• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR : Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR : Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI

MENURUT MOHAMMAD NATSIR

(Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan Program Studi Pedagogik

Oleh

TOFAN RAPIERA YUDHA, S.Pd. 1302376

PROGRAM STUDI PEDAGOGIK SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI

MENURUT MOHAMMAD NATSIR

(Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir)

Oleh

Tofan Rapiera Yudha

S.Pd Universitas Pakuan Bogor, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi Sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) program studi Pedagogik

© Tofan Rapiera Yudha 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Tofan Rapiera Yudha, S.Pd.

NIM : 1302376

Program Studi : Pedagogik-S2 Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

Dengan ini menyatakan bahwa judul tesis “Konsep Pendidikan Islami Menurut Mohammad Natsir Studi Pada Buku Capita Selecta karya Mohammad

Natsir” benar bebas dari plagiat dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan

(5)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tanda tangan ini :

Nama : Tofan Rapiera Yudha, S.Pd.

Nim : 1302376

Program Studi : Pedagogik-S2 Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

Menyatakan bahwa tesis berjudul “Konsep Pendidikan Islami menurut Mohammad Natsir Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir” secara

keseluruhan adalah ASLI hasil penelitian saya, kecuali pada bagian yang dirujuk sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini dibuat dengan sejujurnya dan dengan penuh kesungguhan hati desertai kesiapan untuk menanggung segala resiko yang mungkin diberikan, sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuwan atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

(6)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tofan Rapiera Yudha, S.Pd.

KATA PENGANTAR

Tesis yang berjudul “Konsep Pendidikan Islami Menurut Mohammad Natsir (Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir) disusun untuk memenuhi sebagaian syarat untuk memperoleh gelar magister Program Studi pedagogik di Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis ini terdiri dari 5 bab, dalam setiap babnya berisi konsep-konsep pendidikan Islami yang diharapkan Mohammad Natsir yaitu tidak ada dikotomi antara ilmu dunia dan ilmu agama hal ini tertulis dalam buku Capita Selecta.

(7)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung, Agustus 2015

Tofan Rapiera Yudha, S.Pd.

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur peniliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Segala puji bagi Allah yang telah mengatur jalan hidup hamba sedemikian rupa disertai ridhaNya yang merupakan sebagian besar ridha orangtua sehingga membuahkan hasil berupa tesis yang insya Allah dapat bermanfaat.

Kalimat yang dituangkan hanya sebagian perasaan yang peneliti ungkapkan. Ibu yang telah memberikan semangat untukku dan doa yang begitu berlimpah dipanjatkan. Bapakku selaku pahlawan dan imam dalam keluarga. Terima kasih atas derasan keringat, untaian nasehat dan limpahan kasih sayangnya.

Tesis ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak, maka peneliti menghaturkan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Prof. Furqon, P.hD. Selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Bapak Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed. Selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana

(8)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bapak Dr. H. Y. Suyitno, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pedagogik Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan waktu, perhatian, saran dan ilmunya selama mengikuti perkuliahan di Program Studi Pedagogik.

4. Bapak Dr. H. Babang Robandi, M.Pd. selaku Pembimbing akademik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

5. Bapak Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan saran dan tanggungjawab dalam membantu, membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan kepada peniliti dalam penyusunan tesis ini.

6. Seluruh Staf Dosen Program Studi Pedagogik Sekolah Pasca Sarjana yang telah memberikan ilmu, motivasi, semangat, serta kemudahan kepada peneliti dalam proses penyusunan tesis ini.

7. Ibu Mimin Minfalah, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Cilimus Kecamatan Batujajar yang telah memberi keleluasaan waktu untuk melanjutkan studi dan melaksanakan penelitian di Sekolah Pasca Sarjana Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

8. Orang tuaku yang telah membesarkan dan mendidik aku hingga sekarang ini. 9. Teman-teman dan sahabat seperjuanganku, Lia Fitriani, Hendar Priatna, Imam

(9)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendoakan dan membimbing saya sampai saat ini, bersama menggapai mimpi dan memupuk ilmu untuk sebuah hasil yang diharapkan.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun terucap, terimalah ucapan terima kasih ini.

Peneiliti menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna, namun demikian dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi peneliti. Semoga amal Bapak/Ibu serta semua pihak yang membantu peniliti serahkan kepada Allah yang maha kuasa. Semoga menjadi amal sholeh yang diterima disisiNya. AMIN.

Bandung, Agustus 2015

(10)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

(Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir)

Oleh:

Tofan Rapiera Yudha, S.Pd. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh seorang tokoh dari sekian banyak pemikir tentang pendidikan dan Pendidikan Islam di Indonesia. Tokoh tersebut adalah Mohammad Natsir (1908-1993). Mohammad Natsir hidup dalam keorganisasian islam, ia banyak berkiprah dalam bidang pendidikan, politik dan dakwah. Penelitian ini menggunakan metode Library Research dalam mengkaji konsep pemikiran Mohammad Natsir dengan bantuan buku-buku tulisan beliau sendiri maupun buku-buku tulisan orang lain yang menceritakan tentang Konsep Pendidikan Islami menurut Mohammad Natsir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep Mohammad Natsir tentang Pendidikan Islami adalah Pendidikan harus membawa manusia mendapat penghidupan yang layak di dunia, berakhlakul karimah, dan menghambakan diri kepada Allah. Tujuan Pendidikan Menurut Mohammad Natsir adalah untuk menciptakan pribadi yang baik dan hamba Allah yang senantiasa taqwa kepada Allah SWT. Ilmu dalam Islam, diharapkan mampu memupuk dan mempertebal keimanan, demikian pula sebaliknya, keimanan yang tebal hendaknya mampu mendorong semangat dalam mencari ilmu. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam mengembangkan proses Pendidikan Islam dan mengevaluasi Pendidikan Islam yang dikembangkan oleh Mohammad Natsir. Bagi peneliti selanjutnya, temuan penelitian ini dapat dijadikan acuan terutama bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan tentu saja dengan menggunakan penelitian yang berbeda dengan penelitian ini.

(11)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

CONCEPT OF ISLAMIC EDUCATION BY MOHAMMAD NATSIR

(Study on the Book Capita Selecta by Mohammad Natsir)

By:

Tofan Rapiera Yudha, S.Pd. Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd.

ABSTRACT

This research is motivated by a figure of many about education and Islamic education in Indonesia. The figure is Mohammad Natsir (1908-1993). Mohammad Natsir organizational life in Islam, he was more active in the fields of education, politics and propaganda. This study uses the Library Research in assessing the concept of thought Mohammad Natsir with the help of books of his own writings and books written by others that tell about the concept of Islamic Education according to Mohammad Natsir. The results showed that the concept Mohammad Natsir on Islamic Education is education must bring men got a decent living in the world, berakhlakul karimah, and devote themselves to God. According to Mohammad Natsir Education goal is to create good personal and servant of God that always pious to Allah SWT. Science in Islam, is expected to nurture and strengthen the faith, and vice versa, bold faith should be able to encourage the search for knowledge. The results could be used as a basis for consideration in developing and evaluating the process of Islamic Education Islamic Education developed by Mohammad Natsir. For further research, the findings of this study can be used as a reference, especially for those who want to do further research and of course by using different research with this study.

(12)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 17

C. Tujuan Penelitian ... 19

D. Manfaat Penelitian ... 19

E. Struktur Organisasi Tesis ……….... 20

BAB II LANDASAN TEORI PENDIDIKAN ISLAM ………... 21

A. Sejarah Pendidikan Islam ……….. 21

B. Teori – Teori Pendidikan Islam ………. 25

C. Teori Pendidikan Islam yang Mempengaruhi Mohammad Natsir… 33 D. Biografi Singkat Mohammad Natsir ……… 47

E. Manusia Sebagai Mahluk Pendidik……….. 48

F. Perpekstif Pedagogik……… 50

G. Pendidikan Tarbiyah……….. 67

(13)

viii

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Analisis Data ……… 106

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 110

A. Hasil Penelitian ……….. 110

B. Pembahasan ……….... 125

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ………... 163

A. Simpulan ………. 159

(14)

ix

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Tabel

(15)

x

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR Tabel

(16)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Concept is an idea or representation of the common element or attribute by

which groups or classes may be distinguished; it is any general or abstract

intellectual representation of a situation, state of affairs or objects; a thought, an

opinion, an idea or a mental image (Carter V. Good and W.R. Market in Dictionary

of Education, 1973). Jadi konsep adalah ide atau representasi unsur biasa atau atribut dengan kelompok atau kelas yang membedakan, atau berupa hal yang umum atau representasi pengetahuan abstrak seperti situasi, keadaan atau objek, pemikiran, opini, ide atau keadaan mental. Ide atau kumpulan ide-ide tersebut diperoleh sebagai simbol atau generalisasi untuk hal-hal yang tidak dapat diraba (intangible) seperti persegi, lingkaran, halus, sepuluh, cepat, panjang, dan seterusnya.

(17)

2

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa macam, dan (3) konsep kualitas: sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.

Menurut Joyce, Weil, & Calhoun (2009, hlm. 104), konsep yang kami sebut sebagai sintak menggambarkan struktur suatu model, elemen-elemen atau tahap-tahap yang paling penting dan bagaimana keduanya diterapkan secara bersama-sama. Beberapa model, seperti perolehan konsep, relatif menentukan struktur-struktur dalam beberapa elemen dan tahap-tahap yang mengiringnya untuk mencapai efektivitas kerja yang maksimal. Beberapa model lain memiliki struktur pemutaran atau gelombang dimana tahap-tahap didaur-ulang (digunakan kembali). Model induktif memiliki struktur pemutaran yang berkembang setiap waktu, penelitian induktif hampir tidak pernah singkat. Esensi proses induktif adalah pengumpulan dan penyaringan informasi tanpa henti; pembangunan gagasan; khususnya katagori yang menyediakan kontrol konseptual atas daerah-daerah informasi; penciptaan hipotesis untuk dieksplorasi dalam upaya memahami hubungan-hubungan yang lebih baik atau menyediakan solusi untuk berbagai masalah; dan perubahan pengetahuan menjadi keterampilan yang memiliki aplikasi praktis. Adapun tahap-tahap model induktif tersebut meliputi (1) mengidentifikasi dan menghitung data yang relevan dengan topik atau masalah, (2) mengelompokkan objek-objek ini menjadi katagori-katagori yang anggotanya memiliki sifat umum, (3) menafsirkan data dan mengembangkan label untuk katagori-katagori tadi sehingga data tersebut bisa dimanipulasi secara simbolis, dan (4) mengubah katagori-katagori menjadi keterampilan atau hipotesis-hipotesis.

(18)

3

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nomor, warna yang berbeda sehingga kita dapat mengidentifikasinya saat kita memindahkan data-data tadi. Selanjutnya ialah tahap klasifikasi pertama, dengan mengklasifikasi data beberapa kali, mengumpulkan atau menguji data lagi. Sedangkan tahap klasifikasi lanjutan, dengan mengklasifikasi kembali, memperhalus, atau meruntuhkan katagori-katagori, dan bereksperimentasi dengan dua atau tiga skema; katagori-katagori muncul dan dibagi. Terkadang melakukan klasifikasi dan pencarian data kembali. Tahap terakhir ialah tahap membangun hipotesis dan meningkatkan keterampilan, katagori-katagori bisa dibuat hipotesis dan mengubahnya menjadi keterampilan yang berguna. Membangun keterampilan dari katagori-katagori menuntut kita untuk belajar tentang apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan katagori tersebut.

(19)

4

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada tiga tahap model penemuan konsep, yaitu: Tahap pertama melibatkan penyajian data. Setiap unit data merupakan contoh atau noncontoh konsep yang terpisah. Unit ini disajikan berpasangan, dan seluruh contoh positif memiliki satu gagasan umum, lalu tugas pembelajar ialah mengembangkan satu hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut, dilabeli Ya dan Tidak, dibandingkan dan diverifikasi sifat-sifat dan contoh yang berbeda itu, lalu konsep tersebut dinamai dan disampaikan aturan-aturan atau definisi-definisi dari konsep tersebut menurut sifat-sifatnya yang paling esensial. Sedangkan pada tahap kedua ialah menguji penemuan konsep, dengan mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang tidak dilabeli dari konsep itu lalu membuat contoh-contohnya, baru bisa membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis, setelah itu merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang ditentukan sebagaimana mestinya. Tahap ketiga ialah menganalisis strategi-strategi dengan segala hal untuk mencapai konsep. Model penemuan konsep mensyaratkan ada sajian contoh negatif dan positif pada siswa (dapat dilihat pada bagan di bawah ini). Yang harus ditekankan adalah dalam penemuan konsep bukan menemukan atau membuat konsep-konsep baru, tetapi mencapai atau mendapatkan konsep-konsep yang sebelumnya telah ada dari sumber data. Oleh sebab itu, sumber data perlu diketahui sebelumnya.

(20)

5

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini konsep dapat dihubungkan dengan pendidikan, Pendidikan dapat diartikan secara sempit dan dapat pula diartikan secara luas. Secara sempit diartikan “bimbingan yang diberikan kepada anak hingga dewasa”, sedangkan pendidikan dalam arti luas segala sesuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik. Sehingga nilai-nilai-nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan itu menjadi dari kepribadian anak yang pada gilirannya menjadi orang yang pandai. Definisi diatas mengandung pengertian lebih luas, yakni menyangkut perkembangan dan pengembangan manusia (Sadulloh, 2007, hlm. 15).

Sofyan Sauri saat bimbingan dirumahnya (2015) berpendapat pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berubah kearah yang lebih baik. Hakikat pendidikan menurut Sofyan Sauri adalah memanusiakan manusia yang berarti menjadi manusia yang mampu mengelola pikir, zikir, dan ikhtiar dengan ketauhidan yang mantap.

Syed Naquib al Attas (1990, hlm. 12) dalam hal ini mengatakan:

Pendidikan berasal dari kata ta’dib. Terdapat kata lain yang berkaitan

dengan kata ta’dib yakni tarbiyah, akan tetapi tarbiyah lebih menekankan pada mengasuh, menanggung, memberi makan, memelihara, dan menjadikan bertambah dalam pertumbuhan.

Selanjutnya Syed Naquib al Attas (1990, hlm. 12) mengatakan:

Penekanan pada ‘adab’ yang mencakup dalam amal pendidikan dan proses pendidikan, adalah untuk menjamin bahwa ilmu dipergunakan secara baik dalam masyarakat.

(21)

6

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat dalam keilmuannya dimana pengaruhnya sangat besar sekali bagi peradaban Islam, bahkan juga mampu mempengaruhi peradaban-peradaban lain. Sudah barang

tentu, “pendidikan” menjadi syarat utama dalam membangun sebuah peradaban yang

besar. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan tema yang tidak pernah sepi dan selalu manarik perhatian banyak kalangan. Sehingga,tarik-ulur konsep yang ideal pun selalu mewarnai dalam sejarah perjalanan pendidikan. Begitu pun yang terjadi dalam dunia Islam. Namun, sungguh disayangkan bahwa dalam perkembangannya, kondisi sebagaimana diawal pendidikan Islam terdahulu sudah kurang terasa lagi dari institusi pendidikan Islam yang ada sekarang. Sebagaimana sebuah obor, maka obor tersebut sudah hampir padam. Agar obor tersebut tidak padam dan terus menyala, maka pendidikan Islam seperti yang telah diwariskan oleh ulama-ulama terdahulu harus dihidupkan kembali. Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam yaitu at-tarbiyah, al-ta’lim dan at-ta’dib. Umumnya, istilah pendikan Islam banyak menggunakan at-Tarbiyah. Padahal menurut Naquib Al Attas, pengertian ta’dib lebih tepat dipakai untuk pendidikan Islam daripada ta‟lim atau tarbiyah (Lapidus, 1999, hlm. 23).

Ta’dib merupakan mashdar dari addaba yang secara konsisten bermakna

(22)

7

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak langsung telah terhegemoni oleh pendidikan negara-negara sekuler (Al Attas, 1972, hlm. 110).

(23)

8

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan itu sendiri, melainkan karena nilai-nilai ekonomi dan sosial (Freire, 1992, hlm. 34).

Pendidikan menurut Islam adalah untuk menciptakan manusia yang baik, bukan untuk menghasilkan warga negara dan pekerja yang baik. Hal ini sangat ditentukan oleh tujuan mencari ilmu itu sendiri. Sebab semua ilmu datang dari Allah Swt, maka ilmu merangkumi iman dan kepercayaan. Oleh karena itu, Al-Attas menegaskan bahwa tujuan menuntut ilmu adalah penanaman kebaikan atau keadilan dalam diri manusia sebagai manusia dan diri-pribadi, dan bukannya sekadar manusia sebagai warga negara atau bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat. Inilah nilai manusia sebagai manusia sejati, sebagai penduduk dalam kota, sebagai warga negara dalam kerajaan mikrokosmiknya sendiri, sebagai ruh. Inilah yang perlu ditekankan, manusia bukan sekadar suatu diri jasmani yang nilainya diukur dalam pengertian pragmatis atau utilitarian yang melihat kegunaannya bagi negara, masyarakat dan dunia (Attas, 1978, hlm. 43).

(24)

9

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menegaskan bahwa istilah “pendidikan” yang digunakan sekarang ini, secara normal, bersifat fisik dan material serta berwatak kuantitatif. Hal tersebut lebih disebabkan oleh konsep bawaan yang termuat dalam istilah tersebut berhubungan dengan pertumbuhan dan kematangan material dan fisik saja. Esensi sejati proses pendidikan telah diatur menuju pencapaian tujuan yang berhubungan dengan intelek atau „aql‟ yang ada hanya pada diri manusia. Sekali lagi menegaskan bahwa pendidikan sebagai penanaman adab kedalam diri, sebuah proses yang sebenarnya tidak dapat diperoleh melalui suatu metode khusus. Dalam proses pembelajaran, siswa akan mendemonstrasikan tingkat pemahaman terhadap materi secara berbeda-beda, atau lebih tepatnya pemahaman terhadap makna pembelajaran itu.

Hal ini karena „ilm‟ dan hikmah yang merupakan dua komponen utama dalam

konsepsi adab benar-benar merupakan anugerah Allah SWT. Tegasnya, bahwa adab mensyaratkan ilmu pengetahuan dan metode mengetahui yang benar. Dari sinilah kemudian, pendidikan Islam memiliki peran serta tanggung jawabnya didunia dan tujuan akhirnya diakhirat. Dari sini tampak sangat jelas dalam mata hati kita bahwa kebenaran metafisika sentralitas Tuhan sebagai Realitas Tertinggi sepenuhnya selaras dengan tujuan dan makna adab dan pendidikan sebagai ta‟dib. Dari sinilah kemudian, menurut Al-Attas, konsep ideal pendidikan Islam adalah ta’dib (Attas, 1989, hlm. 162).

Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata (2003, hlm. 7), menyatakan:

(25)

10

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

usaha kebudayaan berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan.

Menurut Abuddin Nata (2003, hlm. 8) rumusan pendidikan ini memberikan kesan dinamis, modern, dan progesif. Pendidikan tidak hanya memberikan bekal untuk membangun, tetapi seberapa jauh didikan yang diberikan itu berguna untuk menunjang kemajuan suatu bangsa. Semangat progresif yang terkandung dalam rumusan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara tersebut mengingatkan kita kepada pesan Khalifah Umar Ibnu Khatab bahwa anak muda sekarang adalah generasi dimasa yang akan datang dunia dan kehidupan yang akan dihadapi berbeda dengan dunia sekarang. Untuk itu apa yang diberikan kepada anak didik harus memperkirakan kemungkinan relevansi dan kegunaannya dimasa yang akan datang. Barangkali dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan penolong utama bagi umat ekstrim maju mundurnya atau baik buruknya suatu bangsa ditentukan oleh kondisi pendidikan yang dijalani oleh suatu bangsa tersebut.

(26)

11

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan pada dasarnya tidak steril dari berbagai pengaruh sistem kehidudpan politik, sosial, ekonomi, budaya, dan hukum. Sistem kehidupan yang demikian seharusnya secara sinergi memberikan dukungan bagi setiap upaya pembangunan nasional, meskipun pada kenyataanya sistem tersebut belum memberikan dukungan sepenuhnya sehingga sistem pendidikan yang ada belum mampu ikut menanggapi secara optimal krisis multidimensi yang dihadapi bangsa saat ini (Nata, 2003, hlm. 21). Tak terkecuali pendidikan Islam, yang dalam sejarah perjalanannya memiliki berbagai dinamika. Dikalangan umat Islam merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita untuk melestarikan dan mentransformasikan ajaran Islam kepada pribadi dan generasi penerus, sehingga nilai-nilai religius yang dicita-citakan dapat berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Bagi Indonesia sebagian tanggung jawab menurut asumsi diatas terletak pada lembaga pendidikan Islam yang sekaligus sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Secara ideal pendidikan Islam menghantarkan manusia mencapai keseimbangan pribadi secara menyeluruh, hal ini dapat dilakukan melalui latihan-latihan kejiwaan, akal pikiran, kecerdasan, perasaan ataupun panca indera. Berbagai perubahan dan perkembangan dalam pendidikan Islam itu sepatutnya membuat kita senantiasa terpacu untuk mengkaji dan meningkatkan lagi kualitas diri, demi peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan Islam di Indonesia, sejalan dengan perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Sejak dari awal pendidikan Islam, yang masih berupa pesantren tradisional hingga modern, sejak madrasah hingga sekolah Islam bonafide, mulai Sekolah Tinggi Islam sampai Universitas Islam, semua tak luput dari dinamika dan perubahan demi mencapai perkembangan dan kemajuan yang maksimal. Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam, dasarnya adalah Alquran dan Hadis Nabi Muhammad saw (Khozin, 2001, hlm. 48).

(27)

12

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(28)

13

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membutuhkan sistem kurikulum yang sesuai dan tepat untuk mengantisipasi kebutuhan dunia pendidikan yang berorientasi masa depan (Nasution, 1999, hlm. 64).

(29)

14

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berbicara tentang Pendidikan Islam tentunya tidak lepas dari bagaimana pencapaian pendidikan untuk memajukan Islam dan mencapai cita-cita masyarakat Islam secara umumnya yaitu “Rahmatan lil ‘alamin”. Berbagai asumsi pendidikan telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang, sekelompok orang, atau lembaga pendidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka pendidikan yang dilaksanakannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa falsafah pendidikan adalah memberikan dasar pijakan atau titik tolak bagi seseorang, sekelompok orang atau lembaga dalam rangka praktik pendidikan. Landasan filosofis pendidikan merupakan seperangkat asumsi pendidikan yang didedukasi dari asumsi-asumsi filsafat umum (metafisika, epistomologi, dan aksiologi) dikarena landasan pendidikan Islam adalah Al-Quran maka uraian landasan filosofis pendidikan akan dimulai dengan asumsi-asumsi metafisika, epistomologi, dan aksiologi Al-Quran. Metafisika (Tafsir, 2012, hlm. 24). Sebagaimana kita yakini, realitas atau alam semesta tidaklah ada dengan sendirinya, melainkan sebagai ciptaan sang Kholiq. Epistomologi (Hakikat pengetahuan). Segala pengetahuan hakikatnya bersumber dari Allah SWT. Allah SWT telah menurunkan pengetahuannya melalui Utusan-Nya (Wahyu) maupun apa-apa yang ada dialam semesta termasuk hukum-hukumnya. Aksiologi (Hakikat Nilai). Sumber segala nilai hakikatnya adalah Allah SWT. Adapun hakikat nilai individual (subjektif) dan nilai sosial (objektif) tidak boleh bertetangan dengan nilai Allah (Arifin, 1994, hlm.12).

(30)

15

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak disadari bahwa intervensi intelektual justru pertama kali melahirkan kodifikasi Al-Qur‟an sebagaimana adanya sekarang ini. Firman Allah dan Hadits Rasulullah adalah rujukan manusia untuk berpikir ke arah kemajuan, sebab dalam firman Allah banyak perintah-perintah yang tersurat dan tersirat, perintah yang tersirat ini yang merupakan dorongan bagi manusia untuk melakukan ijtihad, baik dalam ibadah, maupun ilmu pengetahuan, karena dasar pendidikan dalam Islam yang telah disepakati oleh para ahli pendidikan agama Islam adalah: Al-Qur‟an dan Al -Hadits. Tidak sedikit kaum muslimin yang mempunyai anggapan bahwa hasil ijtihad para ulama terdahulu, yang merupakan penafsiran atas Al-Qur‟an dan As-Sunnah dinilai mutlak benar dan absolut juga. Hal inilah yang menurut Harun Nasution menimbulkan pengaruh yang sangat kuat, pandangan sempit dan ketidak terbukaan terhadap hal yang baru. Perubahan-perubahan yang dibawa oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dianggap sebagai bid’ah, inovasi yang tidak sejalan bahkan dianggap bertentangan dengan agama. Masalah ini timbul bukan karena ajaran agama itu sendiri, akan tetapi merupakan akibat kesalahan dan kesalahpahaman sistem ajaran suatu agama yang diwahyukan dengan sistem ajaran agama sebagai hasil pemikiran para elit agama. Apabila kita meninjau jauh masa Rasulullah SAW dan masa dekatnya sesudah wafat beliau, ternyata mereka mengamalkan sendiri peraturan-peraturan yang ada dalam Al-Qur‟an dan Sunnah itu menurut ijtihadnya masing-masing. Cara bermazhab hanya terjadi jauh sesudah Rasulullah SAW wafat, yaitu sekitar zaman Bani Umayyah dan Bani Abbas. Ulama-ulama menetapkan hukum-hukum yang diperlukan untuk masa itu, oleh karena berlainan cara memahami Al-Qur‟an, berbeda-beda riwayat Sunnah Rasul yang dipergunakan, bahkan tidak jarang terjadinya pertentangan-pertentangan sengit karena timbulnya sentimen-sentimen politik dan ambisi perseorangan dan akibat berlainannya metode yang dipergunakan (An-Nahlawi, 1989, hlm. 47).

(31)

16

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang hukum Islam, seperti; Imam Malik, Ibnu Anas, Imam Syafi‟i, Imam Ahmad Ibnu Hambal, Imam Abu Hanifah dan lain-lain. Namun demikian, imam-imam itu pun tidak pernah memerintahkan kepada pengikut-pengikutnya untuk berpegangan hanya kepada hasil ijtihadnya saja, akan tetapi justru menganjurkan mencari dasar hukum yang lebih kuat serta berpikir telah sempurna. Ijtihad terus dibuka, teristimewa kepada mereka yang sanggup melakukannya, mereka yang memenuhi syarat-syarat untuk menjadi mujtahid. Dunia Islam telah melangkah ke dalam arena gerakan reformasi, mewajibkan syarat-syarat tertentu kepada para mujtahid, Dengan demikian maka terjagalah ajaran Islam dari sifat gegabah dan ketidaktazaman pendapat, untuk dapat mengerjakan perintah-perintah Allah dan Rasulullah sebagaimana mestinya, tanpa ada pengurangan ataupun tambahan. Menambah sesuatu adalah bid’ah, menambah dari apa yang telah diberikan pedomannya dan pelaksanaannya oleh Rasulullah. Disini terdapat prinsip, bahwa untuk masalah-masalah yang menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia, yang berhubungan dengan keperluan duniawi adalah diperkenankan, artinya tidak dilarang sampai ada ketentuan agama yang melarangnya. Sedangkan untuk masalah-masalah yang berhubungan dengan Allah SWT, dengan persoalan ukhrawi, maka dilarang berbuat sesuatu sampai ada ketentuan agama yang menyuruh berbuat. Di sinilah akan mudah ditentukan mana yang bid’ah dan mana yang bukan (Ade Sofa, 2001, hlm. 3).

(32)

17

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganjurkan dibukanya kembali pintu ijtihad. Perkembangan peradaban barat yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tidak bertentangan dengan Islam, maka Islam pun wajib untuk mempelajarinya. Pengembangan studi agama yang luas ditanah Arab telah mengantarkan kaum muslimin Indonesia dengan ajaran-ajaran reformis, meningkatkan kesadaran mereka terhadap identitas muslim dan menjadikan mereka mengenal perlawanan dunia muslim terhadap idealisme Eropa. Para penuntut ilmu dari Arab pulang dengan membawa sebuah komitmen meningkatkan intensifikasi kehidupan keagamaan muslim, sebuah keinginan untuk meningkatkan masyarakat dari kebodohan dan kesesatan menuju praktik peribadatan muslim yang benar (Langgulung, 2000, hlm. 131).

Pendidikan Islam merupakan sistem tersendiri diantara berbagai sistem didunia ini. Kendatipun demikian ada perincian dan unsur-unsur yang bersamaan. Dia merupakan sistem tersendiri baik tentang cakupannya maupun kesadarannya terhadap karsa dan rasa manusia. Pengaruhnya merupakan sistem tersendiri dalam jiwa dan kehidupan nyata. Diantara pengaruhnya adalah umat yang pernah mengagumkan sejarah, yaitu umat yang memulai karirnya dari yang kecilsampai mampu menyebarluaskan ajarannya seantero jagat, umat yang bercerai-cerai dan hamper tidak pernah berjumpa selain didalam pertarungan dan peperangan, tetapi tiba-tiba menjadi umat yang kokoh dan bersatu yang tidak ada bandingannya dibumi, menaklukan dan menjarah, memakmurkan, membangun, menegakan nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang belum dikenal, baik sebelum maupun sesudahnya, menjadi umat yang terbesar keseluruh muka bumi, menyebarkan cahaya petunjuk, membangun kembali kehidupan ini atas izin Allah SWT. Umat itu seluruhnya merupakan produk sistem, umat dengan materialism dan idealismenya dengan seluruh rasa dan segenap perangai dan tingkah lakunya (Quthb, 1993, hlm. 14).

(33)

18

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perjuangannya adalah ingin mengajak kaum muslimin di Indonesia untuk menghidupkan dan membangkitkan kembali (revitalisasi) ajaran Islam dari keterpurukan, sehingga umat Islam tidak ketinggalan dalam peradaban. Beliau telah mengutarakan gagasan dalam dunia pendidikan yang menjadi pembaharuan pendidikan Islam merangkumi tauhid sebagai asas pendidikan, konsep ilmu, kebebasan berfikir sebagai tradisi dan disiplin ilmu, bahasa Arab sebagai bahasa ilmu, dan kesinambungan pondok pesantren dalam menghadapi perubahan zaman. Menurut Mohammad Natsir, tujuan pendidikan Islam selaras dengan tujuan manusia diciptakan, Yaitu untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan menempatkan manusia ditempat teratas sebagai khalifah dimuka bumi ini. Kemajuan dan kemunduran sesuatu bangsa amat bergantung pada ke sanggupan dan ketahanan ummat untuk menduduki tempat yang mulia itu (Puar, 1978, hlm. 15).

B. Rumusan Masalah Penelitian

Pada dasarnya segala penelitian baik penelitian kualitatif, kuantitatif dan penelitian pustaka bersumber dari adanya masalah. Masalah adalah lebih dari sekedar pertanyaan, dan jelas berbeda dengan tujuan. Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari suatu jawaban. Perumusan masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami atau menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting didalam penelitian, sebab masalah merupakan obyek yang akan diteliti dan dicari solusinya melalui penelitian.

(34)

19

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Islam di perguruan tinggi Islam lebih banyak mengadopsi konsep-konsep pendidikan Barat ketimbang Pendidikan Islam itu sendiri.

Pendidikan menurut Tafsir (2012, hlm. 275) setidaknya terdiri dari empat komponen yaitu tujuan pendidikan, proses pendidikan, evaluasi pendidikan, dan kendala pendidikan.

Penelitian ini berfokus pada “Konsep Pendidikan Islami Menurut Mohammad Natsir Studi Pada Buku Capita Selecta. Oleh sebab itu, masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Konsep Pendidikan Islami Menurut Mohammad Natsir Studi Pada Buku Capita Selecta?”

Secara rinci masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tujuan pendidikan menurut Mohammad Natsir pada buku Capita Selecta?

2. Bagaimana proses pendidikan menurut Mohammad Natsir pada buku Capita Selecta?

3. Bagaimana evaluasi pendidikan menurut Mohammad Natsir pada buku Capita Selecta?

4. Bagaimana kendala Mohammad Natsir dalam mengembangkan konsep pendidikan Islami Di Indonesia pada buku Capita Selecta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua prilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan “Konsep Pendidikan Islami menurut Mohammad Natsir Studi Pada Buku Capita Selecta Karya Mohammad Natsir

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan masalah dalam penelitian ini adalah:

(35)

20

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk memperoleh deskripsi tentang Konsep Pemikiran Pendidikan Islami menurut Mohammad Natsir dalam buku Capita Selekta

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan tujuan pendidikan menurut Mohammad Natsir pada buku Capita Selecta?

b. Untuk mendeskripsikan proses pendidikan menurut Mohammad Natsir pada buku Capita Selecta?

c. Untuk mendeskripsikan evaluasi pendidikan menurut Mohammad Natsir pada buku Capita Selecta?

d. Untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi oleh Mohammad Natsir dalam mengembangkan konsep pendidikan Islami pada buku Capita Selecta?

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis untuk mengembangkan pedagogik dalam konsep pendidikan Islam dan dapat memberikan pengetahuan yang kontruktif dan memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan yang Islami di Indonesia sehingga antara intelektual dan spiritual dapat berjalan secara kesinambungan dengan baik.

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat:

a. Almamater, Penelitian ini diupayakan dapat memberi kontribusi dalam menambah dan mewarnai nuansa ilmiah di lingkungan kampus UPI Bandung.

b. Guru, hasil penelitian ini diharapkan untuk meningkatkan profesionalisme dan semangat guru dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak didik mereka.

(36)

21

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Struktur Organisasi Tesis

Stuktur Penelitian Tesis ini terdiri dari beberapa komponen yang sistematis dalam bentuk bab per bab, dan antara satu bab dengan bab yang lain terdapat keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Adapun kerangka berpikir yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan. Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang berkaitan rancangan pelaksanaan penelitian secara umum, terdiri dari sub-sub bab tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan stuktur organisasi tesis.

Bab II, Bab ini berisi landasan teori yang didalamnya terdapat subbab yaitu sejarah pendidikan Islam, Teori-teori Pendidikan Islam, Teori Pendidikan yang mempengaruhi Mohammad Natsir, Biografi singkat Mohammad Natsir, Manusia sebagai Makhluk Pendidikan, Perpektif Pedagogik, Pendidikan Tarbiyah, Tujuan Pendidikan, Proses Pendidikan, Evaluasi Pendidikan, Kendala Pendidikan.

BAB III, Metode Penelitian. Bab ini meliputi: 1) Desain penelitian. 2) Sumber Data. 3) Pengumpulan data. 4) Analisis data.

BAB IV, Bab IV berisi tentang temuan dan pembahasan dan dalan bab ini terdiri dari beberapa sub bab. Pertama, Hasil penelitian, Kedua, pembahasan

(37)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik bersifat kuantitatif atau kualitatif, eksperimental atau noneksperimental. Metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku. Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, hambatan, tantangan, ancaman dan kesulitan yang harus diatasi. Masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia, dan berkat keberhasilan mengatasi dan memecahkan masalah-masalah tersebut manusia berkembang lebih pesat, lebih tinggi. Sudah tentu manusia juga mampu memecahkan masalah yang dihadapinya karena ada sebab lain disamping upaya tersebut. Manusia mampu memecahkan masalah yang dihadapinya, mampu mengembangkan dan menciptakan hal-hal baru, karena memiliki sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan intelektual, sosial, afektif dan psikomotorik. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori (Sukmadinata, 2010, hlm. 5).

Adapun bahasan-bahasan yang akan diuraikan dalam bab ini, yaitu: desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Perolehan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, menggunakan metode library Research atau studi kepustakaan dengan pendekatan analisis historis. Sumber data ini

(38)

96

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Desain Penelitian

(39)

97

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter data yang terkumpul (katagorisasi), kemudian dianalisis dan ditafsirkan (di interpretasi). Adapun teknik analisis yang digunakan ialah analisis isi (content analysis). Setelah dianalisis dan diinterpretasi, peneliti melakukan diskusi bersama

para ahli. (Permana & Sudarsyah 2013, hlm. 23), menyatakan bahwa “penelitian historis secara umum merupakan penelaahan data serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Atau dengan kata lain, penelitian bertugas mendeskripsikan gejala dalam kurun waktu masa lalu. Karena itu pada studi ini menjadi penting untuk menetapkan sumber data baik primer maupun sekunder. Dokumen-dokumen, catatan, sejarah lisan, dan sumber informasi lainnya dapat bersifat sumber primer atau sekunder. Adapun alur metode penelitian (desain penelitian) secara singkat dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

B. Sumber Data

MASALAH PENELITIAN

ANALISIS DATA

SUBJEK PENELITIAN

TRIANGULASI PENELITIAN

KUALITATIF NON INTERAKTIF

(40)

98

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang berkaitan langsung dengan peristiwa yang sedang diselidiki, seperti buku harian dan artikel dengan orang yang mengalami peristiwa itu. Sedangkan sumber sekunder seperti buku yang ditulis tentang kejadian tersebut. Proses pengumpulan data dilakukan dengan bahan-bahan dokumen yang ada, yaitu dengan melalui pencarian buku-buku, jurnal dan lain-lain dikatalog dari beberapa perpustakaan dan mencatat sumber data yang terkait yang dapat digunakan dalam studi penelitian ini. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

D.P. Sati Alimin, Capita Selecta, Cet. III, Jakarta: Bulan Bintang, 1973.

Buku Capita Selecta ini dipilih karena merupakan warisan intelektual dan buah pemikiran Mohammad Natsir yang dikumpulkan oleh Sati Salimi. Sati Salimi adalah seorang wartawan yang sangat mengaggumi Mohammad Natsir. Beliau yang mengumpulkan berbagai macam artikel yang pernah ditulis oleh Mohammad Natsir dan dijadikan buku yang berjudul CAPITA SELECTA.

- Adapun sumber sekunder, meliputi karya tentang Mohammad Natsir yang Pemikiran dan Perjuangan Mohammad Natsir (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001),

- 100 Tahun Mohammad Natsir: Berdamai dengan sejarah (Yogyakarta: Lkis, 2008),

- Pak Natsir 80 Tahun: Pandangan dan penilaian anak Muda (disunting oleh Saifuddin Anshari dan Amin Rais),

- Rindu Pendidikan dan Kepemimpinan M.Natsir (Semarang: Republika, 2000)

(41)

99

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Mohammad Natsir Dalam Sejarah Politik Indonesia (Surabaya: PT. Mizan Pustaka, 2001)

- Seri Tempo M. Natsir, (Jakarta: Gramedia, 1998) - Mohammad Natsir, (Jakarta: PT. Suka Buku, 2008)

- Soekarno Versus M. Natsir, (Bandung: Darrul Falah, 2000)

- Mohammad Natsir dan Perjuangan Politik Indonesia, (Bandung: PT. Buku Kita, 1994)

- M. Natsir Dakwah dan Pemikiran (Yogyakarta: Gema Insani Press, 2000)

Pentingnya sumber sekunder dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis lebih mendalam konsep pendidikan Mohammad Natsir dengan tujuan untuk memperkuat isi tulisan dalam penelitian ini.

C. Pengumpulan Data

Jenis penelitian ini merupakan penelitian literature atau penelitian kepustakaan (Library Research). Menurut Muhajir, (1996, hlm. 59) penelitian Kajian pustaka lebih menekankan olahan teoritis daripada uji empiris dilapangan sebagai suatu penelitian literature yang akan menganalisis secara deskriptif. Oleh karenanya bahan pustaka sebagai sumber data utama dalam penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan Mohammad Natsir. Sehingga prosedur Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap member check. (Nasution, 1992, hlm. 85) mengemukakan bahwa penelitian pada dasarnya

terdiri dari tiga tahapan, yaitu (a) tahap orientasi, (b) tahap eksplorasi, (c) tahap member-check. Tahapan tersebut dilakukan sebagai berikut:

(42)

100

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tahap Eksplorasi: Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan diri untuk melakukan penelitian secara intens: berupaya memperoleh data dengan sikap yang lebih selektif, mencari informasi yang relevan. Tahap eksplorasi yang dilakukan dalam penelitian guna mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian. Pada tahap ini peneliti mencari sumber data primer dengan cara membaca dan menelusuri pendapat Mohammad Natsir yang tertuang dalam karya-karyanya atau buku-bukunya dan mencari sumber sekunder dengan cara menelusuri pendapat tokoh-tokoh yang terdapat kesamaan tema-tema pemikiran dengan Mohammad Natsir. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, penulis melakukan reduksi data (memasukkan data kedalam kategori tema, fokus), melakukan display data (penyajian data kedalam sejumlah matrik, yang menunjukkan jalinan pengaruh antar faktor didalam proses peristiwa), kemudian melakukan penarikan kesimpulan dan segera digarap oleh peneliti untuk dianalisis kedalam bentuk laporan penelitian. Setelah tahapan diatas selesai, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penulisan laporan penelitian yang dibuat sesuai dengan format pedoman penulisan yang berlaku dilingkungan Program Pascasarjana UPI Bandung.

(43)

101

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Konsep Pendidikan Islam Menurut Mohammad Natsir (Studi pada buku Capita Selecta Karya M. Natsir)

No. Pertanyaan Teori Indikator Sumber Data

1. Bagaimanakah

(44)

102

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khusus

(45)

103

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang demokratis serta bertanggung jawab.”

(46)

104

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(47)

105

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan

Teori tentang Proses Pendidikan, yang di

(48)

106

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Islam Tentang

Teori tentang Kendala Pendidikan dan

(49)

107

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan fakta secara sistematis, faktual, cermat, dan akurat (Sudarto, 2001 hlm. 48). Dalam arti peneliti akan mengkaji sistematis, faktual, cermat, dan akurat terhadap Konsep Pendidikan Islam Mohammad Natsir, meliputi konsep tujuan, proses, evaluasi, dan kendala pendidikan.Setelah data dari buku terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti kembali data-data yang didapat, apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat segera dipersiapkan untuk proses berikutnya. Secara sistematis dan konsisten bahwa data yang diperoleh, dituangkan dalam suatu rancangan konsep yang kemudian dijadikan dasar utama dalam memberikan analisis.

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, analisa data adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu. (Moleong, 2007, hlm. 280).

Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari dan menemukan serta menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti sehingga diharapkan peneliti dapat meningkatkan pemahamannya tentang data yang terkumpulkan dan memungkinkannya menyajikan data tersebut secara sistematis guna menginterpretasikan dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni proses mengumpulkan dan menyusun secara baik data-data yang didapatkan melalui dokumen dokumen Mohammad Natsir tentang konsep pendidikan. Adapun analisis data yang digunakan peneliti mengadaptasi analisis data model Miles and Huberman yang terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.

(50)

108

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan katakata atau kalimat yang dipisahkan untuk kategori untuk memperoleh kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan:

a. Teknik perpanjangan keikutsertaan, ialah untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti.

b. Ketekunan pengamatan, bermaksud menemukan ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin dalam (Moleong, 2007, hlm. 196), membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dalam hal ini penulis menggunakan triangulasi metode.

d. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi, dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan sejawat.

(51)

109

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul.

f. Kajian kasus negatif, dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding;

g. Pengecekan anggota, yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analisis, penafsiran, dan kesimpulan. Yaitu salah satunya seperti ikhtisar wawancara dapat diperlihatkan untuk dipelajari oleh satu atau beberapa anggota yang terlibat, dan mereka diminta pendapatnya. Kriteria kebergantungan dan kepastian pemeriksaan dilakukan dengan teknik auditing. Yaitu untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data (Moleong, 2007, hlm. 326).

(52)

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Secara Umum

Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya adalah pembentukan kepribadian dan sasaran serta tujuan dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang didasarkan kepada prinsip tauhid dalam rangka mengemban diri hanya kepada Allah SWT, simpulnya terletak pada Syahadah, dan Syahadah dari sisi

pendidikan tidak lain adalah sebuah pernyataan “pembebasan” dari segala macam

(53)

160

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan manusia. Dengan mengarahkan hidup hanya kepada Tuhan yang transenden, maka manusia secara individu telah menjalani proses pembebasan dari belenggu hawa nafsu, menumbuhkan asas-asas etika kehidupan yang kukuh dan memerdekakan manusia dari perhambaan kepada sesama mahluk.

Menurut Mohammad Natsir, sisi pertama dari tauhid adalah memperkokoh kesadaran batin manusia, menumbuhkan spiritualitas yang mendalam dan juga menjadi basis etika pribadi. Sedangkan sisi kedua dari tauhid adalah berisikan penekanan kepada kesatuan universal umat manusia sebagai umat yang satu, berdasarkan persamaan, keadilan, kasih sayang, toleransi dan kesabaran. Jadi dalam konteks kemanusiaan Tauhid menegaskan prinsip humanisme universal yang tanpa batas, serta sumber atau rujukan didalam penyajian materi pendidikan kepada anggota keluarga yaitu ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

2. Secara Khusus

Konsep pendidikan Islam menurut Mohammad Natsir Secara khusus yaitu setiap pendidikan harus berlandasan pada ajaran Islam dan didalam pendidikan tersebut tidak ada integrasi sekolah umum dengan madrasah. MohammadNatsir mengemukakan dalam tulisannya bahwa tidak ada dikotonomi antara pendidikan agama dengan pendidikan umum. Ia mengatakan bahwa dikotonomi pendidikan adalah warisan sejarah masa kemunduran Islam, dan tidak pernah ada dalam Islam. Baginya Islam itu ialah sumber segala perjuangan atau revolusi itu sendiri, sumber dari penentangan setiap macam penjajahan: eksploitasi manusia atas manusia; pemberantasan kebodohan, kejahilan, pendewaan dan juga sumber pemberantasan kemelaratan dan kemiskinan. Islam tidak memisahkan antara keagamaan dan kenegaraan. Nasionalisme hanyalah suatu langkah, suatu alat yang sudah semestinya didalam menuju kesatuan, persaudaraan manusia dibawah lindungan dan keridhaan Ilahi. Maka dari itu, Islam itu adalah primair.

(54)

161

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri kepada Allah SWT semata yang bisa mendatangkan kebahagiaan bagi penyembahnya. Hal ini juga yang disimpulkan oleh Prof. DR. H. Abuddin Nata, M.A, tentang tujuan pendidikan Islam menurut M. Natsir, bahwa pendidikan Islam ingin menjadikan manusia yang memperhambakan segenap rohani dan jasmaninya kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan konsep Islam terhadap manusia itu sendiri. Bahwa mereka diciptakan oleh Allah untuk menghambakan diri hanya kepada Allah semata. Oleh karenanya segala usaha dan upaya manusia harus mengarah ke sana, di antaranya adalah pendidikan.

(55)

162

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah tertanam nilai kebenaran tauhid akan berani hidup ditengah-tengah dunia, tapi ia pun berani mati untuk memberikan bakti darmanya bagi kehakiman Ilahi di

hari akhir. Karena hidup dan matinya telah diperuntukkan bagi Allah Rabbul’alamin

semata. Sebab konsep pendidikan Islam yang mengandung tata nilai Islam merupakan pondasi struktural pendidikan Islam. Sebagaimana yang diterangkan dalam

Al-Qur’an, Hadits dan dalam kehidupan Rasulullah SAW, setidaknya ada lima sikap

dasar dalam dimensi iman, yaitu: pertama, meyakini; kedua, mengikrarkan dengan lisan; ketiga, yang ber-fitrah Islami; keempat, apa yang dipikirkan secara Islami; kelima, iman juga berdimensi dakwah (amar ma’ruf nahi munkar). Apa yang dipikirkan secara Islami harus diamalkan secara benar-benar dengan berakhlak Islami. Karena belum beriman seseorang jika belum teruji dalam kenyataan (empirik) dan berhasil dalam menghadapi ujian, cobaan dan tantangan dengan tidak tergeser keyakinannya, fikrahnya, sikapnya dan amalnya, Karena keimanan merupakan pengondisian dalam pengalaman empirik di tengah-tengah kehidupan sosial. Bahkan dapat dikatakan bahwa nilai iman dan amal shaleh adalah ikatan yang tidak bisa di pisahkan satu sama lainnya. Karena keduanya menjadi barometer jatuh bangunnya

kemanusiaan dan peradaban. Amar ma’ruf nahi munkar adalah berjuang untuk

merealisasikan ajaran Islam menjadi tata kehidupan yang adil dalam Ridha-Nya. Dari kelima dimensi iman di atas, maka jelaslah bahwa tauhid menyatukan aktivitas manusia sehari-hari dalam ketundukannya kepada Allah SWT. Sedangkan pengalaman empirik-rasional-intuitif, terikat pada ke-Esa-an Allah SWT, atau dengan kata lain bersatunya iman, ilmu dan amal shaleh sebagai sistem kehidupan dalam diri seorang muslim yang tidak terpisahkan. Munculnya dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum, tidak saja menggoyahkan integritas konsepsi pendidikan Islam, tetapi juga memperlihatkan wajah pendidikan yang terkotak-kotak.

(56)

163

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karenanya, dalam sekolahan yang didirikannya “PENDIDIKAN ISLAM” memadukan pendidikan Islam dengan pendidikan umum. “Beliau ingin membuktikan

kepada Belanda dan masyrakat bahwa pendidikan dan perguruan Islam mampu bersaing dengan pendidikan konvensional lainnya mencetak output yang berkualitas.

B. IMPLIKASI dan REKOMENDASI

Pendidikan adalah proses yang membantu manusia dalam memperoleh ketenangan dan kesempurnaan dalam hidup, karena pendidikan merupakan proses yang komprehensif, yang melatih emosional, intelektual dan sensual secara simultan. Dengan harapan umat Islam dapat belajar dari sejarah dan melaksanakan proses yang mempunyai dasar secara luas yang diberikan kepada manusia dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pendidikan islam merupakan paradigm ilmu menuntut pengembangan yang terus menerus, baik secara teori maupun prakteknya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Oleh karena itu sudah menjadi tugas bersama bagi seluruh umat Islam, khususnya para ulama-ulama, para cendikiawan muslim untuk berupaya merumuskan dan mewujudkan pendidikan yang integral antara pendidikan agama dengan pendidikan umum, yang memiliki karakter, metodologis, terampil, memiliki nilai agamis, ilmiyah, edukasi dan bertanggungjawab. Maka dari itu saran penyusun;

1. Bagi pendidik yang memiliki hak mengembangkan kurikulum berbasis Islam ada baiknya jika setiap pendidikan mengintegrasikan pada agama dengan pendidikan umum, terutama bagi pendidikan yang bernuansa Islami.

2. Bagi orang yang mencari ilmu dan selalu ingin belajar, hendaknya tidak memilah dan memilih ilmu, karena sebenarnya tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum.

(57)

164

Tofan Rapiera Yudha, 2015

KONSEP PENDIDIKAN ISLAMI MENURUT MOHAMMAD NATSIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mangajarkan cara mendidik anak agar anak tersebut menjadi lebih dewasa dan siap untuk hidup bersosial dan menjadi manusia yang bertakwa kepada tuhannya.

4. Bagi generasi Islam hendaknya paham bahwa ilmu agama dan ilmu umum adalah sebuah sistem yang saling membutuhkan, tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, karena semua ilmu berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah SWT.

5. Hasil penelitian bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan keilmuwan dilingkungan pendidik dan tenaga pendidikan agar senantiasa menjadikan manusia yang lebih bertakwa dan beriman kepada sang pencipta.

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini menggunakan total data uji 78 didapatkan hasil dengan Tingkat akurasi pada sistem yang telah dibuat yaitu sebesar 92.3% dimana nilai matriks

Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan menddeteksi salah saji adalah: otoritas umum dan khusus untuk setiap pembelian, setiap surat order harus didasarkan

Saya mahasiswa Ekstensi Keperawatan Pagi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peran kepala

public services are oft en deeply root ed in their polit ical and social cont ext s. These effect s rem ain st atist ically robust across all regression specifications.

Pengontrolan Ac Mobil Berdasarkan Kemiringan Jalan (Tanjakan) Chresnawan Teddy

Laporan Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang dengan

Mereka menyimpulkan bahwa mahasiswa yang terampil cenderung menggunakan representasi non-matematik, sementara mahasiswa yang kurang terampil cenderung langsung

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL