ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
SARIKARYA CONDONG CATUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Priskila Cahyatri Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT; (2) peningkatan motivasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT dari skor kondisi awal 53,95 (rendah) menjadi 75 (tinggi); dan (3) peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT dari nilai rata-rata 61,17 menjadi 72 dan dari persentase ketuntasan 31,03% menjadi 70%.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah 20 siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya Condong Catur tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA. Instrumen ini menggunakan lembar observasi, lembar kuesioner, dan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis IT telah dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: mengamati gambar, pemberian motivasi melalui gambar, menonton video, menyimak video, pembagian kelompok, dan bermain kuis melalui Macromedia Authorware; (2) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata motivasi belajar dari kondisi awal 53,95 (rendah) menjadi 72,78 (tinggi) pada siklus I dan meningkat menjadi 76,8 (tinggi) pada siklus II; (3) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata nilai ulangan dari kondisi awal 61,17 menjadi 70,78 pada siklus I dan meningkat menjadi 77,5 pada siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari kondisi awal 31,03% menjadi 68,42% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 85% pada siklus II.
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT ON SCIENCE USING IT MEDIA BASED LEARNING IN GRADE IV AT SARIKARYA
CONDONG CATUR ELEMENTARY SCHOOL IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 science achievement using IT based learning media ; (2) the improve learning motivation on science using IT based learning media from the early condition scor 53,95 (low) become 75 (high); and (3) the improve learning achievement on science of using IT based learning media from the average value 61,17 become 72 and from the percentage of completeness 31,03% become 70%.
The kind of this research was Classroom Action Research. The subjects of this research was 20 fourth grade students in Sarikarya Elementary School odd semester of year academic 2015/2016. The object was improving motivation and learning achievement on science. This instrument used observation sheet, questionnaire sheet, and test. The technique of analysis data was qualitative-quantitative descriptive.
The results of research showed that (1) the effort to improve motivation and learning achievement on science using IT based learning media with the steps were observing image, giving motivation by picture, watching video, division of the group for the quiz, and playing quiz through Macromedia Authorware; (2) using IT based learning media can improve student learning motivation of science from student learning motivation early condition at 53,95 (low) then increase become 72,78 (high) in cycle I and improve become 76,8 (high) in cycle II; (3) using learning media based IT can improve student learning motivation of science from early condition of student average value 61,17 with the percentage of achievement KKM at 31,03%, in cycle I become 70,78 with percentage of achievement KKM at 68,42%, then in the cycle II become 77,5 with the percentage of achievement KKM 85%.
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA
CONDONG CATUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Priskila Cahyatri NIM: 121134240
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA
CONDONG CATUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Priskila Cahyatri NIM: 121134240
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus yang selalu memberi aku semangat, kekuatan, serta harapan untuk hidupku.
2. Orang tua saya, Budi Raharja dan Maryani yang selalu memberi dukungan doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
3. Adik saya, Vebisono Prismoyo yang selalu memberi semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Polycarpus Bruri Olan Atmaja, teman istimewa yang selalu memberi tawa, perhatian, saling memberi dukungan, dan bantuan selama pengerjaan skripsi.
5. Dativa Sariperwita, sahabat seperjuangan saya yang selalu menemani dan memberi tawa dan dukungan dalam mengerjakan skripsi.
6. Teman-teman PPL yang membantu memberikan saran dan informasi untuk kelancaran skripsi ini.
7. Teman-teman payung yang mau bersama-sama berjuang bagi skripsi ini. 8. Seluruh warga SD Negeri Sarikarya Condong Catur yang memberikan
v MOTTO
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti
siang. (Mazmur 37: 5-6)
Kebahagiaan Anda tumbuh berkembang manakala Anda turut membantu orang lain. Namun, bilamana Anda tidak mencoba membantu sesama, kebahagiaan akan layu dan mengering. Kebahagiaan bagaikan sebuah tanaman, harus disirami setiap
vi
Priskila Cahyatri
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Priskila Cahyatri
Nomor Mahasiswa : 121134240
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA CONDONG CATUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 23 Februari 2016 Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
SARIKARYA CONDONG CATUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Priskila Cahyatri Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT; (2) peningkatan motivasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT dari skor kondisi awal 53,95 (rendah) menjadi 75 (tinggi); dan (3) peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT dari nilai rata-rata 61,17 menjadi 72 dan dari persentase ketuntasan 31,03% menjadi 70%.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah 20 siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya Condong Catur tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA. Instrumen ini menggunakan lembar observasi, lembar kuesioner, dan tes. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis IT telah dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: mengamati gambar, pemberian motivasi melalui gambar, menonton video, menyimak video, pembagian kelompok, dan bermain kuis melalui Macromedia Authorware; (2) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan skor rata-rata motivasi belajar dari kondisi awal 53,95 (rendah) menjadi 72,78 (tinggi) pada siklus I dan meningkat menjadi 76,8 (tinggi) pada siklus II; (3) penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Sarikarya. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata nilai ulangan dari kondisi awal 61,17 menjadi 70,78 pada siklus I dan meningkat menjadi 77,5 pada siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari kondisi awal 31,03% menjadi 68,42% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 85% pada siklus II.
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT ON SCIENCE USING IT MEDIA BASED LEARNING IN GRADE IV AT SARIKARYA
CONDONG CATUR ELEMENTARY SCHOOL IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 science achievement using IT based learning media ; (2) the improve learning motivation on science using IT based learning media from the early condition scor 53,95 (low) become 75 (high); and (3) the improve learning achievement on science of using IT based learning media from the average value 61,17 become 72 and from the percentage of completeness 31,03% become 70%.
The kind of this research was Classroom Action Research. The subjects of this research was 20 fourth grade students in Sarikarya Elementary School odd semester of year academic 2015/2016. The object was improving motivation and learning achievement on science. This instrument used observation sheet, questionnaire sheet, and test. The technique of analysis data was qualitative-quantitative descriptive.
The results of research showed that (1) the effort to improve motivation and learning achievement on science using IT based learning media with the steps were observing image, giving motivation by picture, watching video, division of the group for the quiz, and playing quiz through Macromedia Authorware; (2) using IT based learning media can improve student learning motivation of science from student learning motivation early condition at 53,95 (low) then increase become 72,78 (high) in cycle I and improve become 76,8 (high) in cycle II; (3) using learning media based IT can improve student learning motivation of science from early condition of student average value 61,17 with the percentage of achievement KKM at 31,03%, in cycle I become 70,78 with percentage of achievement KKM at 68,42%, then in the cycle II become 77,5 with the percentage of achievement KKM 85%.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat, karunia, dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA CONDONG CATUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016” dengan lancar sesuai waktu yang diharapkan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam halaman ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku Wakaprodi PGSD.
4. Drs. YB. Adimassana, M.A. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Agnes Herlina Dwi H, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Jaka Triyana, M.Pd. selaku kepala SD Negeri Sarikarya Condong Catur yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 7. Sudarsono, AMa. Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Sarikarya Condong
Catur yang telah memberikan dukungan, kritik maupun saran selama penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas ini.
8. Semua guru SD Negeri Sarikarya Condong Catur yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Siswa/i kelas IV SD Negeri Sarikarya Condong Catur tahun pelajaran
xi
10. Teman-teman PPL yang telah membantu selama penelitian serta dukungannya pada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
11. Keluargaku terkasih, Bapak Budi Raharja, Ibu Maryani, dan adiku Vebisono Prismoyo yang memberi semangat, doa, dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsiku selama ini.
12. Teman istimewa, Polycarpus Bruri Olan Atmaja yang memberi dukungan, bantuan, dan semangat selama pengerjaan skripsi ini.
13. Sahabatku Dativa Sariperwita yang selalu bersama menemani dan memberi semangat selama pengerjaan skripsi ini.
14. Segenap dosen Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan membimbing dengan sabar dalam memberikan ilmu serta pengetahuan selama penulis menempuh perkuliahan.
15. Teman-teman PGSD angkatan 2012 terutama kelas E yang telah bekerjasama ketika berproses menyelesaikan pendidikan di PGSD.
16. Terimakasih untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu, memberikan semangat, motivasi, doa, dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
xiii
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ... 25
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 29
2.3 Kerangka Berpikir ... 32
2.4 Hipotesis Tindakan ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 56
3.7.1 Validitas ... 56
3.7.2 Reliabilitas ... 62
3.8 Teknik Analisis Data ... 64
3.8.1 Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 64
3.8.2 Analisis Prestasi Belajar Siswa ... 66
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 68
4.1.1 Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 68
4.1.2 Motivasi Belajar ... 84
4.1.2.1 Data Motivasi Kondisi Awal ... 84
4.1.2.2 Data Motivasi Siklus I ... 85
4.1.2.3 Data Motivasi Siklus II ... 87
4.1.3 Prestasi Belajar ... 89
4.1.3.1 Data Prestasi Belajar Kondisi Awal ... 89
4.1.3.2 Data Prestasi Belajar Siklus I ... 92
4.1.3.3 Data Prestasi Belajar Siklus II ... 93
4.2 Pembahasan ... 94
4.2.1 Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis IT... 94
4.2.2 Peningkatan Motivasi Belajar ... 96
4.2.3 Peningkatan Prestasi Belajar ... 100
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 107
5.3 Saran ... 108
DAFTAR REFERENSI ... 109
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Prestasi Belajar IPA ... 5
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi ... 52
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Observasi ... 53
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru ... 53
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa... 53
Tabel 3.6 Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi ... 54
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 55
Tabel 3.8 Pedoman Penskoran Kuesioner ... 55
Tabel 3.9 Matriks Pengembangan Instrumen Soal Tes Objektif Siklus I ... 56
Tabel 3.10 Matriks Pengembangan Instrumen Soal Tes Objektif Siklus II ... 56
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I ... 57
Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II ... 58
Tabel 3.13 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 60
Tabel 3.14 Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran ... 60
Tabel 3.15 Kriteria Validasi Instrumen Penelitian ... 61
Tabel 3.16 Rata-rata Validasi Instrumen Penelitian ... 61
Tabel 3.17 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 63
Tabel 3.18 Hasil Uji Validasi Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 63
Tabel 3.19 Hasil Uji Validasi Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 63
Tabel 3.20 Pedoman Interpretasi Hasil Belajar Siswa ... 65
Tabel 3.21 Pedoman Interpretasi Motivasi Belajar Siswa ... 65
Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan ... 67
Tabel 4.1 Ketercapaian Siklus I ... 76
Tabel 4.2 Ketercapaian Siklus II ... 83
Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Kondisi Awal ... 84
Tabel 4.4 Hasil Keseluruhan Motivasi Belajar Kondisi Awal ... 85
xvi
Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus I ... 86
Tabel 4.7 Hasil Keseluruhan Motivasi Belajar Siklus I ... 87
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siklus II ... 88
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siklus II ... 88
Tabel 4.10 Hasil Keseluruhan Motivasi Belajar Siklus II... 89
Tabel 4.11 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa Tahun 2013/2014 ... 90
Tabel 4.12 Kondisi Awal Prestasi Belajar Siswa Tahun 2014/2015 ... 91
Tabel 4.13 Rata-rata Prestasi Belajar Kondisi Awal ... 92
Tabel 4.14 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 92
Tabel 4.15 Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 93
Tabel 4.16 Indikator Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ... 97
Tabel 4.17 Rekapitulasi Peningkatan Pencapaian Motivasi Belajar ... 98
Tabel 4.18 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ... 99
Tabel 4.19 Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa ... 100
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Literature Map Penelitian yang Relevan ... 31
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 33
Gambar 3.1 Bagan Siklus PTK Kemmis dan MC Taggart ... 36
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa ... 99
Gambar 4.2 Persentase Pencapaian KKM Kondisi Awal ... 102
Gambar 4.3 Persentase Pencapaian KKM Siklus I ... 102
Gambar 4.4 Persentase Pencapaian KKM Siklus II ... 103
Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Persentase Siswa Mencapai KKM ... 104
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ... 114
Lampiran 1.2 Nilai Prestasi Siswa Kondisi Awal ... 116
Lampiran 1.3 Validasi Desain Observasi ... 118
Lampiran 1.4 Lembar Observasi ... 121
Lampiran 1.5 Hasil Observasi Kondisi Awal ... 123
Lampiran 1.6 Validasi Desain Kuesioner ... 125
Lampiran 1.7 Lembar Kuesioner ... 128
Lampiran 1.8 Hasil Kuesioner Siswa Kondisi Awal ... 130
Lampiran 1.9 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 134
Lampiran 1.10 Silabus ... 152
Lampiran 1.11 Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 159
Lampiran 1.12 Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 178
Lampiran 1.13 Hasil LKS Siklus I ... 195
Lampiran 1.14 Hasil LKS Siklus II... 199
Lampiran 1.15 Soal Evaluasi ... 203
Lampiran 1.16 Hasil Soal Evaluasi Siklus I ... 213
Lampiran 1.17 Hasil Soal Evaluasi Siklus II ... 221
Lampiran 1.18 Hasil Wawancara Siswa dan Guru Kondisi Awal ... 229
Lampiran 1.19 Hasil Observasi Siklus I ... 234
Lampiran 1.20 Hasil Observasi Siklus II ... 238
Lampiran 1.21 Hasil Kuesioner Siklus I ... 242
Lampiran 1.22 Hasil Kuesioner Siklus II ... 246
Lampiran 1.23 Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus I ... 250
Lampiran 1.24 Tabulasi Data Soal Uji Coba Siklus II ... 251
Lampiran 1.25 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Siklus I ... 252
Lampiran 1.26 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Siklus II ... 254
Lampiran 1.27 Hasil Analisis Uji Reliabilitas ... 256
Lampiran 1.28 Foto Kegiatan ... 257
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengacu teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia Sekolah Dasar
masuk dalam tahap pemikiran operasional konkret (concrete operational thought)
yaitu masa di mana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata
atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya (Desmita, 2009: 104). Hal ini
berarti masa anak usia Sekolah Dasar dapat berpikir logis dari peristiwa- peristiwa
nyata yang dialaminya atau bersifat konkret. Dengan demikian, proses
pembelajaran pun juga harus menyesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitifnya. Materi yang dikemas secara konkret akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak.
Materi yang abstrak biasanya membuat siswa merasa tidak paham dengan
apa yang sedang mereka pelajari (Suprijono, 2009: viii). Mereka lebih memilih
cara menghafal saat proses pembelajaran berlangsung sehingga hanya
mendominasi pada memorial saja. Strategi menghafal memang tidak salah, tetapi
siswa hanya akan merasa cukup tahu dan tidak memahami makna dari materi
tersebut. Padahal pembelajaran yang baik seharusnya menjadi pembelajaran yang
bermakna bagi siswanya. Siswa dapat mengambil manfaat dari pengetahuan yang
sudah diberikan dan tidak menjadi sia-sia (Isdito, 2004: 11).
Mata pelajaran di Sekolah Dasar memang bermacam-macam, salah
keterampilan-keterampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan sesuai dengan
tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5). Penyajian konsep dan
keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari nyata (mudah ke sukar
atau dari sederhana ke rumit). Ketika seorang guru tidak memulai dari apa yang
ada di sekitar siswa maka materi tersebut akan menjadi sulit dan abstrak bagi
mereka. Apalagi, seorang guru yang menjelaskan materi secara verbal. Ini
membuat motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA
menjadi berkurang dan menurun.
Motivasi belajar adalah dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk belajar (Dimyati, 2013: 80). Motivasi
ini mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar. Indikator
seseorang memiliki motivasi belajar adalah ketika mempunyai hasrat dan
keinginan berhasil, ada dorongan dan kebutuhan belajar, adanya harapan dan
cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam pembelajaran, kegiatannya menarik,
dan lingkungan belajar kondusif (Uno, 2008: 23). Enam indikator ini memegang
peranan penting dan memiliki pengaruh kuat terhadap keberhasilan proses serta
hasil belajar siswa. Ketika motivasi belajar rendah, pelaksanaan kegiatan belajar
juga tidak akan menjadi efektif.
Seperti salah satu SD negeri di Condong Catur, Sleman yaitu SDN
Sarikarya. Berdasarkan hasil observasi 10 September 2015 pukul 09.40 – 11.00
WIB, peneliti mengamati kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran IPA.
Beberapa siswa berbicara dengan temannya ketika guru menjelaskan materi.
terlihat kurang semangat saat mengikuti pembelajaran. Perilaku tersebut
dibuktikan dengan sikap siswa yang memilih tertawa dengan teman-temannya
saat guru menyampaikan materi, bermain dengan bolpen, melamun, dan
berpindah tempat duduk hanya untuk bercerita dengan teman di luar materi. Hal
ini didukung dengan hasil wawancara perwakilan beberapa siswa kelas IV pada
tanggal tersebut. Mereka mengakui merasa bosan saat pembelajaran sehingga
mereka memilih bermain dengan teman sebelahnya, bercanda, diam
mendengarkan meskipun tidak paham dengan apa yang dijelaskan.
Selain itu juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru kelas IV
yang dilakukan pada 12 September 2015. Beliau mengemukakan bahwa siswa
yang kurang semangat saat mengikuti pembelajaran masih cukup banyak.
Pemahaman siswa mengenai materi IPA hanya 45%. Ini disebabkan beberapa
siswa kurang fokus saat pembelajaran berlangsung. Mereka justru saling bercanda
saat belajar. Beberapa siswanya juga terlihat pasif karena tidak mau bertanya
ketika mengalami kesulitan. Beliau menyetujui bahwa pelajaran IPA juga
memiliki tingkat kesulitan sendiri khususnya materi kerangka tubuh manusia dan
fungsinya karena terlalu kompleks dan waktunya sangat kurang. Siswa harus
memahami banyaknya konsep materi tersebut dengan waktu yang sedikit.
Menurut beliau, materi kerangka ini memerlukan waktu yang lama untuk
mendalaminya. Selain itu, beliau juga menyadari bahwa dirinya tidak sempat
menggunakan media saat pembelajaran IPA sehingga mungkin hanya sesekali
menggunakan gambar. Hasil observasi dan wawancara ini menunjukkan bahwa
kegiatan menarik dan lingkungan belajar kondusif tidak terlihat. Hal ini dapat
dikatakan bahwa motivasi belajar IPA di SDN Sarikarya rendah. Saat motivasi
belajar rendah maka mereka tidak mempunyai energi yang banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar dan tidak mampu memperoleh prestasi yang lebih
baik.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 895).
Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pemenuhan kebutuhan
(makan, kasih sayang, pakaian), emosi/IQ/motivasi, dan pengembangan
kreativitas potensi kemampuan yang dipengaruhi oleh lingkungan (Semiawan,
2007: 11).
Peneliti memperoleh data prestasi belajar IPA semester gasal tahun
pelajaran 2013/2014 dan 2014/2015 pada materi kerangka tubuh manusia dan
fungsinya. Pada tahun pelajaran 2013/2014 sekolah memakai KTSP dan tahun
pelajaran 2014/2015 sekolah memakai kurikulum 2013 tematik. Masih banyak
siswa yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah
ditetapkan sekolah yaitu 65. Rata-rata nilai perolehan siswa kelas IV pada
semester satu tahun ajaran 2013/2014 adalah 60,48. Siswa yang telah mencapai
KKM sebanyak 10 siswa (37,03 %) dan siswa yang belum mencapai KKM
sebanyak 17 siswa (62,96 %) dengan perolehan nilai tertinggi yaitu 88 dan nilai
terendah yaitu 40. Sedangkan rata-rata nilai perolehan siswa kelas V semester 1
sebanyak 8 siswa (25,80 %) dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 23
siswa (74,19 %) dengan perolehan nilai tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah yaitu
46. Dari data prestasi belajar siswa pada dua tahun di atas maka diperoleh nilai
rata-rata prestasi belajar siswa pada kondisi awal sebagai berikut.
Tabel 1.1 Kondisi Awal Prestasi Belajar IPA
Aspek
Tahun Pelajaran
2013/2014 2014/2015
Rata-rata nilai ulangan 60,48 61,87
Persentase ketuntasan dengan KKM 65 37,03% 25,80%
Rata-rata nilai ulangan 61,17
Persentase ketuntasan dengan KKM 65 31,03%
Dari hasil observasi, wawancara, dan perolehan data nilai siswa, peneliti dapat
mengambil akar permasalahannya yaitu rendahnya motivasi dan prestasi belajar
siswa kelas IV dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi kerangka tubuh
manusia dan fungsinya.
Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan sebuah tindakan dengan
menggunakan media pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Materi kerangka tubuh manusia dan fungsinya tidak dapat dijelaskan jika
penyampaiannya dengan cara verbal sehingga perlu gambar atau media untuk
membuat menjadi konkret. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke peserta didik (ataupun
sebaliknya) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian
peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif (Karwati,
Terdapat banyak sekali media pembelajaran, untuk itu peneliti memilih
media pembelajaran berbasis IT. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas
IV, media model kerangka manusia atau torso rangka manusia di sekolah tersebut
sudah rusak dan tidak dapat dipakai kembali untuk pembelajaran. Alasan lain
memilih media berbasis ini karena saat ini dunia siswa juga sudah dekat dengan
teknologi. Mereka sudah mengenal internet, gadget, dan teknologi canggih
lainnya. Mengajar kepada mereka akan lebih mudah dan menarik jika media
mengajar yang disajikan oleh guru menggunakan alat bantu teknologi (Erlina,
2013: 1).
Perkembangan media pembelajaran IT akhir-akhir ini sangat menakjubkan
dengan kemunculan teknologi multimedia. Media tersebut diharapkan mampu
mengembangkan potensi siswa secara optimal dan menjadikan pembelajaran lebih
menarik (Munir, 2009: 209). Menurut definisi para pakar, multimedia dapat
dipandang sebagai “combination of the following elements: text, color, graphics, animations, audio, and video” (Darmawan, 2012: 47). Pengertian tersebut
menjelaskan bahwa teks, warna, grafik, animasi, audio dan video ada dalam satu
software atau satu sajian digital. Berbagai gaya belajar siswa seperti siswa yang auditori, visual, maupun kinestetik dapat terakomodasi dalam penggunaan media
tersebut (Anitah, 2010: 57). Karena itu, penggunaan media berbasis IT ini
diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA di SDN Sarikarya. Alasan memilih sekolah tersebut sebagai
penelitian karena dari hasil wawancara dapat ditemukan permasalahan motivasi
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Motivasi dan
Prestasi Belajar IPA Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis IT Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Sarikarya Condong Catur Tahun Pelajaran 2015/2016”.
1.2 Batasan Masalah
1.2.1 Variabel penelitian dibatasi hanya pada motivasi dan prestasi belajar IPA.
1.2.2 Materi pembelajaran IPA dibatasi pada SK. 1. Memahami hubungan
antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta
pemeliharaannya, khususnya KD 1.1 Melakukan mendeskripsikan
hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dan 1.2 Menerapkan
cara memelihara kesehatan kerangka tubuh dengan fungsinya.
1.2.3 Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas IV semester gasal tahun pelajaran
2015/2016 di SD Negeri Sarikarya Condong Catur.
1.2.4 Media pembelajaran IT dibatasi pada Macromedia Authorware versi 7,0.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA pada
siswa kelas IV SDN Sarikarya semester gasal tahun pelajaran 2015/2016
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT?
1.3.2 Apakah penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan
motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Sarikarya semester gasal
tahun pelajaran 2015/2016 dari skor rata-rata kondisi awal 53,95 (rendah)
1.3.3 Apakah penggunaan media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Sarikarya semester gasal
tahun pelajaran 2015/2016 dari nilai rata-rata 61,17 menjadi 72 dan dari
persentase ketuntasan 31,03% menjadi 70%?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar
IPA pada siswa kelas IV SDN Sarikarya semester gasal tahun pelajaran
2015/2016 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT.
1.4.2 Untuk meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN
Sarikarya semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis IT dari skor rata-rata kondisi awal 53,95
(rendah) menjadi 75 (tinggi).
1.4.3 Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SDN
Sarikarya semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis IT dari nilai rata-rata 61,17 menjadi 72 dan
dari persentase ketuntasan 31,03% menjadi 70%.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti
1.5.1.1 Proses penelitian ini memberikan pengalaman langsung membuat
1.5.2 Bagi Siswa
1.5.2.1 Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi belajar pada mata
pelajaran IPA sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis IT.
1.5.2.2 Hasil penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata
pelajaran IPA sesudah menggunakan media pembelajaran berbasis IT.
1.5.3 Bagi Guru
1.5.3.1 Guru dapat menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis IT untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa.
1.5.4 Bagi Sekolah
1.5.4.1 Hasil penelitian dapat diterapkan untuk sumber referensi bagaimana
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA dengan menggunakan
media pembelajaran berbasis IT.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Motivasi belajar adalah dorongan sikap positif yang timbul dari dalam diri
siswa saat melakukan proses kegiatan belajar dilihat dari aspek perilaku
kognitif, afektif, maupun psikomotorik dengan indikatornya yaitu ketika
mempunyai hasrat dan keinginan berhasil, ada dorongan dan kebutuhan
belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan
dalam pembelajaran, kegiatannya menarik, dan lingkungan belajar
1.6.2 Prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran yang ditunjukkan
siswa dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru sesuai
dengan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu IQ.
1.6.3 Media pembelajaran berbasis IT adalah sarana yang menyalurkan pesan
antara siswa dengan sumber belajar melalui teknologi khususnya media
Macromedia Authorware versi 7.0 yang dilengkapi dengan gambar, teks, animasi, dan video berkaitan dengan materi rangka manusia.
11 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Motivasi Belajar 2.1.1.1 Motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan
(Djamarah, 2011: 148). Selain itu, Dimyati dan Mudjiono (2013: 80) mengatakan
bahwa motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dari pendapat para ahli di atas,
peneliti menyimpulkan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Motivasi dibedakan menjadi dua macam hal yaitu intrinsik dan ekstrinsik
(Djamarah, 2005; Hamalik, 2007; Hanafiah, 2009; Yamin, 2007). Motivasi
intrinsik adalah motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari diri
peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya kesadaran diri (self awareness) dari
lubuk hati yang paling dalam (Hanafiah, 2009: 26). Selain motivasi intrinsik, ada
juga motivasi ekstrinsik. Yamin (2007: 226) menjelaskan bahwa motivasi
ekstrinsik adalah kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan
seseorang yang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya
sendiri. Hal ini diperjelas kembali bahwa motivasi ekstrinsik datangnya
dari gurunya, hadiah (reward), kompetisi sehat antarpeserta didik, hukuman
(punishment), dan sebagainya (Hanafiah, 2009: 26).
Selain bentuk-bentuk motivasi yang ada di sekolah, motivasi memiliki
unsur-unsur yang mempengaruhi dalam pembelajaran. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2013: 97) unsur-unsur tersebut adalah:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat,
bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan.
2. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya.
3. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar.
4. Kondisi lingkungan siswa
Terciptanya lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah membuat
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin
bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi
pembelajaran.
2.1.1.2 Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2010: 2). Sedangkan Syah (2008: 63) menambahkan bahwa belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Selain itu, Djamarah (2011:
13) berpendapat juga bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang dengan
lingkungannya untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.1.1.3 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar memiliki pengertian dari beberapa ahli. Motivasi belajar
adalah suatu dorongan untuk belajar (Widarto, 2004: 11; Dimyati dan Mudjiono,
2013: 80). Dari kedua ahli tersebut, mereka memiliki pendapat yang sama
mengenai pengertian motivasi belajar. Sardiman (2011: 75) menambahkan bahwa
dorongan tersebut memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
26) memiliki pengertian yang luas tentang motivasi belajar yaitu kekuatan (power
motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan
keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif,
efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Karena itu, pengertian motivasi
belajar dapat disimpulkan sebagai dorongan sikap positif yang timbul dari dalam
diri siswa saat melakukan proses kegiatan belajar dilihat dari aspek perilaku
kognitif, afektif, maupun psikomotorik dengan indikator adanya hasrat, dorongan,
harapan, penghargaan, kegiatan menarik, dan lingkungan belajar kondusif.
2.1.1.4 Fungsi Motivasi Belajar
Fungsi motivasi belajar dalam meningkatkan pembelajaran adalah
mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan ke arah tujuan
yang hendak dicapai, menyeleksi perbuatan dengan menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan (Sardiman,
dalam Majid, 2013: 309). Bentuk motivasi yang terdapat di sekolah memang
bermacam-macam. Menurut Sardiman (2011: 92-95), bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
2. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena
hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.
3. Saingan atau kompetisi
Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang
cukup penting.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi
ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.
6. Mengetahui hasil
Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat, ada motivasi
dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus
meningkat.
7. Pujian
Pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
8. Hukuman
Hal ini menjadi reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk
belajar sehingga hasilnya akan baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada
kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat
motivasi yang pokok.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak
dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah
untuk terus belajar.
Penelitian ini menggunakan bentuk dan cara menumbuhkan motivasi belajar di
kelas dengan memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, pujian, hukuman,
dan tujuan yang diakui.
2.1.1.5 Indikator Motivasi Belajar
Setelah siswa mempunyai motivasi belajar pada dirinya, mereka tentu akan
mereka lakukan. Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar ini (Sardiman,
2011: 83-84) adalah: Pertama, tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus
menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). Kedua,
ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Ketiga, menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). Keempat, lebih senang
bekerja mandiri. Kelima, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang
bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). Keenam,
dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). Ketujuh,
tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini. Kedelapan, senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Ciri-ciri tersebut dapat dihubungkan dengan indikator motivasi belajar
yang diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2008: 23):
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil,
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan,
4. Adanya penghargaan dalam belajar,
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Enam indikator tersebut digunakan peneliti sebagai indikator motivasi belajar
2.1.2 Prestasi Belajar
2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 895).
Sedangkan Karwati (2004: 155) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan
kemampuan yang meliputi segenap ranah psikologi (kognitif, afektif dan
psikomotor) yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta
didik. Dari pendapat ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil dari proses pembelajaran yang ditunjukkan siswa dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru sesuai dengan salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu IQ.
2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ini (Semiawan, 2007:
11) adalah:
1. Pemenuhan kebutuhan psikologis
Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak perlu dipenuhi
berbagai kebutuhan, yaitu kebutuhan primer, pangan, sandang dan perumahan
serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang
2. Inteligensi (IQ), emosi, dan motivasi.
Pengembangan potensi anak mencapai aktualisasi optimal bukan saja
dipengaruhi faktor bakat, melainkan juga faktor lingkungan yang membimbing
dan membentuk perkembangan anak. Perkembangan seluruh kepribadiannya
selain di latar belakangi kedua faktor tersebut juga terkait dengan kemampuan
intelektual, motivasi, pengetahuan, dan konsep dirinya.
3. Pengembangan kreativitas
Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan
(inherent component of ability) yang berbeda-beda dan terwujud karena
interaksi dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan.
2.1.3 Media Pembelajaran
2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Karwati, Anitah, dan Kustandi memiliki ide pengertian yang hampir sama
tentang media pembelajaran. Segala sesuatu yang membawakan pesan untuk suatu
tujuan pembelajaran dinamakan media pembelajaran (Anitah, 2010). Sedangkan
Karwati (2014: 224) menambahkan bahwa media pembelajaran ini dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Selain itu, Kustandi dan Bambang
(2011: 11) berpendapat juga bahwa media pembelajaran ini adalah sebagai sarana
untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena itu, pengertian
ke siswa (atau sebaliknya) yang dapat meningkatkan proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.1.3.2 Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki sejumlah manfaat penting. Karwati (2014:
225-226) menyampaikan bahwa ada beberapa manfaat dari penggunaan media
pembelajaran seperti mengatasi perbedaan pengalaman yang dimiliki oleh siswa,
mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak, mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu, memungkinkan adanya interaksi langsung, menghasilkan
keseragaman pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan
realistis, merangsang dan membangkitkan motivasi untuk belajar, membangkitkan
keinginan dan minat guru, dan memberikan pengalaman integral atau menyeluruh
dari konkret sampai hal yang bersifat abstrak.
Pertimbangan pemilihan media yang perlu digunakan mencakup lima
aspek (Karwati, 2014: 232-234). Pertama, Perbedaan individu. Peserta didik satu
dengan yang lainnya memiliki kemampuan belajar dengan cara dan tingkat
kecepatan yang berbeda-beda. Kedua adalah motivasi. Penggunaan media dapat
memberi stimulus kepada peserta didik agar mereka termotivasi untuk belajar
lebih giat dan terfokus sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan seperti apa
yang diharapkan. Ketiga adalah emosi. Media pembelajaran adalah cara yang
sangat baik untuk menghasilkan respons emosional seperti takut, cemas, empati,
cinta kasih, dan kesenangan. Keempat adalah partisipasi. Belajar memerlukan
pembelajaran dapat dirangsang menggunakan media pembelajaran yang tepat.
Kelima adalah penguatan. Pembelajaran didorong oleh keberhasilan amat
bermanfaat, dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif mempengaruhi
perilaku yang akan ditampilkan oleh peserta didik di masa yang akan datang.
2.1.3.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Terdapat banyak sekali media pembelajaran, untuk memudahkannya
dibuatlah klasifikasi yang menyederhanakan pengelompokan media pembelajaran.
Karwati (2014: 235-242) menjelaskan bahwa klasifikasi media pembelajaran
adalah:
1. Media visual
Media visual adalah media yang penyampaiannya pesannya terfokus melalui
indera penglihatan.
2. Media audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan peserta didik untuk mempelajari isi tema.
3. Media audio-visual
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa
disebut media pandang-dengar.
4. Media cetak
Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari beberapa
objek nyata.
6. Media realita
Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Realia ini merupakan
benda yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan,binatang yang tidak
berbahaya dan sebagainya.
7. Belajar benda sebenarnya melalui Specimen.
Benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh
dapat disebut dengan Specimen.
8. Komputer
Komputer merupakan produk yang dihasilkan perkembangan jaman modern.
Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran berbasis
komputer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI (Computer
Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta didik untuk
menyampaikan isi pelajaran, memberikan pelatihan. Sedangkan, CMI
digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang
meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi peserta didik, kuitansi.
9. Multimedia
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan
media baik yang bersifat visual, audio, audio-visual, projected still media
maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama-sama atau
10. Internet
Internet ini dapat disebut juga sebagai E-learning. Media tersebut merupakan
jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi
pembelajaran ke peserta didik dengan memanfaaatkan media internet, intranet,
atau media jaringan komputer lainnya.
2.1.3.4 Media Pembelajaran Berbasis IT
Dari klasifikasi media pembelajaran tersebut, peneliti memilih media
pembelajaran berbasis IT khususnya dalam bidang multimedia. Munir (2009: 213)
menyatakan bawa multimedia adalah salah satu teknologi baru yang digunakan
untuk memberi gambaran terhadap satu sistem yang menggunakan komputer di
mana semua media seperti teks, grafik, suara, animasi, dan video berada dalam
satu software komputer. Sedangkan Kustandi dan Bambang (2011: 78)
memaparkan bahwa multimedia adalah kombinasi dari berbagai media yang telah
disebutkan sebelumnya, yaitu menggunakan audio, video, grafis, dan lain
sebagainya. Mereka memiliki ide yang sama dalam pengertian multimedia.
Karena itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis IT khususnya
multimedia adalah alat penghubung komunikasi antara guru dengan siswa melalui
teknologi khususnya media Macromedia Authorware versi 7.0 yang dilengkapi
dengan gambar, teks, animasi, dan video berkaitan dengan materi kerangka tubuh
2.1.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Multimedia
Setiap media pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Karena itu,
multimedia juga memiliki kelebihan dan kelemahan di dalamnya. Kustandi dan
Bambang (2011: 78) menjelaskan kelebihan multimedia adalah memberikan
kemudahan kepada siswa untuk belajar secara individual maupun secara
kelompok, memberi kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi, memberi
rangsangan yang cukup besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sedangkan Munir (2009: 214) menambahkan kelebihan multimedia yaitu
menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan kontrol yang
sistematis dalam proses belajar. Munadi (2010: 153) menjelaskan bahwa
kelemahan multimedia adalah pengembangannya memerlukan adanya tim yang
professional dan memerlukan waktu yang cukup lama.
2.1.3.6 Multimedia Authorware
Salah satu perangkat lunak yang sangat mendukung dalam penerapannya
sebagai media pembelajaran adalah macromedia. Software macromedia
merupakan salah satu program Authoring tool yang diproduksi oleh perusahaan
pembuat software komputer macromedia. “Macromedia Authorware merupakan
software yang tepat untuk membuat berbagai bentuk sajian visual yang dapat
menggabungkan berbagai media, seperti video, animasi, gambar dan suara”
(Fathiyah, dalam Supariada, 2012: 3). Program ini cocok dikembangkan dalam
pembuatan berbagai macam aplikasi tutorial yang interaktif dan menarik.
antaranya knowledge object, knowledge object authoring, multi icon editing dan
juga eksportinternal media. Dengan beberapa kemudahan itulah Authorware
sangat mendukung dalam penerapannya sebagai pengembang media pembelajaran
berbentuk multimedia interaktif.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam
2.1.4.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-kata
dalam Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “Science”.
Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan
alam. Science artinya pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
science itu secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Samatowa, 2011: 3). IPA
adalah suatu cara penyelidikan yang mencoba sampai ke informasi mengenai
dunia kita (alam semesta) dengan menggunakan metode pengamatan dan metode
hipotesis-hipoteis yang telah teruji yang didasarkan pada pengamatan (Benjamin,
dalam Liem, 2007: xv)
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan
bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera
maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya
(Trianto, 2014: 136-137). Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk
ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai
proses, produk, dan prosedur (Donosepoetro, dalam Trianto, 2014: 137). Sebagai
proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan
tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk
diartikan sebagai sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam
sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan. Sebagai prosedur
dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu
(riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).
2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Empat alasan IPA diajarkan di sekolah dasar (Samatowa, 2011: 3).
Pertama bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu
dipersoalkan panjang lebar. Kedua bila IPA diajarkan dengan cara yang tepat,
maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir
kritis. Ketiga bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat
hapalan belaka. Keempat mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan
yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara
keseluruhan.
Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin
dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan pembelajaran IPA di SD
menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah:
1. memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan.
6. memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk membelajarkan
konsep-konsep sains. Salah satu diantaranya pendekatan keterampilan proses. Pendekatan
keterampilan ini merupakan pendekatan yang paling banyak disarankan untuk
digunakan dalam membelajarkan sains di SD berdasarkan kurikulum berbasis
kompetensi (Samatowa, 2011: 93). Keterampilan proses sains ini didefinisikan
(1) mengamati, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan
pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, (4) menguji
ramalan-ramalan untuk melihat apakah ramalan-ramalan tersebut benar
2.1.4.3 Materi Kerangka Tubuh Manusia dan Fungsinya
Penelitian ini menggunakan materi IPA kelas IV semester gasal dengan
SK. 1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan
fungsinya, serta pemeliharaannya. KD. 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara
struktur kerangka tubuh manusia dan 1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan
kerangka tubuh dengan fungsinya. Pertama, siswa akan belajar tentang
bagian-bagian rangka manusia yaitu rangka kepala, rangka badan, dan rangka anggota
gerak. Setelah itu, siswa akan mengenal tulang-tulang yang menyusun pada setiap
bagian rangka tersebut beserta bentuk-bentuk tulangnya.
Siswa juga akan belajar fungsi adanya rangka tubuh manusia. Materi
tersebut akan membuat siswa mempunyai pengetahuan yang lebih berkaitan
dengan rangka tubuh manusia. Tidak hanya itu, siswa dapat belajar menjaga
kesehatan rangka tubuhnya setelah mengikuti pembelajaran ini. Mereka akan
mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan rangka tubuh dan akibat jika
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Kebiasaan tersebut seperti berjalan
tidak tegap, membawa tas pada salah satu bahu terus menerus, cara duduk yang
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Aina (2013) bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi
siswa pria dan wanita dengan pemanfaatan multimedia interaktif, mengetahui
perbedaan kemampuan kognitif siswa pria dan wanita dengan pemanfaatan
multimedia interaktif dan mengetahui pengaruh pemanfaatan pemanfaatan
multimedia interaktif pembelajaran IPA-Biologi terhadap motivasi siswa pria dan
wanita. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (True
Experiment Design) dengan desain penelitian Pretest-Postest Control Group
Design, sampel penelitian yang diambil adalah siswa kelas IX Semester I tahun
ajaran 2012/2013 SMP 19 Kota Jambi. Analisis data menggunakan uji normalitas,
uji homogenitas, regresi sederhana, uji beda, uji koordinasi dan uji anova dua
jalur. Dari hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
pemanfaatan multimedia interaktif Pembelajaran IPA-Biologi terhadap
kemampuan kognitif siswa putra dan putri dan terdapat interaksi antara
pemanfaatan multimedia interaktif dan motivasi siswa putra dan putri SMP 19
Kota Jambi.
Penelitian Bactiar, Abdurrahman, dan Wahyudi (2009) bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar kelistrikan otomotif pada sistem pengisian siswa
kelas XI A SMK Texmaco Pemalang melalui penggunaan media power point.
Penelitian tindakan kelas ini mengambil subjek siswa kelas XI A SMK Texmaco
Pemalang tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 40 orang. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu
penelitian ini yaitu melalui angket, observasi, dan tes. Dari hasil penelitian
menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar
mengidentifikasi sistem pengisian. Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasannya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pertama penggunaan
media power point dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan pencapaian rata – rata nilai
siklus I sebesar 68,88 dan pada siklus II menjadi 73,75, sedangkan ketuntasan
belajar siswa mencapai 72,5% pada siklus I naik menjadi 87,5% pada siklus II.
Kedua, meningkatnya aktivitas siswa dari hanya 63,33% pada siklus I naik
mencapai 83,33% pada siklus II (Keaktifan tinggi).
Penelitian Harliawan, Tripalupi, dan Indrayani (2014) bertujuan untuk
mengetahui penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis Teknologi,
Informasi, dan Komunikasi (TIK) dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu
pada siswa kelas VIII J di SMP Negeri 5 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014,
dan mengetahui respons siswa terhadap penggunaan media pembelajaran
interaktif berbasis TIK pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII J di SMP
Negeri 5 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus pembelajaran dengan tahapan-tahapan dalam setiap siklus meliputi
perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Data hasil belajar
siswa dikumpulkan melalui tes hasil belajar pada akhir setiap siklus. Data respon
siswa dikumpulkan melalui penyebaran angket/kuesioner. Data yang telah
terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang
telah tuntas pada siklus I sebesar 65,52%, sedangkan pada siklus II jumlah siswa
yang telah tuntas adalah sebesar 93,10%, dan (2) respons siswa terhadap
penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis TIK diperoleh skor rata- rata
sebesar 41,72 dengan kategori positif. Beberapa penelitian di atas dapat
digambarkan melalui bagan berikut.
Gambar 2.1 Bagan Literature Map Penelitian yang Relevan
Penelitian-penelitian tersebut menyebutkan bahwa hasil penelitian
menggunakan media pembelajaran berbasis IT meningkatkan kualitas
pembelajaran, prestasi, dan hasil belajar. Penelitian-penelitian tersebut juga belum
ada satu pun yang meneliti penggunaan media berbasis IT seperti Macromedia Dan Wanita SMP 19 Kota
Jambi
Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPA menggunakan media pembelajaran berbasis IT
Authorware dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Karena itu, peneliti akan melakukan penelitian yang berbeda dari penelitian yang pernah
dilakukan, yaitu sebuah penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar menggunakan media pembelajaran berbasis IT khususnya
Macromedia Authorware versi 7.0.
2.3 Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilakukan karena melihat motivasi dan prestasi belajar IPA
khususnya materi kerangka tubuh manusia di SD Negeri Sarikarya Condong Catur
rendah. Anak SD pada umumnya masuk dalam tahap pemikiran operasional
konkret sehingga proses pembelajaran harus menyesuaikan dengan tahap
perkembangan anak. Proses pembelajaran IPA di sekolah tersebut masih
tradisional. Guru lebih banyak menjelaskan materi di depan kelas tanpa
menggunakan alat peraga atau media sehingga murid hanya mendengarkan saja.
Respon siswa saat pembelajaran pun bermacam-macam seperti melamun, tertawa
dengan temannya, bermain dengan bolpen, bercerita dengan teman di luar materi.
Selain itu, pemahaman siswa mengenai materi IPA hanya 45% dan nilai rata-rata
nilai ulangan materi kerangka tubuh manusia hanya mencapai 60,48 (2013/2014)
serta 61,87 (2014/2015). Kedua nilai tersebut belum mencapai KKM IPA (65).
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba menerapkan sebuah
tindakan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis IT karena saat ini
dunia siswa sudah dekat dengan teknologi. Perkembangan media pembelajaran IT