• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hipotesis penelitian. Landasan teori merupakan penjabaran teori dan argumentasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hipotesis penelitian. Landasan teori merupakan penjabaran teori dan argumentasi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Penelitian ini didasari oleh beberapa teori yang mendukung perumusan hipotesis penelitian. Landasan teori merupakan penjabaran teori dan argumentasi yang disusun penulis sebagai tuntunan dalam memecahkan permasalahan penelitian dan perumusan hipotesis.

2.1.1 Teori Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan aturan. Sedangkan

k

epatuhan menurut Boeree (dalam Siregar, 2009), adalah fenomena yang mirip dengan penyesuaian diri, hal ini karena penyesuaian diri merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk menjadi seperti yang pada umumnya atau sesuai dengan sikap dan perilaku orang-orang di lingkungannya.

Perbedaannya terletak pada segi pengaruh legitimasi (kebalikan dengan paksaan atau tekanan sosial lainnya), bahwa seseorang yang melakukan sikap dan perilaku patuh lebih banyak dikarenakan adanya tuntutan lingkungan/sosial yang akan memberi sanksi baik moral maupun hukum yang jelas apabila dilanggar dan tidak ditaati. Sedangkan penyesuaian diri dilakukan bukan karena paksaan tapi karena keinginan dan menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat tetap bertahan dan survive di dalam kehidupan sosial dan lingkungan tempat dia berada.

(2)

13

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam melakukan publikasi laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003 tentang kewajiban publikasi laporan keuangan berkala. Peraturan tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory) yang dikemukakan oleh Tyler (Saleh, 2004).

Menurut Tyler (Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yang disebut instrumental dan normatif.

Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka.

Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai suatu keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut

memiliki hak untuk mendikte perilaku.

Secara tidak tertulis dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal menyebutkan bahwa setiap perusahaan yang terdaftar diwajibkan melakukan publikasi laporan keuangannya kepada Bapepam selaku badan yang dipercaya pemerintah untuk membina, mengatur, dan mengawasi pasar modal. Merupakan

(3)

14

hal mutlak bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam memenuhi kepatuhannya melaporkan laporan keuangannya tepat waktu.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No 1). Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012) dinyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Menurut PSAK No.1 (IAI, 2007) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, laporan keuangan dapat menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:(1) aset; (2) kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan (5) arus kas.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif yang merupakan faktor penting dan harus diperhatikan

(4)

15

dalam menyajikan laporan keuangan. Menurut IAI (2007) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan :

a) Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna tertentu.

b) Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c) Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau

(5)

16

yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

d) Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan secara relatif.

Kendala informasi yang relevan dan andal salah satunya adalah tepat waktu. Sehingga, apabila laporan keuangan tidak dilaporkan dengan tepat waktu maka infomasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.

2.1.3 Ketepatan waktu pelaporan

Ketepatan waktu menunjukan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi laporan informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajemen dalam merespon setiap kejadian dan permasalahan (Srimindarti, 2008). Pentingnya ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan karena dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam masa mendatang dan membantu para pengguna laporan keuangan. Ketepatan waktu informasi pelaporan keuangan merupakan karakteristik intrinsik penting dan merupakan elemen penting dari informasi relevan (Clatworthy, 2010).

Di Indonesia peraturan mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

(6)

17

Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangannya berkala kepada Bapepam. Disamping peraturan tersebut, Bapepam juga telah mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam yang terbaru Nomor: Kep – 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertakan dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim, dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Lampiran ini merupakan perubahan dari Lampiran Keputusan Ketua Bapepam sebelumnya yaitu Nomor: Kep – 80/PM/1996, yang mewajibkan bagi emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Kualitas laporan keuangan akan lebih baik bila disajikan tepat waktu karena memberikan laporan keuangan yang lebih dapat diandalkan. Sedangkan laporan keuangan yang tidak tepat waktu akan menurunkan nilai kualitas dari laporan tersebut. Keterlambatan penyajian laporan keuangan kepada Bapepam/OJK akan dikenakan sanksi tertulis dan sanksi administrasi.

2.1.4 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya penyerahan total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2001:122).

Tujuan dari analisa rentabilitas/profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

(7)

18

Analisa ini juga untuk mengetahui hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada neraca perusahaan yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan.

Return on assets (ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi

laba/rugi bersih sebelum pajak dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai ROA semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan. Namun semakin rendah nilai ROA menunjukkan tingkat menajemen perusahaan tersebut kurang baik. Bila perusahaan mendapatkan profit yang semakin tinggi maka hal tersebut merupakan berita baik sehingga perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi keuangannya (Christina, 2007).

Dyer dan Hugh (dalam Khadir, 2011) juga menunjukkan pernyataan yang sama, bahwa terdapat kecenderungan perusahaan yang memperoleh laba akan menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang mengalami rugi menyampaikan laporan keuangannya terlambat.

2.1.5 Umur perusahaan

Umur perusahaan bisa menunjukkan reputasi perusahaan di masyarakat.

Perusahaan yang umurnya lebih lama biasanya dipercaya oleh masyarakat karena dianggap memiliki kinerja yang baik sehingga mampu bertahan dan memperoleh laba dalam berbagai situasi ekonomi.

(8)

19

Owusu dan Ansah (dalam Astuti, 2007) menyatakan keterlambatan laporan keuangan biasanya dapat diminimalisir saat perusahaan semakin berkembang dan berumur lebih tua karena memiliki pengalaman lebih banyak dalam melakukan publikasi laporan keuangannya dan lebih menyadari pentingnya ketepatan waktu dari publikasi laporan keuangan.

Rachmaf Saleh (dalam Almilia, 2006) menyatakan perusahaan yang berumur makin tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Selain itu, perusahaan juga telah merasakan perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan operasinya, sehingga perusahaan cenderung memiliki fleksibilitas dalam menangani perubahan yang akan terjadi sehingga perusahaan akan bisa menyajikan laporan keuangannya tepat waktu.

2.1.6 Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.

Menurut Dyer dan McHugh (dalam Khadir, 2011) menyatakan bahwa perusahaaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Hal ini karena perusahaan besar cenderung banyak disorot oleh masyarakat. Selain itu

(9)

20

perusahaan besar lebih banyak memiliki pengetahuan tentang peraturan yang ada sehingga lebih mentaati peraturan ketepatan waktu dibanding perusahaan kecil (Srimindarti, 2008).

Semakin besar perusahaan semakin besar kandungan informasinya sehingga pihak manajemen akan mengelola informasi tersebut dengan baik untuk dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan secara tepat waktu.

2.1.7 Opini audit

Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (IAI, 2007).

Pendapat atau opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena tersebut menginformasikan pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.

Menurut Halim (2003: 73), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan auditor, yaitu:

a) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

(10)

21

umum dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.

b) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelasan tambahan dapat diuraikan sebagai berikut:

(1) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.

(2) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI.

(3) Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material.

(4) Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(5) Auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip dan metode akuntansi.

c) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Pendapat ini diberikan apabila:

(1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

(11)

22

(2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi pengimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam satu paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat.

d) Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasli usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan.

e) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila:

(1) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu.

(2) Auditor tidak independen terhadap klien.

2.1.8 Kepemilikan publik

Kepemilikan dalam perusahaan dikategorikan menjadi dua yaitu kepemilikan dari dalam (manajemen perusahaan) dan kepemilikan dari luar (masyarakat umum yang memiliki saham di perusahaan). Kepemilikan pihak luar

(12)

23

tidak terlibat langsung dalam urusan bisnis sehari-hari perusahaan. Pemegang saham memiliki kepentingan untuk mengetahui tingkat kembalian dari investasi mereka.

Kepemilikan pihak luar mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan yang mampu mengubah pengelolaan perusahaan dan membuat manajemen memiliki keterbatasan dalam menjalankan perusahaannya sehingga kadang tidak sesuai dengan keinginannya. Adanya pengawasan dari pihak luar perusahaan berupa kritikan atau komentar menuntut manajemen untuk mampu menunjukkan kinerja yang baik sehingga manajemen mendapat dukungan positif dari pemegang saham.

Manajemen sebagai penyedia informasi dituntut untuk menyajikan informasi secara relevan dan tepat waktu (Hasniar, 2012). Dengan adanya konsentrasi dari kepemilikan publik maka pihak manajemen akan lebih mendapat tekanan untuk lebih tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangannya.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Hanafi dan Halim, 2003, hal.85). Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya.

(13)

24

Penelitian mengenai hubungan profitabilitas dan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Suriyati (2013), Marathani (2013), dan Hasniar (2012) menunjukkan bukti empiris bahwa profitabiltas secara signifikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan dengan alasan karena perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mempunyai berita baik akan cenderung melakukan publikasi laporan keuangannya tepat waktu.

Berdasarkan hal di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.

2.2.2 Umur Perusahaan dan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan

Umur perusahaan bisa menunjukkan reputasi perusahaan di masyarakat.

Perusahaan yang umurnya lebih lama biasanya dipercaya oleh masyarakat karena dianggap memiliki kinerja yang baik sehingga mampu bertahan dan memperoleh laba dalam berbagai situasi ekonomi.

Penelitian mengenai hubungan umur perusahaan dan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Almilia dan Setiady (2006) menemukan bahwa umur perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap ketetapan waktu publikasi laporan keuangan, sebaliknya penelitian yang

(14)

25

dilakukan oleh Khadir (2011) , Suriyati (2011), Astuti (2007), dan Pradana (2013) mendapatkan hasil yang berbeda menemukan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketetapan waktu publikasi laporan keuangan.

Berdasarkan hal di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.

2.2.3 Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan

Menurut Dyer dan McHugh (dalam Khadir, 2011) menyatakan bahwa perusahaaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Hal ini karena perusahaan besar cenderung banyak disorot oleh masyarakat. Selain itu perusahaan besar lebih banyak memiliki pengetahuan tentang peraturan yang ada sehingga lebih mentaati peraturan ketepatan waktu dibanding perusahaan kecil (Srimindarti, 2008).

Penelitian mengenai hubungan ukuran perusahaan dan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Suriyati (2011), Marathani (2013), dan Ifada (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh siginifikan terhadap ketepatan waktu perusahaan karena karena semakin besar perusahaan maka akan melaporkan dengan lebih cepat akibat perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber informasi.

(15)

26

Berdasarkan hal di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.

2.2.4 Opini Audit dan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan Menurut Awalludin (2012) opini audit dalam perspektif informasi memberikan gambaran tentang kondisi suatu perusahaan dari pihak yang independen sehingga informasi ini merupakan informasi yang ditunggu-tunggu oleh investor. Penelitian Ismail (2012) dan Moradi (2013) menemukan bahwa perusahaan yang mendapat opini audit wajar tanpa pengecualian cenderung melaporkan laporan keuangan tahunannya tepat waktu. Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Pradana (2013) bahwa opini audit selain wajar tanpa pengecualian merupakan kabar buruk bagi pengguna laporan keuangan terutama para investor sehingga perusahaan cenderung untuk terlambat dalam melakukan publikasi laporan keuangan tahunan.

Berdasarkan hal di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4 : Opini Audit berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.

(16)

27

2.2.5 Kepemilikan Publik dan Ketepatan Waktu Publikasi Laporan Keuangan

Adanya pengawasan dari pihak luar perusahaan berupa kritikan atau komentar menuntut manajemen untuk mampu menunjukkan kinerja yang baik sehingga manajemen mendapat dukungan positif dari pemegang saham. Dengan adanya konsentrasi dari kepemilikan publik maka pihak manajemen akan lebih mendapat tekanan untuk lebih tepat waktu dalam menyajikan laporan keuangannya.

Berdasarkan hal di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H5 : Kepemilikan Publik berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Sub CP Mahasiswa mampu menyusun solusi hasil analisis kasus psikologi forensik, secara berkelompok, sesuai prinsip teknik wawancara kognitif dan tersangka, yang juga

Jika SDN Sasak maupun sekolah-sekolah lain di wilayah yang kita layani mampu memberikan yang terbaik untuk murid-muridnya, itu tidak terlepas dari peran staf Wahana Visi Indonesia

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” (Studi Pada Perusahaan

Akhir tahun 2016, Bank Harda mencetak keuntungan sebesar Rp 6,8 miliar atau membaik dibandingkan pada 2015 lalu yang masih merugi Rp 2,3 miliar.. Untuk kredit Bank Harda pada

Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, kegiatan usaha PT PPA (Perseroan) ke depan tidak hanya mencakup Pengelolaan Aset Negara, Pengelolaan Aset BUMN, RR BUMN, lnvestasi,

Setelah membuat current value stream map dan future value stream map, kita dapat melihat perubahan yang terjadi pada proses produksi.. dapat terlihat pada future value

[r]

Sejak saat itu terjadilah unifikasi di bidang hukum tanah, antara lain unifikasi hak-hak perorangan atas tanah yang sudah dipunyai oleh orang- orang dan