• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Menarik Diri Lawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Menarik Diri Lawang"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 23 tahun 1992 dinyatakan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi.

Salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat indonesia adalah Schizofrenia. Schizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikologis fungsional dengan gejala terpecahnya unsur-unsur kepribadian distarsichas pada proses pikir, afek/emosi kemauan atau psikomotor yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya dan autisme (Mansjoer, Arief, 2001).

Salah satu dampak schizofrenia adalah timbul gangguan interaksi sosial suatu gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial. Selanjutnya muncul halusinasi yang itmbul tanpa penutupan kesadaran dan hal itu merupakan gejala yang sering di jumpai pada keadaan ini. (Maramis, 1994).

Dalam hal ini, perawata psikiatri perlu memperhatikan masalah keperawatan pada gangguan mental dan ditujukan pada bentuk terapeutik secara komprehensif yang bersifat umum berdasarkan aspek bio, psiko, sosial, kultural, spiritual yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerjasama, hubungan timbal balik yang sinkron. (Stuart & Sundeen, 1995).

Berdasarkan hal tersebut, maka kami Mahasiswa Poltekes Malang Program studi keperawatan malang yang mendapatkan kesempatan melalui praktek keperawatan mental psikiatri di RSJ Radjiman Wedyodiningrat Lawang merasa tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan pada klien dengan menarik diri pada diagnosa medis Schizofrenia.

B. BATASAN MASALAH

Dalam penyusunan laporan ini, penyusun hanya membatasi pada asuhan keperawatan Ny. N dengan masalah keperawatan kerusakan interaksi sosial menarik diri pada schizofren herbefrenik berkelanjutan di ruang Anyelir RSJ Dr Radjiman W Lawang yang dilaksanakan mulai tanggal 10 Januari 2005 sampai dengan 14 Januari 2005.

(2)

C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan kerusakan interaksi sosial : menarik diri dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan 2. Tujuan Khusus

a. Mampu menyusun konsep dasar asuhan keperawatan klien dengan kerusaka interaksi sosial : menarik diri

a. mampu mengkaji status keperawatan dan mengidentifikasi kerusakan interaksi sosial menarik diri

b. mampou menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan kerusakan interaksi sosial : menarik diri

c. mampu membuat rencara tindakan keperawatan pada klien dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri

d. mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri

e. mengevaluasi hasil timdakan keperawatan pada klien dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri

(3)

BAB II TINJAUAN TEORI

I. Kasus (Masalah Utama)

Kerusakan iteraksi sosial : Menarik Diri II. Proses Terjadinya Masalah (Tinjauan Teori)

A. Definisi Menarik Diri

Prilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain. Menghindari hubungan dengan orang lain (Rowlins, 1993)

Perilaku yang di munculkan oleh individu yang teramati lewat prilaku yang maladaptif yang merupakan suatu upaya individu tersebut untuk mengatasi kecemasannya, berhubungan dengan rasa takut, kesepian, kemarahan, rasa malu, rasa bersalah, dan rasa tidak aman. (Stuart & Sunden, 1995)

B. Tanda dan Gejala - Kurang spontan

- Apatis (acuh terhadap lingkungan) - Ekspresi wajah kurang berseri - Afek Tumpul

- Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri

- Komunikasi verbal menurun atau tidak ada, klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat

- Mengisolasi diri (menyendiri)

- Klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan - Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya

- Pemasukan makanan dan minuman terganggu - Retensi urine dan feces

- Aktivitas menurun - Kurang energi (tenaga) - Harga diri rendah

- Menolak berhubungan dengan orang lain

(4)

C. Mekanisme Koping

Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha untuk mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien menarik diri adalah regresi, represi, dan isolasi.

D. Etiologi

1. Faktor Predisposisi

a) Faktor Perkembangan.

Setiap tahap tumbuh kembang mempunyai tugas yang harus dilalui dengan sukses. Karena apabila tugas perkembangan tersebut tidak di penuhi maka akan mengganggu atau menghambat perkembangan selanjutnya. (Keliat,BA. 2002)

b) Faktor Biologis

faktor genetik dapat menunjang terhadap kerusakan interaksi sosial menarik diri. Adanya kelainan-kelainan seperti retardasi mental dianggap membatasi kapasitas adaptif seorang individu secara umum. (Townsend, 1998).

c) Faktor Sosial Budaya

Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan yang diakibatkan oleh karena norma yang tidak mendukung. Pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat, dan orang yang berpenyakit kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena mengadopsi norma, prilaku dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan juga termasuk faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini (Stuart & Sunden, 1998 )

2. Faktor presipitasi

a. Stressor sosial budaya

Stresor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam berhubungan, misalnya keluarga yang labil, dirawat di RS.

b. Stresor psikologis

Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang

(5)

ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri)

E. Rentang Respon Menarik Diri

Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Menyendiri - Merasa sendiri - Manipulasi - Otonomi (Loneliness) - Impulsif - Bekerjasama - Menarik diri - Noreissism - Saling tergantung - Tergantung

III. A. Pohon Masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan Akibat

Ketegangan peran Perubahan sensori - Defisit perawatan diri Pemberi perawatan persepsi : pendengaran

Intoleransi Aktivitas

Harga Diri Rendah kronis Penyebab

Koping Keluarga Inefektif : Ketidakmampuan Keluarga merawat klien dirumah

Kerusakan Interaksi Sosial : Menarik Diri (Masalah Utama) )

(6)

B. Data yang perlu di kaji

1. Resiko perubahan sesnsori persepsi : Halusinasi.... DS :

-DO : - Klien berbicara sendiri

- Klien diam dan duduk menyendiri saat teman-teman yang lain sedang berkumpul

2. Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri

DS : - Klien mengatakan tidak suka bergaul dengan orang lain

- Klien mengatakan malas berbicara dengan teman-temannya dan lebih enak menyendiri

DO: - Klien duduk menyendiri

- Klien tidak kenal dengan nama teman satu ruangan

- Klien bicara dengan nada pelan dan lambat, wajah klien menunduk saat berbicara dan kontak mata kurang / tidak ada

3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

DS : - Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagi DO : - Ekspresi wajah klien kelihatan murung

- Klien jarang berbicara / berinteraksi dengan teman / perawat ruangan - Klien tampak malas untuk mengerjakan sesuatu

IV. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi... berhubungan dengan menarik diri 2. Gangguan interaksi sosial : Menarik diri berhubungan dengan Harga diri rendah V. Rencana Tindakan Keperawatan

Dx 1 : Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi.... b/d Menarik diri  Tujuan Umum

(7)

 Tujuan Khusus TUK 1

 Klien dapat membina hubungan saling percaya  Intervensi :

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Jelaskan tujuan pertemuan

d. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang di sukai klien e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien TUK 2

 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri  Intervensi

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri / tidak mau bergaul

c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul

d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya TUK 3

 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

 Intervensi

a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

c. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

(8)

d. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

TUK 4

 Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap  Intervensi

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap : - klien – perawat

- klien – perawat – perawat lain

- klien – perawat – perawat lain – klien lain - klien – keluarga – kelompok / masyarakat

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain

e. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan g. Beri reinforecment positif atas kegiatan klien dalam

kegiatan ruangan TUK 5

 Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain  Intervensi

a. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain

b. Dorong dan bantu klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforecement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain

TUK 6

 Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga  Intervensi

(9)

- perilaku menarik diri

- penyebab perilaku menarik diri

- akibat yang akan terjadi bila perilaku menarik diri tidak di tanggapi - cara keluarga menghadapi klien menarik diri

c. Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain

d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal 1 minggu sekali

e. Beri reinforecement positif atas hal-hal yang telah di capai oleh keluarga

DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis, WF. 1998. Catatan Ilmu Kedoteran Jiwa. Surabaya : Airlangga 2. Stuar, G. W dan Sundeen, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC 3. Tim Jiwa Lawang. 2002. Pelatihan Nasional asuhan Keperawatan Profesional

Jiwa dan Komunikasi Terapuetik Keperawatan. Malang : Unibraw

4. Townsend, MC. 1998. Diagnosa Keperawatan. Psikiatri Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat serta hidayatnya sehingga kita dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan pada klien dengan Kerusakan Interaksi Sosial Menarik Diri di Ruang Anyelir RSJP Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Dalam pnyelesaian makalah ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dan arahan untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebsar-besarnya kepada :

1. Ibu Dyah Widodo, SKp. M. Kes selaku dosen pengajar dan pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam praktik klinik keperawatan jiwa tersebut.

2. Bpk. Zani Pitoyo, SST selaku dosen pengajar dan pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam praktik klinik keperawatan jiwa tersebut.

3. Ibu Budi Winarni, SST selaku pembimbing di ruang Anyelir RSJP Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Kami menyadari bahwa makalah kami ni masih jauh diatas sempurna. Oleh karena itui kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penysunan makalah kami selanjutnya. Akhirnya kami berharap semoga makalah kami ini dapat bermafaat bagi pembaca pada umumnya dan rekan-rekan pada khususnya.

Malang, 19 Januari 2005

(11)

BAB III TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Ruang Rawat : Anyelir Tanggal di Rawat : 02 – 11 – 2004

I. IDENTITAS KILEN

Inisial : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 30 Tahun

Agama : Islam

Alamat : Lumajang

Sumber Data : Klien dan Catatan Medis ( Status Klien )

No RM : 57793

Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2005 II. ALASAN MASUK

Menurut Klien

Klien mengatakan dibawa ke RSJ Lawang karena dirunah klien marah-marah terus dan sering ngomong sendiri

Menurut Status

Klien sering marah-marah dan bicara sendiri dan ngelantur tanpa sebab yang jelas. III. FAKTOR PRESIPITASI

Menurut klien :

Klien diam dan tidak menjawab ketika ditanya tentang tentang hal yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit jiwa

Menurut status klien :

(12)

Klien pernah memukul ibu kandung tanpa sebab yang jelas. Klien tidak tidur kurang lebih selama 3 hari. Klien tidak mau makan dan minum serta makanannya hanya dibuat mainan. Klien tidak mau mandi tetapi kalau dipaksa mau mandi

IV. FAKTOR PREDISPOSISI a. Riwayat Penyakit Lalu

1. Riwayat penyakit jiwa pada masa lalu:

Menurut Klien : Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di sini (RSJ Lawang) sebanyak 3 kali sedangkan untuk masing – masing waktunya klien tidak tahu.

Menurut status klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu ( tahun 1998 ) dengan penyebab yang kurang jelas serta pernah keluar masuk ruang Anyelir selama 4 kali yaitu pada tahun 2001, 2002, 2003 serta yang terakhir pada tanggal 2 November 2004. Pada tahun 2004 klien pulang dengan kondisi tenang tetapi tidak sembuh sempurna.

2. Pengobatan sebelumnya

Dari status klien, selama ini pengobatan sebelumnya kurang berhasil. Terbukti pada saat pulang terakhir klien kontrol selama 1 kali saja kira - kira 1 bulan yang lalu yaitu tanggal 2 – 10 – 2004. Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil dikarenakan klien tidak minum obat secara rutin.

3. Riwayat penyakit fisik

Saat ditanya tentang penyakit fisik yang pernah ia derita klien diam dan tidak menjawab.

“Apa Ibu pernah menderita penyakit sampai dirawat dirumah sakit?” Respon klien : klien diam dan tidak menjawab

b. Riwayat Psikososial

 Ketika ditanya apakah klien pernah mengalami atau melihat aniaya fisik, seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Klien tidak menjawab dan hanya diam saja

Masalah keperawatan : Resiko tinggi perilaku kekerasan  Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

(13)

Klien mengatakan merasa kesepian setelah suaminya meninggal dunia sewaktu anaknya berusia 2 tahun. Ketika ditanya sebab suaminya meninggal dunia klien hanya diam dan tidak mau menjawab

Masalah keperawatan : Berduka disfungsional

 Kesan Kepribaadian Klien adalah Introvert dibuktikan dengan saat ditanya klien cenderung diam dan tidak menjawab

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Ketika ditanya apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa, klien diam dan tidak mau menjawab. Tetapi dari status klien anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu neneknya. Mengenai riwayat pengobatan / perawatan dan gejalanya tidak muncul karena tidak terkaji

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan V. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Klien memakai daster dari RS dan agak kedodoran. Penampilan klien tidak rapi. Klien bau kencing. Rambut klien kotor dan acak – acakan serta banyak kutunya. Wajah klien sayu serta klien murung

Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri : Berpakaian dan berhias 2. Kesadaran

Kuantitatif : Compos mentis dan kualitatif berubah dibuktikan dengan saat ditanya 3 – 4 kali dengan pertanyaan yang sama klien baru menjawab

3. Aktivitas motorik

Hipokinesa, / hipoaktifitas ini dapat dibuktikan Klien tampak lesu dan aktivitas lambat, klien sering tiduran diruang isolasi. Ketika disuruh keluar dari ruang isolasi untuk kontrak pasien enggan keluar dan klien mengatakan malas. Dalam berkomunikasi juga tergolong lambat, nada bicara pelan dan hampir tidak terdengar saat berbicara

Masalah keperawatan : kerusakan interaksi sosial : menarik diri 4. Alam perasaan

Klien mengatakan merasa kesepian dan sedih tapi saat ditanya alasannya,klian lama terdiam dan kemudian menjawab khawatir dengan kondisi anaknya dirumah tidak ada yang merawat

Masalah keperawatan : Anxietas 5. Afek / emosi

(14)

Tumpul. Saat ditanya 3-4 kali pertanyaan yang sama klien baru,ekspresi wajah klien tampak murung

Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal

7. Persepsi :

Klien mengatakan tidak pernah mendengar,melihat atau merasakan sesuatu yang seharusnya tidak ada

masalah keperawatan : tidak ada 8. Proses pikir :

a. Arus pikir

 Bloking,ini terbukti klien menjawab pertanyaan dengan satu kalimat lalu tiba tiba diam tanpa sebab yang jelas,kemudian klien melanjut pembicaraan lagi.  Bicara lambat,karena selama berkomunikasi dan berinteraksi dengan perawat,

klien lebih sering menunduk pada saat berbicara, nada bicara pelan dan lambat Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir (arus pikir)

b. Isi pikir :

 Isolasi sosial.saat diajak berkenalan dengan perawat lain klien menolak dan ketika ditanya apa klien kenal dengan klien lain yang satu ruang dengan klien diruang isolasi klien menjawab tidak kenal

 Rendah diri. Saat diajak berbica klien selalu ingin segera kembali ke ruang isolasi

.Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir (Isi pikir) c. Bentuk pikir.

Realistik karena setiap jawaban klien walau lambat dan pelan tapi sesuai dengan realita

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 8. Memori :

Klien mengalami daya ingat jangka pendek. Terbukti pada saat ditanya sudah berapa lama klien ditempatkan diruang isolasi ?, klien tidak menjawab tidak tahu.

Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir. 9. Tingkat konsentrai dan berhitung :

(15)

Klien tidak mampu berkonsentrasi. Ditandai dengan saat ditanya tidak langsung menjawab tapi jika peretanyaan diulang 3-4 kali klien baru menjawab.

 Berhitung

Klien mampu berhitung sederhana,terbukti saat ditanya tentang perhitungan 4+4 sama dengan berapa ? klienmenjawab 8, 4x3 = 12 dan 15 : 3 = 5

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 10. Kemampuan penilaian

Gangguan beermakna. Terbukti saat ditanya setelah bangun pagi makan dulu atau mandi dulu dan klien menjawab mandi dulu.

Masalah keperawatan : tidak ada 11. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita.terbukti Pada saat ditanya mengapa klien sampai dirawat di RSJ Lawang, klien mengatakan kalau dirinya diajak keluarga. Klien tidak menyadari kalau dirinya sedang mengalami gangguan jiwa

Masalah keperawatan : regimen terapeutik inefektif 12. Interaksi selama wawancara :

Selama berkomunikasi dan berinteraksi dengan perawat, kontak mata klien kurang, klien tampak lebih sering menunduk pada saat berbicara, nada bicara pelan dan lambat masalah keperawatan : gangguan komunikasi verbal.

VI. FISIK

1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg S : 36 5 C

N : 88 kali / mnt RR : 20 kali / mnt 2. Ukur : TB : 157 cm

BB : 48 kg 3. Keluhan fisik : tidak ada

4. Pemeriksaan fisik : tidak ada kelainan fisik, semua sistem tubuh dalam keadaan normal.

5. Pemeriksaan fisik

 Fungsi panca indera baik, fungsi normal

 Kepala : bentuk bulat, rambut berombak, kotor, bau, dan banyak kutu.  Hidung, telinga simetris fungsi baik.

(16)

 Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid atau distensi vena jugularis, trakea simetri.

 Dada dan thorak :

 Simetris, tidak ada nyeri dada, retraksi intercostae tidak ada, tidak ada nyeri tekan dan RR 20x/ menit.

 Abdomen : tanda asites tidak ada, nyeri tekan tidak ada.

 Ekstrimitas : tidak ada luka pada masing-masing ekstrimitas, kekuatan otot 55/ 55, tidak ada kelainan.

 Integumen : kulut klien kotor berdaki.

Masalah keperawatan : defisit perawatan diri berhias

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

1. Konsep diri a. Citra tubuh :

Pada saat ditanya tentang citra tubuhnya klien diam dan tidak menjawab “Menurut Ibu, bagian tubuh ibu yang paling disukai yang mana ?” Respon klien : Klien diam dan tidak menjawab sambil melihat perawat b. Indentitas :

Pada saat ditanya tentang Identitas diri klien diam dan tidak menjawab

“Kalau dirumah ibu berperan sebagai apa? Apa ibu puas dalam posisi itu? apa ibu merasa puas sebagai seorang wanita? kenapa?”

Respon klien : Klien diam dan tidak menjawab c. Peran

Klien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga dari seorang anaknya. Klien melakukan aktivitas rumah seperti menyapu, mencuci, memasak.

d. Ideal diri

Pada saat ditanya tentang Ideal diri klien diam dan tidak menjawab

“Apa harapan ibu yang ingin ibu wujudkan? Apa harapan ibu terhadap penyakit yang ibu derita? Apa harapan ibu terhadfapa lingkungan ibu?”

Respon klien : Klien diam dan tidak menjawab e. Harga diri

Pada saat ditanya tentang Harga diri klien diam dan tidak menjawab

Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga? Apakah mereka mnghargai dan mengasihi ibu?’

(17)

Respon klien : Klien diam dan tidak menjawab Masalah keperawatan :

 Isolasi sosial : menarik diri.

2. Genogram :

keterangan :

: perempuan : klien

: laki-laki : tinggal dalam satu rumah : meninggal

Saat ini klien tinggal serumah dengan ibu kandungnya. Suami klien sudah meninggal dunia. Dan anaknya tinggal serumah dengan mertuanya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 3. Hubungan sosial

a. Orang terdekat:

Klien mengatakan orang yang paling dekat adalah ibunya . b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :

(18)

Klien mengatakan saat dirumah tidak pernah mengikuti kegiatan / organisasi di lingkungannya misalnya PKK, pengajian, dll. Klien mengatakan malas untuk megikuti kegiatan tersebut. Pada saat di RS klien mengatakan tidak mau diajak berkumpul dengan pasien lain, klien mengatakan lebih suka menyendiri.

c. Hambatan dalam bergaul dengan orang lain :

Klien mengatakan lebih suka menyendiri daripada bergaul dengan orang lain. Klien mengatakan waktu di rumah, jarang bergaul dengan tetangganya karena tetangganya adalah orang yang kaya serta rumahnya mewah dan pagarnya tinggi – tinggi. Ketika dirumah sakit klien mengatakan lebih suka menyendiri serta tidak mengenal dengan teman sekamarnya

Masalah keperawatan : Isolasi sosial : menarik diri Harga diri rendah

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan :

Klien mengatakan kalau berada di Ruang Anyelir RSJP Lawang itu adalah orang dengan gangguan jiwa, karena ketika ditanya apakah dia dirawat disini karena sakit jiwa klien menggelengkan kepalanya.

b. Kegiatan ibadah :

Klien mengatakan beragama islam dan mengakui melakukan sholat dan berdoa ketika dirumah. Tetapi klien tidak pernah mengikuti kegiatan seperti pengajian, yasinan, tahlilan dll.

Setelah di RS kllien tidak pernah melakukan sholat, klien mengatakan mukenanya kotor karena dipakai bersama klien lain

Masalah keperawatan : Distress Spiritual VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

1. Makan :

Setiap kali makan, makanan selalu disiapkan dan diantar ke ruang isolasi. Klien makan 3 kali sehari sesuai diet rumah sakit dan kadang-kadang diberi kacang hijau dan snack, klien mengatakan suka dengan makanan yang disediakan

klien dapat makan sendiri dan setelah makan piring diletakkan didepan pintu ruang isolasi.

Klien dapat melakukan aktivitas makan dengan bantuan minimal 2. BAB / BAK

(19)

saat klien ingin kekamar mandi untuk BAB / BAK klien selalu meminta perawat untuk membukakan pintu isolasi.

Klien dapat melakukan aktivitas eliminasi dengan bantuan minimal 3. Mandi :

Klien mandi 1-2 kali sehari dengan disuruh dan setiap hari sabtu klien dimandikan dan dikeramasi oleh perawat.

4. Berpakaian / berhias

Klien tidak memiliki minat untuk berhias. Untuk ganti baju selalu disiapkan dan disuruh oleh perawat.

Klien melakukan aktivitas berpakaian dan berhias dengan bantuan minimal oleh perawat.

5. Istirahat dan tidur :

Saat ditanya tiap malam klien tidur berapa jam klin tidak menjawab. Selama diruang isolasi (siang hari) klien jarang tidur terlihat lebih sering tampak menyendiri dan melamun. Penggunaan obat :

Klien mengatakan dapat minum obat sendiri setelah obat diberikan 6. Pemeliharaan kesehatan :

“jika sudah sembuh dan diperbolehkan pulang apakah klien bersedia kontrol?”. Klien tidak menjawab pertanyaan yang diajukan perawat.

7. Aktivitas di dalam rumah

Saat ditanya kegiatan apa yang biasa dilakukan dirumah ? klien diam tidak menjawab.

8. Aktivitas di luar rumah

Saat ditanya kegiatan apa yang biasa dilakukan diluar rumah ? klien diam tidak menjawab

Masalah keperawatan :

 Defisit perawatan diri berhias dan berpakaian  Kerusakan komunikasi verbal b/d menarik diri IX. MEKANISME KOPING

Saat diberikan pertanyaan :

 “Bila Bu N ada masalah apakah dibicarakan dengan orang terdekat?” (klien tidak menjawab)

(20)

 “Apakah setiap ada masalah ibu langsung menyelesaikannya atau menghindar ?” klien tidak menjawab.

 “Kegiatan olahraga apa yang biasa ibu lakukan saat dirumah?” Klien juga tidak menjawab

Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal b/d menarik diri

X. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN 1. Masalah dengan dukungan kelompok :

klien tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok di mastyarakat sepert tahlilan dan PKK.

2. Masalah berhubungan dengan lingkungan :

klien mengatakan jarang bergaul dengan tetangga dan cenderung menyendiri. Klien mengatakan tetangganya adalah orang kaya yang dikelilingi tembok yang tinggi. 3. Masalah pendidikan

Klien mengatakan sekolah hanya tamat sampai kelas 2 SMP, saat ditanya alasannya klien hanya diam.

4. Masalah pekerjaan :

Klien mengatakan sejak keluar sekolah klien adalah ibu rumah tangga dan tidak bekerja

5. Masalah dengan perumahan

Saat ditanya tentang kondisi rumah klien hanya diam. 6. Masalah ekonomi :

Menurut status : klien berasal dari keluarga yang miskin. Klien tinggal serumah dengan ibunya dan keduanya tidak bekerja serta tidak mempunyai penghasilan yang tetap.

Menurut klien : saat ditanya tentang penghasilannya klien hanya diam dan mengatakan dirinya berasal dari keluarga miskin, oleh karena itu harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.

7. Masalah dengan pelayanan kesehatan tidak ada masalah.

(21)

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

Klien mengalami kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa koping serta faktor pencetus terjadinya kekambuhan penyakit, hal ini terbukti dengan saat ditanya kenapa Nasikah harus dirawat disini ? Ny. N tak menjawab.

Masalah keperawatan : Kerusakan interaksi sosial : menarik diri XII. ASPEK MEDIS

Diagnosa medis : F20.10 (Schizofrenik hebefrenik berkelanjutan) Terapi medis : - CPZ 2 x 5 mg/ hari

- Haloperidol 2 x 100 mg/ hari

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Resti perilaku kekerasan

2. Berduka disfungsional 3. Isolasi sosial : menarik diri 4. Ansietas

5. Kerusakan komunikasi verbal

6. Gangguan proses pikir : arus dan isi pikir 7. Regimen terauprtik inefektif

8. Defisit perawatan diri : berpakaian dan berhias 9. Gangguan identitas pribadi

(22)

ANALISA DATA

Nama : Ny. N Umur : 30 tahun

TGL DATA PENUNJANG MASALAH

KEPERAWATAN 10-1-05 DS :

 Klien mengatakan lebih suka menyendiri daripada bergaul dengan orang lain. Klien mengatakan waktu di rumah, jarang bergaul dengan tetangganya karena tetangganya adalah orang yang kaya serta rumahnya mewah dan pagarnya tinggi – tinggi

 Klien mengatakan orang yang paling dekat adalah ibunya .

 Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan / organisasi di lingkungannya misalnya PKK, pengajian, dll. Klien mengatakan malas untuk megikuti kegiatan tersebut.

 Ketika dirumah sakit klien mengatakan lebih suka menyendiri serta tidak mengenal dengan teman sekamarnya

DO :

 Nada bicara klien pelan dan lambat

 Klien lebih sering tidur di ruang isolasi daripada di luar.

 Kontak mata kurang

 Klien lebih sering diam ketika ditanyai perawat

 Saat dikaji tentang konsep diri klien diam dan tidak menjawab

DS :

 Klien mengatakan merasa melihat sesuatu.  Saat pengkajian tanggal 10 Januari 2005 :

Isolasi sosial : menarik diri.

Resiko Perubahan sensori persepsi : halusinasi penglihatan

(23)

Ketika ditanya apakah klien mendengar, melihat, atau merasa ada yang mengejar, klien mengatakan tidak.

DS :

 Klien mengatakan lebih suka menyendiri daripada bergaul dengan orang lain.

 Klien mengatakan waktu di rumah, jarang bergaul dengan tetangganya karena tetangganya adalah orang yang kaya serta rumahnya mewah dan pagarnya tinggi – tinggi DO :

 Klien lebih sering tidur di ruang isolasi daripada di luar.

 Isi pikir : Rendah diri. Saat diajak ngobrol di luar ruang isolasi,klien selalu ingin segera kembali ke ruang isolasi (klien tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain).

 Klien menolak jika diajak bergabung dengan pasien lain misalnya nonton tv bersama.  Saat wawancara klien lebih sering menunduk

dan kontak mata kurang. DS :

-DO :

 Afek / emosi : Tumpul, Saat ditanya 3-4 kali pertanyaan yang sama klien baru menjawab,ekspresi wajah klien tampak murung.

 Saat wawancara : Selama berkomunikasi dan berinteraksi dengan perawat, kontak mata klien kurang, klien tampak lebih sering menunduk pada saat berbicara, nada bicara pelan dan lambat.

DS : -DO :

* Arus pikir

Bloking, ini terbukti klien menjawab pertanyaan dengan satu kalimat lalu tiba tiba diam tanpa sebab yang jelas,kemudian klien melanjut pembicaraan lagi.

* Isi pikir :

 Isolasi sosial.saat diajak berkenalan dengan perawat lain klien menolak dan ketika ditanya apa klien kenal dengan klien lain yang satu ruang dengan klien diruang isolasi klien menjawab tidak kenal

Harga diri rendah

Kerusakan komunikasi verbal

(24)

 Rendah diri. Saat diajak berbica klien selalu ingin segera kembali ke ruang isolasi

* Memori :

Klien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek. Terbukti pada saat ditanya sudah berapa lama klien ditempatkan diruang isolasi ?, klien tidak menjawab tidak tahu.

POHON MASALAH

Resti perilaku kekerasan

Defisit Perawatan Diri Resiko Perubahan sensori persepsi : Kerusakan komunikasi verbal Halusinasi

Penurunan kemampuan Isolasi Sosial : Perubahan proses pikir Dan motivasi merawat diri menarik diri

( Core Problem ) Gangguan Konsep Diri :

Harga Diri Rendah Koping Individu tak efektif

Faktor presdisposisi Faktor presipitasi

-Koping individu inefektif - Koping individu tak efektif -Riwayat penyakit jiwa pada masa lalu - biologi

-Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan -Kepribaadian Klien adalah Introvert

(25)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko Perubahan sensori persepsi : Halusinasi berhubungan dengan Isolasi sosial : menarik diri

2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan Harga Diri Rendah 3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Intoleransi Aktivitas 4. Kerusakan Komuniokasi Verbal berhubungan dengan menarik diri

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny. N Ruangan :Anyelir No RM : 057793 NO DX TGL &JAM TINDAKAN EVALUASI 1 10-1-05 09.00 TUK I

Membina hubunga saling percaya dengan klien

1. Memberi salam pada klien “selamat pagi, mbak”

2. Memperkenalkan diri dengan sopan sambil berjabat tangan “perkenalkan nama saya Harditioyo Fajarsiwi bisa dipanggila fajar saya

mahasiswa dari Akper Malang nama mbak siapa dan senang dipanggil siapa?”

3. Menjelaskan tujuan pertemuan dan kontrak yang akan dibuat “mbak, mulai hari ini saya akan merawat mbak selama 2 minggu. Mbak bisa

menceritakan masalah yang mbak hadapi kepada saya, mungkin saya bisa membantu bagaiman kalau hari ini kita bercakap-cakap mengenai penyebab mbak sering menyendiri dan tidak suka bergabung dengan yang lain. Bagaimana kalau sekitar 15 menit dan tempatnya disini saja?”

4. melakukan kontak singkat tapi S :

- “Nama saya N”

- “ Alamat saya Lumajang" O :

- Klien terlihat ketakutan saat diajak bicara dengan perawat. - Klien bicara lambat dan pelan. - Bicara klien lambat (klien baru

menjawab pertanyaan setelah diulang beberapa kali)

- Klien terlihat selalu ingin meninggalkan tempat ngobrol. A :TUK I tercapai sebagian P : ulangi TUK I

(26)

1 11-1-05

sering

5. menunjukkan sikap empatidan menerima klien apa adanya TUK I

Membina hubunga saling percaya dengan klien

1. Memberi salam pada klien “selamat pagi, mbak N” 2. Memperkenalkan diri dengan

sopan sambil berjabat tangan “Masih ingat dengan saya, perkenalkan nama saya Harditioyo Fajarsiwi bisa dipanggil fajar”

S :

- “Selamat pagi”

- “ Nama saya N asal dari lumajang

O :

- Saat ditanya apakah ingat dengan nama perawat klien hanya diam saja dan saat ditanya apakah klien lupa klien mengangguk.

- Klien terlihat murung IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny. S Ruangan : Flamboyan No RM : 057826 NO

DX &JAMTGL TINDAKAN EVALUASI

1 12-1-05

3. Menjelaskan tujuan pertemuan dan kontrak yang akan dibuat “Mbak, seperui yang sudah katakan kemarin dalam 2 minggu ini saya akan merawat mbak. Mbak bisa menceritakan masalah yang mbak hadapi kepada saya, mungkin saya bisa membantu bagaiman kalau hari ini kita bercakap-cakap mengenai penyebab mbak sering menyendiri dan tidak suka bergabung dengan yang lain. Bagaimana kalau sekitar 15 menit dan tempatnya disini saja?”

4. Melakukan kontak singkat tapi sering

5. Menunjukkan sikap empatidan menerima klien apa adanya TUK I

Membina hubungan saling percaya pada klien dengan menngunakan teknik komunikasi terapeutik.

1. Menyapa klien dengan ramah.

- Kontak mata kosong. - Saat ditanya klien baru bisa

menjawabn pertanyaan setelah pertanyaan diulang 3-4 kali. - Klien bicara lirih dam lambat A: TUK I tercapai sebagian P : Ulangi TUK I

S :

- “Selamat pagi “

- “Ya saya ingat namanya fajar” - “Dirumah saya jarang bergaul dengan tetangga”

- “ Rumah tetangga saya besar-besar dan temboknya tinggi”

(27)

14-1-05 10.00

“ Selamat pagi mbak “N” bagaimana kabar mbak hari ini?

2. memperkenalkan diri kembali denan klien.

“Bagaimana masih ingat dengan saya atau tidak?” “Iya betul sekali nama saya Fajar”

3. menjelaskan kembali tujuan pertemuan dan kontrak yang akan dibuat

“ Sekarang kan kita sudah saling kenal, kalau ada masalah mbak bisa bercerita dengan saya, mungkin saya bisa membantu, bagaimana kalau hari ini kita

berbincang-bincang mengenai mengapa mbak sering menyendiri bagaimana apa mbak mau, atau topik yang laiun terserah mbak 4. melakukan kontak sedikit

tapi sering.

5. Mengkaji perilaku menarik diri pada klien

TUK II

1. Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.

“mbak sudah berapa lama berada disini? Saya lihat mbak sering menyendiri dan tidak mau bergabung dengan yang lain, kenapa? Apakah mbak sudah kenal dengan teman-teman yang ada disini?

2. Memberikan kesempatan pada klien untuk nmengungkapkan perasaannya

“mbak, kita kan sudah saling kenal, jika mbak ada masalah tidak apa-apa kalau mbak mau bercerita dengan saya mbak mau kan?”

3. Memberikan pujian terhadap kemampuan klien

mengungkapkan perasaannya “Ya tidak apa-apa kalau hari ini

- “ Saya dirumah marah-marah dan bicara sendiri (ngelantur) O:

- Klien menoleh saat perawat menghampirinya.

- Klien dapat menyebutkan nama perawat dengan benar meski dengan waktu yang lama dan suara yang kecil

- Saat menjawab pertanyaan perawat klien bicara dengan lambat dan pelan (terpotong potong tapi masih

berhubungan)

- klien mau berjabat tangan. - Kontak mata ada dan

kadang-kadang menunduk A : TUK I tercapai klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat. P : Lanjutkan ke TUK II (tetap

validasi TUK I)

S: - “Tidak” O:

- Saat diberikan pertanyaan klien hanya diam tidak menjawab pertanyaan yang diberikan perawat.

- Kontak mata cukup baik hanya sesekali klien menunduk.

- klien terlihat ingin meninggalkan perawat dan kembali ke ruang isolasi. A :TUK II tercapai

Klien dapat mengungkapkan perasaannya tentang penyebab menarik diri

(28)

masih tidak ingin bercerita dengan saya mengkin besok ya kita cerita-cerita lagi, gimana apa mbak mau?

TUK III

1. Mengkaji pengetahuan klien tentang manfaat hubungan dengan orang lain.

“ Menurut ibu apa keuntungan berhubungan dengan orang lain?”

2.Memberikan kesempatan pada klien untukmengungkapkan perasaannya.

3.Mendiskusikan bersama klien manfaat bergaul dengan orang lain.

“Jika ibu mau bergaul dengan orang lain, ibu bisa bercerita tentang masalah ibu, sehingga beban yang ibu rasakan akan sedikit berkurang.”

TUK VI

1. Membina hubungan saling percaya dengan keluarga a. salam dan perkenalkan diri

“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya agustin, mahasiswa dari akper malang. Saya disini akan merawat anak bapak selama dua minggu”

b. menjelaskan tujuan pertemuan “begini pak, tujuan saya menemui bapak karena saya ingin tahu permasalahan anak bapak, barangkali saya bisa bantu anak bapak”

c. menjelaskan kontrak yang akan dibuat

“bagaimana kalau kita

berbincang-bincang mengenai penyebab dan perilaku anak bapak yang suka menyendiri di rumah?”

S : -O :

- klien hanya diam saat ditanya manfaat berhubungan dengan orang lain.

- proses pikir Arus :

- Afek / emosi tumpul

S :

- keluarga menjawab salam :selamat pagi”

- keluarga mengatakan : “saya akan berusaha menceritakan keadaan anak saya kepada mbak” “sebernarnya anak saya mulai sering marah-marah dan menyendiri terus sejak dia ditinggal oleh suaminya yang saat itu usia perkawinannya memasuki 6 bulan, sejak saat itu anak saya mulai senang melamun dan menyendiri di dalam kamar. Bila disuruh makan tidak mau dan wajahnya sedih terus seperti yang mbak katakan tdi” “maka dari itu saya langsung membawa anak saya kemari karena saya takut keadaannya semakin bertambah parah”

(29)

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny. S Ruangan : Flamboyan No RM : 057826 NO DX TGL &JAM TINDAKAN EVALUASI 2. mendiskusikan dengan keluarga tentang : a perilaku menarik diri

“sekarang saya akan menjelaskan pada bapak tentang gejala orang menarik diri, diantaranya: aktivitas menurun, suka menyendiri, tidak mau / sukar berhubungan dengan orang lain, bicaranya pelan dan lambat, cuek terhadap lingkungan, ekspresi wajah murung, dll. Nah apakah anak bapak memiliki gejala yang saya sebutkan tadi?”

b. penyebab menarik diri

“menurut bapak, kira-kira apa yang menyebabkan anak bapak seperti itu?”

c. akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak segera ditangani? Begini ya pak, jika mbak S menyendiri terus, nanti ditakutkan akan terjadi halusinasi lihat / dengar yaitu anak bapak akan melihat atau mendengar sesuatu dimana orang lain tidak melihat / mendengarnya”

d. cara keluarga menghadapi klien menarik diri

“jika anak bapak suka menyendiri sebaiknya dia diajak aktivitas atau diajak ngobrol agar tidak terjadi halusinasi seperti yang saya jelaskan tadi”

3. menganjurkan pada keluarga agar tetap memberikan

dukungan pada klien dan tetap menjenguk klien. “demi kesembuhan anak bapak sebaiknya dia tetap diberi motivasi untuk sembuh”

O :

- ekspresi wajah keluarga (ayah klien) bersahabat

- keluarga dapat menceritakan / menjawab pertanyaan yang diajukan perawat (mahasiswa) - keluarga sanggup untuk tetap

menjenguk klien 2 minggu sekali

A :

TUK VI tercapai

Keluarga dapat membinja hubungan saling percaya dengan perawat (mahasiswa) dan klien mendapat dukungan dari keluarga

P :lanjutkan ke TUK V

(30)

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny. S Ruangan : Flamboyan No RM : 057826 NO DX TGL &JAM TINDAKAN EVALUASI 2 1 13-12-04 11.00 15-12-04 08.30 TUK II

1. mendiskusikan dengan klien kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

“menurut mbak, kemampuan apa saja yang mbak miliki/bisa lakukan selama di rumah? misalnya memasak, menyapu, mencuci menjahit, atau yang lain”

2. memberikan reinforcement atas kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

“bagus sekali mbak, mbak bisa menyebutkan kemampuan yang mbak miliki selama dirumah”

TUK III

1. mengkaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

“menurut mbak, apasih keuntungannya jika mbak mau berkenalan/bergaul dengan orang lain?

2. memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

3. mendiskusikan dengan klien manfaat bergaul dengan orang lain

“jika mbak mau berhubungan dengan orang lain, maka jika ada masalah mbak bisa

menceritakan masalah tersebut pada orang lain sehingga beban yang mbak rasakan akan sedikit berkurang

S :

- klien dapat menyebutkan kemampuan yang dimilikinya “sebenarnya kerika dirumah saya bisa memasak, berbelanja, mencuci, mengepel, dan saya juga suka main bulutangkis” O :

- klien bercerita dengan nada pelan dan klien tampak malu-malu

- kadang-kadang klien masih menunduk saat berbicara - klien dapat tersenyum A :

TUK II tercapai

Klien dapat menyebutkan kemampuan / aspek positif yang dimiliki

P : lanjutkan TUK III S :

- klien menjawab “iya saya senang dengan ibu R karena dia baik sekali, mau bicara dan berteman dengan saya sehingga saya punya teman untuk ngobrol”

O :

- kontak mata ada - klien dapat tersenyum

- nada bicara klien masih pelan A :

TUK tercapai

Klien dapat menyebutkan manfaat berhubungan dengan orang lain

P :lanjutkan TUK IV

(31)

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny. S Ruangan : Flamboyan No RM : 057826 NO DX TGL &JAM TINDAKAN EVALUASI 1 2 15-12-04 10.00 15-12-04 TUK IV

1. melakukan interaksi dengan klien secara sering dan singkat 2. memotivasi klien untuk

berkenalan dengan teman yang lain

3. meningkatkan interaksi klien secara bertahap

“mbak S sudah kenal dengan teman yang lain?

“Kalau begitu perkenalkan nama mbak S kepada teman lainnya

“saya minta tolong, coba sebutkan lagi nama mbak?

TUK III

1. mendiskusikan dengan klien kegiatan yang bisa dilakukan klien di RS

“ini daftar kemampuan yang kemarin mbak S sebutkan : menyapu, mengepel ruangan, mencuci piring dan baju” nah dari kegiatan yang telah mbak catat tadi, yang mana yang kira-kira mbak S dapat

melakukan kegiatan tersebut di RS?

2. menurut mbak, kegiatan tersebut dapat dilakukan atau tidak dapat dilakukan di RS” 3. kalau kegiatan tersenut

dilakukan di RS, sebaiknya mulai sekarang dilatih sedikit demi sedikit ya..!”

S :

- klien mengatakan “nama saya SM dan saya senang dipanggil SM”

O :

- klien belum mau berjabat tangan

- nada bicara masih pelan - klien tampak malu-malu

menyebutkan namanya A :

TUK IV belum tercapai

Klien belum mampu melakukan hubungan sosial secara bertahap

P :ulangi TUK IV S :

- klien mengatakan “kalau disini saya bisa melakukan kegiatan seperti menyapu, mencuci alat-alat makan dan mengepel” O :

- klien dapat menyebutkan kegiatan / kemampuan yang dapat di lakukan di RS - klien dapat sedikit berbicara

lancar

- klien tampak tersenyum A :

TUK III tercapai

Klien dapat memberikan penilaian terhadap

kemampuan yang dapat dilakukannya

P :lanjutkan TUK IV

(32)

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama : Ny. S Ruangan : Flamboyan No RM : 057826 NO DX TGL &JAM TINDAKAN EVALUASI 1 1 17-12-04 08.00 17-12-04 10.00 TUK IV

1. melakukan interaksi dengan klien secara singkat dan sering 2. tetap memotivasi klien untuk

berkenalan dengan teman yang lain

3. membantu klien tetap

berhubungan dengan yang lain secara bertahap

“ selamat pagi mbak S, bagaimana kabarnya hari ini, apakah semalam bisa tidur?” “sekarang bagaimana kalau sekarang mbak mencoba berkenalan dengan yang lain pertama perkenalakan nama mbak, terlebih dahulu sambil berjabat tangan lalu teman mbak tersebut akan

menyebutkkan namanya” 4. memberikan reinforecment

positif atas keberhasilan yang telah dilakukan “bagus mbak sekarang sudah bisa

menyebutkkan dan kenal dengan teman-teman yang ada disini”

TUK V

1. mendorong klien untuk emngungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain

“bagaimana perasaan mbak S setelah berkenalan dengan orang lain. Apakah mbak merasa senang atau malah sedih”

2. memberikan reinforcement positif atas keberhasilan yang dilakukan

“mbak S akan lebih pintar lagi kalo banyak teman”

S :

- klien menjawab salam “selamat pagi, khabar saya baik dan semalam saya bisa tidur” “nama saya S, saya berasal dari surabaya”

O :

- klien mau berkenalan dan berjabat tangan dengan Ny. B - klien dapat menyebutkan

nama-nama temen yang sudah

dikenalnya yaitu Ny. D, M, S, T - klien mau tersenyum

- kontak mata ada A :

TUK IV tercapai

Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap

P :lanjutkan ke TUK V

S :

- klien mengatakan

“saya sekarang senang kenal dengan ibu B karena

sebelumnya saya takut padanya”

O :

- kontak mata ada - ekspresi wajah senang A :

TUK V tercapai klien dpt mngungkapkn perasaan setelah brhubngn dgn orang lain

P :lanjutkan TUK lain IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

(33)

Nama : Ny. S Ruangan : Flamboyan No RM : 057826 NO DX TGL &JAM TINDAKAN EVALUASI 2 2 17-12-04 12.00 18-12-04 07.15 TUK IV

1. Membantu klien menentukan kegiatan di RS

“mbak, kemarin mbak menyebutkan kemampuan yang dapat dilakukan di RS. Nah mumpung sekarang sudah waktunya makan siang dan waktunya untuk menyapu, bagaimana kalau sekarang mbak S melatih kegiatan tersebut?”

2. Tetap memotivasi klien untuk dapat melatih kemampuan yang dimiliki

“ayo mbak, kita lakukan bersama-sama, katanya mbak S dapat melakukannya”

TUK IV

1. memberikan dukungan pada klien untuk tetap melakukan kegiatan sesuai

kemampuannya

“mbak, agar mbak punya aktivitas dan tidak tiduran terus, bagaimana kalau sekarang mbak membantu perawat yang ada di sini untuk membersihkan ruangan

(menyapu)” “ayo mbak, mbak S kok malah tiduran terus, apakah mbak saat ini sedang sakit?”

S :

- klien mengatakan “nggak mau mbak”

O :

- klien kembali ke tempat tidur setelah makan siang

- klien tidak mau diajak menyapu - klien menggelengkan

kepalanya A :

- TUK IV belum tercapai

klien belum mampu melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

P: ulangi TUK IV

S : -O :

- klien tidak mau diajak membersihkan ruangan

- klien terdiam dan tiduran diatas tempat tidur

- klien tidak bicara apa-apa A :

- TUK IV belum tercapai

Klien tidak mampu melakukan kegiatan sesuai kemampuannya P :ulangi TUK IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

(34)

Nama : Ny. S Ruangan : Flamboyan No RM : 057826 NO DX TGL &JAM TINDAKAN EVALUASI 2 2 20-12-04 12.00 21-12-04 08.30 TUK IV

1. memotivasi klien untuk melakukan kegiatan dengan kemampuannya yang lain “ mbak S, jika mbak S tidak

mau menyapu, bagaiman kalau sekarang mbak S menepel lantai saja

2. memberikan reinforecement positif atas keberhasilan klien “wah, bagus sekali mbak,

sekarang mbak S sudah bisa melakukan kegiatan sesuai kemampuan mbak. Bagaimana kalau kegiatan ini terus mbak lakukan di RS agar nanti di rumah sudah lancar?” TUK V

1. memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan lain

“nah, kemarin mbak S sudah bisa mengepel lantai, sekarang mbak S bisa melakukan

apalagi?” “apakah mbak sudah bisa merapikan tempat tidur sendiri setelah bangun tidur? Kalau sudah bisa ayo

dipraktekkan, ikuti saya ya..!” 2. mendiskusikan jadwal kegiatan

harian atas kegiatan yang telah dilakukan

“bagaimana kalau mbak S setiap hari merapikan tempat tidur sebagai jadwal harian mbak S?”

S :

- klien mengatakan bisa O :

- klientidak mau mengikuti instruksi dari perawat - klien duduk diruang makan - ekspresi wajah tampak murung A :

- TUK V tidak tercapai

klien belum mampu melakukan kegiatan secara mandiri

P :ulangi TUK V

S : klien mengatakan “bisa” O :

- klien tidak mau mengikuti instruksi dari perawat - klien duduk di ruang makan - ekspresi wajah tampak murung A :

- TUK V tidak tercapai klien belum mampu melakukan kegiatan secaa mandiri

P :ulangi TUK V

(35)

A. PENGKAJIAN

Pada pengkajian Ny. N, didapatkan data-data yang sesuai dengan tinjauan teori yaitu ditemukan tanda-tanda pada klien menarik diri diantara adalah respon kurang spontan, ekspresi wajah kurang berseri, tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri. Komunikasi verbal menurun, menyendiri, aktivitas menurun, kurang energi dan harga diri rendah. Sementara tanda-tanda yang tidak dijumpai pada klien adalah retensi urine dan feces, dan pemasukan makanan dan minuman yang terganggu.

Untuk pengkajian faktor predisposisi dan presipitasi pada Ny. N terdapat kesesuaian antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus yaitu pada tinjauan teori faktor predisposisinya adalah berasal dari faktor perkembangan, biologis dan sosial budaya. Dan pada kasus ditemukan adanya

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut tinjauan teori Diagnosa Keperawatan yang sering muncul pada klien dengan menarik diri adalah :

2. Resiko perubahan sensori persepsi : halisinasi berhubungan dengan menarik diri 3. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Sedangkan Diagnosa Keperawatan yang muncul pada tinjauan ksus adalah lima diagnosa, dua diagnosa diantaranya sesuai dengan tinjauan teori sementara diagnosa yang lain adalah diagnosa baru yaitu :

1. resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar

2. gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan interaksi sosial : MD 3. gangguan konsep diri : HDR berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif,

koping individu tidak efektif, respon pasca trauma : keputusasaan C. PERENCANAAN

Pada perencanaan tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus. Semua intervensi yang ada sudah sesuai dengan tinjauan teori.

(36)

Pada implementasi, tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan intervensi yang ada dan pelaksanaannya juga disesuaikan dengan situasi, kondisi serta kemampuan klien. E. EVALUASI

Evaluasi dilakukan secara formatif dengan melihat respon yang ada pada klien dan didapatkan hasil :

1. perilaku klien berubah secara bertahap 2. kontak mata sering

3. klien dapat memulai percakapan

4. klien mampu mengambil keputusan dan mengemukakan pendapat sehinga harga diri dan ras percaya diri klien meningkat.

(37)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam asuhan keperawatan yang dilakukan selama praktek keperawatan di Ruang Flamboyan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, masalah yang muncul pada Ny SM adalah kerusakan interaksi sosial : menarik diri

Dari sini dapat disimpulkan bahwa perawatan psikiatri adalah merupakan usaha untuk menolong klien untuk dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang berguna dn mandiri. Hal ini dapat dicampur melalui komunikasi dan pendekatan yang baik untuk menolong klien agar dapat menerima dirinya, memperbaiki hubungan dengan orang lain, dan megusahakan agar klien dapat mandiri.

Dalam perawatan dititik beratkan pada jiwanya disamping juga fisiknya. Partisipasi keluarga juga berperan di dalamnya. Partisipasi keluarga dan pengobatan yang teratur sangat penting dalam menunjang kesembuhan klien dan mencegah kekambuhan penyakit.

B. Saran – saran 1. Kepada klien

a. mau mentaati peraturan RS dan peraturan ruangan b. mau menjalani terapi pengobatan yang baik dan rutin c. melakukan aktivitas sesuai kemampuan

d. terapi interaksi dengan petugas dan klien lain 2. Untuk perawat

a. dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien hendaknya harus kemprehensif

b. melaksanakan perawatan secara teliti, cepat tepat, terpadu dengan upaya pengobatan, pencegahan, pemulihan dan peningkatan kesehatan.

c. menjalin komunikasi yang baik dengan klien

d. mengikuti klien dalam kegiatan di rumah sakit antara lain menyapu, mengepel, mencuci tempat makan sendiri

3. Untuk keluarga

a. mau menerima klien apa adanya atau tidak membedakan satu sama lainnya b. menyempatkan waktu untuk mengunjungi klien secara rutin

(38)

d. membawa klien tepat waktu dan mengingatkan klien bila lupa minum obat 4. Untuk masyarakat

a. Dapat menerima kembali klien apa adanya sebagai anggota masyarakat b. Memberikan kesempatan kerja pada klien sesuai kemampuannya

Demikian kesimpulan dan saran kami, semoga berguna bagi klien, perawat/ petugas kesehatan, keluarga, dan masyarakat serta dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang optimal.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. 1999. Kumpulan Makalah Keperawatan Jiwa. Tidak di publikasikan.

Stuart. G.W. dan Sundeen. Sj. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC Townsend. M.C. 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi 3. Jakarta : EGC

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan pengambilan contoh, Petugas Karantina Tumbuhan harus mengisi Laporan Pengambilan Contoh sesuai dengan format laporan pada Form 1 Laporan Pengambilan

Materinya adalah konsep ilmu dalam al-qur’an, pendidikan bagi anak-anak belanda dan pribumi, hubungan Kristen Islam sejak dahulu hingga kini, fungsi-fungsi pendidikan

[r]

Setelah itu menurut [9] menyatakan bahwa dia mencoba beberapa segiempat seperti persegi, belah ketupat, persegi panjang, jajaran genjang dengan Teorema Van Aubel

Dimana sebuah sesi pemotretan, interaksi diantara fotografer dan modelnya menjadi penting karena ide, konsep dan gagasan untuk menciptakan sebuah karya foto disampaikan

Cooperative Learning yaitu pembelajaran yang mengarahkan anak untuk saling bekerja sama secara terarah dengan teman kelompoknya, guna tercapai pembelajaran yang efektif

kredit dengan persentase yang lebih tinggi dibanding persentase peningkatan total2. aset, sehingga peningkatan pendapatan lebih besar daripada peningkatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Experiential Marketing terhadap Kepuasan Pelanggan yang berdampak pada Loyalitas Pelanggan di Bagoes Music Studio Sidoarjo.