• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 3 No. 1 Hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 3 No. 1 Hal"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2303 - 1158

Jurnal Ilmiah

AgrIBA

Nomor : 1 Edisi Maret 2015

Jurnal Ilmiah

(2)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI GULA PASIR RUMAH TANGGA DI KOTA PALEMBANG

Rahmi Hidayati ………...………..……… 1 - 10

UPAYA MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK VERMIKOMPOS PADA TANAH ULTISOL

Noviriani ... 11 - 17

STRATEGI PEMASARAN USAHA INDUSTRI KERIPIK SINGKONG SKALA RUMAH TANGGA DI KELURAHAN TANGGA TAKAT KECAMATAN SEBERANG ULU II KOTA PALEMBANG

R.A.Umikalsum …... 18 – 28

PERBEDAAN WAKTU APLIKASI BIOINSEKTISIDA CAIR TERHADAP POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN Aphis gossypii GLOVER (HOMOPTERA: APHIDIDAE) PADA TANAMAN CABAI

Joni Philep Rompas dan Haperidah Nunilahwati ... 29 – 36 TANGGAP PERTUMBUHAN SETEK BUAH NAGA (Hylocereus polyhizus) TERHADAP KONSENTRASI

DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN LARUTAN MIKROORGANISME LOKAL

Edy Romza dan Nurul Husna ... 37 – 46 PEMUPUKAN N DAN EMISI KARBONDIOKSIDA DI LAHAN GAMBUT

Etik P Handayani dan Meine van Noordwijk …... 47 – 53 EFISIENSI PEMASARAN NENAS DI DESA SUNGAI MEDANG KECAMATAN CAMBAI

KOTA PRABUMULIH

Eka Patra Sari ... 54 – 63

PEMASARAN IKAN PATIN (Pangasius pangasius) DI DESA SUKA PULIH KECAMATAN PEDAMARAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Endah Novitarini…... 64 – 73

ANALISIS TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA UDANG DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

Muhammad Yasin dan Abdul Rahman ... 74 – 83

USAHA PENGOLAHAN ABON IKAN TUNA DI UD. CENDANA FOOD KELURAHAN BOYAOGE KECAMATAN TATANGA KOTA PALU SULAWESI TENGAH

Ahsan Mardjudo ………... 84 – 93

CURAHAN WAKTU KERJA WANITA SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KECAMATAN PEMULUTAN SELATAN

(3)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI GULA PASIR RUMAH TANGGA DI KOTA PALEMBANG

Oleh : Rahmi Hidayati

Dosen Fakultas Pertanian Universitas IBA Palembang

ABSTRAK

Gula pasir merupakan salah satu sumber kalori yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya, ketersediannya sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah konsumsi rata-rata gula pasir rumah tangga di Kota Palembang dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan gula pasir rumah tangga di Kota Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey kepada responden yang terdiri atas ibu rumah tangga murni dan ibu rumah tangga pekerja. Pengambilan sample dilakukan secara acak sederhana. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi gula pasir rumah tangga adalah sebesar 2,5kg/kap/bln. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah total pendapatan keluarga, harga gula pasir, konsumsi teh, dan konsumsi kopi rumah tangga dengan tingkat kepercayaan (R2) sebesar 44,2 persen.

Kata kunci: gula pasir, konsumsi rumah tangga, faktor yang mempengaruhi konsumsi PENDAHULUAN

Gula pasir merupakan salah satu komoditi pangan yang memiliki kandungan kalori penting bagi tubuh manusia. Oleh karena itu, gula pasir menjadi salah satu komoditas pertanian strategis sebagai bahan pangan sumber kalori yang menempati urutan ke empat setelah padi-padian, pangan hewani, serta minyak dan lemak (Sugianto, 2007).

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, keberadaan gula pasir sebagai salah satu pangan pokok akan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Apalagi didukung dengan minimnya alternatif pemanis pengganti gula pasir, maka kebutuhan kan gula pasir menjadi terus bertambah. Hal ini dapat dilihat pada data Badan Litbang Pertanian, yang

menerangkan bahwa produksi gula nasional tahun 2011 mencapai 2.228.591 ton Gula Kristal Putih (GKP) dan meningkat menjadi 2.58 ton pada tahun 2012.

Pada umumnya, kebutuhan akan gula pasir terdiri atas dua golongan yaitu, gula pasir untuk kebutuhan industri dan gula pasir untuk kebutuhan rumah tangga. Berdasarkan penelitian Sugianto (2007), konsumsi gula oleh rumah tanggadapat dibedakan atas konsumsi langsung dan konsumsi tidak langsung. Konsumsi gula secara langsung adalah konsumsi gula oleh rumah tangga dalam wujud aslinya guna dijadikan makanan atau minuman, sedangkan konsumsi gula secara tidak langsung adalah konsumsi gula oleh rumah tangga melalui makanan atau minuman yang megandung gula.

(4)

Kota Palembang yang merupakan Ibu kota dari Provinsi Sumatera selatan, memiliki jumlah penduduk terpadat bila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Selatan. Berdasarkan data dari BPS Provinsi Sumsel, jumlah penduduk Palembang adalah sebesar 1.481.814 jiwa pada tahun 2012. Menurut angka tersebut, tentu berpotensi besar akan meningkatnya permintaan gula pasir oleh masyarakat, terkhusus bagi rumah tangga. Untuk itu peneliti ingin melihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsumsi gula pasir rumah tanggadi Kota Palembang.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Berapakah rata-rata konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang?

2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang?

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui jumlah konsumsi rata-rata gula pasir rumah tangga di Kota Palembang.

2. Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan gula pasir rumah tangga di Kota Palembang.

HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. H0 = Lamanya pendidikan, jumlah

anggota keluarga, pendapatan total keluarga, harga gula pasir, konsumsi teh, konsumsi kopi, dan pekerjaan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga.

2. H1 = Lamanya pendidikan, jumlah

anggota keluarga, pendapatan total keluarga, harga gula pasir, konsumsi teh, konsumsi kopi, dan pekerjaan berpengaruh nyata terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara sengaja pada bulan November – Desember 2014 di Kota Palembang dengan mempertimbangkan bahwa jumlah penduduk kota Palembang terbesar jumlahnya di wilayah Sumatera Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Responden yang dipilih secara acak adalah sebanyak 30 orang yang terdiri atas ibu rumah tangga (murni dan pekerja). Pengambilan data primer melalui penyebaran kuisioner secara langsung maupun tidak langsung (e-mail). Sedangkan data sekunder didapatkan melalui studi literatur.

ANALISIS DATA

Untuk mengidentifikasi masalah pertama dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan untuk menguji dan mengidentifikasi masalah

(5)

kedua dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 16.0. Data yang dibutuhkan adalah jumlah konsumsi gula pasir rumah tangga, lamanya pendidikan, jumlah anggota keluarga, total pendapatan keluarga, harga gula pasir, konsumsi teh/bulan, konsumsi kopi/bulan, dan pekerjaan responden. Dimana nilai parameter tersebut akan di duga sehingga rumus modelnya menjadi :

Y = a + b1 LP + b2 JAK + b3 TPK + b4 HG + b5 KTH + b6 KKP + b7 P + e

Keterangan:

Y = Jumlah konsumsi gula pasir rumah tangga (kg/bulan)

a = Konstanta

b1-7 = Koefisien variabel regresi LP = Lamanya pendidikan (thn) JAK = Jumlah anggota keluarga (jiwa) TPK = total pendapatan keluarga (Rp/bln) HGP = Harga gula pasir (Rp/kg)

KTH = Konsumsi teh/bulan (Rp/bln) KKP = Konsumsi kopi/bulan (Rp/bln) P = variabel dummy pekerjaan

Bernilai 0 jika merupakan ibu rumah tangga murni Bernilai 1 jika merupakan ibu rumah tangga pekerja

E = kesalahan pengganggu

Dengan menggunakan rumusan yang ada, hasil yang akan didapat adalah nilai R2, uji F, dan uji t. Dengan mengetahui nilai R2 maka akan dapat diketahui berapa besar variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, dalam hal ini varibel terikat adalah konsumsi gula pasir rumah tangga. Untuk dapat mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat dengan tingkat signifikansi 5% adalah dengan mengetahui nilai uji statistik F. Sedangkan untuk Uji t adalah untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat secara signifikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden yang terdiri atas ibu rumah tangga, yang memiliki karakteristik berbeda-beda dari segi pekerjaan, pendidikan, jumlah anggota keluarga, serta total pendapatan keluarga. Dari segi pekerjaan, 30 responden didapatkan terdiri atas dua kategori ibu rumah tangga, yaitu 10 orang (33,33%) adalah ibu rumah tangga murni dan 20 orang (66,67%) adalah ibu rumah tangga pekerja. Untuk melihat data tentang tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Untuk tingkat pendidikan responden sebagaian besar adalah ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan Strata 1 sebesar 36,67 persen yang terdiri atas 10 persen ibu rumah tangga murni dan 26,67 persen ibu rumah tangga pekerja. Sedangkan untuk melihat sebaran data responden tentang jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada tabel 2.

Berdasarkan data yang ada, didapatkan bahwa 56,67 persen responden dengan jumlah anggota keluarga pada kisaran 2-4 orang, yang terdiri atas 20 persen reseponden dari ibu rumah tangga murni dan 36,67 persen dari ibu rumah tangga pekerja. Jika secara keseluruhan di rata-ratakan, dalam satu keluarga terdiri atas 4 orang. Selanjutnya untuk melihat sebaran data total penghasilan keluarga per kapita per bulan dapat dilihat pada tabel 3.

(6)

Tabel 1. Tingkat pendidikan terakhir responden

Tabel 2. Jumlah Anggota keluarga

Sumber : Data penelitian, 2014

Tabel 3. Total Penghasilan Keluarga

Sumber : Data penelitian, 2014

Data pada tabel menunjukkan bahwa kisaran total penghasilan keluarga lebih banyak di dominasi oleh responden dengan total pendapatan keluarga kisaran Rp 2.000.000 – Rp 5.250.000 dengan persentase sebesar 60%, yang terdiri atas 30 persen responden ibu rumah tangga murni dan 30 persen responden ibu rumah tangga pekerja.

Tingkat Konsumsi gula pasir rumah tangga

Dalam kesehariannya, dari 30 orang responden yang ikut serta dalam penelitian ini, mengatakan bahwa kebutuhan gula pasir sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Gula pasir digunakan sebagai pemanis untuk minuman dan makanan, sebagai penguat rasa atau penambah cita rasa makanan, dan juga sebagai penyedap masakan. Meskipun Tingkat pendidikan IRT Murni (%) IRT Pekerja (%) (%) SMP - - 2 6,67 2 6,67 SMA 6 20,00 3 10,00 9 30,00 S1 3 10,00 8 26,67 11 36,67 S2 1 3,33 6 20,00 7 23,33 S3 - - 1 3,33 1 3,33 10 33,33 20 66,67 30 100,00

Sumber : Data penelitian, 2014

Jumlah Anggota Keluarga IRT Murni (%) IRT Pekerja (%) Jumlah (%) 2-4 orang 6 20,00 11 36,67 17 56,67 5-7 orang 3 10,00 8 26,67 11 36,67 8-10 orang 1 3,33 1 3,33 2 6,66 10 33,33 20 66,67 30 100,00 Total penghasilan keluarga IRT Murni (%) IRT Pekerja (%) Jumlah (%) Rp 2.000.000 – Rp 5.250.000 9 30,00 9 30,00 18 60,00 Rp 5.250.001 – Rp Rp 8.500.000 1 3,33 3 10,00 4 13,33 Rp 8.500.001 – Rp 11.750.000 - - 5 16,67 5 16,67 Rp 11.750.001 – Rp 15.000.000 - - 3 10,00 3 10,00 10 33,33 20 66,67 30 100,00

(7)

punya peranan penting, akan tetapi setiap responden berbeda-beda dalam tingkat konsumsi gula pasir tersebut.Selain itu, jenis gula pasir yang lebih sering dikonsumsi pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis gula pasir curah dan jenis gula pasir kemasan. Data mengenai jumlah konsumsi gula pasir rumah tangga per bulan dapat dilihat pada tabel 4, sedangkan data tentang jenis gula pasir yang lebih sering di konsumsi responden dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 4. Rata-rata jumlah konsumsi gula pasir rumah tangga per bulan.

Sumber : Data penelitian, 2014

Tabel 5. Jenis Gula Pasir yang lebih sering dikonsumsi

Sumber : Data penelitian, 2014

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebesar 26,67 persen ibu rumah tangga murni dan 43,33 persen ibu rumah tangga pekerja mengkonsumsi gula pasir pada kisaran 1-2kg, dimana berdasarkan hasil perhitungan rata-rata jumlah konsumsi gula pasir rumah tanggadi Kota Palembang adalah sebesar 2,5kg/kap/bln atau 30kg/kap/th.

Bedasarkan hasil pengisian kuisioner yang disebarkan kepada responden, didapatkan bahwa lebih banyak responden yang sering menggunakan jenis gula pasir kemasan dibandingkan dengan jenis gula pasir curah dengan persentase sebesar 70 persen yang terdiri atas 13,33 persen responden dari ibu rumah tangga murni dan 66,67 persen dari ibu rumah tangga pekerja. Meskipun harganya relatif lebih tinggi, responden yang memilih gula kemasan dengan alasan lebih higienis, praktis, dan terjaga kualitasnya bila dibandingkan dengan gula pasir curah.

Sedangkan responden yang lebih sering mengkonsumsi gula pasir curah karena harga gula pasir curah yang lebih murah.

Salah satu faktor yang memicu ibu rumah tangga untuk mengkonsumsi gula pasir adalah sebagai pemanis minuman, diantaranya sebagai pemanis teh dan kopi. Jumlah konsumsi teh dan kopi rumah tangga setiap responden bervariatif. Jumlah pengeluaran untuk konsumsi teh rumah tangga dapat dilihat pada tabel 6, sedangkan jumlah pengeluaran untuk konsumsi kopi dapat dilihat pada tabel 7.

Konsumsi gula/bln IRT Murni (%) IRT Pekerja (%) Jumlah (%) 1-2 kg 8 26,67 13 43,33 21 70,00 3-4 kg 2 6,67 5 16,67 7 23,33 5 kg - - 2 6,67 2 6,67 10 33,33 20 66,67 30 100,00

Jenis gula pasir IRT Murni (%) IRT Pekerja (%) Jumlah (%) Curah 6 20,00 3 10,00 9 30,00 Kemasan 4 13,33 17 56,67 21 70,00 10 33,33 20 66,67 30 100,00

(8)

Tabel 6. Pengeluaran untuk Konsumsi Teh Rumah Tangga per kapita per bulan

Sumber : Data penelitian, 2014

Tabel 7. Pengeluaran untuk Konsumsi Kopi Rumah Tangga per kapita per bulan.

Sumber : Data penelitian, 2014

Dari 30 orang responden, terdapat 1 orang (3,33%) yang tidak sama sekali melakukan pengeluaran untuk konsumsi teh. Sedangkan selebihnya para responden melakukan pengeluaran untuk konsumsi teh rumah tangga. Teh yang dikonsumsi pun dalam bentuk dan ukuran yang berbeda. Ada responden yang lebih memilih membeli teh celup dengan alasan kepraktisannya,baik ukuran sachet, kotak ukuran kecil maupun sedang. Dan ada pula yang memilih teh seduh karena kepekatan warna yang dimiliki teh seduh dibandingkan teh celup, baik ukuran kotak kecil maupun besar.

Pengeluaran untuk konsumsi teh ini peneliti konversikan dalam nilai rupiah, dimana berdasarkan data yang ada, pengeluaran untuk konsumsi teh rumah tangga berada pada kisaran Rp 5.001 – Rp 10.000 sebanyak 70 persen responden, yang terdiri atas 26,67 persen ibu rumah tangga murni dan 43,33 persen ibu rumah tangga pekerja.

Sama hal nya dengan pengeluaran untuk konsumsi teh, pengeluaran untuk konsumsi kopi juga di konversikan dalam nilai rupiah. Dimana, berdasarkan data yang ada, pengeluaran untuk konsumsi kopi rumah tangga berada pada kisaran Rp 10.001 – Rp 20.000 sebanyak 43,34 persen responden, yang terdiri atas 16,67 persen Pengeluaran untuk Konsumsi Teh IRT

Murni (%) IRT Pekerja (%) Jumlah (%) Rp 1.000 – Rp 5.000 1 3,33 4 13,33 5 16,67 Rp 5.001 – Rp 10.000 8 26,67 13 43,33 21 70,00 Rp 10.001 – Rp 15.000 1 3,33 - - 1 3,33 Rp 15.001 – Rp 25.000 - - 2 6,67 2 6,67 Tidak ada - - 1 3,33 1 3,33 10 33,33 20 66,67 30 100,00

Pengeluaran untuk Konsumsi Teh IRT Murni (%) IRT Pekerja (%) Jumlah (%) Rp 1.000 – Rp 10.000 4 13,33 6 20,00 10 33,33 Rp 10.001 – Rp 20.000 5 16,67 8 26,67 13 43,34 Rp 20.001 – Rp 30.000 1 3,33 4 13,33 5 16,67 Rp 30.001 – Rp 50.000 - - 1 3,33 1 3,33 Tidak ada - - 1 1 3,33 10 33,33 20 66,67 30 100,00

(9)

ibu rumah tangga murni dan 26,67 persen ibu rumah tangga pekerja. Para responden membeli kopi tersebar dalam tiga jenis kopi, yaitu kopi sachet, kopi hitam kemasan, dan kopi hitam curah (tanpa merk). Responden yang lebih memilih kopi sachet memberikan alasan karena kopi sachet lebih praktis dalam penyajiannya. Adapun yang memilih kopi hitam kemasan dengan alasan selera dan rasa yang lebih nikmat. Sedangkan responden yang memilih kopi hitam curah (tanpa merk) dengan alasan harga yang lebih murah.

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Gula Pasir Rumah Tangga

Analisis regresi linear berganda dilakukan terhadap semua variabel independen dengan tingkat signifikansi 5 persen dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Gula Pasir Rumah Tangga di Kota Palembang

Sumber : Data penelitian, 2014

Berdasarkan tabel 8, maka diperolah persamaan sebagai berikut.

Y = 4,685 – 0,16 LP + 0,89 JAK + 0,00000007733TPK + 0,000HGP + 0,00006187 KTH + 0,00002781 KKP + 0,306 P + e

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan pengaruh lamanya pendidikan, jumlah anggota keluarga, total pendapatan keluarga, harga gula pasir, konsumsi teh, konsumsi kopi, dan pekerjaan terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga adalah sebagai berikut:

1. Lamanya Pendidikan (LP)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya pendidikan responden memiliki koefisien sebesar -0,16. Artinya semakin lama pendidikan setiap 1 tahun maka konsumsi gula pasir akan turun sebesar 0,16 kg, dimana faktor lain dianggap tetap. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan.

maka pengetahuan responden akan kebutuhan konsumsi gula pasir bagi tubuh tidak boleh terlalu tinggi untuk menghindari gangguan kesehatan. Penduga Koefisien

Regresi

Signifikan t Signifikan F

Constant 4,685 0,23 Lamanya Pendidikan -0,16 0,793 Jumlah Anggota Keluarga 0,89 0,477 Total Pendapatan Keluarga 7,733E-8 0,196 Harga Gula Pasir 0,000 0,030 Konsumsi The 6,187-E5 0,095 Konsumsi Kopi 2,781-E5 0,154 Pekerjaan 0,306 0,436

(10)

2. Jumlah Anggota Keluarga (JAK) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regresi jumlah anggota keluarga diperoleh sebesar 0,89. Artinya nilai ini menunjukkan ketika jumlah anggota bertambanh 1 orang maka jumlah konsumsi gula pasir akan meningkat sebesar 0,89 kg, dimana faktor lain dianggap tetap.

3. Total Pendapatan Keluarga (TPK) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regresi total pendapatan keluarga sebesar 0,00000007733. Artinya jika total pendapatan keluarga meningkat sebesar Rp 1.000, maka konsumsi gula pasir rumah tangga akan meningkat sebesar 0,00000007733 kg, dimana faktor lain dianggap tetap.

4. Harga Gula Pasir (HGP)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa harga gula pasir memiliki nilai koefisien sebesar 0,000, maka konsumsi gula pasir akan bertambah sebesar 0,000 kg, dimana faktor lain dianggap tetap. Hal ini dikarenakan berapun harga gula naik, maka akan tetap ada pemintaan akan gula pasir.

5. Konsumsi Teh (KTH)

Berdarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,00006187. Artinya jika konsumsi teh bertambah Rp 1.000, maka gula pasir akan meningkat sebesar 0,00006187 kg, dimana faktor lain dianggap tetap.

6. Konsusmi Kopi (KKP)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0,00002781. Artinya jika konsumsi kopi bertambah Rp 1.000, maka konsumsi gula pasir akan meningkat sebesar 0,00002781 kg, dimana faktor lain dianggap tetap.

7. Pekerjaan (P)

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pekerjaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,306 dan berpengaruh positif terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga.

Uji Kesesuaian Model

Berdasarkan data pada tabel 8 diperoleh nilai R-square (R2) sebesar 0,442. Hal ini menunjukkan bahwa hanya empat variabel bebas yaitu total pendapatan keluarga, harga gula pasir, konsumsi teh, dan konsumsi kopi yang mampu menjelaskan varians konsumsi gula pasir sebesar 44,2 persen dan sisanya 55,8 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan.

Uji F (Uji Simultan)

Berdasarkan data pada tabel 8 diperoleh nilai F sebesar 0,048 yaitu lebih kecil dibandingkan dengan a sebesar 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh secara nyata terhadap konsumsi gula pasir di Kota Palembang.

Uji t (uji Parsial)

Berdasarkan data pada tabel 8, diperoleh nilai signifikan t sebagai berikut:

1. Lamanya Pendidikan (LP)

Lamanya pendidikan diperoleh sebesar 0,793 yaitu lebih besar dibandingkan a• sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini

(11)

menunjukkan bahwa pengaruh lamanya pendidikan terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah tidak nyata.

2. Jumlah Anggota Keluarga (JAK)

Jumlah anggota keluarga diperoleh sebesar 0,477 yaitu lebih besar dari a& sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah tidak nyata.

3. Total Pendapatan Keluarga (TPK)

Total pendapatan keluarga diperoleh sebesar 0,196 yaitu lebih kecil dibandingkan dengan aÎ 0,3 (30%). Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima . Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh total pendapatan keluarga terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah nyata.

4. Harga Gula Pasir (HGP)

Harga gula pasir diperoleh sebesar 0,030 yaitu lebih kecil dibandingkan dengan a sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh harga gula pasir terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah nyata.

5. Konsumsi Teh (KTH)

Konsumsi teh diperoleh sebesar 0,095 yaitu lebih kecil dibandingkan dengan aÛ sebesar 0,10 (10%). Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh konsumsi teh rumah tangga terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang di Kota Palembang adalah nyata.

6. Konsusmi Kopi (KKP)

Konsumsi kopi diperoleh sebesar 0,154 yaitu lebih kecil dibandingkan dengan aM sebesar 0,30 (30%). Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh konsumsi kopi rumah tangga terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah nyata.

7. Pekerjaan (P)

Pekerjaan diperoleh sebesar 0,436 yaitu lebih besar dibandingkan dengan aý sebesar 0,30 (30%). Dengan demikian Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pekerjaan ibu rumah tangga terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah tidak nyata.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata jumlah konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang adalah sebesar 2,5 kg/kap/bulan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi gula pasir adalah total pendapatan keluarga, harga gula pasir, konsumsi tah , dan konsumsi kopi rumah tangga dengan tingkat kepercayaan (R2) sebesar 44,2 persen. Sedangkan lamanya pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, dan pekerjaan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi gula pasir rumah tangga di Kota Palembang.

(12)

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsumsi gula pasir rumah tangga yang belum diteiliti pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumsel. 2012. Sumatera Selatan dalam Angka.

Fachreza, dkk. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Gula Pasir di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara.

Putri, M dkk. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Gula Pasir Curah dan Proses Keputusan Pembelian Konsumen Gula Pasir Curah di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara.

Satriana, E dkk. 2013. Faktor faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Gula Pasir di Indonesia. Universitas Riau.

Sugianto, C. 2007. Permintaan Gula di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.8, No.2 Desember

Gambar

Tabel 1. Tingkat pendidikan terakhir responden
Tabel 5. Jenis Gula Pasir yang lebih sering dikonsumsi
Tabel 8. Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Gula Pasir Rumah Tangga di Kota Palembang

Referensi

Dokumen terkait

12 M. Nu’am Yasin, Fikih Kedoktern di terjemahkan oleh Munirul Abidin, h.194.. bagi Donor yang hidup adalah bahwa organ yang disumbangkan bukan merupakan organ vital

Penyebab lain adalah akibat indirek dari kekerasan suami kepada istri (kekerasan dalam rumah tangga, yang sering disingkat sebagai KDRT). KDRT mempunyai akibat langsung kepada

Struktur Perekonomian Banten sebagian besar kontribusi dari sektor  sekunder  (sektor  industri  pengolahan,  sektor  

Dan plot ketiga menyatakan hubungan dengan sikap pada ekowisata yaitu iklan Central ( Means 4,75),dan variable dependent x3,angka signifikansi di bawah 0,05

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, menganalisa dan menyajikan data secara sistematis, sehingga

Hasil pengujian statistik menunjukkan tingkat signifikansi VAIC sebesar 0,076 yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga tidak dapat membuktikan bahwa

Bagi kandidat BAL yang dapat tumbuh pada kondisi anaerob maupun aerob berarti bersifat fakultatif (Tabel 1). Hasil pengujian menunjukkan HS1, HS4, HS7, HS8 dan HS9

Dari hasil buku dan beberapa skripsi di atas, dapat diketahui yang menjadi perbandingan dengan penelitian saya adalah perkembangan fisik Kota dari tahun 1993-2018,