• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada sub tema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV SD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada sub tema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV SD."

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM

2013 PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI LINGKUNGANKU UNTUK SISWA KELAS IV SD”

Roland Suwarno Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan I, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,52 dengan kategori “baik” dan 3,54 dengan kategori “baik”, dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,53 dengan kategori “sangat baik” dan 4,08 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3.91 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

(2)

ii ABSTRACT

THE DEVELPOMENT OF LEARNING ISTRUMENT BASED ON ELEMENTARY CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU” FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Roland suwarno Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This study is categorized a Research and Development. The material development was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gall, the principle of this research became more simply development model. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SD Negeri Kalasan I while the questionnaire were used to score of 3.91 and it is categorized good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning intrument refers to 2013 curriculum.

(3)

i

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU UNTUK SISWA KELAS IV SD”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ROLAND SUWARNO NIM : 111134323

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhanku Allah Bapa beserta Putranya Yesus Kristus dan Bunda Maria di Surga

Yang senantiasa mendengarkan permohonanku dan mengabulkan do’aku

serta memperlancar segala jalan yang aku lewati dengan penuh kuasa

Ilahinya dan Roh Kudusnya

Bapak Hendrik Supradi Taruna

dan

Ibu Yuliana Delima

Terimakasih telah menjadi orang tua dan motivator yang baik dan penuh

bijak dalam mendidik serta membesarkan aku, terutama atas segala dukungan do’a yang tak hentinya untukku

Adik-adikku tersayang yang aku banggakan

Oma dan Opa serta seluruh keluarga besar, Om dan Tanteku yang selalu memberikan motivasi dan dorongan do’a

Tak lupa untuk semua Dosenku yang baik

selalu membantu dalam setiap proses

Terima kasih untuk teman seperjuanganku (PPGT) yang selalu hadir untuk

memberi motivasi serta membantu dan menghiburku (Kalian Luar Biasa

bagiku SAHABAT , I LOVE YOU ALL)

Untuk teman komunitas Oriental King Owner’s (Orking / O2) yang memberi

dorongan dan memotivasi dikala aku tersesat pikiran malas

Untuk komunitas Society (Solidaritas Keluarga Cibal)

Untuk seluruh teman yang dikirim Tuhan yang telah menghibur dan

(7)

v Untuk

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

(8)

vi M O T T O

“Hidup penuh masalah bukanlah sebuah masalah,

Dengan penuh masalah itu tak bermasalah,

Bermasalah, bukanlah masalah, Tapi, cari masalah adalah sebuah masalah”

“Aku terlahir tidak terutama untuk mencari nilai demi suatu pengalaman,

(9)
(10)
(11)

ix

ABSTRAK

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU UNTUK SISWA KELAS IV SD”

Roland Suwarno Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan I, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,52 dengan kategori “baik” dan 3,54 dengan kategori “baik”, dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,53 dengan kategori “sangat baik” dan 4,08 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3.91 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

Kata kunci : Kurikulum SD 2013, Perangkat Pembelajaran Sub Tema Keberagaman

(12)

x ABSTRACT

THE DEVELPOMENT OF LEARNING ISTRUMENT BASED ON ELEMENTARY CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU” FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Roland suwarno Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This study is categorized a Research and Development. The material development was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gall, the principle of this research became more simply development model. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SD Negeri Kalasan I while the questionnaire were used to score of 3.91 and it is categorized good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning intrument refers to 2013 curriculum.

Key words : 2013 Curriculum, Learning Instrument Sub Theme Keberagaman Makhluk

(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Sub Tema Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku Untuk Siswa Kelas IV SD” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Dra. Maslichah Asy’Ari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar KurikulumSD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Para dosen dan staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Sarjono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin melakukan penelitian di SD Negeri Kalasan 1.

8. Kartika Kirana, S.S Kepala Sekolah SD Katolik Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

(14)
(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 16

1. Kurikulum SD 2013 ... 16

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 28

(16)

xiv

c. Pendekatan Tematik Integratif ... 38

1) Pengertian Pendekatan Tematik Integratif ... 38

2) Prinsip-prinsip Pendekatan Tematik Integratif ... 39

3) Ciri-ciri Pendekatan Tematik Integratif ... 40

4) Manfaat Pendekatan Tematik Integratif ... 40

d. Pendekatan Saintifik ... 44

1) Pengertian pendekatan saintifik ……….. 44

2) Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ………... 44

e. Penilaian Otentik ... 47

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 58

B. Penelitian yang Relevan ... 63

C. Kerangka Pikir ... 66

D. Pertanyaan Penelitian ... 67

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 69

B. Prosedur Pengembangan ... 72

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 78

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 80

E. Validasi Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 80

F. Intrumen Penelitian ... 80

G. Teknik Pengumpulan Data ... 81

1. Wawancara ... 81

(17)

xv

H. Teknik Analisis Data ... 81

1. Data Kualitatif ... 81

2. Data Kuantitatif ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 85

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 85

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 89

B. Deskripsi Produk Awal... 90

1. Silabus... 91

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 92

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 95

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 97

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 99

1. Kajian Produk Akhir ... 99

2. Pembahasan ... 101

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104

B. Keterbatasan Penelitian ... 105

C. Saran ... 106

DAFTAR REFERENSI ... 107

LAMPIRAN ... 111

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 13

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 17

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 56

Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima ... 59

Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima ... 61

Tabel 6. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 74

Tabel 7. Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 77

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Taksonomi Bloom yang telah di revisi ... 23

Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp ... 36

Gambar 3. Langkah-langkah penggunaan Metode R&D ... 49

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 90

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 91

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ... 93

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 94

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 102

Lampiran 6 Silabus ... 111

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 121

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan zaman pada era globalisasi sangat berpengaruh terhadap pendidikan, sehingga terbitlah berbagai pandangan dan rancangan baru akan dunia pendidikan seperti “kurikulum”. Perubahan kurikulum sering terjadi dalam dunia pendidikan berdasarkan

berbagai pandangan yang mengacu pada pendidikan agar dapat mencapai suatu tujuan pendidikan yang bermanfaat bagi peserta didik.

Menurut Sukmadinata (2009), peningkatkan kualitas pendidikan yang baik berpatokan pada empat pilar pendidikan yaitu learn to know, learn to do, learn to live together, and learn to be. Pilar pertama dan kedua lebih diarahkan untuk sence of having

yaitu pendidikan lebih mendorong mengenai bagaimana terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualitas di bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan agar dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, sehingga mendorong sikap kreatif, inovatif, dan proaktif di tengah kehidupan masyarakat. Pilar ketiga dan keempat diarahkan untuk membentuk karakter bangsa atau sence of being, yaitu bagaimana harus terus-menerus belajar dan membentuk karakter yang memiliki integritas dan tanggung jawab serta memiliki komitmen untuk melayani sesama. Sence of being ini penting karena sikap dan perilaku seperti ini akan mendidik siswa untuk belajar saling memberi dan menerima serta belajar untuk menghargai dan menghormati perbedaan atas dasar kesetaraan dan toleransi.

(22)

2006. Melihat pentingnya pendidikan bagi siswa, pemerintah berusaha untuk terus menguji bahkan mengganti kurikulum. Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukan bahwa pendidikan itu dianamis. Perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 tidak hanya perampingan mata pelajaran semata, akan tetapi harus mampu menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman. Pengembangan Kurikulum 2013 selain untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang melekat pada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006, juga bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa untuk menjadi lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pelajaran (Hidayat, 2013).

(23)

Istilah kurikulum itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculae”, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Saat itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu, (Hamalik Oemar, 2007).

Menurut (dokumen Kurikulum, 2013) Perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan pada beberapa prinsip yaitu:

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

(24)

didasarkan pula atas standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.

(25)

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

(26)

saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

(27)

inilah yang kemudian membawa kita pada persoalan menentukan hal-hal yang mendasar dalam proses pengembangan kurikulum yang kemudian kita namakan asas-asas atau landasan pengembangan kurikulum.

Seller dan Miller dalam Dakir. H (2004), mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Seller memandang bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum, dan lain sebagainya. Berdasarkan orientasi itu selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi pedoman pembelajaran, diimplementasikan dalam proses pembelajarana dan dievaluasi. Hasil evaluasi itulah kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu pula seterusnya hingga membentuk siklus.

Ada beberapa orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller dan Miller dalam Dakir. H (2004) menyangkut enam aspek, yaitu:

1. Tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan. Artinya, hendak dibawa kemana siswa yang kita didik itu.

2. Pandangan tentang anak: apakah anak dianggap sebagai organism yang aktif atau pasif.

3. Pandangan tentang proses pebelajaran: apakah proses pembelajaran itu dianggap sebagai proses transformasi ilmu pengetahuan atau mengubah perilaku anak.

(28)

5. Konsepsi tentang peranan guru: apakah guru harus berperan sebagai instruktur yang bersifat otoriter, atau guru dianggap sebagai fasilitator yang siap memberi bimbingan dan bantuan pada anak untuk belajar.

6. Evaluasi belajar: apakah mengukur keberhasilan ditentukan dengan tes atau notes.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu S guru kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1 Yogyakarta pada hari sabtu tanggal 17 bulan Mei pukul 10.00 WIB tahun 2014, mengatakan bahwa penerapan kurikulum 2013 belum secara maksimal dilakukan. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari dinas pendidikan tentang penerapan kurikulum terbaru tersebut. Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan guru-guru di Sekolah Dasar Negeri Kalasan satu belum sepenuhnya (masih 80%) dalam memahami konsep penerapan Kurikulum 2013 khususnya pada penilaian otentik.

Penilaian otentik yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 khususnya penilaian tes tertulis belum mengukur semua aspek yang ingin dinilai guru. Dalam penilaian tes tertulis yang terdapat dalam buku guru hanya tertulis aspek “terlihat dan belum terlihat”, sehingga mempersulit guru dalam melakukan penilaian dengan mengikuti petunjuk tersebut apalagi diikuti dengan jumlah siswa yang sangat banyak juga sangat berpengaruh terhadap penilaian yang akan dilakukan seperti penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa, tetapi contoh-contoh rubrik penilaian non tes sudah 90% baik dalam pelaksanaannya.

(29)

bukan hanya berpatokan pada indikator dan tujuan pembelajaran tersebut, akan tetapi meninjau kembali indikator dan tujuan pembelajaran yang sudah disediakan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa, serta tujuan akhir pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Kurikulum 2013 dengan konsep pendekatan saintifik meliputi langkah-langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan adalah langkah-langkah yang dalam proses belajar mengajar tidak bisa dibolak-balik karena merupakan langkah-langkah yang menggunakan metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama ibu U, mengatakan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik tersebut dalam penerapannya tidak selamanya harus mengikuti alur atau proses ilmiah yang terpenting adalah siswa tersebut bisa memahami pelajaran yang diberikan.

Mengacu pada proses pembangunan kurikulum sebagai siklus seperti yang dikemukakan Seller dan Miller dalam buku Dakir. H (2004), maka tampak bahwa pengembangan kurikulum itu pada hakikatnya adalah pengembangan komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri serta pengembangan komponen-komponen pembelajaran sebagai implementasi kurikulum. Dengan demikian, maka pengembangan kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi kurikulum sebagai pedoman yang kemudian membentuk kurikulum tertulis (written curriculum atau document curriculum) dan sisi kurikulum sebagai impelmentasi (curriculum

implementation) yang tidak lain adalah sistem pembelajaran.

(30)

sedangkan pembinaan adalah proses untuk mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dilaksanakan. Dengan demikian, pengembangan menunjuk pada proses merancang dan pembinaan adalah implementasi dari hasil pengembangan. Oleh sebab itu, pengembangan dan pembinaan kurikulum merupakan dua kegiatan yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan, sebab apa artinya suatu rancangan kurikulum tanpa diimplementasikan. Justru makna suatu kurikulum akan dapat dirasakan manakala diimplementasikan, dan hasil implementasi itu selanjutnya akan memberikan masukan untuk penyempurnaan rancangan. Inilah pengembangan hakikat kurikulum yang membentuk siklus.

Selanjutnya, apa saja yang diperhatikan dalam proses pengembangan kurikulum? Yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum itu sendiri. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum, yaitu rentangan kegiatan, dan tujuan kelembagaan yang berhubungan dengan misi dan visi sekolah.

Tujuan dari perubahan kurikulum agar proses pendidikan menjadi lebih efektif dan terciptanya individu yang berkarakter dan bermoral, serta mampu mendorong terciptanya pendidikan yang berkualitas serta dapat menghasilkan sumber daya manusia dan pembangunan beretos kerja tinggi.

(31)

contoh mengenai perangkat pembelajaran yang baik. Atas dasar tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 yang sesuai dengan kesulitan yang dialami, guna membantu guru dan siswa dalam mengembangkan pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk kelas empar (IV) Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Keberagaman

Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema

Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

(32)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa

Penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru terutama dalam mengembangkan keterampilan untuk mengolah dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3. Bagi siswa

Bahan ajar perangkat pembelajaran ini membantu siswa kelas IV Sekolah Dasar agar lebih mudah untuk memahami materi dalam melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi pada sekolah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 5. Bagi Prodi PGSD

(33)

Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

1. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik untuk membina karakter agar menjadi pribadi yang lebih baik serta dapat menjadi pribadi yang berkualitas atau memiliki kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti sebagai individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak serta yang membedakan dengan individu lain, sehingga dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

2. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan secara terpadu dan terdapat keterkaitan antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema bahkan antar topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.

3. Pendekatan saintifik

(34)

4. Penilaian otentik

Penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

a) Identitas Sekolah

1) Nama Satuan Pendidikan 2) Kelas/ Semester

3) Identitas Tema/Subtema 4) Pembelajaran Ke-

5) Muatan Pelajaran Terkait 6) Alokasi Waktu

b) Kompetensi Inti

c) Kompetensi Dasar dan Indikator d) Tujuan Pembelajaran

(35)

f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran g) Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran i) Penilaian.

j) Lampiran-lampiran

a. Rangkuman Materi Pembelajaran b. Media Pembelajaran

c. Penilaian Setiap Muatan Pelajaran d. Lembar Kerja Siswa (LKS) e. Soal Postes

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang dilihat pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif yakni untuk memadukan beberapa mata pelajaran, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema, dan antar topik.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik atau menggunakan langkah-langkah secara ilmiah dalam proses pembelajaran yaitu, tahap mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik atau suatu penilaian yang berbentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.

(36)

16 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan perkembangan dari kurikulum sebelumnya. Perkembangan zaman akan semakin pesat dan akan mengalami tantangan internal dan eksternal yang harus siap dihadapi (Nuh, 2013).

Menurut Caswel dan Campbell (1935) dalam buku Kurniasih dan Sani (2014), kurikulum adalah seluruh pengalaman dari anak yang berada dalam pengawasan guru. Sementara menurut Edward A. Krug (1957) dalam buku Kurniasih dan Sani (2014), kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.

Menurut Kurniasih (2014), kurikulum adalah suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum.

(37)

kompetensi dan bukan hanya tanggung jawab semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak dalam hal ini orang tua, pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu pengimplementasian Kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal di antara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim, dan menuntut kerjasama yang kompak di antara para anggota tim (Mulyasa, 2013).

Menurut Kurniasih (2013), pada Kurikulum 2013 siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tetapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada, jadi siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran dan guru memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran.

(38)

Menurut Permendikbud (2013), Kurikulum 2013 dikembangkan dengan berdasar pada teori “pendidikan berdasarkan standar” (

standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi

(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar merupakan pendidikan

yang menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal yang harus dimiliki oleh warga negara yang dirinci menjadi delapan standar pendidikan (Mulyasa, 2013) yaitu:

a. Standar kompetensi lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan ketujuh kompetensi yang lain. Secara garis besar, ketentuan tentang standar kompetensi lulusan dideskripsikan sebagai berikut:

1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. 2) Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau mata kuliah.

3) Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

b. Standar isi

Menurut standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Mulyasa, 2013).

(39)

Menurut Mulyasa (2013), standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Secara garis besar standar proses tersebut dapat didefenisikan sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2) Setiap satuan pendidik melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3) Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran. d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Menurut Mulyasa (2013), standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah ktiteria mengenai pendidikkan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut:

(40)

2) Pendidik harus mempunyai ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perudang-undangan yang berlaku.

3) Seorang pendidik harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat, tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui, maka diangkat menjadi pendidik setelah mengikuti uji kelayakan dan kesetaraan.

5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan mentri. 6) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki (1) minimal Diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain atau psikologi, dan (3) sertifikasi profesi guru untuk PAUD.

7) Pendidika pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat memiliki (1) minimal diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) memiliki pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi, dan (3) memiliki sertifikat profesi guru untuk SD/MI.

e. Standar sarana dan prasarana

(41)

proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar pengelolaan

Menurut Mulyasa (2013), standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai afisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan.

g. Standar pembiayaan

Menurut Mulyasa (2013), standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

h. Standar penilaian pendidikan

Menurut Mulyasa (2013), standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Prinsip utama dalam pengembangan Kurikulum 2013 yaitu: Pertama, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diturunkan dari kebutuhan.

Kedua, Standar Isi (SI) diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui

(42)

kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka tetap hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti yang luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat, akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian, dalam system pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluatif (Hamalik, 2007).

a. Peran konservatif

(43)

norma-norma tersebut. peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan kemajuan era globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nila-nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik. b. Peran kreatif

(44)

tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntuta sosial masyarakat.

c. Peran kritis dan evaluatif.

Apakah setiap nilai dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak didik? Apakah setiap nilai dan budaya baru sesuai dengan perkembangan zaman juga harus dimiliki oleh setiap anak didik? Tentu tidak. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat; demikian juga adakalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

Dalam buku H. Wina Sanjaya (2008), Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memuat tiga landasan pengembangan kurikulum, yakni landasan filosofis, psikologis, dan landasan sosiologis-teknologis. Ketiga landasan tersebut adalah sebagai berikut:

(45)

Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata,

philos” dan “Sophia”. Philos, artinya cinta yang mendalam, dan

Sophia, artinya kearifan atau kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat

secara harafiah dapat diartikan sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Secara populer filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Dengan demikian, maka jelas setiap individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis akan memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang dianggapnya baik.

Filsafat sebagai landasan pengembangan kurikulum menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok seperti: hendak dibawa ke mana siswa yang dididik itu? Masyarakat yang bagaimana yang harus diciptakan melalui ikhtiar pendidikan? Apa hakikat pendidikan yang harus dipelajari dan dikaji siswa? Norma-norma atau sistem nilai yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai generasi penerus? Bagaimana sebaiknya proses pendidikan itu berlangsung?

(46)

strategi atau cara pencapaian tujuan. Filsafat sebagai sistem nilai dapat dijadikan pedoman dalam merancang kegiatan pembelajaran. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolok ukur keberhasilan proses pendidikan.

2) Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak didik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan. Secara psikologis, anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimiliknya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Dengan alasan itulah, kurikulum harus memerhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak. Pemahaman tentang anak bagi seorang pengembang kurikulum sangatlah penting. Kesalahan persepsi atau kedangkalan pemahaman tentang anak, dapat menyebabkan kesalahan arah dan kesalahan praktik pendidikan.

(47)
(48)

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia baik itu tantangan internal maupun eksternal. Menurut Permendikbud (2013), tantangan-tantangan internal diantaranya mengacu pada delapan standar nasional pendidikan dan terkait dengan faktor perkembangan pertumbuhan penduduk. Tantangan yang mengacu pada delapan standar nasional pendidikan antara lain standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana-prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan, sedangkan yang terkait dengan faktor perkembangan penduduk adalah pertumbuhan penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Berhubung dengan tantangan internal pertama, maka diharapkan kepada lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat agar bekerjasama dalam mengupayakan segala kegiatan untuk mencapai kedelapan standar nasional tersebut, sehingga perubahan dan perkembangan Kurikulum 2013 ini dapat terealisasi dengan baik dan benar.

(49)

Menurut Kemendikbud (2013), dalam menyikapi penduduk usia produktif ini adalah memberikan pendidikan (pengetahuan dan keterampilan) yang bisa mengarahkan penduduk usia produktif ini agar tidak menjadi beban pembangunan pada masa yang akan datang.

Selain itu, ada juga tantangan eksternal yang perlu disikapi dengan baik. Menurut Permendikbud (2013), tantangan eksternal berkaitan erat dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Berdasarkan masalah-masalah eksternal tersebut, setiap orang dituntut untuk mengerti akan pentingnya pendidikan dalam kehidupannya.

Wismantaka, W. A. Vitus (2014) menyatakan bahwa, jika seseorang pelajar dititik beratkan pada pengetahuan terus-menerus lama kelamaan beban siswa terlalu berat dan menjadi jenuh, akibatnya akan terjadi fenomena-fenomena sosial negatif di kalangan pelajar seperti narkoba, tawuran pelajar, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan bukan saja menekankan pada pengetahuan ataupun salah satu aspek pendidikan saja, melainkan pendidikan itu terbentuk melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terintegrasi (Permendikbud, 2013). Menyikapi hal tersebut diharapkan Kurikulum 2013 mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang. (Kemendikbud, 2013).

(50)

kurikulum. Menurut Mulyasa, (2013) kesenjangan kurikulum dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN

1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

1 Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial

3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

C. PROSES PEMBELAJARAN

(51)

2 Proses pembelajaran

berorientasi pada pada buku teks

2 Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja

1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal

2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM

1 Satuan pendidikan mempunyai pembebasan dalam pengelolaan

(52)

kurikulum dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

2 Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

(53)

baik dan benar. Penyempurnaan pola pikir perumusan Kurikulum 2004, KTSP dan Kurikulum 2013 dapat dilihat di Tabel 2, (Mulyasa, 2013).

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1. Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar

Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan

pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu

dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran

(54)

terpisah

Mulyasa (2013) menyatakan bahwa terdapat empat elemen penting yang menjadi dasar perubahan Kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN

DESKRIPSI

SD

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Struktur

Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains

(55)

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajaran

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,

menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat - Guru bukan satu-satunya sumber belajar. - Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi

melalui contoh dan teladan

Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) - Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)

(56)

posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib) - UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

b. Pendidikan karakter

Narwanti (2011), mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Rutland dalam Hidayatullah (2010), mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penegak, serta yang membedakan dengan individu lain.

(57)

lahiriah) hidup seseorang dan bekerjasama baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana berdasarkan potensi alami (given) serta melalui proses yang dikehendaki (willed) untuk mencapai kepribadian yang utuh melalui pendidikan. Karakter merupakan dasar terbentuknya hubungan manusia.

Menurut Maksudin (2013), terdapat empat karakter yang dimiliki manusia di antaranya adalah (1) hubungan manusia dengan sang pencipta, (2) hubungan manusia dengan alam (3) hubungan manusia dengan manusia, dan (4) hubungan manusia dengan kehidupan dirinya di dunia-akhirat.

Menurut Maksudin (2013), secara umum kebebasan dibagi menjadi dua bagian yaitu kebebasan individualitas dan kebebasan memilih. Kedua kebebasan ini dituntut untuk bertanggungjawab saat berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu karakter yang dibangun harus seimbang agar karakter yang dimiliki harus baik, terkontrol dan seimbang antara satu dengan yang lain.

Maksudin (2013), mengemukakan empat karakter yang seimbang adalah: 1) Hikmah adalah kondisi jiwa seseorang dapat mengetahui yang benar

dan yang salah terhadap semua perbuatan yang dilakukan secara iklas.

(58)

3) Kesucian diri adalah melatih kekuatan syahwat dengan kendali akal dan syariat agama.

4) Keadilan adalah kondisi jiwa dan kekuatannya yang memimpin kemarahan dan syahwat, dan membimbingnya untuk berjalan sesuai dengan tuntunan hikmah, berpegang teguh pada kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Jika keempat karakter ini terwujud dengan seimbang maka terwujudlah karakter yang mulia.

Dengan penerapan pendidikan karakter dapat diafirmasikan sesuatu yang positif terkait dengan pendidikan. Dalam Kurikulum 2013, pendidikan karakter merupakan hal yang paling diutamakan untuk semua jenjang pendidikan. Pendidikan karakter terbentuk melalui pendidikan agama, karena di dalam pendidikan agama tersirat nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

c. Pendekatan Tematik Integratif

1) Pengertian Pendekatan Tematik Integratif

Kurikulum 2013 ini memiliki ciri khas tertentu dengan pendekatan tematik integratif, melihat dengan penyempurnaan pola pikir penyempurnan pendidikan, perlunya model pembelajaran yang kontekstual yang memberikan dorongan terhadap pembelajaran peserta didik.

(59)

ajar yang disediakan berdasarkan tema yang merupakan gabungan dari mata pelajaran yang relevan, sistem pembelajaran tematik integratif ini upaya penyederhanaan mata pelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda yang siap dalam menghadapi masa depan. Siswa diharapkan mampu mengembangkan nalar dibandingkan hafalan, melalui proses pembelajaran dalam melakukan observasi, bertanya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh dan menerima materi pembelajaran.

Menurut Ahmadi dan Amri (2014), metode pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik. Tema adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema inilah yang akan menjadi penggerak mata pelajaran lainnya dalam keutuhan proses pembelajaran.

Melalui pendekatan tematik integratif siswa diarahkan untuk dapat mengahadapi fenomena alam, sosial, seni, dan budaya, untuk mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Guru juga diharapkan mampu menggali dan memancing potensi yang ada pada siswa.

2) Prinsip-prinsip pendekatan integratif

(60)

beberapa muatan pelajaran yang saling terkait, 3) tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi harus mendukung pencapaian tujuan yang telah ditentukan pada kurikulum, 4) materi pelajaran dapat dikaitkan dalam tema dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik sebagai minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal, dan 5) tidak memaksakan materi pelajaran yang dipadukan (Majid, 2014).

3) Ciri-ciri pendekatan tematik integratif

Pendekatan Integratif memiliki cirri-ciri sebagai berikut, a) Pembelajaran berpusat pada siswa untuk menempatkan siswa sebagai subjek belajar, b) memberikan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata, c) pemisahan pembelajaran tidak begitu jelas, fokus kepada pembahasan tema-tema, dan d) bersifat fleksibel, mengaikan dengan kehidupan siswa dan lingkungan sekolah (Majid, 2014:89).

4) Manfaat pendekatan tematik integratif

(61)

Abdul Majid (2014), mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu konsep atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi, sehingga memberikan pengalaman langsung bagi siswa secara bermakna, yaitu dengan cara merumuskan model keterhubungan (connected), model laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated).

Model keterhubungan adalah sebuah model penyajian pembelajaran yang menghubungkan materi satu dengan materi yang lain secara terpadu. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok dikembangkan secara terus menerus (tematik Kurikulum 2013). Menurut (tematik Kurikulum 2013) model keterhubungan tersebut dapat digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Model Pembelajaran Keterhubungan

1. 3.

(62)

Keterangan:

: Matematika

: IPA

: IPS

Penjelasan:

Pada kolom ke-4, ketiga mata pelajaran tersebut saling berhubungan dan ditandai dengan garis lurus yang menghubungkan ketiga mata pelajaran tersebut.

Menurut tematik Kurikulum 2013 model pembelajaran laba-laba ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda:

Model pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini: Gambar 2. Model Pembelajaran Laba-Laba

(63)

Penjelasan:

Dari keenam mata pelajaran di atas, akan dipadukan dengan satu tema yang terkait. Jadi setiap mata pelajaran saling berhubungan dengan mata pelajaran lainnya dengan satu tema.

Model pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan keterampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di Kurikulum 2013.

Rusman (2013), memaparkan bahwa model pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep sehingga siswa dapat belajar secara holistik (menyeluruh), bermakna (tahan lama), dan autentik.

Matematika

IPS

B. Indonesia

SBdP

PJOK

(64)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang mengitegrasikan atau mengaitkan atau memadukan beberapa muatan mata pelajaran yang akan diajarkan secara bersama-sama melalui satu tema. Jadi, dengan pendekatan tematik integrative, satu tema terdiri dari beberapa mata pelajaran yang saling berkaitan.

d. Pendekatan saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Kemendikbud (2013), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah yang dirancang dengan memperhatikan tahapan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Tujuan dari metode ilmiah ini adalah agar terciptanya peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

2. Langkah-langkah pendekatan saintifik a) Mengamati

(65)

pedoman observasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diobservasi baik primer maupun sekunder, serta menentukan letak obyek yang akan diobservasi dan media-media yang akan digunakan dalam observasi. b) Bertanya

Selain bertanya kepada siswa, pendidik juga harus membimbing atau memandu peserta didiknya dengan baik serta mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak yang baik. Ketika peserta didik salah dalam menjawab, maka peranan pendidik adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir ulang, tetapi peserta didik sama sekali tidak bisa menjawab maka pendidik merubah pertanyaan tersebut. Proses ini akan merangsang aspek kognitif anak dalam memecahkan masalah serta membuat peserta didik berpikir divergen bukan konvergen.

c) Menalar

Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

d) Mencoba

Dimasudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.

(66)

Dimaksudkan agar siswa mampu mengkomunikasikan hasil dari pembelajaran yang didapatnya. Dalam pendekatan saintifik, proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu, sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge) Ranah sikap mengajarkan kepada siswa untuk “tahu mengapa”, ranah mengajarkan kepada siswa agar “tahu

bagaimana” dan ranah sikap mengajarkan kepada siswa tentang “tahu apa”.

Selain lima langkah tersebut, dalam pembelajaran juga harus menyentuh tujuh kriteria pembelajaran. Kriteria-kriteria tersebut adalah:

a) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan hanya sebatas kira-kira, khayalan, atau dongeng semata.

b) Adanya komunikasi yang interaktif antara guru dengan siswa dan lingkungan sekitar, bukan hanya komunikasi antara guru dengan siswa atau komunikasi satu arah.

c) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan pembelajaran.

d) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan sama lain dari materi pembalajaran.

Gambar

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013  .............................................................
Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran  ...........................
Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat ketidaksamaan faktor penentu ISPU area transportasi dalam tinjauan karakteristik seluruh kurun waktu penelitian dan kurun waktu harian, dimana hal ini

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalimantan Selatan keadaan Februari 2012 adalah 3,91

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sistem dapat mempersingkat waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan setiap mahasiswa yang akan masuk ke ruang ujian dan pencatatan

PT Advis Consulting Indonesia sudah memberikan training dengan topik yang relevan bagi kebutuhan improvement perusahaan saya. Saya mendapatkan tambahan pengetahuan yang

HARMONISASI HUKUM PENANAMAN MODAL INDONESIA DALAM RANGKA MENUJU KOMUNITAS EKONOMI ASEAN ( ASEAN ECONOMIC. COMMUNITY) PADA

[r]

Menurut Bagir Manan materi dan muatan sebuah peraturan daerah juga sebagai berikut. 1) Sistem rumah tangga daerah. Dalam sistem rumah tangga formal, segala urusan pada

Rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan