BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah ”keseluruhan subjek yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber” (Nawawi dalam Taniredja & Mustafidah, 2011). Sedangkan populasi penelitian adalah ”keseluruhan objek penelitian atau disebut juga universe” (Ali dalam Taniredja & Mustafidah, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak dengan gangguan autistik/ASD di klinik ”X” Jakarta Barat.
Sampel merupakan sebagian atau perwakilan dari populasi yang akan diteliti. Sedangkan sampel penelitian adalah ”sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu” (Ali dalam Taniredja & Mustafidah, 2011). Sampel dan karakteristik subjek pada penelitian ini adalah anak usia 4 sampai 7 tahun dengan gangguan autistik/ASD di klinik ”X” Jakarta Barat.
Teknik sampling merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan saat melakukan sebuah penelitian. Jika sampel yang diambil tidak mewakili populasi yang ada, maka hasil yang akan didapat tidak akan tepat atau akan menimbulkan bias. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Teknik ini dilakukan dengan cara memilih sampel dari suatu populasi yang didasarkan pada informasi yang tersedia, sehingga perwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan (Sarwono, 2012).
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling karena mempertimbangkan sulitnya mendapatkan partisipan dan rumitnya permasalahan anak dengan gangguan autistik.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang menggunakan analisis statistik terhadap data yang sudah diperoleh. Data yang diperoleh berupa angka-angka (numerik).
Terdapat dua jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian eksperimental dan penelitian non-eksperimental. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental – ex post facto field study, di mana variabel independen sudah terjadi sebelum penelitian dilakukan dan situasi tidak dikontrol (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2011).
Metode kuantitatif dalam penelitian ini bersifat deskriptif di mana peneliti bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran attachment pada anak dengan gangguan autistik terhadap orang tua. Selain itu, peneliti juga menggunakan metode observasi dan interview/wawancara untuk mendapatkan data pendukung lainnya dari orang tua dan terapis yang bersangkutan.
3.3 Definisi Operasional
3.3.1 Secure Attachment
Anak di bawah dua tahun dengan pola secure attachment akan menangis atau protes ketika pengasuh utama pergi dan secara aktif mendekat bila sang pengasuh utama kembali. Anak-anak ini menggunakan pengasuh utama mereka sebagai dasar rasa aman mereka. Pada saat pengasuh utama hadir, anak akan meninggalkan pengasuh utama mereka untuk menjelajahi
lingkungan mereka dengan sesekali kembali kepada pengasuh utama mereka untuk memastikan bahwa pengasuh utama mereka masih ada. Anak-anak ini cenderung kooperatif dan relatif bebas dari rasa marah (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Anak yang merasa aman biasanya akan merasa mendapat dukungan dan keamanan (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
3.3.2 Avoidant Attachment
Anak di bawah dua tahun dengan pola avoidant attachment jarang menangis ketika terpisah dari pengasuh utama dan mengindari kontak ketika pengasuh kembali. Mereka cenderung marah dan tidak mencoba menghampiri pengasuh utama ketika mereka membutuhkan sesuatu. Mereka tidak suka dipegang, tetapi lebih tidak suka apabila pegangannya dilepas (Papalia, Olds, Feldman, 2009).
Anak mungkin pada awalnya “protes” terhadap kurangnya perhatian ini, namun kemudian akan menjadi “menjauh” dari pengasuh. Anak yang menghindar ini mungkin akan menekan rasa butuhnya dan menjadi mandiri secara prematur (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
3.3.3 Anxious/Ambivalent Attachment
Anak di bawah dua tahun dengan pola anxious/ambivalent attachment akan merasa cemas sebelum pengasuh utama pergi dan akan sangat marah ketika pengasuh utama meninggalkannya. Ketika pengasuh utama kembali, anak akan menunjukkan ambivalensinya dengan mencari kontak dengan pengasuh utama seraya pada saat yang sama menolak dengan menendang atau menggeliat-geliat. Mereka sedikit mengeksplor dan sulit untuk ditenangkan (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Anak mungkin akan menjadi lebih waspada pada tanggapan dan merasa cemas (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada partisipan untuk dijawab (Sugiyono, 2012).
Pada penelitian ini terdapat satu alat ukur, yaitu kuesioner attachment yang akan diberikan kepada orang tua, baik ibu maupun ayah yang memiliki anak usia 4 sampai 7 tahun dengan gangguan autistik. Selain itu, terdapat pula pertanyaan mengenai identitas partisipan sekaligus sebagai data kontrol, meliputi usia orang tua, domisili, pekerjaan orang tua, pengisi kuesioner, usia anak, jumlah anak, jumlah anak yang memiliki kebutuhan khusus, kegiatan anak di luar terapi, usia diagnosa, lamanya menjalani terapi, dan apakah menggunakan pengasuh atau tidak.
Kuesioner ini menggunakan skala pengukuran, yaitu skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, di mana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan (Sarjono & Julianita, 2011). Peneliti menggunakan skala Likert empat tingkatan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor yang diberikan untuk item favourable adalah SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan, skor yang diberikan untuk item unfavourable adalah SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.
Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner ini berjumlah 52 item mengenai Pola Attachment (Kelekatan). Berikut ini merupakan dimensi, definisi operasional, indikator, dan nomor-nomor item pernyataan:
Tabel 3.1 Dimensi, Definisi Operasional, dan Indikator Alat Ukur Attachment
DIMENSI DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR ITEM
Secure Attachment
Anak di bawah dua tahun dengan pola secure attachment akan menangis atau protes ketika pengasuh utama pergi dan secara aktif mendekat bila sang pengasuh utama kembali. Anak-anak ini menggunakan pengasuh utama mereka sebagai dasar rasa aman mereka. Pada saat pengasuh utama
- Menggunakan Ibu sebagai secure base dalam bereksplorasi.
- Perpisahan berarti tanda-tanda kehilangan orang tua.
- Reuni berarti menyambut orang tua dengan baik, dilihat dari senyuman, vocal, dan gerakan tubuh.
- Ketika sedang sedih akan mencari
31. Anak aktif atau menunjukkan ekspresi senang saat bermain bersama saya.
50. Anak tertawa atau tersenyum saat bermain bersama saya.
23. Anak menyampaikan atau mengucapkan permainan yang ingin dimainkan.
5. Anak memilih dan menunjukkan barang yang diinginkan saat pergi berbelanja bersama saya. 11. Anak tidak meminta pulang saat jalan-jalan
hadir, anak akan meninggalkan pengasuh utama mereka untuk menjelajahi lingkungan mereka dengan sesekali kembali kepada pengasuh utama mereka untuk memastikan bahwa pengasuh utama mereka masih ada. Anak-anak ini cenderung kooperatif dan relatif bebas dari rasa marah (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Anak yang merasa aman biasanya akan merasa mendapat dukungan dan keamanan (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
orang tua.
- Ketika sudah tenang akan kembali lagi bereksplor.
ke tempat rekreasi atau mall bersama saya. 51. Anak tidak selalu berpegangan kepada saya saat jalan-jalan ke tempat rekreasi atau mall bersama saya.
44. Anak menyampaikan perasaannya kepada saya.
10. Anak marah atau menangis saat bangun tidur tidak melihat saya.
36. Anak marah atau menangis saat saya tidak berada di rumah.
52. Anak terus mencari saat saya tidak berada di rumah.
12. Anak menghampiri saya saat saya pulang. 8. Anak tertawa atau tersenyum saat saya
pulang.
30. Anak menarik saya saat saya pulang. 39. Anak memeluk saya saat saya pulang. 46. Anak memanggil saya saat saya pulang. 20. Anak minta digendong saat menangis. 21. Anak meminta pertolongan saya saat mengalami kesulitan.
41. Anak bertanya pada saya saat mencari barang miliknya.
33.. Anak menangis saat saya tinggalkan bersama orang yang tidak dikenal.
29. Anak menangis saat saya titipkan pada orang yang tidak dikenal.
ditenangkan saya.
1. Saat berhasil melakukan suatu hal, anak akan menunjukkan keberhasilannya kepada saya.
Avoidant Attachment
Anak di bawah dua tahun dengan pola avoidant attachment jarang menangis ketika terpisah dari pengasuh utama dan mengindari kontak ketika pengasuh kembali. Mereka cenderung marah dan tidak mencoba menghampiri pengasuh utama ketika mereka membutuhkan sesuatu. Mereka tidak suka
dipegang, tetapi lebih tidak suka apabila pegangannya dilepas
- Siap untuk bereksplorasi. - Sedikit menunjukkan afeksi. - Perpisahan berarti respon sedikit,
sedikit menunjukkan kecemasan ketika sendiri.
- Reuni berarti menghiraukan, menjauhi orang tua, lebih fokus pada mainan.
- Menjaga jarak dengan orang tua.
15. Anak tidak senang bermain bersama saya. 40. Anak memilih bermain sendiri.
13. Anak tidak senang jika saya ajak jalan-jalan. 27. Anak tidak menangis saat bangun tidur tidak melihat saya.
47. Anak tidak menangis saat saya tidak berada di rumah.
22. Anak tidak mencari saat saya tidak berada di rumah.
32. Anak marah saat saya pulang.
(Papalia, Olds, Feldman, 2009).
Anak mungkin pada awalnya “protes” terhadap kurangnya perhatian ini, namun kemudian akan menjadi “menjauh” dari pengasuh. Anak yang menghindar ini mungkin akan menekan rasa butuhnya dan menjadi mandiri secara prematur (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
pulang.
14. Anak marah saat saya dekati.
4. Anak tidak menghampiri saya saat saya pulang.
17. Anak tidak menghiraukan saya saat sedang dengan caregiver atau pengasuh lain.
43. Anak tidak menghiraukan saya saat saya pulang.
16. Anak tidak mengutarakan keinginannya pada saya ketika dia membutuhkan sesuatu. 9. Anak tidak meminta tolong pada saya saat mengalami kesulitan.
26. Anak marah ketika barang yang dia cari tidak ditemukan dan tidak bertanya pada saya.
24. Anak terus menangis meskipun sudah saya tenangkan.
45. Anak tidak mau saya gendong saat sedang menangis.
48. Saat anak menangis atau marah, dia mencari caregiver atau pengasuh lain.
34. Saat di tempat baru, anak lebih suka digendong caregiver atau pengasuh lain dari pada saya.
Anxious/ Ambivalent Attachment
Anak di bawah dua tahun dengan pola anxious/ambivalent
attachment akan merasa cemas sebelum pengasuh utama pergi dan akan sangat marah ketika pengasuh
- Menunjukkan kecemasan ketika masuk ruangan, bersikap pasif (gagal bereksplorasi).
- Perpisahan berarti mencari kontak dengan kemarahan,
25. Anak lebih memilih di rumah dibandingkan jalan-jalan.
38. Saat saya pulang, anak akan mendekati saya dan kemudian menunjukkan kemarahannya. 19. Saat saya pulang, anak akan mendekati saya
utama meninggalkannya. Ketika pengasuh utama kembali, anak akan menunjukkan ambivalensinya dengan mencari kontak dengan pengasuh utama seraya pada saat yang sama menolak dengan menendang atau menggeliat-geliat. Mereka akan sedikit mengeksplor dan sulit untuk ditenangkan (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Anak mungkin akan menjadi lebih waspada pada tanggapan dan merasa cemas (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
memungkinkan untuk bersikap pasif ketika sedang ada kontak. - Anak memerlukan waktu untuk
dekat dengan orang tua.
dan kemudian menangis.
42. Anak tidak senang jika saya dekati sehabis saya bepergian cukup lama.
3. Anak tidak suka jika didekati saya ataupun orang asing (tidak dikenal).
6. Saat keluar rumah, anak tidak menunjukkan eksplorasi (diam saja) atau harus ditarik-tarik terlebih dahulu atau melakukan aktivitas sedikit demi sedikit.
18. Saat keluar rumah, anak mau melakukan eksplorasi asal kontak dekat dengan orang tua (hanya di dekat orang tua).
2. Ketika anak saya marah, saya maupun orang lain kesulitan untuk menenangkannya.
49. Ketika saya pulang, anak menunjukkan reaksi yang tidak konsisten (kadang senang, kadang tidak menghiraukan saya).
28. Saya tidak mampu menemukan strategi khusus untuk dapat menenangkan anak saya. 35. Saya kurang bisa memprediksikan respon anak saat bermain.
3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan program Statistical Product Service Solution (SPSS) 16.0 For Windows untuk mengukur validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan.
3.4.2.1 Validitas Alat Ukur
Menurut Bordens dan Abbott (2008), validitas pengukuran adalah sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengukur variabel yang akan diukur. Terdapat beberapa metode untuk menilai validitas suatu alat ukur, yaitu face validity, content validity, criterion-related validity, dan construct validity. Penelitian ini menggunakan tiga jenis metode, yaitu face validity, content validity, dan construct validity. a. Face Validity
Face validity menggambarkan seberapa baik penampilan suatu alat ukur dapat mengukur atribut yang akan diukur (Bordens & Abbott, 2008). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini didesain formal dan rapi. Hal tersebut dikarenakan pengisi kuesioner adalah orang tua.
b. Content Validity
Content validity didasarkan pada seberapa memadainya isi alat ukur (pertanyaan atau item) dapat mewakili keseluruhan perilaku yang ingin diukur (Bordens & Abbott, 2008). Peneliti melakukan konsultasi dengan dua expert judgment untuk mengetahui apakah item yang akan digunakan sudah dapat mewakili perilaku yang akan diukur atau belum. Selain itu, juga dilakukan uji keterbacaan yang diharapkan cukup mudah untuk
dipahami oleh partisipan (orang tua). Expert judgment dalam penelitian ini adalah Astrini, M.Psi., Psikolog dan Vonny Susanty, A.Md.OT., M.Psi.
c. Construct Validity
Construct validity diterapkan ketika suatu tes dirancang untuk mengukur suatu konstruk, yang merupakan variabel, tidak secara langsung diamati, yang telah dikembangkan untuk menjelaskan perilaku atas dasar beberapa teori (Bordens & Abbott, 2008). Validitas ini tidak hanya mempertanyakan uji validitasnya saja, namun juga teori dan konsep yang melatarbelakanginya.
Setelah item disusun, peneliti melakukan konsultasi dengan expert judgment untuk melihat apakah item-item yang telah disusun sudah sesuai dengan teori dan konsep yang melatarbelakangi atau belum. Kemudian, setelah melakukan konsultasi dan melakukan beberapa revisi, peneliti melakukan penyebaran kuesioner.
Setelah semua data terkumpul, dilakukan uji validitas menggunakan program Statistical Product Service Solution (SPSS). Metode yang digunakan adalah Corrected item-total correlation. Sebelumnya peneliti mencari R tabel dengan menggunakan sistem di dalam SPSS dan mendapatkan hasil sebesar 0,46. Kesimpulan yang didapatkan adalah:
- Jika R hasil positif dan R hasil > R tabel, maka item variabel tersebut valid.
- Namun, jika R hasil tidak positif dan R hasil < R tabel, maka item tersebut tidak valid.
3.4.2.2 Reliabilitas Alat Ukur
Menurut Bordens dan Abbott (2008), reliabilitas pengukuran adalah kemampuan alat ukur untuk menghasilkan skor yang sama pada saat dilakukan pengukuran ulang dengan tes yang sama ataupun setara pada waktu yang berbeda. Terdapat beberapa metode untuk menilai reliabilitas suatu alat ukur yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, yaitu test-retest reliability, parallel-forms reliability, split-half reliability, the Kuder-Richardson estimate of reliability (KR20 dan KR21), coefficient alpha, dan interscorer reliability.
Penelitian ini menggunakan metode coefficient alpha. Coefficient alpha digunakan pada alat ukur dengan bentuk respon yang bervariasi, jawaban uraian, skala sikap, dan skala likert.
Berikut ini hasil pengujian validitas dan reliabilitas pada alat ukur Perilaku Attachment:
Tabel 3.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pola Secure Attachment Sebelum Dilakukan Penghapusan Item Tidak Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .907 22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item1 55.5000 90.885 .663 .899 item5 55.4286 88.110 .884 .894
item7 55.5000 91.654 .699 .899 item8 55.5714 85.187 .912 .892 item10 56.3571 96.863 .391 .906 item11 56.0714 100.995 .053 .914 item12 55.5714 89.033 .755 .897 item20 56.0714 97.148 .418 .905 item21 55.1429 99.363 .248 .908 item23 55.5000 94.577 .585 .902 item29 55.8571 98.747 .137 .915 item30 55.7143 96.066 .490 .904 item31 55.0714 90.687 .712 .898 item33 55.7857 91.566 .470 .906 item36 56.4286 102.418 .012 .910 item39 55.5714 88.571 .785 .896 item41 55.6429 94.401 .655 .901 item44 56.0000 94.154 .543 .903 item46 55.6429 87.324 .843 .894 item50 55.1429 92.132 .740 .899 item51 55.5000 97.192 .314 .908 item52 56.4286 97.802 .248 .909
Tabel 3.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pola Avoidant Attachment Sebelum Dilakukan Penghapusan Item Tidak Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .910 19 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item4 33.6429 54.401 .706 .901 item9 33.8571 60.132 .541 .906 item13 34.2143 60.181 .612 .905 item14 34.2857 60.220 .629 .904 item15 34.1429 56.747 .832 .898
item16 33.7857 55.104 .738 .900 item17 33.8571 57.516 .690 .902 item22 33.5000 59.192 .558 .905 item24 33.5000 59.808 .633 .904 item26 33.5000 61.500 .325 .911 item27 33.1429 59.824 .419 .909 item32 34.3571 60.247 .667 .904 item34 34.0714 58.533 .465 .909 item37 34.1429 59.363 .712 .903 item40 33.1429 56.901 .596 .904 item43 33.7143 55.604 .844 .897 item45 33.8571 57.055 .630 .903 item47 32.8571 64.747 .008 .919 item48 34.0000 62.462 .333 .910
Tabel 3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pola Anxious/Ambivalent Attachment Sebelum Dilakukan Penghapusan Item Tidak Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .807 11 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item2 18.5000 14.269 .539 .785 item3 18.7857 14.181 .526 .786 item6 18.8571 15.209 .506 .790 item18 18.7143 14.681 .473 .792 item19 19.1429 16.286 .255 .810 item25 19.0000 15.385 .385 .800 item28 19.0000 13.231 .728 .762 item35 18.6429 14.093 .543 .784 item38 19.2143 15.566 .432 .796 item42 19.0000 15.846 .412 .798 item49 18.2857 14.374 .388 .805
Tabel 3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pola Secure Attachment Setelah Dilakukan Penghapusan Item Tidak Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .942 13 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item1 33.5714 54.571 .664 .940 item5 33.5000 53.346 .807 .935 item7 33.5714 54.571 .759 .936 item8 33.6429 50.093 .924 .930 item12 33.6429 52.555 .808 .935 item20 34.1429 58.747 .500 .943 item23 33.5714 56.725 .665 .939 item31 33.1429 55.055 .658 .940 item39 33.6429 51.940 .860 .933 item41 33.7143 57.143 .680 .939 item44 34.0714 57.610 .499 .944 item46 33.7143 51.912 .839 .934 item50 33.2143 55.874 .712 .938
Tabel 3.6 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pola Avoidant Attachment Setelah Dilakukan Penghapusan Item Tidak Valid
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item4 23.0000 37.538 .706 .921 item9 23.2143 42.797 .480 .926 item13 23.5714 41.802 .708 .920 item14 23.6429 42.401 .636 .922 item15 23.5000 39.500 .837 .915 item16 23.1429 38.132 .739 .918 item17 23.2143 40.181 .688 .920 item22 22.8571 41.670 .544 .924 item24 22.8571 41.670 .697 .920 item32 23.7143 42.374 .684 .922 item37 23.5000 42.269 .627 .922 item40 22.5000 39.500 .608 .924 item43 23.0714 38.379 .869 .914 item45 23.2143 39.566 .650 .922
Tabel 3.7 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pola Anxious/Ambivalent Attachment Setelah Dilakukan Penghapusan Item Tidak Valid
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .824 5 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item2 7.7143 4.835 .693 .767 item3 8.0000 5.231 .507 .821 item18 7.9286 5.148 .599 .794 item28 8.2143 4.643 .730 .754 item35 7.8571 5.055 .569 .803
Tabel 3.8 Alat Ukur Pola Attachment Sebelum Penghapusan Item Tidak Valid
DIMENSI INDIKATOR Nomor Item
Secure Attachment
- Menggunakan Ibu sebagai secure base dalam bereksplorasi.
- Perpisahan berarti tanda-tanda kehilangan orang tua.
- Reuni berarti menyambut orang tua dengan baik, dilihat dari senyuman, vocal, dan gerakan tubuh.
- Ketika sedang sedih akan mencari orang tua.
- Ketika sudah tenang akan kembali lagi bereksplor. 1, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 20, 21, 23, 29, 30, 31, 33, 36, 39, 41, 44, 46, 50, 51, 52 Avoidant Attachment
- Siap untuk bereksplorasi. - Sedikit menunjukkan afeksi. - Perpisahan berarti respon sedikit,
sedikit menunjukkan kecemasan ketika sendiri.
- Reuni berarti menghiraukan, menjauhi orang tua, lebih fokus pada mainan. - Menjaga jarak dengan orang tua.
4, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 22, 24, 26, 27, 32, 34, 37, 40, 43, 45, 47, 48 Anxious/ Ambivalent Attachment
- Menunjukkan kecemasan ketika masuk ruangan, bersikap pasif (gagal bereksplorasi).
- Perpisahan berarti mencari kontak dengan kemarahan, memungkinkan untuk bersikap pasif ketika sedang ada kontak.
- Anak memerlukan waktu untuk dekat dengan orang tua.
2, 3, 6, 18, 19, 25, 28, 35, 38, 42, 49
Tabel 3.9 Alat Ukur Pola Attachment Setelah Penghapusan Item Tidak Valid
DIMENSI INDIKATOR Nomor Item
Secure Attachment
- Menggunakan Ibu sebagai secure base dalam bereksplorasi.
- Perpisahan berarti tanda-tanda kehilangan orang tua.
- Reuni berarti menyambut orang tua dengan baik, dilihat dari senyuman, vocal, dan gerakan tubuh.
- Ketika sedang sedih akan mencari orang tua.
- Ketika sudah tenang akan kembali lagi bereksplor.
1, 5, 7, 8, 12, 20, 23, 31, 39, 41, 44, 46, 50
Avoidant Attachment
- Siap untuk bereksplorasi. - Sedikit menunjukkan afeksi. - Perpisahan berarti respon sedikit,
sedikit menunjukkan kecemasan ketika sendiri.
- Reuni berarti menghiraukan, menjauhi orang tua, lebih fokus pada mainan. - Menjaga jarak dengan orang tua.
4, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 22, 24, 32, 37, 40, 43, 45 Anxious/ Ambivalent Attachment
- Menunjukkan kecemasan ketika masuk ruangan, bersikap pasif (gagal bereksplorasi).
- Perpisahan berarti mencari kontak dengan kemarahan, memungkinkan untuk bersikap pasif ketika sedang ada kontak.
- Anak memerlukan waktu untuk dekat dengan orang tua.
2, 3, 18, 28, 35
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Persiapan Penelitian
1. Peneliti memilih topik penelitian berdasarkan minat peneliti, yaitu Psikologi Anak, khususnya pada penelitian ini adalah anak yang memiliki gangguan autistic atau Autism Spectrum Disorder (ASD). Kemudian peneliti menentukan judul dengan membaca materi-materi dan artikel-artikel mengenai fenomena yang terjadi pada anak-anak yang memiliki gangguan autistic/ASD. Dikarenakan sulitnya mendapatkan fenomena nyata di Indonesia, peneliti melakukan wawancara dengan salah satu psikolog di sebuah klinik untuk mengetahui apa saja permasalahan yang seringkali dihadapi anak-anak tersebut dan orang tuanya.
2. Setelah melakukan wawancara, peneliti menentukan judul penelitian dibantu oleh dosen pembimbing. Pada akhirnya, judul yang dipakai adalah “Gambaran Perilaku Attachment pada Anak dengan Autism Spectrum Disorder terhadap Orang tua di Klinik “X” Jakarta Barat.” Kemudian, peneliti membuat proposal skripsi yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, teori yang terkait, kerangka berpikir, definisi operasional, karakteristik dari subjek penelitian, teknik sampling, desain penelitian, alat ukur yang akan digunakan, dan teknik pengolahan data.
3. Proposal yang sudah selesai kemudian diujikan dengan melakukan pra-sidang skripsi. Setelah dinyatakan lulus, peneliti membuat alat ukur yang akan diberikan kepada orang tua dari anak dengan
gangguan autistik dan membuat surat izin untuk melakukan penelitian di klinik “X” Jakarta Barat.
4. Peneliti membuat alat ukur dengan dibantu oleh dua expert judgment, yaitu Astrini, M.Psi., Psikolog dan Vonny Susanty, A.Md.OT., M.Psi. Selain itu, peneliti juga mendapatkan beberapa saran mengenai alat ukur untuk anak dengan gangguan autistik dari Putri Lenggogeni, S.Psi., BA., M.Psi.
5. Peneliti tidak menguji-cobakan alat ukur terlebih dahulu, melainkan menggunakan teknik uji coba terpakai, di mana pengambilan data hanya dilakukan sebanyak satu kali. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan sulitnya mendapatkan partisipan dan rumitnya permasalahan anak dengan gangguan autistik.
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian
1. Peneliti mendapatkan izin untuk sit in saat anak tersebut melakukan terapi sekaligus memberikan kuesioner kepada orang tua.
2. Peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan penelitian. Peneliti juga melakukan wawancara singkat kepada orang tua dan terapis untuk mencocokan apa yang sudah dijawab orang tua pada lembaran kuesioner. Selain itu, dengan keuntungan mendapatkan izin untuk sit in, peneliti dapat melakukan observasi langsung terhadap anak dan orang tua yang bersangkutan.
3. Penelitian dilakukan pada tanggal: - 26 Juni 2013 - 27 Juni 2013 - 29 Juni 2013 - 2 Juli 2013 - 6 Juli 2013 - 8 Juli 2013 - 11 Juli 2013 - 12 Juli 2013 - 13 Juli 2013 - 15 Juli 2013 - 16 Juli 2013
Lamanya waktu pemberian kuesioner dikarenakan subjek yang diinginkan tidak setiap hari memiliki jadwal untuk terapi. Peneliti menyesuaikan jadwal dengan subjek yang bersangkutan.
3.5.3 Teknik Pengolahan Data
Peneliti menggunakan teknik uji coba terpakai, di mana pengambilan data hanya dilakukan sebanyak satu kali. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan sulitnya mendapatkan partisipan dan rumitnya permasalahan anak dengan gangguan autistik. Kemudian, data yang terkumpul diuji validitas dan reliabilitasnya. Program yang digunakan adalah Microsoft Office Excel dan Statistical Product Service Solution (SPSS). Item yang memiliki validitas dan reliabilitas rendah akan digugurkan. Setelah itu, item-item yang tersisa akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas kembali untuk mendapatkan hasil akhir dari penelitian ini.
Statistical Product Service Solution (SPSS) hanya digunakan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur. Selanjutnya peneliti menggunakan Microsoft Office Excel untuk menghitung total dan rata-rata skor masing-masing attachment dari masing-masing anak. Kemudian, peneliti
menghitung jumlah anak yang memiliki Secure Attachment, Avoidant Attachment, dan Anxious/Ambivalent Attachment. Setelah didapatkan jumlahnya, peneliti melakukan cross tab. Hasil attachment yang didapat tersebut di-cross tab dengan data kontrol yang ada, yaitu penggunaan pengasuh atau babysitter.