1
Pemanfaatan Limbah Sebagai Kompos Dan Kerajinan Tangan Dari Bahan Organik Dan Non Organik di Desa Lembar
Reca Ellisya Virdayanti1, Ainul Kiha2, Novala Rosmiati3, Etik Rokyah4, Lalu Andhika Radja Pamungkas3 , Firman Muliadi5, Gulfan Sanggra Putra2 , Taufik Kurahman6, Ahmat
Royyan7, Lale Rima Aprilla Gumay2, Nur Halifah6, Rani Sulistiani8
1Ilmu dan teknologi pangan, FATEPA UNRAM
2Agribisnis dan Ilmu tanah , PERTANIAN UNRAM
3Teknik Sipil, TEKNIK UNRAM
4Akutansi, FEB UNRAM
5Agribisnis, PERTANIAN UNRAM
6PGSD, FKIP UNRAM
7Hubungan Internasional, FISIPOL UNRAM
8Biologi, MIPA UNRAM
ABSTRAK
Masalah sampah adalah masalah yang tidak akan habis, karna manusia yang masih hidup akan selalu menghasilkan sampah. Semakin meningkatnya populasi, maka semakin tinggi limbah yang di hasilkan. Sampah sering dianggap sebagai sesuatu yang menjengkelkan, kotor, bau, sulit terurai menjadi tanah, mengganggu mata, mengganggu kesehatan, dan bahkan menyebabkan banjir. Tujuan yang ingin di capai dari kegiatan pengolahan yakni untuk memberikan keterampilan dan pelatihan dalam penggunaan limbah dari bahan organik dan non organik menjadi seni kerajinan ecobric mulai dari penyiapan sampah plastik, botol, tongkat dan gunting, serta pembuatan biochar (kompos) dari bonggol (tongkol) jagung untuk masyarakat desa lembar khususnya dusun dasan daye, bakong dasan, dan buncit. Alasan memilih masyarakat desa lembar sebagai objek penelitian karena pengembangan ekowisata yang bagus dan berkembang akan tetapi untuk pengolahan sampahnya masih minim (kurang). Metode yang di terapkan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi, dan penerapan secara langsung kepada masyarakat desa lembar.
2
Dalam sosialisasi diberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang pengolahan sampah, dan penerapan hasil produk. Output dari penilitian dalam pengolahan sampah organik dan non organik untuk menjadi nilai tambah (ekonomis) yang lebih bernilai dan diharapkan menambah keterampilan.
Kata kunci : sampah organik, non organik, kerajinan, kreatifitas.
The waste problem is a problem that will not run out, because humans who are still alive will always produce waste. The more the population increases, the higher the waste generated.
Garbage is often considered as something that is annoying, dirty, smelly, difficult to decompose into soil, irritates the eyes, interferes with health, and even causes flooding. The goal to be achieved from processing activities is to provide skills and training in the use of waste from organic and non-organic materials into ecobric crafts, starting from preparing plastic waste, bottles, sticks and scissors, as well as making biochar (compost) from cobs (cobs). corn for the Sheet Village community, especially the hamlets of Dasan Daye, Bakong Dasan, and Buncit. The reason for choosing the Sheet Village community as the object of research is because the development of ecotourism is good and growing but for waste processing is still minimal (less).
The method applied in this activity is socialization, and direct application to the Sheet Village community. In the socialization, an understanding is given to the community about waste management, and the application of product results. The output of research in processing organic and non-organic waste to become more valuable (economical) added value and is expected to increase skills.
Keywords: organic waste, non-organic, crafts, creativity.
LATAR BELAKANG
Pengolahan sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan. Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisah dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah.
Sampah merupakan suatu buangan yang
dihasilkan dari setiap aktivitas manusia.
Peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia (Syachruddin et al, 2019).
Produksi sampah di NTB yaitu mencapai 3.500 ton perhari. Namun ribuan ton tersebut hanya 18 persen saja yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir
3
(TPA) dan sisanya masih dibuang sembarangan oleh masyarakat. (Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi NTB). Ini menjadi alasan kuat bahwa masalah sampah merupakan masalah utama yang harus dipecahkan baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang ( Jannah, 2019).
Pemanfaatan sampah harus diprioritaskan sebelum terjadinya pencemaran lingkungan yang mengganggu kesehatan masyarakat. Pola pikir masyarakat diarahkan pada kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan 3R yaitu reuse, reduce, recycle, sedangkan kegiatan penanganan sampah melipu pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, pengolahan dan pemprosesan akhir (Jannah, 2019).
Melihat besarnya dampak yang diakibatkan oleh sampah, pelaksanaan pengelolaan sampah harus terencana dengan baik dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, dengan melalui sosialisasi terkait kegiatan pengurangan dan penanganan sampah serta pelatihan pengelolaan sampah. Pengolahan sampah organik dan non - organik melalui sosialisai dan penerapan kepada masyarakat desa lembar khususnya dusun dasan daye, bakong
dasan, dan buncit Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat agar kita selalu hidup dalam lingkungan yang bersih dan sehat.
Sasaran utama kegiatan ini adalah mengolah sampah organik menjadi Biochar yang akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan tanah serta tanaman yang produktif maupun tanaman penghijauan sehingga kita dapat hidup dalam lingkungan yang sejuk, sehat dan lestari. Selanjutnya untuk pengolahan sampah non-organik menjadi Ecobrick yang akan dimanfaatkan untuk fasilitas rumah tangga yang bernilai jual seperti meja, kursi , bak sampah, maupun barang kesenian lainnya. Mengingat sumber daya manusia di desa lembar masih kurang perhatiannya untuk mengelola sampah – sampah maka anggota KKN di Desa Lembar dari Universitas Mataram dilibatkan dalam kegiatan ini sebagai motivatornya.
METODE PELAKSANAAN
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sosialisasi dan penerapan kepada masyarakat. Dalam sosialisasi di berikan pemahaman kepada masyarakat tentang pengolahan sampah organik dan non organik. Adapaun tahapan
4
yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup beberapa tahap berikut ini : 1.Persiapan
Dalam tahap persiapan ini ada beberapa hal yang dilakukan oleh anggota KKN UNIVERSITAS MATARAM , yakni koordinasi ketua anggota untuk merencanakan pelaksanaan secara terbuka secara masyarakat, dengan cara : persiapan anggota penyampaian materi tentang pengolahan sampah organik dan non- organik menjadi kerajinan (ecobrik) dan kompos atau (biochar).
Persiapan operasional yakni dengan cara mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan sosialisasi, dengan cara mendatangai kepala desa lembar untuk permohonan izin warganya diikutsertakan sebagai peserta sosialisasi pengolahan sampah yakni bertempat di aula kadus dusun dasan daye, serta mengundang masyarakat desa lembar khususnya dusun dasan daye, bakong dasan, dan dusun buncit untuk mengikuti sosialisasi. Selanjutnya pelaksanaan sosialisasi, masyarakat diberikan masker untuk menerapkan aturan pandemic covid-19, serta pemberian konsumsi, pelaksanaan publikasi, dan dokumentasi.
2. Pelaksanaan penerapan
Tahap ini merupakan tahap penerapan kepada masyarakat desa lembar khususnya dusun dasan daye, bakong dasan, dan dusun buncit. Pelaksanaan penerapan mencakup beberapa hal berikut :
a. Penerapan kerajinan ecobric
Yaitu pembuatan kerajinan dari sampah non organik menjadi produk yang berguna dan bernilai ekonomis.
Tahap pembuatan:
1. Menyiapkan sampah plastic, berjenis kantong plastic, eticet dan sachet, botol plastik, tongkat,dan gunting.
2. Memilih sampah plastic berdasarkan jenisnya
3. Mencuci sampah plastic kotor dan menjemurnya
4. Memotong sampah plastic memanjang dan kecil-kecil
5. Siapkan botol dengan ukuran yang sama 6. Sampah plastic yang telah di potong kemudian dimasukan ke dalam botol
7. Memadatkan botol yang berisi sampah dengan menggunakan tongkat
5
8. Mengkreasikan apa yang ingin dibuat dari botol yang sudah dipadatkan tersebut.
b. Penerapan Pembuatan biochar (kompos) dari bonggol jagung Yaitu pembuatan kompos dari bonggol jagung (organik) yang bermamfaat untuk memperbaiki sifat tanah, meningkatkan kesuburan tanaman, serta meningkatkan PH dan KTK tanah pada lahan kering.
Tahap pembuatan:
1. Menyiapkan lubang dengan kedalam 60 cm atau lebih tergantung bayak bonggol ( tongkol) yang dimiliki.
2.melakukan pembakaran dengan menyalakan api menggunakan daun kering atau bisa juga menggunakan kayu kering
3. memasukkan bonggol jagung tahap demi tahap sampai bonggol jagung tersebut terbakar sampai menjadi arang
4. melakukan penutupan menggunakan pelepah pisang dan menutup menggunakan tanah
5. Penyimpanan dilakukan selama 3 sampai 4 jam kemudian di angkat mengunakan karung
6. melakukan penumbukan sampai arang tersebut menjadi halus
7. siap diaplikasikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Diskusi kelompok tentang : Pemanfaatan limbah sebagai kompos dan kerajinan tangan dari bahan organik dan non organik dapat dilihat pada Table 1 berikut :
6
Tabel 1. Rangkaian proses pengolahan sampah organik
Tahap Kegiatan Peralatan Foto Hasil
PENGUMPULAN SAMPAH :
Sampah dikumpulkan dari warga
masyarakat melalui sistem door to door dan pengambilan pada tempat pembuangan akhir di TPS
TPS, karung, Handscoon
Sampah yang akan disortir antara organik dan non-organik
SELEKSI SAMPAH (organik dengan an organik) : memisahkan
antara sampah organik dengan sampah
anorganik
Kaos tangan,masker
Sampah organik yang akan dibawa ke UPS untuk dicuci dan
dikeringkan
MENCUCI SAMPAH PLASTIK : mencuci sampah plastic kotor dan
menjemurnya
Bak,detergen,air Sampah yang di
kumpulkan menjadi bersih
PENGERINGAN SAMPAH SEBELUM DI
CACAH : Sampah yang sudah kering dimasukin
kedalam BAK
Bale-bale, Bak Sampah yang
kering di kelompokkan dan dibedakan dengan sampah
yang masih basah PENCACAHAN
SAMPAH : Sampah organik digunting agar
menjadi kecil-kecil
Gunting Sampah yang
sudah kering di gunti hingga menjadi kecil
7
MEMASUKAN KE DALAM BOTOL : sampah yang sudah dipotong dimasukin kedalam botol kemudian
dipadatkan
Botol, Kayu Memasukkan
sampah plastic kecil sampai padat didalam
botol
MENGKREASIKAN:
Membuat berbagai macam produk yang
diinginkan
Lem, Gunting, Kawat, Kardus,
Cat
Kursi, bak sampah
Tabel 2.RangkaianProses Pengolahan Sampah Non-Organik
Tahap Kegiatan Peralatan Foto Hasil
PEMBUATAN LUBANG : Penyiapan lubang sedalam 60 cm
atau disesuikan dengan banyak bonggol jagung
Cangkul, Sekop
Lubang sedalam 60 cm untuk dijadikan tempat pembakaran bonggol jagung
PEMBAKARAN:
dilakukan pembakaran dengan menggunakan daun kering dan bahan
organik lainnya untuk menyalakan api
Korek, Kayu dan bahan
organik
Pembakaran bonggol jagung sampai menjadi arang
PENUTUPAN:
digunakan daun pisang untuk penutupan bahan yang telah dibakar didalam lubang yang diatasnya ditaburkan tanah untuk
penguat
Daun pisang, tanah
Untuk mendapatkan pembakaran yang
merata
8
PENYIMPANAN : minimal dilakukan penyimpanan selama
3-4 jam untuk dilakukan tahap
selanjutnya
Penyimpanan hasil selama 3-4 jam agar
mendapatkan hasil yang maksimal
PENUMBUKAN : arang dari hasil pembakaran tonggol
jagung dilakukan penghancuran dan pencampuran dengan
tanah untuk bisa digunakan sebagai
pupuk
Batu, handscoon
Bonggol jagung yang sudah jadi arang di hancurkan
dan di campur dengan tanah untuk
mempermudah pengaplikasian
keadaan tersebut secepat mungkin harus dilakukan penanganan agar
terciptanya lingkungan yang bersih dan asri. Keadaan seperti penumpukan sampah sering Sampah merupakan suatu yang tidak dikehendaki dan bersifat padat. Sementara dalam UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan dan pengolahan sampah, adalah sisa kegiatan manusia sehari hari atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik yang dapat dan tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan (Slamet, 2002). Sampah juga merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan manusia (termasuk kegiatan
industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990).
Berdasarkan komposisi kimianya, sampah terdiri dari 2 macam, yakni : sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai
sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, serta diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali (Outerbridge, 1991).
Hasil produksi sampah setiap harinya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsi masyarakat. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatan volume sampah tersebut adalah dengan cara mengurangi volume sampah dari sumbernya. Tentunya juga kita jumpai di
9
saluran irigasi serta sekitar sungai Dodokan desa Lembar.
Di lokasi tersebut tentunya kita sering menjumpai penumpukan sampah.
Apabila hal tersebut tidak segera ditangani tentunya hal tersebut nanti akan menjadi sumber penyakit dan akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Maka dari itu dilakukan suatu kegiatan untuk mengatasi hal tersebut dengan cara dikelola dengan baik.
Cara yang dilakukan adalah pengkomposan sampah-sampah organik serta pengolahan sampah non-organik bernilai ekonomis . Pengomposan dan pengolahan sampah – sampah tersebut tentunya akan mengurangi volume sampah pada tempat pembuangannya. Dampaknya tidak hanya sampah disekitaran akan berkurang tetapi akan meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat, karena kita dapat menjual hasil dari olahan sampah tersebut.
Cara pengolahannya pun hanya sederhana, dengan prosedur yang telah dijelaskan di tabel 1 dan tabel 2 tentang rangkain proses pengolahan sampah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan oleh anggota
KKN UNIVERSITAS MATARAM dalam menanggulangi dan mecegah kerusakan lingkungan akibat sampah organik dan non organik yaitu dengan cara melakukan sosialisasi dan penerapan kepada masyarakat desa Lembar Kabupaten Lombok Barat provinsi NTB untuk pengolahan sampah organik sebagai kompos dan non-organik sebagai kerajinan yang bernilai ekonomis
Dalam hal menanggulangi dan mencegah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh sampah organik dan non - organik dilakukan sosialisasi dan penerapan pembuatan biochar (kompos) dan ecobric (kerajinan) menjadi salah satu solusi dalam menjaga lingkungan disekitar kita.
Pembuatan biochar (kompos) dapat mengurangi adanya sampah organik karena sampah organik tersebut lebih mudah terurai dengan tanah dan untuk memperbaiki sifat- sifat tanah yang tercemari oleh sampah- sampah non-organik, sedangkan pembutan ecobric dari sampah non-organik degan membuat kerajinan yang bernilai ekonomis dapat menguragi banyaknya sampah non- organik serta mencegah terjadinya gangguan kesehatan dimasyarakat, dan mencegah terjadinya banjir.
SARAN
10
1. Menambah kegiatan sosialisasi kepada masyarakat desa lembar dari berbagai dinas penanggulangan sampah untuk meningkatkan pemahaman tentang sampah organik dan non -organik
2. Diharapkan kepada masyarakat desa lembar dapat menjalin kerja sama untuk tidak melakukan penumpukan dan pembuangan sampah secara sembarang, serta menjadikan sosialisasi dan penerapan yang diberikan oleh anggota KKN
UNIVERSITAS MATARAM
sebagai ilmu yang bermanfaat untuk mengurangi adanya sampah organik dan non organik
3. Pada penelitian selanjutnya dapat memberikan secara detail terhadap pengolahan sampah organik dan non organik di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin, N. (2019). Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Kerjaninan Tangan Guna Meningkatkan Kreatifitas Warga Sekitar Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan ( ITB-AD) Jakarta. Jurnal Abdimas BSI , Vol. 2 No.1.
Jannah, W. (2019). Peroses Pengolahan Sampah Plastik di Lembaga Generasi Bintang Sejahtera. Jurnal JISIP , Vol.3 No.1.
Syachruddin AR, M. I. (2019).
Pengelolaan Sampah Organik Dan Plastik di UPS ( Unit Pengolahan Sampah) di Kelurahan Ampenan Selatan Kota Mataram Provinsi NTB. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat , Vol. 2 No.2.