• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD MURABAHAH PADA BMT INSAN MANDIRI MAKASSAR

ASTINI SAIDIN

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

(2)

ii

SKRIPSI

ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD MURABAHAH PADA BMT INSAN MANDIRI MAKASSAR

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

ASTINI SAIDIN A31110292

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

(3)

iii

SKRIPSI

ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD MURABAHAH PADA BMT INSAN MANDIRI MAKASSAR

disusun dan diajukan oleh

ASTINI SAIDIN A31110292

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 12 April 2017

Pembimbing I

Dr. H. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si.

NIP 196305151992031003

Pembimbing II

Drs. Muhammad Ashari, Ak., M.SA, CA NIP 196502191994031002

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 196509251990022001

(4)

iv

SKRIPSI

ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD MURABAHAH PADA INSAN MANDIRI MAKASSAR

disusun dan diajukan oleh

ASTINI SAIDIN

A31110292

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 18 Mei 2017 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui, Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1 Dr. H. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si. Ketua 1 ………..

2 Drs. Muhammad Ashari, M.SA., Ak. CA Sekretaris 2 ………..

3 Dr. Alimuddin, S.E., M.M., Ak. Anggota 3 ………..

4 Drs. Muh. Achyar Ibrahim, M.Si., Ak. CA Anggota 4 ………..

5 Drs. H. Abdul Rahman, Ak., MM Anggota 5 ………..

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Hj. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 196509251990022001

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Astini Saidin

NIM : A3110292

departemen : Akuntansi

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD MURABAHAH PADA BMT INSAN MANDIRI MAKASSAR

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, April 2017 Yang membuat pernyataan,

Astini Saidin

(6)

vi

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala berkah dan karunia Allah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan tidak luput dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dan mama tercinta: Drs. Saidin dan Dra. Hasnawati atas perhatian, kasih sayang dan dukungan yang terus mengalir serta kakak, adik dan keluarga besar yang telah memberi motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. H. Abdul Hamid Habbe, S.E., M.Si. dan Drs. Muhammad Ashari, M.SA., Ak., CA. selaku pembimbing dalam penulisan skripsi, atas masukan dan nasehat yang berharga serta kesabaran dalam proses pembimbingan.

3. Rahmawati H.S., S.E., Ak. selaku Penasehat Akademik yang senantiasa memberi dorongan dalam penyelesaian studi.

4. Para pemegang jabatan struktural Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin: Dekan beserta jajarannya dan Ketua Departemen beserta jajarannya.

5. Seluruh dosen beserta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang telah memberikan segenap ilmunya kepada peneliti, khususnya Staf Pengajar Departemen Akuntansi.

(7)

vii

6. Manajemen BMT Insan Mandiri Makassar yang sangat kooperatif dalam proses penelitian dan beberapa nasabah yang bersedia meluangkan waktunya untuk melengkapi data penelitian yang dibutuhkan.

7. Saudara tercinta, ikhwah Forum Studi Ekonomi Islam Universitas Hasanuddin (FoSEI UNHAS), LDM Al Aqsho UNHAS dan KOMPAK terkhusus Lispi, Ulfah, Epi, Fidah, Ina dengan segala nasehat dan doa untuk memudahkan peneliti.

8. Adik-adik kesayangan: Hilwah, Ena, Ira, Narti, Husni, Eka, Emmy, Rara, Afifah dan lainnya yang menjadi pelecut untuk terus belajar.

9. Teman-teman dan sahabat P10neer terkhusus Chitonk dan Adnin atas kebersamaan yang sangat berharga.

10. Civitas Akademika Universitas Hasanuddin baik tingkat Universitas maupun tingkat Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

11. Dan pihak lainnya yang tidak dapat peneliti tuliskan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan skripsi ini.

Makassar, April 2017

Astini Saidin

(8)

viii

ABSTRAK

ANALISIS PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN AKAD

MURABAHAH PADA BMT INSAN MANDIRI MAKASSAR

ANALYSIS OF EQUITY FINANCING WITH MURABAHAH CONTRACT IN BMT INSAN MANDIRI MAKASSAR

Astini Saidin Abdul Hamid Habbe

Muhammad Ashari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pembiayaan modal usaha dengan akad murabahah, alasan penggunaan akad murabahah dan hal-hal yang memungkinkan penggunaan akad mudharabah atau musyarakah dalam pembiayaan modal usaha pada BMT Insan Mandiri Makassar. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Peneliti juga mengumpulkan dokumen- dokumen yang relevan dan mendukung pembahasan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pembiayaan modal usaha dengan akad murabahah menyertakan akad wakalah. Alasan penggunaan akad murabahah adalah keuntungan yang pasti, pengamanan dana investor dan ketidaksiapan nasabah menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Penggunaan akad mudharabah dan musyarakah memungkinkan bila pihak BMT telah mengenal karakter nasabah dengan baik dan proyek usaha yang diajukan menunjukkan profit yang jelas.

Kata kunci: murabahah, mudharabah, musyarakah, baitul maal wat tamwil

This study aims to know the procedure of equity financing with murabahah contract, the reason for the use of murabahah contract and the things that allow the use mudharabah or musyarakah contract in equity financing in BMT Insan Mandiri Makassar. This study use a qualitative design. The research data was obtained from direct interviews with relevant parties. Researchers also collected relevant documents and supporting research discussion. The results showed that business capital financing with murabahah include wakalah. The reason for using the murabaha contract is definite profit, safety funds investors and unpreparedness of customers using mudharabah and musyarakah. Use of mudharabah and musyarakah is possible if the BMT had known customers with good character and business projects submitted showed definite profit

Keywords: murabahah, mudharabah, musyarakah, baitul maal wat tamwil

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

1.5. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Tentang Pembiayaan dan Akad ... 8

2.2. Gambaran Umum BMT ... 15

2.3. Gambaran Umum Murabahah ... 16

2.4 Gambaran Umum Mudharabah ... 25

2.5 Gambaran Umum Musyarakah ... 35

(10)

x

2.6 Penelitian Terdahulu ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 48

3.2 Kehadiran Peneliti ... 48

3.3 Lokasi Penelitian ... 49

3.4 Fokus Penelitian ... 49

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.7. Analisis Data ... 50

3.8 Pengecekan Validitas Data ... 51

3.9 Tahapan Penelitian ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum BMT Insan Mandiri Makassar ... 53

4.2 Pembiayaan Modal Usaha dengan Akad Murabahah pada BMT Insan Mandiri Makassar ... 55

4.3 Alasan Pemilihan Akad Murabahah pada Pembiayaan Modal Usaha oleh BMT Insan Mandiri Makassar ... 58

4.4 Hal-Hal yang Memungkinkan BMT Insan Mandiri untuk Menggunakan Akad Mudharabah atau Musyarakah dalam Pembiayaan Modal Usaha ... 60

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 61

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 66

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pangsa Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah .. 4 Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 44 Tabel 4.1 Angsuran Bulanan Pembiayaan BMT Insan Mandiri ... 57

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Skema 2.1 Murabahah... 20

Skema 2.2 Mudharabah ... 29

Skema 2.3 Musyarakah ... 38

Skema 4.1 Prosedur Pembiayaan Murabahah ... 58

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Biodata ... 67

Surat Keterangan Penelitian ... 68

Formulir Pengajuan Pembiayaan ... 69

Contoh Perjanjian Pembiayaan Murabahah ... 71

Contoh Perjanjian Wakalah ... 73

Dokumentasi Penelitian ... 74

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modal adalah faktor penting untuk menghasilkan harta demi peningkatan taraf hidup manusia. Kedudukan modal adalah sedemikian vitalnya. Ia merupakan sendi utama bagi usaha-usaha produksi dan distribusi. Tanpa modal yang memadai, laju bisnis atau usaha akan mengalami keterlambatan dan cenderung berkutat pada skala kecil. Tanpa modal, produksi yang berskala besar dalam dunia industri modern menjadi tidak mungkin. Jika hanya mengandalkan tenaga kerja manusia hasilnya sangat sedikit atau tidak signifikan. Oleh karena itu, tidak salah jika dikatakan bahwa kemajuan industri yang dicapai sekarang ini adalah karena penggunaan modal.

Pentingnya modal dalam Islam telah dituliskan dalam QS. Ali Imran ayat 14 yang artinya:

“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga)”

Al Qur’an telah menyatakan berbagai harta yang bisa dijadikan modal tersebut menjadi ke inginan dan kesenangan hidup di dunia. Afzalurrahman (1997:263) mengemukakan bahwa Al Qur’an menyatakan kekayaan dan modal ini dengan ungkapan “persediaan untuk digunakan oleh manusia”, agar manusia dapat menghasilkan kekayaan terus menerus untuk memenuhi keinginannya.

harta yang bertumpuk dari jenis emas, perak, kuda-kuda pilihan, dan ternak, semuanya merupakan bentuk modal yang lain yang dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif.

(15)

2

2

Dalam sebuah hadits Rasulullah juga dinyatakan terkait pentingnya modal ini yang artinya:

“Tidak akan ada kecemburuan kecuali dalam dua hal: orang yang diberi Allah kekayaan (atau modal) dan kekuasaan untuk membelanjakannya dalam menegakkan kebenaran (untuk kepentingannya dan kepentingan orang lain), dan orang yang telah dijamin Allah dengan ilmu pengetahuan yang banyak untuk menilai dan mengajarkannya pada yang lain” (HR. Bukhari)

Sejalan dengan kandungan ayat Al Qur’an dan Hadits di atas, tidak semua ora ng memiliki kemampuan di bidang modal. Allah memberikan kekayaan yang berlebih terhadap sebagian manusia saja. Sedangkan salah satu kendala yang sering dihadapi dunia usaha adalah masalah permodalan. Masalah permodalan ini merupakan permasalahan klasik yang sejak dahulu hingga sekarang sering dialami oleh para pebisnis dalam rangka pengembangan usahanya. Oleh karena itu diperlukan adanya kerja sama antara pemilik modal dan orang yang memiliki keterampilan untuk mengelola atau menggunakan modal tetapi tidak memiliki modal.

Pembangunan ekonomi harus mampu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat serta mampu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pelaku ekonomi untuk berperan sesuai dengan bidang usaha masing-masing. Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, dibutuhkan sebuah bentuk kemitraan yang diartikan sebagai kerja sama pihak yang mempunyai modal dengan pihak yang mempunyai keahlian atau peluang usaha dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Di sinilah diharapkan peran lembaga-lembaga keuangan untuk menghimpun dana kemudian menyalurkannya (Rivai dkk, 2010:175).

(16)

3

3

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan bunga bank karena termasuk ke dalam riba’, keputusan fatwa majelis ulama indonesia nomor 1 tahun 2004 tentang bunga adalah:

“Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada jaman Rasulullah SAW, Ya ini Riba Nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram Hukumnya. Praktek Penggunaan tersebut hukumnya adalah haram,baik di lakukan oleh Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, Dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.”

Sebagai Muslim, tentu ingin menghindari hal-hal yang telah diharamkan.

Diperlukan lembaga keuangan lain yang bisa memenuhi hajat akan modal maka berdiri dan berkembanglah lembaga keuangan syariah terkhusus bank syariah.

Sulitnya urusan administrasi dan persyaratan dari bank membuat sebagian masyarakat sulit mengakses modal untuk usaha. Memang di sisi lain, kita tidak dapat menyalahkan pihak si lembaga kredit atau perbankan mengutamakan asas prudential demi pengembalian dananya sehingga tidak akan terjadi permasalahan kredit, seperti kredit macet bagi mereka. Kemudian dengan asas tersebut, mereka membuat aturan sedemikian rupa sehingga calon nasabahnya adalah hanya pengusaha yang benar-benar ingin mengembangkan usahanya.

Sementara untuk kemajuan perekonomian, usaha kecil dan menengah memerlukan perhatian yang besar. Adanya lembaga keuangan mikro syariah seperti Baitul wat Tamwil (BMT) diharapkan dapat membantu pembiayaan usaha kecil masyarakat.

Dalam sistem ekonomi Islam ada dua bentuk kemitraan dalam berusaha yang umum dikenal yaitu mudharabah dan musyarakah. BMT Insan Mandiri Makassar menerapkan pembiayaan modal usaha dengan menggunakan akad murabahah yang pada hakikatnya adalah akad jual beli bukan bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah. Hal tersebut hampir terjadi di semua lembaga

(17)

4

4

perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Jual beli memang bukanlah hal yang dilarang tetapi malah dianjurkan. Namun, Nursella dan Idroes (2013) menyatakan bahwa total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil tidak pernah lebih dari setengah total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Pembiayaan dengan sistem murabahah menjadi produk unggulan di bank-bank syariah. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik karena diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lebih mendominasi. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakkan sektor rill karena menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif dan mengembangkan usaha produktif. Bila ditinjau dari konsep bagi hasil maka harus ada profit yang dibagi.

Hal tersebut hanya bisa terjadi bila uang digunakan untuk usaha yang produktif.

Bentuk murabahah sekarang telah berkembang menjadi salah satu jalan pembiayaan yang tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi namun juga untuk kebutuhan modal usaha. Pembiayaan dengan akad murabahah menjadi pembiayaan yang paling banyak digunakan dalam perbankan syariah. Fakta tentang ini termuat dalam tabel berikut.

Tabel 1.1 Pangsa Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah (dalam juta Rp)

(Tahun 2012-2015)

Sumber : Statistik Perbankan Syariah Juni 2016, data diolah

Heykal (2014) menyatakan konsep murabahah yang dilakukan oleh bank syariah di Indonesia sangat berbeda dengan akad murabahah yang dilakukan oleh bank syariah yang ada di negara lain. Akad murabahah yang berbasis ba’i yang ada di negara lain merupakan murabahah di mana terdapat barang yang

Jenis 2012 2013 2014 2015

Mudharabah 99.361 106.851 122.467 168.516

Musyarakah 321.131 426.528 567.658 652.316

Murabahah 2.854.646 3.546.361 3.965.543 4.491.697

Lainnya 278.382 353.752 349.241 452.642

Jumlah 3.553.520 4.433.492 5.004.909 5.765.171

(18)

5

5

dimiliki oleh pembeli pertama yang akan bertindak sebagai penjual kedua.

Contoh nyatanya telah banyak kita lihat pada jual beli di pasar secara jujur yang biasa dilakukan oleh kita sehari-hari. Dalam Islam, jual beli pada dasarnya harus memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Ini merupakan konsep murabahah yang original. Sedikit berbeda dengan tamwil bil murabahah yang merupakan pembiayaan murabahah dengan basis jual beli. Perbedaannya sebagai berikut.

Dalam pembiayaan murabahah ini, diberikan contoh bila seorang nasabah ingin membeli mobil, maka nasabah tersebut akan mempergunakan konsep tamwil bil murabahah untuk mendapatkan mobil tersebut. Agar akad tersebut dapat terlaksana maka nasabah datang ke suatu bank syariah dan mengajukan pembiayaan berbasis murabahah. Di sini yang berlaku adalah pembiayaan dengan konsep tamwil bil murabahah. Dengan adanya konsep tamwil bil murabahah maka pembeli akhir menandatangani kontrak dengan bank syariah untuk mewakili dirinya dalam melakukan pembelian mobil. Tentunya setelah nasabah mengetahui jenis mobil yang akan dibelinya. Di sini bank syariah akan menerbitkan akad wakalah (perwakilan) yang menyatakan bahwa bank syariah menyetujui untuk mewakili nasabah dalam melakukan pembelian mobil terhadap nasabah. Bank syariah dengan akad ini dianggap telah memiliki barang yang akan dijualnya lagi kepada nasabah pembiayaan murabahah selaku pembeli akhir dengan akad tamwil bil murabahah. Dengan akad ini maka kepemilikan bank syariah terhadap barang tersebut hanya sebentar. Di akad ini dapat dipastikan terjadi perbedaan harga. Akan tetapi ini bukan merupakan konsep time value of money yang dilarang dalam syariah Islam dikarenakan ada underlying transaction yang mendasarinya. Dapat dicontohkan dengan penerbitan sukuk dimana terdapat underlying asset (asset yang mendasari), seperti sukuk ijarah, dimana selalu diikuti dengan aset yang mendasari

(19)

6

6

penerbitan sukuk tersebut dan investor sukuk akan mendapatkan revenue dari asset tersebut. Hal ini juga terjadi pada akad tamwil bil murabahah. Hal tersebut lah yang kemudian menjadi alasan dikeluarkannya PSAK 102 (revisi 2013) tentang murabahah yang berusaha menyentuh praktek murabahah yang sering dilakukan oleh bank syariah.

Pembiayaan berbasis jual beli dengan akad murabahah menjadi yang paling banyak dilakukan oleh lembaga keuangan syariah. Lebih banyaknya jumlah produk murabahah tentunya dianggap karena resikonya lebih kecil. RIvai, dkk (2010:219) menyatakan bahwa murabahah merupakan suatu produk pembiayaan yang populer dan memiliki margin tinggi dan risikonya mudah dikelola.

Fatmawati (2014) menyimpulkan:

“Risiko umum yang dihadapi oleh pihak BMT dalam kaitannya dengan pembiayaan murabahah adalah angsuran atau penyetoran yang macet. Namun, terdapat juga beberapa risiko lainnya yang pernah terjadi di ketiga BMT yang menjadi objek penelitian. Risiko yang sama-sama dihadapi oleh ketiga BMT adalah terutama mengenai pengadaan barang dimana pihak BMT tidak dapat membelikan langsung barang untuk nasabah. Bahkan pihak BMT tidak bisa bersama berbelanja barang yang diinginkan nasabah sehingga pihak BMT harus mewakalahkan (mewakilkan) kepada nasabah itu sendiri atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh nasabah.”

Risiko murabahah di atas dianggap masih lebih kecil dibandingkan risiko yang ditimbulkan oleh mudharabah dan musyarakah. Antonio (2015:94-98) menyatakan bahwa mudharabah dan musyarakah berisiko terjadinya kelalaian dan kesalahan yang disengaja. Nasabah bisa saja menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak atau menyembunyikan keuntungannya.

Selain itu, Alfian (2012) menemukan bahwa dalam pelaksanaan akad murabahah, bank dapat langsung menentukan margin yang diinginkan, nasabah tidak diharuskan untuk membuat laporan tentang hasil usahanya kepada bank setiap bulannya. Hal tersebut yang tidak berlaku dalam mudharabah dan

(20)

7

7

musyarakah sehingga pihak bank atau BMT lebih memilih menggunakan akad murabahah.

Walau risikonya lebih besar dibandingkan dengan produk murabahah, mudharabah dan musyarakah merupakan produk yang sangat penting. Kedua produk ini yang menjadi ciri sistem ekonomi Islam yang dikenal dengan sistem bagi hasilnya. Pembiayaan jenis ini membuat nuansa moneter menjadi lebih menonjol dibandingkan sektor riil karena pembiayaan murabahah pada umumnya bersifat konsumtif sehingga tidak sesuai dengan cita-cita ekonomi Islam yang menuntut keseimbangan antara sektor moneter dan sektor riil. Kedua produk ini akan melibatkan dua pihak yang sedang bergerak mengelola sektor usaha yang akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Upaya untuk mengarahkan lebih banyak lagi transaksi pembiayaan menggunakan akad mudharabah dan musyarakah sangat diperlukan. Hal-hal yang dapat membuat jumlah produk mudharabah dan musyarakah perlu dicari untuk kemudian dapat dilakukan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pembiayaan Modal Usaha dengan Akad Murabaha pada BMT Insan Mandiri Makassar”.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Alfian (2012) dengan tempat penelitian yang berbeda. Bagaimana pelaksanaan atau mekanisme pembiayaan modal usaha dengan akad murabahah dan alasann penggunaan akad murabahah tersebut menjadi bahasan yang sama. Dengan tempat penelitian berbeda, hasil penelitian ini bisa berbeda. Perbedaan selanjutnya adalah dalam penelitian ini penulis menggali tentang hal-hal yang dapat memungkinkan BMT Insan Mandiri Makassar menggunakan akad

(21)

8

8

mudharabah/musyarakah dalam pembiayaan modal usaha yang tidak ada dalam penelitian sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimana mekanisme atau prosedur pelaksanaan pembiayaan modal usaha dengan akad murabahah pada BMT Insan Mandiri Makassar?

2. Mengapa BMT Insan Mandiri Makassar memilih akad murabahah dalam pembiayaan modal usaha bukan akad mudharabah atau musyarakah?

3. Hal-hal apa yang memungkinkan BMT Insan Mandiri Makassar untuk menggunakan akad mudharabah atau musyarakah dalam pembiayaan modal usaha?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan pembiayaan modal usaha dengan akad murabah pada BMT Insan Mandiri Makassar.

2. Untuk mengetahui alasan pemilihan akad murabahah dalam pembiayaan modal usaha oleh BMT Insan Mandiri Makassar.

3. Untuk mengetahui hal-hal yang memungkinkan BMT Insan Mandiri Makassar untuk menggunakan akad mudharabah atau musyarakah dalam pembiayaan modal usaha.

(22)

9

9 1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam hal teoretis, praktis dan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan yang terkait.

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Penelitian ini dapat menjadi pelengkap dari penelitian-penilitian sebelumnya terkait bisnis Islam terkhusus dalam hal pembiayaan modal usaha untuk menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Dengan adanya penelitian ini masyarakat dalam hal ini pelaku bisnis dan lembaga keuangan terkait dapat memperoleh tambahan gambaran yang lebih jelas mengenai proses pembiayaan modal usaha dalam ekonomi Islam.

1.4.3 Kegunaan Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan pemerintah terkait proses bisnis Islam yang terjadi di masyarakat untuk kemudian menentukan kebijakan yang lebih baik untuk pengembangan bisnis Islam.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, pembahasan dan penyajian hasil penelitian akan disusun dengan materi sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

(23)

10

10 BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan pengertian dan teori-teori yang mendasari dan berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini, yang digunakan sebagai pedoman dalam menganalisa masalah. Teori-teori yang digunakan berasal dari literatur-literatur yang ada baik dari perkuliahan maupun sumber yang lain.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, metode pengumpulan data, sumber data, serta metode analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat organisasi, struktur organisasi, dan produk-produk organisasi.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan penulis. Hasil penelitian tersebut kemudian diolah sesuai yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil pembahasan masalah dalam penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) kualitas proses belajar siswa yang dilihat dari motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi berbahasa

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa dalam masalah ini terdapat satu kesimpulan bahwa permasalahan konflik Poso awalnya adalah

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini memilih metode spektrofotometri ultraviolet sebagai metode yang digunakan untuk penetapan kadar α-mangostin dalam plasma

Dalam tempoh sebulan yang lepas, berapa kerapkah anda membaca atau melihat secara dekat tanda amaran kesihatan pada kotak rokok.. 1

Kesalahan bentuk komunikatif terjadi pada hubungan antar kalimat yang tidak berkaitan karena terjemahan mahasiswa tidak lengkap, penulisan judul yang tidak sesuai dengan

Sedangkan analisis kelompok merupakan suatu metode yang dikelompokkan atau klaster dari OTU’s yang mempunyai koefisiensi similaritas yang tinggi untuk menggambarkan tingkat

Sistim pemasaran pada saluran ini tidak langsung dimana nelayan dan armada kapal menjual ikan ke pedagang besar dan pedagang kecil, dengan cara pedagang langsung

Pada grafik hubungan antara stabilitas dan kadar aspal yang menggunakan aspal pen.60/70 seperti yang terlihat pada Gambar 1, 2, dan 3, terlihat hasil penelitian menunjukan bahwa