UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NET INTEREST MARGIN, NET PROFIT MARGIN DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP
PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE 2015-2018)
OLEH
RAHMADANI LUBIS 170522143
PROGRAM STUDI STRATA-1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
04 Oktober 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua Penguji : Drs, Rustam, M,Si, Ak,Ca Penguji : Dra. Mutia Ismail, MM, AK Pembanding : Dra. Naleni Indra MM, Ak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NET INTEREST MARGIN, NET PROFIT MARGIN DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP
PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE 2015-2018)
Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Net Profit Margin dan Loan to Deposit Ratio terhadap Perubahan Laba. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2018. Ada 43 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ada 13 perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh oleh situs web www.idx.co.id. Data diproses menggunakan SPSS versi 22.
Hasil uji penelitian simultan menunjukkan bahwa variabel independen (CAR, NIM, NPM, dan LDR) bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba. hasil uji parsial menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh positif dan NPM memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap perubahan laba. Perubahan variabel dalam pendapatan dapat dijelaskan oleh empat variabel independen CAR, NIM, NPM, dan LDR sebesar 22,8%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian.
Kata kunci: Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Net Profit Margin, Loan to Deposit Ratio, Profit Change
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAPITAL ADEQUACY RATIO, NET INETERST MARGIN, NET PROFIT MARGIN AND LOAN TO DEPOSIT
RATIO TO PROFIT CHANGE ON BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIAN
STOCK EXCHANGE (PERIOD 2015-2018)
This study is to determine the effect of Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Net Profit Margin and Loan to Deposit Ratio on Changes in Profit. This study uses a sample of banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the 2015-2018 period. There are 43 banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange. There are 13 banking companies that are sampled in this study.
The data in this study are secondary data. Data obtained by the website www.idx.co.id. Data is processed using SPSS version 22.
The results of the simultaneous research test show that the independent variables (CAR, NIM, NPM and LDR) together have a significant effect on earnings changes. partial test results show that CAR has a positive influence and NPM has a significant negative effect on changes in earnings. Variable changes in earnings can be explained by the four independent variables CAR, NIM, NPM, and LDR by 22.8%, while the rest are explained by other factors outside the study.
Keywords: Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Net Profit Margin Loan to Deposit Ratio and Profit Change
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Net Profit Margin dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Perbahan
Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2015-2018)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Selama penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, dorongan, semangat, saran, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Drs, Rustam, M.Si, Ak, Ca, selaku Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, AK selaku Dosen Penguji dan Ibu Dra. Naleni Indra MM, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan skripsi ini.
5. Keluarga terkhusus orangtua, Bapak, Ibu, abang dan serta kakak-kakak penulis yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan baik berupa moril dan materil dan juga buat semua pengorbanan yang telah diberikan untuk penulis.
6. Sahabat dan teman-teman penulis Sriwahyuni Br. G, Lestari Simatupang, Nurul Hidayah Nst, Satia Maswa Dini, Riska Ilmi Amika, Fitri Yanti, Fajar Munawarah, Rahel Angel Silaban, Akuntansi Ekstensi Grup C Stambuk 2017 dan kepada teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk segala partisipasi, doa, dukungan, dan hiburan untuk penulis tetap semangat dan terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Medan, 2020
Penulis
Rahmadani Lubis NIM. 170522143
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan Penelitian…... 7
1.4 Manfaat Penelitian…... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori... 9
2.1.1 Teori Stakeholder... 9
2.1.2 Pengertian Bank... 10
2.1.3 Permodalan (Capital)... 13
2.1.4 Likuiditas (Liquidity)... 14
2.1.5 Rentabilitas (Earning)... 16
2.1.6 Perubahan Laba... 18
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 19
2.3 Kerangka Konseptual... 21
2.4 Hipotesis... 25
BAB III METODEPENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 26
3.2 Tempat danWaktu Penelitian... 26
3.3 Batasan Operasional... 26
3.4 Defenisi Operasional Variabel... 27
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian... 30
3.6 Jenis dan Sumber Data... 33
3.7 Metode Pengumpulan Data... 33
3.8 Metode Analisis Data...,,,... 33
3.8.1 Uji Asumsi Klasik... 34
3.8.1.1 Uji Normalitas... 34
3.8.1.2 Uji Multikolinieritas... 36
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas... 37
3.8.2. Uji Autokolerasi ... 38
3.8.3 Uji Hipotesis... 38
3.8.3.2 Uji t-Statistik (Parsial)... 40
3.8.4. UjiKoefisien Determinasi (R2)... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Statistik Deakriptif... 42
4.2 Uji Asumsi Klasik... 43
4.2.1 Uji Normalitas... 43
4.2.2 Uji Multikolinieritas... 44
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 45
4.2.4 Uji Autokolerasi... 46
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda... 46
4.4 Uji Hipotesis... 48
4.4.1 Uji Statistik F... 48
4.4.2 Uji Statistik t ... 48
4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)... 50
4.5 Pembahasan... 51
4.5.1 Pengaruh Car Terhadap Perubahan Laba... 51
4.5.2 Pengaruh NIM Terhadap Perubahan Laba... 51
4.5.3 Pengaruh NPM Terhadap Perubahan Laba... 52
4.5.4 Pengaruh LDR Terhadap Perubahan Laba... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 55
5.2 Keterbatasan Penelitian... 56
5.3 Saran... 56
5.3.1 Bagi Penelitian Selanjutnya... 56
5.3.2 Bagi Implikasi Penelitian... 57
DAFTAR PUSTAKA... 58
LAMPIRAN... 61
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Persentase Indeks Perubahaan Laba Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2018... 4
1.2 Research Gap... 6
2.1 Penelitian Terdahulu... 20
3.1 Defenisi Operasional Variabel dan Skala PengukuranVariabel... 28
3.2 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia... 31
4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Variabel CAR, NIM, NPM, LDR dan PL... 42
4.2 Uji Normalitas... 43
4.3 Uji Multikolinearitas... 44
4.4 Uji Autokolerasi dengan Ui Durbin-Watson... 46
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda... 47
4.6 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F... 48
4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)... 75
4.8 Koefisien Determinasi ... 50
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Persentase Indeks Perubahaan Laba Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2018 ... 4
2.2 Kerangka Konseptual ... 22
4.1 Uji Normalitas Normal Probability plot... ... 44
4.2 Uji Hetoroskedastisitas... ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi Dan Sampel Perusahaan Yang Terdaftar
Di BEI ... 61 2 Output Hasil Pengujian Data Dengan Software SPSS ... 63
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan suatu sektor lembaga yang sangat penting dalam perekonomian diharapkan dapat selalu menyajikan laporan keuangannya. Laporan keuangan adalah suatu gambaran kondisi dan posisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam waktu tertentu. Hal yang paling mendasar yang dilihat dari laporan keuangan perusahaan, khususnya perusahaan perbankan adalah pada aspek laba. Laba merupakan hasil kerja yang dilakukan manajemen dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan merupakan indikator penting dari laporan keuangan. Kegunaan laba dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan prediksi dalam meramalkan perubahan laba. Maka dari itu penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Pihak berkepentingan tersebut adalah pihak internal dan eksternal. Dimana pihak internal terdiri dari pemilik dan manajemen perusahaan dan pihak eksternal terdiri dari pemerintah, investor, kreditur dan masyarakat.
Perubahan laba yang terus meningkat atau dengan kata lain semakin tumbuh dapat menambah daya tarik para investor untuk menanamkan modalnya untuk berinvestasi dan berdampak pada aktivitas operasional bank karena mampu memperkuat modal bank melalui akumulasi dividen yang tidak dibagikan, dimana modal bank merupakan salah satu syarat program implementasi dari Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Pada dasarnya implementasi API di Indonesia seiring dengan implementasi arsitektur keuangan global yang diprakarsai oleh Bank
International Settlements (BIS). Wacana arsitektur keuangan global mulai berkembang sejak tahun 1998 yang menginginkan kestabilan keuangan global yang ditengarai oleh pelajaran berharga pada masa krisis di kawasan Asia Tenggara pada masa lalu. Krisis perbankan yang terjadi di masa lalu tidak hanya memusingkan pemerintah dan Bank Indonesia tetapi juga turut membuat pusing negara-negara (kreditor asing) pemberi pinjaman pada masa itu oleh karenanya dapat dipahami mengapa BIS mempublikasikan secara gencar akan pentingnya secara serius terhadap kestabilan keuangan.
Apabila suatu sistem perbankan berada dalam kondisi yang tidak sehat, fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tidak akan berfungsi optimal. Dengan terganggunya fungsi intermediasi tersebut, alokasi dan penyediaan dana dari perbankan dalam kegiatan investasi dan membiayai sektor-sektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas.
Bank yang merupakan unit usaha yang khusus karena jalannya operasional tergantung pada sumber dana dari masyarakat, maka kelangsungan hidup suatu bank ditentukan oleh kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.
Merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap bank akan membawa akibat yang buruk terhadap kelangsungan hidup bank yang bersangkutan. Apabila kemerosotan tersebut tidak hanya terhadap satu bank, tetapi meluas terhadap sistem perbankan, dapat dipastikan bahwa merosotnya kepercayaan tersebut akan mengakibatkan krisis perbankan.
Dalam hal suatu bank mengalami kesulitan, apakah karena bank tersebut memang tidak sehat ataupun karena bank terkena bank run, masyarakat pemilik
3
dana akan menderita rugi. Dalam kondisi yang demikian, diperlukan pengaturan dan pengawasan bank untuk melindungi dana masyarakat. Tanpa campur tangan pemerintah,kegagalan bank berarti kerugian bagi masyarakat pemilik dana (deposan.). Selain itu dengan pengaturan dan pengawasan memungkinkan tersedianya informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kepentingannya. Dengan informasi tersebut masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam melakukan transaksi dan kegiatan lainnya yang terkait dengan bank.
Oleh karena itu, sistem perbankan yang sehat dibangun dengan permodalan yang kuat sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) dan masyarakat semakin besar, membuat peluang bank untuk menambah jumlah nasabah dan dana dari pihak ketiga akan semakin meningkat.
Sehingga suatu bank akan mengalami peningkatan saham dan mampu memperkuat permodalan melalui pemupukan perubahan laba yang ditahan.
Selanjutnya perbankan nasional yang beroperasi secara efisien akan mampu meningkatkan daya saingnya sehingga mampu bersaing di sekmen pasar domestik tetapi justru diharapkan produk dan jasa perbankan yang ditawarkan bank nasional mampu bersaing di pasar Internasional.
Penilaian pada kinerja keuangan bank untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dapat dilakukan melalui seperangkat laporan keuangan dengan melakukan perhitungan yang menggunakan sejumlah rasio keuangan yakni dari aspek Capital, Asset Quality, Management, Earning, dan Liquidity. Rasio tersebut termasuk dalam rasio keuangan CAMEL yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia untuk mengetahui tingkat kesehatan bank (Peraturan Bank Indonesia No.6 /10/PBI/2004). Bachtiar Usman (2003) dalam penelitiannya menunjukkan pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada bank-bank di Indonesia, dimana rasio-rasio yang digunakan adalah : Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR, Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Net Interest Margin (NIM), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Deposit Risk Ratio (DRR), Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO). Dengan menggunakan rasio-rasio keuangan tersebut dapat dilihat bagaimana kondisi kesehatan bank juga dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan manajemen perusahaan dalam mengelola asset dan modal yang dimilikinya untuk memaksimalkan kinerja perusahaannya.
Profitabilitas perbankan pada 2014 mengalami tekanan disebabkan penurunan Net Interest Margin (NIM) dan kenaikan biaya penghapusan kredit.
NIM mengalami penurunan drastic sejak otoritas moneter menjalankan kebijakan moneter yang ketat pada 2013 dari rata-rata dikisaran 5,4% menjadi 4,3% di akhir tahun (Patriella, 2015). Berikut akan disajikan data dalam bentuk grafik mengenai indeks Perubahan Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018
Tabel 1.1
Persentase Indeks Perubahan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2018
Tahun Indeks Perubahan Laba
Total Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun 2015-2018
Persentase Indeks Perubahan Laba
2015 -14,34 43 -33,35%
2016 -7,60 43 -17,67%
2017 -33,81 43 -78,64%
2018 -64,26 43 -149,44%
5
Gambar 1.1
Persentase Indeks Perubahan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2015-2018
Sumber : diolah oleh peneliti, 2019
Berdasarkan data grafik diatas, menunjukkan perubahan laba yang semakin menurun setiap tahunnya terlebih di tahun 2018. Penurunan ini disebabkan oleh adanya beberapa Bank yang mengalami penurunan laba yang sangat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga hal tersebut mempengaruhi indeks Perubahan Laba perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Fenomena tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perubahan laba. Fenomena di atas jelas berdampak pada sector industry perbankan yang dimana setiap perusahaan dituntut untuk memperbaiki kinerja perusahaannya dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
-160 -140 -120 -100 -80 -60 -40 -20 0
2015 2016 2017 2018
Persentase Indeks Perubahan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2015-2018
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan Perubahan Laba terdapat berbagai faktor yang dapat berpengaruh terhadap Perubahan Laba, diantaranya adalah Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Net Profit Margin dan Loan to Deposit Ratio.
Tabel 1.2 Research Gap Variabel
Dependen
Variabel Independent
Peneliti Hasil Penelitian
Perubahan Laba
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
Lilis Erna Ariyanti (2010)
Tidak Berpengaruh
Ida Bagus Raka Suardana, I Nengah Dasi Astawa, Luh Kadek Budi Martini (2017)
Berpengaruh Positif Net Interest
Margin (NIM)
Nu’man Hamzah
Pahlevie (2009)
Tidak Berpengaruh Ida Bagus Raka
Suardana, I Nengah Dasi Astawa, Luh Kadek Budi Martini (2017)
Berpengaruh Positif Net Profit
Margin (NPM)
Devi Arliana Wati, Khalisah Visiana Subekti (2017)
Tidak Berpengaruh
Arnita Trimay
Handayani, Budi Nugroho (2018)
Berpengaruh Positif Loan to Deposit
Ratio (LDR)
Tutu Rahmadani (2017) Tidak Berpengaruh Ida Bagus Raka
Suardana, I Nengah Dasi Astawa, Luh Kadek Budi Martini (2017)
Berpengaruh Positif Sumber: diolah oleh peneliti, 2019
7
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa variabel yang tidak konsisten terhadap Perubahan Laba. Perbedaan hasil penelitian di atas menimbulkan research gap yang memerlukan penelitian lebih lanjut dan membuat peneliti termotivasi untuk meneliti “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018”.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Net Profit Margin, Loan to Deposit Ratio berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Perubahan Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio secara simultan maupun parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh Net Interest Margin secara simultan maupun parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin secara simultan maupun parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio secara simultan maupun parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi yang berkeinginan untuk melakukan penelitian secara lebih lanjut yang berkenaan dengan masalah ini.
2. Bagi Akademisi
Sebagai penambah bahan literature di bidang akuntansi keuangan, dan menambah pengembangan ilmu dalam bidang keuangan perbankan.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian diharapkan bermanfaat bagi perusahaan dan membantu dalam memperhatikan peningkatan kinerja perusahaan yang akan menjadikan optimalnya keuntungan yang di dapat dan menarik para investor untuk berinvestasi.
4. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan agar bermanfaat untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di sektor perbankan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LandasanTeori
2.1.1 Teori Stakeholder
Teori stakeholder menurut Freeman dan Mcvea (2001) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau diperngaruhi oleh tujuan organisasi. Dimana disini tujuan organisasi perusahaan adalah laba, baik perbankan, manufakur, jasa dan lainnya. Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggung jawab (Freeman 1984). Dalam perusahaan perbankan, stakeholder terdiri dari stakeholder internal (pekerja, shareholder, dan penanam modal) dan stakeholder eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota masyarakat, kelompok masyarakat sipil, dan perusahan lain). Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder nya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama stakeholder yang mempunyai power dalam aktivitas operasional perusahaan, missal pekerja, perusahaan harus bertanggung jawab untuk memastikan kebutuhan pekerjanya, seperti peralatan kerja yang memadai dan lain-lain, sehingga tidak terjadi hambatan yang memungkinkan pekerja merasa kurang nyaman dalam bekerja dan akhirnya menghambat operasional perusahaan. Begitu juga dengan shareholder, penanam modal, kelembagaan pengaturan umum, anggota masyarakat, dan lain-lain. Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap keinginan dan kebutuhan para stakeholder tersebut hinga tidak terjadi permasalahan konflik yang akan menyebabkan
terhambatnya operasional perusahaan yang tentu akan mengakibatkan perubahaan laba perusahaan perbankan.
2.1.2 Pengertian Bank
Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10. Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah, badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2), “Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta bermotif profit juga sosial, jadi bukan hanya mencari keuntungan saja.” Ditinjau dari segi operasinya, bank dapat diibaratkan sebagai toko serba ada bagi penyedia jasa, baik di bidang yang ada kegiatannya dengan keuangan maupun yang tidak berkaitan dengan keuangan, di samping melaksanakan tugas pokok sebagai perantara keuangan.
Bank memberikan jasa yang sangat penting bagi kelancaran perekonomian dengan memberikan fasilitas untuk menghimpun tabungan masyarakat untuk tujuan ekonomi dan sosial. Jika dipandang dari sudut ekonomi, hal itu berarti daya beli masyarakat penabung, untuk sementara dialihkan oleh perbankan dari
11
konsumsi sekarang ke pasar barang-barang modal. Dengan diinvestasikan tabungan itu ke dalam pabrik, perumahan, pembangunan sarana umum dan sebagainya, maka kapasitas produktif dan kekayaan riil masyarakat menjadi meningkat. Jadi dalam proses yang sangat penting ini, bank umum memainkan dua peran yaitu membantu menyalurkan tabungan ke sektor yang produktif dan melalui pemberian kredit jangka pendek, mereka menambah atau menyediakan likuiditas bagi masyarakat.
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006:3) “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.” Dalam pemberian kredit kepada para peminjam, bank umum memberikan pelayanan sosial yang besar, karena melalui kegiatannya produksi dapat ditingkatkan. Maka dari itu apabila sebuah bank membeli sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, berarti bank tersebut menyediakan dana untuk meningkatkan kegiatan perusahaan tersebut.
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank justru akan menjadi beban apabila dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha alokasi untuk tujuan-tujuan yang produktif.
Dana yang telah dihimpun bukanlah dana yang semuanya murah tapi sebagian besar adalah dana dari deposan yang menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar timbal jasa berupa bunga. Karena untuk menutup kebutuhan dan untuk memperoleh penerimaan bank yang digunakan menutup biaya-biaya lain serta mendapatkan keuntungan, maka bank berusaha mengalokasikan dananya dalam berbagai bentuk aktiva dengan berbagai macam pertimbangan.
Menurut Veitzhal(2007:110), Kebijakan pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap perbankan untuk melindungi kepentingan masyarakat pemilik dana serta menjaga kelangsungan usaha bank dan sebagai lembaga intermediasi. Pengawasan tersebut dilaksanakan baik secara langsung (on-site examination) maupun tidak langsung (off-site supervisory).
Untuk keperluan pengawasan tersebut, Bank Indonesia mewajibkan kepada seluruh bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan ketentuan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan- laporan tersebut antara lain berupa laporan mingguan, bulanan, dan tahunan.
Kewajiban penyampaian laporan yang terkait dengan kegiatan usaha bank ini diperlukan untuk memantau keadaan bank yang bersangkutan. Dalam hal-hal tertentu, kewajiban tersebut bahkan juga dapat dikenakan terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, dan pihak terafiliasi dari suatu bank. Secara khusus kepada bank-bank diwajibkan pula untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia, neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan beserta seluruh penjelasannya serta laporan berkala lainnya dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan laba/rugi tahunan tersebut wajib terlebih dahulu diaudit atau diperiksa oleh akuntan publik.
Praktiknya pengawasan ini dapat dilakukan secara langsung (on the spot) berupa pemeriksaan langsung ke lokasi kantor bank, ataupun pengawasan tidak langsung melalui laporan yang disampaikan oleh bank-bank tersebut. Perlu diingat bahwa segala hal yang terkait dengan pengawasan, baik langusng maupun tidak langsung adalah bersifat rahasia.
13
Dengan demikian, betapa penting peranan pengaturan dan pengawasan bank dalam menciptakan dan memelihara kesehatan sistem perbankan. Kesehatan bank tidak hanya penting bagi pemilik dan pengelola bank yang bersangkutan, tetapi juga untuk masyarakat, pemerintah dan perekonomian nasional. Pengaturan dan pengawasan bank tidak hanya dimaksudkan untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, tetapi juga dimaksudkan untuk mencegah kerugian masyarakat dan pemerintah. Selain itu, dengan pengaturan dan pengawasan memungkinkan tersedianya informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kepentingannya. Dengan informasi tersebut masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam melakukan transaksi dan kegiatan lainnya yang terkait dengan bank.
2.1.3 Permodalan (Capital)
Permodalan bagi bank sebagaimana perusahaan pada umumnya berfungsi sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian. Selain itu modal juga berfungsi untuk menjaga kepercayaan terhadap aktivitas perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah (Latumaerissa, 2011, 211)
Bank for International Settlement (BIS) menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum bagi suatu bank yaitu sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPPM) ini berlaku bagi semua bank. “Modal merupakan sumber daya dari bank yang sangat mahal sehingga bank harus memiliki insentif yang kuat untuk mengaturnya seefektif mungkin” (Latumerissa. 2011, 211). Rasio untuk
menghitung kecukupan modal adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Rumus untuk menghitung CAR adalah :
CAR = x 100%
Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada ATMR. ATMR adalah perhitungan yang mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat contingency atau komitmen yang disediakan bank bagi pihak ketiga, terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, pinjaman atau sifat barang jaminan.
ATMR terbagi menjadi tiga bagian diantaranya yaitu, ATMR untuk risiko kredit, ATMR untuk risiko operasional, dan ATMR untuk risiko pasar. Setiap bank wajib menghitung ATMR untuk risiko kredit dan ATMR untuk risiko operasional, sedangkan ATMR untuk risiko pasar hanya diperuntukkan untuk bank yang memiliki kriteria tertentu.
2.1.4 Likuiditas (Liquidity)
Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancer yang dimilikinya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Simpanan nasabah dapat sewaktu-waktu ditarik, karena itu bank harus selalu menjaga likuiditasnya, sehingga ketika nasabah melakukan penarikan, dananya dapat tersedia tanpa mengganggu likuiditas bank.
15
Menurut Kasmir (2008:129) “Rasio likuditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajiban (utang) jangka pendek “.Artinya secara spesifik likuiditas mencerminkan ketersediaan dana yang dimiliki perusahaan guna memenuhi semua hutang yang akan jatuh tempo.
Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini dan juga termasuk dalam rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah rasio Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio atau LDR merupakan perbandingan total kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank. Rasio ini akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dananya yang berasal dari masyarakat (berupa : Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito Berjangka dan Kewajiban segera lainnya) dalam bentuk kredit. Jika dikembangkan lebih lanjut maka dibandingkannya tidak hanya terhadap kredit tetapi ditambah dengan Surat Berharga Yang Diterbitkan (Obligasi) dan modal inti.
Adapun rumus untuk menghitung LDR adalah sebagai berikut :
Loan to Deposit Ratio menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan kepada nasabah kredit, sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
2.1.5 Rentabilitas (Earning)
Salah satu tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba sesuai dengan target yang telah direncanakan, untuk itu diperlukan penjelasan yang efektif dan efisien atas sumber yang ada. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Menurut Munawir (2010:33) “Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu.” Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Penilaian rasio rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio Net Interest Margin (NIM) dan rasio Net Profit Margin (NPM).
a. Net Interest Margin (NIM)
“Net Interest Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen bank terutama dalam hal pengelolaan aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih” (Pandia,2012,71-72). Rasio ini sangat dibutuhkan dalam pengelolaan bank dengan baik sehingga bank-bank yang bermasalah dan mengalami masalah bisa diminimalisir. Dengan demikian, resiko yang seringkali menimbulkan masalah dalam bank bisa dihindari. Untuk menghitung rasio NIM dapat menggunakan rumus seperti berikut :
Pendapatan Bunga Bersih x 100%
Aktiva Produktif
Semakin tinggi rasio maka menunjukkan keadaan yang semakin baik bagi bank.
Hal ini berarti pendayagunaan aktiva produktif dilakukan secara efektif. Untuk
17
menekan beban bunga menjadi lebih kecil. Untuk meningkatkan pendapatan bunga, bank mengalokasikan dana yang tersedia ke aktiva produktif (earning asset) secara tepat.
b. Net Profit Margin (NPM)
Menurut Kasmir (2008:298) “NPM merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya”. Untuk menghitung rasio NPM dapat menggunakan rumus berikut :
Laba bersih diperoleh dari pendapatan operasional dikurangi dengan beban-beban operasional dan beban pajak. Pendapatan operasional bank sebagian besar berasal dari kegiatan penyaluran kredit kepada pihak bank yang meminjam dana yaitu berupa pendapatan bunga dan pendapatan lain seperti provinsi dan komisi. Pendapatan dalam bentuk provisi diperoleh pada saat penandatanganan akad kredit atau perpanjangan kredit.
Bagi investor rasio ini biasanya digunakan untuk menngukur seberapa efisien manajemen mengelola perusahaannya dan juga memperkirakan profitabilitas masa depan berdasarkan peramalan penjualan yang dibuat oleh manajemennya. Dengan membandingkan laba laba bersih dengan total penjualan, investor dapat melihat berapa persentase pendapatan yang digunakan untuk membayar biaya operasional dan biaya operasional serta berapa persentase tersisa yang dapat membayar dividen kepada para pemegang saham ataupun berinvestasi ke para pemegang saham ataupun berinvestasi kembali ke perusahaannya.
2.1.6 Perubahan Laba
Menurut Ariyanti (2010:15) “Laba adalah pendapatan (revenue) yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.”
Dalam rencana penanaman modal, para investor melihat dari laba yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu dan membandingkannya dengan periode lainnya. Besarnya laba pada setiap periode tidaklah sama, sehingga antar periode satu dengan periode lainnya selalu terjadi perubahan laba. Perubahan laba yang terjadi dapat mengandung arti yang positif maupun negatif tergantung dari transaksi yang mempengaruhinya. Transaksi ini melibatkan pendapatan dan biaya dalam suatu periode.
Indikator yang digunakan untuk mengukur sebuah perubahan laba adalah, laba sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang sedang dianalisis. Secara matematis perubahan laba menggunakan rumus sebagai berikut :
ΔYƞ =
Keterangan :
ΔYƞ = Perubahan laba tahun ke-ƞ Ƞ = Tahun ke ƞ
Perubahan laba yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk memperkokoh modal bank yang berasal dari dividen yang tidak dibagikan (laba ditahan). Modal
19
kepercayaan masyarakat sehingga dana pihak ketiga yang dikumpulkan akan semakin besar.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian- penelitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan oleh Agustina dan Silvia (2012) dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap PErubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” menyatakan, CR, TDTA, DER, TATO, dan GPM Berpengaruh terhadap Perubahan Laba secara simultan.
Penelitian Tina (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh CAR, NIM, NPM dan LDR Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI” menyatakan bahwa variabel CAR memiliki pengaruh positif terhadap perubahan laba, sedangkan NIM, NPM dan LDR tidak memiliki pengaruh terhadap Perubahan Laba.
Penelitian Nunung Indriastuti (2014) yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI” menyatakan bahwa DER dan TATO tidak memiliki pengaruh yang ignifikan terhadap Perubahan Laba, sedangkan CR dan NPM berpengaruh secara signifikan positif terhadap Perubahan Laba.
Penelitian Cyndia dkk. (2017) yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero)” menyatakan bahwa CAR memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Perubahan Laba sedangkan ROA, PER dan Perputaran Total
Aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Perubahan Laba. Rincian penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Agustina dan
Silvia (2012)
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen :
CR,TDTA, DER, TATO, GPM, NPM
Variabel Dependen Perubahan Laba
Secara simultan : CR, TDTA, DER, TATO, GPM, NPM berpengaruh
terhadap perubahan laba
Secara parsial : TDTA berpengaruh signifikan dengan arah positif
terhadap perubahan laba dan GPM berpengaruh signifikan dengan arah negatif
terhadap perubahan laba.
Tina (2013) Analisis Pengaruh CAR, NIM, NPM dan LDR
Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI
Variabel Independen CAR, NIM, NPM, LDR
Variabel Dependen Perubahan Laba
Secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel CAR yang memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan variabel lainnya yaitu NIM, NPM dan LDR tidak memiliki pengaruh terhadap perubahan laba.
21
Mahendra Prasanti Hilamaya, Ari Susanti, Heny Kurniangsih, dan Ainin Syukuria Putri . (2017)
The Impact of Financial Ratioon on Ability to Predict Profit : An Empirical Study in
Manufacturers of Food and
Beverages Sub- Sector.
Variabel Independen DER, ROE, TATO
Variabel Dependen Perubahan Laba
Secara simultan : DER dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba ROE berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba
Cyndia Pangerapan,, David Saerang dan Hence Wokas (2017)
Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba di Masa Yang Akan Datang Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero)
Variabel Independen ROA, PER, Perputaran Total Aktiva
Variabel Dependen Perubahan Laba
Secara simultam variabel ROA, PER, dan Perputaran Total Aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang
Sumber: Diolah oleh peneliti
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan atau kaitan suatu teori dengan faktor-faktor vital yang diketahui dalam suatu masalah tertentu. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat dari kerangka konsep di bawah ini :
H1
H2
H3
H4
H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Konsep ialah sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi dan perilaku tertentu. Atau secara sederhana, konsep merupakan dasar pemikiran dari peneliti yang kemudian dikomunikasikan kepada orang lain agar dapat mudah dipahami orang lain.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM), Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah perubahan laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (CAR, NIM, NPM dan LDR) terhadap perubahan laba pada perusahaan baik secara simultan ataupun parsial.
Capital Adequacy Ratio - CAR (X1)
Net Interest Margin - NIM (X2)
Net Profit Margin - NPM (X3)
Loan to Deposit Ratio - LDR (X4)
PERUBAHAN LABA (Y)
23
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah kecukupan modal yang ditunjukkan dengan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol resiko yang timbul yang dapat mempengaruhi besarnya modal bank. CAR juga merupakan indikator kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktiva nya sebagai akibat dari kerugian-kerugian yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan kecukupan modal yang dimiliknya, dengan kata lain, semakin kecil resiko maka semakin meningkat keuntungan yang diperoleh, sehingga semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik dan keuntungan bank akan semakin meningkat sehingga CAR berpengaruh positif terhadap Perubahan Laba.
2. Hubungan NIM terhadap Perubahan Laba
Net Interest Margin (NIM) menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit, pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang disalurkan.
Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan, sehingga peningkatan atau penurunan NIM akan mempengaruhi kenaikan atau penurunan laba. Dengan kata lain NIM berhubungan positif dengan Perubahan Laba.
3. Hubungan NPM terhadap Perubahan Laba
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak (net income) ditinjau dari sudut pandang operasinya. Semakin tinggi nilai NPM akan meningkatkan perolehan laba, hal ini manajemen bank tersebut sudah sangat baik dalam mengelolanya.
Dapat disimpulkan bahwa NPM sangat berpengaruh positif terhadap laba.
4. Hubungan LDR terhadap Perubahan Laba
Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan tingkat likuiditas suatu bank juga menunjukkan kemampuan dalam menjalankan fungsi intermediasi nya dalam menyalurkan dana pihak ketiga ke kredit. Jika rasio ini menunjukkan angka yang rendah maka bank dalam kondisi idle money atau kelebihan likuiditas yang akan menyebabkan bank kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba lebih besar. LDR yang berada di bawah target dan limidnya, maka dapat dikatakan bahwa bank memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya pemeliharaan kas yang menganggur. Sehingga dapat dikatakan sebaliknya semakin tinggi LDR maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif sehingga diharapkan jumlah
25
kredit macetnya rendah.). dengan kata lain LDR berpengaruh postif terhadap perubahan laba.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual seperti yang diuraikan diatas, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
H2 : Net Interest Margin (NIM) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
H4 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
H5 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM), Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan data yang akan diteliti, jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang berasal dari data laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sumber data yang akan diolah berupa jumlah (angka-angka) dari akun yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut. Selain itu, data yang akan dianalisis adalah berupa rasio-rasio yang diperoleh dengan melakukan perhitungan-perhitungan berdasarkan rumus tertentu.
Selanjutnya hasil perhitungan akan dapat menggambarkan keadaan dari objek yang akan diteliti, sehingga penelitian ini bersifat penelitian deskriptif kuantitatif.
3.2 Tempat dan Waktu Peneltian
Penelitian akan dilakukan terhadap laporan keuangan pada sektor perbankan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2018 dengan mengakses situs www.idx.co.id, web.idx.id dan www.sahamok.com
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel atau unsur-unsur yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. Batasan operasional ini bertujuan agar
27
yang sudah didefinisikan konsepnya. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah bahwa data yang digunakan sebagai berikut:
1. Objek perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan perbankan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015- 2018
2. Penelitian ini menggunakan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
3.4 Definisi Operasional Variabel
CAR merupakan rasio kecukupan modal yang dihitung dengan membagi modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko. Untuk mengetahui ketentuan pemenuhan modal minimum maka bank harus menjaga CAR minimum sebesar 8%. Semakin tingi CAR, maka permodalan suatu bank akan semakin kuat.
NIM diperoleh dengan membagi pendapatan bunga bersih dengan aktiva yang dimiliki oleh bank. Aktiva produktif adalah aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan bunga bagi bank. NIM mengukur seberapa besar bunga bersih yang diperoleh dari pembiayaan terhadap aktiva produktif.
NPM diperoleh dengan membagi laba bersih dengan pendapatan operasionalnya. NPM mengukur laba bersih yang diperoleh bank dari kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional bank yang utama adalah menghimpun dana dan menyalurkan kredit.
LDR merupakan rasio yang menilai tingkat likuiditas dari suatu bank.
Bank dikatakan likuid apabila dapat mengembalikan dana pihak ketiga kapan saja sesuai permintaan nasabah dengan dana yang dimilikinya. LDR dihitung dengan membagi kredit dengan dana pihak ketiga (tidak termasuk kredit ke bank lain maupun dana dari bank lain).
Perubahan laba terjadi karena adanya peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh dan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator yang terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi guna memahami laba, apa yang diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah penting untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan suatu kinerja bank.
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Variabel Bebas Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR
dipergunakan untuk mengukur kecukupan modal untuk menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit
Rasio
Net Interest Margin
NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
Rasio
29
produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih Net Profit
Margin (NPM)
NPM
menggambarkan tingkat
keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan
pendatapan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya.
Rasio
Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Rasio
Variabel Terikat
Perubahan laba
Perubahan laba sebelum pajak antar periode
Rasio
Sumber : diolah oleh peneliti
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2017:117)
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek/objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Sebagai elemen populasi dapat dijadikan objek penelitian, yang biasa disebut sampel.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin memiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Maknanya sampel yang diambil dapat mewakili atau representative bagi populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan menetapkan kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain :
1. Perusahaan perbankan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018.
2. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018 yang memiliki kelengkapan data yang diperlukan untuk penelitian selama tahun penelitian.
31
Berdasarkan kriteria di atas, peneliti mendapatkan hasil sebanyak 13 sampel perusahaan perbankan. Daftar nama perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan disajikan di tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
DAFTAR POPULASI DAN SAMPEL PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
NO Kode Bank
Nama Bank
Kriteria
Sampel
1 2
1 AGRO BANK RAKYAT INDONESIA AGRONIAGA
√ √ 1
2 AGRS BANK AGRIS √ √ 2
3 ARTO BANK ARTOS INDONESIA - - -
4 BABP BANK MNC INTERNASIONAL √ - -
5 BACA BANK CAPITAL INDONESIA √ - -
6 BBCA BANK CENTRAL ASIA √ - -
7 BBHI BANK HARDA
INTERNASIONAL
√ - -
8 BBKP BANK BUKOPIN √ - -
9 BBMD BANK MESTIKA DHARMA √ - -
10 BBNI BANK NEGARA INDONESIA √ - -
11 BBNP BANK NUSANTARA
PARAHYANGAN
√ √ 3
12 BBRI BANK RAKYAT INDONESIA √ √ 4
13 BBTN BANK TABUNGAN NEGARA √ - -
14 BBYB BANK YUDHA BAKTI √ √ 5
15 BCIC BANK J TRUST INDONESIA √ - -
16 BDMN BANK DANAMON INDONESIA √ √ 6
17 BEKS BANK PEMBANGUNAN
DAERAH BANTEN
√ - -
18 BGTG BANK GANESHA - - -
19 BINA BANK INA PERDANA √ - -
20 BJBR BANK JABAR BANTEN √ - -
21 BJTM BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR
√ √ 7
22 BKSW BANK QNB INDONESIA √ - -
23 BMAS BANK MASPION INDONESIA √ - -
24 BMRI BANK MANDIRI √ - -
25 BNBA BANK BUMI ARTA √ - -
26 BNGA BANK CIMB NIAGA √ √ 8
27 BNII BANK MAYBANK INDONESIA √ √ 9
28 BNLI BANK PERMATA √ √ 10
29 BSIM BANK SINAR MAS √ - -
30 BSWD BANK OF INDIA INDONESIA √ - -
31 BTPN BANK TABUNGAN
PENSIUNAN NASIONAL
√ √ 11
32 BVIC BANK VICTORIA INTERNATIONAL
√ - -
33 DNAR BANK DINAR INDONESIA √ - -
34 INPC BANK ARTHA GRAHA INTERNATIONAL
√ - -
35 MAYA BANK MAYAPADA
INTERNATIONAL
√ - -
36 MCOR BANK CHINA CONSTRUCTION BANK INDONESIA
√ - -
37 MEGA BANK MEGA √ - -
38 NAGA BANK MITRANIAGA √ √ 12
39 NISP BANK OCBC NISP √ √ 13
40 NOBU BANK NATIONAINOBU √ - -
41 PNBN BANK PAN INDONESIA √ - -
42 PNBS BANK PANIN SYARIAH √ - -
43 SDRA BANK WOORI SAUDARA INDONESIA
√ - -
Sumber: diolah oleh peneliti
33
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada kepada pengumpul data. Sumber penelitian ini adalah pada bank go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah terdaftar dari periode 2015 sampai tahun 2018 dengan mengambil data-data berupa laporan keuangan publikasi yang bisa diunduh melalui website resmi www.idx.co.id.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu : mengumpulkan, mengklasifikasi dan menganalisis data yang memiliki hubungan dengan masalah pada penelitian ini, melalui dua tahap, yaitu :
1. Pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu pengumpulan informasi yang berkaitan dengan penelitian melalui buku-buku dan sumber lainnya.
2. Kedua dengan mengumpulkan data sekunder yang berisi laporan rasio keuangan bank go publicyang terdaftar pada periode 2015-2018 yang diperoleh dengan mengakses situs resmi www.idx.co.id. Laporan rasio keuangan bank go public yang menjadi data pada penelitian ini merupakan laporan yang telah diaudit.
3.8 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistic deskriptif. Data yang digunakan adalah data kuantitatif dalam bentuk angka-angka yang diolah dengan
alat bantu statistik yaitu software SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh empat variabel bebas (CAR, NIM, NPM dan LDR) terhadap satu variabel terikat (perubahan laba) sehingga analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini dapat dituliskan seperti berikut :
Y = a+b1 X1 +b2 X2 +b3 X3 + b4 X4 + e Keterangan :
Y = Perubahan laba
a = Intercept (konstanta) X1 = Capital Adequacy Ratio X2 = Net Interest Margin X3 = Net Profit Margin X4 = Loan to Deposit Ratio
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas
e = Error turn
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah asumsi yang mendasari analisis regresi dengen tujuan mengukur asosiasi atau keterikatan antara variabel bebas. Terdapat empat pengujian terkait uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,dan uji autokorelasi.
3.8.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.
Nilai residual termasuk berdistribusi normal apabila nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya, jika
35
digambarkan dalam bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng (bell- shaped curve) dengan kedua sisinya melebar sampai tak terhingga. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan terhadap nilai residual terstandarisasinya (multivariate) dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.
1. Analisis grafik
Uji normalitas dengan analisis grafik menggunakan histogram dengan menggambarkan variabel terikat sebagai sumbu vertikal, sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai sumbu horizontal. Apabila Histogram Standart Sized Regression Residual membentuk kurva menyerupai lonceng artinya nilai residual termasuk normal. Cara lainnya yang dapat digunakan untuk menguji normalitas yaitu melalui pendekatan grafik dengan menggunakan normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distriusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal dapat digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Distibusi kumulatif dari data sesungguhnya dapat digambarkan dengan ploting. Apabila data normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya.
2. Analisis Statistik
Uji statistik pada penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi kumulatif.
3.8.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak dalam model regresi. Multikolinieritas pada model regresi dapat timbul, disebabkan oleh beberapa hal berikut :
1. Variabel ekonomi pada umumnya berubah sepanjang waktu. Besaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor yang sama sehingga jika satu faktor mempengaruhi variabel dependen maka seluruh variabel cenderung menjadi satu arah
2. Penggunaan nilai lag (lagged value) dari variabel-variabel bebas tertentu dalam model regresi
3. Metode pengumpulan data yang digunakan (the data collection employed)
4. Timbulnya kendala dalam model atau populasi yang menjadi sampel (constaint on the model or in the population being sampled)
Metode-metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas, salah satunya dengan cara melihat nilai t dan nilai R2 statistik, melihat dari nilai Pair Wise Correlation antar variabel bebas dengan menggunakan regresi bantuan (auxiliary regression) dengan melihat nilai korelasi parsial (examination of partial correlation) berdasarkan nilai TOL (tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor), maka pada penelitian ini akan digunakan uji multikolinieritas dengan menggunakan nilai TOL dan VIF. Apabila melalui pengunjian
37
multikolinieritas didapatkan nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model tidak terdapat mutikolineritas.
3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Apabila varian variabel pada model regresi mempunyai nilai yang sama (konstan) maka dinyatakan homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan menggunakan metode analisis statistik dan grafik.
1. Analisis Grafik
Analisis grafik digunakan dengan mengamati scatter plot, sumbu horizontal menunjukkan nilai Predicted Standardized (PS) sedangkan sumbu vertikal menunjukkan nilai Residual Studentized (RS). Apabila scatterplot membentuk pola tertentu maka hal itu menunjukkan terdapat masalah heteroskedastisitas pada model regresi tersebut dan jika scatter plot menyebar secara acak maka tidak terdapat masalah dalam model regresi tersebut
2. Analisis Statistik
Uji Heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Glejser, semua variabel bebas akan diregresikan terhadap nilai mutlak residualnya. Apabila terdapat pengaruh signifikan variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Persaman yang digunakan pada uji Glejser adalah sebagai berikut :
ǀuiǀ = α+β Xi + ui Keterangan :
ǀuiǀ = Nilai residual mutlak Xi = Variabel bebas
Jika β signifikan maka terdapat pengaruh variabel bebas terdapat nilai residual mutlak atau terdapat gejala heteroskedastisitas dan begitupun sebaliknya.
3.8.2 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error atau serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data timeseries). Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series. Penelitian ini menggunakan metode run test untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah Autokorelasi. Analisis run test termasuk dalam kategori statistik nonparametik. Uji Run test digunakan untuk nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai alpha nya. Begitupun sebaliknya apabila nilai signifikansi lebih kecil dibandingkan nilai alpha maka terdapat masalah pada data observasi.
3.8.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai sesuatu yang perlu diuji kebenarannya. Untuk mengetahui kebenaran pernyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian dan analisis yang sebagian besar penelitian dilakukan
39
menggunakan sampel. Dengan begitu data hasil pengukuran sampel akan digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu hipotesis.
3.8.3.1 Uji F Statistik (Simultan)
Nilai F hitung digunakan untuk menguji model atau Goodness of Fit, apakah model persamaan termasuk dalam kriteria cocok (Fit) atau tidak. Uji F disebut juga uji simultan yang digunakan untuk menguji apakah variabel mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah model fit atau tidak nilai F itu harus dibandingkan dengan nilai F tabel dengan df : (k-1), (n-k). nilai F hitung dihitung dengan formula sebagai berikut :
F-hitung
√
Jika F-hitung ≥ F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Jika F-hitung <F-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Intereset Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh simultan ataupun parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia
H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Intereset Margin (NIM), Net Profit Margin (NPM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan ataupun parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.