal usul dan hak tradisional. 3. Terlaksananya supervise pengakuan Hak asal usul dan tradisional.. b.. Outcome. c.. Permasalahan. Pada pasal 109 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, susunan kelembagaan, pengisian jabatan kepala desa adat berdasarkan hukum adat ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi, sedangkan pada pasal 98 , Desa Adat ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota d. Solusi Hasil koordinasi dengan Biro Hukum diarahkan untuk membentuk Peraturan Daerah tentang Penataan Masyarakat Adat. 12 Kegiatan Penyelenggaraan Peningkatan Kinerja Posyandu dan Sistem Informasi Posyandu (SIP) yang dilakasanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.462.500.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.125.913.000,- (76,99%). Output kegiatan Terlaksananya Penilaian Posyandu Terbaik Tk. Kabupaten/Kota Tahap I, Grand Final Lomba Posyandu dan Kader Berprestasi Tingkat Provinsi, Pertemuan 2 - 22.

(39) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Kebijakan Pusat, Rakornas dan Konsultasi ke Pusat, Penghargaan Lomba Posyandu Terbaik dan Kader Berprestasi Tk. Provinsi Jawa Barat, Outcome Meningkatnya kinerja posyandu. 13 Kegiatan Peningkatan Kapasitas Lembaga Kemasyarakatan Posyandu di Desa dan Kelurahan yang dilakasanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 11.533.955.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.11.132.007.993,- (96,52%). a.. Output kegiatan 1) Terlaksananya Pertemuan Sosialisasi Revitalisasi Posyandu. 2) Peningkatan Kinerja Pendamping Kader 3) Peningkatan kapasitas PKP 4) Pertemuan Semesteran PKP; 5) Publikasi kegiatan posyandu; 6) Lomba Kreativitas PKP; 7) Revitalisasi Posyandu Award; 8) Supervisi Pengembangan Posyandu; 9) Benchmarking; 10) Rapat evaluasi PKP; 11) Penilaian Posyandu Terbaik Kab/Kota tahup I; 12) Pelatihan Materi Sosialisasi Posyandu bagi Penyiar; 13) TOT Posyandu; 14) Pembinaan Posyandu Model.. b.. Outcome kegiatan adalah meningkatnya Strata Posyandu di Jawa Barat. c.. Permasalahan Adanya efisiensi anggaran. d.. Solusi Adanya penghematan anggaran. H. Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa 1. Kegiatan Sinergitas Penguatan Peran Pemerintah Desa dan Gubernur Ngamumule Lembur (GNL) yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.250.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.165.288.565,- (93,22 %), a.. Output Kegiatan 1) Terlaksananya Sosialisasi; 2) Terlaksananya, Workshop, 3) Terlaksananya Gubernur Ngamumule Lembur (GNL); 4) Pergub penguatan Pemerintahan Desa. 2 - 23.

(40) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. b.. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pemahaman aparatur pemerintahan desa terhadap aplikasi SIMKEUDES.. c.. Permasalahan Pelaksanaan kegiatan sinergitas Pemerintahan Provinsi dalam Penguatan Pemerintahan Desa Pasca Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah keterbatasan waktu pelaksanaan baik kegiatan Gubernur Ngamumule Lembur, Desa Laboratorium Sinergitas dan Workshop Pengelolaan Aplikasi Tata Kelola Keuangan Desa dikarenakan berbarengan dengan kegiatan Dana Dekonsentrasi dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.. d.. Solusi Memaksimalkan waktu pelaksanaan kegiatan dan sebagian alokasi anggaran yang tidak terserap dikembalikan ke Kas Daerah Provinsi Jawa Barat. 2. Kegiatan Peningkatan Administrasi Pemerintahan Desa melalui Profil Desa /Kelurahan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 750.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 662.135.500,- (88,28%). a. Output Kegiatan 1). Bimbingan teknis Aplikasi Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan;. 2). Pembinaan Profil desa dan Kelurahan.. 3). Benchmarking. b. Outcome Kegiatan Meningkatnya. kapasitas. Aparatur. Pemerintah. Desa/Kelurahan. dalam. Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan c. Permasalahan 1). Kurangnya dukungan anggaran dari APBD Kabupaten/Kota dalam menunjang kegiatan Profil Desa/Kelurahan. 2). Kurangnya dukungan sarana (software computer) untuk pengelolaan data di tingkat desa/kelurahan. 3). Rendahnya kemampuan para pengolah data profil desa/kelurahan khususnya di tingkat desa/kelurahan.. 4). Kurangnya. kesadaran. dan. tanggungjawab. para. pengelola. profil. desa/kelurahan tentang pentingnya profil desa/kelurahan sebagai keputusan bersama. 5). Letak geografisyang belum terjangkau oleh akses internet.. 6). Sering bergantinya petugas operator karena pergantian kepala desa. 7). Petugas operator tidak diberikan surat keputusan atas pekerjaannnya yang mengakibatkan kurang jelasnya pekerjaan yang harus ditangani; 2 - 24.

(41) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 8). Kepala Desa masih beranggapan pekerjaan mengisi data profil belum menjadi kewajiban.. d. Solusi 1). Lebih mengoptimalkan penyampaian informasi dan sosialisasi terkait pengentrian data profil desa dan kelurahan. 2). Menjaga komunikasi dan koordinasi secara intensif terkait profil desa dan kelurahan baik antar pelaksana di tingkat desa/kelurahan, Pemerintah Kota/Kabupaten, pemerintah Provinsi dan pemerintah Pusat.. 3.. Kegiatan Pembinaan Pemerintahan Desa dan Kelurahan melalui Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.250.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 1.235.580.918,- (99,17 %). a. Output Kegiatan 1) Penilaian lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Tahun 2016 2) Persiapan penilaian Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Nasional. Tahun. 2016 3) Hadiah Lomba Desa dan Kelurahan b. Outcome Terlaksananya evaluasi hasil program pembangunan Pemerintahan dengan Masyarakat, baik dalam partisipasi maupun keswadayaan c. Permasalahan 1). Permasalahan yang timbul pada saat pengumpulan dan pengolahan data, dari permasalahan yang timbul yang dialami oleh beberapa desa dan kelurahan pada saat pengumpulan data dapat terbagi menjadi permasalahan di kelurahan, antara lain : - Kurangnya pemahaman aparatur desa/keurahan dalam proses pengumpulan dan pengolahan data (data yang ada dalam profil) - Faktor lemahnya komunikasi dan intensitas kelurahan dan SKPD terkait dalam pembinaan maupun dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan SKPD terkait; - Data kurang sinkron antara data kelurahan dengan data Instansi terkait - Tidak terinventarisasinya data atau dokumen secara tertulis. Sedangkan permasalahan yang dialami oleh Desa, antara lain : - Masih lemahnya administrasi secara umum yang baik karena belum ada sosialisasi permendagri yang baru;. 2 - 25.

(42) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. - Belum ada pelatihan khusus mengenai Lomba Desa dengan mengaplikasikan Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan yang dimulai dengan evaluasi diri terlebih dahulu; - Permasalahan yang muncul pada saat pengumpulan data dan pengolahan data adalah aturan yang baru diterima dan belum terlalu dipahami sehingga terjadi keterlambatan dalam penerapannya. 2). Permasalahan yang dihadapi terkait penyelenggaraan Pemerintahan. dan. Pembangunan Desa : Permasalahan yang dihadapi oleh Desa dalam. penyelenggaraan. Pemerintahan dan Pembangunan yang dihadapi oleh desa adalah : - Permasalahan di desa yang masyarakatnya heterogen dan penduduk yang padat sehingga memerlukan pemikiran yang ekstra untuk menangani semua keinginan warga masyarakat yang sangat variatif. Ini dituntut keahlian seorang Kepala desa yang kreatif dan konsen terhadap pelayanan kepada masyarakat. - Permasalahan lokasi desa yang relative jauh dan sarana prasarana jalan tidak memadai, mengakibatkan transportasi orang, barang dan jasa akan mengalami keterlambatan. Permasalahan yang dihadapi terkait penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan Kelurahan : Permasalahan. yang. dialami. oleh. desa. dan. kelurahan. dalam. penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sangat berbeda, permasalahan yang dihadapi oleh kelurahan adalah : - Karena kelurahan belum merupakan SKPD maka kelurahan tidak dapat menganggarkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Kelurahan sehingga kebutuhan-kebutuhan sesuai yang diharapkan masyarakat melalui Rencana Pembangunan jangka menengah Kelurahan (RPJMK) dan anggaran masih menginduk pada Kecamatan; - Banyak usulan pembangunan yang tidak terakomodir dalam usulan Musrenbang; - Banyak program kegiatan Pemerintah Pusat yang pelaksanaannya tidak terkoordinasi dengan kelurahan; - Kurang personil/sumber daya manusia terbatas, disbanding dengan pekerjaan yang relative variatif d. Solusi Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul antara lain :. 2 - 26.

(43) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 1) Ada regulasi yang memungkinkan fleksibelitas anggaran untuk di kelurahan dalam menganggarkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kelurahan. sehingga. kebutuhan-kebutuhan. sesuai. yang. diharapkan. masyarakat melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kelurahan (RPJMK) 2) Mengajukan kembali program usulan pada tahun berikutnya dan mencari dana aspirasi dewan sesuai daerah pilihan; 3) Meningkatkan pembinaan kepada aparatur desa dan Lembaga Desa; 4) Mengadakan Bimbingan Teknis khusus tentang Permendagri yang baru tentang Evaluasi perkembangan Desa dan Kelurahan. Upaya Pemecahan masalah di Kelurahan : 1) Ada regulasi yang memungkinkan fleksibelitas anggaran untuk di kelurahan dalam menganggarkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kelurahan. sehingga. kebutuhan-kebutuhan. sesuai. yang. diharapkan. masyarakat melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kelurahan (RPJMK) 2) Adanya pembinaan dari BPMKB bersama-sama dengan unsur terkait lainnya untuk tertib administrasi bagi kelurahan dengan mangisi 17 jenis buku administrasi Kelurahan. 3) Adanya pembinaan dan updating data profil kelurahan yang dilakukan secara rutin setiap tiga bulan sekali dengan mengundang Lurah, Operator untuk proses up dating data sesuai dengan Buku Laporan tahunan Kelurahan. 4.. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dalam Mendukung Tata Kelola Keuangan Desa (SIMKEUDES) yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 299.613.050,- (33,29%). a. Output Kegiatan 1) Terlaksana workshop SIMKEUDES; 2) Terlaksananya visitasi pelaksanaan SIMKEUDES. b. Outcome Kegiatan adalah meningkatnya pemahaman Aparatur Desa terhadap SIMKEUDES. c. Permasalahan 1) Belum. memahaminya. Aparatur. Pemerintah. Desa. dalam. mengoperasionalkan Sistem Aplikasi Keuangan Desa (Simkeudes) khususnya Bendahara Desa, Kasi Kecamatan dan OPD yang menangani Desa. 2 - 27.

(44) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 2) Masih banyak Kepala Desa yang belum mengetahui Tata Kelola Keuangan Desa harus menggunakan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Simkeudes) 3) Tata Kelola Keuangan desa dengan menggunakan Sistem Tata Kelola Keuangan Desa ( Aplikasi Simkeudes) belum tersosialisasikan dengan menyeluruh. d. Solusi 1) Diperlukannya. workshop. Tata Kelola Keuangan Desa (Simkeudes). khususnya bagi peserta yang diantaranya adalah Bendahara Dea, Kasi Pemberdayaan/Pemerintahan di Kecamatan dan OPD Kabupaten yang ada di wilayah Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dengan menyeluruh. 2) Diperlukan sosialisasi mengenai Sistem Keuangan Desa (Simkeudes) dalam rangka pengelolaan keuangan desa yang bertujuan Kepala Desa agar mengetahui bahwa keuangan desa harus menggunakan apalikasi tersebut; 3) Anggaran untuk kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa dalam Mendukung Tata kelola Keuangan Desa (Simkeudes) sebaiknya ditambah supaya dalam pelaksanaan menginformasikan di kegiatan workshop Tata kelola Keuangan desa (Simkeudes), Aplikasi Simkeudes dalam menentukan jumlah pesertanya tidak terbatas seperti tahun sebelumnya. I.. Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan 1.. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Dalam Mendukung Pembangunan Desa yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.800.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp. 3.125.822.000,- (82,26 %). a. Output Kegiatan adalah penjelasan teknis peningkatan infrastruktur perdesaan dan tunjangan penghasilan aparatur pemerintahan desa. b. Outcome kegiatan adalah terfahaminya Sekretaris desa dalam peningkatan Infrastruktur Perdesaan dan tunjangan penghasilan Aparatur Pemerintahan Desa. c. Permasalahan. Dalam hal proses pencairan Bantuan Keuangan Peningkatan kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dalam Mendukung Pembangunan Desa, beberapa menemui kendala sehingga terjadi keterlambatan dalam pencairan bantuan keungan yang dimaksud, hal ini terjadi karena 1) Nomor rekening Pemerintah Desa tidak jelas, sudah tidak aktif atau kepemilikan bukan atas nama Pemerintah Desa melainkan milik pribadi; 2) Masih terdapat kesalahan dalam penulisan nominal bantuan di APBDesa atau sama sekali tidak mencantumkan bantuan keuangan dimaksud pada APBDesa. 3) Beberapa persyaratan lupa dibubuhi cap desa dan tanda tangan kepala desa d. Solusi 2 - 28.

(45) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. Dalam permasalahan-permasalahan yang terjadi, maka upaya penyelesain yang dapat dilakukan diantaranya : 1) Melakukan koordinasi secepatnya dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota terkait permasalahan yang ada; 2) Memaksimalkan pembinaan ke desa J.. Program Peningkatan dan Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan 1.. Kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahtraan Keluarga yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.750.000.000,- realisasi anggaran sebesar. Rp.. 2.291.593.278,- (83,33 %). a.. Output kegiatan 1) Kegiatan Sekretariat 2) Kegiatan Pokja I 3) Kegiatan Pokja II 4) Kegiatan Pokja III 5) Kegiatan Pokja IV. b.. Outcome kegiatan adalah terlaksananya 10 program pokok PKK yaitu : 1) Penghayatan dan Pengamalan Pancila 2) Gotong royong 3) Pangan 4) Sandang 5) Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga 6) Pendidikan dan Keterampilan 7) Kesehatan 8) Pengembanagn Kehidupan Berkoperasi 9) Kelestarian Lingkungan Hidup 10)Perencanan Sehat. c.. Permasalahan Adanya efisiensi anggaran. d.. Solusi Adanya penghematan anggaran. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh DPM-Desa telah dilaksanakan seoptimal mungkin.. 2 - 29.

(46) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan DPM-Desa Provinsi Jawa Barat 2.4.1 Analisis Lingkungan Eksternal Mengenai analisis lingkungan eksternal lebih difokuskan pada hambatan dan juga peluang-peluang yang ada dalam pelayanan yang diberkan oleh DPM-Desa Provinsi Jawa Barat. Informasi berasal dari penyebaran kuesioner kepada pejabat struktural di lingkungan DPM-Desa Provinsi Jawa Barat dan juga dari beberapa sumber literatur yang dapat mendukung dalam penyusunan analisis strategis di lingkungan DPM-Desa Provinsi Jawa Barat. 2.4.1.1 Faktor-faktor Lingkungan Sosial Kondisi Jawa Barat saat ini terus mengalami peningkatan dalam kemajuan pembangunannya. Dengan melihat angka Indeks pembangunan manusia (IPM) jawa Barat, mengalami peningkatan Tabel 2.2 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 – 2015 Nama. 2011 2012 Provinsi Jawa Barat 66,67 67,32 Sumber: Badan Pusat Statistik Prov. Jabar 2016. IPM 2013 68,25. 2014 68,80. 2015 69,50. Untuk menjaga peningkatan IPM di Jawa Barat adalah dengan meningkatkan pembangunan masyarakat khususnya desa. Banyak sebaran penduduk yang tidak merata akibat dengan pembangunan tidak merata. Beban wilayah perkotaan sudah terlalu besar, dengan terus meningkatnya pertumbuhan penduduk menyebabkan wilayah Jawa Barat tidak seimbang dalam pemerataan kependudukan. Dengan demikian sepatutnya pemerintahan desa memeiliki peranan penting dalam pembangunan di wilayahnya. Hal ini untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat desa untuk mengakses dalam pemenuhan kebutuhannya. Kemudian dalam penanganannya pemerintahan desa dan masyarakat desa tidak serta merta langsung membangunan. 2 - 30.

(47) Renstra DPM-Desa Prov. Jabar. wilayahnya, tetapi perlu stimulant-stimulan yang dapat menggerakkan dan juga memicu terjadinya proses keberdayaan bagi masyarakat desa dan pemerintahan desa. Dalam upaya melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa ditemukan hambatan berupa adanya kecenderungan memudarnya sistem nilai sosial budaya sebagai pranata utama pembentukan sikap dan perilaku masyarakat. Hal ini terjadi disebabkan mulai kompleksnya struktur di masyarakat, kemudian dengan tingkat mobilitas yang tinggi menyebabkan nilai-nilai lokal di masyarakat mulai luntur. Maka dari itu hal ini dapat berkurangnya tingkat partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan. Maka dari itu jika penanganan dalam pemberdayaan masyarakat di semua masyarakat (baik kota maupun di desa) disamaratakan maka akan memperkuat lunturnya nilai-nilai lokal masyarakat. Selain itu rendahnya itngkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mendayagunakan sumber daya alam termasuk dalam mendayagunakan teknologi tepat guna serta masih banyaknya desa-desa terisolir, terpencil dan kawasan yang tingkat aksesibilitasnya rendah terhadap sumber informasi dan sumber permodalan juga menjadi tantangan bear bagi DPM-Desa Prov Jabar untuk mengembangkan teknologi dalam pemeberdayaan masyarakat yang efektif dan efesien sesuai kebutuhan masyarakat. Untuk mengatasinya diperlukan suatu sistem komplek yang mendapat dukungan berbagai komponen dan stakeholder masyarakat serta komitmen dari seluruh aparat Pemerintah Daerah serta eksipaan masyarakat dalam menerima dan melaksanakan berbagai program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri. Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dpaat menjadi suatu peluang (opportunities) maupun ancaman (threats) dalam organisasi. Beberapa peluang yang dimiliki DPM-Desa Provinsi Jawa Barat antara lain: 1. Memiliki peluang dalam mengisi ketercapaian 14 prioritas pembangunan nasional 2 - 31.

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN EKONOMl MASYARAKAT PESISIR (PEMP) KABUPATEN INDRAMAW PROVINSI JAWA BARAT.. adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

oleh penentu kebijakan yaitu Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, sedangkan Sub Unit Rumah Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Ciamis hanya melaksanakan tugas pokok

1) Jumlah permohonan perizinan yang diajukan melalui gerai adalah sebanyak 2.470 permohonan. Gerai Bogor adalah gerai pelayanan BPPT Provinsi Jawa Barat yang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 ini menyajikan kondisi pencapaian target kinerja yang

Dalam Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 – 2024 untuk indikator sasaran 1 yaitu Persentase peningkatan Lembaga

Arah kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Barat untuk kabupaten/kota dalam upaya pertumbuhan ekonomi umat yang berbasis inovasi difokuskan pada upaya revitalisasi lahan,

Arah kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Barat tahun 2014, yakni; 1). Peningkatan daya saing masyarakat, pelayanan kesehatan, kemandirian dan pengokohan ketahanan keluarga,

Program Bina Politik Dalam Negeri Tabel 3.3 Permasalahan Badan Kesbangpol Kota Depok Berdasarkan Sasaran Jangka Menengah Badan Kesbangpol provinsi Jawa Barat beserta faktor