PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN
BERBAHASA ANAK KELOMPOK B
Ni Nyoman Ayu Sukarini1, I Nyoman Jampel 2, I Nyoman Wirya3
1Jurusan Pendidikan Guru PAUD
2 Jurusan (Teknologi Pendidikan)
3 Jurusan (Teknologi Pendidikan) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected]1, nyomanwirya2, [email protected]3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan berbahasa anak Kelompok B Semester II TK Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan tahun pelajaran 2013/2014 setelah menerapkan metode Picture and Picture dengan media gambar Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah 16 anak TK pada kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang perkembangan berbahasa dikumpulkan dengan metode observasi. Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskritiptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan berbahasa anak dengan penerapan METODE Picture and Picture dengan media gambar pada siklus I sebesar 49,4% yang berada pada kategori sangat rendah ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 89,4%
tergolong pada kategori tinggi. Jadi terjadi peningkatan perkembangan Berbahasa anak sebesar 40%.
Kata kunci: metode Picture and Picture, perkembangan berbahasa, media gambar
Abstract
This study aims to determine the improvement of language skills children Kindergarten Group B Shoots Blossom II Semester I Tegal So Marga Tabanan academic year 2013/2014 after implementing the learning model Picture and Picture with the image media type of research is a class act that is carried out in two cycles . Subjects were 16 kindergarten children in group B II Semester Academic Year 2013/2014 . Data collected research on language development by the method of observation . The data were then analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative analysis methods deskritiptif . The results of the data analysis showed that an increase in the adoption of a child's language development learning model Picture and Picture with media images in the first cycle of 49.4 % which is very low in the category turns out to have increased in the second cycle to 89.4 % classified in the high category . So an increase in the development of the child Speak sebesar 40
% .
Keywords: Picture and Picture learning model, language, media images
PENDAHULUAN
Taman Kanak-Kanak adalah tempat bermain sambil belajar. Seharusnya di Taman Kanak-kanak tidak diberikan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung (Ca-Lis-Tung) seperti di Sekolah Dasar. Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah usaha atau kegiatan persiapan membaca dan menulis permulaan serta berhitung.Usaha kegiatan tersebut dibatasi pada usaha melekatkan dasar-dasar kesanggupan belajar
membaca, berhitung dan
menulis.Sehingga diharapkan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak, di tingkat selanjutnya anak mempunyai kesanggupan belajar, membaca, menulis, dan berhitung tanpa banyak mengalami kesulitan.
Terkait dengan hal tersebut di atas maka pembelajaran pengembangan perkembangan dalam mengungkapkan bahasa sangat diperlukan pada anak usia dini, karena tahap berkembangnya perkembangan bahasa anak. Guru dituntut untuk kreatif dalam merancang suatu pembelajaran di TK. Salah satu pembelajaran yang dianggap sulit yang kurang mendapat respons berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di area bahasa. Menurut kurikulum 2004, pendekatan pembelajaran kelas yang berpusat pada anak dilaksanakan melalui area-area. Adapun area-area tersebut adalah area agama, area seni, area musik, area balok, area drama, area baca tulis, area bahasa, area IPA, area matematika dan kegiatan di luar kelas.
Adapun pembelajaran terkait dengan perkembangan perkembangan bahasa yang dapat diberikan di TK secara sederhana diantaranya yaitu (1) Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi, (2) Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana dan sebagainnya, (3) Mengelompokkan macam-macam gambar yang mempunyai bunyi yang sama, (4) Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya, (5) Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri.
Terkait dengan penjabaran diatas yang secara tidak langsung peneliti menemukan suatu kesulitan perkembangan mengungkapkan bahasa anak di tempat peneliti mengajar yaitu pada Taman Kanak-kanak Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan, dimana anak Taman Kanak-kanak tersebut tergolong anak usia dini. Pada tahun pelajaran 2011/2012, perkembangan bahasa dalam berkomunikasi secara lisan masih kurang.
Hal ini dapat dilihat pada instrument penilaian anak yang menunjukkan nilai rata-rata sebagai berikut hanya 2 (8%) orang anak yang berkembang sangat baik dan memperoleh bintang empat (****), 6 (24%) anak yang berkembang sesuai harapan dan memperoleh bintang tiga (***), 6 (24%) anak yang mulai berkembang dan memperoleh bintang dua (**), dan 11 (44%) yang belum berkembang dan memperoleh bintang satu (*). Berdasarkan hasil presentase tersebut, perkembangan anak pada perkembangan bahasanya sangat jauh sekali sehingga tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pada aspek perkembangan anak yang seharusnya berjalan dengan optimal.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa berbagai faktor mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Faktor-faktor tersebut ada dua yaitu faktor internal yang mecakup intelegensi, disiplin anak, minat anak dan konsentrasi anak yang kurang memperhatikan proses pembelajaran yang diberikan di sekolah.
Selain faktor internal tersebut, terdapat juga faktor eksternal yang mencakup cara guru mengajar dan perhatian orang tua di rumah, terhadap perkembangan anaknya serta dilingkungan tempat tinggal anak.
Anak ini tentunya memiliki karakter dan perkembangan yang disebut diatas, namun peneliti menemukan suatu kendala dalam perkembangan perkembangan bahasa pada anak kelompok B. setelah melakukan observasi awal, peneliti menemukan bahwa anak kelompok B dalam mengungkapkan bahasa masih kurang, karena mestinya mengungkapkan bahasa ini mengacu pada perkembangan perkembangan bahasa.
Salah satu keterampilan yang diperlukan anak dalam mengungkapkan bahasa adalah bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri.
Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri berhubungan dengan komunikasi secara lisan serta mempunyai lebih banyak perbendaharaan kata.
Pemahaman tentang bagaimana cara mengungkapkan bahasa lisan akan berkembang seiring waktu dan perkembangan anaak itu sendiri.
Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan anak akan lebih banyak memiliki pembendaharaan kata dan berkomunikasi secara lisan serta lebih banyak mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca. Dari pengamatan yang dilakukanguru-guru sangat jarangmelaksanakan kegiatan pada indikator yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mendengarkan dan melaksanakan kegiatan tanya jawab serta mengelompokkan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama dengan berbantuan media gambar. Dengan kegiatan ini anak lebih tertarik untuk belajar di area bahasa yang sebelumnya kurang mendapat perhatian dari anak maupun gurunya sendiri.
Sehubungan dengan perkembangan perkembangan mengungkapkan bahasa anak merupakan salah satu perkembangan yang sangat penting bagi anak untuk bisa mengungkapkan bahasanya secara lisan sehingga anak lebih banyak memiliki pembendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol untuk persiapan baca tulis. Dalam hal ini diperlukanlah suatu media penunjang proses belajar mengajar yang menarikbagi anak atau perserta didik. Yusufhadi miarso (2007:458), menyebutkan bahwa dinamakan media pembelajaran ialah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan si pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Dengan media yang disediakan guru yaitu gambar-gambar yang berhubungan cara mengungkapkan bahasa secara sederhana diperlukanlah suatu model
yang tepat. Metode yang bisa digunakan adalah model picture and picture. Model picture and picture adalah satu model untuk memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik dan dapat lebih banyak memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula. Dengan metode ini, anak akan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang perkembangan mengungkapkan bahasa lisan serta dapat menghubungkan tulisan sederhana dengan simbol-simbol yang melambangkannya. Pemahaman tentang pengungkapan bahasa sangat penting bagi perkembangan anak, dimana mereka dapat belajar lebih banyak tahu tentang bagaimana mengungkapkan bahasa secara sederhana untuk persiapan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dapat diberikan di taman kanak-kanak dengan media gambar yang menarik dan bervariasi. Dengan media gambar guru memberikan informasi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pendapat secara sederhan dan dapat mengelompokkan, menyebutkan simbol-simbol gambar yang memiliki bunyi atau suara awal yang sama misalnya, (kaki, kapas, dll), dan akhiran yang sama misalnya, (dadu, madu, dll).
Setelah ditinjau dan ditelaah lebih dalam maka diketahuilah bahwa hal ini diakibatkan karena guru tidak memberikan cara pengungkapan bahasa dengan baik dan benar. Guru hanya memberikan pemahaman atau pengungkapan bahasa yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bahasa anak melainkan disamakan dengan bahasa orang dewasa dan tidak dibarengi dengan media yang menarik serta menyenangkan bagi anak seperti gambar binatang atau gambar yang sulit untuk dipahami anak usia dini sehingga mengakibatkan kebosanan dan kurangnya perhatian anak terhadap media yang disediakan guru tersebut.
Untuk menarik perhatian dan minat anak dalam mempermudah mengajarkan atau menyampaikan informasi atau keterangan, mengungkapkan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dsb,menyebutkan berbagai bunyi/suara
tertentu, mengelompokkan macam- macam gambar yang mempunyai bunyi yang sama, berani bertanya secara sederhana, membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama, menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya, mengelompokkan kata-kata yang sejenis, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri, menyanyi lebih dari 20 lagu
anak-anak, menceritakan
pengalaman/kejadian secara sederhana, memberikan keterangan/informasi tentang suatu hal, bercerita menggunakan kata ganti aku, saya, kamu, dia, mereka, membuat sajak sederhana, melengkapi kalimat sederhana yang sudah dimulai dengan guru, mau mengungkapkan pendapat dengan sederhana, bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara urut dan melanjutkan cerita/dongeng yang telah didengar sebelumnya.
Dengan menggunakan media yang menarik dan menyenangkan akan
mempermudah anak dalam
mengungkapkan bahasa lisan maupun tulisan dimana anak akan dapat mengungkapkan atau menceritakan dan menjawab pertanyaan berdasarkan media gambar yang disediakan oleh guru sehingga dapat mempermudah pengertiannya mengenai arti dan makna dari suatu cerita atau gambar yang akan diungkapkan.
Walaupun penggunaan media pembelajaran sudah diketahui sejak dahulu namun sering diabaikan pengunaannya sehingga program pembelajaran berlangsung sangat lambat.
Itu dapat dibuktikan dengan hasil yang memuaskan dalam belajar akan didapatkan apabila pengunaan media yang telah direncanakan dengan baik.
Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat didefinisikan beberapa permasalahan sebagai berikut: (1) pengungkapan bahasa anak di kelas sangat rendah, (2) metode yang digunakan oleh guru tidak bervariasi dan lama, (3) media yang digunakan tidak
menarik sehingga tidak membantu proses pembelajaran dan terkesan monoton.
Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukanlah suatu tindakan agar pengembangan perkembangan mengungkapkan bahasa anak dapat meningkat, guru dapat menggunakan metode yang cocok untuk meningkatkan perkembangan mengungkapkan bahasa.selain metode yang cocok perlu dibarengi dengan pemilihan media yang sesuai dan menarik bagi anak.
Penggunaan media gambar dapat dilaksanakan, sehingga dapat menambah pembendaharaan kata lebih banyak, mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
Menurut Winaputra (dalam Sugiyono, 2008) mengemukakan bahwa metode adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perencanaan pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Metode picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2010:89).
Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah yang mendapat poin.
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut (Agus, 2009:125) terdapat enam langkah yaitu: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Memberikan materi pengantar
sebelum kegiatan. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi). Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.
Hamalik (1980) mengatakan media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”..
Sadiman (1990) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sudjana (1991:8), mengatakan media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ada dalam komponen metodologisebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar.
Alasan mempergunakan media gambar adalah media ini akan dapat menarik perhatian anak, anak akan ingin tahu apa yang terdapat di dalam gambar tersebut, dimana pada media gambar tersebut dibuat dengan warna dan gambar-gambar yang berhubungan dengan huruf vokal dan konsonan, dalam perwarnaannya gambar diberi warna yang bagus agar gambar menarik bagi anak. Dengan media ini mereka bisa memiliki pembendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, gambar-gambar yang disediakan berada di sekitar lingkungan anak sendiri, dan disesuai dengan tema yang ada, kemudian anak mulai mengkomunikasikan isi dari gambar apa yang dilihatnya dan mencarikan atau mengelompokkan macam-macam gambar yang memiliki bunyi yang sama dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, bagaimana, berapa, dsb. Anak akansenang dengan media yang ditunjukan oleh guru dan akan dapat menarik perhatian anak untuk mengikuti kegiatan didalam kelas.
Menurut Tegeh (2008) Media grafis atau graphic material adalah suatu media visual yang menggunakan titik-titik, garis- garis, gambar-gambar, tulisan, atau symbol visual yang lain dengan maksud untuk menikthisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data kejadian.
Batasan tersebut member gambaran bahwa media grafis merupakan media dua dimensi yang dapat dinikmati dengan menggunakan indra pengelihatan.
Media gambar atau sering juga disebut media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.Bentuk umun dari media gambar terangkum dalam pengertian dari media grafis.Karena media gambar merupakan bagian dari pembuatan media grafis.Sebelum kita nengetahui lebih lanjut mengenai media gambar ada baiknya kita mengetahui lebih dahulu pengertian dari media grafis.
Badudu (1989) menyatakan bahwa:
Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya.Bahasa sebagai suatu sistem lambang bunyi yang besifat arditrer (mana suka) digunakan masyarakat dalam rangka untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifiksikan diri. Berbahasa berarti menggunakan bahasa berdasarkan pengetahuan individu tentang adat dan sopan santun.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester II tahun pelajaran 2013/2014 pada bulan Maret 2014. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Kelompok B di Taman Kanak-kanak Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan dalam kegiatan pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah anak Taman Kanak- kanak Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 16 orang dengan 9 orang anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah perkembangan anak berbantuan media gambar dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak pada anak kelompok B semester II tahun pelajaran
2013/2014 di Taman Kanak-kanak Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan dalam kegiatan pembelajaran perkembangan bahasa.
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK), menurut Agung (2010:2) “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional”. Suyanto (2007:1) mengemukakan bahwa: PTK merupakan salah satu upaya praktis dalam bentuk melakukan kegiatan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. PTK merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru sehari-hari dilapangan atau kelas sehingga merupakan hal yang merupakan yang mereka kenal dan hayati dengan baik. Singkatnya, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan sebagai refleksi pengajaran dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada saat ini.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada proses belajar mengajar. Metode observasi adalah suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang suatu objek tertentu (Agung, 2010:68).
Pengamatan dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek yang ada pada diri anak yang berkaitan pada kegiatan pelaksanaan program dengan menggunakan instrumen penilaian berupa lembar observasi. Untuk itu, peneliti harus memiliki rincian yang jelas sesuai dengan Permendiknas No 58 Tahun 2009Untuk pengumpulan data tentang perkembangan berbahasa anak penulis menggunakan metode observasi. Metode observasi adalah suatu cara adalah suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang objek tertentu (Agung,2010).
Dalam mendapatkan sebuah data yang diinginkan dalam penelitian ini maka disusun kisi-kisi instrumen penilaian untuk memudahkan proses penelitian yang dilakukan. Dengan menggunakan kisi-kisi ini sebagai instrumen pengumpulan data, diperlukan juga lembar observasi untuk penilaian anak agar penlitian ini dapat berjalan dengan baik. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian penerapan metode picture and picture berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa
Tabel 1. Instrumen Penelitian Perkembangan Bahasa
No Variabel Indikator
1. Perkembangan Berbahasa
Menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dimana, berapa, dsb.
Mengelompokkan macam-macam gambar yang mempunyai bunyi yang sama.
Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri.
Menghubungkan dan menyebutkan tulisan
sederhana dengan simbol yang melambangkannya.
Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi.
Tabel 2. Rubrik Penskoran Peningkatan Perkembangan Bahasa
No Indikator
Skor
1 Menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dimana, berapa, dsb.
2 Mengelompokkan macam-macam gambar yang mempunyai bunyi yang sama.
3 Bercerita tentang gambar yang disediakan atau yang dibuat sendiri.
4 Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang
melambangkannya.
5 Menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi.
Tabel 3. Pedoman Penskoran
No Tanda Makna Skor
1 Berkembang Sangat
Baik
4
2 Berkembang Sesuai
Harapan
3
3 Mulai Berkembang 2
4 Belum Berkembang 1
Permendiknas No. 58, 2009:1 )
Setelah data terkumpul maka dilakukan analisis data, dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis statistik adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti frekuensi, grafik, angka rata-rata (mean), median (Md), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum.
Metode analisis statistik kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara
sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2011).
Metode analisis statistik kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahnya perkembangan bahasa anak TK dengan permainan kartu huruf.
Tingkatan perkembangan berbahasa anak Taman Kanak-kanak dengan permainan kartu huruf dapat ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata- rata persen ke dalam PAP skala lima dengan kriteria sebagai berikut.
Tabel 4 Pedoman PAP Skala Lima tentang Perkembangan Bahasa Anak Persentase Kriteria PERKEMBANGAN Berbahasa
90-100 80-89 65-79 55-64 0-54
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber:Agung (2010: 12)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok B TK Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan dengan jumlah siswa 16 orang.. Penelitian ini dilaksanakan 2 bulan dari tanggal 1 Maret 2014 sampai 30 April 2014. Data perkembangan bahasa anak disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima.
Pada siklus I diperoleh rata-rata (mean) sebesar 9,88, nilai tengah (median) sebesar 8,00, dan nilai yang paling banyak muncul (modus) sebesar 8,00. Jika, nilai mean, median, dan modus tersebut digambarkan kedalam kurve poligon, maka akan membentuk kurve kurve juling positif (M>Md>mo).
Gambar 1. Kurve Poligon Siklus I
Perbandingan rata-rata presentase yang diperoleh yaitu 49,4% berada pada tingkat penguasaan 0-54% yang berarti bahwa hasil perkembangan bahasa anak dengan penerapan metode picture and
Picture berbantuan media gambar pada anak kelompok B di TK Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan pada siklus I berada pada kriteria sangat rendah.
Pada siklus II diperoleh rata-rata (mean) sebesar 17,88, nilai tengah (median) sebesar 18,50, dan nilai yang paling banyak muncul (modus) sebesar 19,00. Jika, nilai mean, median, dan modus tersebut digambarkan ke dalam kurve poligon, maka akan membentuk kurve poligon juling negatif (M<Md<Mo).
Untuk menentukan tingkat belajar siswa, maka rata-rata dibandingkan dengan kriterian Penilaian Acuan Patokan.
Gambar 2. Kurve Poligon Siklus II Perbandingan rata-rata presentase yang diperoleh yaitu 89,4 %, berada pada tingkat penguasaan 80-89% yang berarti bahwa hasil perkembangan bahasa anak pada siklus II berada pada kriteria tinggi.
Pembahasan
Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan metode picture and picture Md,Mo=8,00
M=9,88
Md=18,50
Mo=19,00 M=17,88
berbantuan media gambar ternyata dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak. Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai perkembangan bahasa anak dapat diuraikan sebagai berikut.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskritif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase perkembangan bahasa anak dengan penerapan metode picture and picture berbantuan media gambar pada anak kelompok B Semester II di TK Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan pada siklus I sebesar 49,4 % dan rata-rata persentase perkembangan bahasa dengan penerapan metode Picture and Picture berbantuan media gambarpada anak kelompok B di TK Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan pada siklus II sebesar 89,4 % ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase perkembangan bahasa anak dari siklus I ke siklus II sebesar 49,4 % (kriteria sangat rendah) menjadi 89,4% (kriteria tinggi).
Terjadinya peningkatan perkembangan bahasa anak pada saat penerapan metode picture and pictureberbantuan media gambar yang menarik dalam penelitian tindakan kelas (ptk) disebabkan oleh rasa tertarik anak pada kegiatan dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa dengan penerapan metode picture and picture berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak pada kelompok B Semester II di TK Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan, dan oleh karenanya strategi pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.
Apabila guru menerapkan kombinasi metode yang tepat menggunakan berbagai media yang menarik seperti media gambar anak akan merasa senang sehingga mereka menyenangi kegiatan yang diberikan oleh guru.
Hal ini akan meningkatkan dorongan atau motivasi anak untuk bermain sambil belajar sehingga pada akhirnya mereka dapat mengungkapkan sehingga mereka akan dapat mengkomunikasikan secara lisan tentang gambar yang di kaitkan
dengan suasana di lingkungan sekitar anak, menjawab pertanyaan tentang keterangan atau informasi, menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dimana, berapa, dsb, mengelompokkan macam-macam gambar yang mempunyai bunyi yang sama, bercerita tentang gambar yang di sediakan atau dibuat sendiri, menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bahwa penerapan metode picture and picture berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan berbahasa pada anak Kelompok B Tahun Pelajaran 2013/2014 Di Taman Kanak-kanak Tunas Mekar I Tegal Jadi Marga Tabanan dapat meningkatkan persentase hasil belajar anak. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan PERKEMBANGAN Bahasa pada anak pada siklus. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I, dapat diketahui pencapaian perkembangan Bahasa berbantuan media Gambar sebesar 49,40% menjadi sebesar 89,40%
pada siklus II yang berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
Kepada siswa disarankan dalam melakukan kegiatan metode picture and picture berbantuan media gambar lebih aktif dan lebih memperhatikan sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar dan siswa mampu melakukan kegiatan dengan baik dan benar.
Kepada guru, disarankan lebih kreatif dalam mengembangkan dan memilih metode pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan berbahasa anak sehingga metode dan metode yang dipilih lebih menarik, mudah dimengerti dan inovatif bagi siswa.
Kepada Kepala Sekolah, disarankan agar mampu memberikan informasi tentang metode pembelajaran dan media
belajar pada proses pembelajaran yang nantinya mampu meningkatkan perkembangan berbahasa anak.
Kepada peneliti lain hendaknya dapat melaksanakan PTK dengan berbagai metode dan media pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam melakukan suatu penelitian berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Agung, A. A. Gede.2010.Bahan Kuliah Statistik Deskriptif. Singaraja:
Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
---, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar.
Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
Badudu, JS. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Jakarta:
PT. Gramedia.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Miarso, Yusuhadi. 2007, Landasan
Falsafah dan Teori Tekknologi Pendidikan. makalah untuk bahan kuliah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Proses Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.http://history22education.wor dpress.com – Blog History Education Tegeh, I M. 2006. Pengembangan Paket Pembelajaran dengan Model Dick &
Carey Mata Kuliah Sinetron
Pendidikan Program S1 Teknologi Pendidikan IKIPN Singaraja. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.