• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG : analisis deskriptif aizuchi yang terdapat dalam drama “kasukana kanojo”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG : analisis deskriptif aizuchi yang terdapat dalam drama “kasukana kanojo”."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

(ANALISIS DESKRIPTIF AIZUCHI YANG TERDAPAT DALAM DRAMA KASUKANA KANOJO”)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa

Jepang

Oleh:

Timurni

1106390

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

(2)

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

(ANALISIS AIZUCHI YANG TERDAPAT DALAM DRAMA “KASUKANA KANOJO”)

oleh

Timurni

1106390

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Timurni 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(3)
(4)

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis Aizuchi sebagai Budaya Komunikasi Jepang

(Analisis Deskriptif Aizuchi yang Terdapat dalam Drama Kasukana Kanojo)

Timurni

1106390

1 Abstrak

Aizuchi adalah kegiatan merespon atau menanggapi pembicaraan lawan bicara. Penelitian ini membahas analisis aizuchi sebagai budaya komunikasi Jepang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk dan fungsi aizuchi yang terdapat dalam drama Jepang “Kasukana Kanojo” serta penggunaannya.

Aizuchi sangat lazim digunakan oleh masyarakat Jepang, penggunaan yang tidak tepat dapat mengakibatkan kesalahpahaman, menyinggung perasaan lawan bicara, bahkan dapat merusak harmoni yang telah dibina. Penelitian mengenai aizuchi ini perlu dilakukan guna mempermudah pembelajar bahasa Jepang dalam memahami dan menggunakan aizuchi. Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan berupa drama “Kasukana Kanojo” yang disertai dengan transkrip dalam bahasa Jepang. Teknik dalam mengumpulkan data adalah pengumpulan data primer. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif untuk menganalisis data, yang menggambarkan dan menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab permasalahan secara aktual. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data berupa tuturan yang mengandung aizuchi, lalu mengelompokkannya berdasarkan bentuknya, setelah itu mencari tahu fungsinya dengan melihat teori. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa dalam drama

“Kasukana Kanojo” episode 1 terdapat 252 aizuchi yang terbagi ke dalam 10 bentuk aizuchi yaitu

aizuchishi, iikae aizuchi, kurikaesu, bun no kanketsu, gyakusetsu, kaiwa o moriageru aizuchi, kyoukan aizuchi, sakidori aizuchi, sokushin aizuchi, dan tenkan aizuchi. Penulis juga menemukan bahwa masing-masing bentuk aizuchi memiliki fungsi yang berbeda. Fungsi aizuchi dapat dikategorikan ke dalam 9 fungsi yaitu sebagai tanda mendengarkan, memahami, setuju, menolak, perasaan, memberikan jeda waktu, konfirmasi, ketertarikan, dan sebagai tanda untuk mengakhiri pembicaraan. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa dalam percakapan verbal dengan penutur asli Jepang perlu menggunakan aizuchi

serta memperhatikan bentuk dan fungsinya agar komunikasi berjalan dengan baik.

(5)

The Analysis of Aizuchi as a Japanese Communication Culture

(Descriptive Analysis of Aizuchi in “Kasukana Kanojo” Drama)

Timurni

1106390

Abstract

Aizuchi is Japanese term for frequent interjection during conversation that indicates the listener is paying attention and/or understanding the speaker. This study focuses on the usage of Aizuchi as a communication culture of Japan. The study aims to address the form , function and the usage of Aizuchi

that appeared in the “Kasukana Kanojo”drama. The usage of Aizuchi is quite common within Japanese society. The improper use of Aizuchi often led to misunderstanding, offend the listener feeling, or even relationship breakdown. Thus, this study is necessary for those who learn Japanese in order to understand how to use Aizuchi properly, especially when talking to native speaker to avoid misunderstanding. The data collecting method of the study is using primary data collecting method, which is transcribing from the dialogues of drama. This study adopts descriptive analysis method for analyzing data, which describe the actual situation using scientific procedure to solve social problem. The Author of this study analyzes the usage of Aizuchi from the dialogue transcript. The author then filter the conversation from dialogue transcript which include in Aizuchi, then categorize those words by its form and find out its function by matchmaking the teory. The results shows that 252 Aizuchis were used in episode 1 of drama. According to the results, those Aizuchis are divided into these following types including: aizuchishi, iikae aizuchi, kurikaesu, bun no kanketsu, gyakusetsu, homeru, kaiwa o moriageru urawaza aizuchi, kyoukan aizuchi, sakidori aizuchi, sokushin aizuchi, and tenkan aizuchi; and can be categorized by its function including sign of: paying attention, understanding, agreement, disagreement, emotion, confirmation, interest, and sign to pause or to end conversation. From this study we can infer that within verbal communication with native Japanese speaker, the usage of Aizuchi should paying more attention to its form and function in order to make better communication.

(6)

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 DAFTAR ISI

2

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

ABSTRAK ...iv

SINOPSIS ... vii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS ... 7

2.1 Aizuchi [相槌]... 7

2.1.1 Definisi Aizuchi ... 7

2.1.2 Bentuk Aizuchi ... 9

2.1.3 Fungsi Aizuchi ... 18

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Budaya Dan Komunikasi ... 23

2.3.1 Komunikasi ... 23

2.3.2 Budaya ... 23

2.4 Budaya Komunikasi Jepang ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Populasi dan Sampel penelitian... 28

(7)

3.4 Prosedur penelitian ... 30

3.5 Analisis data ... 31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Temuan Penelitian ... 32

4.2 Pembahasan Penelitian ... 32

4.3 Hasil Penelitian ... 59

4.3.1 Bentuk Aizuchi dalam Drama Kasukana Kanojo ... 59

4.3.2 Penggunaan Aizuchi dalam Drama Kasukana Kanojo ... 60

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ... 65

5.1 Simpulan... 65

5.2 Implikasi ... 66

5.3 Rekomendasi………67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(8)

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi.

Suatu proses komunikasi sering kali tidak dapat berjalan dengan mulus karena

adanya gangguan atau hambatan. Gangguan atau hambatan tersebut misalnya

adalah kemampuan penggunaan bahasa yang kurang atau perbedaan latar

belakang budaya (Chaer dan Agustina, 2004; Suranto, 2010). Hal ini

menunjukkan bahwa bahasa, komunikasi, dan budaya merupakan tiga hal yang

saling berkaitan satu sama lain. Oleh sebab itu, ketika seseorang mempelajari

bahasa asing (dalam hal ini bahasa Jepang) untuk dapat berkomunikasi dengan

baik, pembelajar juga perlu mempelajari kebudayaan dan kebiasaan dari

masyarakatnya.

Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi yang

dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan maupun emosi secara langsung.

Maka, dalam setiap proses komunikasi, terjadilah apa yang disebut peristiwa tutur

dan tindak tutur (Chaer dan Agustina, 2004, hlm. 47).

Peristiwa tutur (Inggris: speech event) adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang

melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,

di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Contoh dari peristiwa tutur adalah

interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada

waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya.

Peristiwa tutur merupakan gejala sosial karena menyangkut pihak-pihak

yang bertutur dalam satu situasi dan tempat tertentu. Sedangkan tindak tutur

merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungannya

ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu.

Contoh dari tindak tutur misalnya adalah seorang dosen yang ketika kuliah

(9)

2

Dosen tersebut menggunakan kalimat deklaratif untuk meminta mahasiswanya

membukakan jendela. Tidak menggunakan kalimat imperatif seperti “Bukakan jendela itu!”. Hal

itu dilakukan karena mempertimbangkan norma sosial dan etika tutur (Chaer dan Agustina,

2004, hlm. 51).

Ada suatu kebiasaan yang sangat khas dan termasuk dalam tindak tutur dari masyarakat

Jepang yang disebut dengan aizuchi.

A: 日本語 ピーチコンテ トに出 い 思 い ん す …

(Saya ingin ikut lomba pidato Bahasa Jepang.)

B: へえ いい す 何 チャレン す いいん す

(Hee… bagus itu. Baguslah kalau mau mencoba.)

A: い あ う います

(Ya, terimakasih.)

B: トピック 早く決 ほう 良い すよ

(Topiknya lebih baik cepat diputuskan.)

A: ええ そう思 い ん す

(Ya.. saya juga berpikir seperti itu.)

B: ま い 相談 く い

(Silahkan kapan saja kalau mau mengajak diskusi.)

A: い わ ま あ う いま

(Ya. Saya mengerti. Terimakasih.)

(International Multicultural Center: http://www.imccsub.com)

Bagian yang digarisbawahi itulah yang dimaksud dengan aizuchi. Sebagaimana yang

(10)

3

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

topik penelitian karena merupakan bagian dari budaya dan kebiasaan masyarakat Jepang. Artinya

pembelajar bahasa Jepang perlu mempelajari aizuchi.

Aizuchi merupakan budaya yang sangat khas dari masyarakat Jepang. Aizuchi juga memiliki sejarah dan filosofi yang menggambarkan kepribadian masyarakat Jepang.

Di Jepang, aizuchi dianggap lumrah bahkan sangat diharapkan ketika berkomunikasi.

Aizuchi banyak digunakan bukan hanya saat berkomunikasi langsung secara tatap muka, namun begitu pula ketika melakukan pembicaraan di telepon. Jika lawan bicara hanya mendengarkan

dan diam saja maka orang Jepang akan cemas dan bertanya-tanya apakah lawan bicaranya

mendengarkan dengan baik atau tidak.

Hal ini bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung diam

saat mendengarkan pembicaraan lawan bicara. Orang Indonesia akan merasa riskan dan

terganggu dengan aizuchi yang diucapkan oleh orang Jepang jika tidak terbiasa dengan hal tersebut. Sebaliknya orang Jepang akan merasa tidak nyaman dan aneh ketika lawan bicaranya

tidak menggunakan ungkapan aizuchi dalam percakapan (Edizal, 2010, hlm. 1)

Apabila pembelajar bahasa Jepang tidak memahami budaya tersebut maka akan terjadi

gangguan atau hambatan dalam berkomunikasi.

Aizuchi memiliki banyak macam dengan penggunaan yang berbeda-beda. Tajima (2001, hlm. 54) dalam penelitiannya menuliskan:

yeah” can be translated, “un”, “ee”, “hai”, “soudane” and so on.

(untuk menyebutkan “iya” dalam bahasa Jepang dapat digunakan kata “un”, “ee”, “hai”,

“soudane”, dan sebagainya).

Dalam penggunaannya dipengaruhi juga oleh beberapa hal seperti hubungan kekerabatan, usia,

gender, dan konteks atau situasinya.

Penggunaan aizuchi yang tidak tepat dapat mengundang kesalahpahaman, menyinggung perasaan lawan bicara, bahkan dapat merusak harmoni yang telah dibina (Edizal, 2010, hlm. 2)

Faktor-faktor sebagaimana yang telah diuraikan diatas mendorong dan melatarbelakangi

(11)

4

Menyadari aizuchi merupakan hal yang sangat penting dalam budaya komunikasi masyarakat Jepang, maka penulis merasa perlu diadakannya penelitian analisis mengenai aizuchi

guna mempermudah pembelajar bahasa Jepang dalam memahami dan menggunakan aizuchi, khususnya saat berkomunikasi dengan native agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

lebih jauh mengenai aizuchi dengan judul “Analisis aizuchi sebagai budaya komunikasi Jepang” (analisis deskriptif aizuchi yang terdapat dalam drama kasukana kanojo).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Untuk lebih memperjelas masalah yang akan diteliti, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Aizuchi apa saja yang terdapat dalam drama Kasuka na Kanojo?

2. Bagaimana bentuk aizuchi yang digunakan pada percakapan dalam drama Kasuka na Kanojo?

3. Bagaimana fungsi dari aizuchi yang terdapat pada percakapan dalam drama Kasuka na Kanojo ?

1.3 Tujuan Penelitian

Di dalam melakukan penelitian ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aizuchi apa saja yang terdapat pada percakapan dalam drama

Kasuka na Kanojo

2. Untuk mengetahui bentuk dari aizuchi yang muncul dalamdrama Kasuka na Kanojo. 3. Untuk mengetahui fungsi aizuchi apa saja yang digunakan pada percakapan dalam

drama Kasuka na Kanojo.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun manfaat

(12)

5

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan kajian mengenai aizuchi untuk memperoleh gambaran mengenai jenis-jenis, fungsi, dan tipe aizuchi yang sering digunakan dalam berkomunikasi.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai aizuchi. Selain itu dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Mahasiswa

Dapat dijadikan sumber belajar mengenai budaya komunikasi orang Jepang khususnya

aizuchi. Dapat dijadikan acuan pula ketika mengalami kesulitan dalam memahami penggunaan ungkapan aizuchi yang diucapkan native saat berkomunikasi.

c. Bagi Pengajar Bahasa Jepang

Menjadi tambahan referensi dalam mengajarkan materi mengenai budaya komunikasi

orang Jepang khususnya aizuchi terutama dalam mata kuliah kaiwa (percakapan).

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika dalam penyusunan penelitian ini adalah bab I berupa Pendahuluan. Di

dalamnya diuraikan tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II merupakan Landasan Teoretis yang menguraikan kajian pustaka mengenai budaya

komunikasi dan aizuchi berupa pengertian secara umum, bentuk, serta fungsi penggunaannya.

Bab III berupa uraian tentang Metode Penelitian, Objek Penelitian, Teknik Pengumpulan

Data dan Analisis Data.

Bab IV berupa Temuan dan Pembahasan yang menguraikan tentang analisis serta

(13)

6

Bab V adalah kesimpulan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang

menguraikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan, serta rekomendasi dalam

(14)

28

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Creswell

(dalam Patilima, 2011, hlm. 4) mengemukakan bahwa “Pendekatan kualitatif merupakan

pendekatan yang tidak memiliki aturan dan prosedur tetap, lebih terbuka, dan terus berkembang

sesuai dengan kondisi lapangan”. Sedangkan menurut Sutedi (2009, hlm. 23) “Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang datanya bukan berupa angka-angka dan tidak perlu diolah

dengan menggunakan metode statistik.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian

yang dilakukan untuk menggambarkan dan menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini

dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab permasalahan secara aktual (Sutedi,

2009: 58).

Penulis akan mempelajari, mengamati, dan mengkaji kenyataan yang ada, dan dapat

memberikan deskripsi yang objektif, lengkap, dan jelas mengenai aizuchi yang terdapat dalam drama kasukana kanojo.

1.2 Populasi dan Sampel penelitian

Spradley (Sugiyono, 2012, hlm. 297) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif

tidak menggunakan istilah populasi, tetapi dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teorititis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk

(15)

29

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan drama Jepang dapat

pula menggambarkan situasi sosial yang terdapat dalam masyarakat Jepang. Karena drama

dianggap dapat mewakili gambaran budaya yang merepresentasikan kehidupan sehari-hari

masyarakat Jepang tersebut. Sehingga populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah situasi sosial (konteks) pada aizuchi yang digunakan dalam drama kasukana kanojo. Adapun sampelnya adalah percakapan yang mengandung aizuchi tersebut.

1.3 Pengumpulan data

1. Sumber data

Sutedi (2011, hlm:179) menyatakan bahwa data penelitian dapat bersumber dari manusia

atau bukan manusia. Data dalam penelitian dapat diperoleh dari berbagai sumber yang

disebut sumber data, dan dalam kajian linguistik sifatnya dapat bersifat lisan dan tertulis

(Nadzar, 2009, hlm:107). Drama dapat juga dijadikan sumber data lisan yang tidak natural.

Sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penggunaan aizuchi yang terdapat dalam dialog drama kasukana kanojo.

2. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan

berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2009, hlm. 155)

Instrumen dalam penelitian ini adalah drama seri kasukana kanojo, teks atau transkrip drama kasukana kanojo yang dipublikasikan dalam bahasa Jepang, buku-buku referensi, kamus, internet, serta format data (kartu data) yang digunakan untuk menghimpun data

kualitatif berupa contoh-contoh kalimat penggunaan aizuchi yang didapat dari studi literatur. 3. Teknik pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dari sumber data lisan adalah metode

simak yang dilanjutkan dengan teknik rekam dan teknik catat (Nadzar, 2009, hlm. 108)

sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan pengamatan dan pencatatan penggunaan

(16)

30

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Memfokuskan diri pada pemecahan masalah yang akan diteliti

2. Mengumpulkan bahan bacaan yang berhubungan dan mendukung dalam

pengambilan kesimpulan tentang objek yang diteliti

3. Data yang dikumpulkan kemudian disusun dan diolah secara terperinci dan disaring

isinya dan diambil bagian-bagian yang dianggap penting untuk mendukung

keobjektifan penelitian ini.

1.4 Prosedur penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah yang akan ditempuh dalam

pelaksanaan penelitian. Mengingat pentingnya prosedur penelitian tesebut, maka akan diuraikan

langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada penelitian ini dimulai dari awal penelitian

dilakukan sampai dibuat kesimpulan akhir. Langkah-langkah tersebut antara lain:

a. Menentukan objek penelitian, dalam hal ini penulis memilih kajian aizuchi pada penelitian ini

b. Mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan budaya komunikasi Jepang.

c. Mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan aizuchi

d. Menggali, mengkaji, dan mendalami teori-teori aizuchi yang telah diperoleh, kemudian memilih teori yang sesuai dengan penelitian.

e. Menonton dan menyimak drama kasukana kanojo

f. Mengumpulkan data yang termasuk aizuchi dalam drama kasukana kanojo

g. Mencatat skrip dialog drama kasukana kanojo yang mengandung aizuchi

h. Menganalisis data aizuchi yang terdapat dalam drama kasukana kanojo dengan mengklasifikasikan ke dalam bentuk dan fungsi penggunaannya

i. Menyimpulkan hasil penelitian

1.5 Analisis data

Sugiyono (2012, hlm: 335) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari

(17)

31

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Tahap-tahap analisis data yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data

Seperti yang telah dijabarkan dalam prosedur penelitian, pada tahap ini data

dikumpulkan dari drama kasukana kanojo dengan cara mencatat transkrip dialog film yang sesuai dengan karakteristik penelitian, yaitu aizuchi.

2. Mengklasifikasikan data

Sebelum dianalisis, data yang sebelumnya telah dikumpulkan, diklasifikasikan

berdasarkan bentuk dan fungsi aizuchi berdasarkan teori yang di jabarkan pada bab sebelumnya.

3. Menganalisis data

(18)

65

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

1.1 Simpulan

Hasil dalam penelitian ini adalah diketahuinya bentuk-bentuk aizuchi yang berlandaskan beberapa teori dan telah dideskripsikan pula bentuk-bentuk aizuchi yang terdapat dalam sebuah drama Jepang serta berbagai penggunaan bentuk-bentuk aizuchi tersebut.

Setelah melakukan seluruh proses dalam penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan hasil

penelitian yaitu:

Penulis menemukan sekitar 252 aizuchi yang terdapat dalam drama Kasukana Kanojo

[image:18.612.131.480.403.700.2]

episode 1 berdurasi 52 menit, sebagai berikut:

Tabel 1-1 Bentuk Aizuchi

Bentuk Aizuchi Jumlah penggunaan

Aizuchishi 225

Iikae aizuchi 1

Kurikaesu aizuchi 7

Bun no kanketsu aizuchi 3

Gyakusetsu aizuchi 6

Kaiwa o moriageru aizuchi 2

Kyoukan aizuchi 4

Sakidori aizuchi 1

(19)

66

Tenkan aizuchi 2

Banyaknya aizuchi yang digunakan dalam drama ini menunjukkan bahwa aizuchi

merupakan hal yang lumrah dan sering digunakan saat berkomunikasi.

Semua bentuk aizuchi yang telah dipaparkan dalam teori digunakan dalam drama

Kasukana Kanojo, namun bentuk aizuchi yang paling banyak digunakan adalah bentuk

aizuchishi atau kosakata aizuchi.

Aizuchi yang terdapat dalam drama ini memiliki 9 fungsi yaitu sebagai tanda mendengarkan pembicaraan lawan bicara, tanda mengerti atau memahami isi pembicaraan, tanda

menyetujui atau mengiyakan pernyataan lawan bicara, tanda penolakan atau ketidaksetujuan,

untuk menunjukkan perasaan, untuk memberikan jeda waktu dalam pembicaraan, sebagai bentuk

konfirmasi, menunjukkan minat atau ketertarikan, serta tanda untuk mengakhiri pembicaraan.

Secara penggunaannya aizuchi bukan hanya digunakan saat bertatap muka saja namun juga sering digunakan saat berkomunikasi via telepon atau bahwa saat berkomunikasi melalui

teks seperti ketika menggunakan aplikasi untuk chatting seperti line.

Hal lain yang perlu diperhatikan saat menggunakan aizuchi adalah penggunaan kosakata aizuchi yang bermakna positif seperti hai は い tidak selalu menunjukkan persetujuaan namun ditemukan pula penggunaan hai はい yang menunjukkan penolakan atau ketidaksetujuan. Saat menggunakan aizuchi juga perlu memperhatikan situasi serta siapa lawan bicaranya, posisinya lebih diatas atau dibawah. Misalnya adalah penggunaan pemakaian

wakarimashita

わ ま た untuk suasana formal atau ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau

dihormati sedangkan penggunaan wakatta わ っ た dapat digunakan dalam suasana informal atau terhadap teman sebaya untuk menunjukkan bahwa pendengar memahami dan

(20)

67

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Implikasi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan mahasiswa mengenai budaya

komunikasi Jepang semakin bertambah. Selain itu, saat melakukan role play dalam mata kuliah

kaiwa, aizuchi yang digunakan oleh mahasiswa bahasa Jepang dapat lebih bervariasi sehingga ketika berhadapan langsung dengan native pembelajar bahasa Jepang sudah terbiasa menggunakan aizuchi dengan memahami bentuk dan fungsinya.

1.3 Rekomendasi

Dalam penelitian ini penulis membatasi dengan tidak melakukan penelitian terhadap

aizuchi sono ta yaitu yang berupa gesture seperti unazuki

う ずき anggukan kepala、warau わ う tertawa, senyuman

笑顔 egao, ekspresi wajah yang terkejut ろきひょう ょう

Odoroki hyoujou. Adapun rekomendasi selanjutnya bisa meneliti aizuchi yang berupa respon dengan bahasa non verbal tersebut.

Dalam penelitian ini ditemukan beragam bentuk aizuchi yang berasal dari sou seperti yaitu sou desu ka sou desu nesou nan desusou dakedosou nan desu yosou nan deshosou darou kasou na no . Adapun rekomendasi selanjutnya bisa membahas lebih dalam mengenai hal tersebut.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan drama sebagai instrument penelitiannya.

Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya dapat dilakukan objek penelitian terhadap beberapa

native Jepang langsung, atau jika sulit ditemukan dapat menggunakan TV show Jepang yang ditayangkan secaralangsung. Karena kelemahan dari penelitian menggunakan instrument drama

adalah percakapannya berupa skenario sedangkan ketika meneliti secara langsung terhadap

(21)

1 DAFTAR PUSTAKA

Agat, Y. (2010). Aturan dan Tata Cara Hidup di Jepang. Yogyakarta: Rona Pancaran Ilmu. Chaer, A. & Agustina, L. (2004). Sosiolinguistik perkenalan awal; edisi revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

陳, 姿著 (2002) 日本語 けるあいづち研究 概観 よびそ 展望 言語文化と日

本語教育 日本 茶 水女大学大学院国際日本学

Damayanti, A. (2012). Analisis kesalahan penggunaan ungkapan aizuchi sou desu ka dan sou desu ne mahasiswa tingkat 2 Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun akademik 2011/2012. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Danasaputra, I.R. (2002). Peranan pelatihan interaksi bahasa dalam meningkatkan jumlah

wisatawan Jepang. Jurnal Bahasa dan Pariwisata: Mengangkat Citra Pariwisata Melalui Bahasa, 1412 (9493), hlm. 25-35.

De Mente, B.L (2004). Japan unmasked. Singapore: Tuttle Publishing.

Edizal. (2010). Tutur kata manusia Jepang (日本人 も 言い方). Padang: Kayu Pasak.

堀口, 澄子. (1997). 日本語教育と会話分. 東京: くろし 出版.

International Multicultural Center. (2008). Aizuchi. [Online]. Diakses dari http://www.imccsub.com/tentang-jepang/grammer-jepang/174-aizuchi.html.

久保田、 ゆ (2001) あいづち 人を活 日本 庫済度出版

マイ ー 、K. 泉子. (1993). 会話分析: Nichi eigo shoukenkyuu shinzu.東京: くろし 出版.

Morissan. (2009). Teori Komunikasi dan Organisasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mulyana, D. & Rakhmat, J. (2010). Komunikasi antarbudaya. Bandung: Rosda.

Nadzar, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.

Patilima, H. (2011). Metode penelitian kualitatif, Edisi revisi. Bandung: Alfabeta.

(22)

Timurni, 2015

ANALISIS AIZUCHI SEBAGAI BUDAYA KOMUNIKASI JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono, (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan 15. Bandung :Alfabeta

Suranto. (2010). Komunikasi sosial budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Tajima, K. (2001). Pragmatic use of aizuchi in Japanese Discourse: A comparison with English backchannels.Academic Reports Fac. Eng. Tokyo Inst. Polytech, 24 (2), hlm. 54-60. Teiji, Ichiko. (1982). 国語大辞典. 東京: Shogakukan.

吉田た よし. (2007) 話し上手 相づち 割 日本 宝島社新書

Gambar

Tabel 1-1 Bentuk Aizuchi

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS DESKRIPTIF MAKNA KATA BERULANG DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KANJI DILIHAT DARI.. PEMAKAIAN KANJI DASAR

Dengan mengumpulkan data mengenai aspek verba yang terdapat dalam 5 bahan ajar yang banyak digunakan perguruan tinggi dan lembaga pembelajaran bahasa jepang,

Pada bab penelitian dan pembahasan penulis akan menyajikan hasil analisis mengenai ragam bahasa pria dalam drama televisi Asuko March beserta fungsinya.. Serta

D1212037, Pola Komunikasi Keluarga Dalam Mengenalkan dan Menanamkan Nilai Budaya Kepada Anak (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Pengenalan Nilai Budaya Sunda Pada Keluarga

Bab III berisi analisis keadaan Maid Café yang terdapat pada film drama “Meido In Akihabara” yang diasumsikan sebagai gambaran Maid Café di Jepang yang sebenarnya untuk

Untuk memberikan gambaran lebih mendalam mengenai unsur-unsur budaya dalam tayangan drama Korea Princess Hours, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan

Jadi, pola komunikasi dalam interaksi sosial masyarakat Jepang merupakan bentuk atau pola hubungan antara dua orang Jepang atau lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen

Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih lengkap dari sebelumnya, penulis tertarik untuk menganalisis unsur-unsur budaya yang terdapat pada film Orange dengan judul