• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARASETAMOL ACETAMINOPHEN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ACETAMINOPHEN

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (1)

Derivatif Para-Aminophenol 1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,2,3)

Acetominophen; 4’-Hydroxyacetanilide; p-Acetylaminophenol;

P-Acetamidophenol; 4-Acetamidophenol; N-(4-Hydroxyphenyl) acetamide;

APAP; N-Acetyl-4-aminophenol; N-acetyl-para-aminophenol; Paracetamolis;

Parasetamoli; Acetaminofeno; Asetaminofen; Paracetamolum, APAP, 4- hydroxy acetanilide, N-Acetyl-P-amino phenol

1.3. Nomor Identifikasi (1,2,3,6)

No. CAS= 103-9-02; No. EC= 203-157-5; No. RTECS= AE4200000

2. PENGGUNAAN (3)

Obat penurun panas dan penahan sakit.

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran

Kulit, mata, pencernaan, pernafasan, hati, ginjal, sistem metabolik, sistem saraf, sistem kardiovaskular dan hematologi.

3.2. Rute Paparan

3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (2,4)

Sedikit berbahaya jika terhirup dan dapat menyebabkan batuk.

3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (4)

Dapat menyebabkan iritasi kulit

(2)

3.2.1.3. Kontak dengan Mata (2)

Dapat menyebabkan mata merah dan iritasi 3.2.1.4. Tertelan (4)

Sedikit berbahaya jika tertelan 3.2.2. Paparan Jangka panjang

3.2.2.1. Terhirup

Data tidak tersedia 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit

Data tidak tersedia 3.2.2.3. Kontak dengan Mata

Data tidak tersedia 3.2.2.4. Tertelan (1,5)

Overdosis kronik, misalnya konsumsi beberapa dosis tinggi pada terapi parasetamol selama 1 sampai 2 hari atau overdosis kecil selama periode waktu yang singkat, dapat menyebabkan kerusakan hati sedang atau bahkan parah.

Perhatian medis diperlukan pada anak-anak 6 tahun atau dibawahnya, yang menelan 200 mg/kg atau lebih selama satu periode 24 jam, 150 mg/kg setiap 24 jam untuk 48 jam sebelumnya, atau 100 mg/kg setiap 24 jam selama 72 jam.

Perhatian medis diperlukan pada orang dewasa dan anak di atas 6 tahun yang menelan sedikitnya dari 10 g atau 200 mg/kg atau lebih selama 24 jam, sekurang-kurangnya dari 6 g atau 150 mg/kg setiap 24 jam untuk 48 jam sebelumnya, atau lebih dari 4 g atau 100 mg/kg setiap 24 jam pada pasien dengan faktor risiko predisposisi. Dosis toksik pada orang dewasa adalah 6 – 7 gram.

4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas

4.1.1. Data pada Hewan (1)

LD50 oral-mencit 338 mg/kg; LD50 oral-tikus 2,400 mg/kg; LD50

IntraParenteral(IP)-mencit 367 mg/kg; LD50 IntraParenteral(IP)-tikus 1,205 mg/kg; LD50 Subcutane(SC)-mencit 310 mg/kg.

(3)

Paparan akut:

 Anak 6 tahun – dewasa: sekurang-kurangnya 10 g atau 200 mg/kgBB dalam waktu kurang dari 8 jam.

 Anak ≤ 6 tahun: 200 mg/kgBB dalam waktu kurang dari 8 jam.

Gejala:

 Fase 1: ½ - 24 jam pertama, mual, muntah, lemas, anoreksia, diaforesis.

 Fase 2: 24-72 jam: gejala sebelumnya ditambah sakit pada bagian dada atas, menandakan kerusakan hati (karena enzim tranaminase naik), INR naik, gangguan ginjal namun kadar urea dalam darah tetap rendah.

 Fase 3: 72-96 jam: gejala nekrosis centrilobular hati mengakibatkan gangguan koagulasi, hipoglikemia, metabolik asidosis, jaundice, gangguan ginjal, komplikasi jantung, di fase ini bisa terjadi hepatic encephalophaty.

 Fase 4: 4 hari – 2 minggu pasca menelan, gangguan ginjal dan hati masih terus terjadi.

4.2. Data Karsinogenik (3)

IARC= 3–Group 3 yaitu tidak diklasifikasikan untuk karsinogenisitas pada manusia (Parasetamol)

4.3. Data Tumoregenik Data tidak tersedia 4.4. Data Teratogenik (4) Data tidak tersedia 4.5. Data Mutagenik (3,4) Data tidak tersedia

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN 5.1. Terhirup (4)

Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

(4)

5.2. Kontak dengan Kulit (4)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.

Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.3. Kontak dengan Mata (4)

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

5.4. Tertelan (4)

Jangan lakukan induksi muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Cuci mulut menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kendurkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau kemban.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (7)

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

6.2. Dekontaminasi

6.2.1. Dekontaminasi Mata (7)

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9%

diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

(5)

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku) (7) - Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati- hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut 6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal (1)

- Arang aktif hanya diindikasikan jika:

o Korban sadar,

o Pasien dewasa yang kooperatif o Pada waktu 2 jam pasca keracunan,

o Jika tertelan sebanyak minimal 10 gr atau 200 mg/kgBB o Bentuk sediaan obat yang tertelan berupa sediaan padat

(tablet, kapsul)

Dosis: Anak-anak = 1 – 2 g/kg BB secara oral Dewasa = 5 – 100 gram secara oral - Emesis (merangsang muntah) tidak boleh dilakukan.

6.3. Antidotum (1)

N-acetylcysteine biasanya diberikan secara intravena dalam dekstrosa 5%

dalam air. Namun, ½ gram normal ( 0,45 % ) bisa diganti dengan garam.

(6)

Dosis Anak-anak:

Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang:

150 mg/kg dalam 3 mL/kg larutan dekstrosa 5 %selama 15 sampai 60 menit Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 7 mL/kg dari 5 % dextrose lebih dari 4 jam Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 7 mL/kg dari 5 % dextrose lebih dari 8 jam Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 7 mL/kg dari 5 % dextrose lebih dari 8 jam Anak-anak dengan berat badan >20 sampai <40 kg:

150 mg/kg dalam 100 mL larutan dekstrosa 5% selama 15 sampai 60 menit Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 250 mL dekstrosa 5% lebih dari 4 jam

Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 250 mL dekstrosa 5% lebih dari 8 jam Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 250 mL dekstrosa 5% lebih dari 8 jam Dengan tetap memantau keseimbangan cairan dan elektrolit Dosis Dewasa:

Tatalaksana:

150 mg/kg dalam 200 mL cairan pengencer IV selama 15 sampai 60 menit Diikuti oleh 50 mg/kg dalam 500 mL cairan pengencer IV diberikan selama lebih dari 4 jam.

Diikuti oleh 100 mg/kg dalam 1.000 mL cairan pengencer diberikan selama lebih dari 16 jam.

7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan

Parasetamol / Paracetamol 7.2. Deskripsi (1,3,6)

Rumus molekul C8H9NO2; Berat molekul 151,16 g/mol; Berat Jenis 1.293 (air=1); Titik lebur 169-170 oC; Titik didih >500 oC; Oktanol / Koefisien partisi air (P) log P 0,49. Penampilan kristal berwarna atau bubuk kristal putih.

Sangat sedikit larut dalam air dingin; cukup larut dalam air panas;

7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risikodan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat NFPA (Skala 0-4) (4)

Kesehatan 1 = tingkat keparahan rendah

(7)

Reaktivitas 0 = tidak reaktif

7.3.2. Klasifikasi EC (Frasa Risiko dan Frasa Keamanan) (3) R22 : berbahaya jika tertelan

R36/37/38 : mengiritasi mata, sistem pernafasan dan kulit S26 : jika kontak dengan mata, bilas segera dengan

banyak air dan hubungi dokter

S36 : kenakan pakaian pelindung yang cocok

7.3.3. Klasifikasi GHS(3)

Tanda : Peringatan (warning) Pernyataan Bahaya

H302 : bahaya jika tertelan

H315 : dapat menyebabkan iritasi kulit

H319 : dapat menyebabkan iritasi mata yang serius H335 : dapat menyebabkan iritasi pernafasan Pernyataan Kehati-hatian

P261 : hindari menghirup debu

P305+P351+P338 : Jika di mata: bilas dengan hati-hati dengan air selama beberapa menit. Lepas lensa kontak, jika digunakan dan mudah dilakukan. Lanjutkan membilas.

8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas (3)

Produk bersifat stabil

8.2. Kondisi yang Harus Di Hindari (3) Data tidak tersedia

8.3. Bahan Tak Tercampurkan (3) Zat oksidator

8.4. Dekomposisi (3) Data tidak tersedia 8.5. Polimerisasi (4)

Tidak terpolimerasi

(8)

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1. Ventilasi (4)

Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Sediakan ventilasi yang memadai di tempat penyimpanan atau ruangan tertutup.

9.2. Perlindungan Mata (3)

Kacamata pengaman dengan pelindung yang menutupi sebagian wajah atau yang menutupi seluruh wajah jika ada kemungkinan terpercik bahan kimia. Sediakan kran pencuci mata darurat serta semprotan air deras dekat dengan tempat kerja.

9.3. Pakaian (3)

Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Perlindungan tubuh disesuaikan dengan aktivitas serta kemungkinan terjadinya paparan, misalnya pelindung kepala, apron, sepatu boot, pakaian yang tahan bahan kimia.

9.4. Sarung Tangan(3)

Sarung tangan yang tahan bahan kimia.

9.5. Respirator(3)

Kenakan pelindung pernapasan jika ventilasi tidak memadai. Kenakan respirator partikel/ uap organik yang direkomendasikan NIOSH (atau yang setara).

10. DAFTAR PUSTAKA

1. http://toxinz.com/Spec/2373544 (diunduh Juli 2013)

2. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics1330.htm (diunduh Juli 2013) 3. http://www.sigmaaldrich.com/ (diunduh Juli 2013)

4. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9922771 (diunduh Juli 2013) 5. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, 5th Edition, McGraw Hill Companies,

Inc., USA, 2004.

6. http://www.cdc.gov/niosh/ipcsneng/neng1330.html (diunduh Juli 2013)

7. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001

Referensi

Dokumen terkait

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia

Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%) selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%), dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan