• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

NARASI DI KELAS IV SD ISLAM ANNAJAH

PETUKANGAN SELATAN JAKARTA SELATAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

oleh Ihda Puthri Wilda NIM. 1110018300037

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

IV SD Islam Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode menulis berantai dalam peningkatan mengarang narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30 siswa kelas eksperimen dan 30 kelas Kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes yang berbentuk soal uraian. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap di SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan tahun ajaran 2013/2014.

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-Test diperoleh thitung sebesar 0,005 pada taraf signifikansi < 0,05. Dengan demikian, H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,005 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode menulis berantai terhadap peningkatan mengarang siswa.

(7)

ii ABSTRACT

IHDA PUTHRI WILDA (1110018300037), “Effect Implementation of Chain Writing Method in Improving Students’ Narative Composing at Fourth Grade Annajah Islamic Elementary School, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan”. A Skripsi, Primary School Teachers’ Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.

The aim of this study is to know how chain writing method affects or influence students in improving narrative composing at Fourth Grade Annajah Islamic Elementary School, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, academic year 2013/2014. The method which used in this study is Quasi-Experiment method and the research design of the study is The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. The sample was taken for the study is 30 students for the experiment class and 30 students for the control class. The instrument of the study is essay tests. It conducted on even semester at Fourth Grade Annajah Islamic Elementary School, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, academic year 2013/2014.

After testing hypothesis by using Paired Sample T-Test technique, the result showed that t-value 0,005 on the significance degree < 0,05. Hence, it can be said that H1 is accepted and H0 is rejected because t-value is greater than alpha, 0,005 < 0,05. Therefore, it can be conclude that “there is a significant influence on chain writing method in improving students’ narrative composing.

(8)

iii

rahmat, taufiq dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Menulis Berantai terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi di Kelas IV SD Islam Annajah,

Petukangan Selatan, Jakarta Selatan”.

Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan ke haribaan Sang Penuntun Nabi Muhammad Saw., yang mendidik dan membawa umatnya dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyak hambatan yang penulis alami dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih yang disampaikan Penulis kepada :

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Ahmad Bahtiar, M. Hum. yang selalu sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

(9)

iv

telah banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses perkuliahan.

5. SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan, khususnya Kepala Sekolah, guru kelas IV, siswa kelas IV, dan staf yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Orang tua saya tercinta, Masturi, S. Ag dan Sri Haryanti, S. Pd. I, yang tak henti-hentinya memberikan doa, dukungan moral dan material kepada penulis dalam setiap waktunya.

7. Adik-adik tercinta Tiwi, Riri, dan Afghan serta keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan . merekalah sumber motivasi penulis dalam menjalani aktivitas, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat tercinta Sari, Qurrota, Rafika, Azizah, Khumairoh, Ai, Restu, Hilma, Rosalina, Elvina, Erien, Siti, Fitri, Nufus dan seluruh mahasiswa Pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) angkatan 2010 yang selalu memberi informasi dan memotivasi selama penyusunan skripsi ini

9. Kawan-kawan bimbingan Hilma Silmy dan Nur Sufro Kamalia yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, Juli 2014

(10)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teoretis 1. Pengertian Keterampilan Menulis 6

2. Tujuan Menulis 7

3. Pengertian Karangan 10

4. Jenis-jenis Tulisan 11

5. Langkah-langkah Menulis Karangan 12

6. Pengertian Narasi 14

7. Teknik-teknik Pengajaran Keterampilan Menulis 15

8. Langkah-langkah Menulis Berantai 16

B. Kerangka Berpikir ... 17

C. Penelitian yang Relevan ... 18

D. Pengajuan Hipotesis ... 20

(11)

vi

B. Metode dan Desain Penelitian ... 21

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

F. Instrumen Penelitian... 26

G. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 30

B. Pelaksanaan Penelitian ... 33

C. Hasil Penelitian ... 36

D. Deskripsi Data ... 38

E. Pengujian Persyaratan Analisis ... 48

F. Pengujian Hipotesis ... 51

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(12)

vii

Tabel 3 : Jumlah Peserta Didik SD Islam Annajah 30 Tabel 4 : Daftar nama Pengajar SD Islam Annajah 32

Tabel 5 : Pelaksanaan Penelitian 35

Tabel 6 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen 36 Tabel 7 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol 37 Tabel 8 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen 38 Tabel 9 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok

Eksperimen 39

(13)

viii

(14)

ix

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama Lampiran 2 : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama Lampiran 3 : Kunci Jawaban Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama Lampiran 4 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua

Lampiran 5 : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 6 : Kunci Jawaban Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 7 : Lembar Observasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama Lampiran 8 : Lembar Observasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua Lampiran 9 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama

Lampiran 10 : Evaluasi Kelas Kontrol Pertemuan Pertama Lampiran 11 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Lampiran 12 : Evaluasi Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Lampiran 13 : Kisi-kisi Soal Pretest

Lampiran 14 : Kisi-kisi Soal Posttest Lampiran 15 : Soal Instrumen Pretest Lampiran 16 : Soal Instrumen Posttest

Lampiran 17 : Pedoman Penskoran Pretest dan Posttest Lampiran 18 : Lembar Jawaban Pretest

Lampiran 19 : Lembar Jawaban Posttest

Lampiran 20 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 21 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Lampiran 22 : Gambar Proses Pembelajaan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 23 : Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas IVB

(16)

Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari beberapa faktor yang mendasarinya, antara lain, siswa, pendidik, lingkungan, alat, metode, media dan tujuan. Selain itu, keberhasilan siswa dalam belajar sangat tergantung pada pribadi siswa itu dalam menekuni semua mata pelajaran, lingkungan dan guru turut menentukan prestasi belajar siswa.

Seorang siswa berusaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses belajar dapat dilakukan secara terus-menerus sepanjang masa dimulai dalam masa kecil sampai usia dewasa baik secara informal (keluarga), formal (SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA), maupun nonformal (kursus-kursus). Secara formal belajar merupakan simbol (angka, huruf, atau kata) yang, menggambarkan nilai pertimbangan yang berkaitan dengan kualitas siswa dalam berprestasi selama periode pengajaran sering disebut dengan hasil belajar.1

Pada setiap tingkat ada salah satu mata pelajaran penting yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia yang menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib dimiliki oleh siswa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam menulis, membaca dan berbicara. Selain itu, bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita gunakan sehari-hari akan tetapi melihat siswa dilapangan banyak yang mendapatkan nilai bahasa Indonesia yang kurang dan lebih suka dengan pelajaran bahasa yang lain. Dari kebanyakan siswa banyak yang nilai bahasa asing lebih baik dibandingkan bahasa Indonesia sendiri.

Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis masih rendah. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, khususnya menyangkut siswa dan guru. Banyak guru yang menganggap proses belajar efektif ditandai dengan suasana di kelas yang tenang. Para siswa duduk di kursi masing-masing, perhatian

1

H.M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet. 3, h. 214

(17)

2

terpusat pada guru, dan guru menjelaskan di depan kelas. Kondisi demikian, membuat siswa kurang tertantang dalam proses belajar-mengajar yang secara aktif. Siswa cenderung belajar secara individu, menghafal konsep-konsep yang abstrak dan teoretis, menerima rumus-rumus tanpa memberikan ide dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam pelaksanaannya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai pengungkap pesan atau makna untuk berbagai tujuan berbahasa yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Harris dalam Tarigan menjelaskan bahwa, “Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills)”.2 Keempat keterampilan tersebut dalam dilaksanakan dalam proses pembelajaran secara terintegrasi, saling berhubungan dan harus dikuasai apabila ingin benar-benar menguasai bahasa, karena empat aspek keterampilan berbahasa berhubungan dengan proses komunikasi bahasa.

Pembelajaran bahasa Indonesia yang baik, diharapkan mampu menghasilkan para siswa yang terampil dan mengusai bahasa. Keterampilan siswa dalam berbahasa tidak terlepas dari cara mengajar guru, suasana kelas yang kondusif, strategi pembelajaran yang tepat, serta keinginan guru untuk selalu memperbaiki pembelajaran. Namun, pada kenyataannya dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah masih ditemukan para siswa yang belum terampil dan belum menguasai bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran di sekolah kurang memperhatikan tujuan belajar bahasa, yaitu mampu berkomunikasi menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan.

Selain itu, lemahnya kemampuan guru dalam pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

2

(18)

Permasalahan rendahnya kemampuan menulis karangan disebabkan karena belum optimalnya kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan. Siswa jenuh dalam pembelajaran ini, guru hanya menyuruh siswa menulis karangan dengan menggunakan tema sehingga siswa sulit untuk memahami materi yang diberikan guru, tidak membahas secara bersama sehingga siswa tidak mengetahui penggunaan bahasa yang benar dan kurangnya bimbingan guru dalam proses pembelajaran terutama dalam menulis. Seharusnya guru menerapkan model pembelajaran yang menarik dan dapat mengaktifkan siswa sehingga siswa memahami materi yang diberikan guru.

Seiring dengan berjalannya waktu dan majunya teknologi saat ini banyak masyarakat yang meninggalkan buku dan menulis. Melihat pentingnya keterampilan menulis salah satu keterampilan yang wajib dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru di sekolah dasar harus menanamkan dasar-dasar cara menulis yang benar dan berperan aktif dalam meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode-metode yang menarik bagi anak dan dialami langsung oleh peserta didik.

Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode-metode yang dapat membangun siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis. Dengan upaya tersebut, tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai. Pengajaran dengan menggunakan dimensi auditori dan visual akan lebih kuat untuk diingat, dan dengan menggunakan keduanya peluang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dari beberapa tipe siswa. Namun demikian, belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat sesuatu.3

Berdasarkan dari masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Menulis Berantai terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi di Kelas IV SD Islam

Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2013/2014.”

3

(19)

4

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya minat siswa dalam menulis karangan 2. Siswa sulit dalam mengembangkan karangan narasi

3. Strategi pembelajaran menulis karangan narasi di kelas masih monoton

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh penerapan metode menulis berantai dalam peningkatan mengarang narasi di kelas IV SD Islam Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasidi kelas IV SD Islam Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan ?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

F. Manfaat Penelitian

(20)

a. Untuk guru, dapat memberikan inspirasi untuk lebih baik dalam mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dengan lebih inovatif.

b. Untuk pihak sekolah, dapat meningkatkan mutunya dengan menyediakan sarana dan prasarana bagi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORETIS, KAJIAN PUSTAKA, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Landasan Teoretis

1. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan berbahasa (berbicara, menyimak, membaca dan menulis). Dan keterampilan menulis merupakan hal yang terpenting untuk dikuasai seseorang dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan menulis kita bisa menungkapkan perasaan melalui bahasa tulisan. Fokus dalam penelitian ini akan memaparkan keterampilan menulis yang merupakan keterampilan yang bersifat aktif produktif. Menulis pada dasarnya merupakan kegiatan merekam buah pikiran ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan sistem dan peralatan menulis. Usaha merekam bahasa lisan ke dalam bentuk tulis menghendaki adanya aturan atau sistem tertentu yang harus diikuti dan dipatuhi. Hal ini menyebabkan kepandaian menulis itu menjadi sebuah keterampilan. Sebuah keterampilan tentu tidak akan diperoleh apabila tidak melalui proses pelatihan yang terus-menerus dilakukan. Pendapat M. Yunus, “menulis merupakan suatu aktivitas menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam bentuk tulisan atau kegiatan memikirkan, menggali dan mengembangkan suatu ide sambal menuliskannya.”1

Sedangkan Henry Guntur Tarigan menyatakan bahwa, ”keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain.”2

Penelitian disampaikan McCrimmon, menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal

1

M. Yunus, Menulis I, (Jakarta: UT, 2008), h. 13 2

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

(Bandung:Angkasa, 2008), cet. 1, h. 3

(22)

yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.3

Pada dasarnya menulis itu, bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.4 Apapun definisinya, untuk menulis diperlukan substansi yaitu unsur-unsur, bagian-bagian, dan bahan-bahan pembentuk tulisan.5 Menulis merupakan keterampilan yang produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan berbahsa lainnya, ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan menuangkan ide, gagasan, dan perasaan dalam bentuk tulisan sehingga orang lain dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik. Menulis juga suatu keterampilan yang harus di pelajari bagi siswa melalui proses belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan itu dapat diharapkan agar siswa dapat mengemukakan secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.

2. Tujuan Menulis

Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan di tulisnya. Tulisan merupakan komunikasi secara tidak langsung

3

Kundharu Saddono; St. Y Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia,

(Bandung:CV Karya Putra Darwati, 2012), cet. 1, h. 96 4

Ibid., h. 96

5

(23)

dari penulis kepada pembaca. Setiap penulis memiliki tujuan yang ingin disampaikan kepada pembacanya, maksud dari tujuan penulis adalah respon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis kepada pembacanya. Syafi’ie mengungkapkan bahwa “tujuan penulisan adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi dalam diri pembaca setelah ia membaca tulisan”.6 Syafi’ie juga mengelompokkan tujuan penulisan diantaranya:

a. Mengubah keyakinan atau pandangan pembaca

b. Menanamkan pemahaman terhadap sesuatu kepada pembaca c. Memicu proses berpikir pembaca

d. Memberikan perasaan senang atau menghibur pembaca

e. Memberikan suatu informasi atau memberitahukan sesuatu kepada pembaca

f. Memicu motivasi pembaca.7

Tarigan menyatakan bahwa menulis sangat penting untuk pendidikan, karena siswa di ajak untuk berpikir kritis. Siswa di minta menuangkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan, serta belajar menulis berbagai pengalaman yang pernah di lewatinya. Tarigan merumuskan tujuan-tujuan menulis sebagai berikut:

a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif

b. Tujuan yang bertujun untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif

c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau mengandung unsur estetik (keindahan) disebut wacana kesusasteraan

d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif.8

Pendapat lain Hadiyanto menyatakan, yakni (1) menginformasikan, (2) membujuk, (3) mendidik, (4) menghibur.9 Budinuryanta menyatakan, “ bahwa tujuan menulis sebagai berikut:

6

Isah Cahyani, dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. (Bandung: UPI Press, 2007), h. 134

7

Isah Cahyani, dkk., ibid, h. 134 8

Guntur Tarigan, op.cit, h. 24 9

(24)

a. Menulis anda dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri anda mengetahui sampai dimana pengetahuan anda tentang suatu topik

b. Menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan

c. Menulis memaksa anda lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang anda tulis d. Menulis mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta

mengungkapkannya secara tersurat

e. Menulis anda dapat meninjau serta menilai gagasan anda sendiri secara lebih objektif

f. Menulis di atas kertas memudahkan kita dalam memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret

g. Menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif h. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan anda berpikir

serta berbahasa secara tertib.”10

Pendapat lain Iskandarwassid dan Dadang Sunendar menyatakan ada beberapa tujuan pembelajaran keterampilan menulis berdasarkan tingkatnya sebagai berikut:

a. Tingkat pemula

1) Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana 2) Menulis satuan bahasa yang sederhana

3) Menulis pernyataan dan pernyataan yang sederhana 4) Menulis paragraf pendek

b. Tingkat menengah

1) Menulis pernyataan dan pernyataan 2) Menulis paragraf

3) Menulis surat

4) Menulis karangan pendek 5) Menulis laporan

c. Tingkat lanjut 1) Menulis paragraf 2) Menulis surat

3) Menulis berbagai jenis karangan 4) Menulis laporan11

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, di simpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti, dan memahami

10

Budinuryanta Y. dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet. 2, h. 12.2

11

(25)

nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan. Sehingga orang yang membaca memiliki wawasan yang luas dan mendapat tambahan ilmu dan informasi dari tulisan yang telah di buat oleh penulis nya. Pengembangan kemampuan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sejak tingkat pendidikan dasar karena tujuan mempelajari menulis adalah agar memiliki kemampuan dan pengalaman menulis yang dapat dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai keperluan.

Tujuan menulis memiliki beberapa hal yang penting yaitu harus bermakna, jelas, lugas, singkat dan padat, saling keterkaitan, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Hal terpenting dalan menulis adalah tulisan yang telah di buat harus komunikatif agar pembaca menarik untuk membacanya.

3. Pengertian Karangan

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan di artikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Contohnya adalah artikel, editorial, opini, tips dan resensi buku.12

Satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat disebut paragraf atau alinea. Paragraf dapat disebut sebagai untaian kalimat yan berisi sebuah gagasan dalam karangan.13

12

Niknik M. Kurtanto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), cet. 9, h. 21

13

(26)

Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.14 Karangan merupakan hasil pekerjaan dari mengarang. Kegiatan mengarang merupakan suatu hal yang mengungkapkan hasil pikiran dengan bahasa tertulis dan di sajikan kepada orang lain agar dimengerti maknanya dan membutuhkan pikiran yang teratur dan tenang. Bila pikiran sedang kalut, dan kita memaksakan untuk mengarang, maka akan dipastikan hasil karangan tersebut akan semrawut.

Mengarang merupakan sarana untuk mengasah pikiran, karena dengan mengarang manusia terbiasa menggunakan pikiran yang teratur. Keteraturan ini tentu sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia sehari-hari dan dapat mengembangkan logika.

4. Jenis-jenis Tulisan

Dari banyaknya jenis-jenis karangan yang telah dipaparkan di atas,

karangan memiliki macam-macam karangan yang dapat dibedakan

menjadi :

a. Karangan deskripsi adalah melukiskan atau mengambarkan apa saja yang dilihat didepan mata penulisnya. Karangan deskriptif ini berkaitan dengan segala sesuatu yang ditangkap atau diserap oleh panca indera.

b. Karangan ekspositoris adalah karangan yang memaparkan objek tertentu yang hendak dituliskan. Penyajiannya tertuju pada satu unsur objek itu saja, dan teknik pengembangannya dapat menggunakan analisis kronologis maupun analisis keruangan. c. Karangan argumentatif adalah karangan yang membujuk dan

meyakinkan pembaca tentang arti penting dari objek tertentu yang dijelaskan pada paragraf itu.

d. Karangan narasi adalah karangan yang berkaitan erat dengan penceritaan atau pendongengan dari sesuatu. Karangan narasi

14

(27)

banyak ditemukan di dalam cerita pendek, novel, hikayat dan lain-lain. 15

Ada beberapa jenis-jenis tulisan yang biasa dikenal dalam

karang-mengarang antara lain:

a. Teknik pembelajaran menulis narasi b. Teknik pembelajaran menulis eksposisi c. Teknik pembelajaran menulis deskripsi d. Teknik pembelajaran menulis argumentasi e. Teknik pembelajaran menlis persuasi.16

5. Langkah-langkah Menulis Karangan

Menulis karangan bagi sebagian orang adalah merupakan hal yang

sulit baginya dalam menuangkan perasaan yang di alaminya, dibawah ini

merupakan langkah-langkah menulis karangan yang baik dan

memudahkan bagi penulis adalah sebagai berikut:17

a. Merumuskan Tema

Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh

penulis melalui karangannya.18 tema merupakan suatu perumusan

dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan

yang akan di capai melalui topik itu.

b. Menentukan Topik

Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika akan menulis

suatu karangan ialah menentukan topik.19 Topik merupakan pokok

pembahasan yang dapat diartikan sebagai pembidangan suatu

kajian. Pemilihan topik tulisan harus menarik perhatian penulis

sendiri secara substansial harus dikuasai penulis. Gorys

menyatakan bahwa, “setiap pengarang yang ingin menyampaikan

15

Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama, 2009) cet. 1, h. 166

16

Budinuryanta. Y, dkk, op.cit, h. 12.15 17

A. Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2008), cet. 1, h. 28

18

Gorys Keraf, Komposisi, (Jakarta : Ikrar Mandiriabadi, 1994), cet. 10, h. 135

19

(28)

sesuatu, mula-mula harus mencari topik yang dapat dijadikan

landasan untuk menyampaikan maksudnya mengenai topik tadi.”20

c. Merumuskan Judul

Syarat dari sebuah tema yang baik, perlu dikemukakan

suatu hal yang langsung mengenai topik pembahasan yaitu judul.21

Judul merupakan perekat antara topik dan tema yang akan ditulis.

Judul yang baik dalam sebuah tulisan biasanya yang menarik dan

merangsang pembaca untuk membaca tulisan itu. Judul harus

menjiwai seluruh karangan atau paling tidak mencerminkan isi

karangan.22

d. Menyiapkan Ragangan/outline

Ragangan/outline adalah rencana teratur dalam pembagian

dan penyusunan gagasan. Gorys menyatakan, “ragangan disebut

juga kerangka karangan yang berarti suatu rencana kerja yang

memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.”23

Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana,

tetapi dapat juga berbentuk detai yang akan di garap secermat

mungkin.

e. Menyiapkan Sumber Penulisan

Setelah langkah-langkah di atas dirumuskan, maka langkah berikutnya adalah menyiapkan sumber penulisan. Sumber buku dapat di kumpulkan melalui sejumlah bahan pustaka/referensi/rujukan untuk menghimpun informasi, data dan fakta pendukung.

20

Ibid., h. 107 21

Ibid. h. 128

22

Budinuryanta. Y, dkk, op.cit, h. 12.23 23

(29)

6. Pengertian Narasi

Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Karangan narasi biasanya ditemukan dalam biografi (riwayat hidup seseorang), otobiografi (riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri), cerpen (cerita pendek), novel, roman dan hikayat. Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa di dalam kehidupan sehari-hari bisa dijadikan sumber inspirasi sebuah tulisan yang bersifat naratif.24 Namun, yang paling banyak diminati oleh banyak orang adalah novel dan cerpen. Jadi, unsur utama sebuah narasi adalah tindak-tanduk atau perbuatan dalam suatu urutan waktu.25

Narasi hampir sama dengan deskripsi, yang membedakannya adalah karangan narasi mengandung imajinasi dan peristiwa atau pengalaman yang lebih ditekankan pada urutan kronologis, sedangkan karangan deskripsi unsur imajinasinya terbatas pada penekanan organisasi penyampaian pada susunan ruang sebagai objek yang diamati, dirasakan, dan didengar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan suatu bentuk karangan yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan. Selain itu, narasi dapat juga mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Oleh karenanya dapat dirumuskan dengan cara lain bahwa menulis narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi.

24

Budinuryanta. Y, dkk, op.cit, h. 12.15 25

(30)

7. Teknik-teknik Pengajaran Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya seperti keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Keterampilan menulis juga tidak diperoleh secara alami tetapi melalui proses belajar mengajar. Novi Resimi, dkk menyatakan bahwa, “menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks bagi seorang anak. Menulis akan beranalogi dengan proses berpikir, pengetahuan, keterampilan-keterampilan dan strategi-strategi yang harus menyertainya”.26

untuk setiap tingkat, teknik-teknik pengajaran keterampilan menulis dapat dilakukan dengan beberapa teknik-teknik sebagaimana yang dikatakan Iskandarwassid dan Dadang Sunendar adalah sebagai berikut:

a. Selusur kata b. Teka-teki silang

c. Permainan jelajah waktu d. Elaborasi

e. Siapa dia f. Acak kata g. Biografi h. Catatan harian

i. Mengarang bersama 27

Tingkat kesulitannya harus disesuaikan sesuai dengan tingkatan peserta didik. Karena setiap tingkat-tingkat memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Pembelajaran menulis di SD dibagi menjadi dua tahap, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjutan. Tahap menulis permulaan biasanya pembelajaran ini digunakan pada siswa kelas rendah, yang bergantung pada kreativitas guru. Oleh karena itu, guru diharapkan membekali dirinya dengan kemampuan menulis dan harus memiliki kemampuan metode yang sesuai sehingga dapat merangsang kreativitas siswa. Pada tahap menulis lanjutan terdapat di sisw kelas tinggi, pada

26

Novi Resimi, Yayah Churiyah, dan Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), cet. 1, h. 214

27

(31)

tahap ini siswa dianggap sudah mampu untuk memberikan gagasan pada suatu topik, berpikir abstrak, dan sudah mampu menyunting tulisannya sendiri.

8. Langkah-langkah Menulis Berantai

Langkah-langkah mengarang narasi dengan metode berantai yaitu: 1) Siswa di bentuk beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri

dari 4-6 siswa;

2) Siswa diminta menentukan tema bebas yang akan dikembangkan menjadi suatu karangan;

3) Langkah selanjutnya, siswa yang pertama mulai menuliskan bait pertama yang isinya sesuai dengan tema dan judul yang sudah ditentukan sebelumnya;

4) Pada setiap akhir karangan, siswa menuliskan namanya

5) Setelah siswa yang pertama menyelesaikan kalimat yang pertama, mereka diminta untuk menyerahkan atau memindahkan buku kepada teman disebelah kanannya;

6) Siswa yang menerima buku tersebut diharuskan membaca hasil karangan yang sudah di tuliskan teman sebelumnya. Kemudian setiap siswa di minta meneruskan atau menyambung karangan tersebut dengan cara menuliskan di baris kedua. Setiap akhir bait siswa menuliskan namanya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pemilik kalimat yang tidak koheren atau tidak sesuai dengan kalimat yang sebelumnya;

7) Setelah siswa kedua melanjutkan karangan teman sebelahnya, buku di putar kepada teman berikutnya searah jarum jam sampai batas waktu yang ditentukan oleh guru. Setiap siswa wajib membaca karangan dari awal kalimat yang akan dilanjutkannya tersebut. Dan begitu seterusnya;

(32)

menandai kalimat-kalimat yang sumbang atau tidak sesuai dengan kalimat sebelumnya;

9) Setelah merevisi karangan tersebut, kemudian anggota kelompok memberi judul yang tepat untuk karangan yang sudah dikerjakan secara berantai; dan

10)Salah satu siswa mewakili untuk membacakan hasil karangan dengan suara nyaring dan selanjutnya ditanggapi oleh siswa lain.

B. Kerangka Berpikir

Salah satu keterampilan yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tingkat kesulitannya paling tinggi diantara keterampilan berbahasa yang lain. Awal keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh siswa yaitu mendengarkan kemudian berbicara, setelah berbicara siswa dibimbing untuk membaca dan kemampuan yang terakhir adalah menulis. Semua materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya kemampuan menulis karangan. Untuk memperoleh kemampuan menulis karangan siswa diperlukan pembelajaran yang mampu merangsang kemampuan siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis. Pembelajaran seperti ini diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran.

Sekolah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar, tujuan kegiatan tidak hanya sekedar mengejar standar akademis, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

(33)

satu-satunya sumber informasi, guru merupakan salah satu-satunya sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat di asumsikan bahwa bahwa penerapan metode menulis berantai di harapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa pada materi mengarang narasidi kelas IV SD Islam Annajah, Petukangan Utara, Jakarta Selatan

C. Penelitian yang Relevan

(34)

menulis berantai di SD Islam Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

Adapun hasil penelitian Ade Kulsumawati, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan.” (Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014). Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah nilai hasil rata-rata kelas eksperimen lebih besar yaitu sebesar 75,50, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol lebih kecil yaitu sebesar 70,37. Hasil tersebut menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap hasil keterampilan menulis karangan narasi siswa. Persamaan penelitian Ade Kulsumawati dengan skripsi ini yaitu kemampuan menulis karangan narasi, sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian Ade kulsumawati meneliti menggunakan media audio visual sedangkan penelitian ini menggunakan metode menulis berantai SD Islam Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

(35)

media gambar Sedangkan penelitian ini meneliti pada mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode menulis berantai.

D. Pengajuan Hipotesis

Ho : tidak terdapat pengaruh terhadap penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian kuantitatif ini dilaksanakan di SD Islam Annajah Petukangan Selatan, Jakarta Selatan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada bulan Februari – November 2014.

B. Metode Dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi eksperimen design. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pada jenis metode quasi eksperimen ini terjadi secara acak dengan cara membentuk dua kelompok. Kelompok yang diadakan tindakan terhadap variabel disebut kelompok eksperimen (Experimental Group), sedangkan kelompok lain yang tidak dikenai tindakan atau treatment disebut kelompok kontrol (Control Group).2 Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen memperoleh perlakuan khusus yaitu dengan menerapkan metode menulis berantai, sedangkan kelompok kontrol dengan menerapkan model pembelajaran konvensional. Kemudian kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan posttest untuk mengetahui hasil akhir belajar siswa.

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet.18, h.77

2

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), cet 7., h. 64

(37)

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design3. Desain ini menggunakan dua kelompok yang dipilih secara random, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan treatment (perlakuan khusus) berupa pembelajaran dengan menggunakan metode menulis berantai, sedangkan pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional. Kemudian kedua kelompok di beri pretest untuk mengetahui keadaan awal, apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut adalah model desainnya :

Tabel 1

Desain Penelitian

Keterangan:

A = Kelas eksperimen B = Kelas kontrol

XE = Pembelajaran dengan menggunakan metode Active Learning XK = Pembelajaran dengan tidak menggunakan metode Active Learning T = Tes akhir yang sama pada kedua kelompok

3

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : PT. Rosdakarya, 2012) cet. 8, h. 204

Kelompok Perlakuan Tes akhir

A XE T

(38)

X adalah perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya dalam eksperimen tersebut. Perlakuan yang dimaksud yaitu dapat berupa penggunaan metode mengajar tertentu, model penilaian, dan sebagainya.4 Pretest yang diberikan adalah tes baku untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan instruksional. Setelah treatment diberikan (diajar dengan metode A dalam periode tertentu) diadakan posttest.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Hadari Nawawi mengatakan (dalam S. Margono) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian.5

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Islam Annajah Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B dan IV C semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 78 siswa yang dipilih menggunakan teknik acak atau random sampling.

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.6 Anas Sudijono menyatakan bahwa sampel adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian kecil saja

4

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), Cet.I, h.77 5

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h. 118

6

(39)

dari seluruh elemen yang menjadi objek penelitian.7 Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel sebanyak 60 orang siswa yang diambil dari populasi itu.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu:

1. Variabel Metode Menulis Berantai. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel independen (bebas) yakni masukan yang memberi pengaruh terhadap hasil, variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

2. Variabel Keterampilan Menulis Karangan Narasi. Variabel ini menduduki posisi sebagai variabel dependen (terikat) yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen, variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh data diperlukan teknik atau cara pengumpulan data. Pada penelitian ini cara yang digunakan untuk memperoleh data yaitu menggunakan tes.

1. Instrumen Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.8 bentuk tes yang akan diberikan berupa tes tertulis. Tes yang digunakan pada siswa-siswi adalah penulisan dalam membuat karangan. Dalam penelitian ini tes yang digunakan berupa pretest dan postest. Pretest adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum penerapan metode

7

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), cet. 24, h. 28

8

(40)

menulis berantai dan postest adalah tes hasil belajar sesudah menerapkan metode menulis berantai. Tes tersebut berupa tes keterampilan menulis karangan siswa kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

2. Observasi

Pengumpulan data yang peneliti lakukan di lapangan sebelumnya melalui observasi. Observasi adalah pengamatan pada suatu objek yang akan diteliti, dan observasi dapat dilakukan dalam suatu waktu yang singkat.9 Nana Syaodih berpendapat bahwa:

Observasi dapat dilakukan secara observasi partisipatif (partisipatory observation) dan observasi non parstipatif (nonpartisipatory observation). Dalam observasi partisipatif (partisipatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif (nonpartisipatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut serta dalam kegiatan.10

Observasi yang peneliti lakukan dengan menggunakkan observasi observasi nonpartisipatif (nonpartisipatory observation) jadi, peneliti melakukan pengamatan sebelum penelitian dilaksanakan di kelas IV B dan IV C SD Islam Annajah, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter (documenter study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Studi dokumenter merupakan kumpulan-kumpulan hasil kreasi siswa atau berupa foto-foto.

9

Gorys Keraf, Komposisi, (Jakarta: NUSA INDAH, 1994), cet. 10, h. 162

10

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : PT. Rosdakarya, 2012) cet. 8, h. 220

11

(41)

F. Instrumen Penelitian

1) Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan adalah tes objektif berupa ketrampilan siswa dalam menulis karangan. Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

Tabel 2

Penilaian Keterampilan Menulis

No. Aspek-aspek yang Dinilai Skala

1. Penggunaan Tanda Baca 5 4 3 2 1

2. Pemilihan Kata 5 4 3 2 1

3. Penggunaan huruf kapital 5 4 3 2 1 4. Ketepatan pada konten 5 4 3 2 1

Keterangan :

5 = Sangat baik 4 = Baik

3 = Cukup Baik 2 = Cukup 1 = Tidak Baik

2) Uji Validitas

(42)

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.12 Jadi instrumen yang valid merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen non-tes diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa instrumen non tes objektif (uraian) dari keterampilan menulis, sehingga validitas yang digunakan adalah validitas konstruksi (construct validity). “Untuk menguji validitas konstruksi, dapat menggunakan pendapat dari ahli (judgement expert).”13 Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing.

G. Teknik Analisis Data

Hasil data pretest dan posttest dianalisis melalui empat tahap, yaitu tahap deskripsi data, tahap uji normalitas, tahap uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows.

SPSS 16.0 for Windows memiliki kemampuan lengkap dalam menjawab kebutuhan pengolahan dan analisis data statistik mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks diantaranya yang paling banyak digunakan adalah analisis deskriptif, t-test, korelasi, regresi, dan sebagainya.

1. Deskripsi Data

Analisis deskripstif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua variabel, yaitu mean/nilai rata-rata, median/nilai tengah, modus, range/rentang dan standard deviation/simpangan baku. Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows version.

12

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), cet. 18, h.121

13

(43)

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 16.0 for Windows version dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05.

3. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan program SPSS 16.0 for Windows yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh metode menulis berantai dalam peningkatan mengarang narasi dibandingkan dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

(44)

(2-tailed) lebih besar dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.

H. Hipotesis Statistik

Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah: H0= μ1 = μ2

H1 = μ1 ≠ μ2

Keterangan :

H0 = Tidak terdapat pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Islam Annajah Jakarta Selatan

H1 = Terdapat pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Islam Annajah Jakarta Selatan

μ1 = Rata-rata keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan

metode menulis berantai

μ2 = Rata-rata keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan

(45)

BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

1. Lokasi Sekolah

SD Islam Annajah yang beralamat di Jalan Ciledug Raya No. 10 RT 001 RW 004, Kel. Petukangan Selatan, Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12270. Telp. 021-73886134

2 . Visi dan Misi

V i s i S D Is l a m A n n a j a h :

“Terwujudnya generasi bangsa yang beriman, berakhlak, berilmu, mandiri dan bermartabat”.

M i s i S D Is l a m A n n a j a h :

a . Menyiapkan generasi yang unggul dalam iman dan taqwa b .Menyiapkan generasi yang berperilaku sopan dan santun c . Menyiapkan generasi yang cerdas, tangkas dan terampil

d .Menyiapkan generasi yang mandiri dan percaya diri dan bermanfaat bagi masyarakat

e . Menyiapkan generasi yang dalam ilmu dan teknologi f . Menyiapkan generasi yang berbudaya islami

3. Siswa dan Guru

Tabel 3

Jumlah peserta didik SD Islam Annajah

No. Kelas Jenis Kelamin

L P Jml

1 I Abu Bakar Sidiq/A 20 12 32 2 I Umar Bin Khatab/B 21 11 32 3 I Usman Bin Affan/C 18 14 32 4 I Ali Bin Abi Thalib/D 18 14 32

Jumlah 77 51 128

(46)

5 II Abu Khurairah/A 17 15 32 6 II Iam Attirmidzi/B 17 15 32

7 II ImamBuchori/C 18 14 32

8 II Imam Muslim/D 16 16 32

Jumlah 68 60 128

9 III Imam Syafie/A 20 18 38

10 III Imam Maliki/B 19 21 40

11 III Imam Hanafi/C 20 20 40

12 III Imam Hambali/D 20 20 40

Jumlah 80 78 158

13 IV Al Ghozali/A 18 21 39

14 IV Ibnu Sina/B 19 20 39

15 IV Ibnu Rusyd/C 19 19 38

16 IV Al Farabyi/D 18 20 38

Jumlah 74 81 155

17 V Teuku Umar/A 19 20 39

18 V Imam Bonjol/B 15 24 38

19 V P.Dipenogoro/C 16 24 40

20 V St.Hasanudin/D 17 22 39

Jumlah 66 89 155

21 VI S.Ampel/A 21 16 37

22 VI S.Gunung Jati/B 21 16 37

23 VI S.Kali Jaga/C 20 16 36

24 VI S.Muria/D 20 16 36

Jumlah 82 64 146

(47)

Tabel 4

Daftar Nama Pengajar SD Islam Annajah

No Nama Rombel Wali Kelas

1 1-A Kelas 1 Mulyati S

2 1-B Kelas 1 Ayati

3 1-C Kelas 1 Vivi Erviyanti Hastuti

4 1-D Kelas 1 Rohani

5 1-A Kelas 1 Irma Suryani

6 1-B Kelas 1 Siti Husnah

7 1-C Kelas 1 Khoironi

8 1-D Kelas 1 Eni Sanifah

9 2-A Kelas 2 Nihlah

10 2-B Kelas 2 Muslimah

11 2-C Kelas 2 Siti Fatlah

12 2-D Kelas 2 Nabtun Puji Sukanti

13 2-A Kelas 2 Siti Syahlah

14 2-B Kelas 2 Ade Irma Suryani

15 2-C Kelas 2 Lilis Mulyanah

16 2-D Kelas 3 Samsuri

17 3-B Kelas 3 Siti Rokoyah

18 3-C Kelas 3 Siti Wardah

19 3-D Kelas 3 Priyogo Wahyu R.

20 4-A Kelas 4 Fauziah Muhdiarti

21 4-B Kelas 4 Mulyati M

22 4-C Kelas 4 Saidah

23 4-D Kelas 4 Anita Lidiawati

24 5-A Kelas 5 Ahmad Yani

25 5-B Kelas 5 Yetti Sopiyanti

26 5-C Kelas 5 Moh. Adib Fahri

27 5-D Kelas 5 Asmaboti

28 6-A Kelas 6 Masturi

29 6-B Kelas 6 Reny Andriani

30 6-C Kelas 6 Siti Rahayu

(48)

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2014 di SD Islam Annajah Jakarta Selatan yang memiliki jumlah siswa kelas IV semester genap sebanyak 78 siswa yang sudah terbagi di dua kelas, yaitu 39 siswa di kelas IV B dan 39 siswa di kelas IV C. Kelas IV C dijadikan sebagai kelompok kontrol dan kelas IV B dijadikan sebagai kelompok eksperimen.

Sebelum melakukan proses pembelajaran, peneliti memberikan pretest kepada kedua kelas ini untuk diuji kesamaan varian dan keduanya menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan jika sebelum diberi perlakuan kedua kelas ini memiliki kemampuan awal yang sama, terbukti dari varian yang tidak jauh berbeda di antara kedua kelas tersebut.

(49)

Dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya yaitu pertemuan kedua. Sama seperti pertemuan pertama, di pertemuan kedua ini guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas dengan menggunakan metode menulis berantai. Kemudian guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Lalu membahas hasil karangan yang telah diperbaiki kata-kata yang kurang tepat pada pertemuan sebelumnya. Kemudian setiap kelompok merevisi karangan tersebut dan setiap kelompok memberikan judul yang tepat untuk karangan yang telah dikerjakan secara berantai. Setelah itu, salah satu perwakilan kelompok membacakan hasil karangan yang telah mereka buat didepan kelas. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi yang dilakukan secara individu untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Setelah proses pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan baik untuk kelas IV C yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional dan kelas IV B yang diberi perlakuan dengan metode menulis berantai, kemudian dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu pemberian posttest kepada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui perbandingan yang terdapat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(50)

Tabel 5

Pelaksanaan Penelitian

Tanggal Kegiatan

Maret 2014 Uji Validitas Instrumen Penelitian 1 April 2014 Pretest

8 April 2014

Pertemuan ke-1:

1. Menentukan topik atau tema cerita 2. Mengurutkan kalimat menjadi sebuah

paragraf

3. Mengembangkan tema menjadi suatu karangan dengan menggunakan kalimatnya sendiri

10 April 2014

Pertemuan ke-2:

1. Menjelaskan cara penggunaan tanda titik (.);koma (,);dan huruf kapital dengan benar

2. Membuat karangan sesuai dengan gambar

3. Membuat karangan berdasarkan pengalaman sendiri dengan

menggunakan tanda titik (.); koma (,); dan huruf kapital dengan benar

(51)

C. Hasil Penelitian

Tabel 6

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

No. Nama Siswa Pretest Posttest

1 AA 68 96

2 AB 32 60

3 AC 52 64

4 AD 60 88

5 AE 52 76

6 AF 64 84

7 AG 68 80

8 AH 56 64

9 AI 72 84

10 AJ 52 60

11 AK 80 92

12 AL 56 80

13 AM 52 64

14 AN 76 88

15 AO 64 84

16 AP 44 60

17 AQ 60 76

18 AR 64 80

19 AS 52 68

20 AT 52 72

21 AU 48 60

22 AV 56 72

23 AW 68 80

24 AX 44 60

25 AZ 56 76

26 BA 52 68

27 BB 60 80

28 BC 40 76

29 BD 64 76

30 BE 44 80

Jumlah 1708 2248

Rata-rata 56.9 74.9

(52)

perlakuan menulis berantai. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat pretest adalah 32, nilai yang tertinggi adalah 80. Hasil posttest setelah diberikan perlakuan dengan metode menulis berantai dengan nilai terendah yaitu 60, sedangkan nilai tertinggi yaitu 96. Rata-rata yang diperoleh pada saat pretest adalah 56,9, sedangkan rata-rata yang diperoleh saat posttest adalah 74,9. Hasil posttest tersebut membuktikan bahwa setelah diberikan perlakuan nilai siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Tabel 7

Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

No. Nama Siswa Pretest Posttest

1 AA 80 88

2 AB 52 60

3 AC 48 64

4 AD 56 48

5 AE 40 56

6 AF 52 60

7 AG 44 68

8 AH 60 76

9 AI 72 84

10 AJ 56 68

11 AK 68 80

12 AL 64 68

13 AM 48 56

14 AN 64 64

15 AO 80 88

16 AP 36 52

17 AQ 64 76

18 AR 56 60

19 AS 52 64

20 AT 60 72

21 AU 76 80

22 AV 52 60

23 AW 64 76

24 AX 80 84

25 AZ 44 56

26 BA 40 52

27 BB 56 64

(53)

29 BD 76 84

30 BE 56 68

Jumlah 1752 2036

Rata-rata 58.4 67.8

Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa hasil pretest dan posttest kelompok kontrol mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan menulis berantai. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada saat pretest adalah 36, nilai yang tertinggi adalah 80. Hasil posttest setelah diberikan perlakuan dengan metode menulis berantai dengan nilai terendah yaitu 48, sedangkan nilai tertinggi yaitu 88. Rata-rata yang diperoleh pada saat pretest adalah 58,4, sedangkan rata-rata yang diperoleh saat posttest adalah 67,8. Hasil posttest tersebut membuktikan bahwa kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau menggunakan metode konvensional mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, rata-rata yang diperoleh lebih tinggi kelas yang diberikan perlakuan atau kelas yang menggunakan metode menulis berantai.

D. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelompok eksperimen adalah kelas yang dalam proses pembelajarannya diberikan perlakuan dengan menggunakan metode menulis berantai, sedangkan kelompok kontrol adalah kelas yang menggunakan metode konvensional. Pemberian pretest dilakukan kepada masing-masing kelompok sebelum diberikan perlakuan yang berbeda. Berikut ini adalah hasil analisis deskripsi data pretest kelompok eksperimen.

Tabel 8

Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen

N Valid 30

Missing 0

Mean 56.9333

(54)

Berdasarkan tabel 10 dapat dijelaskan bahwa hasil pretest kelompok eksperimen diperoleh banyaknya data 30 dengan jumlah 1708. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 56,93 dengan varian 116,616, sedangkan standar deviasi diperoleh 1,079. Nilai maximum/terbesar diperoleh sebesar 80,00 dan nilai minimum/terkecil sebesar 32,00, sehingga diperoleh rentang nilai/range sebesar 48,00. Median pada data pretest kelompok eksperimen adalah 56,00 dan modus pada data pretest kelompok eksperimen adalah 52,00. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen

Nilai Frekuensi Persen (%)

32 1 3.3

40 1 3.3

44 3 10.0

48 1 3.3

52 7 23.3

56 4 13.3

60 3 10.0

64 4 13.3

68 3 10.0

72 1 3.3

76 1 3.3

Mode 52.00

Std. Deviation 1.07989E1

Variance 116.616

Range 48.00

Minimum 32.00

Maximum 80.00

(55)

80 1 3.3

Total 30 100.0

Selain bentuk tabel data pretest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Grafik 1

Grafik Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan grafik histrogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 32, 40, 48, 72, 76 dan 80 masing-masing terdapat 1 orang siswa, siswa yang memperoleh nilai 44, 60 dan 68 masing-masing berjumlah 3 orang, siswa yang mendapatkan nilai 56 dan 64 masing-masing terdapat 4 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 52 adalah 7 orang siswa.

Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini:

(56)

Tabel 10

Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol

N Valid 30

Missing 0

Mean 58.4000

Median 56.0000

Mode 56.00

Std. Deviation 1.23668E1

Variance 152.938

Range 44.00

Minimum 36.00

Maximum 80.00

Sum 1752.00

(57)

Tabel 11

Distribusi Frekuensi Data Pretest Kelompok Kontrol

Nilai Frekuensi Persen (%)

36 1 3.3

40 2 6.7

44 2 6.7

48 2 6.7

52 4 13.3

56 6 20.0

60 2 6.7

64 4 13.3

68 1 3.3

72 1 3.3

76 2 6.7

80 3 10.0

Total 30 100.0

Selain bentuk tabel data pretest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:

Grafik 2

Grafik Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol

(58)

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi data pretest kelompok kontrol di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 36, 68 dan 72 masing-masing hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 40, 44, 48, 60 dan 76 masing-masing berjumlah 2 orang, siswa yang mendapatkan nilai 52 dan 64 masing-masing terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh nilai 56 berjumlah 6 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 80 terdapat 3 orang siswa.

2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Setelah dilaksanakannya pretest kemudian dilanjutkan dengan 2 kali pertemuan. Pada tahap terakhir ini dilakukannya posttest untuk mengetahui hasil analisis yang telah dilakukan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12

Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen

N Valid 30

Missing 0

Mean 74.9333

Median 76.0000

Mode 80.00

Std. Deviation 1.02887E1

Variance 105.857

Range 36.00

Minimum 60.00

Maximum 96.00

Sum 2248.00

(59)

rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 74,93 dengan varian 105,857, sedangkan standar deviasi diperoleh 1,028. Nilai maximum/terbesar diperoleh sebesar 96,00 dan nilai minimum/terkecil sebesar 60,00, sehingga diperoleh rentang nilai/range sebesar 36,00. Median pada data posttest kelompok eksperimen adalah 76,00 dan modus pada data posttest kelompok eksperimen adalah 80,00. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 13

Distribusi F

Gambar

Tabel 3  : Jumlah Peserta Didik SD Islam Annajah      30  Tabel 4  : Daftar nama Pengajar SD Islam Annajah      32
Tabel 20  : Hasil Uji T-Test    51
Grafik 2  : Grafik Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol    42  Grafik 3  : Grafik Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen    45  Grafik 4  : Grafik Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol    47
Tabel 1  Desain Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA DI SDMELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING..

Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau

KKPD Kabupaten Karo merupakan salah satu perpustakaan umum yang. telah melakukan kegiatan pengembangan koleksi, tetapi kegiatan

Apa yang membuat anda tertarik untuk mengunjungi Vihara Avalokitesvara?. Bagaimana perasaan anda mengunjungi

Pengaruh pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas akuntabilitas keuangan(studi kasus pada skpd pemerintah kabupaten bandung)..

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Pembentukan Karakter Teknik Bentuk Contoh

Semua Belanja Honorarium Kegiatan (Pengawas, Korektor, Panitia) PPh Pasal 21 NPWP Madrasah 5%.. Semua Belanja Barang lebih dari sama

Masjid Al-Aqsa/ akan diruntuhkan.../ Rakyat Palestina/ kini hidup dalam krisis berkepanjangan/ Yahudinisasi juga makin ditegakkan/ melalui pembangunan pemukiman