• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : Inflation Rate, Interest Rate Certificate of Bank Indonesia, Exchange Rate, and Income Tax

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Keywords : Inflation Rate, Interest Rate Certificate of Bank Indonesia, Exchange Rate, and Income Tax"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 1 PENGARUH TINGKAT INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA,

DAN NILAI TUKAR KURS TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Pada Penerimaan Pajak Penghasilan Dalam Kurun Waktu 2005-2014)

Mohammad Andika Ferdiawan Kertahadi

Amirudin Jauhari

PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya E-mail:

115030400111039@mail.ub.ac.id

Abstract

Income tax is one of the tax types of that are managed by the Direktorat Jenderal Pajak. The meaning of the income tax is based on income from the corporate taxpayers or private person taxpayers who was acquired during the tax period of one year. Income tax is one the type that has contributed significantly to the financial income countries.This research is according to macro-economic conditions such as inflation rate, interest rate certificates of Bank Indonesia, and the exchange rate began the period 2005 to 2014. Source of the data used in this research are secondary data. This type of research used in this research is the explanation (explanatory research).The Data analysis technique used for this research is multiple linear analysis with the dependent variable income tax revenue and the independent variable is the inflation rate, the interest rate of Bank Indonesia certificates, and the exchange rate.Analysis using F test was showed that the independent variables have a simultaneous effect on the dependent variable. Based on the T test with 5% is found that the variable rate of inflation, interest rate of Bank Indonesia certificates, and the exchange rate has a partial effect on income tax revenue.

Keywords : Inflation Rate, Interest Rate Certificate of Bank Indonesia, Exchange Rate, and Income Tax

Abstrak

Pajak penghasilan merupakan salah satu jenis pajak yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Pengertian dari pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan baik wajib pajak badan maupun orang pribadi yang diperolehnya selama satu tahun masa pajak. Pajak penghasilan adalah salah satu jenis pajak yang memiliki sumbangsih yang cukup besar terhadap pemasukan keuangan negara.

Penelitian ini dilakukan pada kondisi ekonomi makro antara lain inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014. Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis linear berganda dengan variabel dependen penerimaan pajak penghasilan dan variabel independen adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs.Analisis dengan menggunakan hasil uji F didapatkan bahwa variabel-variabel independen mempunyai pengaruh secara, bersama terhadap variabel dependen.

Berdasarkan uji T dengan α sebesar 5% didapatkan bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs memiliki pengaruh secara sendiri terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Kata Kunci : Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Kurs dan Pajak Penghasilan

PENDAHULUAN

Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang sedang fokus melaksanakan pembangunan. Pembangunan yang paling kentara adalah perbaikan sarana-sarana umum seperti jalan raya, jembatan dan lain sebagainya.

Hal tersebut membuktikan bahwa perekonomian Indonesia mengalami perkembangan. Berikut adalah kondisi perekonomian Indonesia

berdasarkan pendapatan nasional selama sepuluh tahun ke belakang :

Tabel 1. Perbandingan Pendapatan Nasional dan Penerimaan Pajak Penghasilan Tahun 2005-2014 (dalam miliar)

No Tahun

Jumlah Pendapatan

Nasional

Penerimaan Pajak Penghasilan 1 2005 1.521.193,80 175.541,20 2 2006 1.585.488,40 208.833,10 3 2007 1.689.149,30 238.431,00

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 2 4 2008 1.836.356,30 327.497,70

5 2009 1.876.667,00 317.615,00 6 2010 2.024.689,90 357.045,50 7 2011 2.184.531,3 431.045,00 8 2012 2.372.063,3 512.834,50 9 2013 2.438.143,5 538.760,00 10 2014 2.560.677,02 591.621,00 Sumber : anonim (2015)

Berdasarkan pendapatan nasional pada data tersebut memperlihatkan bahwa perekonomian Indonesia meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut membuktikan bahwa tingkat perekonomian di Indonesia begitu stabil. Jika dibandingkan dengan penerimaan pajak penghasilan, maka pendapatan nasional dan penerimaan pajak penghasilan berbanding lurus.

Maka dari itu pendapatan nasional berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan. Pada sisi lain pendapatan nasional dipengaruhi oleh perekonomian makro, dan di dalam perekonomian makro terdapat beberapa variabel yang sangat mempengaruhi. Variabel yang mempengaruhi pendapatan nasional adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini tengah mengalami tingkat inflasi yang cenderung rendah, berdasarkan temuan peneliti pada situs resmi Bank Indonesia. Situs tersebut menampilkan data sebagai berikut :

Tabel 2. Tingkat Inflasi Indonesia Pada Januari – Oktober 2014

No Bulan Tahun Tingkat Inflasi 1 Oktober 2014 4.83 %

2 September 2014 4.53 % 3 Agustus 2014 3.99 %

4 Juli 2014 4.53 %

5 Juni 2014 6.70 %

6 Mei 2014 7.32 %

7 April 2014 7.25 %

8 Maret 2014 7.32 %

9 Februari 2014 7.75 % 10 Januari 2014 8.22 % Sumber : anonim (2014)

Data tersebut memperlihatkan bahwa tingkat inflasi yang terjadi termasuk inflasi jenis rendah, berdasarkan tingkat parah atau tidaknya inflasi, dan juga tingkat inflasi yang terjadi masih dibawah 10% (Nainggolan, 2005:68-69). Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari bulan ke bulan pada tahun 2014 tingkat inflasi pada Negara Indonesia cenderung fluktuatif. Inflasi sangat jelas hubungannya dengan kondisi perekonomian pada sebuah negara, jika inflasi terlalu tinggi maka akan terjadi ketidakseimbangan pada sebuah negara tersebut (Pramulia, 2009:3).

Pada dasarnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sangat erat hubungannya dengan tingkat inflasi. Hal tersebut terjadi karena suku bunga Sertifikat Bank Indonesia merupakan salah satu cara bagi pemerintah melalui Bank Indonesia untuk menanggulangi inflasi yang terjadi (Pramulia, 2009:4). Maka dari itu dengan memainkan kedua variabel tersebut Bank Indonesia dapat mengendalikan stabilisasi moneter di negara Indonesia, dan juga apabila kestabilan moneter dapat tercipta maka pendapatan nasional akan stabil bahkan bisa merangkak naik, dengan begitu penerimaan pajak penghasilan juga akan meningkat seiring stabilnya perekonomian Indonesia. Selain dua variabel tersebut, masih ada variabel ekonomi makro yang berkaitan dengan penerimaan pajak penghasilan, yaitu nilai tukar kurs.

Nilai tukar kurs merupakan selisih tukar nilai sebuah mata uang dari suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs sangat berhubungan erat dengan perdagangan internasional, karena pada saat transaksi pada perdagangan internasional terjadilah proses nilai tukar kurs.

Nilai tukar kurs tersebut mengakibatkan sebuah perusahaan maupun instansi lain harus menerima konsekuensi dari perubahaan nilai kurs yang sangat fluktuatif, bahkan hampir setiap menit nilai tukar kurs bisa berubah-ubah, namun untuk kurs yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan nilai tukar kurs Kementerian Keuangan yang mengalami perubahan selama seminggu sekali (Chostanti, 2011:5).

Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengetahui bahwa faktor-faktor yang dipakai sebagai variabel penelitian saling berkait satu sama lain. Faktor-faktor tersebut merupakan data yang berfluktuatif, dari hal tersebut peneliti sangat tertarik untuk meneliti apakah dengan kefluktuatifan data tersebut penerimaan pajak dalam hal ini pajak penghasilan dapat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut. Pada hal lainnya, Inflasi yang mempunyai dampak secara global otomatis akan mempengaruhi perekonomian suatu negara, dan juga tingkat suku bunga yang memicu investor untuk melakukan investasi ke bank dengan mengharapkan keuntungan dari pendapatan bunga. Kurs juga sangat penting bagi pelaku perekonomian yang melakukan perdagangan internasional, dan juga kurs mengakibatkan selisih laba atau rugi pada para pelaku yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. Ketiga

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 3 faktor tersebut sangat mempengaruhi

perekonomian suatu negara, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Perekonomian suatu negara merupakan indikator yang dipengaruhi pendapatan nasional.

Pendapatan nasional bisa dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan pada penelitian ini peneliti memilih pajak penghasilan sebagai variabel yang dijadikan pembanding atas ketiga variabel yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka dari itu peneliti bertujuan untuk menggunakan judul “Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Nilai Tukar Kurs Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan”

TINJAUAN PUSTAKA Pajak

Menurut Soemahamidjaya dalam Suandy (2006:9) “Pajak adalah iuran wajib dan bersifat memaksa, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma- norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”

Menurut Soemitro dalam Nurmantu (2005:12-13) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jas timbal (tegen prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum”

Menurut pendapat dari para ahli, memberikan gambaran bahwa sesungguhnya pajak adalah :

1. Pembayaran pajak dikelola oleh pemerintah

2. Pajak merupakan pungutan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Pajak bersifat memaksa

4. Tidak ada imbalan secara langsung terhadap pembayar pajak

5. Pajak digunakan atas dasar kemakmuran dan kepentingan semua rakyat

6. Pajak dibayar oleh rakyat dan dikembalikan lagi kepada rakyat secara adil dan merata berupa fasilitas umum yang didanai oleh pemerintah

Pajak Penghasilan

“Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak” (Resmi, 2008:80)

Berdasarkan pengertian dari ahli dapat disimpulkan bahwa pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak atas semua penghasilan yang diterima pada tahun pajak dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP).

Tingkat Inflasi

“Menurut Manullang (1993:83) Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan dimana terjadi turunnya nilai mata uang. Inflasi terjadi karena semakin meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.”

“Menurut Djohanputro (2006:147) Inflasi sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum. Kecenderungan yang dimaksud adalah bahwa kenaikan tersebut tidak terjadi sesaat.

Kenaikan harga sesaat tidak dianggap sebagai inflasi.”

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi adalah Suatu keadaan dimana terlalu banyak uang yang beredar di masyarakat, sehingga mengakibatkan harga-harga dan biaya-biaya umum mengalami kenaikan yang signifikan. Inflasi juga mengakibatkan menurunnya nilai mata uang suatu negara dan melemahkan daya beli terhadap uang yang telah diinvestasikan.

Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia

“Tingkat suku bunga merupakan harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu yang telah disepakati”

(Darmawi,2006:181).

Pada dasarnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sangat erat hubungannya dengan tingkat inflasi. Hal tersebut terjadi karena suku bunga Sertifikat Bank Indonesia merupakan salah satu cara bagi pemerintah melalui Bank Indonesia untuk menanggulangi inflasi yang terjadi. Maka dari itu dengan memainkan kedua variabel tersebut Bank Indonesia dapat mengendalikan stabilisasi moneter di negara Indonesia, dan juga apabila kestabilan moneter dapat tercipta maka pendapatan nasional akan stabil bahkan bisa merangkak naik, dengan begitu penerimaan pajak penghasilan juga akan meningkat seiring stabilnya perekonomian Indonesia. Selain dua variabel tersebut, masih

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 4 ada variabel ekonomi makro yang berkaitan

dengan penerimaan pajak penghasilan, yaitu nilai tukar kurs.

Nilai Tukar Kurs

“Nilai tukar (kurs) adalah jumlah mata uang tertentu yang dapat ditukar terhadap satu unit mata uang lain. Jadi, kurs rupiah merupakan jumlah dari mata uang yang dapat ditukar terhadap satu unit mata uang negara lain, semisal terhadap dollar AS” (Joesoef, 2008:24)

Nilai tukar kurs merupakan selisih tukar nilai sebuah mata uang dari suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs sangat berhubungan erat dengan perdagangan internasional, karena pada saat transaksi pada perdagangan internasional terjadilah proses nilai tukar kurs.

Nilai tukar kurs berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai tukar kurs merupakan satuan unit mata uang suatu negara yang dapat ditukarkan dengan satuan unit mata uang negara lain yang memiliki perbedaan nilai mata uang diantara kedua mata uang tersebut.

Hipotesis

H1 = Tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar kurs secara simultan berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan.

H2 = Tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar kurs secara parsial berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan.

H3 = Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh dominan terhadap penerimaan pajak penghasilan.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang bermaksud untuk mengetahui pengaruh tingkat inflasi, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs terhadap penerimaan Pajak Penghasilan, maka jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif (Azwar, 2010:5).

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Bank Indonesia dan Direktorat Jenderal Pajak. Mengingat data yang diperlukan untuk penelitian ini diadapatkan pada situs resmi pajak.go.id dan bi.go.id.

Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series. Data sekunder diperoleh dari institusi yang terkait akan hal-hal yang diteliti oleh peneliti (Kuncoro, 2009:146). Data sekunder yang dimaksud adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar kurs yang dapat diperoleh dari (www.bi.go.id), (www.idx.co.id) dan bursa efek indonesia, sedangkan penerimaan pajak penghasilan diperoleh dari situs resmi Direktorat Jenderal Pajak.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang digunakan untuk menghimpun data yang ada. Pengumpulan data tersebut ditujukan untuk menyusun data-data yang ada sehingga diketahui hubungan antara data-data tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan pengumpulan datanya diperoleh dari web resmi bi.go.id dan pajak.go.id.

Populasi dan Sampel

Populasi yang akan digunakan adalah data tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, nilai tukar kurs, dan penerimaan pajak penghasilan secara nasional dalam kurun waktu januari 2005 sampai dengan desember 2014, sebanyak 120 bulan. Sampel yang digunakan merupakan sampel jenuh. Maka dari itu sampel yang digunakan sama dengan populasi yaitu 10 tahun atau sama dengan 120 bulan, mulai dari januari 2005 - desember 2014.

Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian yang berhubungan dengan judul dan masalah yang terjadi adalah sebagai berikut :

a. Variabel Dependen

Penerimaan pajak penghasilan (Y) adalah penerimaan dari pajak yang didasarkan pada penghasilan bersih dikalikan dengan tarif yang berlaku sesuai dengan Undang-Undang pajak penghasilan tahun 2008 (Resmi, 2008:80).

Penelitian menggunakan data penerimaan pajak penghasilan mulai januari 2005 sampai dengan desember 2014. Data yang digunakan merupakan penerimaan pajak penghasilan per bulan berdasarkan azas pajak penghasilan pasal 25.

1. Variabel Independen a. Tingkat Inflasi (X1)

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 5 Tingkat inflasi adalah nilai kondisi dimana

uang yang beredar sudah melebihi ambang normal (Manullang, 1993:83). Peneliatian ini menggunakan perubahan angka inflasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada periode 1 januari 2005 sampai dengan desember 2014 yang dihitung tiap bulan dalam satuan %.

b. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (X2)

Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pihak satu atas penggunaan dana milik pihak lain selama periode tertentu atau harga yang diterima oleh lender karena menyewakan dana kepada borrower (Joesoef, 2008:41). Peneliatian ini menggunakan perubahan angka inflasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada periode 1 januari 2005 sampai dengan desember 2014 yang dihitung tiap bulan dalam satuan %.

c. Nilai Tukar Kurs Pajak (X3)

Nilai tukar kurs merupakan selisih tukar nilai sebuah mata uang dari suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs sangat berhubungan erat dengan perdagangan internasional, karena pada saat transaksi pada perdagangan internasional terjadilah proses nilai tukar kurs (Joesoef, 2008:24). dollar AS dan penelitian ini menggunakan satuan nilai tukar yang sudah ditentukan ulang pihak Direktorat Jenderal Pajak dalam bentuk satuan rupiah selama januari 2005 sampai dengan desember 2014. Data yang diambil adalah nominal kurs pada akhir bulan.

Teknik Analisis Data Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif lebih berkenaan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data-data statistik, yang bisa diperoleh hasil sensus, survei, jajak pendapat atau pengamatan lainnya umumnya masih bersifat acak, “mentah” dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data- data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau presentasi grafis yang berguna sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan (statistik inferensi).

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan mendeteksi

variabel mana yang paling dominan. Berikut adalah jenis-jenis uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Heterokedastisitas

Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan suatu uji yang digunakan untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang telah dipapaekan oleh peneliti.

Hipotesis yang dipaparkan perlu diuji kebenarannya maka dari itu pengujian hipotesis dilakukan secara statistik melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut :

1. Uji Simultan F 2. Uji Parsial t

HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Inferensial

1. Uji Normalitas

Pengujian dari aplikasi SPSS disajikan dalam tabel berikut :

Gambar 1. Uji Normalitas Sumber : Data diolah (2015)

Gambar tersebut menyebutkan bahwa data yang digunakan adalah normal karena histogram mengikuti lekuk garis normal.

Maka dari itu penelitian ini menggunakan data yang tergolong normal.

2. Uji Multikolinearitas

Data terbebas dari multikolinearitas bila nilai VIF < 10

(

Ghozali, 2013:95)

Tabel 3. Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Inflasi .319 3.135

SBI .320 3.127

Kurs .976 1.025

Sumber : Data Diolah (2015)

Dari tabel terbukti bahwa VIF < 10, maka data pada penelitian ini terbebas dari multikolinearitas.

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 6 3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah terdapat kesalahan penganggu pada tahun sekarang dan tahun sebelumnya (Ghozali, 2013:110) Tabel 4. Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 2.100

Sumber : Data Diolah (2015)

Hasil dari durbin-watson menunjukkan angka 2,1 dan angka itu dibawah dari dU yang berdasarkan tabel durbin-watson T=120, K=4 sebesar 1,771 dan 4 – 1,771 = 2,229. Maka dari itu data tersebut berada diantara dU dan 4 - dU ( 1,771 < 2,1 < 2,229), sehingga tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif.

4. Uji Heterokedastisitas

Pengujian dari aplikasi SPSS disajikan dalam tabel berikut :

Gambar 2. Uji Heterokedastisitas Sumber : Data diolah (2015)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa pola yang terbentuk pada gambar tersebut berbentuk abstrak. Sesuai dengan syarat terjadi atau tidaknya heterokedastisitas, maka gambar tersebut tidak menunjukkan gejala heterokedastisitas, karena titik-titik pada gambar tersebut menyebar dan membentuk pola yang abstrak.

Uji Analisis Linear Berganda

Berdasarkan hasil perhitungan uji analisis regresi linear berganda tersebut, maka dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai berikut :

Y = 20.141 + 0.453X1 – 2.504X2 + 1.332X3 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X2) mempunyai arah yang negatif atau berbanding terbalik dengan variabel penerimaan pajak penghasilan (Y), sedangkan variabel tingkat inflasi (X1) dan nilai tukar kurs (X3) mempunyai arah yang positif atau berbanding lurus dengan variabel penerimaan pajak penghasilan (Y).

Interpretasi persamaan regresi tersebut adalah sebgai berikut :

1. Kostanta dari persamaan regresi ini seperti yang ditampilkan pada persamaan adalah 20,141. Artinya bahwa

ketika variabel tingkat inflasi (X1), tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (X2) dan nilai tukar kurs (X3) atau nilai X1, X2, dan X3 adalah 0 maka variabel penerimaan pajak penghasilan (Y) nilainya positif sebesar 20,141.

2. Koefisien regresi linear tingkat inflasi adalah sebesar 0,453 poin, yang mempunyai arti bahwa tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Pengertian tersebut berarti bahwa peningkatan 1% tingkat inflasi akan mengakibatkan kenaikan penerimaan pajak penghasilan sebesar 0,453 poin, begitu sebaliknya jika terjadi penurunan tingkat inflasi sebesar 1% maka penerimaan pajak penghasilan akan menurun sebesar 0,453 poin, dengan anggapan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan nilai tukar kurs tetap (konstan).

3. Koefisien regresi linear tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah sebesar -2,504 poin, yang mempunyai arti bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia mempunyai pengaruh yang negatif terhadap penerimaan pajak penghasilan. Pengertian tersebut berarti bahwa peningkatan 1% tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia akan mengakibatkan penurunan penerimaan pajak penghasilan sebesar 2,504 poin, begitu sebaliknya jika terjadi penurunan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia sebesar 1% maka penerimaan pajak penghasilan akan meningkat sebesar 2,504 poin, dengan anggapan tingkat inflasi dan nilai tukar kurs tetap (konstan).

4. Koefisien regresi linear nilai tukar kurs adalah sebesar 1,332 poin, yang mempunyai arti bahwa nilai tukar kurs mempunyai pengaruh yang positif terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Pengertian tersebut berarti bahwa peningkatan 1 poin dari nilai tukar kurs akan mengakibatkan peningkatan penerimaan pajak penghasilan sebesar 1,332 poin, begitu sebaliknya jika terjadi penurunan nilai tukar kurs sebesar 1 poin maka penerimaan pajak penghasilan akan menurun sebesar 1,332 poin, dengan anggapan tingkat suku

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 7 bunga Sertifikat Bank Indonesia dan

tingkat inflasi (konstan).

Uji Hipotesis Uji F

Berdasarkan hasil penelitian, H1 dapat diterima yang berarti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar kurs secara simultan berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Uji t

Berdasarkan hasil penelitian, H2 dapat diterima, variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs mempunyai pengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Uji Variabel Dominan

Variabel dominan pada penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia. Maka dari itu H3 dapat diterima.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Simultan Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa seperti H1, variabel independen yang terdiri dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs berpengaruh terhadap variabel dependen penerimaan pajak penghasilan. Berkaitan dengan hasil uji F dapat dikemukakan bahwa variabel independen yang terdiri dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen penerimaan pajak penghasilan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan Fhitung > Ftabel (124,994 > 2,70)

Hasil penelitian ini mendukung pembahasan dari peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo (2012) yang menyatakan bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs secara simultan berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, sedangkan penelitian menurut Chostanti (2011) juga mengatakan hal yang sama bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan nilai tukar kurs secara simultan berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index.

2. Variabel Tingkat Inflasi

Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat inflasi berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hal ini ditunjukkan dengan uji t yang menghasilkan taraf signifikan sebesar 00 < 0.05 (5%), dan thitung yang lebih dari ttabel yaitu 4,392 > 1,98.

Maka dari itu H2 yang menyebutkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak penghasilan dapat diterima.

Hasil penelitian ini mendukung pembahasan dari peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo (2012) yang menyatakan bahwa tingkat inflasi secara parsial berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, sedangkan penelitian ini tidak mendukung Chostanti (2011) yang mengatakan bahwa tingkat inflasi secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index.

3. Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh parsial secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hal ini ditunjukkan dengan uji t yang menghasilkan taraf signifikan sebesar 0,00 <

0.05 (5%), dan thitung lebih dari ttabel yaitu 13,141

> 1,98. Maka dari itu H2 yang menyebutkan bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak penghasilan dapat diterima.

Hasil penelitian ini mendukung pembahasan dari peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo (2012) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia secara parsial berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, sedangkan penelitian menurut Chostanti (2011) juga mengatakan hal yang sama bahwa tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index.

4. Nilai Tukar Kurs

Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa variabel nilai tukar kurs berpengaruh parsial secara signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hal ini ditunjukkan dengan uji t

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 8 yang menghasilkan taraf signifikan sebesar 00

< 0.05 (5%), dan thitung yang lebih dari ttabel yaitu 7,201 > 1,98. Maka dari itu H2 yang menyebutkan bahwa variabel nilai tukar kurs berpengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak penghasilan dapat diterima. Pengaruh positif ini mengisyaratkan bahwa, apabila nilai tukar kurs naik maka penerimaan pajak penghasilan akan mengalami kenaikan, sebaliknya jika nilai tukar kurs turun maka akan menyebabkan penurunan penerimaan pajak penghasilan.

Hasil penelitian ini mendukung pembahasan dari peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan Pramulia (2009), dan Wibowo (2012) yang menyatakan bahwa nilai tukar kurs secara parsial berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, sedangkan penelitian menurut Chostanti (2011) juga mengatakan hal yang sama bahwa nilai tukar kurs secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

H1 berdasarkan hasil penelitian yaitu variabel bebas yang digunakan secara bersama mempengaruhi variabel terikat. Maka dari itu dapat diterima.

H2 berdasarkan hasil penelitian yaitu variabel bebas yang digunakan secara sendiri mempengaruhi variabel terikat. Maka dari itu dapat diterima.

H3 : Variabel dominan pada penelitian ini adalah Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia. Maka dari itu H3 dapat diterima. .

Saran

1. Bagi pemerintah sebaiknya lebih diperhatikan lagi tentang ekonomi makro. Sebagai landasan adalah inflasi yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup sebuah negara, jika tingkat inflasi bisa dikendalikan dengan baik, maka penerimaan dari sektor pajak penghasilan akan dapat dioptimalkan.

Berbeda untuk tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI), SBI bertujuan untuk menanggulangi inflasi, jadi pemerintah hendaknya juga memperhatikan SBI agar inflasi yang terjadi tidak melebihi ambang batas normal. Kurs juga sangat penting bagi pelaku perekonomian yang melakukan perdagangan internasional, dan juga kurs mengakibatkan selisih laba atau rugi pada

para pelaku yang melakukan kegiatan ekspor dan impor.

2. Bagi peneliti selanjutnya, terutama mengenai ekonomi makro dan penerimaan pajak penghasilan, sebaiknya ditambahkan lagi indikator ekonomi makro yang lebih berhubungan erat dengan besarnya penerimaan pajak penghasilan. Bisa ditambahkan tentang PDB, tingkat pengangguran untuk ekonomi makronya, sedangkan dari sektor pajaknya mungkin nanti bisa ditambah penerimaan pajak secara keseluruhan yang dihasilkan oleh Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Pendapatan Pajak Penghasilan tahun 2005-2014, diakses pada tanggal 22 November 2014 dari www.pajak.go.id Anonim. 2014. Tingkat Inflasi tahun 2014, diakses

pada tanggal 22 November 2014 dari www.bi.go.id

Azwar, Jusuf. Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi. Yogyakarta : PT. Alumni Bandung.

Chostanti, Devi. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, PDB, dan Nilai Tukar USD/IDR Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Juli 2005-2010. Malang : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finansial dan Lembaga-lembaga Finansial. Jakarta : Bumu Aksara.

Djohanputro, Bramantyo. 2008. Prinsip-prinsip Ekonomi Makro. Jakarta : PPM.

Joesoef, Jose Riza. 2008. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta : Salemba Empat.

Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta : Erlangga.

Manullang. 1993. Ekonomi Moneter. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nainggolan. 2005. Uang dan Lembaga Keuangan.

Yogyakarta : BPPE

Nurmantu, Safri. 2005. Pengantar Perpajakan Edisi 3. Jakarta : Granit.

Pramulia, Wiwin. 2009. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Nilai Kurs Dollar AS (USD) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2006-2008. Malang : Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|

perpajakan.studentjournal.ub.ac.id 9 Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi

4. Jakarta : Salemba Empat.

Suandy, Erly. 2006. Perpajakan Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di SD Negeri 2 Karangasem bertujuan untuk memperoleh data tentang pendekatan guru dalam memotivasi belajar siswa untuk bidang studi PAI

Dalam penelitian “Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga” mengadopsi cara kerja sel galvani-volta, dimana jika ada dua elektroda yang berbeda

Selain yang telah disebutkan diatas, pemberian opini going concern tidak terlepas dari opini audit tahun sebelumnya karena kegiatan usaha pada suatu. perusahaan untuk tahun

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar WUS tidak pernah melakukan pemeriksan IVA, walaupun sudah ada dukungan dari petugas kesehatan karena wanita usia

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Asmidar (2018) dengan judul “Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Di Dalam Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Usia

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek yang berjumlah lima orang guru yang telah memberikan pernyataan-pernyataan; pertama , secara finansial dalam penerapan

Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan sehingga mampu mengurangi verbalisme dan proses pembelajaran dapat berlangsung dengan

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik kabut air yang dihasilkan menggunakan lima buah nosel dengan jarak antara 4 cm, keefektifan