SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh Selviana Putri 105331115916
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
vi Motto:
1. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(QS Al Baqarah: 286)
2. Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu dan kerjakan perkara yang tidak meragukanmu. (HR. Tirmidzi dan Nasa'i)
3. Bertaqwalah kepada Allah di manapun kalian berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji. (HR. Tirmidzi).
4. Jangan pernah mengatakan sesuatu yang berlebihan. Sebab sesuatu itu akan menjadi suatu kesalahan. (Mark Rutherford)
Persembahan:
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ayah dan Ibu atas panjatan doa dan pengorbanan yang tiada henti-hentinya.
2. Saudaraku yang saya sayangi.
3. Dosen dan Almamaterku.
vii
Bone”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh Dr. Muhammad Akhir, M.Pd. dan Muhammad Dahlan, S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode PAKEM melalui media blog dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X di SMA Negeri 10 Bone. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan menulis puisi. Data diperoleh dengan catatan lapangan, lembar observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi foto. Teknik analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode PAKEM dengan media Blog meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Bone. Hal ini terbukti dengan hasil tulisan puisi siswa. Sebelum memberikan tindakan peneliti terlebih dahulu memberikan proses pra-siklus yakni wawancara kepada guru mata pelajaran bahasa indonesia mengenai kemampuan menulis puisi pada siswa. Peningkatan kualitas menulis puisi siswa dapat dilihat dari peningkatan nilai yang terjadi dari tahap siklus I sebesar 50 dengan nilai tuntas mencapai 20% dan tidak tuntas mencapai 60% serta 20% untuk siswa yang tidak mengikuti kegiatan dalam menulis puisi. Adapun pada siklus II nilai rata-rata sebesar 81 dengan nilai tuntas 90% dan tidak tuntas sebanyak 10%. Persentase peningkatan ketuntasan sebesar dari siklus I ke siklus II sebanyak 31 % dan secara klasikal siswa mendapatkan nilai rata-rata di atas 75. Hasil yang dicapai tersebut sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Peningkatan nilai rata-rata ini membuktikan keberhasilan pembelajaran menulis puisi melaui metode PAKEM dengan media blog.
Kata Kunci: Peningkatan, metode PAKEM, media blog, puisi.
viii
yang telah memberikan hidayah dan magfirah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada sang pemimpin yang patut kita teladani yakni Rasulullah Muhammad Saw, para sahabat dan keluarganya yang patut kita jadikan sebagai uswatun hasanah dalam melaksanakan segala aktivitas demi kesejahteraan dan kemakmuran hidup dunia
dan akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sangat berhutang budi dan tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ahmad Juli dan Darmawati, S.Pd. Orang tua tercinta yang telah melahirkan dan membesarkan saya menjadi manusia yang kuat.
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
5. Dr. Muhammad Akhir Sekretaris Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus sebagai Pembimbing I.
6. Muhammad Dahlan, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II.
7. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan laporan skripsi ini. Semoga bantuan dan dukungannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Teruntai permohonan maaf penulis atas segala khilaf dan teriring doa semoga Allah Swt melimpahkan ridha dan magfirah-Nya kepada mereka.
Akhirnya harapan dan doa penulis semoga sumbangsih baik dalam bentuk moril maupun materil dari semua pihak mendapat ridha dari Allah Swt dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, serta bernilai ibadah disisi-Nya Insya Allah Amin Ya Rabbal Alamin dan semoga kesalahan atas kekurangan dalam penyusunan skripsi ini semakin memotivasi penulis dalam belajar dan berguna bagi pembaca yang budiman. Aamiin.
Makassar, Agustus 2020
Selviana Putri
x
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
xi
4. Puisi ... 17
5. Metode Pembelajaran ... 26
6. Metode PAKEM ... 33
7. Media Pembelajaran ... 39
8. Media Blog ... 41
B. Kerangka Pikir ... 45
C. Hipotesis Tindakan... 47
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 48
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 49
C. Faktor yang Diselediki ... 49
D. Prosedur Penelitian... 50
E. Instrumen Penelitian... 53
F. Teknik Pengumpulan Data ... 53
G. Teknik Analisis Data ... 57
H. Indikator Keerhasilan ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60
B. Pembahasan ... 125
xii
DAFTAR PUSTAKA ... 131
LAMPIRAN ... 134
xiii
Tabel 1 : lembar observasi perilaku positif siswa ... 52
Tabel 2 : lembar observasi perilaku negatif siswa ... 53
Tabel 3 : kriteria aspek penilaian ... 54
Tabel 4 : Kriteria Keberhasilan Proses pembelajaran siswa dalam % ... 60
Tabel 5 : Identitas SMA Negeri 10 Bone ... 61
Tabel 6 : Jadwal pelaksanaan tindakan ... 62
Tabel 7 : Hasil penilaian pra tindakan keterampilan menulis puisi ... 64
Tabel 8 : Hasil tes keterampilan menulis puisi siklus I ... 74
Tabel 9 : Aspek penilaian keterampilan menulis puisi siklus I ... 78
Tabel 10 : Hasil observasi perilaku positif siswa siklus I ... 81
Tabel 11 : Hasil observasi perilaku negatif siswa siklus I ... 81
Tabel 12 : Hasil tes keterampilan menulis puisi siklus II ... 92
Tabel 13 : Aspek penilaian keterampilan menulis puisi siklus II ... 95
Tabel 14 : Hasil observasi perilaku positif siswa siklus I ... 98
Tabel 15 : Hasil observasi perilaku negatif siswa siklus I ... 98
xiv
xv
Gambar 1 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi siklus I ... 71
Gambar 2 : Konsentrasi siswa saat melakukan metode PAKEM siklus I ... 72
Gambar 3 : Kegiatan siswa menulis puisi siklus I ... 73
Gambar 4 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi siklus II ... 89
Gambar 5 : Konsentrasi siswa saat melakukan metode PAKEM siklus II ... 90
Gambar 6 : Kegiatan siswa menulis puisi siklus II ... 91
xvi
Diagram 1 : Hasil penilaian keterampilan menulis puisi siklus I... 77
Diagram 2 : Hasil penilaian keterampilan menulis puisi siklus I... 94
Diagram 3 : Hasil penilaian aspek diksi ... 106
Diagram 4 : Hasil penilaian aspek tema ... 111
Diagram 5 : Hasil penilaian aspek gaya bahasa ... 116
Diagram 6 : Hasil penilaian aspek imaji ... 120
Diagram 7 : Hasil penilaian aspek amanat ... 126
xvii
Lampiram 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...
Lampiran 2. Lembar Observasi Siswa Perilaku Positif dan Negatif ...
Lampiran 3. Hasil Lembar Observasi siswa perilaku positif dan
Perilaku Negatif pada Siklus I dan Siklus II ...
Lampiran 4. Aspek Penilaian ...
Lampiran 5. Daftar Hadir Siswa pada Siklus I dan Siklus II ...
Lampiran 6. Hasil keterampilan Menulis Puisi Siswa pada Siklus I
dan siklus II ...
Lampiran 7. Hasil Penulisan Puisi Menggunakan Media Blog ...
Lampiran 8. Dokumentasi ...
1 A. Latar Belakang
Salah satu bagian yang paling intregral dalam pembangunan adalah pendidikan. Proses pembangunan suatu bangsa haruslah sejalan dengan proses pemdidikan dan tidak dapat dipisahkan. Arah dan tujuan dari pembangunan itu adalah untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia. Seperti yang telah dituangkan dalam tujuan pendidikan nasioanal. Pendidikan 4.0 saat ini merupakan perubahan zaman yang mau tidak mau harus dihadapi oleh guru maupun siswa. Pendidkan ini merupakan salh satu pendidikan yang memanfaatkan penggunaan teknologi berbasis digital dalam setiap proses pembelajaran yang dikenal dengan istilah cyber sistem (sistem siber).
Dunia pendidikan terkhususnya pada bidang bahasa dan sastra Indonesia memiliki pengaruh dalam menyambut pendidikan 4.0. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata bahasa diartikan sebagai suatu simbol perlambangan bunyi yang bersifat manasuka, yang digunakan sebagai alat untuk berinteraksi, pengindentifikasian, dan sebagai alat unuk bekerja sama oleh anggota suatu masyarakat.
Diberbagai tingkatan sekolah bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajran yang wajib ada dan dipelajari. Mata pelajaran tersebut diarahkan untuk membentuk dan mengembangkan siswa supaya terampil berbahasa dan efektif dan efisien dalam berkomunikasi dan sejalan dengan etika yang berlaku secara tulisan dan lisan (Aji, 2016).
Ada 4 aspek dalam keterampilan berbahasa yang saling berhubungan dan saling memengaruhi satu sama lainnya menurut Tarigan (2013; 1), yakni:
1) keterampilan menyimak, 2) keterampilan berbicara, 3) keterampilan membaca, dan 4) keterampilan menulis.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, salah satu aspek berbahasa yang wajib diketahui adalah keterampilan menulis. Pembelajaran menulis adalah kegiatan yang tidak mudah karena memerlukan latihan secara terus-menerus.
Menurut Nurgiyantoro (2016: 463), jika dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya (menyimak, berbicara dan membaca), kegiatan menulis adalah suatu ketrampilan yang tidak mudah.
Kesulitan yang terjadi pada siswa didasarkan pada dua hal, yakni yang berkaitan dengan internal dan eksternal siswa. Faktor dari dalam (internal) berupa faktor psikologis yang dominan, seperti kondisi jiwa siswa yang memang kurang tertarik dengan kegiatan menulis dan ilmu tentang menulis yang masih belum cukup. Sedangkan faktor dari luar (eksternal) dapat berupa situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan bagi siswa untuk menulis, seperti guru tidak mengoptimalkan penggunaan metode atau media pad proses belajar atau sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai.
Salah satu materi pembelajaran yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sastra. Umumnya pembeljaran yang diajarkan dalam bahasa Indonesia ialah belajar cara komunikasi. Maka dari itu, tujuan dari mempelajari bahasa Indonesia di sekolah adalah untuk meningkatkan
kemampuan siswa menggunakan bahasa Indonesia secara benar dan baik, baik tulisan maupu secara tulisan dalam berkomunikasi
Dunia pendidikan, pembelajaran sastra memiliki peranan yang penting karena akan memberikan pengaruh pada kepribadian, watak, luasnya wawasan tentang kehidupan, secara lisan dan tulisan meningkatkan kemampuan berbahasa. Dalam pembelajaran sastra siswa tidak hanya difokuskan pada teori sastra saja namun ditekankan pula agar siswa dapat membuat suatu karya sastra dalam bentuk tulisan (puisi) dalam mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
Permasalahan sastra yang paling sulit dipahami oleh siswa adalah puisi.
Dengan berbagai faktor yaitu sulit berimajinasi, perlu diketahui puisi merupakan tafsiran serta rekaman perjalanan hidup manusia yang diubah ke bentuk indah. Puisi dapat diartikan sebagai suatu karya sastra yang bahasanya padat, singkat, memiliki kepaduan bunyi dan irama dan diksi kiasan.
Puisi merupakan suatu bentuk karya sastra yang menuangkan segala perasaan dan pemikiran seorang penyair secara imajinatif. Menurut waluyo (Risna, 2019) mengatakan bahwa puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang menuangkan segala perasaan dan pikiran seorang penyair dengan cara imajinatif serta disusun dengan memusatkan semua kekuatan bahasa dalam bahasa dengan cara memusatkan struktur fisik dan batin penyair.
Salah satu pembelajaran yang tidak disukai oleh siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis adalah menulis puisi. Mereka beranggapan bahwa menulis puisi adalah pelajaran yang memiliki kesulitan yang tinggi.
Ketika proses belajar yang berkaitan dengan puisi, siswa memiliki anggapan
bahwa mereka sedang diberikan suatu pekerjaan yang sulit sehingga memunculkan keraguan dan kebimbangan dalam menulis puisi sebab merasa tidak memiliki bakat. Ketika diberi tugas menulis sebuah puisi seringkali siswa membutuhkan waktu yang lama. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan siswa dalam menggali dan mengolah imajinasi mereka. Permasalahan yang seperti ini juga ditemukan di SMAN 10 Bone pada siswa kelas X. Hal tersebut didasarkan pada hasil nilai tes menulis puisi yang diujikan pada siswa kelas X SMAN 10 Bone. Diketahui bahwa nilai rata-rata tergolong rendah berdasarkan hasil tes menulis puisi yang dilakukan sebelum tindakan. Hal tersebut dibuktikan pada salah satu kelas X yang berjumlah 35 siswa, yang mencapai ketuntasan belajar (KKM 75) hanya sedikit sebanyak 2 siswa. Adapun nilai 75 ke bawah atau yang tidak memenuhi standar KKM berjumlah 33 siswa.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai keterampilan menulis puisi tersebut: 1) motivasi belajar bahasa Indonesia yang rendah. Pada saat peneliti melaksanakan magang I di sekolah tersebut, peneliti melakukan observasi dengan menemukan fakta pada saat pembelajaran terdapat beberapa siswa yang mengobrol dan meletakkan kepala di atas meja. 2) kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru. Metode pembelajaran yang seperti ini terkesan membosankan dan monoton sehingga bagi siswa kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak menarik.
Berdasarkan hasil wawancara pada guru kelas X SMAN 10 Bone, pemberian contoh puisi yang kurang dan tidak adanya media yang dijadikan
wadah untuk menampilkan hasil karya juga menjadi penyebab rendahnya keterampilan menulis puisi pada siswa.
Maka dari itu, peneliti dan guru kelas X telebih dahulu melakukan identifikasi yang menyebabkan siswa gagal dalam pembelajaran menulis puisi.
Ditemukan bahwa yang menjadi sebab kegagalan tersebut antara lain: 1) rendahnya minat dan motivasi siswa pada pembelajaran puisi, 2) pemanfaatan media belum dimaksimalkan oleh sebagian siswa. Pada survey awal tersebut ditemukan bahwa kurangnya kesempatn yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam mengeksplorasi menulis puisi sebab guru juga menghadapkan siswa pada suatu objek yang dapat diamati oleh siswa.
Mengatasi beberapa permasalahan dalam pembelajaran sastra tesebut, maka harus dilaksanakan suatu upaya perbaikan agar dalam pembelajan menulis puisi mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 75. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode partispatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang dikenal dengan istilah PAKEM dengan menggunakan media blog sebagai bentuk apresiasi karya sastra puisi siswa sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi.
Adapun judul penelitan berdasrkan pemaparan pada latar belakang di atas adalah “Penerapan Metode PAKEM melalui Media Blog untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X di SMA negeri 10 Bone”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas adalah bagaimanakah penerapan metode PAKEM melalui media blog dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas X di SMA Negeri 10 Bone?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui penerapan metode PAKEM melalui metode blog dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X di SMA Negeri 10 Bone.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pembaca tentang pembelajaran menulis puisi dan bermanfaat dalam mengembangkan teori pembelajaran keterampilan menulis puisi.
2. Manfaat Praktis a. Untuk guru
Manfaat bagi guru antara lain upaya untuk menentukan metode yang akan digunakan agar profesionalisme guru meningkat, upaya membimbing siswa berpikir logis dan sistematis, upaya memotivasi siswa menulis puisi, dan upaya peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia.
b. Untuk siswa
Manfaat bagi siswa di antaranya membangkitkan motivasi siswa agar gemar membaca buku serta memiliki keterampilan menulis puisi.
c. Untuk Sekolah
Manfaat bagi sekolah adalah hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi di SMA Negeri 10 Bone
d. Untuk Penulis
Dapat memperkaya pengetahuan mengenai penggunaan metode PAKEM dan media blog sebagai cara untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran menulis puisi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Penelitian Relevan
Sebagai upaya peningkatan keterampilan menulis siswa dalam menulis puisi, ada beberapa penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan melalui pemanfaatan beragam metode dan media. Tujuan dari penelitian relevan ini adalah untuk membandingkan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
a. Penelitian ini dilakukan oleh Koswati (2013). Penelitian tersebut berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Beraksara Jawa Dengan Metode Pakem Siswa VII B SMPN 1 Ayah”. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan metode PAKEM ada peningkatan menulis paragraf siswa dalam pembelajaran menulis paragaraf. Hal ini didasarkan pada tiap siklus mengalami peningkatan pada penerapan metode PAKEM siswa kelas VIII B dalam 2 siklus.
Penyampaian materi tidak menggunakan metode pada pra siklus. Pada siklus pertama digunakan metode PAKEM dengan LCD sebagai medianya. Pada siklus kedua digunakan metode PAKEM dengan cara diskusi. Pada pra siklus ditemukan nilai sebsesar 58 dalam hasil pembelajaran, nilai 72 pada siklus pertama dan 83 pada siklus kedua.
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa ada peningkatan
keterampilan menulis paragraph beraksara Jawa dengan menggunakan metode PAKEM.
b. Penelitian ini dilakukan oleh Rizqi (2017). Penelitian tersebut berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Poster Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017”. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa ada peningkatan keterampilan menulis paragraph dengan menggunakan metode media poster dalam pembelajaran menulis paragraph. Hasil penelitian tersebut dibuktikan dengan tiap siklus (prasiklus, siklus I dan siklus II) mengalami peningkatan. Pada prasiklus nilai rata-ratanya adalah 67,17, dan 73,23 pada siklus I, sementara itu di siklus II duperoleh nilai 77,92. Jika didasarkan pada nilai tersebut ditarik sebuah kesimpulan bahwa ada peningkatan minat belajar dan prestasi belajar di siswa kelas VII SMP Negeri 24 Purworejo dalam proses pembelajaran menulis puisi.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Margareta (2018) dengan judul penelitaian “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Metode Karya Wisata Pada Siswa Kelas X Keperawatan A SMK Kesehatan Rahani Husada Tahun Pelajaran 2017/2018”. Pada penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa, dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi pada kinerja guru diperoleh skor 63 dengan presentase 72,2% pada siklus I, dan menjadi 77 dengan persentase 85,5% pada siklus II. Sementara kinerja siswa pada siklus I sebesar
70,37% menjadi 83,3% pada siklus II. Hasil keterampilan menulis puisi siswa sebesar 72,2% pada siklus I dan mengalami peningkatan menjadi 86,1% pada siklus II. Berdasarkan hasil nilai tersebut disimpulkan bahwa ada peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran puisi siswa kelas X Keperawatan A SMK Kesehatan Rahani Husada Klaten tahun pelajaran 2017/2018 melalui penggunaan metode karya wisata.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, ditemukan persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini. Persamaan dari penelitian tersebut adalah masing-masing meneliti tentang keterampilan menulis, memakai 2 siklus, serta Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa mengalami peningkatan. Peneliti pertama memakai metode yang sama tapi dalam meningkatkan keterampilan menulis yang berbeda, peneliti pertama meningkatkan keterampilan menulis paragraf. Dengan adanya penggunaan metode tersebut dapat meningkatkan keterampilan menulis. Sedangkan peneliti kedua sama-sama meningkatkan keterampilan menulis puisi. Akan tetapi dengan media yang tidak sama. Adapun peneliti ketiga sama-sama meningkatkan keterampilan menulis puisi. Akan tetapi, berbeda metode yang digunakan.
Didasarkan pada perbandingan penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa meskipun masih terbatas penelitian tentang keterampilan menulis puisi sudah banyak dilakukan. Dalam menghasilkan peningkatan yang berbeda-beda masing-masing penelitian
menggunakan metode dan media yang berbeda-beda pula. Namun masih perlu dikembangkan dan dilakukan melalui berbagai cara dalam upaya peningkatan menulis puisi. Metode PAKEM dengan media Blog merupakan salah satu cara yang akan digunakan penulis dalam peningkatan keterampilan menulis.
2. Keterampilan Berbahasa
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan suatu tugas, cekatan dan mampu. Terampil bisa pula diartikan sebagai cekatan. Menurut Sugono (2015: 147) terampil (cekatan) merupakan suatu kepandaian yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan cara yang terpat dan benar. Terkadang ada orang yang cepat melnyelesaikan sesuatu tetapi hasilnya salah, maka orang tersebut tidak dapat disebut terampil. Sama halnya dengan jika seseorang lambat dalam menyelesaikan sesuatu namun benar, tidak pula dapat dikatakan seorang yang terampil. Seseorang dikatakan terampil pada suatu bidang apabila ia tidak mengalami keraguan dan tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Ada empat komponen bahasa yang diungkapkan oleh Targigan (2013: 1) sebagai berikut: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Ke empat keterampilan tersebut memiliki hubungan yang saling terkait melalui ragam cara. Kemudian, keterampialn-keterampilan tersebut juga memiliki kaitan dengan setiap proses yang mendasari suatu bahasa. Pikiran seseorang tercermin dari bahasanya. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa yang baik maka orang tersebut memiliki jalan pikiran yang cerah dan jelas.
Suatu keterampilan akan diperoleh dan dapat dikuasai apabila seseorang tersebutk melakukan banyak praktik dan berbagai pelatihan.
Dari uraian di atas, ditarik kesimpulan bahwa suatu gerakan yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan dengan cepat, terampil dan tepat adalah pengertian dari keterampilan. Keterampilan menulis adalah salah satu bentuk dari keterampilan. Keterampilan menulis adalah keterampilan berbahasa yang didapatkan melalui berbagai proses dan berbagai pelatihan yang menjadikan seseorang terampil dalam kegiatan menulis.
3. Menulis
a. Defenisi menulis
Menulis adalah salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tanpa adanya tatap muka secara tidak langsung. Tarigan (Azmussya’ni dkk: 2014) berpendapat bahwa menulis adalah suatu bentuk keterampilan yang bersifat efektif dan produktif.
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang yang terpelajar untuk kegiatan merekam (mencatat), meyakinkan, memberitahukan (melaporkan), mempengaruhi, dan tujuan serta maksud tersebut dapat diperoleh dengan menuangkannya secara jelas, yang berpedoman pada pemikiran, suatu organisasi, pengunaan kata-kata dan, penggunaan struktur kalimat.
Secara umum Nurhadi (2017: 3-5) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang memunculkan dan menuangkan
ide ke dalam bentuk tulisan agar dapat dimengerti oelh orang lain.
Menulis adalah suatu bentuk kegiatan yang memunculkan beberapa lambang grafis yang bermakna sehingga menulis memiliki sifat aktif dan produktif. Makna atau arti yang disimbolkan dari berbagai lambang grafis tersebut merupakan arti (makna) suatu bahasa yang mudah dimengerti dan dibaca oleh orang lain. Menulis dikatakan memiliki sifat ekspresif sebab menulis merupakan suatu sarana pengekspresian suatu ide agar mampu dimengerti orang lain.
Dari berbagai pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa menulis merupakan suatu metode berpikir yang digambarkan dalam bentuk tulisan. Dalam menulis suatu topic, penulis akan berpikir kemudian mengaitkannya dengan fakta-fakta, lalu membandingkannya dan lain-lain. Melakukan kegiatan berpikir merupakan suatu kegiatan mental. Pada saat penulis melakukan proses berpikir, hadir serangkaian gambaran akan hal-hal yang tidak nyata dalam benaknya, tanpa terkendali dan terjadi secara tidak sadar. Kegiatan yang lebih tinggi lagi secara sadar dilakukan oleh penulis, disusun dalam rentetan yang memiliki keterkaitan dan tujuan dan tercapainya suatu simpulan. Inilah yang disebut kegiatan bernalar. Penalaran adalah suatu proses berpikir secara sistematis yang bertujuan mendapatkan simpulan berupa suatu pengetahuan.
b. Tujuan Menulis
Menurut Nurhadi (2017: 12-13) mengemukakan tujuan menulis, sebagai berikut. Berdasarkan fungsi bahasanya, tujuan menulis dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1) Menulis untuk menyampaikan informasi, seperti menulis artikel, menulis buku ilmu pengetahuan , dan membuat laporan;
2) Menulis untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial, seperti menulis surat, menulis undangan, menulis memo, mengirim sms;
3) Menulis untuk mengontrol perilaku orang lain, seperti menulis petunjuk, membuat undang-undang/peraturan, atau membuat tata tertib;
4) Menulis untuk menyatakan pendapat, seperti menulis buku harian, menulis surat pembaca, atau tajuk rencana di surat kabar;dan
5) Menulis untuk mengekspresikan suatu daya cipta imajinasi, misalnya menulis puisi, menulis naskah drama, atau menulis cerita.
6) Menulis untuk mengungkapkan kreativitas imjinasi seseorang, seperti menulis cerita, menulis puisi, atau menulis naskah drama.
Berdasarkan kepentingan penulis terhadap pembaca, tujuan menulis dibedakan menjadi enam, yaitu:
1) Menanamkan pemahaman tentang sesutau kepada membaca.
2) Mengubah keyakinan pembaca.
3) Menyenangkan atau menghibur pembaca.
4) Memotivasi dan memengaruhi pembaca.
5) Menunjukkkan sesuatu yang baru kepada pembaca, dan 6) Merangsang proses berpikir pembaca.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ada enam tujuan menulis, yaitu: 1) memberitahu (informasi), 2) meyakinkan, 3) pengeskspresian diri, 4) menghibur, 5) menghasilkan sesuatu, dan 6) memecahkan masalah.
Hartig (Azmi, dkk: 2018) mengemukakan pendapatnya tentang tujuan menulis sebagai berikut:
1) Tujuan penugasan (assignment purpose)
Alasan dilakukannya kegiatan menulis bukan karena kemauan sendiri melainkan adanya suatu penugasan. Contohnya, siswa diberi tugas menulis suatu laporan kegiatan.
2) Tujuan altruistik (altruitic purpose)
Kegiatan menulis bagi seorang penulis adalah memberikan kesenangan untuk pembacanya, membantu pembaca untuk memahami suatu tulisan, menghindarkan kedudukan pembaca, menghargai penalaran dan perasaannya, untuk membuat pembaca lebih terasa muda dan memuaskan pembaca melalui karyanya.
3) Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Tulisan memiliki tujuan untuk memberikan keyakinan kepada para pembaca akan kebenaran suatu gagasan yang diungkapkan.
4) Tujuan penerangan (informational purpose)
Tujuan dari menulis adalah untuk memberikan sebuah informasi, keterangan dan suatu fakta kepada pembaca.
5) Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose)
Suatu tulisan memiliki tujuan untuk perkenalan atau pernyataan diri seorang penulis kepada pembacanya.
6) Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan kraetif ini ada kaitannya dengan tujuan pernyataan diri.
Namun, kemauan kreatif disini lebih pernyataan diri, mengaitkan dirinya dengan kemauan untuk tercapainya suatu norma, nilai artistic, dan seni yang idaman. Jadi dapat dikatakan tujuan kreatif adalah bertujuan untuk tercapainya berbagai nilai artistic atau kesenian.
7) Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose)
Suatu tulisan juga memiliki tujuan sebagai tulisan yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi.
Dalam tulisan seorang penulis akan memberi penjelasan, penjernihan serta menjelajahi dan menyelidiki secara cermat berbagai pikiran dan gagasannya sendiri agar pembaca mudah mengerti dan menerimanya.
Dari beberapa penjelasan mengenai tujuan dari menulis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan kegaiatan menulis adalah suatu bentuk untuk pengekspresian diri, didalamnya terdapat curahan dan ungkapan pikiran-pikiran dan berbagai perasaan penulis. Suatu tulisan yang memiliki tujuan untuk memberi suatu keyakinan, selain menyajikan
beberapa fakta, dimuat pula suatu opini yang bertujuan untuk meberi keyakinan pengaruh kepada pembaca untuk sependapat dengan kemauan penulis. Tetapi tujuan utama dari menulis ialah untuk mencurahkan segal ide dan gagasam ke dalam bentuk bahasa tulis sehingga dapat dipahami dan dimengerti pembaca.
4. Puisi
a. Defenisi Puisi
Sebagai hasil karya yang kreatif struktur dan raga puisi terus mengalami perubahan. Pernyataan ini dapat kita ketahui apabila kita mengkaji antara ciri-ciri puisi pada zaman tetentu dengan puisi zaman lain ternyata ada perbedaan diantaranya. Misalnya di masa lampau, puisi diciptakan harus sesuai dengan kaidah jumlah baris, rima dan beberapa syarat lain.
Istilah puisi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, poites yang artinya pembentuk, pembangun atau pembuat (Situmorang, 1980:10). Puisi berasal dari kata poeta dalam bahasa lati yang berarti menyebabkan, menimbulakn atau membangun. Dewasa ini, arti kata itu mengalami penyempitan sehingga puisi diartikan sebagai suatu hasil seni karya sastra yang seluruh susunan kata- katanya tersusun sesuai kaidah tertentu dengan menggunakan sajak, irama dan kata kiasan.
Nurhadi (2017: 383) mengatakan bahwa puisi bisa menjadi sarana untuk mengkespresikan perasaan cinta, perasaan galau,
perasaan takut, perasaan gembira, perasaan takjub, pemberontakan diri, dan sebagainya. Puisi pada umumnya menggunakan bahasa yang padat dan mempunyai makna yang mendalam.
Dari uraian beberapa pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa puisi merupakan bentuk karangan karya sastra yang bisa terikat ataupun bebas seperti puisi zaman sekarang ini.
b. Unsur-unsur membangun dalam menulis puisi
Ada dua unsur puisi menurut Jabrohim (2001: 33) yaitu: 1) unsur fisik atau unsur bentuk yang meliputi pemilihan kata, pengimajian, kiasan, kata konkret, tipografi dan ritme, dan 2) unusr batin atau unsur isi yang meliputi nada, tema, amanat, dan perasaan.
Sebuah puisi, beberapa kata frase dan kalimat mengandung suatu makna konotatif (tambahan). Adanya bahasa yang figurative mengakibatkan larik-latik dalam puisi tersembunyi dan harus ditafsirkan. Kata-kata tidaklah patuh terhadap suatu aturan yang logis pada sebuah kalimat tetapi terikat pada rima dan larik pada suatu puisi. Hal ini terjadi karena unit-unit kata itu merupakan suatu larik- larik bukan suatu kalimat.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, pada umumnya puisi terbagi atas dua struktur yaitu: 1) struktur fisik puisi meliputi pemilihan kata, sajak, bahasa kias, rima, kata konkret, ritme, majas dan tipografi, 2) struktur batin puisi meliputi
tema, nada, pikiran, amanat dan suasana. Penjelasn mengenai kedua unsur tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Struktur fisik
a) Pemilihan Kata (Diksi)
Sebuah puisi, diksi atau pemilihan kata sangat penting.
Harus mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam membentuk irama, komposisi kata dalam konteks, dan nilai estetis yang ditimbulkan puisi tersebut dalam pemilihan kata- kata. Maka dari itu, seorang penyair harus memiliki perbendaharaan kata yang banyak. Dalam menulis puisi pemilihan kata ditetukan oleh penulis.
Diksi adalah inti dari evaluasi puisi yang merupakan penentu kreativitas cipta sastra (Sayuti, 2010: 143-144). Dalam rangka memunculkan suasana puitis yang akan membawa pembaca pada pemahaman dan penikmatan secara menyeluruh maka penempatan kata-kata sangat penting.
Diksi merupakan pemilihan beberapa kata (frase) dalam suatu karya sastra (Wijayanti, 2009: 63). Dalam menulis puisi seorang penyair akan memilih kata-kata yang sesuai dengan yang akan diungkapkan, kata-kata yang tepat serta ada efek puitis. Salah satu ciri khas yang menjadi pembeda antara penyair adalah pemilihan kata atau diksinya.
Menurut Sudjiman (2006: 98) istilah diksi merupakan kegiatan memilih kata yang tepat untuk menuangkan suatu gagasan. Diksi yang akan baik melibatkan pemilihan kata-kata yang bermakna yang sesuai yang digunakan tergantung pada peristiwa. Berdasarkan pernyataan tersebut, penyair sering ditemukan mengoreksi kata-kata yang dipilih. Upaya untuk mengoreksi kata-kata ini disebabkan oleh fakta bahwa kata sebelumnya dianggap tidak relevan, baik dalam arti maupun dengan cara apa pun.
b) Citraan dan pengimajian
Sebuah larik (baris) dalam sebuah puisi, sepertinya memiliki gema suara (imaji auditif), seolah-olah Nampak (imaji visual), dan sesuatu yang bisa dirasakan, disentuh dan diraba (imaji takjil). Jika imaji pendengaran (auditif) diinginkan oleh seorang penyair, maka seolahoolah kita mendengarkan sesuatu jika kita meghayati sebuah puisi. Jika imaji penglihatan (visual) dilakukan oleh penyair, maka dalam puisi tersebut Nampak ada gerakan. Jika imaji taktil dilukiskan oleh penyair dalam puisi tersebut, maka seolah-olah pembaca meraskan suatu sentuhan perasaan. Pemakaian kata konkret dan khas seperti imaji auditif, visual dan taktil menandai suatu pengimajian. Dan ketiga bentuk tersebut dideskripsikan berdasarkan suatu bayangan yang konkret atas apa yang bisa dinikmati secara realitas.
Sementara Jabrohim (2001: 36) berpendapat bahwa imaji (citra) merupakan suatu gambaran angina, pikiran, bayangna visual (kesan mental) dan gambaran bahasanya yang memberikan suatu pengganbaran yang jelas, munculnya suasana khusus, membuat suatu gambaran Nampak hidup dapalm penginderaan dan suatu pikiran, untuk menarik suatu perhatian, memberikan dua puluh kesan mental atau suatu bayangan visual dari seorang penyair dengan penggunaan gambaran suatu angan.
Citraan merupakan berbagai gambaran dalam suatu pikiran serta bahasa yang mendeskripsikannya, dan imaji adalah setiap gambar suatu pikiran (Pradopo, 2002: 79).
Selanjutnya Pradopo (2002: 81) membagi suatu citraan menjadi lima bentuk citraan yaitu: citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan penciuman, citraan perabaan, dan citraan gerak.
c) Bahasa kiasan (permajasan) atau bahasa figurative
Bahasa bermajas merupakan suatu bahasa yang menggunakan beberapa kata yang memiliki susunan dan maknanya sengaja dikesampingkan dari tatanan dan makna yang biasa yang bertujuan untuk memperoleh penyegaran dan kekuatan suatu ekspresi (Hasanuddin, 2002: 98).
Dengan memanfaatkan pertentangan, perbandingan, pertautan antara satu hal dengan yang lainnya, yang oleh
pendengar atau pembaca sudah mengenali artinya disebut sebagai cara penggunaan bahasa kiasan (Hasanuddin, 2002:
133). Bahasa yang figurative akan memmunculkan berbagai arti atau kaya akan makna. Penyair menggunakan bahasa figurative untuk mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung dengan mendeskripsikan sehingga kata-kata yang dipakai adalah kata- kata yang memiliki makna kiasan.
d) Kata konkret
Agar pembaca mampu membayangkan dengan lebih hidup terhadap apa yang penulis ingin sampaikan maka penulis harus mengkonkretkan beberapa kata. Pengimajian memiliki kaitan yang sangat erat dengan pengkonkretan kata. Sangat penting dilakukan pengkonkretan sebuah kata dalam suatu puisi yang bertujuan untuk seorang pembaca nampak melihat, merasa atau mendengar apa yang dipertanyakan oleh seorang penyair.
Jadi, seolah-olah pembaca secara batin akan mencurahkannya ke dalam puisi.
e) Rima dan Ritma
Di dalam puisi, bunyi berperan penting dalam menghasilkan rima dan ritma. Rima merupakan bunyi yang berulang-ulang dalam puisi atau kata lain dari persajakan. Bunyi yang berulang-ulang ini akan ditemukan pada keseluruhan bait atau puisi dan tidak hanya pada setiap akhir larik saja.
Sementara irama merupakan baris yang terpotong-potong dan menjadi tahap yang diulang-ulang sehingga sebuah puisi terlihat indah.
f) Tipografi puisi
Tipografi merupakan suatu unsur yang membedakan puisi dengan drama atau prosa. Larik dalam puisi tidak akan membangun sebuah paragrapf. Menurut Jabrohim (2001: 54), tipografi adalah suatu hal yang menjadi pembeda awal antara puisi dengan drama dan prosa fiksi. Maka dari itu fiksi adalah pembeda yang paling penting.
Sementara Hasanuddin (2002: 150) mengemukakan bahwa suatu tipografi diciptakan dengan tujuan dan maksud tertentu bukan diciptakan denga begitu saja. Dengan memahami berbagai bentuk tipografi setidaknya akan mengetahui dan memahami sebuah sajak. Penyusuna suatu tipografi yang baik akan memberikan suatu penggambaran suasana sajak yang terpola dan teratur.
2) Struktur batin a) Tema
Tema merupakan suatu gagasan atai ide utama yang ditaungkan oleh seorang penyair ke dalam puisi (Waluyo, 2002:
17). Suatu tema akan mengacu pada penyairnya. Agar tidak salah dalam menafsirkan suatu puisi seorang pembaca sedikit
banyak harus mengetahui latar belakang seorang penyair. Maka dari itu, sifat tema adalah khusus (diacu oelh seorang penyair), semua pembaca harus menafsirkan sama (objektif), bukan suatu makna kias yang diperoleh dari makna konotasinya (lugas).
b) Nada
Nada dalam puisi dapat mendeskripsikan sikap penyair terhadap pembacanya (Waluyo, 2005: 37). Seringkali nada dikaitkan dengan suasana. Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap pokok persoalan dan terhadap pembaca, sehingga suasana perasaan yang dimunculkan melalui pengungkapan suatu nada dan lingkungan yang mampu dicerna oleh panca indera.
Penghayatan seorang pembaca nadanya secara tepat harus dikemukakan oelh penyair (Djojosuroto, 2005: 26).
Melalui cara ini tafsiran arti suatu puisi akan dapat mendekati ketepatan sesuai yang diinginkan seorang penyair. Salah satu cara menafsirkan suatu puisi adalah dengan cara meninjau penggunaan bahasa oleh penyair, yakni dengan penetuan konteks puisi melalui hubungan kohesi dan koherensinya.
Makna puisi ditentukan berdasarkan kaitan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya (antara kalimat sebelumnya dan sesudahnya) tidak hanya ditentukan melalui kata dan kalimat yang lepas saja.
c) Perasaan
Perasaan seorang penyair dingkpan dalam puisi, seorang penyair akan mengungkapkan perasaan gembira, takut, sedih, gelisah, penasarn, rindu, cinta, benci dendan dan lainnya ke dalam suatu puisi (Djojosuroto, 2005: 26). Seorang penyair akan mengungkapkan perasaannya tidak setengahh-tengah artinya ia akan total mengungkapkannya. Maka dari itu, seorang penyair akan mengerahkan segala kemampuan berbahasanya demi memperkuat penggambaran ekspresi perasaannya yang total tersebut.
d) Pesan (Amanat)
Pesan (amanat) yang ingin disampaikan seorang penyair dapat diteliti setelah memahami dan mengerti tema, nada dan rasa puisi tersebut (Waluyo, 1987: 130). Amanat atau tujuan yang terkandung dalam sebuah puisi menjadi latar belakang penciptaan puisinya. Suatu pesan tersirat di balik rangkaian kata-kata dan juga nampak pada tema yang diungkapkan penyair. Secara tidak sadar amanat atau pesan yang diberikan oleh penyair dalam puisi akan tersampaikan kepada para pembaca.
5. Metode Pembelajaran a. Pengartian Metode
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yakni methodos, merupakan penggabungan dua buah kata metha dan hodos. Kata metha memiliki arti menempuh, melewati, dan melalui, sedangkan kata hodos diartikan sebagai jalan atau cara. Jadi secara bahasa metode adalah jalan atau cara yang akan ditempuh atau dilalui demi tercapainya suatu tujuan (Haling, 2017).
Sejalan dengan pendapat Haling tentang metode, dikemukakan pula oleh Hidayat (1990: 60) bahwa asal kata metode yaitu methodos (Yunani) yang memiliki makna cara atau jalan. Cara atau jalan yang diartikan sebagai suatu usaha atau upaya untuk mencapai sesuatu yang diharapkan.
Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan tentang pengertian metode ialah suatu jalan atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dalam suatu pekerjaan.
b. Pengertian Pembelajaran
Pengertian pembelajaran menurut Suryabrata (2004: 45) merupakan suatu proses yang akan dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan sikap (perilaku) yang sifatnya baru secara keseluruhan serta merupakan hasil dari pengalamannyasendiri dalam hubungannya dengan suatu lingkungan.
Sedangkan pembelajaran menurut Haling (2017: 13) adalah suatu usaha yang dilakukan pembelajar yang memiliki tujuan unyuk membantu peserta didik belajar. Seperangkat peristiwa yang mempengaruhi proses belajar peserta didik dapat disebut sebagai pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses transfer ilmu yang dilakukan oleh pemberi informasi (guru) dan diterima oleh penerima informasi (siswa).
c. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Beberapa langkah yang digunakan oleh guru dalam suatu proses belajar mengajar yang dapat memudahkan peserta didiknya sehingga tercapainya suatu tujuan pengajaran merupakan pengertian dari metode pembelajaran. Jika dilihat dari segi penerapan metodenya, penggunaan metode pembelajaran dapat dipakai dalam jumlah siswa yang besar, dalam jumlah siswa yang kecil, adan ada pula penggunaannya bersifat indoor dan outdor. Menurut Sabari (2005: 53- 65) ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran:
1) Metode Ceramah
Metode ini merupakan sebuah metode yang cara mengajarnya melalui cara penyampaian suatu pengetahuan dan informasi secara lisan kepada beberapa siswa yang umumnya ikut secara pasif. Salah satu metode yang ekonomis dalam
menyampaikan informasi adalah metode ceramah, serta merupakan sutau metode yang paling efektif untuk mengatasi kurangnya literature (rujukan) yang ada kesesuaiannya dengan kemampuan daya beli dan pemahaman seorang siswa (Muhibbin, 2000).
2) Metoe Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode dalam mengajar yang memiliki kaitan dengan pemecahan masalah (problem solving) (Muhibbin, 2000). Biasa disebut dengan group discussion (diskusi kelompok) dan socialized recitation (resitasi bersama).
Dalam proses belajar mengajar metode diskusi bertujuan untuk:
a) Siswa mampu berpikir secara kritis.
b) Siswa mampu mengekspresikan suatu pendapat tanpa adanya larangan.
c) Siswa dapat memberikan ide dan gagasannya dalam pemecahan suatu masalah secara bersama.
d) Siswa dapat mengambil suatu keputusan dari berbagai alternative jawaban berdasarkan beberapa pertimbangan demi memecahkan suatu masalah.
3) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan suatu metode menagjar dengan cara mempraktikkan kejadian, memperagakan suatu alat, aturan, dan melakukan suatu urutan kegiatan secara langsung
melalui pemakaian media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang terdapat pada pokok bahasan.
4) Metode Eksperimen
Menuru Djamarah (2000), metode percobaan merupakan suatu metode pembelajaran yang digunakan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perorangan atau pembagian tim (kelompok) yang bertujuan melatih suatu percobaan atau proses. Umumnya digunakan pada pembelajaran ilmu alam, fisika dan sebagainya.
5) Metode Karya wisata
Metode ini merupakan suatu metode mengajar yang dilakukan oleh seorang guru yang gerlebih dahulu merancang sesuatu yang bertujuan agar siswa dapat membuat suatu laporan kemudain didiskusikan secara bersama dengan siswa lainnya dan guru mendampingi siswa kemudian hasilnya dibukukan.
6) Metode Latihan
Metode latihan merupan suatu metode mengajar yang dilakukan oleh guru kepada siswanya dengan cara mengunjungi suatu tempat atau balai pelatihan keterampialn untuk mengetahui proses suatu produk atau hasil karya.
7) Metode Sistem Regu
Metode sistem beregu merupan suatu metode pembelajaran yang menggunakan lebih dari satu guru yang tiap guru tersebut
memiliki tugas tersendiri. Terkadang ditunjuk salah satu guru sebagai seorang koordinator. Contohnya, tiap guru membuat soal sesuai dengan tugasnya dan digabungkan dengan soal-soal dari guru yang lainnya.
8) Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah adalah metode pembelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa dan diminta untuk menyelesaikannya.
9) Metode Proyek
Metode proyek atau teknik pembelajaran unit yang dimana siswa akan disuguhi dengan berbagai macam problem dan bersama-sama menyelesaikan maslah tersebut dengan memperhatikan beberapa langkah secara ilmiah, sistematis dan logis. Cara ini disebut pula sebagai cara yang modern karena siswa dalam menyeleaikan suatu masalah disertai dengan pemikiran- pemikiran ilmiah.
10) Metode pemberian Tugas dan Resitasi
Metode ini merupakan metode pemberian tugas tertentu yang diberikan oleh seorang guru kepada siswanya untuk dikerjakan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan tugas tersebut. Pekerjaan rumah memiliki perbedaan dengan tugas dan resitasi namun jauh lebih luas lagi. Seorang siswa bisa mengerjakan tugas di sekolah, rumah, perpustakaan dan tempat yang ia sukai.
Pemberian tugas dan resitasi secara individual dan kelompok akan merangsangnya untuk dapat belajar dengan baik. Maka dari itu tugas dapat diberikan secara individu dan kelompok.
d. Faktor yang Memengaruhi Metode Pembelajaran
Metode sabagai suatu cara tidak tidak dapat berdiri sendiri namun akan dipengaruhi oleh beberapa factor lainnya. Jika memahami sifat-sifat dari masing-masing suatu metode, maka guru tidak mengalami kesulitan dalam menentukan suatu cara yang akan digunakan pada situasi dan kondisi yang dihadapinya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi penentuan suatu metode (Djamarah, 2002:
89) yaitu:
1) Faktor Anak didik
Anak didik merupakan insan yang memiliki potensi mempromosikan suatu pendidikan. Seorang guru memiliki kewajiban mendidiknya di sekolah. Perbedaan individu siswa dalam aspek biologi, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang harus diambil guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2) Faktor Tujuan
Tujuan merupakan suatu sasaran yang ingin dituju dalam proses belajar mengajar. Ada berbagai tujuan dalam pendidikan pengajaran yaitu: 1) tujuan intruksional, 2) tujuan kurikuler, 3)
tujuaan institusional, dan 4) tujuan pendidikan nasional. Dalam pemilihan metode seorang guru harus menyesuaikan dengan kemampuan siswa dan tujuan yang terdapat dalam pokok bahasan.
3) Faktor Situasi
Setiap hari guru harus memikirkan metode apa yang akan disajikan dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena situasi pembelajaran yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.
4) Faktor Fasilitas
Salah satu hal yang juga mempengaruhi dan menentukan dalam pemilihan metode pembelajaran adalah fasilitas. Fasilitas merupakan kelengkapan yang menjadi penunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
5) Faktor Guru
Latar belakang serta kepribadian tenaga pendidik yang berbeda-beda akan mempengaruhi suatu kompetensi. Akan menjadi suatu masalah dan kendala apabila seorang guru tidak memiliki kompetensi dalam penguasan terhadap materi dan pemilihan metode.
6. Metode PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
a. Defenisi PAKEM
PAKEM (partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) merupakan suatu konsep pembelajaran yang dipusatkan pada peserta didik dan sifatnya harus menyenangkan dengan tujuan sebagai motivasi agar siswa memiliki usaha untuk belajar mandiri serta tidak terbebani (Rusman, 2016: 321-326).
Pembelajaran yang partisipatif merupakan suatu metode pembelajaran yang secara optimal melibatkan peserta didik pada kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang aktif yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang lebih melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dipelajari dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang memungkinkan dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Pembelajaran kreatif adalah suatu proses pembelajaran yang menuntut seoarg guru agar bisa memberikan suatu motivasi dan menciptakan kreativitas seorang siswa dalam proses belajar melalui penggunaan metode dan strategi misalnya bermainperan, kerja kelompok dan memecahkan masalah.
Pembelajaran efektif ialah suatu metode pembelajaran yang bertujuan memberikan sebuah pengalaman yang baru kepada peserta didik dengan membentuk kompetensinya serta mengarahkan peserta
didik pada suatu tujuan yang diharapkan secara optimal. Sedangkan pembelajaran yang menyenangkan menurut Mulyasa (Rusman, 2016:
321-326) adalah suatu proses pembelajaran yang di dalamnya memiliki kohesi kuat tanpa adanya suatu paksaan antara guru dan siswa.
Rosdijat (Hariwibowo, 2016) berpendapat bahwa PAKEM ialaj kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Penggunaan istilah PAKEM didasarkan pada suatu pendekatan yang diperkenalkan pada tahun 1999 yang disebut dengan pendekatan AJEL (Acttive, Joyful, and Effective Learning) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan). Tetapi pada tahun 2002 istilah ini diganti menjadi PAKEM, dikarenakan dalam suatu pembelajaran tidak harus efektif, aktif dan menyenangkan saja tetapi juga harus kreatif.
Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) merupakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengembangkan sikap dan keterampilan pemahaman dengan menekankan pada pembelajaran sambil bekerja, sedangkan guru menggunakan berbagai sumber dan alat belajar termasuk pemanfaatan lingkungan agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
Dari berbagai uraian pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode PAKEM adalah suatu model pembelajaran yang
memungkinkan siswa melaksanakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan suatu keterampilan, sikap dan pemahaman dengan memprioritaskan proses belajar sambil bekerja, dan guru memnafaatkan berbagai sumber dan alat belajar yang ada di sekililingnya sebagai suatu alat pembelajaran agar suatu pembelajaran menyenangkan, meraik dan efektif.
b. Langkah-langkah pelaksanaan PAKEM
Sebelum menggunakan metode PAKEM sebagai metode dalam pembeljaran kita harus mengetahui beberapa hal yang menjadi dasar dari penggunaan metode ini (Desi, 2012), yaitu:
1) Pahami sifat dan karakter peserta didik 2) Mengetahui personal peserta didik
3) Memanfaatkan pola tingkah laku peserta didik dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
4) Mengembangkan suatu keterampilan kritisi, kreativitas, dan keterampilan dalam pemecahan suatu masalah
5) Menjadikan kelas sebagai suatu lingkungan belajar yang meraik dan nyaman
6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
8) Tidak menyamakan antara kegiatan yang aktif fisik dan aktif mental.
c. Ciri-ciri/Karakteristik PAKEM:
Adapun karakteristik metode PAKEM sebagai berikut:
1) Siswa aktif dalam pembelajaran
2) Peserta didik terdorong untuk berkreativitas.
3) Pembelajaran efektif.
4) Pembelajaran menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
d. Pelaksanaan metode pembelajaran PAKEM
Ada dua tahapan dalam penggunaan metode pembelajaran PAKEM, yaitu:
1) Tahap Persiapan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan tahap persiapan ini yaitu:
a) Bersifat siswasentris
b) Guru membuat persiapan mengajar
c) Skenario pembelajaran secara rinci dan matang.
d) Menerapkan asas fleksibilitas.
e) Melayani perbedaan individual.
2) Tahap Proses
Seorang guru harus memperhatikan beberapa hal dalam melakukan tahapan ini, yaitu:
a) Pendapat siswa harus didengar.
b) Sumber belajar harus beragam.
c) Mendorong keberanian siswa untuk mengatakan dan bertanya tentang sesuatu.
d) Bentuk pertanyaan adalah menantang, produktif dan terbuka.
e) Pemecahan masalah.
f) Menuntut hasil terbaik dari siswa.
g) Memberikan umpam baik seketika.
h) Siswa memajangkan hasil karyanya.
i) Kompetetif dan kooperatif.
e. Kelebihan dan kekurangan metode PAKEM
Sama halnya dengan metode yang lain, dalam metode PAKEM ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan (Huda, 2018) yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Kelebihan Metode PAKEM, yaitu:
a) PAKEM adalah model pembelajaran yang mengembangkan suatu kecakapan hidup.
b) Siswa akan belajar tentang bekerja sama dalam PAKEM c) PAKEM akan mendorong siswa berkarya
d) PAKEM akan mendorong siswa maju terus untuk e) PAKEM menghargai potensi semua siswa.
f) Program untuk meningkatkan PAKEM di sekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.
2) Kekurangan Metode PAKEM, yaitu:
a) Belum diperhatikannya perbedaan individual siswa.
b) Dalam PAKEM belum mengajarkan pembelajaran tentang kecakapan hidup
c) Pembagian kelompok biasanya didasarkan pada urutan duduk siswa, dan kadangkala kegiatan ini masih belum mencerminkan pembelajaran yang kooperatif.
d) Kesempatan melihat pembelajaran PAKEM yang baik belum dilihat oleh guru.
e) Hasil kerja siswa cenderung sama.
f) Biasanya berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang pertanyaan tertutup
f. Aspek-aspek dalam Metode pembelajaran PAKEM
Ada empat unsur yang terdapat dalam PAKEM dan memengaruhi metode ini yaitu, pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi (Rusman, 2016: 327-329). Adapun empat unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Pengalaman
Siswa diajarkan untuk dapat belajar mandiri pada aspek ini.
Dalam aspek ini terdapat berbagai cara penerapannya sperti pengamatan, eksperimen, wawancara dan penyelidikan. Sebab dalam aspek ini, peserta didik akan banyak belajar dengan cara melakukan sesuatu dan melalui berbagai pengalaman langsung sehingga mengaktifakn panca indera.
2) Komunikasi
Ada beberapa bentuk yang dapat dilakukan pada aspek komunikasi diantaranya, presentasi laporan, mengemukakan pendapat, dan memajangkan suatu hasil kerja. Dalam aspek komunikasi ada beberapa hal yang diharapkan seperti siswa diharapkan mampu menuangkan gagasan dan idenya, pikirannya dapat terkonsolidasi, menungkapkan ide dan gagasannya dapat mengonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memprovokasi gagasan orang lain dan menunjukkan kepada guru konstruksi makna mereka.
3) Interaksi
Tanya jawab, cara interaksi dan saling melempar pertanyaan dan argument merupakan cara dalam aspek interaksi dilakukan.
4) Refleksi
Pada aspek refleksi ini, guru akan mempertimbangkan dan menilai serta mengevaluasi hasil.
7. Media Pembelajaran
Untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswanya maka dibutuhkanlah suatu media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran akan memudahkan siswa dalam memahami suatu materi. Pemanfaatan suatu media dalam pembelajaran juga memiliki peranan besar dalam suatu pengalaman belajar siswa. Arsyad (2005: 1)
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses interaksi yang dilakukan antara seseorang dengan orang yang lainnya, media atau dengan lingkungan sekitarnya.
Media merupakan manusia, materi atau kejadian yang dapat membangun suatu kondisi yang membuat siswa memperoleh suatu pengalaman dalam belajar (Arsyad, 2005: 3). Pengertian yang lebih sempit mengenai media adalah suatu alat yang digunakan untuk mereka ulang suatu informasi verbal dan visual yang tersampaikan. Peranan media sebagai alat untuk mendistribusikan sebuah pesan dari suatu sumber ke penerima pesan tersebut. Jadi dapat pula media dikatakan sebagai suatu alat yang dipakai untuk mengirimkan pesan komunikasi kepada penerima pesan.
Mengacu pada beberapa pendapat yang telah diuraiak maka penulis megambil suatu kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakn suatu alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran atau segala sesuatu yang mampu merangsang perasaan, pikiran, kemampuan, atau perhatian seseorang yang menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar.
Menurut Haling, dkk (2017: 162) ada beberapa fungsi suatu media dalam proses belajar mengajar:
1) Menghindari munculnya ungakapan yang bersifat verbal 2) Menumbuhkan suatu motivasi dan minat belajar siswa.
3) Membangkitkan rasa antusias siswa dalam belajar.
4) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
8. Media Blog
a. Pengertian Blog
Blog atau weblog merupakan suatu perkembangan mutakhir pada bidang web-based application (Sari, 2011:43). Pada awalnya blog digunakan untuk sebagai media atau fasilitas buku harian (electronic diary) kepada kawula muda. Pemakai bisa mengisi catatan sehari-hari tersebut tidak sesulit menulis sebuah email, dengan mengklik suaru ikon dan menunggahnya ke server, pada layar browser akan ada tayangan hasil tulisan. Tanpa adanya pengetahuan desain website, seseorang dapat menggunakan blog dalam membuat website pribadi dan mengelolanya maupun memperbaharuinya dengan mudah. Serta tersedianya berbagai server blog yang gratis.
Hadirnya media blog sangatlah fungsional, bermanfaat, serta sejalan dengan karakter pembelajaran masa kini. Media blog memberikan ruang bagi siswa atau peserta didik untuk menuliskan berbagai ide atau pemikirannya secara bebas pada bagian blog yang telah disediakan. Selain aspek menulis, blog juga memiliki kelebihan lainnya seperti dapat disipkin konten berupa gambar, audio, link atau URL lintas media, maupun video yang memiliki keterakaitan dengan materi pembelajaran.
Secara empiris, blog telah terbukti mampu meningkatkan hasil belajar ataupun prestasi belajar siswa (Sari, 2005). Fakta empiris tersebut didukung dengan rasionalistas berikut ini
1) Dengan media blog, siswa akan terbiasa menulis, sebab rangkaian kegiatan dalam menggunakan blok disertai dengan kegiatan menulis, mulai awal kegiatan (online) hingga pada proses yang kompleks (membuka blog, menganalisis materi, dan mengaplikasikannya).
2) Setiap siswa akan memperoleh peluang yang sama untuk melakukan dan terlibat dalam proses peer correction. Dengan begitu, siswa akan memiliki pengalaman untuk mencipta hasil sendiri, melihat hasil teman lain, memeriksa hasil sendiri, serta memeriksa hasil kerja teman lainnya.
3) Evaluasi dan penilaian yang diberikan telah terstandar dan telah terkonfirmasi sejak akan dimulainya pembelajaran. Guru melakukan konfirmasi diawal pembelajaran. Dengan demikian, guru dan siswa memiliki kesepahaman tentang standar proses dan hasil yang harus dicapai.
4) Selayaknya media pembelajaran lainnya, media blog juga berpenran atau bertujuan untuk memberikan kretaivitas dan produktivitas belajar pada siswa.
b. Cara pembuatan blog
Pembuatan blog dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya:
1) Membuat akun google
2) Kemudian masuk ke alamat http://blogger.com, maka akan secara
otomatis diarahkan ke alamat ini
http://accounts.google.com/AddSession maka akan muncul tampilan untuk memasukkan alamat email.
3) Setelah login akan masuk kehalaman dasbor blogger untuk membuat blog baru.
4) Selanjutnya membuat atau menulis di blog.
5) Klik simpan, kemudian publikasikan maka pembuatan blog telah selesai dan blog dapat dilihat oleh pengguna atau user.
c. Manfaat blog untuk media pembelajaran
Media blog dapat diisi dengan berbagai konten, semuanya berpulang pada content creator blog itu sendiri. Ada yang menulis di dalam blog dengan tema pendidikan, sastra, politik, ekonom, budaya, dan lain-lain. Cukup dengan mengamati konten-konten yang terdapat dalam sebuah blog maka dengan mudah dapat diketahui teman dari konten tersebut. Konten blog sangat erat kaitannya dengan sasarn pembaca. Jika penulis menghendaki pembaca blognya adalah mahasiswa atau pelajar, maka biasanya konten blog berisi materi atau konten pendidikan atau pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan, blog bertema pendidikan memiliki konten berupa materi pembelajaran, tutorial mengajar, praktik mengajar, dan konten pendidikan lainnya. Konten blog yang baik adalah yang terfokus pada satu topic atau tema tertentu, sebab jika dalam satu blog memuat konten yang beragam, seringkali pembaca kesulitan untuk memberikan konsetntrasinya pada satu topic tertentu
Kehadiran media blog di masa teknologi modern ini sangat dibutuhkan untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya dalam aspek pembelajaran. Blog sebagai media pembelajaran biasanya berisi materi-materi atau hasil karya sastra seseorang yang belum pernah terlihat. Adapun materi-materi yang belum ada dalam buku belajar siswa. Selain memiliki fungsi sebagai penambah materi, blog juga bermanfaat untuk siswa sebagai pengganti buku tugas, sehingga siswa tidak perlu lagi membeli buku selain itu sebagai pengganti buku pelajaran sehingga tidak perlu pula meminjam buku di perpustakaan.
Selama ini media pembelajaran yang dipakai untuk pembelajaran puisi dinilai kurang mengedepankan pengapresiasian karya sastra siswa. Karya yang dibuat oleh siswa tidak dipublikasikan sehingga minat siswa untuk menulis sastra menurun karena merasa tidak diapresiasi oleh orang banyak. Maka atas dasar itulah diperlukan media suatu media pembelajaran yang lebih mendukung dalam pembelajaran sastra , salah satunya adalah Blog
sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa dan sebagai pula referensi puisi untuk kedepannya.
B. Kerangka Pikir
Salah satu keterampialn berbahasa yang wajib di kuasai oleh siswa adalah keterampilan menulis puisi. Tetapi fakta yang ditemukan bahwa terdapat berbagai hambatan yang dialami oleh pendidik dan anak didik dalam pelajaran menulis puisi. Berbagai hambatan yang dialami siswa kelas X SMA negeri 10 Bone adalah sebagai berikut: susah untuk menimbulkan ide, pengembangan ide, penentuan masalah, dan kurangnya kosakata. Belum optimalnya peranan metode dan media yang digunakan dalam pembelaran bagi guru.
Didasarkan pada permasalahan tersebut, peneliti memakai metode PAKEM dengan media blog dengan tujuan memberikan suasana baru bagi siswa dalam belajar, suasana yang mampu membangkitkan semangat belajar, membuka kreativitas berpikir, serta memudahkan mereka dalam mengakses materi dan memahami materi
Adanya metode PAKEM dengan Media Blog ini, diharapkan mampu memberikan konstribusi terhadap perbaikan mutu pembelajaran menulis puisi sehingga dampaknya dapat terlihat pada peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa dalam mencipta atau menulis puisi. Uraian kerangka piker penelitian yang telah diuraikan di atas dapat digambar dalam bagan berikut;
Bagan 1. Kerangka Pikir Pengajaran Bahasa Indonesia
Keterampilan Berbahasa
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
Karya Sastra
Puisi Prosa Drama
Metode PAKEM
Media Blog
Siklus I Siklus II
Keterampilan Menulis Puisi Meningkat
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis dari penelitian tindakan berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir di atas yaitu jika penerapan metode PAKEM melalui media blog dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka dapat dikatakan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa dalam menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 10 Bone dapat meningkat.