HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI
DENGAN PARTISIPASI PASANGAN USIA SUBUR
(PUS) DALAM GERAKAN KELUARGA BERENCANA
DI KECAMATAN SIPISPIS KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
NANDA PERMATA SARI
NIM. 309331032
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
Nanda Permata Sari, NIM 309331032. Hubungan Sosial Ekonomi
Dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hubungan sosial ekonomi dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Gerakan Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013, dengan populasi Pasangan Usia Subur (PUS) yang aktif dalam mengikuti program KB yang tersebar di 20 desa sebanyak 3.396 KK. Sampel dimbil secara proportional random sampling sebanyak 5 %, berjumlah 170 KK. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter dan komunikasi tidak langsung berupa angket skala likert kemudian data dianalisis dengan menggunakan tekhnik analisis korelasi product moment.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Terdapat hubungan yang positif antara kondisi sosial ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur dalam gerakan KB. Hasil perhitungan koefisien korelasi dengan rxy sebesar 0,22
diperoleh hasil dengan taraf nyata α = 0,05 menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel
dimana 2,95 ≥ 1,98 artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Besarnya hubungan sosial
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBER PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 28
C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28
D. . Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELEITIAN A. . Keadaan Fisik ... 39
B. Keadaan Non Fisik ... 43
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. . Hasil Penelitian ... 52
B. Pembahasan ... 61
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.
1. Uji Homogenitas ... 34
2. Luas Kecamatan Sipispis Berdasarkan Desa Tahun 2012 ... 42
3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 44
4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 45
5. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 47
6. Jumlah Penduduk Menurut Mata pencaharian di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 48
7. Komposisi penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan SipispisTahun 2012 ... 48
8. Komposisi penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 49
9. Jumlah Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Sipispis 2012 ... 50
10.Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sipispis Tahun 2012 ... 51
11.Tabel distribusi frekuensi untuk sosial ekonomi responden ... 53
12.Tabel Distribusi frekuensi untuk partisipasi responden ... 55
13.Uji Normalitas Data Sosial Ekonomi ... 57
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
1. Kerangka Berpikir Penelitian ... 27
2. Peta Kabupaten Serdang Bedagai ... 39
3. Peta Kecamatan Sipispis ... 40
4. Grafik Penafsiran Skor Hubungan Sosial Ekonomi ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1. Lembar Angket Penelitian... 64
2. Data mentah tingkat pendidikan pasangan usia subur berdasarkan frekuensi... 67
3. Data Mentah Tingkat Sosial Ekonomi dan Partisipasi Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sipispis ... 72
4. Data mentah tingkat sosial ekonomi berdasarkan harkat ... 77
5. Data Mentah tingkat partisipasi pasangan usia subur berdasarkan hasil skala likert ... 82
6. Organisasi Pengolahan Data ... 92
7. Perhitungan Uji Normalitas Data... 94
8. Uji Homogenitas ... 97
9. Uji Linieritas Persamaan Regresi ... 104
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan
bertujuan secara bertahap meningkatkan produktifitas dan kemakmuran penduduk
secara menyeluruh. Usaha-usaha tersebut dapat mengalami hambatan-hambatan,
antara lain oleh karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat karena
tingginya angka kelahiran. Tujuan lain untuk meningkatkan kondisi kehidupan
masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran, sehingga pertumbuhan
penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang
besar. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia
sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000.
Artinya, tiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah penduduk bertambah 3,25
juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya penduduk
Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar 0,27 juta jiwa. Menurut
BKKBN, tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia capai 250 juta.Menurut
Riski, 2010 (dalam Reducdyanta, 2012) jumlah penduduk Indonesia setiap saat
mengalami peningkatan, padahal pemerintah telah berupaya untuk menargetkan
idealnya 2 atau 1 anak per wanita. Meski begitu, masih ada saja dari keluarga
Indonesia yang senang mempunyai anak banyak.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat
1945, diperlukan dukungan kualitas sumber daya manusia yang tinggi, antara lain
melalui pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan suatu
upaya yang bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk. Dalam rangka pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk
dilaksanakan program kesehatan, salah satunya melalui program Keluarga
Berencana. Kenyataannya masih banyak dihadapkan pada berbagai kendala yang
berdampak bagi lajunya pembangunan nasional.
Program KB, sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang
kependudukan, memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan kesehatan
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif . Oleh karena itu, program KB memiliki
posisi strategis dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui
kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan (secara kuantitatif), maupun
pembinaan ketahanan dan peningkatan kesejahteraan keluarga (secara kualitatif)
dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Menurut Pinem, 2009
(dalam Reducdyanta, 2012) sekarang ini program keluarga berencana nasional
mempunyai paradigma baru dengan visi yang telah di ubah menjadi mewujudkan
keluarga berkualitas tahun 2015, keluarga berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,berwawasan
kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Pelaksanaan program Keluarga Berencana merupakan bagian integral dari
program pembangunan nasional secara menyeluruh. Dengan demikian program
Keluarga Berencana pada dasarnya merupakan program bagi seluruh lapisan
bertempat tinggal dan hidup di Indonesia tanpa membedakan golongan, suku
bangsa, agama dan sebagainya, wajib turut berpartisipasi aktif dalam program
Keluarga Berencana.
Gerakan program Keluarga Berencana Nasional merupakan keadaan sikap
mental dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok dalam mengelola
dan melaksanakan kegiatan serta aktivitas Keluarga Berencana atas dasar
kemauan Pasangan Usia Subur (PUS) sendiri tanpa tergantung pada orang lain
dalam mempelopori serta sekaligus sebagai pengelolaannya ataupun suatu
gerakan yang menghimpun dan mengajak potensi masyasrakat untuk
berpartisipasi secara aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan
mutu sumber daya manusia Indonesia. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang
dianggap ideal adalah dua.
Jadi dalam hal ini Gerakan Keluarga Berencana Nasional menitikberatkan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan mandiri. Pelaksanaan Keluarga
Berencana ini lebih dikenal sebagai Gerakan Keluarga Berencana Mandiri.
Gerakan keluarga berencana mandiri merupakan gerakan masyarakat yang
dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat. Dalam pelaksanaan dan pelayanan
Keluarga Berencana, masyarakat dengan inisiatif dan prakarsa sendiri
menyisihkan tenaga, pikiran, waktu dan dananya untuk mengelola kegiatan
Keluarga Berencana, yang dalam pelaksanaannya mengikutsertakan seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Masyarakat dan Pemerintah merupakan dua aspek
karena itu partisipasi masyarakat semakin penting artinya mengingat keterbatasan
pemerintah untuk menjangkau seluruh daerah di Indonesia terutama di pedesaan.
Sampai dengan tahun 1979 seluruh wilayah di Indonesia sudah tercakup
dalam program Keluarga Berencana, begitu pula Kabupaten Serdang Bedagai
merupakan salah satu daerah yang telah berhasil meningkatkan keikutsertaan
masyarakat dalam ber KB. Selama tahun 2008 Kabupaten Serdang Bedagai telah
berhasil mendapatkan akseptor KB baru sebanyak 19.373 atau 105,8 % dari target
18.308 peserta KB, sedangkan peserta KB yang berhasil dibina sebesar 78.774
akseptor atau 73,72 % dari jumlah pasangan usia subur sebesar
106.850. Keberhasilan program KB di Serdang Bedagai juga diperkuat dengan
dianugerahkannya Satya Lencana Wira Karya dalam bidang keluarga berencana
oleh pemerintah pusat tahun 2010. Penghargaan tersebut merupakan bukti prestasi
Kabupaten Serdang Bedagai dibidang KB. Kesadaran warga Serdang Bedagai
yang telah mendukung pemerintah dengan turut serta melaksanakan program
pengendalian penduduk melalui keluarga berencana (KB).
(http://www.serdangbedagaikab.go.id/indonesia/index.php?mod=home&opt=cont
ent&jenis=2&id_content=2145&detail=Y /diakses 09.05.2013/10.43)
Fokus penelitian yang akan diteliti oleh peneliti yaitu Kecamatan Sipispis.
Pada tahun 2012, Kecamatan Sipispis memiliki jumlah penduduk 31. 829 jiwa
yang terdiri dari 16. 236 laki-laki dan 15. 593 Perempuan. Kecamatan Sipispis
terdiri 20 desa dan 115 dusun. Jumlah rumah tangga di Kecamatan Sipispis
sebanyak 8.152, Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Sipispis sebanyak
(http://serdangbedagaikab.bps.go.id/publikasi/pub2012/2_stat_kec/030_statkec_2
012/f_030_statkec_2012/search/searchtext.xml)
Pengamatan penulis sebagai putri daerah, pelaksanaan program Keluarga
Berencana di Kecamatan Sipispis justru belum terlaksana dengan baik. Hal ini
ditandai oleh, banyak keluarga yang memiliki anak yang jumlahnya lebih dari dua
orang dalam setiap pasangan usia subur, bahkan mencapai 3-7 orang anak. Faktor
sosial ekonomi sangat erat kaitannya dengan pendidikan dan pendapatan
masyarakat. Jika dilihat dari mata pencaharian masyarakat di kecamatan Sipispis
berbeda-beda, yang paling dominan yaitu bekerja sebagai petani dengan tingkat
pendidikan yang tergolong rendah yaitu tamatan SD/SMP. Tingkat pendidikan
dan mata pencaharian sebagai petani tentunya mempengaruhi jumlah pendapatan
masyarakat dimana akan berpengaruh terhadap partisipasi dalam mensukseskan
program Gerakan Keluarga Berencana.
Partisipasi masyarakat merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu
program karena semakin banyak jumlah penduduk, berarti semakin besar
tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan anggota rumah
tangganya baik fisik maupun psikis. Kesadaran para akseptor pada prinsipnya
menyangkut perubahan perilaku yaitu setiap Pasangan Usia Subur di wilayah
pedesaan yang tidak atau belum berperan dalam gerakan KB nasional dengan
menjadi akseptor KB. Kondisi ini berkaitan dengan partisipasi aktif masyarakat,
hal ini dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi yang melatar belakangi setiap
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sipispis dalam melaksanakan Program KB.
“Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Partisipasi Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam
Gerakan KB Di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai”
B. Identifikasi Masalah
Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana,
tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk
mensukseskan program tersebut. Tingginya pencapaian realisasi persentase
akseptor KB ini berhubungan dengan faktor sosio demografi berupa tingkat
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, umur, jumlah keluarga, dan lain-lain
sedangkan faktor sosio psikologis berupa nilai-nilai budaya seperti adat – istiadat,
agama, dan lain – lain.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan sosial ekonomi
(pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS)
dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.
D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah ada hubungan sosial ekonomi (pendidikan dan pendapatan) dengan
partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis
Kabupaten Serdang Bedagai?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai
(pendidikan dan pendapatan) dengan partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS)
dalam gerakan KB di Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan perbandingan untuk peneliti yang lain pada wilayah yang
berbeda.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melaksanakan
penelitian ilmiah
c. Sebagai informasi tambahan sehingga dapat memberikan sumbangan
pemikiran, sehingga hal ini akan menjadi masukan bagi pelaksanaan program
keluarga berencana dalam melakukan sosialisasi tentang keluarga berencana
guna menekan jumlah pertumbuhan penduduk sehingga dapat meningkatkan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah membahas permasalahan yang diteliti dapat dikemukakan
kesimpulan bahwa dengan diselenggarakannya gerakan KB di Kecamatan
Sipispis, tampak bahwa partisipasi pasangan usia subur tergolong rendah, ini
dibuktikan dengan pasangan usia subur mengikuti gerakan KB tapi sebagian
besar tidak berpartisipasi dalam tujuan gerakan KB tersebut. Hal ini sejalan
dengan keadaan sosial ekonomi pasangan usia subur berada dalam kategori
rendah. Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy sebesar0,22,
ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat sosial
ekonomi dengan partisipasi pasangan usia subur dalam gerakan KB. Diketahui
bahwa Indeks Determinasi sebesar 4,928% hal ini berarti besarnya hubungan
sosial ekonomi dengan partisipasi PUS dalam penelitian ini sebesar 4,928% dan
sisanya sebesar 95,072% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diukur
secara empiris dalam penelitian ini. Dengan demikian sosial ekonomi PUS secara
nyata dapat menentukan dan berkontribusi dengan partisipasi PUS dalam gerakan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran antara lain
perlunya perhatian pemerintah khususnya pemerintah Kecamatan Sipispis
terhadap program gerakan KB dengan cara meningkatkan akses dan penyuluhan
tentang pentingnya melaksanakan program KB untuk mengurangi dampak dari
ledakan penduduk.mengingat semakin besar jumlah penduduk maka akan
berdampak pada pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat. Agar
partisipasi pasangan usia subur meningkat dalam melaksanakan program KB ,
maka diperlukan kesadaran dari pasangan usia subur itu sendiri. Untuk
meningkatkan kesadaran PUS antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan
penyuluhan yang menunjang terlaksananya tujuan gerakan KB sehingga PUS
tidak hanya sekedar mengikuti gerakan KB tetapi mereka juga paham akan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto,Suharsimi. 2006 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta
Atika, 2011 . Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program KeluargaBerencana Gratis di Kelurahan Paluh Kemiri
Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25410/4/Chapter%20I.pdf/ diakses 20/05/2013 15:58)
Barifi, Muhammad. 2006. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Gerakan Keluarga Berencana di Kecamatan Leung Bata Kota Banda Aceh. http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/271076
BPS, 2012 . Kecamatan Sipispis Dalam Angka Tahun 2012. Sumatera Utara:BPS
Fitri. 2011. Persepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Pembatasan Jumlah Kelahiran Anak di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)
Husna, Nurul. 2013. Karakteristik Industri Kecil Ikan Asin di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)
Meilani, Niken, dkk .2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Fitramaya
Muliani, Juli. 2011. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pengajaran Remedial Terpadu Siswa SMP Negeri 1 Air Joman Tahun Pembelajaran
Nisa, 2008. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan
Alat Kontrasepsi Suntik Di Desa Sibowi.
http://www.scribd.com/doc/14044745/diakses 20/05/2013 16:05
Ocbrianto, Hosea. 2012. Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Balita ( Studi Kasus Pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok) . http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280831-Hosea%20Ocbrianto.pdf/ Diakses 20/05/2013 15:33)
Pinem, Reducdyanta. 2012 . Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Suami Tentan
Alat Kontrasepsi Pria Di Desa JuharPerangin – Angin Kecamatan Juhar
KabupateKaro.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/34870/diakses 20/05/2013 15:42
Sandra Devi, Azura. 2013. Eksistensi Jembatan Tabayang Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sei Kepayang Barat
Kabupaten Asahan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED)
Sudjana. 2003. Tekhnik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para Penerbit. Bandung : Tarsito
Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Suratun,dkk .2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media