Laporan Keuangan dan
Laporan Auditor Independen
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
31 Desember 2009 dan 2008
Neraca 1 - 2
Laporan Laba Rugi 3
Laporan Perubahan Ekuitas 4
Laporan Arus Kas 5
Catatan Atas Laporan Keuangan 6 - 46
Kepada Yth
Rp '000 Rp '000 ASET Investasi Deposito berjangka Pihak ketiga 2b, 3 232.110.000 177.702.844 232.110.000 177.702.844 Efek
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2b, 4 49.263.207 63.571.259
Pihak ketiga 2b, 4 9.312.534 6.908.931
58.575.741 70.480.190
Penyertaan saham 2b, 5 8.513.989 8.513.989
Properti investasi 2b, 6 27.944.000 26.511.000
Jumlah investasi 327.143.730 283.208.023
Kas dan bank
Pihak ketiga 2c, 7 20.617.998 11.814.802
20.617.998 11.814.802 Piutang premi
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2f, 8 609.569 339.047 Pihak ketiga 2f, 8 98.054.477 56.496.866
98.664.046
56.835.913 Piutang reasuransi
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2g, 9 484.397 351.833
Pihak ketiga 2g, 9 12.874.593 3.518.289
13.358.990 3.870.122
Uang muka klaim 2h, 10 81.465 1.671
Piutang lain-lain - bersih setelah dikurangi Penyisihan kerugian masing-masing sebesar
Rp 1.500.000.000 untuk 2009 dan 2008 2d, 11 2.089.105 3.053.694
Biaya dibayar di muka 2j 18.413.881 17.600.004
Pajak dibayar di muka 2l, 20a 2.208.593 2.208.594 Piutang hubungan istimewa 2n, 12 630.163 2.586.212 Aset pajak tangguhan 2l, 20d 247.164 3.109.476 Aset tetap - bersih setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 21.266.522.632 dan
Rp 17.161.761.170 untuk 2009 dan 2008 2e, 13 33.451.767 35.782.331
Aset lain-lain 14 1.360.802 1.233.364
Rp '000 Rp '000 KEWAJIBAN
Hutang klaim 2h, 15 17.529.305 11.368.765 Estimasi klaim retensi sendiri 2h, 16 36.117.927 19.897.958 Premi yang belum merupakan pendapatan 2f, 17 133.050.798 115.638.549 Hutang reasuransi
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2g, 18 189.305 249.511 Pihak ketiga 2g, 18 2.209.451 26.100.525
2.398.756
26.350.036 Hutang komisi 2i, 19 4.220.939 4.294.026 Hutang pajak 2l, 20b 2.994.375 1.618.221 Hutang lain-lain 21 6.905.004 6.863.426 Pendapatan premi ditangguhkan 2f, 22 188.336.432 113.075.135 Penyisihan uang jasa karyawan 2o, 23 2.711.496 3.388.011
Jumlah kewajiban 394.265.032 302.494.127
EKUITAS Modal saham :
Saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham
Modal dasar - 35.373.600 saham seri A dan 587.201.760 saham seri B per 31 Desember 2009 dan 2008.
Modal ditempatkan dan disetor penuh 35.373.600 saham seri A dan 240.540.480 saham seri B per
31 Desember 2009 dan 2008 1b, 24 89.848.944 89.848.944 Tambahan modal disetor 25 5.648.615 5.648.615 Penurunan nilai wajar efek yang tersedia
untuk dijual bersih 2b, 4 (39.758.538) (24.414.252) Saldo laba
Cadangan umum 26 4.000.000 3.750.000 Belum ditentukan penggunaannya 64.263.651 43.976.772
Jumlah ekuitas 124.002.672 118.810.079
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 518.267.704 421.304.206
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Pendapatan underwriting Premi bruto
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2f, 28 4.342.080 13.090.421 Pihak ketiga 2f, 28 433.840.206 321.107.627
438.182.286
334.198.048 Premi reasuransi
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2g, 29 (2.127.046) (2.298.525) Pihak ketiga 2g, 29 (82.368.318) (14.805.380)
(84.495.364)
(17.103.905) Kenaikan premi yang belum merupakan
pendapatan 2f, 17 (17.412.249) (65.224.245) Jumlah pendapatan premi 336.274.673 251.869.898 Beban underwriting
Beban klaim Klaim-bruto
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2h, 30 3.292.278 2.268.041 Pihak ketiga 2h, 30 211.525.410 148.375.916
214.817.688
150.643.957 Klaim reasuransi
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2g, 31 (939.518) (936.445) Pihak ketiga 2g, 31 (15.636.241) (7.867.263)
(16.575.759)
(8.803.708) Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri 2h, 16 16.219.969 4.507.535
Jumlah beban klaim 214.461.898 146.347.784
Beban komisi-bersih 2i, 32 21.059.929 27.997.771 Beban underwriting lainnya 31.282.686 12.896.759 Jumlah beban underwriting 266.804.513 187.242.314
Hasil underwriting 69.470.160 64.627.584
Hasil investasi 2b, 33 21.970.623 15.376.408 Beban umum dan administrasi 34 (63.130.356) (64.124.921)
Laba usaha 28.310.427 15.879.071
Penghasilan lain-lain - bersih 35 2.750.313 4.120.150 Laba sebelum pajak penghasilan 31.060.740 19.999.221 Beban pajak 2l, 20e (5.005.579) (5.911.772)
Laba - bersih 26.055.161 14.087.449
Laba - bersih per saham 2k, 36 94 51
Ditempatkan Tambahan efek Belum
dan Disetor Modal yang belum Cadangan Ditentukan Jumlah
Penuh Disetor terealisasi Umum Penggunaannya Ekuitas
Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 Rp'000
89.848.944
5.648.615 (29.905.410) 3.500.000 35.657.605 104.749.754 Kenaikan nilai wajar efek yang
tersedia untuk dijual bersih 2b, 4 - - 5.491.158 - - 5.491.158 Dana cadangan umum 26 - - - 250.000 (250.000) -Dividen kas 27 - - - - (5.518.282) (5.518.282)
- - - 14.087.449 14.087.449 89.848.944
5.648.615 (24.414.252) 3.750.000 43.976.772 118.810.079 Penurunan nilai wajar efek yang
tersedia untuk dijual bersih 2b, 4 - - (15.344.286) - - (15.344.286) Dana cadangan umum 26 - - - 250.000 (250.000) -Dividen kas 27 - - - - (5.518.282) (5.518.282) - - - 26.055.161 26.055.161 89.848.944 5.648.615 (39.758.538) 4.000.000 64.263.651 124.002.672 Catatan
Saldo per 31 Desember 2009
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian
Laba bersih tahun berjalan Laba bersih untuk tahun 2007
Saldo per 31 Desember 2007
Rp '000 Rp '000 Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan premi 476.788.678 428.921.863
Penerimaan klaim reasuransi 7.086.891 6.696.479 Penerimaan dividen 2.458.125 1.803.759
Pembayaran klaim (208.657.147) (145.012.639)
Pembayaran komisi - bersih (16.714.255) (20.535.989) Pembayaran beban umum dan administrasi (59.050.826) (76.272.606) Pembayaran premi reasuransi (122.549.208) (41.529.078) Pembayaran lain-lain - bersih (860.091) (3.745.110) Pembayaran pajak (3.367.232) (2.789.992) Pembayaran beban underwriting lainnya (20.826.083) (15.435.695) Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi 54.308.852 132.100.992 Arus kas dari aktivitas investasi
Penempatan deposito (54.407.156) (126.244.904) Penerimaan hasil investasi 16.173.152 11.211.760 Perolehan efek (518.098) (8.071.378) Perolehan aset tetap (3.212.027) (12.284.687) Hasil penjualan aset tetap 1.010.409 1.212.835 Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (40.953.720) (134.176.374) Arus kas dari aktivitas pendanaan
Pembayaran dividen (4.551.935) (5.518.282) Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan (4.551.935) (5.518.282) Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas 8.803.196 (7.593.664) Kas dan setara kas pada awal tahun 11.814.802 19.408.466 Kas dan setara kas pada akhir tahun 20.617.998 11.814.802 Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas :
Kenaikan nilai wajar yang belum direalisasi 1.433.000 1.817.224 Pembentukan uang jasa karyawan (676.515) 845.564
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
a. Pendirian Perusahaan
• •
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. ("Perusahaan") didirikan dan berkedudukan di Jakarta sesuai akta No. 78 dari Kartini Mulyadi S.H., notaris di Jakarta, tanggal 12 Oktober 1982 dengan nama PT Asuransi Bina Dharma Arta dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 22 Februari 1983 dalam Surat Keputusan No. C2-1668.HT.01.01.TH'83. Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan dan telah diberikan kuasa untuk dibuatkan Pernyataan Keputusan Rapat PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk No. 72, tanggal 12 Agustus 2008 yang dibuat oleh Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No: AHU-72595.AH.01.02.Tahun 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tanggal 13 Oktober 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 9 tanggal 30 Januari 2009, Tambahan No. 2853. Dan terakhir diubah berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 4 tanggal 22 Mei 2009 dibuat oleh notaris Herlina Suyati Bachtiar, S.H., notaris di Jakarta Barat yang telah diberitahukan sesuai dengan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No: AHU-AH.01.10-07490 tanggal 9 Juni 2009.
Sesuai dengan izin usaha dari Menteri Keuangan No. Kep-3666/MD/1986 tanggal 29 Mei 1986 dan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang asuransi kerugian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
Menyelenggarakan usaha-usaha di bidang asuransi kerugian dalam bentuk dan jenis menurut dan tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta Selatan dan berkantor pusat di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan dan sejumlah 18 kantor cabang berlokasi di berbagai pusat bisnis yang tersebar di Indonesia. Perusahaan sudah mulai beroperasi sejak didirikannya.
Perusahaan memperoleh surat izin Menteri Keuangan No. SI-033/SHM/MK.10/1989 tanggal 22 Mei 1989 untuk menawarkan saham kepada masyarakat di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana pada tanggal 6 Juli 1989 sebanyak 900.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, selanjutnya Perusahaan melakukan pencatatan saham pendiri dan private placement pada tanggal 25 Agustus 1989 dan 7 Agustus 1990 masing-masing sebesar 4.500.000 saham dan 200.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, sedangkan Penawaran Umum Terbatas I dilakukan pada tanggal 7 Agustus 1990 sebanyak 3.240.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 3.800 per saham dan sampai dengan 18 Juli 1991 telah ditempatkan sebanyak 8.840.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan)
Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 89 tanggal 19 Desember 2001 yang dibuat dihadapan Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, disetujui Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 70.747.200 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 300 per saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh Dalam perkembangannya Perusahaan membagikan saham dividen tanggal 23 September 1991, penempatan saham koperasi tanggal 6 Oktober 1993 dan saham bonus tanggal 22 Februari 1996 masing-masing sebanyak 886.000 saham, 100.000 saham dan 7.860.800 saham sehingga modal yang ditempatkan menjadi 17.686.800 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Pada tanggal 16 Desember 1996, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham yang menyebabkan adanya penambahan jumlah saham sebanyak 17.686.800 saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan menjadi 35.373.600 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan
terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 70.747.200 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran umum terbatas II ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan surat No. 4029/PM/2001 tanggal 13 Desember 2001 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 7 Januari 2002 dan Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 15 Januari 2002.
Kemudian, dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 164 tanggal 25 Oktober 2004 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H, SE, MH, notaris di Jakarta, disetujui Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 137.957.040 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 350 per saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 240.540.480 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran umum terbatas III ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan surat No. S-3251/PM/2004 tanggal 21 Oktober 2004 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 8 Nopember 2004. Selanjutnya berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 208 tanggal 27 Juni 2003 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., notaris di Jakarta, disetujui untuk membagikan saham bonus dengan rasio 10 : 3 atau sebanyak 31.836.240 saham dengan nilai nominal Rp 300 per saham sehingga modal yang ditempatkan menjadi 137.957.040 saham yang terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 102.583.440 saham dengan nilai nominal Rp 300 per saham.
c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan (lanjutan)
31 Desember 2009 31 Desember 2008
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tjan Soen Eng : Tjan Soen Eng
Komisaris Independen : Thio Gwan Po Micky : Thio Gwan Po Micky
Komisaris : Murniaty Kartono : Murniaty Kartono
31 Desember 2009 31 Desember 2008
Dewan Direksi
Presiden Direktur : Candra Gunawan : Robert Sutanto Direktur : Doddy Sjahchroerodly : Doddy Sjahchroerodly
Direktur : Jeni Wirjadinata : Candra Gunawan
Direktur : Rudi Rusdianto
d. Dewan Komite Audit
31 Desember 2009 31 Desember 2008
Dewan Komite Audit
Ketua : Thio Gwan Po Micky : Thio Gwan Po Micky
Anggota : Herlani Sunardi, SE : Herlani Sunardi, SE
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a.
Jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebanyak 430 dan 434 orang (tidak diaudit). Jumlah imbalan yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah Rp 3.723.384.000 dan Rp 4.706.484.903 masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008. Sementara jumlah iuran pensiun untuk dewan direksi adalah Rp 280.596.000 dan Rp 102.636.400 masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.
Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini :
Penyajian Laporan Keuangan
Neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Bapepam dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
a.
b.
Laporan keuangan Perusahaan disusun sesuai PSAK No. 28 tentang "Akuntansi Asuransi Kerugian" yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Laporan arus kas disusun dengan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
Investasi
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya historis (historical cost) kecuali untuk efek yang dinyatakan sebesar nilai wajar dan aset tetap tertentu yang dinyatakan sebesar hasil penilaian kembali.
Investasi terdiri dari deposito berjangka, saham, baik yang diperdagangkan di bursa efek maupun tidak dan penyertaan saham serta properti investasi.
Penyajian Laporan Keuangan (lanjutan)
Deposito berjangka terdiri dari deposito wajib dan sukarela. Investasi dalam bentuk deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi dalam efek terdiri dari efek untuk tujuan diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Efek untuk tujuan diperdagangkan terdiri dari saham dinilai dengan harga pasar atau nilai wajar jika perdagangannya tidak likuid/harga pasar yang tersedia tidak dapat diandalkan. Kenaikan/(penurunan) harga pasar atas harga perolehan diakui sebagai laba/(rugi) nilai efek yang belum direalisasi pada tahun berjalan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Selisih antara harga jual dengan harga perolehan diakui sebagai laba/(rugi) penjualan efek.
Properti investasi merupakan bangunan yang dimiliki untuk sewa operasi atau kenaikan nilai dan tidak digunakan atau dijual dalam kegiatan operasi. Untuk pengukuran awal, pada tahun 2008 sesuai dengan PSAK No. 13 tentang Properti Investasi (Revisi 2007), manajemen menerapkan metode nilai wajar dan tidak disusutkan. Properti investasi dicatat sebesar nilai wajar, yang mencerminkan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai independen. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Investasi penyertaan saham dalam perusahaan lain dengan kepemilikan kurang dari 20% dari hak suara dicatat dengan harga perolehan. Pendapatan investasi diakui atas dasar akrual sebagai hasil investasi. Penghasilan dari dividen diakui pada saat surat pemberitahuan pembagian dividen diterima.
Efek untuk tujuan tersedia untuk dijual terdiri dari saham dinilai dengan nilai harga pasar atau nilai wajarnya jika perdagangannya tidak likuid/harga pasar yang tersedia tidak dapat diandalkan. Kenaikan/(penurunan) harga pasar atas harga perolehan diakui sebagai keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dan disajikan sebagai komponen ekuitas.
c.
d.
e.
Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
Piutang Lain-lain dan Penyisihan Kerugian
Piutang lain-lain dan penyisihan kerugian ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun masing-masing tertanggung pada akhir tahun.
Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen serta estimasi awal biaya pembongkaran dan Aset Tetap Tahun 20 5 3 5 Kendaraan bermotor Bangunan
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut.
Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi.
Peralatan kantor
Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap, kecuali tanah. Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut:
siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
e.
f. Pengakuan Pendapatan Premi, Piutang Premi dan Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Efektif sejak 1 Januari 2008, Perusahan menerapkan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap (Revisi 2007), yang menggantikan PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain (1994) dan PSAK No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan (1994). Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Jika entitas memiliki aset tetap yang direvaluasi sebelum penerapan revisi PSAK dan mengadopsi model biaya, maka nilai revaluasi dari aset tersebut dianggap sebagai biaya perolehan. Saldo selisih nilai revaluasi aset tetap pada saat penerapan pertama kali revisi PSAK ini harus direklasifikasikan ke saldo laba.
Perusahaan memilih untuk menerapkan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada.
Aset Tetap (lanjutan)
Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 (satu) bulan dan 40% untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 (satu) bulan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, yang digunakan untuk jenis asuransi selain kendaraan. Sedangkan untuk asuransi kendaraan menggunakan persentase sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 74/PMK.010/2007, yaitu sebesar 40% dari premi netto.
Penurunan/(kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dengan periode lalu.
Premi bruto merupakan premi yang diperoleh dari tertanggung, broker maupun dari perusahaan asuransi lain. Premi yang diperoleh, diakui sebagai pendapatan selama periode polis berdasarkan proporsi jumlah pertanggungan yang diberikan dengan dasar akrual, dan dicatat berdasarkan diterbitkannya polis asuransi dan/ atau debit nota untuk pendapatan premi asuransi langsung dan fakultatif. Jika periode polis lebih dari satu tahun maka pendapatan preminya ditangguhkan selama masa polis tersebut. Sedangkan pendapatan premi dari reasuransi diakui dan dicatat pada saat statement of accounts diterima.
Pendapatan premi merupakan premi bruto dikurangi premi reasuransi dan ditambah penurunan (dikurangi kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan. Piutang premi dinyatakan sebesar jumlah bruto. Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang premi tak tertagih dan apabila terdapat piutang yang benar-benar tidak tertagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada tahun berjalan. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan diakui pada saat dipulihkan dan diakui sebagai pendapatan premi.
g.
h. Pengakuan Beban Klaim dan Estimasi Klaim Retensi Sendiri Reasuransi
Beban klaim merupakan klaim bruto dikurangi klaim reasuransi serta ditambah kenaikan atau dikurangi penurunan estimasi klaim retensi sendiri. Beban penyelesaian klaim diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.
Untuk mengurangi resiko penutupan polis asuransi, Perusahaan mereasuransikan sebagian resiko polis yang ditutupnya ke perusahaan reasuradur dan tidak mengakui ganti rugi atas klaim asuransi yang menjadi tanggungan perusahaan reasuradur. Jika perusahaan reasuradur tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian reasuransi, maka Perusahaan memiliki kewajiban kontinjensi atas seluruh klaim tersebut. Perjanjian reasuransi yang dimiliki Perusahaan meliputi perjanjian reasuransi treaty proporsional dan non proporsional (excess of loss), maupun perjanjian reasuransi fakultatif.
i.
j.
k.
Estimasi klaim retensi sendiri merupakan cadangan atas klaim yang pada tanggal neraca masih dalam proses penyelesaian dan klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan (Incurred But Not Reported /IBNR). Kenaikan/(penurunan) estimasi klaim retensi sendiri merupakan selisih estimasi klaim retensi sendiri periode berjalan dan periode lalu.
Pada tanggal neraca, pos aset dan kewajiban dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal tersebut, yaitu sebagai berikut:
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi berjalan.
Komisi tanggungan sendiri merupakan selisih komisi yang dikeluarkan untuk mendapatkan penutupan pertanggungan dengan komisi yang diterima dari reasuradur. Komisi diakui sesuai dengan pengakuan pendapatan premi. Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi diakui pada saat terjadinya dan dicatat sebagai pengurang beban komisi.
Komisi - bersih
Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai dengan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
k.
1 (satu) Euro
1 (satu) Dolar Amerika Serikat 1 (satu) Dolar Singapura 1 (satu) Dolar Australia 1 (satu) Ringgit Malaysia 1 (satu) Dolar Hong Kong 1 (satu) Peso Filipina 1 (satu) Yen Jepang l. 204 231 1.212 102 2.747 3.145 15.441
Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan Perusahaan 121 1.413 13.510 7.579 6.699 8.432 7.562 15.114 1 (satu) Poundsterling Inggris
2009 2008 Pajak Penghasilan 10.950 9.400 15.885 Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)
m
n.
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi masing-masing laba operasi dan laba bersih dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Perusahaan menerapkan penangguhan pajak (deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan untuk tujuan komersial dan pajak. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Saldo rugi fiskal yang dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa apakah dilaksanakan dengan atau tidak dengan syarat atau kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
Laba Per Saham
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang menpunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7 "Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa". Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan kebijakan harga dan persyaratan normal serta sesuai dengan kebijakan transaksi dengan pihak ketiga, kecuali piutang pegawai yang tidak dikenakan bunga.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan keberatan tersebut telah ditetapkan.
o.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
p.
q.
r.
diakui.
Penurunan Nilai Aset
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Penggunaan Estimasi
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, mensyaratkan manajemen untuk membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai atau pemulihan nilai. Setiap rugi penurunan nilai atau pemulihan nilai diakui pada laporan laba rugi periode berjalan.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
a. Deposito wajib: Pihak ketiga
Dalam mata uang Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Mandiri Tbk
Jumlah deposito wajib b. Deposito sukarela:
Pihak ketiga
Dalam mata uang Rupiah
PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank Windu Kencana International Tbk (d/h PT Bank Multicor Tbk) 17.000.000 30.000.000 19.000.000 22.350.000 3.700.000 700.000 12.100.000 10.000.000 11.000.000 Rp'000 Rp'000 3.000.000 1.850.000 25.000.000 30.000.000 25.000.000 100.000 1.950.000 (d/h PT Bank Multicor Tbk) PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank UOB Buana Tbk
PT Bank OCBC NISP Tbk (d/h PT Bank NISP Tbk) PT Bank Mega Tbk
PT Bank Tabungan Negara Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Tbk
PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank UOB Indonesia
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk Standard Chartered Bank
PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h PT Bank Niaga Tbk) Lainnya (masing-masing dibawah Rp 1 milyar) Jumlah deposito sukarela
Jumlah deposito berjangka
3.000.000 177.702.844 1.000.000 232.110.000 228.410.000 1.050.000 10.000.000 4.000.000 19.000.000 13.000.000 12.000.000 250.000 2.000.000 2.000.000 12.617.844 18.000.000 2.000.000 11.500.000
Deposito wajib merupakan dana jaminan dalam bentuk deposito berjangka atas nama Menteri Keuangan q.q. Perusahaan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun 1992 tanggal 30 Oktober 1992 pasal 7 ayat 1 (disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No 63 tahun 1999) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003. Besarnya deposito wajib adalah 20% dari minimum modal yang dipersyaratkan ditambah 1% dari premi net (Net Earned Premium). Manajemen
2.850.000 700.000 17.535.000 11.000.000 8.000.000 1.500.000 1.050.000 10.000.000 18.760.000 175.752.844 12.900.000 25.000.000 6.000.000 6.000.000
4. EFEK
Tersedia untuk dijual: Saham
PT Buana Finance Tbk
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
Ditambah kenaikan/(dikurangi penurunan) harga pasar efek yang belum direalisasikan
75.726.888 2009 75.726.888 (39.209.792)
Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37)
88.472.999 Rp'000 85.033.162 9.306.274 Rp'000 63.571.259 (21.461.903) 49.263.207 2008 12.746.111
Tingkat bunga rata-rata dari deposito wajib dan sukarela pada tahun 2009 dan 2008 sebesar 8,58 % per tahun dan 7,87% per tahun untuk deposito dalam mata uang Rupiah.
Ditambah kenaikan/(dikurangi penurunan) harga pasar efek yang belum direalisasikan
Jumlah efek untuk tujuan tersedia untuk dijual Jumlah efek
5. PENYERTAAN SAHAM
PT Zurich Insurance Indonesia PT Watson Wyatt Purbajaga
Perusahaan Asuransi Risiko Khusus PT Watson Wyatt Indonesia
PT Menara Proteksi Indonesia
9.312.534 58.575.741 70.480.190 (548.746) Pihak ketiga 9.861.280 19,43% 0,60% 8,13% 70.480.190 Persentase (2.952.348) 9.861.279 58.575.741 2008 2009
Perusahaan memperoleh pendapatan dividen kas bersih untuk laba tahun buku 2007 sebanyak Rp 1.205.705.000 atas kepemilikan efek di PT Buana Finance Tbk. Perusahaan juga memperoleh pendapatan dividen saham bersih untuk laba tahun buku 2007 atas kepemilikan efek di PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk sebesar Rp 32.845.700, serta 10.749.492 lembar saham senilai Rp 3.439.897.440.
Kepemilikan 6.908.931 Jumlah % Rp'000 63.571.259 49.263.207 Rp'000 1.425.000 295.100 6.605.036 295.100 6.605.036 1.425.000 19,00% 0,20% 8.513.989 20.000 8.513.989 168.853 168.853 20.000
6. PROPERTI INVESTASI
24.693.775 Laba penilaian investasi jangka panjang (catatan 33)
Jumlah properti investasi
Rp'000 1.817.225 26.511.000 27.944.000 24.693.775
Pada tahun 2009, Perusahaan memperoleh pendapatan dividen kas bersih atas penyertaan saham atas PT Maypark Indonesia Asuransi untuk tahun buku 2007 sebesar Rp 28.854.685.
Property investasi Perusahaan berupa bangunan yang terletak di Jl Jend.Sudirman Kav.59 No.77 Blok A Lt.18 (B-C-D) dan Lt.28 (A-B-(B-C-D), Jakarta Selatan. Saat ini properti investasi tersebut disewakan kepada pihak ketiga (catatan 33). Property investasi tersebut dinyatakan sebesar nilai wajarnya yang ditentukan berdasarkan Laporan Penilaian dari PT Inti Utama Penilai, penilai independen sesuai dengan laporannya tanggal 18 Februari 2010 No FSR/PV WSU/02117/2010 dan FSR/PV WSU/02118/2010
Harga perolehan
3.250.225
2009 2008
Rp'000
7. KAS DAN BANK
62.139 PT Bank Mandiri Tbk
PT Bank Kesawan Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
63.616 Selisih nilai revaluasi atas penilaian bangunan untuk tahun 2009 sebesar Rp 1.433.000.000 diakui pada laba rugi periode berjalan dan sebesar Rp 1.817.225.000 untuk tahun 2008.
PT Bank OCBC NISP Tbk (d/h PT Bank NISP Tbk)
Rp'000 PT Bank Mega Tbk 2.505.000 Pihak ketiga Kas
PT Bank Central Asia Tbk 4.685.780
484.667 852.733 553.303 594.588 1.038.450 358.428 3.652.900 2.005.209
Metode dan asumsi utama yang digunakan adalah metode pendekatan data pasar dimana nilai ruang kantor ditentukan atas dasar perbandingan terhadap transaksi jual-beli yang baru saja terjadi atas ruang-ruang kantor sejenis disekitarnya. Pada tahun 2007 bangunan dicatat sebesar harga perolehan.
PT Bank International Indonesia Tbk 4.674.491
ABN Amro Bank
4.683.596
Bangkok Bank Limited
2008
360.276
165.986 PT Bank UOB Buana Tbk
168.724 Bank Rp'000 1.413.394 2009 No. FSR/PV-WSU/02117/2010 dan FSR/PV-WSU/02118/2010.
669.921 1.258.932 530.426
Kas dan Bank (pindahan)
Kas dan bank berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang Dolar AS Dalam mata uang Euro
D l t P Fili i (d/h PT Bank Haga) Rp'000 20.449.274 18.932.376 1.583.381
Lainnya (dibawah Rp 200 juta)
1 757 Rp'000 11.751.186 2008 1.152.354 2009 Rp'000 19.965.346 11.048.260 Rp'000 100.109 -1 552 398.353
PT Bank Rabobank International Indonesia
491.436 85.575 211.490 10.660.035 11.814.802 20.617.998
Dalam mata uang Peso Filipina Dalam mata uang Dolar Singapura
8. PIUTANG PREMI
PT Buana Finance Tbk
Pihak ketiga
Piutang premi berdasarkan klasifikasi umur :
Kurang dari 60 hari
Lewat jatuh waktu 60 - 90 hari Lewat jatuh waktu lebih dari 90 hari
580 2009 98.054.477 1.285.330 94.896.322 56.835.913 98.664.046 56.496.866 Rp'000 1.637.673 98.664.046 2009 339.047 1.757 11.814.802 656 609.569 Rp'000 1.552 56.835.913 Rp'000 2008 339.047
Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37) :
2008 20.617.998 609.569 Rp'000 53.596.550 1.601.690 2.482.394
Piutang premi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang Dolar AS Dalam mata uang Dolar Singapura Dalam mata uang Yen Jepang Dalam mata uang Euro
12.556
98.664.046
Manajemen tidak melakukan penyisihan atas piutang premi yang tidak dapat ditagih dan atas piutang premi yang tidak dapat ditagih tersebut dibebankan pada tahun berjalan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, piutang premi yang diakui sebagai aset yang diperkenankan dalam menghitung solvabilitas adalah piutang premi yang berumur kurang dari 60 hari Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 piutang premi yang diperkenankan masing masing 56.835.912 222.899 2009 Rp'000 261.544 46.437 2.443 98.395.901 5.315 27.375 Rp'000 56.514.077 11.412 2008 9. PIUTANG REASURANSI
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Pihak ketiga
JLT Risk Solutions Asia
Asia Reinsurance Brokers Pte Ltd PT Asuransi Maipark Indonesia Benfield Greig Asia Ltd
PT Reasuransi Internasional Indonesia PT Reasuransi Nasional Indonesia PT Tugu Reasuransi Indonesia PT Asuransi Jasa Raharja Putera Lainnya (dibawah Rp 150.000.000) 213.996 351.833 12.874.593 484.397 224.025 336.234
Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37) :
484.397 3.870.122 1.158.078 1.603.271 313.159 482.089 2008 kurang dari 60 hari. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, piutang premi yang diperkenankan masing-masing sebesar Rp 94.896.321.719 dan Rp 53.596.549.974. 2009 Rp'000 419.345 Rp'000 598.298 3.518.289 471.268
Piutang reasuransi merupakan tagihan kepada reasuradur sesudah memperhitungkan komisi dan klaim reasuransi atas penyerahan sebagian resiko berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kedua belah pihak atau lebih.
347.909 141.271 60.612 3.653.101 646.985 351.833 2.303.258 3.419.983 13.358.990
Piutang reasuransi berdasarkan klasifikasi umur:
Kurang dari 60 hari
Lewat jatuh waktu 60 - 90 hari Lewat jatuh waktu lebih dari 90 hari
Piutang reasuransi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang Dolar AS
2008 Rp'000 13.358.990 13.281.942 3.870.122 Rp'000 13.358.990 2.808.257 3.870.122 2009 2009 Rp'000 824.370 232.526 3.484.217 77.048 385.905 935.801 9.726.363 2.701.795 2008 Rp'000
10. UANG MUKA KLAIM
11. PIUTANG LAIN-LAIN
Merupakan uang muka klaim atas klaim-klaim yang masih dalam proses penyelesaian yang dibayarkan kepada tertanggung pihak ketiga. Saldo uang muka klaim per tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 81.465.200 dan Rp 1.670.725.
2009
1.653.838
Lain-lain
Piutang bunga deposito
1.574.717 2.275.655 360.550 Penyisihan kerugian 2.089.105
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang reasuransi pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa piutang tersebut dapat tertagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, piutang reasuransi yang diakui sebagai aset yang diperkenankan dalam menghitung solvabilitas adalah piutang reasuransi yang berumur sampai dengan 60 hari. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, piutang premi yang diperkenankan masing-masing sebesar Rp 9.726.362.617 dan Rp 2.701.794.643.
703.322 3.053.694 2008 (1.500.000)
PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (dilikuidasi)
(1.500.000)
Rp'000 Rp'000
1.574.717
12.
13. ASET TETAP
Merupakan pinjaman kepada pegawai dan tidak dikenakan bunga. Saldo piutang hubungan istimewa per tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp 630.163.000 dan Rp 2.586.212.120 (catatan 37).
PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA
Piutang pada PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (dilikuidasi) merupakan piutang tanpa bunga. Pada tahun 2003, PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk telah dilikuidasi dan kepemilikan sahamnya di Perusahaan telah dialihkan ke pihak lain sehingga saat ini bukan merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tahun 2005, Perusahaan memperoleh pengembalian yang berasal dari pembagian harta dari kurator PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk sebesar Rp 2.817.202. Perusahaan telah membentuk penyisihan kerugian atas piutang tersebut dan manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan atas tidak tertagihnya piutang ini.
13. ASET TETAP Biaya perolehan : Pemilikan langsung Jumlah Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung Jumlah Nilai buku 8.631.105 17.161.761 3.233.991 54.718.290 1.437.829 155.891 10.937 5.742.556 3.119.006 3.212.027 261.062 3.658.871 1.439.847 125.922 Kendaraan 1.244.547 17.161.761 1.135.704 Tanah -Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor Bangunan 9.284.678 Bangunan 52.944.092 Penambahan Saldo awal 190.845 9.184.336 25.021.857 Peralatan Kantor 4.292.036 1.236.046 Saldo akhir 33.451.767 52.944.092 35.782.331 24.699.692 Rp'000 21.266.523 1.557.814 Kendaraan 4.292.036 4.498.009 196.344 54.718.290 1.722.336 3.293.252 7.347.149 2009 322.166 Rp'000 Rp'000 Rp'000 10.938 Rp'000 Biaya perolehan : Perlengkapan Kantor 54.718.290 11.374.434 2.197.597 Akumulasi penyusutan : 12.741.403 52.944.092 Pelepasan Rp'000
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :
21.266.523 2 0 0 9 2008 3.478.658
43.063.564 12.284.687 1.642.147 4.498.009 Akumulasi penyusutan : 357.667 Perlengkapan Kantor 2.764.723 3.384 Bangunan 3.119.006 2.431.551 1.819.764 4.116.845 Nil i b k 28 198 884 Rp'000 Kendaraan Peralatan Kantor 6.283.848 1.237.534 1.408.193 1.113.451 3.384.558 7.347.149 14.864.680 2 0 0 8 Pelepasan 2.492.739 4.292.036 21.350.884 Tanah 3.348.808 3.166.604 2.404.159 Peralatan Kantor Bangunan Kendaraan Penambahan Saldo awal Rp'000 2.713.335 130.032 Rp'000 1.578.701 24.699.692 Rp'000 3.384 2.157.300 243.475 11.374.434 3.293.252 Perlengkapan Kantor 9.125.170 4.734.407 174.233 9.284.678 Biaya perolehan : 6.707.571 2.197.597 35 782 331 17.161.761 52.944.092 Saldo akhir
Aset tetap pemilikan langsung tertentu, kecuali tanah, diasuransikan terhadap resiko kerugian karena kebakaran dan lainnya dengan nilai pertanggungan per 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 25.361.568.395 dan Rp 34.708.353.204 dan menurut manajemen memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari aset tetap dapat terealisasi seluruhnya sehingga tidak diperlukan penurunan nilai atas aset tersebut.
Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh hak atas tanah merupakan hak guna bangunan. Sisa umur hak atas tanah tersebut berkisar antara 2 tahun sampai 29 tahun dan dapat diperpanjang.
Nilai buku 28.198.884 35.782.331
Terdapat penjualan aset tetap selama tahun 2009 dan 2008 dengan perincian sebagai berikut:
2009 2008
Rp Rp
Harga jual 1.010.409 1.212.834
Nilai buku 1.009.939 584.395
15.
Rp'000 2009
Uang jaminan
Materai dan barang cetakan
Rp'000
HUTANG KLAIM
Merupakan hutang atas klaim yang disetujui yaitu berdasarkan laporan kerugian pasti baik dengan laporan dari pihak penilai maupun tidak. Rincian hutang klaim adalah sebagai berikut:
1.360.802 1.200.109 1.233.364 160.693 236.926 2008 Rp'000 2009 2008 996.438
Uang jaminan merupakan aset Perusahaan dalam bentuk uang jaminan sewa dan keanggotaan klub.
Rp'000
Pihak ketiga
Hutang klaim berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang Dolar AS
16. Pengangkutan 89.086 36.117.927 34.498.316
ESTIMASI KLAIM RETENSI SENDIRI
Rp'000 Kendaraan bermotor Rp'000 102.706 11.266.059 17.529.305 Rp'000 11.368.765 19.140.752 2008 14.190 2009 17.529.305 Rp'000 11.368.765 17.529.305 189.232 Rangka kapal 245.923 2008 2009 17.529.305 Rp'000 Rp'000 1.124.872 172.029 14.450 62.823 11.368.765 Rekayasa Aneka 19.897.958 Kebakaran 202.231 261.981
17.
Rekayasa Saldo awal
Rp'000 Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri
2008
PREMI YANG BELUM MERUPAKAN PENDAPATAN
90.908.383
Rp'000 3.332.125
Kenaikan estimasi klaim sendiri dihitung dengan cara sebagai berikut :
2009 Saldo akhir 19.897.958 19.897.958 15.390.423 2009 Kendaraan bermotor (10.372) 4.507.535 3.016.123 11.967 Kebakaran 2008 Rp'000 Rp'000 36.117.927 81.402.243 16.219.969 18. HUTANG REASURANSI
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Hutang Reasuransi (dipindahkan) y Rp'000 115.638.549 2008 189.305
Perusahaan menerapkan perhitungan premi yang belum merupakan pendapatan sebesar 40% dari jumlah premi bruto dikurangi premi reasuransi dan komisi bersih.
Rp'000 Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37) :
Rp'000 2009 2008 65.224.245 249.511 115.638.549 (7.455)
Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan
189.305 Rp'000 30.428.500 133.050.798 17.412.249 133.050.798
Merupakan kewajiban kepada reasuradur sehubungan dengan premi, komisi dan klaim. Rincian hutang reasuransi adalah sebagai berikut:
50.414.304 249.511 Rangka kapal Pengangkutan Aneka 115.638.549 787.171 38.189.306 2009 631.356
Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan dihitung dengan cara sebagai berikut :
Saldo akhir Saldo awal
Hutang Reasuransi (dipindahkan) Pihak ketiga
Asia Reinsurance Brokers PTE LTD PT Tugu Reasuransi Indonesia PT Reasuransi Nasional Indonesia PT Reasuransi Internasional Indonesia CBR Asia
Lainnya (dibawah Rp 100 juta)
Hutang reasuransi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
2008 376.959 54.081 188.655 Rp'000 26.350.036 2008 Rp'000 2.398.756 212.373 2009 1.001.261 -25.000.000 Rp'000 Rp'000 189.305 249.511 26.100.525 446.400 330.750 2009 477.999 2.209.451 221.498
Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang Dolar AS Dalam mata uang Dolar Singapura Dalam mata uang Yen Jepang Dalam mata uang Euro
19. HUTANG KOMISI
Pihak ketiga
Hutang komisi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang Dolar US Dalam mata uang Dolar Singapura Dalam mata uang Yen Jepang Dalam mata uang Euro
6.165 2009 4.220.940 2009 Rp 000 4.294.026 Rp'000 2.398.756 13.214 88.048 26.350.036 64
Merupakan hutang atas komisi kepada broker dan agen asuransi Perusahaan. Rincian hutang komisi adalah sebagai berikut : 6.480 4.294.026 Rp 000 Rp'000 4.189.471 3.219 2008 76.790 Rp'000 4.220.940 12.141 2008 1.357 -4.133.409 Rp'000 13.865 8.076 207.177 26.211.055 4.366 2.171.821 117.040
a. Pajak dibayar di muka
Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25
b. Hutang pajak
Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23/26
Pajak penghasilan pasal 29 1.965.579
1.934.274 Rp'000 Rp'000 Rp'000 2009 2009 20.785 2008 2.208.593 2008 Rp'000 274.320 1.934.273 274.320 2.208.594 1.556.042 62.179 1.008.011 j p g p
c. Pajak penghasilan badan
Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
Dikurangi:
Perbedaan tetap
Beban pajak dan lainnya
Laba/(rugi) penilaian investasi jangka panjang Beban asuransi
Sumbangan
Perbaikan dan pemeliharaan Pendidikan dan latihan Jamuan dan representasi Pendapatan bunga Lain-lain
Perbedaan tetap (dipindahkan)
940 (293.315) 2.571.325 630.459 (2.382.631) (14.029.952) (2.347.896) (9.658.188) 126.150 19.950 31.060.740 19.999.221 Rp'000 48.324 Rp'000 Rekonsiliasi antara perhitungan pajak kini dengan pajak menurut fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :
(13.686.960) 1.037.614 4.151 111.510 123.838 2008 1.618.221 2009 12.327.455 917 (1.817.225) 2.994.375 (1.433.000)
c. Pajak penghasilan badan (lanjutan)
Perbedaan tetap (pindahan) Perbedaan waktu
Penyusutan aset tetap
Penyisihan uang jasa karyawan Klaim IBNR
Kenaikan/(penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan
Rugi penjualan aset tetap
Laba fiskal tahun berjalan
(78.403) 1.474.543 771.611 (422.966) (14.029.952) (293.315) 2009 2008 Rp'000 Rp'000 845.564 495.426 1.989.325 3.990.188 385.340 (676.515) 21 020 976 -2.775.137 409.776
Laba fiskal tahun berjalan Laba fiskal tahun 2008 Laba fiskal tahun 2007 Laba fiskal tahun 2006 Rugi fiskal tahun 2005 Rugi fiskal tahun 2004 Rugi fiskal tahun 2003
Jumlah rugi fiskal yang bisa dikompensasi Laba (rugi) fiskal
Beban pajak kini 28% x Rp 7.654.523
Dikurangi : pajak dibayar di muka pajak penghasilan
pasal 23
Hutang pajak kini (pajak penghasilan lebih bayar)
1.965.579 (44.890.592) 3.816.739 (13.366.453) 177.687 177.687 2.143.266 (13.366.453) (35.061.684) 21.695.231 26.783.441 21.020.976 -(12.598.020) (12.598.020) (8.173.252) 7.654.523 21.695.231 3.816.739 (8.173.252) 26.783.441 (44.890.592)
c. Pajak penghasilan badan (lanjutan)
Di bulan September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Salah satu dari perubahan tersebut sehubungan dengan tarif pajak penghasilan badan. Sebelumnya, tarif pajak penghasilan badan bersifat progresif sebesar 10% dikenakan atas penghasilan kena pajak sampai dengan Rp 50.000.000,- kemudian 15% dikenakan atas penghasilan kena pajak Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,- dan penghasilan kena pajak lebih dari Rp 100.000.000,- dikenakan sebesar 30%. Sesuai dengan perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan, tarif pajak penghasilan badan ditetapkan pada tarif tetap sebesar 28% dimulai sejak 1 Januari 2009 dan kemudian dikurangi menjadi 25% mulai 1 Januari 2010.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, perusahaan publik diberikan potongan 5% pajak penghasilan badan jika memenuhi syarat-syarat tertentu seperti diatur dalam peraturan pajak. Fasilitas ini tidak berlaku jika di dalam tahun yang bersangkutan, syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi. Perusahaan telah menelaah syarat-syarat tersebut dan tidak berharap dapat memenuhi syarat untuk menerapkan potongan 5% pajak penghasilan badan Laba fiskal hasil rekonsiliasi telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan (SPT).
d. Estimasi pajak penghasilan tangguhan
Aset pajak tangguhan : Rugi fiskal yang dapat dikompensasi
Klaim IBNR
Penyisihan piutang lain-lain
Penyisihan uang jasa karyawan
Penyusutan aset tetap
Kewajiban pajak tangguhan : Premi yang belum
merupakan pendapatan 31 Desember 2008 542.673 Pajak tangguhan 247.164 (87.543) Penurunan Rp'000 Tarif 479.420 (75.000) (236.958) Rp'000 Pajak (267.330) 820.863 (134.682) Rp'000 Pendapatan/(beban) 677.874 (2.105.993) (149.105) Rp'000 4.009.936 412.872 375.000 450.000
tersebut dan tidak berharap dapat memenuhi syarat untuk menerapkan potongan 5% pajak penghasilan badan untuk tahun 2008. Oleh sebab itu, perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2008 tidak menerapkan tarif pajak yang telah dipotong.
450.197 1.016.403 (2.625.354) 2009 (3.359.733) (3.742.606) 3.109.476 di laporan laba rugi 31 Desember 2009
476.701 (189.424)
116.766
d. Estimasi pajak penghasilan tangguhan (lanjutan)
Aset pajak tangguhan : Rugi fiskal yang dapat dikompensasi
Klaim IBNR
Penyisihan piutang lain-lain
Penyisihan uang jasa karyawan
Penyusutan aset tetap Kewajiban pajak tangguhan :
Premi yang belum
Pendapatan/(beban) Pajak tangguhan 542.673 4.009.936 450.197 31 Desember 2007 (6.508.569) 762.734 10.518.505 (11.288) 253.669 1.016.403 450.000 di laporan laba rugi 31 Desember 2008
122.933 419.740 461.485 450.000 Rp'000 Rp'000 Rp'000 2008 Penurunan Tarif Pajak Rp'000
Premi yang belum merupakan pendapatan
Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi
Beban pajak dan lainnya
Laba/(rugi) penurunan nilai wajar efek Beban asuransi
Sumbangan
Perbaikan dan pemeliharaan Pendidikan dan latihan Jamuan dan representasi Pendapatan bunga Lain-lain
Ditambah : Penurunan tarif pajak
Rp'000 5.586 257 231.483 719.971 Rp'000 Rekonsiliasi antara pajak penghasilan dan hasil perkalian rugi akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :
diperkenankan/penghasilan yang pajaknya bersifat final :
31.060.740 35.322 176.529 2008 34.674 2009 (3.832.349) (3.928.387) 1.245 (87.994) 8.697.007 33.453 311.284 (545.168) 282 5.911.772 (2.897.456) 14.497 (401.240) 3.109.476 4.768.620 3.698.237
Pengaruh pajak atas beban yang tidak
(5.911.772) (3.359.733) (3.591.216)
Pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku (28%)
19.999.221 5.999.766 (704.368) (667.137) 236.958 9.021.248
e. Penghasilan/(beban) pajak
Pajak kini
Beban pajak tangguhan
21. HUTANG LAIN-LAIN
Asuransi
Hutang iuran Koperasi Karyawan ABDA Lain-lain 49.338 Rp'000 2008 Rp'000 Rp'000 (5.005.579) (2.862.313) 2008 Rp'000 2009 2009 6.836.999 6.801.970 (5.911.772) (5.911.772) 12.118 6.863.426 6.905.004 (2.143.266) 68.005
22. PENDAPATAN PREMI YANG DITANGGUHKAN
23. PENYISIHAN UANG JASA KARYAWAN
Amortisasi bersih periode berjalan
Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan Perusahaan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 183 karyawan di tahun 2009 dan 200 karyawan di tahun 2008. Kenaikan/ (penurunan) imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah :
Biaya jasa kini
2009 (1.643.901) 362.302 453.364 467.883 Rp'000 Rp'000 46.139 50.190 (676.515) (101.704) 534.776
Merupakan pendapatan premi asuransi yang belum merupakan pendapatan. Saldo pendapatan premi yang
ditangguhkan per 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 188.336.432.077 dan
Rp 113.075.135.012. 2008 Pembayaran manfaat 845.564 Biaya bunga
Kewajiban imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut :
Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut :
2008 2.711.496 947.268 2.711.496 2009 Rp'000 4.334.943
Biaya jasa lalu yang belum diakui Nilai kini kewajiban yang tidak didanai
Rp'000
Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat
Keuntungan aktuarial yang belum diakui
3.388.011 4.396.291 2008 (101.704) Rp'000 (119.205) (137.695) (809.237) (1.565.590) 3.388.011 (1.643.901) Rp'000 967.386
Saldo awal tahun
2009 3.388.011
2.542.447
24. MODAL SAHAM
Estimasi rata-rata sisa masa kerja karyawan
Tingkat kenaikan gaji 8%
Usia pensiun normal
10,00 55 tahun Perhitungan imbalan pasca kerja untuk Perusahaan dihitung oleh aktuaris independen PT Watson Wyatt Purbajaga. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian adalah sebagai berikut :
Berdasarkan Akta Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham No. 28 tanggal 3 Oktober 2001 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 30.000.000.000 menjadi Rp 70.747.200.000 dan perubahan nilai nominal atas saham yang belum ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500 per saham menjadi Rp 300 per saham. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 13 November 2000 dari Rachmat Santoso, S.H, notaris di Jakarta, merubah modal dasar dalam Anggaran Dasar Perusahaan menjadi sebesar Rp 70.747.200.000 yang terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 176.868.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-13803.HT.01.04.TH.2001 tanggal 21 Nopember 2001.
10,50% 12,00% 11% 55 tahun 2009 13,11 2008 Tingkat diskonto
Berdasarkan Akta Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham No. 89 tanggal 19 Desember 2001 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui Penawaran Umum Terbatas II dengan cara menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 70.747.200 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran Umum Terbatas II ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan surat No. 4029/PM/2001 tanggal 13 Desember 2001 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 7 Januari 2002 dan Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 15 Januari 2002.
Selanjutnya berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 208 tanggal 27 Juni 2003 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., notaris di Jakarta, disetujui untuk membagikan saham bonus dengan rasio 10 : 3 atau sebanyak 31.836.240 saham dengan nilai Rp 300 per saham, dana pembagian saham bonus tersebut diambil dari akun Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap dan Tambahan Modal Disetor masing-masing sebesar Rp 9.310.863.140 dan Rp 240.008.860.
Kemudian, dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 164 tanggal 25 Oktober 2004 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H, SE, MH, notaris di Jakarta, disetujui Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 137 957 040 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham
Masyarakat Umum Saham seri A Saham seri B Rp'000 Persentase 275.914.080
Modal yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Saham
Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 137.957.040 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 350 per saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 240.540.480 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran umum terbatas III ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan No. S-3251/PM/2004 tanggal 21 Oktober 2004 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) dan Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 8 Nopember 2004.
103.687.800
ABN AMRO N.V. Singapore RBS Coutts Bank Ltd, Singapore
99.672.485 37,58 35.373.600 240.540.480 17,76 36,12 100,00 89.848.944 275.914.080 48.998.039
Modal saham tersebut di atas terdiri dari :
72.162.144 % 8,54 23.555.756 Kepemilikan Jumlah lembar saham The Bank of New York
17.686.800
Agio saham Beban emisi saham
Agio saham hasil Penawaran Umum Terbatas III
26. CADANGAN UMUM
Merupakan selisih harga jual pada saat penawaran perdana dengan nilai nominal saham Perusahaan. Beban emisi saham berasal dari Penawaran Umum Terbatas II tahun 2001 dan III tahun 2004 yang terealisasi di tahun 2002 dan 2004 (lihat catatan 24). 1.649.200 Rp'000 (2.898.436)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas di Indonesia yang mulai berlaku pada bulan Maret 1996, setiap tahunnya Perusahaan diwajibkan menyisihkan jumlah tertentu dari 5.648.615 Rp'000 6.897.851 1.649.200 6.897.851 5.648.615 (2.898.436) 27. DIVIDEN KAS 28. PREMI BRUTO 74.043 18.300.233
Pada tahun 2009, Perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen kas atas laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 5.518.281.600 dan telah diinformasikan oleh Herlina Suyati Bachtiar, S.H, notaris di Jakarta, dalam Akta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 3 tanggal 22 Mei 2009. Pembagian dividen kas telah dilaporkan kepada Bapepam berdasarkan Surat No. S013/CA-LGL/V/2009 tanggal 25 Mei 2009.
16.110.971 310.435.973 224.985.649 Rp'000 2008 2009
laba bersih untuk cadangan sampai dengan cadangan tersebut mencapai sekurang-kurangnya 20% dari modal yang ditempatkan. Sedangkan sesuai dengan hasil keputusan rapat umum pemegang saham tanggal 22 Mei 2009, Perusahaan telah menetapkan cadangan umum sebesar Rp 250.000.000 dari laba tahun 2008. Saldo cadangan umum pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 4.000.000.000 dan Rp 3.750.000.000.
Rekayasa
13.090.421
Premi bruto berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi :
334.198.048 4.342.080 4.005.733 Pengangkutan Aneka
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37)
438.182.286 127.371 Kebakaran Kendaraan bermotor Rp'000 88.232.189 4.795.196 105.312.976
30. KLAIM BRUTO 82.368.318 84.495.364 17.103.905 84.495.364 14.805.380 1.858.385 7.721.965
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) Premi reasuransi berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi :
1.979.285 1.086.733 Pihak ketiga Rp'000 6.254.132 657.212 Pengangkutan 2.127.046 43.152 17.103.905 72.005.596 2.298.525 Rp'000 Aneka Kebakaran Kendaraan bermotor 175.441 Rekayasa 9.798.730 Rangka kapal 18.638 31. KLAIM REASURANSI 12.711.570 148.375.916 332.432 2009 Rp'000 192.325 214.817.688 150.643.957 Pengangkutan 2008
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) Aneka 150.643.957 6.499.855 4.647.648 211.525.410 2008 214.817.688 362.970 122.293.821 599.293
Klaim bruto berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi :
9.574.161 Rangka kapal Rp'000 Rekayasa Kebakaran Kendaraan bermotor Kebakaran 81.819.007 3.292.278 233.928 65.137 Rp'000 Kendaraan bermotor 79.449.327 Rekayasa -2.959.990 9.796.066 Pengangkutan 19.692 567.741 16.575.759 2.268.041 58.126.739 Aneka Rangka kapal Rp'000 543.500 Pihak ketiga 2009 8.803.708 45.910
32. BEBAN KOMISI - BERSIH a. Rekayasa 17.704 Aneka Pengangkutan Komisi dibayar Kendaraan bermotor 11.268.825 633.859 9.260.008 Kebakaran 2.192.706 961.112 939.518
Klaim reasuransi berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi : Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37)
2.297.300 7.867.263 11.306.038 Pihak ketiga 936.445 23 373 102 15.636.241 2008 8.803.708 16.575.759 2009 Rp'000 8.605 29 935 571 Rp'000 15.362.516 b. 33. HASIL INVESTASI 136.605 1.448.601 64.900 Rp'000 Pihak ketiga :
Beban komisi - bersih Rekayasa 21.059.929 Dividen Pengangkutan Bunga deposito 2.382.629 28.855 43 9.407.529 2008 2009 Rp'000 1.937.800 Komisi diterima Kebakaran Kendaraan bermotor Aneka
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) : Dividen Pendapatan properti 109.406 77.510 13.447.751 4.678.388 1.803.716 2.313.173 2.021.513 7.632 231.834 39.844 11.755.468 113.128 27.997.771 15.859.235 23.373.102 1.433.000 1.803.716 2.347.896 29.935.571 4.678.388
Gaji dan upah Penyusutan aset tetap Pemasaran
Beban kantor Beban perkantoran Perijinan
Komunikasi
Pendidikan dan latihan Jasa manajemen Tranportasi Asuransi Iuran pensiun Jasa profesi Administrasi efek Uang jasa karyawan
1.014.145 -4.116.845 3.715.572 3.775.457 164.658 2.016.330 1.942.066 353.443 1.851.764 4.715.652 4.532.652 1.280.941 38.174.850 Rp'000 1.284.400 40.270.802 914.613 (676.515) 823.347 896.118 905.991 3.691.831 2.515.734 2.115.670 845.564 772.235 188.280 119.822 2.541.534 526.172 Rp'000
Uang jasa karyawan Iuran keanggotaan Lain-lain
35. PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
Laba penjualan aset tetap Jasa giro
Laba bersih selisih kurs Pendapatan lainnya - bersih
Rp'000 1.009.601 89.343 277.221 2009 Rp'000 63.130.356
luran pensiun merupakan pembayaran kepesertaan pegawai Perusahaan pada program dana pensiun manfaat pasti Dana Pensiun Benefit 2000 dan iuran asuransi pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Untuk dana pensiun manfaat pasti dari Dana Pensiun Benefit 2000, iuran pensiun yang ditanggung karyawan dan Perusahaan masing-masing sebesar 3,00% dan 4,30%. Untuk asuransi jiwa dan kecelakaan dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, iuran asuransi sepenuhnya ditanggung Perusahaan sebesar 1,40%.
(676.515) 98.205 2008 628.439 845.564 2.750.313 470 668.155 (221.048) 4.120.150 2.731.681 250.660 64.124.921 239.210 2.963.830