• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF SISWA SMP

T. Lubis, T.R. Ramalis2, A. Danawan2

Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia

taufik.lubis@student.upi.edu

ABSTRAK

Studi Internasional yaitu TIMSS pada tahun 2011 yang diadakan oleh IEA menyatakan kemampuan kognitif Indonesia berada dibawah rata-rata. Kemudian, kemampuan berpikir kreatif siswa disekolah belum terbiasa dilakukan. Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, menyatakan bahwa proyek merupakan salah satu penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks), yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMPN Bandung kelas VII. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan profil kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran dengan strategi penugasan proyek pada siswa SMP. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre experiment dengan desain penelitian one group

pretest-post test design. Peningkatan penguasaan konsep dilihat dari skor pre test dan skor post test dengan menggunakan nilai gain yang dinormalisasi. Profil kemampuan berpikir kreatif

siswa diperoleh melalui tes dan pengerjaan proyek. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai gain dinormalisasi untuk peningkatan penguasaan konsep C1 sebesar 0.46 dengan kategori sedang, C2 sebesar 0.38 dengan kateogori sedang, C3 sebesar 0.57 dengan kategori sedang, dan C4 sebesar 0.01 dengan kategori rendah. Rata-rata profil kemampuan berpikir kreatif melalui tes adalah sebesar 72.22% dengan kategori tinggi dan rata-rata profil kelompok kemampuan berpikir kreatif melalui non tes adalah sebesar 62.56% dengan kategori tinggi.

(2)

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Application Of Project Task Strategy to Know Enhance Progress in Concept and Creative Thingking Skills Profile of Physics Students at Junior High School

ABSTRACT

TIMSS International study in 2011 conducted by IEA stated that Indonesian cognitive capability under the average range. Then student creativity thingking ability in school is not usually do. Permendikbud number 66 year 2013 about scoring standard, stated that project is one of the ways to grade skill attitude, knowledge and competence. Project is exercises of study (learning task), that include contruction activity, program, and written or oral result in specific time range. This research conducted in one of Junior High School in Bandung grade VII. This research aims to know the increase progress of student in concept and to know profile about creativity thinking ability after project exercise or task strategy learning proses for junior high school student. The method conducted in this research is pre experiment with “one group pretest-post test design”. The progress of concept comprehension can be seen from pre test score and post test score.by using normalized gain score. Profile ability of student creativity thingking got through a test and project activity. Based on the research that have been conducted, we can get the gain score to increase concept comprehension.C1 is 0.46 in medium category, C2 is 0.38 in medium category, C3 is 0.57 in medium category and C4 is 0.01 in low category. Ability profile of creative thinking skill for fluency aspect is 65.64% (high), flexibility aspect is 73.01% (high), originality aspect is 51.05 % (low), and elaboration aspect is 69.29% (high).

(3)

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Penguasaan Konsep ... 8

B. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 14

C. Strategi Penugasan Proyek ... 18

D. Kaitan Penguasaan Konsep, Kemampuan Berpikir Kreatif, dan Strategi Penugasan Proyek ... 21

E. Penelitian yang Relevan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Metode dan Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

(4)

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Analisis Data ... 30

G. Pelaksanaan Penelitian ... 36

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Temuan ... 37

1. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru dan Siswa ... 37

2. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 39

3. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 42

B. Pembahasan ... 44

1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 44

2. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 45

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 52

A. Simpulan ... 52

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Taksonomi Anderson dan Krathwohl ... 9

Tabel 3.1 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 30

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi ... 31

Tabel 3.3 Interpretasi Kemampuan Berpikir Kreatif ... 32

Tabel 3.4 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen ... 33

Tabel 3.5 Interpretasi Reabilitas Butir Soal ... 34

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran ... 34

Tabel 3.7 Jadwal penelitian ... 36

Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 38

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Pre-test dan Skor Post-test Penguasaan Konsep Siswa ... 40

Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 42

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembelajaran dengan Strategi Penugasan Proyek ... 23

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Penelitian ... 29

Gambar 3.2 Sebaran Validitas dan Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba ... 35

Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 37

Gambar 4.2 Diagram Batang Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... 40

Gambar 4.3 Diagram Batang Kemampuan Siswa Melalui Tes ... 43

(7)

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP

A.2 LKS

B. Instrumen Penelitian

B.1 Kisi-kisi Tes Penguasaan Konsep

B.2 Tes Penguasaan Konsep

B.3 Kunci Jawaban Tes Penguasaan Konsep

B.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

B.5 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

B.6 Kisi-Kisi Penilaian Proyek

B.7 Lembar Penilaian Proyek

B.8 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

B.9 Hasil Uji Coba Instrumen

C. Hasil Pengolahan Data

C.1 Pre Test dan Post Test Penguasaan Konsep

C.2 Rekapitulasi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif

C.3 Lembar Keterlaksanaan

D. Administrasi Penelitian

D.1 Surat Izin Melakukan Penelitian

D.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

D.3 Lembar Ketersedian Judgement Instrumen

(8)

1 Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan menurut UU No 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.BSNP tahun 2010

menyatakan bahwa Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan

cita-cita bangsa, yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia,

dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia

global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia

yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan

untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dapat diperlukan standar

komepetensi lulusan. Standar tersebut mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan peserta didik yang harus dicapai sesuai dengan jenjang

pendidikannya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

54 Tahun 2013, standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan

bertujuan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar

penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana

dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan tersebut penting dimiliki siswa

yang telah lulus dari setiap jenjangnya. Senada dengan Endyah (dalam bukunya

Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif, 2012) dewasa ini kita menghadapi

beberapa kecenderungan yang telah dan akan mempengaruhi proses pembangunan

bangsa dan Negara. Pertama, makin dirasakan perlunya orientasi nilai tambah

dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional dan pertumbuhan ekonomi.

Kedua adalah transformasi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri

yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, pranata sosial serta pergeseran dan

bahkan benturan system nilai yang melekat pada budaya agraris dan budaya

industri. Kedua kecenderungan tersebut dapat diatasi dengan keunggulan kualitas

(9)

Yannis dkk (2012) menyatakan bahwa kreativitas semakin dianggap

kemampuan yang penting untuk menghadapi masa depan. Kemudian

Csikszentmihalyi (dalam Yanis, 2012) menyatakan bahwa “our future is now

closely tied to human creativity”, yang berarti bahwa masa depan kita bergantung dengan kreativitas manusia. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Liliasari (2011)

yang menyatakan bahwa adanya tuntutan era globalisasi yang semakin maju dan

kompleks, proses pendidikan sains harus mempersiapkan peserta didik yang

berkualitas.

Berpikir kritis maupun berpikir kreatif merupakan hal penting yang harus

dimiliki peserta didik untuk menghadapi masa yang akan datang. Menurut Career

Center Maine Department of Labor 2004 (dalam, Mahmudi) kreativitas atau

berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dituntut oleh dunia kerja saat ini.

Karakteristik yang dikehendaki dunia kerja saat ini adalah (1) mempunyai

kepercayaan diri, (2) mempunyai motivasi untuk berprestasi, (3) menguasai

keterampilan dasar seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan

melek computer, (4) menguasai keterampilan berpikir, seperti berpikir kreatif, dan

(5) menguasai keterampilan interpersonal.

Selain dari itu, tuntutan kepada institusi pendidikan untuk mempersiapkan

lulusannya agar mampu mengembangkan kreativitasnya semakin mengemuka, hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh United States Department of Labor

(dalam Mahmudi.) yang mengharapkan agar institusi pendidikan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui

aktivitas pemecahan masalah kreatif terkait masalah nyata. Kemudian McBeath

dalam (dalam Mahmudi) secara tegas juga mengatakan bahwa hendaknya institusi

pendidikan menekankan pada penguasaan siswa mengenai berbagai keterampilan

berpikir seperti berpikir kritis, berpikir kreatif, dan kemampuan pemecahan

masalah.

Kreativitas bermanfaat bagi orang yang hidup dalam suatu masa dimana ilmu

pengetahuan berkembang sangat pesat seperti sekarang ini. Seperti yang terdapat

pada buku Munandar (2009, hlm 31), manfaat kreativitas tersebut adalah, pertama

adalah sebagai perwujudan atau aktualisasi diri. Menurut Maslow (dalam

(10)

3

hidup manusia. Kedua, adalah sebagai kemampuan untuk melihat

bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Ketiga, bersibuk diri

secara kreatif dapat memberikan kepuasaan tersendiri terhadap individu. Keempat,

kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas

hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat

dan Negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru,

penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Hal tersebut dapat dicapai dengan sikap,

pemikiran, dan perilaku kreatif yang dipupuk sejak dini.

Indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Guilford (Munandar, 2009)

meliputi fluency, flexibility, originality, dan elaboration. Fluency atau

kemampuan berpikir lancar ditandai dengan perilaku siswa yang mampu

mengajukan berbagai macam pertanyaan, mampu menjawab dengan sejumlah

jawaban bila ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu

masalah dan lancar mengungkapkan gagasannya. Flexibility atau kemampuan

berpikir luwes ditandai dengan perilaku siswa yang mampu memberikan berbagai

macam penafsiran suatu gambar atau masalah, memberikan pertimbangan

terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain, mampu memikirkan

berbagai macam cara yang berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah.

Originality atau kemampuan berpikir orisinal ditandai dengan perilaku siswa yang

mampu mengungkapkan gagasan baru yang orisinal dan suka memberikan

jawaban yang lain dari yang lain (jawaban yang jarang diberikan kebanyakan

orang). Elaboration atau kemampuan berpikir terperinci ditandai dengan perilaku

siswa yang mampu mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci,

mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.

Pengukuran Global Creativity Index (GCI) yang menggunakan tiga aspek

yaitu technology, talent, dan tolerance, menempatkan Indonesia pada ranking 80

dari 82 negara untuk aspek talent. Aspek ini salah satunya mengukur Creative

Class population, yaitu porsi tenaga kerja beberapa sektor atau profesi yang

(11)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita (2011) tentang berpikir

kreatif siswa pada pembuatan mind map, hasil yang didapat menunjukkan bahwa

berpikir kreatif siswa berada pada kategori sedang. Kemudian Rosilawati (dalam

Yuliana, 2008) menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif pada kelas

eksperimen berada pada kategori rendah. Begitu juga dengan penelitian Yuliana

(2008) yang menyatakan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa dalam diskusi

pada konsep pencemaran lingkungan berada pada kategori sangat rendah.

Rendahnya kreativitas siswa dikarenakan banyak faktor, salah satunya

pembelajaran di sekolah yang belum optimal melatih kemampuan berpikir kreatif

siswa. Hal itu sesuai dengan yang diutarakan oleh salah satu guru di salah satu

Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung, bahwa kemampuan berpikir kreatif

siswa belum diketahui dikarenakan dalam pegukurannya memakan waktu yang

lama, kemudian belum ada instrumen yang dapat mengukur kemampuan berpikir

kreatif siswa yang relevan dengan materi yang diajarkan.

Selain berpikir kreatif, penguasaan konsep siswa juga merupakan hal yang

penting dalam pembelajaran. Penguasaan konsep merupakan salah satu indikator

keberhasilan dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut studi Internasional

tentang kemampuan kognitif siswa yaitu TIMSS (Trends in Mathematics and

Science Study) 2011 yang diadakan oleh IEA (International Association for the

Evaluation of Educational Achievement) pada bidang sains menunjukkan

Indonesia memperoleh nilai 406 dimana nilai ini berada di bawah nilai rata-rata

Internasional yaitu 500. Selain dari itu, Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan di salah satu sekolah SMPN Kota Bandung, tingkat penguasaan konsep

siswa rata-rata masih rendah. Hal itu terlihat dari nilai rata-rata kelas ulang harian

dan ujian akhir sekolah. Nilai rata-rata UAS dari tiga kelas diperoleh skor sebesar

55 %. Proses pembelajaran yang berlangsung masih berorientasi pada guru yang

menyampaikan materi, siswa cenderung pasif ketika proses pembelajaran

berlangsung.

Berdasarkan hal diatas, kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep

merupakan aspek yang penting untuk dikembangkan, sehingga diperlukan inovasi

yang berbeda dengan hal sebelumnya dan bertujuan untuk meningkatkan

(12)

5

dalam Liliasari 2009). Adapun srategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

strategi penugasan proyek, dikarenakan berkaitan dengan Permendikbud Nomor

66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, menyatakan bahwa proyek adalah

tugas-tugas belajar (learning tasks), yang meliputi kegiatan perancangan,

pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

Menurut Poedjiati (Sudaryono, 2012 hlm. 89) penugasan proyek dapat

melatih dan mengembangkan peserta didik untuk kreatif dalam memilih,

merancang, dan memanipulasi alat serta bahan sehingga menjadi produk yang

berkaitan dengan topik atau konsep yang sedang dibahas. Maka dari itu melalui

penugasan proyek, kemampuan berpikir kreatif siswa dapat terlatih.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Antuni W dan Erfan P dengan judul

Efektivitas Penerapan Penilaian Proyek (Project Based Assessment) pada

Pembelajaran Kimia Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Ketuntasan

Belajar Kimia Siswa SMA di Sleman menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

prestasi belajar pada kelas yang menggunakan penilaian proyek yaitu sebesar 11.6

%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afifudin (2013) dengan judul Skripsi

Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir kreatif Siswa SMA menyebutkan

bahwa penerapan model pembelajaran fisika berbasis proyek dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor gain yang

dinormalisasi <g> sebesar 0.5 dengan kategori sedang.

Berdasarkan permasalahan teresbut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Strategi Penugasan Proyek untuk

Mengetahui Peningkatan Penguasaan Konsep dan Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimanakah peningkatan

penguasaan konsep dan profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMP setelah

pembelajaran menggunakan strategi penugasan proyek pada materi pemisahan

(13)

1. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi

pemisahan campuran setelah pembelajaran dengan strategi penugasan

proyek ?

2. Bagaimanakah profil kemampuan berpikir kreatif siswa SMP setelah

pembelajaran dengan stategi penugasan proyek ?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran

dengan strategi proyek

2. Mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran

dengan strategi proyek.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Peserta Didik

Memberikan pengalaman dan suasana baru dalam pembelajaran, kemudian

dapat membangkitkan kreativitas siswa terutama kemampuan berpikir kreatif

dalam pembelajaran dengan menggunakan penugasan proyek.

2. Tenaga Pendidik

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa stelah menerapkan pembelajaran dengan

penugasan proyek pada pembelajaran IPA

3. Lembaga Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai masukan guna mendukung tercapainya proses

pembelajaran yang lebih baik.

4. Para Pembaca

Sebagai bahan acuan bagi yang berniat meneliti lebih lanjut pada masalah ini

yang lebih sempurna dari penelitian yang sudah ada, sehingga ilmu pengetahuan

(14)

7

E.Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi penelitian ini terdiri dari lima bab, bab pertama

berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organsasi penelitian.

Bab dua berisi kajian pustaka, yang terdiri dari pemaparan penguasaan konsep,

pemaparan kemampuan berpikir kreatif, pemaparan mengenai strategi proyek dan

didukung oleh penelitian yang relevan. Bab tiga berisi metode dan desain

penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrument penelitian,

presedur penelitian, teknik pengolahan data serta analisis hasil uji coba

instrument. Bab empat pada penelitian ini berisi temuan dan pembahasan serta

(15)

24

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pre-experiment karena masih ada kemungkinan variabel lain berpengaruh terhadap

variabel yang sedang di teliti.

Desain dari penelitian ini adalah one group pretest-post test design, sampel

diberi pre test kemudian diberi perlakuan berupa pembelajran mengunakan

strategi penugasan proyek dan akhirnya sampel diberi post test dan tes

kemampuan berpikir kreatif siswa. Skema desain penelitian ini di gambarkan

dalam bentuk gambar

Keterangan :

O1 = Pre Test

X = Pembelajaran dengan strategi penugasan proyek

O2 = Post Test

O3 = Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu Kelas VII salah satu SMPN

Kota Bandung.

O1 X O2

(16)

25

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 118). Sampel dalam penelitian ini adalah 35

siswa Kelas VII-2. Sampel diambil secara simple random sampling yaitu

pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu.

C. Definisi Operasional

1. Strategi Penugasan Proyek

Strategi penugasan proyek merupakan kegiatan pembelajaran yang disertai

dengan penugasan yang harus diselesaikan dalam periode/ waktu tertentu. Tugas

tersebut berupa kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penyajian suatu

proyek (Arifin, 2009). Keterlaksanaan strategi penugasan proyek diamati oleh

beberapa observer dengan menggunakan lembar observasi, yaitu lembar

keterlaksaanan pembelajaran dengan penugasan proyek oleh guru dan siswa.

2. Peningkatan Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam

memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari. Indikator ketercapaian sesuai dengan indikator

ketercapaian kompetensi materi pemisahan campuran di SMP kelas VII. Ranah

kognitif untuk penguasaan konsep yang digunakan sesuai dengan taksonomi

Anderson dan hanya dibatasi pada ranah kognitif mengingat (C1), memahami

(C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Pembatasan ini dikarenakan

kompetensi dasar pada materi yang diteliti hanya sampai dengan C2 (memahami).

Selain dari itu, keempat aspek kognitif C1, C2, C3, C4 dapat difasilitasi dalam

pembelajaran menggunakan strategi penugasan proyek. Peningkatan penguasaan

konsep pada penelitian ini diukur menggunakan tes tertulis jenis pilihan ganda

sebelum dan setelah pembelajaran. Klasifikasi peningkatan penguasaan konsep

siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> (dalam

Chaerunisa, 2013).

3. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif (dalam Hadi, 2012) adalah kemampuan untuk mengembangkan

(17)

berhubungan dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek

berpikir inovatif dan rasional khususnya dalam mengunakan informasi dan bahan

yang tersedia untuk memunculkan atau menjelaskan dengan perspektif asli

pemikir. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur pada penelitian ini meliputi

empat indikator menurut Guilford (dalam Munandar, 2009) yaitu berpikir lancar

(fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality) dan berpikir

merinci (elaboration).

Profil kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini meliputi profil

kelompok dan individu yang diukur melalui tes dan non tes. Data tes diujikan

kepada siswa setelah semua kegiatan pembelajaran selesai. Sedangkan data non

tes diperoleh selama pengerjaan proyek pembuatan alat penjernih air sederhana.

Penilaian tersebut meliputi proses dan produk. Data tes dan non tes kemudian

dipersentasikan untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

D.Instrumen Penelitian

1. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar keterlaksanaan pembelajaran bertujuan untuk mengukur

keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa maupun oleh guru.

Instrumen ini bersisi daftar aktivitas guru yang dibuat berbentuk rating scale yang

memuat kolom ya dan tidak. Instrumen ini diisi oleh observer dengen memberikan

tanda cek (√) pada kolom keterlaksaan sesuai dengan aktivitas pembelajaran yang

dilakukan oleh guru maupun aktivitas pembelajaran oleh siswa. Instrumen

observasi ini juga dilengkapi dengan kolom keterangan yang bertujuan untuk

mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran.

2. Tes Penguasaan Konsep

Tes ini bersifat objektif dalam bentuk pilihan ganda yang digunakan untuk

mengetahui peningkatan penguasaan konsep setelah pembelajaran menggunakan

strategi penugasan proyek. Tes Penguasaan Konsep diberikan sebelum diberi

perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi pelakuan (post-test). Instrumen untuk

penguasaan konsep ini mencakup ranah kognitif menurut Anderson dari

(18)

27

Penguasaan Konsep diberikan sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah

diberi pelakuan (post-test).

3. Lembar Penilaian Proyek

Lembar ini digunakan untuk mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif

siswa pada kegiatan pengerjaan proyek. Penilaian dilakukan secara kelompok

dengan jumlah siswa tiap kelompok sebanyak 5-6 orang. Lembar penilaian

proyek ini mengukur aspek kemampuan berpikir kreatif siswa mulai dari aspek

berpikir lancar sampai dengan berpikir elaborasi dalam bentuk rubrik skala satu

sampai dengan skala tiga.

4. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

Tes ini dalam bentuk essay yang digunakan untuk mungukur kemampuan

berpikir kreatif siswa setelah pembelajaran menggunakan strategi penugasan

proyek. Tes ini menggunakan tiga aktivitas yaitu bertanya, menerka sebab-akibat,

mengembangkan manfaat suatu benda, dan memperbaiki hasil keluaran dengan

mengacu pada indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Guilford (dalam

Munandar, 2009).

E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini prosedur percobaan dilakukan dalam tiga tahap:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, dilakukan studi pendahuluan ke lapangan dan studi

pendahuluan melalui kajian literatur, dilanjutkan analisis kurikulum terbaru yaitu

kurikulum 2013. Setelah itu, menentukan standar isi mengenai materi yang akan

digunakan dalam penelitian.

Tahap selanjutnya menyusun desain penelitian, menyusun perangkat

pembelajaran, menyusun instrumen penelitian, judgement instrumen, uji coba

instrumen, kemudian revisi instrumen. Setelah instrumen siap digunakan,

dilanjutkan dengan melakukan penelitian ke sekolah.

Instrumen terbagi menjadi dua, yang pertama instrumen untuk mengukur

peningkatan penguasaan konsep dan instrumen kedua digunakan untuk

mengetahui profil kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengujian instrumen

(19)

tingkat kesukaran. Sedangkan instrumen untuk mengetahui kemampuan berpikir

kreatif hanya uji ahli dari dosen yang berkompeten dibidangnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, dilakukan penelitian ke sekolah, dengan instrumen

yang telah dipersiapkan pada tahap persiapan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan

penelitian meliputi pre test, kemudian pembelajaran menggunakan strategi

penugasan proyek diakhiri dengan pemberian post test.

c. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data hasil penelitian meliputi lembar

observasi keterlaksanaan penelitian, hasil pre test dan post test penguasaan

konsep, serta pengolahan data kemampuan berpikir kreatif siswa. Semua data

tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan serta saran dari hasil

penelitian yang telah dilaksanakan.

Jika dibuat menjadi bagan penelitian, maka alur penelitian ini adalah sebagai

(20)

29

Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Penelitian

Uji Coba Instruen

Tahap Pelaksanaan

 Studi Pendahuluan

 Kajian literatur

 Mengkaji kurikulum

 Mengkaji materi pembelajaran

Pembuatan Instrumen Penelitian meliputi: 1. Tes Peguasaan Konsep

2. Tes Kememampuan Berpikir Kreatif 3. Rubrik Penilaian Proyek

Pembuatan Perangkat Pembelajaran meliputi : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Tugas Pengerjaan Proyek

Judgement Instrumen (Validitas Konstruk dan Isi) Identifikasi dan Merumuskan Masalah

Revisi Hasil Judgement

Pre Test

1. Post Test

2. Penilaian kemampuan Berpikir Kreaif Observasi Keterlaksanan

pembelajaran

Pengolahan Data

Kesimpulan

Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan Penilian Proyek

Tahap Persiapan

(21)

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam peneltian ini adalah berupa data lembar

keterlaksanaan pembelajaran, data hasil pre test peguasaan konsep, post test

penguasaan konsep, kemampuan berpikir kreatif melalui tes, serta data

kemampuan berpikir kreatif selama pengerjaan proyek pembuatan alat penjernih

air sederhana.

a. Data Observasi

Data hasil observasi yang diperoleh dari lembar keterlaksanaan pembelajaran

oleh guru dan siswa di analisis dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menjumlahkan kegiatan yang terlaksana dalam setiap pembelajaran

pembelajaran.

2. Menghitung persentase keterlaksanaannya dengan menggunakan rumus:

Tabel 3.1 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan Pembelajaran (%) Interpretasi

0-16 Sangat Kurang

17-37 Kurang

38-58 Sedang

59-79 Baik

80-100 Baik Sekali

(Mundilarto, 2012, hlm. 65)

b. Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsep bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan

konsep mengenai materi yang akan diteliti. Tes ini meliputi pre test dan post test.

Jawaban siswa yang benar akan diberi skor 1(satu) dan jawaban yang salah akan

diberi skor 0 (nol), sehingga dari penskoran tersebut didapat skor yang kemudian

digunakan dalam perhitungan.

Analisis pengingkatan penguasaan konsep siswa dihitung berdasarkan angka

skor pre test dan post test setiap ranah kognitif C1 sampai dengan C4 dengan

(22)

31

( Hake dalam Chaerunisa, 2013)

Keterangan :

Spost : Skor Post Test

Spre : Skor Pre Test

Smax : Skor Maximum

Setelah mendapatkan nilai gain, maka data tersebut ditafsirkan dengan kriteria

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

(Hake, 1998)

c. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Tes kemampuan berpikir kreatif diberikan kepada siswa yang dikerjakan

secara individu. Adapun persamaan yang digunakan untuk pengolahan data tes

kemampuan berpikir kreatif adalah sebagai berikut :

Keterangan :

NP = Nilai Persen Kemampuan Berpikir kreatif yang dicari.

2. Lembar Penilaian Proyek untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif

Selain menggunakan tes tertulis, kemampuan berpikir kreatif siswa juga

diukur menggunakan rubrik penilaian selama pengerjaan proyek pembuatan alat

(23)

persentase jumlah yang memunculkan setiap indikator kemampuan berpikir

kreatif dengan persamaan :

Keterangan :

NP = Nilai Persen Kemampuan Berpikir kreatif yang dicari.

Data NP yang telah diperoleh berdasarkan tes dan non tes kemudian

dikategorikan kedalam kategori kemampuan berpikir kreatif untuk masing-masing

indikator.

Tabel 3.3 Interpretasi Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif

Persentase (%) Kategori

81 – 100 Sangat Tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Sedang

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat rendah

Muhibin Syah (dalam Anggraeni, 2013, hlm 47)

d. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen

1. Validitas

Pengujian validitas instrumen dilakukan secara dua tahap. Pertama validitas

logis dan yang kedua validitas empiris. Validitas logis meliputi validitas isi dan

validitas konstruksi, sedangkan validitas empiris meliputi validitas concurrent dan

validitas prediksi.

Pengujian validitas instrument yang telah disusun dibagi kedalam dua tahapan.

Tahapan pertama yaitu validitas logis. Instrumen tes yang meliputi tes penguasaan

konsep, tes kemampuan berpikir kreatif, dan lembar penilaian proyek dilakukan

uji validitas logis oleh dosen ahli (judgement). Uji validitas ini meliputi konten

dan isi agar instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Setelah tahap uji logis selesai, tahap selanjutnya adalah uji empiris, namun

untuk uji empiris hanya intrumen penguasaan konsep dikarenakan dua

(24)

33

Pengolahan data untuk tes penguasaan konsep adalah menggunakan point

biserial dengan persamaan sebagai berikut :

Keterangan :

Ypbi = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total proporsi

p = proporsi siswa menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p).

Tabel 3.4 Nilai Korelasi dan Interpretasi Validitas Instrumen

Nilai Interpretasi

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2012, hlm. 65)

2. Reliabilitas

Reliabilitas tes merupakan tingkat keajegan suatu tes. Persamaan yang

digunakan untuk reliabilitas pada pengujian instrumen tes penguasaan konsep

adalah sebagai berikut:

, dengan ∑

Dimana :

adalah reliabilitas tes

(25)

adalah varians belahan kedua (2), yaitu varians skor item genap.

adalah varians total yaitu varians skor total

Tabel 3.5 Interpretasi Reabilitas Butir Soal

Nilai Interpretasi

0,80-1,00 Sangat Tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2012, hlm.89)

3. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto,

2012). Besarnya indeks kesukaran, (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.

Indeks kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dimana P adalah indeks kesukaran, B adalah banyak siswa yang menjawab soal

itu dengan benar, JS adalah jumlah seluruh siswa peserta tes. Kategori untuk

tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel .

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Kesukaran

Nilai Interpretasi

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

(26)

35

e. Hasil Uji Coba Instrumen

Delapan belas soal tes penguasaan konsep diuji validitas logisnya oleh dosen

pen-judgement. Setelah diuji validitas logis dan direvisi, instrumen diujicobakan

pada 34 peserta didik yang telah melaksanakan pembelajaran terkait dengan

materi pada instrumen tes. Validitas item dan tingkat kesukaran untuk

masing-masing nomor digambarkan menjadi sebaran seperti pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Sebaran Validitas Poin Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen

Hasil Uji Coba

Penggunaan instrumen dalam penelitian ditentukan berdasarkan validitas

logis oleh dosen ahli dan validitas empiris atau ujicoba. Instrumen tersebut sudah

valid jika diuji oleh dosen ahli, namun berdasarkan data hasil uji coba statistik

mengenai instrumen yang akan digunakan untuk mengukur peningkatan

penguasaan konsep, diperoleh bahwa terdapat soal yang tidak valid atau harus di

perbaiki. Dengan pertimbangan bahwa instrumen tersebut sudah di uji ahli dan

tidak ada instrumen yang mewakili, maka instrumen tersebut tetap digunakan.

Ada pun reliabilitas dari hasil uji coba ini adalah 0.82 dengan kategori sangat

tinggi.

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

-0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8

Tingkat Kesukaran

Tidak Valid

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi

Ypbis

Mudah

Sedang

(27)

G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Penelitian

mengenai Penerapan Strategi Proyek untuk Mengetahui Peningkatan Penguasaan

Konsep dan Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dilaksanakan

sebanyak lima kali pertemuan dengan materi pembelajaran yang diteliti adalah

pemisahan campuran. Perangkat pembelajaran untuk kelima pertemuan ini dapat

dilihat pada lampiran 1.1. Berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan di

kelas VII-2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian

Hari, Tanggal Pukul Kegiatan

Kamis, 30 Oktober 2014

07.00 - 08.20 -Pre-test

Rabu, 5 Nopember 2014

09.20 - 11.20 -Pelaksanaan pembelajaran I

dengan sub materi: filtrasi,

kromatografi dan sentrifugasi Kamis, 6

Nopember 2014

07.00 - 08.20 -Pelaksanaan pembelajaran II:

distilasi dan sublimasi

Rabu, 12

Nopember 2014

09.20 - 11.20 -Pengerjaan Proyek : Tahap

Persiapan Kamis, 13

Nopember

07.00 - 08.20 -Pengerjaan Proyek : Tahap

Pelaksanaan Rabu, 19

Nopember 2014

09.20 - 11.20 -Pengerjaan Proyek : Tahap

Pelaksanaan : Tahap Pelaporan Kamis,

20Nopember 2014

(28)

52 Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pengolahan data, analisis, dan pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung terhadap kelas VII-2

menggunakan pembelajaran dengan strategi penugasan proyek pada materi

pemisahan campuran, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan strategi penugasan proyek secara umum dapat

meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hal ini dapat dilihat dari

perbandingan skor pre-test dan skor post tes siswa. Besar peningkatan

penguasaan konsep siswa dilihat dari nilai gain yang dinormalisasi <g>. nilai

gain yang dinormalisasi untuk ranah kognitif C1 (mengingat) adalah sebesar

0.46 dengan kategori sedang, untuk ranah C2 (memahami) diperoleh nilai

gain sebesar 0.38 dengan kategori sedang, untuk C3 (menerapkan) diperoleh

nilai gain 0.57 dengan kategori sedang dan ranah kognitif C4 (menganalisis)

diperoleh nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0.01 dengan kategori yang

rendah.

2. Pembelajaran dengan strategi penugasan proyek dapat melihat profil

kemampuan berpikir kreatif siswa. Secara umum persentase kemampuan

berpikir kreatf siswa melalui tes adalah sebesar 72.22% dan rata-rata profil

kemampuan berpikir kreatif melalui lembar penilaian selama pengerjaan

proyek pembuatan alat penjernih air sederhana diperoleh rata-rata sebesar

(29)

B. Implikasi dan Rekomendasi

Sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran dan penelitian dengan

menggunakan strategi penugasan proyek, berikut beberapa hal yang menurut

peneliti perlu diperhatikan.

1. Memperhatikan aspek pengerjaan proyek yang akan dinilai dari siswa, karena

tidak semua siswa SMP kelas VII mampu mengerjakan proyek sesuai dengan

harapan guru.

2. Penyusunan perangkat pembelajaran harus lebih banyak melatihkan

kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan menganalisis (C4) sehingga dapat

terfasilitasi kemampuan tersebut oleh siswa.

3. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian mengenai

korelasi antara penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa

(30)

54

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. (2013) Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. (Skripsi).

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning,

Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl

Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Anggraeni, L.S. (2013). Profil Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman

Konsep Kinematika Gerak Lurus pada Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi 2. Jakarta. Bumi Aksara.

BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakarta: Tidak Diterbitkan

Chaerunisa, Dera Karina. (2013). Korelasi Prestasi Belajar Kemampuan

Berpikir Kreatif dan Sikap Terhadap Sains Siswa SMP Setelah

Diterapkan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan

Lingkungan dalam Pembelajaran IPA-Fisika. Bandung: Repository

UPI.

Richard, dkk. (2011). Creativity and Prosperity. Martin Prosperity Institute

Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta. Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

(31)

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Educational Technology and Mobile Learning (2014) Must Have Rubrics for Integrating Project Based Learning Activities in Your Class. Tersedia di http://www.educatorstechnology.com/2014/05/must-have-rubrics-for-integrating.html [Diakses Mei 2014].

Elprida, Eka. (2012) Strategi Pembelajaran. [Online]. Tersedia di :

http://ekaelprida.blogspot.com/p/blog-page_4778.html. [Diakses

Desember 2014].

Gunawan, I. & Palupi A.R. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif :

Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian. IKIP Madiun : Tidak diterbitkan.

Hadzigeorgiou, Yanis., Fokialis, P., Kabouropoulou, M. (2012). Creative

Education. Thinking about Creativity in Science Education, Vol 3(5) , hlm.

603-611

Herdia. (2010). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.[Online]. Tersedia di http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa/. [Diakses 4 Februari 2014].

Jihad, A. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Kartimi & Liliasari (2012). Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pada

Konsep Termokimia untuk Siswa SMA Peringkat Atas dan Menengah.

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia : 1 (1) (2012) 21-26

Liliasari & Liliasari. Jurnal Pendidikan Fisika UPI. (2009). Penerapan Strategi

Kooperatif dan Pemecahan Masalah pada Konsep Gelombang untuk

Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kritis.

Mahmudi, Ali. (2008). Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif. Prosiding

Seminar Konferensi Nasional Matematika (KNM) XIV. USP: Tidak

diterbitkan

Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri, Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta. Rineka Cipta.

Mundilarto. (2012). Penilaian Hasil Belajar Fisika. Jogjakarta: UNY Press.

(32)

56

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Panjaitan M., Nur M, Jatmiko B. (2013) Keterampilan berpikir kreatif siswa SMP alam pembelajaran sains (Studi pendahuluan pengembangan model pembelajaran sains berbasis proses kreatif-inkuiri untuk mengembangkan keterampilan berpikir) hlm. 1-16.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi

Siswono, T.(2009). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. [Online]. Tersedia di http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kreatif-siswa/[Diakses 4 Februari 2014].

Sofyan, Hadi.(2012). Pembelajaran Kooperatif Think Pair Square untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMK pada Sub Materi Pokok Korosi Logam. (Tesis), Sekolah Pascasarjana, Univesrsitas Pendidikan Indonesia.

Solihatin, E. (2012). Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudaryono. (2012). Teknik dan Prosedur Evaluasi. Jakarta: Gaung Persada.

Sugeng Y.I. dan Wasis. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta.

Sunarya, Y. (2007). Kimia Umum. Bandung. Alkemi Grafisindo Press.

Suparman. (2005) Identfikasi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Pembelajaran Pencemaran Air Berbasis Kegiatan Laboratorium. Skripsi. S1, Universitas Pendidikan Indonesia.

TIMSS & PIRLS. (2011). Science Achievment. [Online]. Tersedia di http://timssandpirls.bc.edu/ [Diakses 26 Januari 2015].

WahonoW. Dkk. (2014). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta : Bumi Aksara.

(33)

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan Berpikir Kritis dan Ketuntasan Belajar Kimia SMA di Sleman. Prosiding Seminar Nasional Kimia.UNY: Tidak Diterbitkan

Yamin, Martinis. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jambi: Gaung Persada Press

Yunita, Anti. (2011). Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembuatan

Mind Map dan Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Sistem

Endoktrin. (Skripsi). S1, Universitas Pendidikan Indonesia

Yuliana. (2008). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Dengan Menggunakan

Asesmen Komunikasi Personal. Skripsi FPM IPA UPI Bandung : Tidak

(34)

58

Taufik Lubis, 2015

PENERAPAN STRATEGI PENUGASAN PROYEK UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP DAN PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP

A.2 LKS

B. Instrumen Penelitian

B.1 Kisi-kisi Tes Penguasaan Konsep

B.2 Tes Penguasaan Konsep

B.3 Kunci Jawaban Tes Penguasaan Konsep

B.4 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

B.5 Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

B.6 Kisi-Kisi Penilaian Proyek

B.7 Lembar Penilaian Proyek

B.8 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

C. Hasil Pengolahan Data

C.1 Pre dan Post Test Penguasaan Konsep

C.2 Rekapitulasi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif

C.3 Lembar Keterlaksanaan

D. ADMINISTRASI PENELITIAN

D.1 Surat Izin Melakukan Penelitian

D.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

D.3 Lembar Ketersedian Judgement Instrumen

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alur Proses Penelitian
Tabel 3.1 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi
Tabel 3.3 Interpretasi Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan Pejabat Pengelola Anggaran dan Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 diatur dalam Petunjuk

pamayang pada Ruatan pesta laut karya Rini Apriani di Desa Carita. Kecamatan Carita

Perjanjian kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan pernyataan pimpinan tertinggi Pemerintah Kabupaten Bulukumba untuk mewujudkan kinerja pada tahun tertentu

4 Zebra Cross Jalur pejalan kaki yang digunakan sebagai jalur menyeberang untuk mengatasi dan menghindari konflik antara pejalan kaki dengan kenderaan. Tempat berjalan kaki

[r]

Moda Transportasi apa yang Anda gunakan ke Jalan Iskandar Muda

RENSTRA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA Tahun 2016 - 2021 28 7.1.z melaksanakan tugas lain sesuai tugas dan fungsi yang. diberikan oleh

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia.. Tenggara