• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 172 PEKANBARU. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 172 PEKANBARU. Oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENERAPAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SD NEGERI 172 PEKANBARU

Oleh

Deny Helmi1, Otang Kurniaman,2, Hendri Marhadi,3

Abstract

The background of this research are 1) Students seem difficult to write a narrative essay, although it has been delivered repeatedly, only a small percentage of students who can write the essay well. 2) Students are not accustomed to using raw sentences in accordance with the enhanced spelling, so the essays that the students do not have clear boundaries, or have not shown a good essay criteria and the lack of ability of the students to develop a narrative essay though only recounts the daily . 3) Low ability students Fourth Grade Elementary School 172 Pekanbaru in narrative writing skills, of 40 students only 20 students (50%) who can write a narrative essay well or achieve specified KKM school (minimum value of 75). Formulation of the problem in this study is "What is with the application of training methods to improve writing skills narrative fourth grade elementary school students 172 Pekanbaru?. The purpose of this study was to find out to find out the training methods to improve students' ability to write a narrative essay fourth grade elementary school 172 Pekanbaru.. Based on the results of the study dikatehui average value of the skills of students at the beginning of the data is 66.3 or less category, and 27.5% of students completeness or only 8 people. The first meeting of the first cycle increased to 69.8 or less category, and 37.5% of students completeness or only 15 people, the second meeting of the first cycle increased to 72.3 or with enough categories, and 67.5% of students completeness or 27 people there. The ability to write narrative essay at the first meeting of the second cycle of 74.2 or with enough categories, and 80.0% of students completeness or 24 people, and the second cycle of the second meeting increased to 79.4 or with both categories, and completeness of students increased to 100% or 40 people. Thus, this research is successful. So that the action reads hypothesis if the applied training methods can improve students' narrative writing skills of fourth grade elementary school 172 Pekanbaru acceptable.

Keyword: Exercise method and Narrative Writing Skills

PENDAHULUAN

Saat ini pengajaran bahasa Indonesia masih didominasi oleh aspek-aspek pengetahuan. Para pelajar lebih banyak belajar tentang bahasa, bukan belajar berbahasa sehingga kemampuan para siswa untuk menyusun sebuah karya pikir berbentuk tulis ataupun lisan belumlah memadai. Hal ini dapat dilihat dari bentuk-

1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0905162868, (081267338074)

2 Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, email [email protected]

3 Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, (081276935482)

(2)

2 bentuk tes atau ujian di sekolah masih banyak didominasi oleh tes pilihan ganda, yang diarahkan pada aspek pengetahuan siswa.

Bahasa merupakan salah satu sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Hal ini berarti bahwa bahasa memiliki peran yang penting bagi manusia. Dengan demikian, dapat dimaklumi jika di sekolah terdapat mata pelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Kemudian diketahui ada 4 standar kompetensi yang diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesia yaitu: 1) mendengarkan atau menyimak, 2) berbicara, 3) membaca, dan 4) menulis. Setiap aspek tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus saling berkaitan dan berhubungan.

Guru jarang memberi tugas dalam bentuk karya tulis atau laporan lisan yang dapat mengungkapkan kreativitas berbahasa Indonesia mereka. Berarti pengajaran bahasa selalu menitikberatkan aspek pengetahuan kebahasaan, dampaknya akan terbawa sampai ke perguruan tinggi. Padahal dalam kurikulum secara jelas dimuat tujuan pengajaran bahasa Indonesia agar para siswa “terampil berbahasa Indonesia”.

Kegiatan menulis tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bahasa lainnya.

Kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan mengungkapkan gagasan harus didukung oleh ketepatan bahasa yang digunakan, selain komponen kosa kata dan gramatikal, ketepatan kebahasaan juga sebaiknya didukung oleh konteks dan penggunaan ejaan. Seperti halnya dalam penulisan karangan narasi (Saleh Abbas, 2006:125).

Karangan narasi merupakan karangan yang menitikberatkan aspek pelukisan oleh pelukis dengan menggunakan bahasa. Dalam penulisan karangan narasi kita harus mampu menghidupkan objek yang kita lukiskan yang sehidup-hidupnya, sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang kita lihat, dapat mendengar apa yang kita dengar, dan dapat merasakan apa yang kita rasakan. Kita ajak pembaca mengalami apa yang kita alami.

Suparno (2008:4.6) mengemukakan bahwa untuk mencapai tujuan narasi kita dituntut untuk mampu memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra indrawi dan suasana batiniah. Sesuatu yang kita narasikan harus tersaji secara gamblang, hidup dan tepat. Sebagai contoh, kalau kita mengatakan malam purnama indah sekali. Pernyataan kita itu mengungkapkan indra pengelihatan serta suasana hati kita menyerap keadaan malam dengan ciri dan sifat khusus indah. Meskipun demikian, pernyataan kita itu masih terlalu umum dan kasar karena belum mampu menciptakan kesan, interpretasi, dan gambaran kongret mengenai keindahan malam purnama. Mengapa malam disebut purnama? Mengapa malam itu menjadi indah? Oleh karena itu, jika kita menulis narasi harus kita hindari pernyataan umum yang tidak terperinci seperti Indah, merdu, menakutkan, sunyi dan sengsara. Metafor, kiasan, atau kata-kata konotatif, akan sangat menentukan makna dari sebuah narasi.

Berdasarkan hasil pengamatan selama peneliti bertugas di SD Negeri 172 Pekanbaru khususnya berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ditemui gejala-gejala atau fenomena khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut:

(3)

3 1. Siswa terkesan sulit menulis karangan narasi, meskipun telah disampaikan berulang-ulang, hanya sebagian kecil siswa yang dapat menulis karangan dengan baik.

2. Siswa belum terbiasa menggunakan kalimat-kalimat baku sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, sehingga karangan yang dibuat siswa tidak mempunyai batasan yang jelas, atau belum menunjukkan kriteria karangan yang baik dan kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan sebuah karangan narasi meskipun hanya menceritakan pengalamannya sehari-hari.

3. Rendahnya kemampuan siswa Kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru dalam keterampilan menulis narasi, dari 40 orang siswa hanya 20 siswa (50%) yang dapat menulis karangan narasi dengan baik atau mencapai KKM yang ditetapkan sekolah (minimal nilai 75).

Keadaan di atas menurut penulis dipengaruhi oleh metode atau cara mengajar guru yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru cenderung melaksanakan pembelajaran dengan ceramah atau penugasan sehingga membuat siswa kurang aktif dan kualitas pembelajaran terkesan rendah.

Dari fenomena-fenomena atau gejala-gejala tersebut di atas, terlihat bahwa kurangnya kemampuan siswa dalam keterampilan menulis narasi dalam proses pembelajaran. Keadaan di atas, berkemungkinan dipengaruhi oleh metode yang digunakan selama ini. Oleh sebab itu, peneliti tertarik ingin melakukan suatu penelitian tindakan dengan judul “Penerapan Metode Latihan untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru”.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Wardani (2004:1.4) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Menurut Arikunto (2006), ada bebeerapa ahli yang menggunakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat rmpat tahapan lazim dilalui yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan dan (4) refleksi.

Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2012/2013 pada tanggal 07 Mei 2013 sampai 21 Mei 2013 . penelitian ini dilaksanakan SD Negeri 172 Pekanbaru. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru sebanyak 40 orang.

Instrumen penelitian berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar tes kemampuan siswa. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes tertulis dan observasi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dan data ketercapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).

Komponen yang dianalisis adalah :

1. Kemampuan siswa menulis karangan Narasi

Ketentuan belajar secara individu, tercapai apabila siswa mencapai 80%

ketuntasan individu dapat dihitung dengan rumus:

(4)

4

% 100 seluruhnya x

skor Jumlah

diperoleh yang

skor Jumlah Individu

Ketuntasan (KTSP,2006:36)

Ketuntasan klasikal tercapai apabila 80% dari seluruh siswa memperoleh dengan nilai minimal 75 maka kelas itu dikatakan tuntas. Adapun rumus yang dipergunakan untuk menentukan ketuntasan klasikal sebagai berikut:

100 JS x

KK JT (KTSP, 2006:382)

KK = Ketuntasan klasikal JT = Jumlah siswa yang tuntas JS = Jumlah siswa seluruhnya 2. Aktivitas Guru dan Siswa

Aktivitas guru dan siswa dapat diukur dari lembar observasi guru dan siswa, data diolah dengan menggunakan rumus

100 Maksimum x

Skor

didapat Yang

Nilai Skor

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan Ulangan Harian. Setiap pertemuan dibantu oleh observer untuk mengamati aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode latihan oleh lembaran kerja siswa (LKS) dan kartu soal jawaban.

Tndakan Siklus I

Pelaksanaaan Tindakan Siklus I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 07 Mei 2013 selama 2 jam pelajaran, dengan materi menulis karangan narasi. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 orang siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan menerapkan metode latihan dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 09 Mei 2013 selama 2 jam pelajaran, dengan materi menulis karangan narasi. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 orang siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan menerapkan metode latihan dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan pengamat dari hasil pengamatan yang dilakukan selama melakukan tindakan pada siklus I, secara keseluruhan belum terlaksana dengan baik. Adapun aktivitas guru yang masih perlu diperbaiki adalah sebagai berikut :

a) Guru banyak menghabiskan waktu dalam mengkoreksi hasil kerja siswa

b) Ketuntasan belajar siswa belum mencapai 85% siswa memperoleh nilai minimal 70.

Melalui hasil diskusi dengan pengamat, perbaikan terhadap kelemahan- kelemahan pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

a) Sebaiknya guru mempelajari ulang langkah-langkah metode latihan

(5)

5 b) Mengorganisir waktu untuk tiap aktivitas pembelajaran

c) Ketuntasan belajar siswa dapat ditingkatkan seiring meningkatnya aktivitas pembelajaran.

Pelaksanaaan Tindakan Siklus II

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Mei 2013 selama 2 jam pelajaran, dengan materi menulis karangan narasi. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 orang siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan menerapkan metode latihan dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 Mei 2013 selama 2 jam pelajaran, dengan materi menulis karangan narasi. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 40 orang siswa. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan menerapkan metode latihan dan berpedoman pada lembar aktivitas guru dan siswa.

Refleksi Siklus II

Nilai keterampilan menulis karangan narasi kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru pada siklus kedua pertemuan kedua tercapai pada 100% siswa yang tuntas mencapai nilai KKM. Hasil ini telah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam peneltian ini, yakni penelitian dikatakan berhasil jika 85% siswa memperoleh nilai minimal 70. Berhasilnya penelitian ini tidak terlepas dari perbaikan pembelajaran sebelumnya. Guru mampu menerapkan metode latihan dengan baik dan mampu mengorganisir waktu untuk tiap aktivitas latihan hingga aktivitas mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi. Dengan demikian, pada siklus II kegiatan dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Analisis Deskripsi Hasil Penelitian Yaitu : 1. Analisis Aktivitas Guru dan Siswa

a. Aktivitas Guru dalam proses pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas guru setiap pertemuan siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru

No Hasil Pembelajaran Rata-rata Nilai Kategori

1 Siklus I Pertemuan 1 75.0 Baik

2 Siklus I Pertemuan 2 79.2 Baik

3 Siklus II Pertemuan 1 83.3 Sangat Baik

4 Siklus II Pertemuan 2 91.7 Sangat Baik

Jumlah 329.2

Rata-rata 82.3 Sangat Baik

Melalui tabel 4.12, aktivitas guru secara keseluruhan telah dilakukan dengan baik. Pada siklus pertama pertemuan pertama diperoleh rata-rata nilai 75.0 atau

(6)

6 dengan kategori baik, siklus pertama pertemuan kedua meningkat menjadi 79.2 atau dengan kategori baik, siklus kedua pertemuan pertama meningkat menjadi 83.3 atau dengan kategori baik, dan siklus kedua pertemuan kedua meningkat menjadi 91.7 atau dengan kategori baik. Sehingga secara keseluruhan rata-rata aktivitas guru dalam menerapkan metode latihan adalah 82.3 atau dengan kategori sangat baik.

b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas siswa setiap pertemuan siklus I, siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

NO INDIKATOR

Siswa Yang Melakukan Aktivitas Dengan Baik

Rata- rata Siklsu I Siklus II % Pert.1 Pert.2 Pert.1 Pert.2

1

Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru memberikan contoh karangan narasi tentang suatu

benda 57.1 58.6 60.5 61.9 58.8

2

Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menjelaskan bagaimana menulis karangan narasi dengan isi karangan dan pemilihan

kata yang tepat dan benar 57.1 59.0 61.9 64.8 59.5 3

Siswa melaksanakan latihan I tentang menulis karangan narasi berdasarkan gambar “boneka”

57.1 60.0 60.0 61.9 58.6 4

Siswa dengan bimbingan guru membahas latihan I tentang karangan

narasi gambar boneka 49.5 52.9 61.4 66.2 55.5 5

Siswa melaksanakan latihan II tentang menulis karangan narasi berdasarkan gambar “sekolah”

46.2 51.4 59.5 65.7 52.9 6 Siswa dengan guru membahas latihan

II tentang karangan narasi 47.1 50.5 61.4 63.8 54.3

Jumlah 314.3 332.4 364.8 384.3 340

Rata-rata 52.4 55.4 60.8 64.0 56.6

Kriteria Cukup Baik Cukup Baik

Aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru selama mengikuti proses pembelajaran melalui metode latihan tergambar jelas pada tabel 4.15. Berdasarkan hasil siklus I pertemuan 1 dan 2, serta siklus II pertemuan 1 dan 2, diperoleh rata-rata sebagai berikut:

a) Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru memberikan contoh karangan narasi tentang suatu benda, diperoleh rata-rata 58.8 atau dengan kategori sedang.

Artinya sebagian besar siswa melakukan aktivitas ini

b) Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru menjelaskan bagaimana menulis karangan narasi dengan isi karangan dan pemilihan kata yang tepat dan benar,

(7)

7 diperoleh rata-rata 59.5 atau dengan kategori sedang. Artinya sebagian besar siswa melakukan aktivitas ini

c) Siswa melaksanakan latihan I tentang menulis karangan narasi berdasarkan gambar “boneka”, diperoleh rata-rata 58.6 atau dengan kategori sedang. Artinya sebagian besar siswa melakukan aktivitas ini

d) Siswa dengan bimbingan guru membahas latihan I tentang karangan narasi gambar boneka, diperoleh rata-rata 55.5 atau dengan kategori sedang. Artinya sebagian besar siswa melakukan aktivitas ini

e) Siswa melaksanakan latihan II tentang menulis karangan narasi berdasarkan gambar “sekolah”, diperoleh rata-rata 52.9 atau dengan kategori sedang. Artinya sebagian besar siswa melakukan aktivitas ini

f) Siswa dengan guru membahas latihan II tentang karangan narasi, diperoleh rata- rata 54.3 atau dengan kategori sedang. Artinya sebagian besar siswa melakukan aktivitas ini

Kemudian secara keseluruhan diketahui secara klasikal siswa telah mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hal ini diketahui dari rata-rata skor 56.6.

Berdasarkan bab III, bahwa skor 56.6 berada di antara interval 70 – 89 atau dengan kategori baik.

2. Analisis Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian

Keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru mengalami peningkatan dari tes awal ke siklus pertama pertemuan pertama, siklus pertama pertemuan kedua, siklus kedua pertemuan pertama, dan siklus kedua pertemuan kedua. Peningkatan ini dapat dilihat dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Rekapitulasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru

SKOR KATEGORI DATA AWAL SIKLUS I SIKLUS II

90 sd 100 Sangat Baik - (0%) 2 siswa 40 siswa

70 sd 89 Baik 11 (27.5%) 9 siswa 0 siswa

50 sd 69 Sedang 29 (72.5%) 11 siswa -

30 sd 49 Kurang - (0%) 18 siswa -

10 sd 29 Sangat Kurang - (0%) - -

Rata-rata 66.3 71.5 86.0

Kategori Sedang Cukup Baik

Siswa yang Tuntas 11 siswa (27.5%)

22 siswa (55.5%)

40 siswa (100%) Siswa yang Tidak Tuntas 29 siswa

(72.5%)

18 siswa (45.0%)

(0%)

Jumlah Siswa 40 40 40

Sumber: Data Olahan Penelitian 2013

Diketahui dari tabel 4.14, rata-rata nilai keterampilan siswa pada data awal adalah 66.5 atau dengan kategori kurang, dan ketuntasan 27.5% siswa atau hanya 11 orang. Siklus pertama meningkat menjadi 71.5 atau dengan kategori cukup, dan

(8)

8 ketuntasan 55.5% siswa atau hanya 22 orang, siklus kedua meningkat menjadi 86.0 atau dengan kategori baik, dan ketuntasan 100% siswa atau ada 40 orang.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian terbukti bahwa metode latihan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data tentang aktivitas guru dimulai dari awal penelitian yaitu pada pertama pertemuan pertama diperoleh rata-rata nilai 75.0 atau dengan kategori baik, siklus pertama pertemuan kedua meningkat menjadi 79.2 atau dengan kategori baik, siklus kedua pertemuan pertama meningkat menjadi 83.3 atau dengan kategori baik, dan siklus kedua pertemuan kedua meningkat menjadi 91.7 atau dengan kategori baik. Data aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari rata-rata siklus I pertemuan pertama adalah 52.4% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 55.4%. kemudian rata-rata aktivitas siswa dari siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 50.8% dan pada pertemuan kedua menjadi 64.0.

Berdasarkan ketercapaian KKM terlihat jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan pada ulangan harian I, dan II dari skor dasar, dimana pada skor dasar jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 11 orang (27.5%), kemudian pada ulangan harian I meningkat mnejadi 22 orang (55.5%), pada ulangan harian II kembali meningkat menjadi 40 orang (100%). Siswa yang memperoleh nilai tinggi juga mengalami peningkatan pada ulangan harian I dan II dari skor dasar dan siswa yang memperoleh nilai rendah dan sedang menurun pada ulangan harian I dan II dari skor dasar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor keterampilan siswa menulis karangan narasi setelah diterapkan metode latihan.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Sesuai hasil penelitian, maka diperoleh jawaban dari rumusan masalah, yaitu metode latihan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 172 Pekanbaru. Pernyataan ini dikatehui dari hasil penelitian sebagai berikut:

a. Keterampilan Siswa

Rata-rata nilai keterampilan siswa pada data awal adalah 66.3 atau dengan kategori kurang, dan ketuntasan 27.5% siswa atau hanya 11 orang. Siklus pertama meningkat menjadi 71.5 atau dengan kategori cukup, dan ketuntasan 55.5% siswa atau hanya 22 orang, siklus kedua meningkat menjadi 86.0 atau dengan kategori baik, dan ketuntasan 100% siswa atau ada 40 orang.

b. Aktivitas Guru

Aktivitas guru pada siklus pertama pertemuan pertama diperoleh rata-rata nilai 75.0 atau dengan kategori baik, siklus pertama pertemuan kedua meningkat menjadi 79.2 atau dengan kategori baik, siklus kedua pertemuan pertama meningkat menjadi 83.3 atau dengan kategori baik, dan siklus kedua pertemuan kedua meningkat menjadi 91.7 atau dengan kategori baik. Sehingga secara

(9)

9 keseluruhan rata-rata aktivitas guru dalam menerapkan metode latihan adalah 82.3 atau dengan kategori baik.

c. Aktivitas Siswa

Aktivitas selama mengikuti proses pembelajaran diketahui dari siklus pertama pertemuan pertama dengan rata-rata nilai 58.9 atau dengan kategori sedang, siklus pertama pertemuan kedua meningkat menjadi 62.3 atau dengan kategori baik, siklus kedua pertemuan pertama meningkat menjadi 68.4 atau dengan kategori baik, dan siklus kedua pertemuan kedua meningkat menjadi72.1 atau dengan kategori baik. Sehingga secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa selama mengikuti metode latihan adalah 76,8 atau dengan kategori baik.

2. Saran

Berdasarkan simpulan hasil peneltian, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan guru bidang studi bahasa Indonesia agar menggunakan metode latihan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi

2. Diharapkan kepada guru agar menerapkan metode latihan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan guru harus mampu mengorganisir waktu untuk tiap-tiap langkah metode latihan

3. Diharapkan peneliti selanjutnya agar meneliti lebih dalam lagi tentang metode latihan dan menulis karangan narasi pada kelas dan sekolah yang berbeda.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

2. Drs. H. Lazim.N. M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

3. Otang Kurniaman, S.Pd.,M.Pd, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan masukkan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Hendri Marhadi, SE.,M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan bimbingan.

6. Seluruh dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan bimbingan pada skripsi penelitian.

7. Ibu Annuriya Mifarti, S.Pd, selaku Kepala SD Negeri 172 Pekanbaru yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Untuk suami dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif di Sekolah Dasar.

Jakarta. Depdikbud.

Akhadiah, Sabarti, 1997. Buku Materi Pokok Menulis 1. Jakarta. DEPDIKBUD.

(10)

10 Aleka dan Achmadi. 2010.Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.

Kencana Prenada.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.

Rineka Cipta.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung. PT. refika Adinata.

KTSP. 2006. Panduan Lengkap KTSP. Yokyakarta: Pustaka Yudhisia.

Leo Shanty. Isnaini, Abul Malik, dan Hermandra. 2006. Menulis. Pekanbaru. Cendikia Insani.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Santosa.

Sinaga, Mangatur. 2000. Bahasa Indonesia. Modul bahan Belajar Mandiri Program D-II PGSD. Depdikbud.

Subana dan Sunarti, 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung:

CV. Pustaka Setia.

Syah, Muhibbin. 1996. Psikolgi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suparno, dkk.2008. Keterampilan Dasar Meenulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.

Wardani, I.G.A.K, dkk, 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : UT

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengatahui perencanaan, proses, dan hasil pembelajaran siswa kelas IV A SDN Cipedes 5 mengenai kemampuan menulis karangan narasi setelah

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan menulis narasi melalui penerapan strategi Guided Note Taking pada siswa kelas IV SDN 4 Gondang Baru,

Penelitian terdahulu yang relevan di bidang pendidikan, yaitu: penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan keterampilan menulis karangan narasi yang diterapkan

Hasil Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Teknik Melanjutkan Cerita Siklus

Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa kelas X.10 (control group) di SMAN 1 Sukawati dalam bidang menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam bentuk

Judul Skripsi : Penerapan Model Project-Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas III SD Negeri Gumpang 3 Kartasura,

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan metode peta pikiran diantaranya yaitu kesiapan alat tulis pada siswa

Dari pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menerapkan Pendekatan Saintifik lebih efektif dalam perolehan keterampilan menulis karangan narasi dibandingkan pembelajaran