• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Metode pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu metode survei lapangan dan data sekunder penelitian Sonia pada tahun 2020. Survei lapangan yang dilakukan guna mengetahui titik koordinat lokasi dan pengamatan langsung untuk mendapatkan hasil penilaian geometri sungai. Data sekunder yang didapatkan dari penelitian Sonia pada tahun 2020 meliputi ukuran penampang sungai, kecepatan aliran, debit lapangan dan gradasi dasar saluran (Bed-load).

Untuk kemiringan dasar saluran diambil dari penelitian Sisdiarto tahun 2017.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sungai Way Lunik, Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung. Sungai Way Lunik merupakan daerah aliran sungai (DAS) pada Mesuji Sekampung.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Sungai Way Lunik, Panjang, Bandar Lampung

Sumber :https://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/12/peta-lampung-lengkap-nama- kabupaten-dan.html; Eka Kurniawan, 2013; Sonia, 2020

(2)

17 Gambar 3.1 menampilkan lokasi penelitian yang dilakukan di kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Gambar 3.1 Menyajikan peta Provinsi Lampung sebagai acuan utama di atas sebelah kiri, lalu sebelah kanan atas merupakan peta morfologi Kota Bandar Lampung, sebalah kiri bawah merupakan peta DAS Way Lunik yang terbagi menjadi 6 sektor yang mana letak Sungai Way Lunik berhulu di sektor 4 dan bermuara di sektor 5, dan peta setiap cross section Sungai Way Lunik ada pada bagian kanan bawah.

3.2.1 Lokasi Survei Lapangan

Pada penelitian ini sungai dibagi atas 9 lokasi (cross section) dimulai dari hulu hingga ke hilir dan lokasi hulu dekat tambang batu. 9 titik lokasi digunakan sebagai pembagian lokasi pengukuran penampang dan kecepatan aliran. Cross Section Sungai Way Lunik (CSSWL) merupakan titik lokasi pengambilan sampel yang dilakukan oleh Sonia,2020. Dengan detail koordinat yang saya ambil menggunakan aplikasi Coordinator dengan kalibrasi menggunakan DGN 1995 Indonesia TM3 dengan basemap Google Maps yaitu;

1. Tambang (5˚26’34.4”LS, 105˚18’50.4”BT) 2. CSSWL I (5˚26’39.4”LS, 105˚18’43.9”BT) 3. CSSWL II (5˚26’46.6”LS, 105˚18’38.2”BT) 4. CSSWL III (5˚26’53.7”LS, 105˚18’36”BT) 5. CSSWL IV (5˚26’53.5”LS, 105˚18’35.6”BT) 6. CSSWL V (5˚26’58.8”LS, 105˚18’32.4”BT) 7. CSSWL VI (5˚27’02.3”LS, 105˚18’31.3”BT) 8. CSSWL VII (5˚27’02.8”LS, 105˚18’31”BT) 9. CSSWL VIII (5˚27’08.8”LS, 105˚18’26.3”BT) 10. CSSWL IX (5˚27’11.5”LS, 105˚18’25.3”BT)

(3)

18 Gambar 3.2 Lokasi Pengambilan Sampel di Cross Section Sungai Way Lunik Gambar 3.2 menampilkan cross section Sungai Way Lunik yang di bagi menjadi 10 bagian, yang ditiap cross section memiliki penampang yang berbeda. Pada cross section tersebutlah dilakukan penelitian mengenai penilaian koefisien kekasran Manning.

Gambar 3.3 Lokasi Hulu Dekat Tambang

Gambar 3.3 menampilkan hulu Sungai Way Lunik dengan aliran yang tidak terlalu besar saat kondisi normal (tidak terjadi hujan). Selain itu disekitar hulu sungai juga terdapat tambang batu dan pasir yang dapat merusak ekosistem dari sungai.

(4)

19 Gambar 3.4 Cross Section Sungai Way Lunik I

Gambar 3.4 menunjukkan kondisi dari Cross Section I Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali;

memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, koral, dan pasir; serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

Gambar 3.5 Cross Section Sungai Way Lunik II

Gambar 3.5 menunjukkan kondisi dari Cross Section II Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

(5)

20 Gambar 3.6 Cross Section Sungai Way Lunik III

Gambar 3.6 menunjukkan kondisi dari Cross Section III Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

Gambar 3.7 Cross Section Sungai Way Lunik IV

Gambar 3.7 menunjukkan kondisi dari Cross Section IV Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

(6)

21 Gambar 3.8 Cross Section Sungai Way Lunik V

Gambar 3.8 menunjukkan kondisi dari Cross Section V Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

Gambar 3.9 Cross Section Sungai Way Lunik VI

Gambar 3.9 menunjukkan kondisi dari Cross Section VI Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

(7)

22 Gambar 3.10 Cross Section Sungai Way Lunik VII

Gambar 3.10 menunjukkan kondisi dari Cross Section VII Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

Gambar 3.11 Cross Section Sungai Way Lunik VIII

Gambar 3.11 menunjukkan kondisi dari Cross Section VIII Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

(8)

23 Gambar 3.12 Cross Section Sungai Way Lunik IX

Gambar 3.12 menunjukkan kondisi dari Cross Section II Sungai Way Lunik yang memiliki sisi samping penampang yang sudah di pondasi pasangan batu kali, memiliki karakteristik sedimen berupa sampah organik, sampah rumah tangga, koral, dan pasir, serta ditumbuhin oleh beberapa vegetasi.

3.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini bukan merupakan penelitian baru, tetapi penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang telah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya dengan mengambil topik penelitian yang berbeda di lokasi yang sama yaitu di Sungai Way Lunik. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini ialah;

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sonia pada tahun 2020 yang termuat dalam tugas akhir di Institut Teknologi Sumatera yang berjudul “Studi Karakteristik Sedimen dan Laju Angkutan Sedimen di Sungai Way Lunik”. Pada tugas akhir ini, saya memperoleh data sekunder yang berupa penampang sungai, kecepatan aliran, debit lapangan, dan nilai gradasi dasar sungai (bed-load).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sisdiarto pada tahun 2017 yang termuat dalam tesis di Universitas Lampung yang berjudul “Basis Data Spasial Sungai Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung”. Pada tesis ini, saya memperoleh data sekunder yang berupa kemiringan dasar sungai.

(9)

24 3. Penelitian yang dilakukan oleh Hari Wibowo dosen jurusan Teknik Sipil Universitas Tanjungpura, Pontianak yang termuat dalam jurnal yang berjudul

“Aplikasi Debit Aliran Menggunakan Koefisien Dasar dengan Didasarkan Bentuk Konfigurasi Dasar Saluran”. Pada jurnal ini, saya memperoleh acuan pengolahan data untuk mengetahui nilai kekasaran dasar saluran dengan parameter hidraulik.

4. Journal Mountain Research and Development, Volume 12, No. 3 (Agustus, 1992) halaman 227-239 berjudul “An Evaluation of Methods for Estimating Manning’s in Small Mountain Streams”. Penelitian ini ditulis oleh W.

Andrews Marcus, Keith Roberts, Leslie Harvey, dan Gary Tackman. Pada jurnal ini, saya memperoleh acuan pengolahan data nilai kekasaran dasar saluran dengan parameter geometri.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Fasdarsyah yang merupakan dosen jurusan teknik sipil Universitas Malikussaleh. Penelitian ini masuk ke dalam Teras Jurnal, Vol. 6, No.2, September 2016 yang berjudul “Analisis Karakteristik Sedimen Dasar Sungai Terhadap Parameter Kedalaman”. Pada penelitian ini, saya memperoleh acuan pengolahan data nilai kekasaran dasar saluran dengan gradasi dasar saluran.

(10)

25 3.4 Diagram Alir

Pada penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan diagaram alir seperti berikut;

(11)

26 3.5 Data Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil yaitu titik koordinat dan parameter geometri berdasarkan tabel Cowan. Sedangkan data sekunder yang digunakan mengambil dari penelitian milik Sonia yang dilakukan pada tahun 2020:

Tabel 3.1. Kedalaman Aliran

Lokasi Kedalaman Aliran (m)

rata-rata

D1 D2 D3 D4 D5

CSSWL I 0,38 0,34 0,39 0,42 0,45 0,396

CSSWL II 0 0,25 0,22 0,16 0 0,126

CSSWL III 0 0,1 0,16 0,19 0,2 0,130

CSSWL IV 0,17 0,155 0,1 0,08 0 0,101

CSSWL V 0,29 0,28 0,25 0,27 0,31 0,280

CSSWL VI 0,525 0,51 0,48 0,52 0,53 0,513

CSSWL VII 0,32 0,35 0,31 0,3 0,33 0,322

CSSWL VIII 0,35 0,3 0,41 0,45 0,33 0,368

CSSWL IX 0,18 0,15 0,12 0,14 0,19 0,156

Sumber: Sonia.2020

Tabel 3.2. Data Hidraulik dan Data Gradasi Butiran Lokasi

Analisis Butiran d50 (mm)

Analisis Butiran d65 (mm)

Luas Penampang

(m)

Kecepatan Aliran (m/s)

Debit (m³/s)

CSSWL I 2,289 4,531 4,35 0,827 1,073

CSSWL II 2,053 3,760 4,28 0,354 0,184

CSSWL III 1,834 3,335 4,3 0,373 0,182

CSSWL IV 1,432 4,096 3,62 0,561 0,178

CSSWL V 0,296 0,418 2,75 0,470 0,269

CSSWL VI 0,268 0,307 2,6 0,384 0,398

CSSWL VII 0,258 0,135 4,3 0,319 0,323

CSSWL VIII 1,772 2,272 4,5 0,665 0,846

CSSWL IX 0,717 1,484 9,8 0,167 0,175

Sumber: Sonia.2020

Selain data diatas, terdapat data kemiringan dasar saluran yang diambil dari tesis milik Sisdiarto pada tahun 2017 yang berjudul “Basis Data Spasial Sungai Way Lunik Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung”. Pada tesis tersebut disimpulkan bahwa kemiringan dasar Sungai Way Lunik sebesar 0,0012-0,0013.

Gambar

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Sungai Way Lunik, Panjang, Bandar Lampung
Gambar 3.3 Lokasi Hulu Dekat Tambang
Gambar  3.4  menunjukkan  kondisi  dari  Cross  Section  I  Sungai  Way  Lunik  yang  memiliki  sisi  samping  penampang  yang  sudah  di  pondasi  pasangan  batu  kali;
Gambar 3.6 menunjukkan kondisi dari Cross Section III Sungai Way Lunik yang  memiliki  sisi  samping  penampang  yang  sudah  di  pondasi  pasangan  batu  kali,  memiliki  karakteristik  sedimen  berupa  sampah  organik,  sampah  rumah  tangga,  koral, dan
+5

Referensi

Dokumen terkait

- Kurang menguasai tahapan dalam pelaksanaan Pekerjaan, yaitu pasangan pondasi Batu Kali, Pasangan dinding bata, dan plesteran yang seharusnya Pekerjaan Pondasi Poer plat

Jenis data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah balanced panel dimana setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series yang sama, dimana unit cross

Dari kedua kelas tersebut peneliti menganggap responden memiliki ciri- ciri dan karakter yang relatif hampir sama (dalam hal ini kemampuan akademik). Karena memiliki

Luas penampang pipa absorber (Ar) adalah luas keseluruhan dari pipa yang menyerap pantulan sinar dari concentrator, untuk menghitung Luas penampang pipa

Pelat Perencanaan pelat menghasilkan dimensi penampang beton bertulang yang memiliki tulangan longitudinal untuk menahan gaya lentur pada baja.. Pada penampang kritis antara pertemuan

STRUKTUR BANGUNAN Struktur bangunan rumah menggunakan material beton bertulang dengan pondasi batu kali dan telapak sebagai elemen struktur pondasinya.. PASANGAN DAN FINISHING

METODE PELAKSANAAN PONDASI BATU KALI PERSIAPAN Rencanakan urutan pemasangan pondasi batu kali, mulai dari urutan penggalian, tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum

Untuk bangunan kecil diatas tanah baik, pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan batu bata dengan lebar dasar 2-3 kali tebal pasangan bata dan pondasi dinding setengah bata cukup