• Tidak ada hasil yang ditemukan

Embedding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Embedding"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PARAFIN (

METODE PARAFIN (EMBEDDING

EMBEDDING

) HEWAN) HEWAN

Oleh : Oleh : Afra

Afra bolo-bolo bolo-bolo B1A015087B1A015087 Yati

Yati abal-abal abal-abal B1A015088B1A015088 Heru

Heru Tri Tri Aji Aji B1A015090B1A015090 Ra

Ra ngerti ngerti jenenge jenenge B1A016xxxB1A016xxx Mulane

Mulane kenalan kenalan ya ya B1A016xxxB1A016xxx

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO PURWOKERTO 2018 2018

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Metode parafin adalah suatu metode pembuatan preparat dengan melakukan penanaman  jaringan di dalam blok parafin untuk menghasilkan preparat jaringan hewan ataupun tumbuhan

yang tipis. Preparat parafin ini dilakukan penyelubungan karena jaringan merupakan bahan yang lunak. Pembuatan sediaan dengan pemotongan jaringan menggunakan parafin dan mikrotom sebagai alat pemotongnya. Dilakukan infiltrasi agar parafin yang masuk berfungsi sebagai  penyangga jaringan saat diiris dengan mikrotom, lalu diembedding (proses penanaman) yaitu

merendam jaringan ke dalam parafin cair, dan parafin akan masuk ke seluruh bagian jaringan,  proses pemotongan dengan mikrotom, penempelan pada kaca objek, pewarnaan dengan haematoksilin (pada umumnya bahan ini yang sering digunakan untuk jaringan hewan) sedangkan jaringan tumbuhan seringkali menggunakan  safranin  ataupun  fast green. Setelah diwarnai lalu dimounting, dan diberi label nama (Nugroho, 2006).

Perbedaan metode embedding   dan non embedding   adalah penyelubungan menggunakan  parafin. Pemotongan preparat pada pembuatan preparat irisan permanen baik embedding  maupun non embedding   adalah menggunakan mikrotom. Mikrotom terdiri dari dua macam yaitu mikrotom putar dan mikrotom geser. Mikrotom yang digunakan pada pembuatan preparat embedding baiknya adalah menggunakan mikrotom putar. Mikrotom ini menghasilkan irisan yang tipis dan irisan berbentuk pita yang panjang (Gunarso, 1989).

Proses pembuatan preparat dengan embedding  terdiri dari beberapa proses. Proses pertama adalah mematikan hewan yang bagian atau salah satu organnya akan dibuat preparat.Fiksasi ( Fixing ), berfungsi untuk mempertahankan keadaan bahan tetap seperti semula. Pencucian (Washing ), berfungsi untuk menghilangkan fiksasi yang masih ada di dalam bahan. Dehidrasi (dehidration) untuk menghilangkan air yang ada di dalam bahan. Dealkoholisasi ( Dealkoholization) untuk menghilangkan alkohol yang ada di dalam bahan. Infiltrasi menggunakan parafin dengan titik cair 570-600C.  Embedding   yaitu penanaman organ dan  penyelubungan organ dengan parafin. Pengirisan (Sectioning ) yaitu pembuatan irisan blok dengan menggunakan mikrotom dorong atau dengan mikrotom tangan. Penempelan (Pelekatan/ Affixing ) untuk melekatkan irisan pada kaca benda. Pewarnaan (Pengecatan/Staining ), memberikan suatu zat warna pada irisan supaya dapat mendapatkan gambar yang lebih jelas (dapat dibedakan bagian antara satu dengan bagian yang lainnya). Perekatan (mounting ) untuk merekatkan irisan pada suatu medium, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Pemberian label/Etiket ( Labelling ), berisi keterangan mengenai jenis tumbuhan, organ dan penampang irisan yang dibuat. Label dipasang di tepi kiri kaca benda (Steven, 2000).

(3)

Kelebihan metode parafin antara lain adalah irisan yang dihasilkan lebih tipis dibandingkan dengan metode yang lain. Irisan yang dihasilkan juga bersifat seri, mudah dipraktekkan, dan prosesnya lebih cepat dibadingkan dengan metode seloidin. Kekurangan metode parafin antara lain yaitu jaringan menjadi keras dan mudah patah, tidak bisa digunakan untuk jaringan besar, dan sebagian enzim pada jaringan akan larut. Pembuatan sediaan dengan metode parafin memerlukan langkah-langkah yang harus dikerjakan dengan urut agar dihasilkan sediaan yang dapat diamati dan dipelajari sesuai tujuan pembuatan sediaan (Suntoro& Prawirosoeharjo, 1983).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui proses pembuatan preparat irisan organ hewan dengan menggunakan metode embedding .

(4)

II. MATERI DAN METODE A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol fiksasi, gelas objek, mikroskop, pinset, pemanas air, mikrotom,holder, kuas, stopwacth, lemari pendingin, pipet tetes,  pisau silet, alat tulis, dan kamera.

Bahan yang digunakan adala hati ayam, larutan NBF, alkohol 70%, 80%, 96%, alkohol absolut I, alkohol absolut II, alkohol:xylol (3:1, 1:1, 1:3), xylol I, xylol II, xylol : parafin (3:1, 1:1, 1:3), parafin murni I, parafin murni II, pewarna haematoxylin, pewarna eosin, gelatin, air, dan akuades.

B. Metode

1. Organ hati diambil kemudian di fiksasi dalam laruan NBF selama 24 jam

2. Organ hati dipindahkan kedalam larutan alkohol bertingkat yaitu alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 96%, alkohol absolut I, dan alkohol absolut II masing

 – 

masing selama 45 menit (tahap dehidrasi)

3. Organ hati dipindahkan kedalam larutan alkohol:xylol dengan perbandingan 3:1,1:1, dan 1:3 serta larutan xylol I, dan xulol II masing-masing selama 30 menit (tahapclearing) 4. Organ hati dipindahkan ledalam larutan xylol:parafin dengan perbandingan 3:1,1:1, dan

1:3 masing-masing selama 30 menit serta larutan parafin murni I, dan parafin murni II masing-masing selama 1 jam (tahap infiltrasi)

5. Parafin cair dimasukan kedalam cetakan berbentuk persegi kemudian organ hati dimasukan kedalam cetakan berisi parafin (tahap embedding)

6. Parafin dimasukan kedalam lemari pendingin selama 45 menit 7. Parafin dikeringkan di suhu kamar selama 15 menit

8. Parafin dipotong dan di tempelkan ke holder

9. Parafin diiris menggunakan mikrotom dengan ketebalan 5 mikron (tahap sectioning ) 10. Pita-pita hasil pengirisan direntangkan diatas air hangat

11. Pita-pita ditempelkan di gelas objek yang sudah dilapisi gelatin kemudian diamkan selama 24 jam

12. Dilakukan pewarnaan dengan cara merendam gelas objek didalam larutan xylol I dan xylol II masing-masing selama 5 menit

13. Gelas objek dicelupkan dalam larutan alkohol absolut II, alkohol absolut I, alkohol 96%, alkohol 80 %, alkohol 70%, dan akuades masing-masing sebanyak 40 kali celup

(5)

15. Gelas objek dicelupkan kedalam air sebanyak 40 kali celup 16. Gelas objek direndam dalam pewarna eosinselama 1 menit 17. Gelas objek direndam didalam air selama 2 menit

18. Gelas objek di celupkan kedalam larutan alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 96%, alkohol absolut I, dan alkohol absolut II sebanyak 40 kali celup

19. Gelas objek direndam dalam larutan xylol I dan xylol II selama 2 menit 20. Hasil diamati dibawah mikroskop

(6)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

(7)

B.Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum, preparat irisan organ hati ayam menunjukan hasil yang kurang maksimal, hal ini dikarenakan hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan atau dengan kata lain proses metode paraffin ini terjadi kesalahan, mungkin dikarenakan proses  pewarnaan yang dilakukan kurang sempurna. Sedangkan untuk hasil pewarnaan sudah sesuai atau sudah terwarnai dengan sempurna. Kesalahan-kesalahan yang sering dijumpai dalam  pembuatan preparat dengan metode embedding adalah pita yang melengkung ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh tepi atas dan bawah blok yang tidak sejajar, ketajaman pisau yang tidak sama, serta salah satu sisi blok lebih panas daripada sisi lainnya. Pita parafin yang melengkung ka kanan dan kiri ini bisa diatasi dengan cara pensejajaran tepi atas dan bawah blok. Cara lain yang mungkin dapat menyelesaikan masalah adalah dengan menggeser mata pisau atau mengasah mata pisau serta mendinginkan blok supaya pendinginannya lebih merata (Gunarso, 1989).

Preparat embedding  yang baik adalah preparat yang terwarnai dengan baik, pita parafin hasil pengirisan juga harus bersambung (tidak putus). Proses pembuatan preparat tidak jarang mengalami kekeliruan yang menyebabkan preparat tidak sempurna. eberapa kesukaran pada saat  pemotongan sediaan parafin antara lain; pitatidak terbentuk, hal ini kemungkinan karena pisau yang tumpul; pita melengkungatau bengkok, hal ini kemungkinan karena tepi pisaunya yang tidak rata; sayatantertekan, mengerut, atau berdempet, hal ini kemungkinan karena sudut pisau yangterlalu kecil dan mata pisau yang terlapis dengan sisa parafin; sayatan remuk dancenderung lepas dari parafin, hal ini kemungkinan karena proses dehidrasi danclering yang tidak sempurna;  pita belah; sayatan terangkat dari pisau saat blok parafin naik; dan permukaan sayatan yang  bergelombang (Steven, 2000).

Pita yang mengerut juga merupakan salah satu kesalahan yang sering terjadi akibat kekeliruan dalam proses pembuatan preparat embedding . Kemungkinan yang menyebabkan mengerutnya pita parafin adalah keadaan parafin saat akan menanam preparat masih terlalu lunak, pisau tumpul atau blok parafin yang lebih panas dari suhu kamar. Upaya-upaya yang dapat kita lakukan bila terjadi pengerutan pita antara lain dengan menggeser mata pisau atau mengasah pisau, mengulangi menanam preparat atau irisannya dipertebal serta mendinginkan  blok hingga suhu kamar. Irisan yang berganti-ganti tebal dan tipis, biasanya pada bagian yang

tipis mengerut disebabkan oleh berbagai hal antara lain blok parafin atau parafin yang memegang blok pada meja mikrotom masih panas, blok parafin atau parafin yang memegang  blok pada meja mikrotom retak atau lepas, pisau kurang erat terpasang pada tempatnya, mata  pisau mengalami keretakan dan mikrotom tidak berjalan sebagaimana mestinya. Keadaan ini

(8)

 bisa kita atasi dengan mendinginkan blok pada suhu kamar, mengulang pemasangan blok parafin  pada meja mikrotom, mengencangkan pisau atau mengganti pisau. Perbaikan mikrotom juga

merupakan hal yang mungkin dilakukan untuk kerusakan ini (Gunarso, 1989).

Parafin yang masih dingin di bagian tengahnya, sedangkan bagian luarnya masih panas merupakan penyebab irisan mengembung di bagian tengahnya. Penggembungan bagian tengah irisan ini juga mungkin disebabkan karena bagian pisau yang tajam hanya memotong bagian tengah blok, jaringan diinfiltrasi dengan parafin keras dan ditanam dengan parafin lunak, atau masih ada zat penjernih yang tertinggal pada jaringan. Penyelesaian dari bentuk irisan yang menggembung di tengahnya ini antara lain dengan mendinginkan blok pada suhu kamar (jangan mendinginkan blok dengan air es), mencoba melakukan pengirisan dengan mata pisau lain atau mengasah mata pisau yang sudah tumpul atau bahkan mengulang penanaman jaringan (Khasim, 2002).

(9)

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya antara lain :

1. Organ hati ayam yang dibuat preparat dengan metode embeding mendapatkan hasil yang yang kurang maksimal

2. Beberapa kekurangan dari preparat yang dihasilkan diantaranya preparat kurang jelas dan terdapat bagian yang melipat

(10)

DAFTAR REFERENSI

Budiono, J.D. 1992. Pembuatan Preparat Mikroskopis. University Press. IKIP. Surabaya.

Dasumiati. 2008. Diktat Kuliah Mikroteknik. Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Press

Gunarso, Wisnu. 1989. Bahan Pengajaran Mikroteknik . Bogor : DEPDIKBUD Institiut Pertanian Bogor

Khasim, S.M. 2002. Botanical Microtechnique: Principles and Practice. New Delhi : Capital Publishing Company.

Steven E, Ruzin. 2000. Microtechnique Plant microtechnique and microscopy. New Phytol , 148,  pp. 50

 – 

58

Suntoro, H. & I. Prawirosoeharjo. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia).. Jakarta : Penerbit Bhratara KaryaAksara.

Gambar

Gambar 3.1 preparat irisanhati ayam dengan menggunakan metode embedding

Referensi

Dokumen terkait

METODE : Penelitian uji diagnostik dengan luaran sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan vimentin terhadap blok parafin jaringan adenokarsinoma endometrium dan

Alat cekam berfungsi untuk memegang benda kerja pada meja mesin freis. Alat cekam dipasang pada meja freis menggunakan mur-T yang dimasukkan. pada alur meja mesin,

Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan pada sedian blok parafin pasien kanker nasofaring dengan imunohistokimia menggunakan antibodi primer LMP1,

Organ dimasukkan ke dalam kaset direndam dalam formalin kaset dan dilabel. Pembuatan blok parafin Pengirisan organ

Hal ini bisa disebabkan karena jenis bahan kaca yang dimiliki merupakan kaca yang jernih dan ketebalan dinding kaca yang melingkupi lampu cukup tipis, sehingga panas

Hasil dari penelitian adalah mengelompokkan penjual sayuran yang semula tersebar di 17 blok meja menjadi 9 blok meja dan ditempatkan di sisi selatan pasar, mengelompokkan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif rancangan cross-sectional dengan analisa inferensial dimana dilakukan pemeriksaan imunohistokimia terhadap parafin blok

Hal ini bisa disebabkan karena jenis bahan kaca yang dimiliki merupakan kaca yang jernih dan ketebalan dinding kaca yang melingkupi lampu cukup tipis, sehingga panas