• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan audit kepatuhan cuci tangan.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan audit kepatuhan cuci tangan.docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

Jl. Dharma Bakti No. 45C Jl. Dharma Bakti No. 45C Telp ( 0568 ) 22355

Telp ( 0568 ) 22355

 –

 –

 Fax ( 0568 ) 21645 Fax ( 0568 ) 21645 Email

Email : : rscitrahusadarscitrahusadangp@gmail.cngp@gmail.comom

NANGA PINOH

NANGA PINOH

 –

 –

 MELAWI

 MELAWI

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN CUCI

LAPORAN AUDIT KEPATUHAN CUCI TANGANTANGAN BULAN JUNI SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017 BULAN JUNI SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017

DI RUMAH SAKIT CITRA HUSADA DI RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan

Rumah sakit merupakan health care systemhealth care system  yang di dalamnya terdapat sistem  yang di dalamnya terdapat sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Rumah sakit surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat di Indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi teknologi. Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.

epidemiologi yang terjadi saat ini. HAIs

HAIs (Health-care Associated Infections)(Health-care Associated Infections)  merupakan kejadian infeksi yang  merupakan kejadian infeksi yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans, media penularan masa inkubasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans, media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi nosokomial adalah utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang terkontaminasi.

tangan personil medik yang terkontaminasi.

Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan

hand hygiene untuk petugas kesehatan denganmy five moments for hand hygienemy five moments for hand hygiene  yaitu  yaitu melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan  prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan deng  prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan deng anan

cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien. Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya lingkungan sekitar pasien. Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya  pencegahan

 pencegahan infeksi nosoinfeksi nosokomial. komial. Kegagalan Kegagalan melakukan melakukan kebersihan kebersihan tangan tangan yang byang baik aik dandan  benar

 benar dianggap dianggap sebagai sebagai penyebab penyebab utama utama infeksi infeksi nosokomial nosokomial atau atau HAIs HAIs dan dan penyebaranpenyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah. Sehingga perlu adanya audit

(2)

kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Jiwa Aceh B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud :

Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene). 2. Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan handrub maupun handwash.

 b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand hygiene).

c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 momen.

d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan ketersidaan fasilitas cuci tangan

C. PENGERTIAN

Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh pegawai rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Untuk menanggapi hal ini, Tim PPIRS Jiwa Aceh melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada  petugas RS Jiwa Aceh yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap  bulan. Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments

for hand hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO. Lima moment tersebut adalah:

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien

2. Sebelum melakukan prosedur bersih/steril

3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi 4. Setelah bersentuhan dengan pasien

5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien

Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity

(3)

dan jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang  berisi item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.

D. HASIL KEGIATAN

Kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Citra Husada. Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap 3 bulan di Rumah Sakit Citra Husada berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan Rumah Sakit Citra Husada  bulan Juli-September 2017.

Berdasarkan data pada grafik, menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene  bulan Juli-September 2017 di Rumah Sakit Citra Husada menurut jenis profesi paling tinggi yaitu profesi Dokter pada bulan juni 72%, dan pada bulan September kepatuhan cuci tangan tertinggi yaitu profesi Bidan 67%, sedangkan angka kepatuhan paling rendah yaitu Analis, Perawat, Bidan sebesar 50% pada bulan Juni dan paling rendah pada bulan September yaitu profesi Analis 30%.

DOKTER PERAWAT ANALIS GIZI BIDAN

JUNI 72% 50% 50% 63% 50% SEPTEMBER 38% 44% 30% 40% 67% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%       P       R       E       S       E       N       T       A       S       E

KEPATUHAN CUCI TANGAN KETEGORI PROFESI DI RS CITRA HUSADA BULAN JUNI DAN

(4)

E. ANALISA DAN EVALUASI

1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene) petugas bulan Juli-September di RS Citra Husada masih dibawah standar yaitu rata-rata 70,4%, sedangkan standar atau target yang diharapkan yaitu ≥75%. Ini menunjukkan masih minimalnya kepatuhan petugas RS Citra Husada dalam melakukan cuci tangan.

2. Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab kurangnya kepatuhan petugas dalam cuci tangan, antara lain:

a. Kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan.\

 b. Kurangnya akses/fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dan air

c. Beban kerja yang berlebihan karena jumlah pasien terlalu banyak dibandingkan dengan petugas kesehatan

F. UPAYA TINDAK LANJUT

Maka Komite PPI merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene) dengan cara:

1. Melakukan reedukasi rutin

2. Membuat stiker cuci tangan, yang nantinya akan diberikan kepada setiap petugas yang sudah bisa melakukan cuci tangan dengan baik dan benar, serta dapat menyebutkan 5 momen cuci tangan.

3. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan. 4. Menempel poster hand hygiene.

5. Membagikan brosur/leaflet hand hygiene

6. Untuk pelaksaaan hand hygiene agar maksimal maka rumah sakit perlu menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai

G. PENUTUP

a. Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi tentang PPIRS  juga sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk merubah perilaku petugas

kesehatan juga harus didukung oleh ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan rumah sakit tentunya.

 b. Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas RS Citra Husada dalam kebersihan tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs pada pasien RS Citra Husada. Karena kebersihan tangan merupakan salah satu indicator pacient safety

(5)

 petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas pelayanan RS Citra Husada.

Melawi, November 2017

Mengetahui Sekretaris Komite PPI

Ketua Komite PPI

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis penelitian didapatkan peningkatan kepatuhan cuci tangan secara urut dan lengkap dari kepatuhan awal sebesar 9,10% menjadi 18,19% dari petugas CSSD

faktor penting yang mempengaruhi tingkat kepatuhan hand hygiene petugas dalam periode follow up 7. Pemberian motivasi kepada petugas juga harus terus dilakukan,

Perilaku kepatuhan perawat melakukan hand hygiene merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perawat dan pasien dalam mencegah terjadinya

Dan mengakibatkan rendahnya kepatuhan hand hygiene petugas kesehatan di rumah sakit sesuai dengan penelitian (Ponco, 2016) mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi

Hasil penelitian hubungan antara motivasi perawat rawat inap dengan tingkat kepatuhan dalam melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar di RSI Klaten sebagian

Auditee Audit Internal Mutu, yaitu Audit sistem dan kepatuhan terkait implementasi capaian visi, misi, tujuan dan sasaran (VMTS) untuk Unit auditee dan sub auditee UPT

dari hasil monitoring, sebelum tindakan perbaikan angka kepatuhan hand hygiene petugas dalam menangani pasien gawat darurat sebesar 25%, setelah dilakukan. tindakan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih karuniaNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Kepatuhan Cuci Tangan