• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh. Lauw Kevin Stevanus TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh. Lauw Kevin Stevanus TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PERCEIVED QUALITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING HUBUNGAN ANTARA COUNTRY OF ORIGIN DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE INSTAN ASAL KOREA MEREK SAMYANG (Studi Kasus

Pada Mahasiswa FEB UKSW)

Oleh

Lauw Kevin Stevanus 212013031

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

TAHUN 2017

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

 

(6)

v

(7)

vi

(8)

vii ABSTRACT

The purpose of this study is to: (1) analyze how much the country of origin's influence is as an intervening variable toward perceived quality, (2) analyze how much perceived quality's influence is as an intervening variable toward buying decision, (3) analyze how much influence does the country of origin have toward buying decision.

This study uses primary data where researcher spreads questionnaire. The population of this study is the students of Faculty of Economics and Business at Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. The sample is the students of Faculty of Economic and Business from Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga who have consumed South Korean instant noodle, Samyang. The researcher takes a total of 135 people as the sample. Purposive sampling techniques is implemented for collecting the sample. Data collection technique conducted in this study uses questionnaire in which the validity, reliability and normality have been tested. As for the data analysis, this study utilizes SEM with path analysis.

The result of this study demonstrated that (1) The country of origin does not influence the perceived quality of Samyang instant noodle product. This is proven where CR value between the country of origin and perceived quality variable is 0,391 < 2,00 and the probability value is 0, 696 ≥ 0,05 ; (2) Perceived quality as an intervening variable does not have influence toward the buying decision of Samyang instant noodle. This is proven by the CR value where the CR value between perceived quality and buying decision variable is 1,052 < 2,00, while the probability value is 0,293 ≥ 0,05; (3) The country of origin has an influence toward Samyang instant noodle buying decision. This can be noticed from the CR value of country of origin and buying decision variable is 2,803 > 2,00 and the probability value is 0,005.

Keywords: country of origin, perceived quality, buying decision

(9)

viii

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk menganalisis seberapa besar country of origin berpengaruh terhadap perceived quality sebagai variabel intervening, (2) Untuk menganalisis seberapa besar perceived quality sebagai variabel intervening berpengaruh terhadap keputusan pembelian, (3) Untuk menganalisis seberapa besar country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Jenis penelitian ini yaitu menggunakan data primer dimana peneliti membagikan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sampelnya yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang pernah mengkonsumsi mie instan asal Korea Selatan merek Samyang.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 135 orang. Teknik pengumpulan sampel menggunakan metode Purposive sampling. Teknik pengumpulan data sendiri menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas, reabilitas dan normalitasnya.

Teknik analisis data menggunakan SEM dengan cara analisis jalur (path analysis).

Hasil penelitian menujukan yaitu (1) Country of origin tidak berpengaruh terhadap perceived quality produk mie instan merek Samyang. Hal ini dibuktikan dari nilai CR hitung antara variabel country of origin terhadap perceived quality adalah sebesar 0,391 < 2,00 dan nilai probabilitasnya adalah 0,696 ≥ 0,05 (2) Perceived quality sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek Samyang. Hal ini dibuktikan nilai CR hitung antara variabel perceived quality terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 1,052 <2,00, sedangkan nilai probabilitasnya sebesar 0,293 ≥ 0,05 (3) Country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek Samyang. Hal ini dibuktikan dari nilai CR hitung antara variabel country of origin terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 2,803 > 2,00, sedangkan nilai probabilitasnya sebesar 0,005.

Kata kunci: country of origin, perceiveq quality, keputusan pembelian

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa senang tiasa melimpahkan berkat, karunia dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perceived Quality Sebagai Variable Intervening Pengaruh Antara Country Of Origin Dan Keputusan Pembelian Mie Instan Asal Korea Merek Samyang (Studi Kasus Pada Mahasiswa FEB UKSW” ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Oleh Karen itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas memberikan masukan dan kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, sehingga kritik, saran dan komentar yang membangun sangat penulis harapkan, untuk tugas ahkir ini. Kiranya tugas ahkir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Terima Kasih

(11)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga, penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak sehingga laporan skripsi saya ini dapat berjalan dengan lancar.

Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada :

1. Kedua orang tua saya yang telah memberikan motivasi, semangat, kasih sayang dan pengorbanan dalam pembuatan skripsi ini.

2. Cik Liza, cik Florence, cik Fenny, ko Alex yang telah memberikan dukungan dan doa dalam pembuatan skripsi ini.

3. Prof. Christantius Dwiatmadja SE., ME., Ph.D, selaku Dekan

4. Dr. Linda Kusuma, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang selama ini memberikan bimbingan, motivasi serta arahan dalam menyempurnakan skripsi ini.

5. Prof. Supramono SE, Mba, Dba selaku wali studi yang sudah membimbing penulis mulai dari awal menjadi mahasiswa sampai saat ini.

6. Bapak/ Ibu Dosen beserta Staf Karyawan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah memberikan ilmunya, pengalaman dan pengetahuan.

7. Teman-teman kos KFC Rendy, Koh Bastian, Steven, Markus yang selalu memberi dukungan untuk saya.

8. Teman-teman mahasiswa Ekonomi Manajemen yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan skripi ini sehingga berjalan dengan lancar dan baik.

9. Para Staf dan Karyawan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah memberikan bantuan selama ini

10. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sangat ramah dan baik hati.

(12)

xi DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN AKSES ... vii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... vii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... viiv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

ABSTRACT ... vii

SARIPATI ... viii

KATA PENGANTAR... ix

UCAPAN TERIMA KASIH ...x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Persoalan Penelitian ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 KAJIAN TEORI ... 5

2.1 Country of origin ... 5

2.2 Perceived Quality ... 7

2.3 Keputusan pembelian ... 8

2.4 Kaitan antar konsep ... 10

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 13

3.1 Jenis Penelitian ... 13

3.2 Populasi dan Sampel ... 13

(13)

xii

3.3 Skala Pengukuran ... 14

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 14

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 14

3.6 Teknik Analisis Data ... 14

3.7 Uji Validitas ... 15

3.8 Uji Reliabilitas ... 15

3.9 Uji Normalitas ... 15

3.10 Konsep, Definisi Operasional dan Indikator Empirik ... 15

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1 Karakteristik Responden ... 19

4.2 Uji Validitas ... 21

4.3 Uji Reliabilitias ... 21

4.4 Uji Normalitas ... 21

4.5 Uji Hipotesis ... 22

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 25

5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Keterbatasan ... 25

5.3 Saran ... 26

Daftar Pustaka ... 27

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Variabel, Konsep dan Definisi Operasional ... 15 Tabel 2: Karakteristik Responden ... 19 Tabel 3: Output AMOS ... 21

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Model Analisis Jalur ... 22

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner ... 31

Lampiran 2: Data Responden ... 36

Lampiran 3: Data Karakteristik Responden ... 40

Lampiran 4: Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 44

Lampiran 5: Uji Normalitas ... 45

Lampiran 6: Uji Multivariate Outlier ... 46

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Era globalisasi sekarang mengakibatkan mudahnya barang-barang luar negeri yang beredar disebuah negara, hal itu menyebabkan mudahnya merek-merek luar negeri mulai dari teknologi maupun makanan-makanan instan yang mulai masuk ke Indonesia. Cepatnya perkembangan membuat industri dalam negeri tepatnya industri makanan-makanan instan memiliki banyak pesaing dari industri makanan instan luar negeri. Banyaknya merek-merek luar negeri yang masuk ke Indonesia membuat para masyarakat mulai memberikan perhatian kepada barang-barang maupun makanan luar negeri. Orang-orang menganggap produk buatan luar negeri lebih memiliki kualitas yang bagus dari pada buatan dalam negeri. Hal ini menjadi masalah bagi industri makanan di Indonesia.

Country of origin merupakan negara asal produk dihasilkan. Untuk menunjukkan Country of origin (COO) seringkali ditulis kata “made in” pada kemasan produk. Banyak orang kemudian sangat familiar dengan kata “made in”

sehingga ketika melihat kata “made in” pada produk kemasan, mereka langsung mengartikan produk tersebut berasal dari negara tertentu Kotler dan Keller ( 2012).

Sedangkan menurut Gita dan Nurcahya (2016) Country of origin adalah suatu identitas yang terdapat dalam suatu atribut produk tersebut yang dapat mempengaruhi pemikiran dan persepsi konsumen dalam mengidentifikasikan produk dari negara asal yang dihasilkan suatu negara tersebut. Dengan masuknya produk-produk mie asal luar negeri itu membuat mie instan buatan dalam negeri semakin banyak pesaingnya, bisa kita lihat baru-baru ini mie asal Korea dengan merek samyang berhasil menembus pasar Indonesia. Country of origin merupakan salah satu faktor penting untuk mempengaruhi konsumen dalam mengambil sebuah keputusan untuk membeli suatu produk.

Banyaknya anak muda yang mengkonsumsi mie Korea menjadikan merek mie Korea banyak beredar di Indonesia. Banyak konsumen yang lebih tertarik untuk

(17)

2

mengkonsumsi mie Korea tersebut. Mie Indonesia sekarang ini mulai tersaingi dengan masuknya mie Korea yang memiliki kualitas yang lebih baik. Salah satu contoh mie Korea yang sedang ramai dicari adalah mie samyang. Mie Samyang sendiri banyak diminati oleh kalangan anak muda dan memiliki daya tarik sendiri karena anak muda jaman sekarang yang bisa dibilang sedang “Demam Korea”.

Sebagian dari masyarakat Indonesia gampang terpengaruh oleh hal baru yang masuk di Indonesia. Itu mengakibatkan country of origin merupakan daya tarik tersendiri ketika seseorang ingin membeli sesuatu dan menggambarkan kualitas produk dari negara tersebut. Kualitas yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas serta keunggulan suatu produk atau layanan jasa Xu et al (2015). Persepsi kualitas (perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas yang diharapkan. Konsumen akan menyukai dan mungkin menjadi loyal terhadap produk dengan persepsi kualitas yang tinggi. Damanik (2010)

Konsumen sendiri juga memiliki faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan sebelum melakukan keputusan pembelian. Menurut Sumirat (2015) keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Sedangkan menurut Sangadji dan Sopiah (2013) keputusan pembelian adalah semua perilaku sengaja dilandaskan pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar memilih salah satu diantara tindakan alternatif yang ada. Pembelian dilakukan jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai produk atau jasa apa, kapan, dimana membeli dan bagaimana cara membayarnya.

Walaupun mie Samyang bisa dibilang merek baru di Indonesia, tapi mie samyang sampai saat ini masih menjadi incaran para konsumen untuk membeli produk tersebut, dan sebagian dari para konsumen juga tidak merasa keberatan masalah harga karena mereka menganggap kualitas dari mie Samyang yang baik, maka dari itu mie Samyang sangat laku keras dipasaran.

Bagi sebagian orang informasi tentang negara asal memiliki pengaruh yang cukup untuk membuat suatu produk diterima oleh para konsumen. Masyarakat pada

(18)

3

era globalisasi sekarang banyak mengkonsumsi atau menggunakan merek-merek luar negeri, salah satunya mie instan merek samyang asal korea. Mie samyang sendiri sekarang menjadi trend atau sedang banyak dicari oleh para penggeman mie instan di indonesia, kebanyakan orang-orang Indonesia tergiur dengan produk-produk baru yang berasal dari negara lain, hal itu membuat orang-orang ingin membeli mie samyang karena penasaran dengan kualitas dari produk korea tersebut. Dengan demikian penelitian ini akan berfokus pada analisis perceived quality sebagai variabel intervening hubungan antara country of origin dan keputusan pembelian mie instan asal Korea merek Samyang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini adalah peneliti ingin menguji apakah terdapat pengaruh country of origin dan perceived quality sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian produk mie instan asal korea merek samyang pada mahasiswa FEB UKSW.

1.3 Persoalan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka persoalan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar country of origin berpengaruh terhadap perceived quality sebagai variabel intervening ?

2. Seberapa besar perceived quality sebagai variabel intervening berpengaruh terhadap keputusan pembelian ?

3. Seberapa besar country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian ? 1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji seberapa pengaruhnya country of origin terhadap perceived quality konsumen tentang produk mie instan asal Korea pada mahasiswa FEB UKSW.

2. Untuk menguji seberapa pengaruhnya perceived quality sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian produk mie instan asal Korea pada mahasiswa FEB UKSW.

(19)

4

3. Untuk menguji seberapa pengaruhnya country of origin terhadap keputusan pembelian konsumen tentang produk mie instan asal Korea pada mahasiswa FEB UKSW.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menggunakan di kegiatan sehari-hari dari teori yang pernah didapat sebelumnya oleh peneliti.

2. Manfaat Praktis

Bagi para konsumen penelitian ini bisa dijadikan tolok ukur agar para konsumen dapat mengetahui bahwa country of origin dan perceived quality sebagai variabel intervening bisa mempengaruhi presepsi konsumen tentang sebuah produk itu sendiri sebelum konsumen mengambil sebuah keputusan pembelian.

(20)

5

BAB 2 Kajian Teori

2.1 Country of origin

Menurut Permana (2013) definisi Country of Origin adalah seluruh bentuk persepsi konsumen atas produk dari sebuah negara tertentu berdasarkan persepsi konsumen sebelumnya akan kelebihan dan kekurangan produksi dan pemasaran negara tersebut. Menurut Moksaoka dan Rahyuda (2016) Country of origin dapat disimpulkan pandangan dari konsumen akan produk dari suatu negara dimana persepsi tersebut akan membentuk nilai baik atau buruknya suatu produk berdasarkan dari latar belakang negara yang memproduksi produk tersebut. Menurut Kotler dan Keller(2012). Citra country of origin yang di presepsikan positif dapat menimbulkan minat beli konsumen dan berakhir pada pembelian produk. Sebaliknya, citra country of origin yang dipresepsikan negatif oleh konsumen berpotensi mengurangi minat beli konsumen untuk membeli produk sehingga kemungkinan produk untuk di pilih pun berkurang. Oleh karena itu, citra country of origin juga dianggap memiliki peran penting dalam mempengaruhi minat beli dan keputusan pembelian konsumen.

Menurut Wahyu et al (2015) Country of origin (COO) atau negara asal merupakan informasi (extrinsic cue) yang sering digunakan oleh konsumen ketika mengevaluasi suatu produk. Menurut Fardan (2016) Transaksi antar negara yang ditandai dengan keluar dan masuknya produk suatu negara dari wilayah negara lain melalui kegiatan ekspor dan impor biasanya harus menyertakan dokumen-dokumen kepabeanan. Dimana salah satunya adalah dokumen yang menyatakan asal barang (certificate of origin). Berdasarkan country of origin suatu barang tertentu menyatakan di negara manakah produk tersebut di buat. Biasanya country of origin dinyatakan dengan label “made in” di produk bersangkutan.

Menurut Rizky dan Fajrianthi (2012) Country of origin merupakan isyarat dalam atribut produk yang mempengaruhi evaluasi konsumen dalam mengidentifikasi asal negara suatu produk. Lokasi atau negara tempat suatu produk dihasilkan akan

(21)

6

mempengaruhi persepsi orang mengenai kualitas produk tersebut, semakin banyak informasi yang dimiliki oleh konsumen, maka efek country of origin akan semakin berkurang.

Country of origin adalah keseluruhan presepsi konsumen atas produk dari suatu negara tertentu, berdasarkan pada persepsi awal mereka tentang produksi dan kelemahan serta kekuatan produk dari suatu negara. Country of origin sebuah variabel gambaran yang mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas dari produk buatan luar negeri Kumara dan Canhua (2010).

Menurut Setianingsih (2016) Country of Origin merupakan negara asal suatu merek yang mempengaruhi niat pembelian yang merupakan elemen penting dalam mempengaruhi minat beli suatu produk. Konsumen akan teliti dalam mengevaluasi dari mana produk tersebut berasal. Country of Origin mempengaruhi persepsi dan image di benak konsumen. Konsumen cenderung memiliki kesan tertentu terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh suatu negara. Country of origin memiliki dimensi- dimensi yang dijelaskan oleh Listiana (2013) adalah persepsi negara asal didefinisikan sebagai penilaian konsumen secara umum terhadap negara asal merek produk, berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai sumber, yang terbentuk dari 3 dimensi meliputi keyakinan terhadap negara, keyakinan terhadap orang-orang di negara tersebut dan keinginan interaksi dengan negara tersebut. Pengukuran variabel COO melalui indikator-indikator sebagai berikut:

Country Beliefs: 1) Negara dimana sebuah merek berasal adalah negara yang inovatif dalam manufacturing/pabrikasi. 2) Negara dimana sebuah merek berasal adalah negara yang memiliki tingkat pendidikan dan penguasaan teknologi tinggi. 3) Negara dimana sebuah merek berasal adalah negara yang baik dalam desain produk. 4) Dimana sebuah merek berasal adalah negara yang memilki reputasi (terhormat). 5) Negara dimana sebuah merek berasal merupakan negara maju. People Affect: 1) Negara dimana sebuah merek berasal adalah negara yang memiliki tenaga kerja yang kreatif. 2) Negara dimana sebuah merek berasal adalah negara yang memiliki tenaga

(22)

7

kerja yang berkualitas tinggi. Desired Interaction: 1) Negara dimana sebuah merek berasal adalah negara yang ideal untuk dikunjungi.

2.2 Perceived Quality

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Persepsi terhadap kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk atau jasa layanan yang berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan Wijaya (2013). Dalam banyak konteks perceived quality sebuah merek dapat menjadi alasan penting dalam pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli. Cara dalam meningkatkan perceived quality adalah mamampukan diri untuk memberikan kualitas tinggi. Meyakinkan para pelanggan bahwa kualitas suatu merek tinggi padahal sebenarnya tidak, sia-sia belaka jadinya. Jika pengalaman dalam penggunaan tidak sejalan dengan kualitas, maka persepsi sulit dilakukan. Elviyanti (2013)

Krisno dan Samuel (2013) mengatakan persepsi kualitas merupakan kemampuan produk untuk dapat menerima dalam memberikan kepuasan apabila dibandingkan secara relatif dengan alternatif yang tersedia. Perceived quality produk akan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas merek. Karena perceived quality merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika perceived quality pelanggan negative, produk tidak akan disukai dan tidak bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika perceived quality pelanggan positif, produk akan disukai. Dwi (2010)

Tjiptono dan Chandra (2011) menyebutkan bahwa kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) adalah citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Lebih lanjut Tjiptono dan Chandra (2011) mengatakan bahwa persepsi kualitas positif diperoleh apabila kualitas yang dialami (experience quality) sesuai dengan atau memenuhi harapan pelanggan (expected quality). Bila harapan pelanggan

(23)

8

tidak realistis , maka persepsi kualitas total akan rendah bahkan sekalipun kualitas yang dialami secara objektif benar-benar baik.

Perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan. Perceived quality tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang diukur secara relatif yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Maka dapat disimpulkan bahwa jika membahas perceived quality berarti akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan. Setiawan ( 2011). Kualitas yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas serta keunggulan suatu produk atau layanan jasa (Xu et al., 2015). Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang berbeda-bada terhadap produk. Maka, dapat dinyatakan bahwa membahas persepsi kualitas akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan. Setianingsih (2016). Persepsi Kualitas Konsumen Kualitas juga digunakan untuk produk atau yang disebut dengan kualitas produk, kualitas produk sudah diketahui mampu memberikan pengaruh terhadap pangsa pasar di masa depan dan juga kualitas produk mampu mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian (Schniederjans et al, 2011).

2.3 Keputusan pembelian

Menurut Suharno (2010), menyatakan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya. Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkan, dari berbagai

(24)

9

informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia.

Keputusan pembelian yang diungkapkan Kotler dan Armstrong (2012) menyatakan bahwa “Consumer buyer behavior refers to the buying behavior of final consumers-individuals and households who buy goods and services for personal consumption”. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen selalu melihat perilaku dari tiap individu, rumah tangga ataupun organisasi tentang bagaimana mereka berproses sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, serta tindakannya setelah memperoleh dan mengkonsumsi produk, jasa atau ide.

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013) keputusan pembelian adalah semua perilaku sengaja dilandaskan pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar memilih salah satu diantara tindakan alternatif yang ada. Pembelian dilakukan jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai produk atau jasa apa, kapan,dimana membeli dan bagaimana cara membayarnya. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian yang objektif atau dorongan emosi. Sumirat (2015).

Winardi (2010) menyatakan keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi. Keputusan pembelian merupakan suatu keputusan final yang dimiliki seorang konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan tertentu. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen menggambarkan seberapa jauh pemasar dalam usaha memasarkan suatu produk ke konsumen. Predipta et al (2016). Sedangkan menurut Peter dan Olson (2013), keputusan pembelian adalah proses integrsi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu di antaranya. Doni Hariadi (2013) memaparkan indikator keputusan pembelian adalahsebagai berikut: 1) Adanya kebutuhan atau keinginan. 2)

(25)

10

Adanya informasi dan sumber – sumber yang berkaitan. 3) Adanya penilaian dan seleksi terhadap berbagai alternatif.

2.4 Kaitan antar konsep

Pengaruh country of origin terhadap perceived quality

Country of origin atau negara asal sering kali dikaitkan dengan kualitas dari negara asal tersebut. Kualitas dari negara tersebut yang biasanya menjadi pertimbangan seseorang untuk memutuskan apakah akan membeli suatu produk yang diinginkan atau tidak. Informasi Negara asal (country of origin) sebagai variabel penting dalam mempengaruhi kualitas yang dirasakan dibandingkan harga dan informasi atas merek.

Hartini dan Jati (2015). Penelitian terdahulu menurut Saino (2015) Terdapat pengaruh yang signifikan country of origin terhadap perceived quality smartphone oppo pada Artomorro selluler di kota Madiun. Sedangkan menurut Dinata et al (2015) Variabel country of origin berpengaruh terhadap peresepsi kualitas. Karena, citra negara asal tablet ipad yakni Amerika Serikat cukup positif pada penelitian ini. Calon konsumen mempercayai citra suatu negara asal merek (country of origin) itu positif, maka menciptakan peresepsi kualitas yang baik.

H1: Terdapat pengaruh antara country of origin terhadap perceived quality pada produk mie instan asal Korea merek Samyang

Pengaruh perceived quality sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian

Persepsi kualitas sering mempengaruhi keputusan pembelian, pada saat kita akan membeli suatu produk yang kita inginkan, sering kali kualitas tersebut menjadikan sesuatu hal yang dipikirkan atau dipertimbangkan apakah suatu barang tersebut memiliki kualitas yang bagus atau tidak dan itu bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam proses keputusan pembelian sebelum menentukan untuk melakukan tindakan pembelian suatu produk, konsumen tentu saja memiliki persepsi kualitas terhadap produk. Reppi et al (2015). Penelitian terdahulu menurut Budi (2015) Peresepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan

(26)

11

pembelian. Karena, merek Samsung merupakan smartphone yang paling banyak peminatnya di Indonesia. Jadi konsumen menganggap smartphone Samsung memiliki kualitas yang baik. Sedangkan menurut Hifni (2016) Hasil penelitian menunjukan secara simultan variabel peresepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Karena merek rokok Sampoerna mild merupakan salah satu merek rokok yang sudah lama beredar di Indonesia, jadi sejak dulu memiliki pelanggan atau peminat sendiri yang telah mengetahui kualitas dari merek tersebut.

H2: Terdapat pengaruh antara perceived quality sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian pada produk mie instan asal Korea merek Samyang

Pengaruh country of origin terhadap keputusan pembelian

Country of origin salah satu faktor yang diperhatikan konsumen sebelum mereka membeli suatu produk untuk dikonsumsi. Dalam keputusan pembelian country of origin biasanya kurang lebih mempengaruhi konsumen untuk memutuskan akan membeli suatu produk atau tidak. citra country of origin juga dianggap memiliki peran penting dalam mempengaruhi minat beli dan keputusan pembelian konsumen.

Kotler dan Keller (2012:614). Penelitian terdahulu menurut Josiassen and Assaf (2010) country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan menurut Sutanto dan Winata (2012) country of origin berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

H3: Terdapat pengaruh antara country of origin terhadap keputusan pembelian pada produk mie instan asal Korea merek Samyang

(27)

12 Model Penelitian

Berdasarkan latar belakang, persoalan penelitian, tujuan penelitian dan kerangka teoritis diatas maka dapat dibuat suatu model penelitian sebagai berikut:

H1 H2

H3

Country of origin Perceived quality Keputusan

pembelian

(28)

13

BAB 3

Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:7) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Penelitian kuanitatif ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Dengan penelitian ini, peneliti ingin mencari tahu pengaruh variabel country of origin dan perceived quality sebagai variabel intervening terhadap keputusan pembelian.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Karena metode penelitian meggunakan Structural Equation Modelling (SEM) maka ukuran sampel harus memenuhi ukuran sampel minimal untuk penerapan model SEM. Pendapat Hair et al (2006) yang menyarankan ukuran sampel minimal untuk analisis SEM adalah 100 sampai 200. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang pernah mengkonsumsi mie instan asal Korea merek Samyang. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling.

(29)

14 3.3 Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2013), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Menurut Sekaran (2010) Skala ordinal tidak hanya mengkategorikan variabel, juga membuat urutan dari kategori, misalnya urutan dari paling baik ke paling buruk, serta nomor 1, 2, 3, dan seterusnya.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan jenis sumber data primer. Menurut Sangadji dan Sopiah (2010) Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang pernah mengkonsumsi mie asal Korea merek Samyang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada metode penelitian ini menggunakan teknik survey dengan menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2013), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

serta pengumpulan data diperoleh dari perpustakaan dengan membaca, mempelajari, dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dengan aplikasi AMOS dan teknik analisinya adalah analisis jalur (path analysis).

Dengan penggunaan metode SEM ini akan dapat ditampilkan model yang

(30)

15

komprehensif serta dapat menjelaskan hubungan antara konstruk yang satu dengan yang lain. Sarwono dan Narimawati (2006).

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.7 Uji Validitas

Menurut (Sugiyono, 2013) Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.”

Jadi dari kedua pendapat itu jelas batasan validitas adalah berkenaan dengan derajat ketepatan, antara data obyek sebenarnya dengan data penelitian.

3.8 Uji Reliabilitas

(Growth, 2008) mendefinisikan reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Ia melihat seberapa skor-skor yang diperoleh seseorang itu akan menjadi sama jika orang itu diperiksa ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach ≥ 0,60

3.9 Uji Normalitas

uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable bebas dan variable terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode grafik. Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini, jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagai representasi pola distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).

3.10 Konsep, Definisi Operasional dan Indikator Empirik

Konsep, indikator dan definisi operasional dari penelitian ini disajikan dalam tabel 1 berikut ini:

(31)

16

Tabel 1. Variabel, Konsep dan Definisi Operasional

Variabel dan Konsep Indikator Definisi Operasional Sumber Country of origin adalah

suatu identitas yang terdapat dalam suatu atribut produk tersebut yang dapat mempengaruhi pemikiran dan persepsi konsumen dalam mengidentifikasikan produk dari negara asal yang dihasilkan suatu negara tersebut. Gita dan Nurcahya (2016)

Country Beliefs, merupakan keyakinan calon konsumen tentang pembangunan industri dan kemajuan teknologi di negara asal merek produk.

1. Tingkat inovasi yang dilakukan Korea Selatan dimana mie samyang berasal dalam mengembangkan produk makanan negara asal berteknologi tinggi

2. Tingkat pendidikan dan penguasaan teknologi Korea Selatan dimana mie samyang berasal.

3. Tingkat desain produk makanan yang dilakukan Korea Selatan dimana mie samyang berasal.

4. Tingkat reputasi Korea Selatan dimana mie samyang berasal 5. Negara maju Korea Selatan

dimana mie samyang berasal memiliki perekonomian yang stabil

Gautama (2015)

People Affect, merupakan tanggapan afektif calon konsumen terhadap masyarakat negara asal merek produk.

1. Tingkat kreatifitas tenaga kerja yang dimiliki Korea Selatan dimana mie samyang berasal dalam pembuatan produk makanan.Negara asal yang memiliki tenaga kerja berkualitas 2. Tingkat kualitas tenaga kerja

yang dimiliki Korea Selatan

(32)

17

dimana mie samyang berasal dalam pembuatan produk makanan

Desired Interaction, merupakan kesediaan atau keinginan calon konsumen untuk membangun hubungan dengan negara asal merek produk

1. Tingkat ketertarikan seseorang untuk mempelajari bahasa Korea dimana mie Samyang berasal 2. Tingkat ketertarikan seseorang

untuk mengenali budaya Korea Selatan dimana mie Samyang berasal

Perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan. Perceived quality tidak dapat

ditentukan secara objektif.

Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang diukur secara relatif yang berbeda-beda

terhadap suatu produk atau jasa Setiawan (2011)

1. Cita rasa

2. Karakteristik produk 3. Kualitas produk 4. Kemasan Produk 5. Citra merek

1. Rasanya enak sesuai dengan lidah orang indonesia

2. Memiliki warna kemasan yang menarik

3. Memiliki kualitas yang baik 4. Memiliki kemasan yang menarik 5. Membandingkan merek-merek dari produk sejenis

Damanik (2010)

Keputusan pembelian merupakan kegiatan

1. Membeli

2. Merekomendasikan

1. Tertarik untuk membeli mie Samyang

Kothler (2012)

(33)

18 individu yang secara

langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan3 pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian yang objektif atau

dorongan emosi. Sumirat (2015)

3. Mencari informasi 4. Kebutuhan

5. Keinginan

2. Merekomendasikan kepada orang lain

3. Mencari informasi tentang mie Samyang

4. Membeli untuk memenuhi kebutuhan

5. Membeli untuk memenuhi keinginan

6. Melakukan pembelian ulang

(34)

19

BAB 4

Analisis Data dan Pembahasan

4.1 Karakteristik Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang pernah mengkonsumsi Mie instan asal Korea merek Samyang. Sampel penelitian yang digunakan berjumlah 135 responden. Gambaran umum responden dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel.2

No Kategori Sub-Kategori Jumlah Presentase

1 Jenis Kelamin Pria

Wanita

37 98

27,4%

72,6%

2 Umur 17-19 tahun

20-22 tahun 23-25 tahun

87 48 0

64,5%

35,5%

0%

3 Pengeluaran Dalam Sebulan

<Rp.1.000.000 Rp.1.000.000-

Rp.2.000.000

>Rp.2.000.000

94 37

7

69,6%

25,2%

5,2%

4 Frekuensi Membeli 0-1 kali 2-5 kali

124 11

0

91,1%

8,1%

0%

(35)

20 Sumber: Data Primer Hasil Olahan SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 2 dari 135 responden, 64,5% responden di antaranya didominasi usia 17-19 tahun dan terlihat mayoritas responden merupakan perempuan, yaitu 98 responden atau sebesar 72,6%. Tabel di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden mengeluarkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhannya dalam sebulan sebesar 69,6%. Sedangkan frekuensi membeli mie Samyang dalam sebulan dari responden sebesar 91,9% dan responden yang telah lama mengenal atau mengetahui mie Samyang sebesar 54,1%.

Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah perempuan yang berumur antara 17-19 tahun, dan pengeluaran dalam sebulannya

<Rp.1.000.000 para responden membeli mie Samyang dalam sebulan antara 0-1 yang kebanyakan para responden telah mengenal mie Samyang sejak 1-2 tahun.

Pembahasan

Dari data kuesioner tersebut paling banyak responden yang mengisi kuesioner sebesar 72,6% adalah perempuan. Perempuan umur 17-19 tahun adalah masa-masa dimana mereka memiliki rasa ingin tau yang tinggi di tambah juga dari temen-teman mereka yang sebelumnya mungkin sudah pernah mengkonsumsi mie Samyang sehingga mereka mendapatkan informasi tentang mie tersebut, jadi data tersebut 64,5% berumur 17-19 tahun.

Pengeluaran responden dalam sebulan <Rp.1.000.000 yaitu 69,9%, karena kebanyakan dari responden merupakan orang-orang yang berasal dari luar kota yang sedang berkuliah di Salatiga. Mereka di Salatiga tinggal di tempat kos yang di beri uang perbulannya kurang dari Rp.1.000.000 untuk dapat memenuhi kebutuhan

>5 kali

5 Lama Mengenal 6 bulan

1-2 tahun

62 73

45,9%

54,1%

(36)

21

mereka sehari-hari. Para responden mungkin di ajarkan oleh orang tuanya untuk hidup mandiri dan hemat.

Frekuensi membeli mie Samyang 0-1 kali sebesar 91,1%, karena harga mie Samyang yang sedikit mahal di bandingkan mie instan yang lain, jadi responden hanya membeli mie Samyang antara 0-1 kali terlebih uang saku mereka perbulan hanya kurang dari Rp.1.000.000 untuk memnuhi seluruh kebutuhan mereka sehari- hari. Responden yang sudah mengenal mie Samyang antara 1-2 tahun ada 54,1% , karena perkembangan teknologi yang cepat membuat responden dapat mengenal mie Samyang lewat media sosial manapun dan mereka dapat mengenali mie Samyang dari teman-teman mereka yang pernah mengkonsumsi mie Samyang.

4.2 Uji Validitas

Menurut (Sugiyono, 2013) Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Alat uji yang digunakan adalah Cronbach’s Alpha. Suatu item dapat dikatakan valid jika nilai dari hasil uji r hitung > r tabel.

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa seluruh pernyataan dari variabel country of origin, perceived quality, dan keputusan pembelian di nyatakan valid.

4.3 Uji Reliabilitias

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable. Variabel dapat digolongkan reliable jika memiliki alpha > 0.6.

Menurut (Umar, 2000) Range reliability dari Cronbach’s Alpha > 0,6 = tingkat reliabilitas dapat diterima.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui secara berturut-turut untuk variabel country of origin, perceived quality, dan keputusan pembelian adalah 0.621, 0.684, dan 0.771. Artinya seuruh variabel tersebut reliabel karena lebih besar dari 0.6.

4.4 Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2013) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable bebas dan variable terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis Kolmogorov-

(37)

22

Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan dari hasil uji normalitas diketahui bahwa nilai sig nya adalah 0.491, maka lebih besar dari 0,05 maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel penelitian berdistribusi normal.

Uji Outliers

Pengujian outliers dilakukan untuk mengetahui apakah nilai observasi mengalami outliers atau tidak. Data outliers dapat diketahui dengan melihat skor p1 dan p2 yang nilainya <0,05. Dari data menunjukan masih ada beberapa data yang mengalami outlier sehingga perlu dilakukan pembersihan data supaya datanya tidak outlier. Data mahalanobis d-squared yang tinggi harus di buang sampai datanya menjadi baik.

4.5 Uji Hipotesis

Gambar 1 Model analisis jalur

(38)

23 Tabel 3

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label perceived_quality <--- country_of_origin .064 .163 .391 .696 par_1 keputusan_pembelian <--- perceived_quality .065 .054 1.192 .233 par_2 keputusan_pembelian <--- country_of_origin .299 .103 2.914 .004 par_3

Sumber: output AMOS 20

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut : a. Pada hipotesis pertama terdapat nilai CR hitung antara variabel country of origin terhadap perceived quality adalah sebesar 0,391 < 2,00, sedangkan nilai probabilitasnya adalah 0,696 ≥ 0,05 menunjukkan bahwa variabel country of origin memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel perceived quality. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel country of origin tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perceived quality. Hal ini menunjukkan bahwa seorang calon konsumen yang akan membeli mie instan tidak menghiraukan kualitas dari citra suatu negara asal merek (country of origin) mie instan tersebut diproduksi, responden yang mayoritas berumur 17-19 tahun mereka tidak menghiraukan kualitas dari mie instan asal Korea merek Samyang yang akan mereka konsumsi, dimana pada umur tersebut biasanya tidak terlalu mementingkan kesehatan mereka.

b. Pada hipotesis kedua nilai CR hitung antara variabel perceived quality terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 1,192 < 2,00, sedangkan nilai probabilitasnya sebesar 0,233 ≥ 0,05 menunjukkan bahwa variabel perceived quality memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keputusan pembelian tidak dipengaruhi oleh perceived quality calon konsumen. Sebelum calon konsumen melakukan kegiatan konsumsi, tentu langkah awal yang diambil adalah penggalian informasi mengenai mie samyang, mungkin dengan bertanya-tanya kepada teman yang pernah mengkonsumsi mie samyang. Dari hasil tersebut konsumen tidak mempertimbangkan kualitas pada saat konsumen ingin membeli mie samyang. Hal ini menunjukan bahwa responden

(39)

24

mengikuti trend, jadi mereka kurang mementingkan atau memikirkan kesehatan mereka dan umur 17-19 tahun adalah umur yang senang mengikuti perkembangan zaman dan ikut teman-temannya yang pernah mengkonsumsi atau bercerita tentang mie Samyang, sehingga mereka ingin mencoba untuk mengkonsumsi mie Samyang.

c. Pada hipotesis ketiga terdapat nilai CR hitung antara variabel country of origin terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 2,914 > 2,00, sedangkan nilai probabilitasnya sebesar 0,04 ≤ 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel country of origin terhadap keputusan pembelian memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel country of origin memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian seorang calon konsumen. Pada saat akan membeli mie Samyang konsumen melihat atau memperhatikan merek tersebut berasal (country of origin) sebelum membelinya. Hal tersebut berarti bahwa semakin baik citra suatu negara asal mie Samyang yakni Korea Selatan, maka keputusan pembelian yang tercipta akan semakin baik. Hal ini menunjukan bahwa dari responden yang masih remaja mereka ingin mencoba hal yang baru dengan membeli mie Samyang di tambah tempat mie Samyang di produksi di Korea Selatan yang di mana negara Korea Selatan merupakan negara yang sedang banyak dibicarakan tentang tempat wisata, makanan dan industri filmnya. Hal itu yang mungkin membuat mereka tertarik untuk membeli mie Samyang.

(40)

25

BAB 5

Kesimpulan, keterbatasan, dan saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai analisis perceived quality sebagai variabel intervening pengaruh antara country of origin dan keputusan pembelian mie instan asal korea merek Samyang (studi kasus pada mahasiswa FEB UKSW), maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan makan dapat disimpulkan bahwa:

1. Country of origin tidak berpengaruh terhadap perceived quality produk mie instan asal Korea merek Samyang.

2. Perceived quality sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie instan asal Korea merek Samyang..

3. Country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie instan asal Korea merek Samyang

5.2 Keterbatasan

Pada penelitian ini juga masih terdapat beberapa keterbatasan yaitu : 1. Variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini masih terbatas, masih

banyak variabel–variabel lain yang dapat diuji.

2. Keterbatasan tersedianya responden yang belum pernah mengkonsumsi dan membeli mie Samyang seiring berjalannya waktu karena variabel yang digunakan adalah keputusan pembelian.

(41)

26 5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya

Penenelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-varibel lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Seperti harga, kepuasan dan lain-lain.

2. Bagi Perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian ini penilaian responden terhadap produk mie Samyang.

country of origin tidak berpengaruh terhadap perceived quality, perceived quality sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan country of origin berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sehingga perusahaan di harapkan dapat memperbaiki atau memperlihatkan lagi identitas dari mie Samyang berasal, supaya konsumen bisa mengetahui bahwa mie Samyang merupakan mie yang berasal dari Korea.

(42)

27

Daftar Pustaka

Abdilah, G.F. 2014. Pengaruh Country Of Origin Terhadap Presepsi Kualitas dan Intensi Pembelian dengan Variabel Moderasi Country Of Manufacture. .Vol. 1 No.1.

Buchari, A. 2012. Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Penerbit Alfabeta.

Budi, N.A.S. 2015. Pengaruh Motivasi, Persepsi Kualitas dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Samsung. Jurnal Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta. Vol. 23 No. 2.

Damanik, A., 2010. Pengaruh Perceived Quality dan Brand Association terhadap Brand Loyalty Mie Instan Merek Indomie (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara). Jurnal Manajemen USU. Vol. 5 No.1.

Dinata, J.S., Kumadji, S., dan Hidayat, K. 2015. Country Of Origin dan Pengaruhnya terhadap Presepsi Kualitas dan Minat Beli (Survei pada Calon Konsumen yang Berminat Membeli iPad di Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 25 No.

1.

Dwi, A. 2010. Pengaruh Perceived Quality dan Social Value terhadap Loyality dengan Economic Value, Emotional Value dan Saticfaction sebagai mediasi dalam konteks mobile service ( studi pada layanan mobile kartu Hallo di wilayah Surakarta) pengguna layanan. Jurnal Ekonomi UNS. Vol. 10. No. 3.

Elviyanti, R. 2013. Pengarug Brand Association dan Percieved Quality terhadap Loyalitas Pelanggan Biore Body Foam pada Mahasiswi Universitas Negeri Padang. Jurnal Manajemen UNP. Vol. 2 No.2.

Fardan, M., dan Fatih, A. 2016. Analisis citra merek berdasarkan country of origin (Studi Tentang Citra Merek Smartphone Asal Amerika Serikat Dan Asal China Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 39 No.1: 42–50.

Gautama, C.A.K. 2015. Pengaruh Country Of Origin Terhadap Purchase Decision ( Survei pada Konsumen Etude House Toserba Yogya Riau Junction). Jurnal Manajemen UPI. Vol. 3 No.3.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (7th ed.).

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gita Apsari, C. dan Nurcahya, K. 2016. Pengaruh Country Of Origin Terhadap Loyalitas Produk Handphone Merek Samsung Dimediasi Oleh Presepsi Harga di Kota Denpasar. Jurnal Manajemen Universitas Udayana. Vol. 5 No.2: 783–809.

(43)

28

Growth, G. (2008). Handbook of Psychological Assesment. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Hair, J.F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, R. E., dan Tatham, R. L., 2006.

Multivariate Data Analysis 6th ed., New Jersey: Prentice Hall.

Hariadi, Doni. 2013. Pengaruh Produk, Harga Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol. 1 No. 1, janauri 2013, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Surabaya, 2015.

Hartini., dan Jati, I. 2015. Analisis Repurchase Intention : Peran Country of Origin, Perceive Value dan Perceive Quality.

Hifni, M.B. 2016. Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Presepsi Kualitas dan Loyalitas Merek terhadap Keputusan Pembelian RokokMerek Sampoerna Mild (Studi Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Vol 4 No. 1.

Josiassen, A., and Assaf, A. 2010. Country-of-origin contingencies: their joint influ- ence on consumer behaviour. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics.

Vol.22 No.3: 294–313.

Kotler, P., dan Armstrong, G. 2011. Marketing an Introduction 10th Edition., Indonesia: Pearson.

Kotler, P., dan Keller, K.L. 2012. Marketing Management Edisi 14., Jakarta:

Erlangga.

Krisno, D., dan Samuel, H. 2013. Pengaruh Perceived Quality, Perceived Sacrifice, dan Perceived Value terhadap Customer Satisfaction di Informa Innovative Furnishing Pakuwon City Surabaya. Jurnal Pemasaran Petra. Vol.1 No. 1: 1–

12.

Kumara, S., dan Canhua, K. 2010. Perceptions of country of origin : An approach to identifying expectations. Vol. 17: .343–353.

Moksaoka, I.M.W., dan Rahyuda, I.K. 2016. Peran Brand Image dalam Memediasi Country Of Origin. Vol. 5 No.3: 1690–1716.

Permana, M.S. 2013. Pengaruh country of origin, brand image dan presepsi kualitas terhadap intensi pembelian pada merek.

Peter, J.P., dan Olson, J.C. 2013. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.

(44)

29

Pradipta, D., Hidayat, K., dan Sunarti, 2016. Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Pembeli dan Pengguna Kartu Perdana simPATI Telkomsel di Lingkungan Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Angkatan 2012 & 2013 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang). Vol. 34 No.1.

Reppi, J.M., Tumbel, A. dan Jorie, R.J. 2015. Analisis Pengaruh Presepsi Kualitas, Motivasi dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Iphone pada Pusat Perbelanjaan ITC Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 15 No. 5.

Saino, V.R. 2015. Pengaruh Countr Of F Origin terhadap Minat Beli dengan Perceived Quality Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Pengunjung Artomorro Selluler Kota Madiun). Jurnal Pendidikan Tata Niaga. Vol. 3 No. 2.

Sangadji, M. dan Sopiah, E. 2010. Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sangadji, M. dan Sopiah, E., 2013. Prilaku Konsumen: Pendekatan Praktis Disertai:Himpunan Jurnal Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sarwono, J. dan Narimawati, U., 2006. Structural Equation Model (SEM) Menggunakan LISREL, Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Schniederjans, M., Cao, Q., Schniederjans, D., dan Gu, V. 2011. Consumer Perceptions of Product Quality Revisited: Made in China. The Quality Management Journal. Vol. 18: 52–68.

Sekaran, U. dan Bougie, R., 2010. Research Method For Business: A Skill Building Approach, New York.

Setianingsih, W. 2016. Pengaruh Country Of Origin, Brand Image, dan Ptrsepsi Kualitas terhadap Minat Beli Oppo Smartphone (Studi Kasus Pada Mahasiswa Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta). Jurnal Karya Ilmiah Manajemen UNY.

Setiawan, E. 2011. Analisi Pengaruh Brand Awareness, Perceived Quality, Brand Association dan Brand Loyalty terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Pasta Gigi Pepsodent (studi kasus pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharno, 2010. Marketing in Practice. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Sumirat, M.Y. 2015. Pengaruh Pemasaran Interaktif Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Distro Dloops Bandung).

(45)

30

Sutanto, J.E. dan Winata, R.H. 2012. Impact of brand, country of origin, trust in c, and price towards buying decision (case hair extension product in surabaya).

Vol.17 No.1.

Tambunan, K. dan Widiyanto, I. 2012. Analisis pengaruh Citra Merek, Presepsi Kualitas dan Hargaterhadap Keputusan Pembelian Bandeng Presto (Studi kasus pada konsumen di Bandeng Presto Semarang). Diponegoro Journal Of Management. Vol. 1 No. 2: 58–66.

Tati, P.W., Suharyono dan Yulianto. E. 2015. Pengaruh country of origin dan global brand image terhadap minat beli dan keputusan pembelian (Survei pada Konsumen yang Membeli Smartphone Samsung Galaxy di Asia Tenggara).

Vol.25 No.1: 1–10.

Tjiptono, F. dan Chandra, G. 2011. Service, Quality & Statisfaction 3rd ed., Yogyakarta: Penerbit Andi.

Umar, S. (2000). Metode Penelitian Untuk Bisnis (keempat). Jakrata: Salemba Empat.

Wijaya, A., 2013. Analisa Pengaruh Perceived Quality Terhadap Perceived Value Konsumen Pengguna Internet Mobile XL di Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. Vol. 1 No. 1: 1–12.

Winardi. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen. Jakarta: Penerbit PT. Raineka Cipta.

Xu, F., Li, Y. dan Zhou, J. 2015. Brand Awareness for Entrepreneurial Hotel Chains:

Perceived Quality and Brand Loyalty. Vol. 19 No. 3: 763–771.

(46)

31 Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Analisis Perceived Quality sebagai Variabel Intervening Pengaruh Antara Country Of Origin dan Keputusan Pembelian Mie Instan Asal Korea Merek Samyang (Studi

Kasus Pada Mahasiswa FEB UKSW) Yth. Saudara/i,

Dengan ini saya, Lauw Kevin Stevanus, mahasiswa Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana (FEB UKSW), sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) saya yang berjudul “Analisis Perceived Quality sebagai Variabel Intervening Pengaruh Antara Country Of Origin dan Keputusan Pembelian Mie Instan Asal Korea Merek Samyang (Studi Kasus Pada Mahasiswa FEB UKSW)”.

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir (skripsi) yang sedang saya lakukan, maka saya menyebarkan kuesioner penelitian ini kepada responden. Agar hasil penelitian ini memiliki dukungan empiris yang tinggi, maka saya mengharapkan kesediaan saudara/i mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Data yang terkumpul hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian saja.

Atas kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya Lauw Kevin Stevanus

(47)

32

Kuesioner Penelitian

Analisis Perceived Quality sebagai Variabel Intervening Pengaruh Antara Country Of Origin dan Keputusan Pembelian Mie Instan Asal Korea Merek Samyang (Studi

Kasus Pada Mahasiswa FEB UKSW) Bagian 1

Saudara dimohon untuk mengisi daftar pertanyaan berikut dengan memberi tanda () pada salah satu pilihan saudara.

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

L P

1. Pengeluaran dalam sebulan:

<Rp.1.000.000

Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000

>Rp.2.000.000

2. Frekuensi membeli mie Samyang dalam sebulan:

0-1 kali 2-5 kali

>5 kali

3. Telah mengenal mie Samyang sejak kapan : 6 Bulan

1-2 Tahun

>2 Tahun

(48)

33 Bagian 2

Pada bagian 2 merupakan pernyataan yang berkaitan dengan “Analisis Perceived Quality sebagai Variabel Intervening Pengaruh Antara Country Of Origin dan Keputusan Pembelian Mie Instan Asal Korea Merek Samyang (Studi Kasus Pada Mahasiswa FEB UKSW)”. Oleh karena itu, saudara/i dimohon untuk memberikan tanda () pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan anda. Penilaian dilakukan dengan skala berikut:

Keterangan Skor

STS ( Sangat Tidak Setuju ) 1

TS ( Tidak Setuju ) 2

N ( Netral ) 3

S ( Setuju ) 4

SS ( Sangat Setuju ) 5

Country of origin

No Pilihan Jawaban

Pernyataan STS TS N S SS

1 Negara asal merek Samyang memiliki banyak tenaga kerja yang terlatih

2 Negara asal merek Samyang memiliki banyak tenaga kerja yang terdidik

3 Negara asal merek Samyang terkenal dengan kualitas produk yang dihasilkan

4 Negara asal merek Samyang sudah menerapkan teknologi yang

canggih

(49)

34 5 Negara asal merek Samyang

termasuk negara maju 6 Negara asal merek Samyang

memiliki tingkat inovasi yang tinggi

7 Negara asal merek Samyang memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi

8 Negara asal merek Samyang memiliki tingkat perekonomian yang stabil

9 Karena mie Samyang, membuat tertarik untuk belajar bahasa Korea 10 Karena mie Samyang, membuat

saya tertarik untuk mengenali budaya Korea

11 Karena mie Samyang, membuat saya tertarik untuk berkunjung ke Korea

12 Karena mie Samyang, membuat saya tertarik dengan K-pop

Persepsi Kualitas

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Rasanya enak sesuai dengan lidah orang indonesia

2 Mie Samyang memiliki warna kemasan yang menarik

(50)

35 3 Mie Samyang memiliki kualitas

yang baik dari pada mie yang lain 4 Mie Samyang memiliki kemasan

yang bagus

5 Saya membandingkan merek-merek dari produk sejenis mie Samyang

Keputusan Pembelian

No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya akan merekomendasikan mie Samyang kepada orang lain 2 Saya akan membeli Samyang lagi

di waktu yang akan datang 3 Saya tertarik untuk membeli mie

Samyang

4 Saya akan mencari informasi seputar Samyang sebelum melakukan pembelian

5 Saya membeli Samyang untuk memenuhi kebutuhan saya 6 Saya membeli Samyang untuk

memenuh keinginan saya

7 Setelah mempertimbangkan segala kemungkinan saya akan membeli Samyang

Gambar

Tabel 1: Variabel, Konsep dan Definisi Operasional  .....................................................
Tabel 1. Variabel, Konsep dan Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih, penyertaan dan perkenanan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Anugerah-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Pengaruh Profitabilitas

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Analisis

Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron).Peran dari p- n

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesesuaian antara kualitas jasa yang diharapkan dan dirasakan mahasiswa pada Jurusan MIPA Unsoed

Pengambilan keputusan penerimaan mahasiswa baru merupakan kebijakan yang sangat penting demi kemajuan dan berkembangnya suatu perguruan tinggi, Agar kegiatan pendidikan yang

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai model penelitian kepuasan kerja sebagai variabel mediasi dalam pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Pengaruh