• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESSAY ARVIAN

N/A
N/A
ARVIAN YULI ARTHA

Academic year: 2022

Membagikan "ESSAY ARVIAN"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

GURU PENGGERAK DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM MERDEKA

Oleh : Arvian Yuli Artha, M.Pd

I. Pendahuluan

Pendidikan merupakan usaha sadar yang direncanakan dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang- undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003). Pendidikan juga proses untuk menumbuh kembangkan potensi yang ada pada peserta didik dengan membimbing, mendidik dan melatih sehingga peserta didik secara sadar merubah pembentukan perilaku dan karakter. Pandangan dari Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak dengan maksud memberikan tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan sebagai satu kesatuan sistemik dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam melaksanakan pendidikan tentunya ada komponen-komponen yang perlu dipenuhi agar pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik dalam pendidikan sepanjang hayat terus berlangsung.

Komponen-kompenen tersebut meliputi: guru, kurikulum, dan peserta didik.

Disamping itu, komponen-komponen pendidikan tersebut sebagai penuntun untuk

(2)

mengantarkan pada tujuan pendidikan nasional. Berikut akan kita uraikan komponen-komponen pendidikan:

a. Guru

Guru merupakan tugas mulia yang memiliki tanggung jawab mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik secara profesional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen). Guru memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik. Karena sejak lahir, peserta didik tersebut sudah menyimpan berbagai potensi. Dengan begitu, guru tidak hanya sekedar dapat mengajar dan mentransformasikan dalam menyelesaikan materi yang ada dalam buku melainkan guru juga dapat berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran. Sehingga dengan potensi yang sudah ada pada peserta didik tersebut, maka peserta didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Guru juga harus menjadikan peserta didik tersebut sebagai objek dan bukan dijadikan sebagai subjek.

Karena dalam pembelajaran, guru harus dapat mengeksplorasi potensi yang ada pada peserta didik. Apabila guru dapat telah dapat mengeksplorasi potensi yang ada pada peserta didik, maka daya nalar dan daya kreatifitas peserta didik akan semakin terpacu dalam melakukan pengembangan-pengembangan belajar. Guru tidak hanya memperhatikan peserta didik pada aspek perkembangan intelektualnya, tetapi juga harus memperhatikan peserta didik secara holistik berdasarkan pada hakikat pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar

(3)

peserta didik mampu menjawab tantangan-tantangan dengan sendirinya dalam kehidupan, sehingga kelak menjadi insan yang memiliki tanggungjawab (Soejipto dan Kasasi dalam D. Deni Koswara 2008: 6).

Pada masa digitalisasi sekarang ini guru harus bisa menjawab tantangan teknologi sebagai bagian dari media pembelajaran. Saat ini dengan kemajuan teknologi guru dituntut memiliki potensi kemampuan inovasi dalam memanfaatkan penggunaan media teknologi sebagai pembelajaraan kapanpun dan dimanapun guru tersebut berada. Namun, guru juga harus memperhatikan nilai-nilai karakter yang tersirat dalam setiap pembelajaran, sehingga dengan demikian peserta didik dapat mempraktekkan nilai-nilai karakter setiap pembelajaran pada kehidupan disekitarnya sebagai bekal untuk tumbuhnya pendewasaan peserta didik dalam kehidupan masa depan.

Saat ini Kemendikbudristek telah melaksanakan program-program Pendidikan untuk meningkatkan proses pembelajaran, dimana selama 2 (dua) tahun proses pembelajaran secara tatap muka diganti dengan proses pembelajaran daring (online) yang dikarenakan adanya bencana non alam berupa wabah covid-19 yang sudah pada tingkatan pandemi. Salah satu program yang sekarang ini sedang dijalankan Kemendikbudristek adalah Guru Penggerak. Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan dapat menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan yang dapat mendorong peserta didik dalam meningkatkan tumbuh kembang secara holistik, aktif dan kreatif mengembangkan pendidikan lainnya. Saat ini program Guru Penggerak masih berlangsung dan sudah sampai pada angkatan 7 (tujuh). Guru penggerak

(4)

tersebut mempunyai tugas yang diharapkan dapat mewarnai ekosistem pendidikan, yaitu 1) menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya, 2) menjadi pengajar praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah, 3) mendorong peningkatan kepemimpinan peserta didik di sekolah, 4) membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan baik di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, 5) menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.

b. Kurikulum

Kurikulum dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Karena dengan adanya kurikulum peserta didik dapat memperoleh target pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum dalam dunia pendidikan sangatlah fleksibel dan selalu mengikuti dengan dinamika perubahan pada peradaban manusia. Kurikulum dalam dunia pendidikan merupakan sekumpulan rencana pembelajaran yang didalamnya terdapat tujuan yang menjadi pedoman bagi pendidik agar dapat mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik.

Dalam bahasa Yunani Kurikulum berasal dari kata curir yang berarti pelari, dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi kurikulum berdasarkan arti tersebut adalah jarak yang harus ditempuh pelari untuk mendapatkan medali atau penghargaan.

Kemudian istilah kurikulum diadaptasi dalam dunia pendidikan adalah seperangkat rencana pembelajaran yang didalamnya sebagai pedoman pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun kurikulum menurut Prof. Dr. S.

(5)

Nasution adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses belajar mengajar. Adapun rencana yang disusun tersebut berada di bawah tanggung jawab lembaga pendidikan dan para pendidik disana. Hal tersebut juga diperkuat Dr. Nana Sudjana adalam bukunya Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah yang menyatakan bahwa kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.

Kurikulum di dunia pendidikan yang berlaku di Indonesia antara lain kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006, kurikulum 2013 (K-13), dan saat ini sedang dilaksanakan kurikulum merdeka. Mengingat adanya perkembangan perubahan yang terjadi pada kurikulum di Indonesia, maka sebenarnya kurikulum bukannya seperangkat yang mutlak untuk seterusnya dilaksanakan. Karena kurikulum tersebut bersifat fleksibel berdasarkan perkembangan kebutuhan peserta didik pada masanya masing-masing.

Saat ini Kemendikbudristek telah mengeluarkan kebijakan adanya kurikulum merdeka yang diberikan satuan pendidikan sebagai upaya dalam pemulihan pembelajaran. Karena selama dua tahun Indonesia telah mengalami bencana non alami yaitu adanya wabah pandemi Covid 19. Kondisin pandemi Covid 19 telah banyak menyebabkan kendala dalam proses pembelajaran di satuan

(6)

Pendidikan yang sangat signifikan. Sehingga kegiatan pembelajaran selama dua tahun dilaksanakan dengan daring (online). Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan daring ternyata membuat apa yang menjadi tujuan dari pendidikan tidak terarah dan peserta didik pun tidak serius dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran yang berlangsung. Kurikulum 2013 yang digunakan pada masa sebelum pandemi merupakan satu-satunya kurikulum yang digunakan satuan Pendidikan dalam pembelajaran. Pada saat pandemi melanda Indonesia, Kemendikbudristek pun mengeluarkan kebijakan adanya penyederhanaan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum darurat yang digunakan satuan Pendidikan dalam pembelajaran. Saat ini Kemendikbudristek pun mengeluarkan kebijakan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka menjadi opsi yang dikeluarkan Kemendikbudristek sebagai pedoman untuk digunakan satuan Pendidikan, namun dari itu satuan Pendidikan yang belum siap menggunakan Kurikulum Merdeka, maka masih diperkenankan menggunakan Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Darurat (Kurikulum Penyederhanaan dari Kurikulum 2013). Kurikulum Merdeka ini akan dijadikan Kemendikbudristek sebagai Kurikulum Nasional pada tahun 2024. Pada tahun 2024, Kemendikbudristek akan melakukan evaluasi atas pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang dijadikan acuan sebagai Kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Tolok ukur dari hasil evaluasi tersebut akan dijadikan acuan Kemendikbudristek dalam menentukan kebijakan pasca pemulihan.

II. Guru Penggerak Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

(7)

Guru merupakan bagian terkecil dari pelaku pendidikan di satuan Pendidikan.

Pada tahun 2019 Kemendikbud telah mengeluarkan kebijakan adanya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Saat itu Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bertujuan agar guru-guru dapat meningkatkan keprofesiaan melalui pengembangan-pengembangan diri yang dicanangkan Kemendikbud seperti pelatihan-pelatihan, diklat-diklat, simposium-simposium sebagai bekal guru sebagai penguatan profesi.

Sebagaimana yang menjadi tujuan Pendidikan, guru harus dapat menjadi katalisator dalam satuan Pendidikan. Guru dalam satuan Pendidikan memiliki peranan penting dalam melakukan perubahan terhadap ekosistem yang ada pada satuan Pendidikan, guru seperti itulah yang bisa dikatakan guru penggerak. Guru yang dapat menggerakkan ekosistem dalam satuan Pendidikan, maka guru tersebut dapat menciptakkan kondisi satuan Pendidikan yang kreatif dan inovatif. Karena guru seperti itu tidak akan terkejut dengan adanya perubahan kurikulum. Bahkan guru tersebut dapat menciptakan kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan kearifan lokal daerah dan satuan Pendidikannya. Kurikulum yang telah disesuaikan dengan kearifan lokal daerah dan satuan pendidikan di lingkungan sekitar peserta didik bisa membawa peserta didik pada tujuan pendidian. Dengan demikian selaras dengan visi yang sudah ditetapkan yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila yang dimaksud adalah pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan beakhlak mulia, mandiri, yang

(8)

bernalar kritis, kreatif dan selalu mengedepankan gotong royong yang berkebhinekaan global. Guru harus dapat menjadikan kurikulum sebagai pedoman untuk membimbing, mengarahkan dan mengeksplor potensi peserta didik agar kelak menjadi insan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, yang dapat mandiri, kreatif dan selalu bergotong royong sebagai nilai-nilai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sehingga peserta didik dengan sendirinya memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam lingkungan sekitarnya dengan menggunakan nalar kritisnya untuk menciptakan kreativitas dalam mewujudkan Indonesia maju dan berdaulat. Penerapan kurikulum yang didasarkan pada kearifan lokal daerah dan lingkungan sekitar peserta didik menjadikan kurikulum tersebut telah berorientasi pada peserta didik dalam pembelajarannya. Dengan demikian pembelajaran tersebut berfokus pada soft skill dan pengembangan karakter peserta didik tersebut dan pendekatan dalam pembelajaran pun bermain sambil belajar, bermakna dan sesuai konteks yang didasarkan pada level kemampuan peserta didik tersebut. Output pembelajaran dari hasil kurikulum merdeka, diharapkan peserta didik dapat menjadi generasi yang berkarakter dan selalu dilandasi akan nilai-nilai Pancasila sebagai kedaulatan peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

Karena tujuan awal pemasangan lampu tidur di kamar adalah sebagai hiasan dan pelengkap ruang tidur, maka sangat penting untuk memilih model lampu tidur dari kayu yang sesuai dengan

Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum pada Universitas Indonesia di Jakarta Yang Dipertahankan Di Hadapan Sidang Terbuka Senat Guru Besar Universitas Indonesia Dibawah

Selama waktu kedepan akan disampaikan materi Tumbuh dan Berkembangnya Semangat Kebangsaan dengan sub materi (1) Latar belakang munculnya nasionalisme Indonesia (2)

PENDAHULUAN 1) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas dengan penuh khidmat. 2) Guru dan peserta didik memulai pembelajaran

Melalui diskusi kelompok, Peserta didik dapat membedakan zat aditif alami dan buatan pada makanan dan minuman dengan benar..

Pengertian integrasi sosial dalam politik adalah proses penyatuan berbagai kelompok sosial, aliran dan kekuatan lainnya dari semua wilayah negara untuk

Media berkarya seni rupa dua dimensi (seni lukis ) meliputi bahan dan alat untuk melukis, beragam pilihan alat, bahan dan media yang digunkan sesuai jenis dan gaya karya

• Memiliki pengalaman kepemimpinan (Contoh: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua MGMP/KKG, Asosiasi Guru, Koordinator Komunitas, Ketua Organisasi Pendidikan Lainnya,