• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM GERAKAN KB DI KECAMATAN SIPISPIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM GERAKAN KB DI KECAMATAN SIPISPIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI

DENGAN PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR

(PUS) DALAM GERAKAN KELUARGA BERENCANA

DI KECAMATAN SIPISPIS KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NANDA PERMATA SARI

NIM. 309331032

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Nanda Permata Sari, NIM 309331032. Hubungan Sosial Ekonomi

Dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hubungan sosial ekonomi dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Gerakan Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013, dengan populasi Pasangan Usia Subur (PUS) yang aktif dalam mengikuti program KB yang tersebar di 20 desa sebanyak 3.396 KK. Sampel dimbil secara proportional random sampling sebanyak 5 %, berjumlah 170 KK. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter dan komunikasi tidak langsung berupa angket skala likert kemudian data dianalisis dengan menggunakan tekhnik analisis korelasi product moment.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Terdapat hubungan yang positif antara kondisi sosial ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur dalam gerakan KB. Hasil perhitungan koefisien korelasi dengan rxy sebesar 0,22

diperoleh hasil dengan taraf nyata α = 0,05 menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel

dimana 2,95 ≥ 1,98 artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Besarnya hubungan sosial

(5)

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBER PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 28

(6)

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28

D. . Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELEITIAN A. . Keadaan Fisik ... 39

B. Keadaan Non Fisik ... 43

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. . Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 61

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(7)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

1. Uji Homogenitas ... 34

2. Luas Kecamatan Sipispis Berdasarkan Desa Tahun 2012 ... 42

3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 44

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 45

5. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 47

6. Jumlah Penduduk Menurut Mata pencaharian di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 48

7. Komposisi penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan SipispisTahun 2012 ... 48

8. Komposisi penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 49

9. Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Sipispis 2012 ... 50

10.Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 51

11.Tabel distribusi frekuensi untuk sosial ekonomi responden ... 53

12.Tabel Distribusi frekuensi untuk partisipasi responden ... 55

13.Uji Normalitas Data Sosial Ekonomi ... 57

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

1. Kerangka Berpikir Penelitian ... 27

2. Peta Kabupaten Serdang Bedagai ... 39

3. Peta Kecamatan Sipispis ... 40

4. Grafik Penafsiran Skor Hubungan Sosial Ekonomi ... 53

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1. Lembar Angket Penelitian... 64

2. Data mentah tingkat pendidikan pasangan usia subur berdasarkan frekuensi... 67

3. Data Mentah Tingkat Sosial Ekonomi dan Partisipasi Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sipispis ... 72

4. Data mentah tingkat sosial ekonomi berdasarkan harkat ... 77

5. Data Mentah tingkat partisipasi pasangan usia subur berdasarkan hasil skala likert ... 82

6. Organisasi Pengolahan Data ... 92

7. Perhitungan Uji Normalitas Data... 94

8. Uji Homogenitas ... 97

9. Uji Linieritas Persamaan Regresi ... 104

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan

bertujuan secara bertahap meningkatkan produktifitas dan kemakmuran penduduk

secara menyeluruh. Usaha-usaha tersebut dapat mengalami hambatan-hambatan,

antara lain oleh karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat karena

tingginya angka kelahiran. Tujuan lain untuk meningkatkan kondisi kehidupan

masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran, sehingga pertumbuhan

penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

besar. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia

sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000.

Artinya, tiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah penduduk bertambah 3,25

juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya penduduk

Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa. Menurut

BKKBN, tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta.Menurut

Riski, 2010 (dalam Reducdyanta, 2012) jumlah penduduk Indonesia setiap saat

mengalami peningkatan, padahal pemerintah telah berupaya untuk menargetkan

idealnya 2 atau 1 anak per wanita. Meski begitu, masih ada saja dari keluarga

Indonesia yang senang mempunyai anak banyak.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat

(11)

1945, diperlukan dukungan kualitas sumber daya manusia yang tinggi, antara lain

melalui pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan suatu

upaya yang bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk. Dalam rangka pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk

dilaksanakan program kesehatan, salah satunya melalui program Keluarga

Berencana. Kenyataannya masih banyak dihadapkan pada berbagai kendala yang

berdampak bagi lajunya pembangunan nasional.

Program KB, sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang

kependudukan, memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan kesehatan

yang bersifat kuantitatif dan kualitatif . Oleh karena itu, program KB memiliki

posisi strategis dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui

kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan (secara kuantitatif), maupun

pembinaan ketahanan dan peningkatan kesejahteraan keluarga (secara kualitatif)

dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Menurut Pinem, 2009

(dalam Reducdyanta, 2012) sekarang ini program keluarga berencana nasional

mempunyai paradigma baru dengan visi yang telah di ubah menjadi mewujudkan

keluarga berkualitas tahun 2015, keluarga berkualitas adalah keluarga yang

sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,berwawasan

kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

Pelaksanaan program Keluarga Berencana merupakan bagian integral dari

program pembangunan nasional secara menyeluruh. Dengan demikian program

Keluarga Berencana pada dasarnya merupakan program bagi seluruh lapisan

(12)

bertempat tinggal dan hidup di Indonesia tanpa membedakan golongan, suku

bangsa, agama dan sebagainya, wajib turut berpartisipasi aktif dalam program

Keluarga Berencana.

Gerakan program Keluarga Berencana Nasional merupakan keadaan sikap

mental dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok dalam mengelola

dan melaksanakan kegiatan serta aktivitas Keluarga Berencana atas dasar

kemauan Pasangan Usia Subur (PUS) sendiri tanpa tergantung pada orang lain

dalam mempelopori serta sekaligus sebagai pengelolaannya ataupun suatu

gerakan yang menghimpun dan mengajak potensi masyasrakat untuk

berpartisipasi secara aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan

mutu sumber daya manusia Indonesia. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang

dianggap ideal adalah dua.

Jadi dalam hal ini Gerakan Keluarga Berencana Nasional menitikberatkan

kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan mandiri. Pelaksanaan Keluarga

Berencana ini lebih dikenal sebagai Gerakan Keluarga Berencana Mandiri.

Gerakan keluarga berencana mandiri merupakan gerakan masyarakat yang

dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat. Dalam pelaksanaan dan pelayanan

Keluarga Berencana, masyarakat dengan inisiatif dan prakarsa sendiri

menyisihkan tenaga, pikiran, waktu dan dananya untuk mengelola kegiatan

Keluarga Berencana, yang dalam pelaksanaannya mengikutsertakan seluruh

lapisan masyarakat Indonesia. Masyarakat dan Pemerintah merupakan dua aspek

(13)

karena itu partisipasi masyarakat semakin penting artinya mengingat keterbatasan

pemerintah untuk menjangkau seluruh daerah di Indonesia terutama di pedesaan.

Sampai dengan tahun 1979 seluruh wilayah di Indonesia sudah tercakup

dalam program Keluarga Berencana, begitu pula Kabupaten Serdang Bedagai

merupakan salah satu daerah yang telah berhasil meningkatkan keikutsertaan

masyarakat dalam ber KB. Selama tahun 2008 Kabupaten Serdang Bedagai telah

berhasil mendapatkan akseptor KB baru sebanyak 19.373 atau 105,8 % dari target

18.308 peserta KB, sedangkan peserta KB yang berhasil dibina sebesar 78.774

akseptor atau 73,72 % dari jumlah pasangan usia subur sebesar

106.850. Keberhasilan program KB di Serdang Bedagai juga diperkuat dengan

dianugerahkannya Satya Lencana Wira Karya dalam bidang keluarga berencana

oleh pemerintah pusat tahun 2010. Penghargaan tersebut merupakan bukti prestasi

Kabupaten Serdang Bedagai dibidang KB. Kesadaran warga Serdang Bedagai

yang telah mendukung pemerintah dengan turut serta melaksanakan program

pengendalian penduduk melalui keluarga berencana (KB).

(http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?mod=home&opt=cont

ent&jenis=2&id_content=2145&detail=Y /diakses 09.05.2013/10.43)

Fokus penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yaitu Kecamatan Sipispis.

Pada tahun 2012, Kecamatan Sipispis memiliki jumlah penduduk 31. 829 jiwa

yang terdiri dari 16. 236 laki-laki dan 15. 593 Perempuan. Kecamatan Sipispis

terdiri 20 desa dan 115 dusun. Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sipispis

sebanyak 8.152, Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Sipispis sebanyak

(14)

(http://serdangbedagaikab.bps.go.id/publikasi/pub2012/2_stat_kec/030_statkec_2

012/f_030_statkec_2012/search/searchtext.xml)

Pengamatan penulis sebagai putri daerah, pelaksanaan program Keluarga

Berencana di Kecamatan Sipispis justru belum terlaksana dengan baik. Hal ini

ditandai oleh, banyak keluarga yang memiliki anak yang jumlahnya lebih dari dua

orang dalam setiap pasangan usia subur, bahkan mencapai 3-7 orang anak. Faktor

sosial ekonomi sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan pendapatan

masyarakat. Jika dilihat dari mata pencaharian masyarakat di kecamatan Sipispis

berbeda-beda, yang paling dominan yaitu bekerja sebagai petani dengan tingkat

pendidikan yang tergolong rendah yaitu tamatan SD/SMP. Tingkat pendidikan

dan mata pencaharian sebagai petani tentunya mempengaruhi jumlah pendapatan

masyarakat dimana akan berpengaruh terhadap partisipasi dalam mensukseskan

program Gerakan Keluarga Berencana.

Partisipasi masyarakat merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu

program karena semakin banyak jumlah penduduk, berarti semakin besar

tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan anggota rumah

tangganya baik fisik maupun psikis. Kesadaran para akseptor pada prinsipnya

menyangkut perubahan perilaku yaitu setiap Pasangan Usia Subur di wilayah

pedesaan yang tidak atau belum berperan dalam gerakan KB nasional dengan

menjadi akseptor KB. Kondisi ini berkaitan dengan partisipasi aktif masyarakat,

hal ini dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi yang melatar belakangi setiap

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sipispis dalam melaksanakan Program KB.

(15)

“Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam

Gerakan KB Di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai”

B. Identifikasi Masalah

Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana,

tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk

mensukseskan program tersebut. Tingginya pencapaian realisasi persentase

akseptor KB ini berhubungan dengan faktor sosio demografi berupa tingkat

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, umur, jumlah keluarga, dan lain-lain

sedangkan faktor sosio psikologis berupa nilai-nilai budaya seperti adat – istiadat,

agama, dan lain – lain.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan sosial ekonomi

(pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS)

dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

apakah ada hubungan sosial ekonomi (pendidikan dan pendapatan) dengan

partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis

Kabupaten Serdang Bedagai?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai

(16)

(pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS)

dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :

a. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti yang lain pada wilayah yang

berbeda.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan

penelitian ilmiah

c. Sebagai informasi tambahan sehingga dapat memberikan sumbangan

pemikiran, sehingga hal ini akan menjadi masukan bagi pelaksanaan program

keluarga berencana dalam melakukan sosialisasi tentang keluarga berencana

guna menekan jumlah pertumbuhan penduduk sehingga dapat meningkatkan

(17)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan yang diteliti dapat dikemukakan

kesimpulan bahwa dengan diselenggarakannya gerakan KB di Kecamatan

Sipispis, tampak bahwa partisipasi pasangan usia subur tergolong rendah, ini

dibuktikan dengan pasangan usia subur mengikuti gerakan KB tapi sebagian

besar tidak berpartisipasi dalam tujuan gerakan KB tersebut. Hal ini sejalan

dengan keadaan sosial ekonomi pasangan usia subur berada dalam kategori

rendah. Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy sebesar0,22,

ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat sosial

ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur dalam gerakan KB. Diketahui

bahwa Indeks Determinasi sebesar 4,928% hal ini berarti besarnya hubungan

sosial ekonomi dengan partisipasi PUS dalam penelitian ini sebesar 4,928% dan

sisanya sebesar 95,072% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur

secara empiris dalam penelitian ini. Dengan demikian sosial ekonomi PUS secara

nyata dapat menentukan dan berkontribusi dengan partisipasi PUS dalam gerakan

(18)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran antara lain

perlunya perhatian pemerintah khususnya pemerintah Kecamatan Sipispis

terhadap program gerakan KB dengan cara meningkatkan akses dan penyuluhan

tentang pentingnya melaksanakan program KB untuk mengurangi dampak dari

ledakan penduduk.mengingat semakin besar jumlah penduduk maka akan

berdampak pada pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat. Agar

partisipasi pasangan usia subur meningkat dalam melaksanakan program KB ,

maka diperlukan kesadaran dari pasangan usia subur itu sendiri. Untuk

meningkatkan kesadaran PUS antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan

penyuluhan yang menunjang terlaksananya tujuan gerakan KB sehingga PUS

tidak hanya sekedar mengikuti gerakan KB tetapi mereka juga paham akan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto,Suharsimi. 2006 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

Atika, 2011 . Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program KeluargaBerencana Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25410/4/Chapter%20I.pdf/ diakses 20/05/2013 15:58)

Barifi, Muhammad. 2006. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Gerakan Keluarga Berencana di Kecamatan Leung Bata Kota Banda Aceh. http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/271076

BPS, 2012 . Kecamatan Sipispis Dalam Angka Tahun 2012. Sumatera Utara:BPS

Fitri. 2011. Persepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Pembatasan Jumlah Kelahiran Anak di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

Husna, Nurul. 2013. Karakteristik Industri Kecil Ikan Asin di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

Meilani, Niken, dkk .2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya

Muliani, Juli. 2011. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pengajaran Remedial Terpadu Siswa SMP Negeri 1 Air Joman Tahun Pembelajaran

(20)

Nisa, 2008. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Sibowi.

http://www.scribd.com/doc/14044745/diakses 20/05/2013 16:05

Ocbrianto, Hosea. 2012. Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Balita ( Studi Kasus Pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok) . http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280831-Hosea%20Ocbrianto.pdf/ Diakses 20/05/2013 15:33)

Pinem, Reducdyanta. 2012 . Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentan

Alat Kontrasepsi Pria Di Desa JuharPerangin – Angin Kecamatan Juhar

KabupateKaro.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34870/diakses 20/05/2013 15:42

Sandra Devi, Azura. 2013. Eksistensi Jembatan Tabayang Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sei Kepayang Barat

Kabupaten Asahan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)

Sudjana. 2003. Tekhnik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Penerbit. Bandung : Tarsito

Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Suratun,dkk .2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media

Referensi

Dokumen terkait

pejabat yang jenjangnya lebih tinggi. 3) Pedoman berdasarkan jenis peraturan dan prosedur yang dibutuhkan untuk melakukan uraian pekerjaan serta pertimbangan yang diperlukan. 4)

Bab ini merupakan bab terakhir yaitu bagian akhir dalam penelitian ini dimana pada bagian ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian

Tingkat pencapaian dengan kategori baik terkait persepsi Kepala Sekolah tentang kemampuan guru penjasorkes dalam merencanakan pembelajaran penjasorkes di tingkat

yang diamanatkan dalam UUD NKRI 1945 pada dasarnya telah mencerminkan mekanisme check and balance berdasarkan sistem pemerintahan presidensiil.Akan tetapi berkaitan

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Moral Reasoning Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Inspektorat Daerah Di

sekolah. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pembelajaran matematika yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran

ad* b)» Xalau kita baoa bunyi dari paoal 1601 b Btff maka da* patlah kita oimpulkon batata, oobelum waktu yang di- perjanjikan dalaa suatu porjanjian pemborongan itu habio,

pada 1 Muharram, padahal bulan ini sama sekali tidak terkait dengan peristiwa hijrah